• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Di Apotek Pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Di Apotek Pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi Medan"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI KOMUNITAS

di

APOTEK PELENGKAP No. 14 RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

Disusun oleh:

Fitriana Silitonga, S. Farm 073202029

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI

(2)

Lembar Pengesahan

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

APOTEK PELENGKAP No. 14 RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan

Disusun oleh :

Fitriana Silitonga, S. Farm 073202029

Disetujui Oleh: Pembimbing,

Drs. Sarjo Haryono, Apt. Apoteker Pengelola Apotek

Pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi Medan

(3)

NIP. 131 283 716 KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Praktek Kerja Profesi (PKP) dan penyusunan Laporan Praktek Kerja Profesi (PKP) di Apotek Pelengkap No. 14 Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan.

Penulis mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang tak terhingga atas segala bimbingan dan arahan selama melakukan PKP Apoteker di Apotek Pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi Medan. Penghargaan ini dipersembahkan kepada:

2. Bapak Drs. Hendra Farma Johar, M.Si., Apt., selaku Manajer Bisnis PT. Kimia Farma Apotek Medan, Bapak Drs. Sarjo Haryono, Apt., selaku Manajer Apotek Pelayanan di Apotek pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi Medan beserta staf. 1 Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi

USU Medan dan Bapak Drs. Wiryanto, MS., Apt. selaku koordinator Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi USU.

Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT membalas budi baik Bapak dan Ibu, dan laporan ini dapat menjadi kontribusi yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang farmasi.

(4)

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... vi

RINGKASAN... vii

BAB I. PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar belakang... 1

1.2 Tujuan ... 2

BAB II. TINJAUAN UMUM APOTEK... 3

2.1 Aspek Administrasi dan Perundang-undangan Pendirian Apotek 3

2.2 Aspek Manajerial... 4

2.2.1 Administrasi... 4

2.2.1.1 Administrasi Pembukuan... 4

2.2.1.2 Pengelolaan Resep………. 4

2.2.2 Pengelolaan Perbekalan Farmasi……… 4

2.2.2.1 Perencanaan Pengadaan………. 5

2.2.2.2 Cara Pemesanan/Pengadaan……….. 6

2.2.2.3 Penyimpanan/Pergudangan………... 7

(5)

2.2.2.5 Laporan Pemakaian Narkotika/Psikotropika…… 8

2.2.2.6 Pengelolaan Obat Rusak dan Kadaluarsa... 8

2.2.3 Pengelolaan Sumber Daya Manusia... 8

2.3 Aspek Pelayanan Kefarmasian (Pharmaceutical Care)... 9

2.3.1 Pelayanan Resep... 9

2.3.2 Promosi dan Edukasi... 10

2.3.3 Pelayanan Residensial... 10

2.4 Perpajakan... 10

BAB III. KIMIA FARMA... 12

3.1 Sejarah Kimia Farma... 12

3.2 Bisnis Kimia Farma... 12

3.2.1 Holding... 12

3.2.2 Anak Perusahaan……….. 15

3.2.2.1 PT Kimia Farma Trading and Distribution……. 15

3.2.2.2 PT Kimia Farma Apotek………. 15

3.3 PT Kimia Farma Apotek Bisnis Manajer Medan... 16

3.4 Apotek Kimia farma No. 14 RS Pirngadi Medan... 18

3.4.1 Struktur Organisasi... 18

3.4.2 Lokasi... 18

3.4.2 Pengadaan Perbekalan Farmasi dan Kelengkapan Produk 19

3.4.2.1 Pembuatan Buku Defekta Barang... 19

3.4.2.2 Perencanaan Pembelian... 19

3.4.2.3 Prosedur Pembelian……... 19

(6)

3.4.2.5 Penyimpanan... 20

3.4.3 Pelayanan... 21

BAB IV. PETA PASAR... 22

4.1 Konsep Pemasaran... 23

4.2 Stratrgi Pemasaran... 25

BAB V. PELAYANAN RESEP DAN SWAMEDIKASI... ... 30

5.1 Pelayanan Resep ... 30

5.2 Swamedikasi ... 49

BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN... 60

5.1 Hasil ... 60

5.2 Pembahasan... 64

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN... 68

7.1 Kesimpulan... 68

7.2 Saran... 69

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Tabel Struktur Organisasi Apotek Kimia Farma Pelengkap 14

RSU Dr. Pirngadi Medan... 18

Tabel 5.1.1 Spesialite Obat untuk Resep 1 ... 31

Tabel 5.1.2 Spesialite Obat untuk Resep 2 ... 35

Tabel 5.1.3 Spesialite Obat untuk Resep 3 ... 39

Tabel 5.1.4 Spesialite Obat untuk Resep 4 ... 42

Tabel 5.1.5 Spesialite Obat untuk Resep 5 ... 46

Tabel 5.2.1 Spesialite Obat Kasus 1 ... 49

Tabel 5.2.2 Spesialite Obat Kasus 2 ... 50

Tabel 5.2.3 Spesialite Obat Kasus 3 ... 51

Tabel 5.2.4 Spesialite Obat Kasus 4 ... 52

Tabel 5.2.5 Spesialite Obat Kasus 5 ... 53

Tabel 5.2.6 Spesialite Obat Kasus 6 ... 54

Tabel 5.2.7 Spesialite Obat Kasus 7 ... 55

Tabel 5.2.8 Spesialite Obat Kasus 8 ... 56

Tabel 5.2.9 Spesialite Obat Kasus 9 ... 57

Tabel 5.2.10 Spesialite Obat Kasus 10 ... 58

Tabel 6.1 Jumlah dokter yang dinas di RSPM... 60

Tabel 6.2 Jumlah Pasien Rawat Jalan di RSPM Bulan Juni 2008…… 61

(8)

Tabel 6.4 Jumlah Resep, Omset dan Share bulan Juni 2008………... 63 Tabel 6.5 Daftar Jumlah Pasien Rawat Inap Di RSU.Dr.Pirngadi Medan

(9)

RINGKASAN

Penulis melakukan Praktek Kerja Profesi (PKP) Apotek BUMN di Apotek Pelengkap No. 14 Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, Jalan H.M. Yamin No. 47 Medan pada tanggal 24 Juni 2008 sampai 22 Juli 2008.

PKP ini bertujuan agar calon apoteker dapat melihat dan mengetahui secara langsung pengelolaan Apotek Kimia Farma baik dalam bidang manajemen maupun dalam hal pelayanan kefarmasian.

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.0Latar Belakang

Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional bertujuan untuk tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan meliputi upaya kesehatan dan sumber dayanya, harus dilakukan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan guna mencapai hasil yang optimal.

Obat merupakan salah satu unsur penting dalam penyelenggaraan upaya kesehatan sehingga untuk mendukung peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan, dalam pelaksanaan upaya-upaya di bidang obat harus diperhatikan aspek sosialnya dan diarahkan secara terpadu, serasi dan saling mengisi antara pemerintah dan masyarakat.

(11)

Peraturan Pemerintah RI nomor 25 tahun 1980, secara tegas menempatkan posisi apoteker sesuai dengan profesi dan tanggung jawabnya baik dari segi kefarmasian maupun dari segi hukum.

Apoteker sebagai pengelola dan penanggung jawab apotek dituntut untuk memiliki tidak saja kemampuan teknis kefarmasian tetapi lebih kearah kemampuan manajerial dan kepemimpinan yang baik, karena apoteker di sebuah apotek adalah seorang pemimpin yang senantiasa dijadikan teladan dan tempat bertanya bagi para bawahannya.

Menyadari pentingnya peran apoteker tersebut, maka Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan menyelenggarakan Praktek Kerja Profesi (PKP) kepada calon Apoteker di Apotek Kimia Farma. Adapun Praktek Kerja Profesi dilaksanakan mulai tanggal 24 Juni 2008 hingga 22 Juli 2008 di Apotek Kimia Farma No. 14 Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan.

1.2 Tujuan

Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKP) bagi calon Apoteker di apotek mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Mahasiswa memahami peran dan fungsi Apoteker di apotek.

(12)

BAB II

TINJAUAN UMUM APOTEK

3.1 Aspek Administrasi dan Perundang-undangan Pendirian Apotek

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1027/Menkes/SK/IX/2004, apotek adalah tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.

Perencanaan pendirian apotek diawali dengan studi kelayakan untuk melihat kelayakan usaha sebelum usaha itu didirikan. Studi kelayakan (Feasibility Study) adalah penelitian tentang layak atau tidaknya suatu usaha dilaksanakan.

Peletakan pondasi manajemen yang kuat ditandai dengan perencanaan yang matang, menyeluruh dan mengungkap suatu realita (bersifat realistis). Ada beberapa pertimbangan yang menjadikan studi kelayakan bersifat realistis antara lain: jumlah penduduk, pola transportasi, pola penyakit wilayah tersebut, tingkat kesehatan masyarakat, jumlah apotek yang sudah ada, adanya fasilitas kesehatan umum (Rumah sakit, puskesmas, praktek dokter swasta), tingkat pendidikan masyarakat. Dapat pula digunakan metode analisis SWOT (Strengths = kekuatan,

(13)

Studi kelayakan dilakukan untuk meyakinkan bahwa semua sumber daya dan keahlian dapat digunakan untuk mendirikan sebuah apotek. Selain memuat beberapa persyaratan pendirian apotek yang telah dipenuhi, hal terpenting dari studi kelayakan adalah prospek pemasaran.

2.2 Aspek Manajerial 2.2.1 Administrasi

2.2.1.1 Administrasi pembukuan

Administrasi pembukuan di apotek meliputi: 1. Administrasi umum

Pencatatan, pengarsipan, pelaporan narkotika, psikotropika dan dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Administrasi pelayanan

Pengarsipan resep, pengarsipan catatan pengobatan pasien, pengarsipan hasil monitoring penggunaan obat.

2.2.1.2 Pengelolaan Resep

Apotek wajib menyimpan resep minimal selama 3 tahun dan dapat memberikan informasi kembali tentang resep tersebut apabila konsumen atau dokter penulis resep tersebut memerlukannya.

2.2.2 Pengelolaan Perbekalan Farmasi

(14)

2.2.2.1 Perencanaan pengadaan

Sesuai KepMenKes No. 1027 tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di apotek, maka dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi perlu memperhatikan:

1. Pola penyakit. Perlu memperhatikan dan mencermati pola penyakit yang timbul di sekitar masyarakat sehingga apotek dapat memenuhi kebutuhan masyarakat tentang obat-obat untuk penyakit tersebut.

2. Tingkat perekonomian masyarakat. Tingkat ekonomi masyarakat di sekitar apotek juga akan mempengaruhi daya beli terhadap obat-obatan.

3. Budaya masyarakat. Pandangan masyarakat terhadap obat, pabrik obat, bahkan iklan obat dapat mempengaruhi dalam hal pemilihan obat-obatan khususnya obat-obatan tanpa resep. Demikian juga dengan budaya masyarakat yang lebih senang berobat ke dokter, maka apotek perlu memperhatikan obat-obat yang sering diresepkan oleh dokter tersebut.

Dalam perencanaan pengadaan ini, ada empat metode yang sering dipakai yaitu:

1. Metode epidemiologi. Perencanaan dengan metode ini dibuat berdasarkan pola penyebaran penyakit dan pola pengobatan penyakit yang terjadi dalam masyarakat sekitar.

(15)

dikelompokan dalam kelompok fast moving (cepat beredar) maupun slow moving (lambat beredar).

3. Metode kombinasi. Metode ini merupakan gabungan dari metode epidemiologi dan metode konsumsi. Perencanaan pengadaan barang dibuat berdasarkan pola penyebaran penyakit dan melihat kebutuhan sediaan farmasi periode sebelumnya.

4. Metode Just In Time. Perencanaan ini dilakukan saat obat dibutuhkan dan obat yang ada di apotek dalam jumlah terbatas. Perencanaan ini untuk obat-obat yang jarang dipakai atau diresepkan dan harganya mahal serta memiliki waktu kadaluarsa yang pendek.

2.2.2.2 Cara Pemesanan/pengadaan

Beberapa pertimbangan yang harus dilakukan Apoteker Pengelola Apotek di dalam melaksanakan perencanaan pemesanan barang, yaitu memilih Pedagang Besar farmasi yang memberikan keuntungan dari segala segi, misalnya harga yang ditawarkan sesuai (murah), ketepatan waktu pengiriman, diskon dan bonus yang diberikan sesuai (besar), jangka waktu kredit yang cukup, serta kemudahan dalam pengembalian obat-obatan yang hampir kadaluarsa (ED).

(16)

2.2.2.3 Penyimpanan/pergudangan

Obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru, wadah sekurang-kurangnya memuat nomor batch dan tanggal kadaluarsa.

Semua obat dan bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai, layak dan menjamin kestabilan obat/bahan obat tersebut.

2.2.2.4 Penjualan

Penjualan atau pengeluaran obat memakai sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expire First Out).

Desain apotek yang baik akan menarik keinginan konsumen untuk mengetahui lebih dalam segala sesuatu yang ditawarkan oleh apotek tersebut. Suasana apotek dapat dibangun melalui sistem pencahayaan, pengaturan tata letak, dan penataan atau pengaturan barang dagangan yang baik yang akan menarik pelanggan.

Tata cara penataan perbekalan farmasi (obat) di apotek dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:

a. Di ruang peracikan atau penyiapan obat (ethical counter)

Dalam menata perbekalan farmasi di ethical counter perlu diperhatikan peraturan yang berlaku yaitu obat-obat golongan narkotika dan psikotropika harus dipisahkan dan disimpan pada lemari tersendiri, sedangkan untuk obat ethical

(17)

b. Di ruang penjualan obat bebas (OTC counter)

Dalam menata perbekalan farmasi di OTC counter yang perlu diperhatikan antara lain adalah estetika yaitu seni keindahan dalam menata dan mendesain rak atau lemari obat bebas, bebas terbatas (OTC) agar dapat menimbulkan rasa ingin tahu dan membeli bagi setiap konsumen yang datang ke apotek. Lay out juga harus diperhatikan yaitu tata letak, susunan barang yang dapat memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi konsumen dalam memperoleh obat yang dibutuhkan.

2.2.2.5 Laporan Pemakaian Narkotika/Psikotropika

Apotek membuat laporan pemakaian narkotik dan psikotropik berdasarkan dokumen penerimaan dan pengeluarannya setiap bulan. Untuk obat-obat golongan narkotika, pelaporan dilakukan sekali dalam sebulan, selambat-lambatnya tanggal 10 setiap bulannya. Sedangkan untuk obat-obat psikotropika, pelaporannya dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu tiap 6 bulan. Laporan-laporan ini ditandatangani oleh APA lalu diberi stempel apotek, difoto kopi rangkap 4, 1 lembar untuk pertinggal.

2.2.2.6 Pengelolaan Obat Rusak dan Kadaluarsa

Obat rusak atau kadaluarsa dapat dimusnahkan dengan cara: membuat berita yang ditandatangani oleh saksi dari pemerintah (balai POM atau Dinkes) dan dilaporkan kepada Direktorat Jenderal pengawasan Obat dan Makanan dengan tembusan kepala Dinas Kesehatan Dati II.

2.2.3 Pengelolaan Sumber Daya Manusia

(18)

senantiasa harus memiliki kemampuan menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik, mengambil keputusan yang tepat, kemampuan berkomunikasi antar profesi, menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi multidisipliner, kemampuan mengelola SDM secara efektif, selalu belajar sepanjang karier, dan membantu memberi pendidikan dan memberi peluang untuk meningkatkan pengetahuan.

2.3 Aspek Pelayanan Kefarmasian (Pharmaceutical Care) 2.3.1 Pelayanan resep

Skrining resep

Apoteker melakukan skrining resep yang meliputi persyaratan administrasi, kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis. Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan.

Penyiapan obat

Penyiapan obat meliputi peracikan, etiket, kemasan obat yang diserahkan, penyerahan obat, informasi obat, konseling, dan monitoring penggunaan obat.

Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien.

(19)

jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi.

Apoteker juga harus memberikan konseling, mengenai sediaan farmasi, pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan yang salah sediaan farmasi atau perbekalan kesehatan lainnya.

Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus melaksanakan pemantauan (monitoring) penggunaan obat terutama untuk pasien tertentu seperti TBC, diabetes, kardiovaskular dan penyakit kronis lainnya.

2.3.2 Promosi dan Edukasi

Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, apoteker harus berpartisipasi secara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu memberikan informasi, antara lain dengan penyebaran leaflet/brosur, poster, penyuluhan, dan lain-lainnya.

2.3.3 Pelayanan residensial (Home Care)

Apoteker sebagai care giver diharapkan juga dapat melakukan pelayanan kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya. Untuk aktivitas ini apoteker harus membuat catatan berupa catatan pengobatan (medication record). 2.3.4 Perpajakan

(20)

perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah dan dipergunakan untuk kepentingan masyarakat.

(21)

BAB III KIMIA FARMA

1.1 Sejarah Kimia Farma

Kimia Farma merupakan pioneer dalam industri farmasi Indonesia. Cikal bakal perusahaan dapat dirunut balik ke tahun 1917, ketika NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co, perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur didirikan. Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi bekas perusahaan-perusahaan Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi Bhinneka Kimia Farma (PNF). Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk hukumnya diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT), menjadi PT. Kimia Farma (Persero). Sejak tanggal 4 Juli 2001, Kimia Farma tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187 tahun dan nama yang identik dengan mutu, saat ini Kimia Farma telah berkembang menjadi sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang memainkan peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat. 3.2 Bisnis Kimia Farma

3.2.1 Holding

PT. Kimia Farma Tbk

Dibentuk : 16 Agustus 1971 Jalur Usaha : Pelayanan Kesehatan

(22)

Misi : 1. Menyediakan produk dan jasa pelayanan kesehatan yang unggul untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan meningkatkan mutu kehidupan.

2. Mengembangkan bisnis pelayanan kesehatan untuk meningkatkan nilai perusahaan bagi pemegang saham, karyawan, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan, tanpa meninggalkan prinsip-prinsip pengelolaan usaha yang baik. 3. Meningkatkan kompetensi dan komitmen sumber daya

manusia untuk guna pengembangan perusahaan serta dapat berperan aktif dalam pengembangan industri farmasi nasional. Sebagai perusahaan publik sekaligus Badan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kimia Farma berkomitmen penuh untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu kebutuhan sekaligus kewajiban sebagaimana diamanatkan Undang-Undang No. 19/2003 tentang BUMN.

PT. Kimia Farma Tbk, merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir yaitu: industri, marketing, ritel, laboratorium klinik dan klinik kesehatan.

(23)

Hasil produksi yang di buat oleh Pabrik Farmasi perusahaan baik produk obat-obat kimia, Formulasi dan herbal, dibagi dalam 6 (enam) lini produksi yaitu etikal, obat bebas, generik, narkotika, lisensi dan bahan baku.

Hampir semua kelas terapi diakomodasi oleh produk perusahaan yang terdiri lebih dari 260 item produk dan dipasarkan keseluruh Indonesia serta di ekspor ke beberapa negara melalui jaringan distribusi perseroan atau yang memiliki perjanjian dengan perseroan.

Sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya Kimia Farma berkomitmen untuk memastikan pasokan obat generik yang tetap ke pasar dalam negeri sesuai dengan misi perusahaan.

Budaya perusahaan mengandung tiga nilai utama: 1. Profesionalisme

Profesionalisme merupakan nilai intelektual yang terwujud dalam bekerja lebih giat, cerdik dan kreatif serta jeli mengamati dan memanfaatkan peluang bisnis. Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk diterapkan secara profesional dalam melaksanakan tugas menjadi komitmen untuk mencapai hasil tersebut.

2. Integritas

(24)

3. Kerja Sama

Kerja sama merupakan nilai emosional yang melandasi semangat kerja sama melalui keterbukaan dan kepercayaan, serta mensinergikan kemampuan tiap individu untuk saling melengkapi dalam membangun tim yang tangguh untuk mencapai sukses.

3.2.2 Anak Perusahaan

3.2.2.1 PT. Kimia Farma Trading and Distribution Dibentuk : 4 Januari 2003

Jalur usaha : Distribusi Obat dan Alat Kesehatan

PT. Kimia Farma Trading & Distribution, yang memiliki 40 cabang yang mendistribusikan obat-obatan dan alat-alat kesehatan yang diproduksi sendiri maupun yang diproduksi oleh pihak ketiga dengan berpegang pada prinsip untuk memenuhi kepuasan dan kebutuhan pelanggannya.

Dalam operasionalnya didukung dengan fasilitas pergudangan yang besar dan peralatan yang efisien serta armada transportasi yang terintegrasi dengan sistem informasi untuk mendukung kelancaran pengiriman barang ke seluruh Indonesia.

3.2.2.2 P.T. Kimia Farma Apotek Dibentuk : 4 Januari 2003 Jalur Usaha : Farmasi

(25)

PT. Kimia Farma Apotek mengelola sebanyak 340 Apotek yang tersebar diseluruh tanah air, yang memimpin pasar dibidang perapotekan dengan penguasaan pasar sebesar 19% dari total penjualan apotek di seluruh Indonesia.

Apotek Kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep dokter dan menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter, optik, dan pelayanan OTC (swalayan) serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia Farma dipimpin oleh tenaga Apoteker yang bekerja full timer sehingga dapat melayani informasi obat dengan baik.

Penambahan jumlah apotek merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam memanfaatkan momentum pasar bebas AFTA, dimana pihak yang memiliki jaringan luas seperti Kimia Farma akan diuntungkan.

1.1 PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Manager Medan

PT. Kimia Farma Apotek bergerak di bidang ritel farmasi dan jasa layanan kesehatan. Fokus utama layanan PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Manajer Medan meliputi:

• Apotek

• Klinik umum/gigi, spesialis • Laboratorium klinik

• Optik

• Praktek dokter bersama

Apotek Kimia Farma Medan memiliki 23 store yang tersebar diseluruh Sumatera Utara yaitu :

1. Kimia Farma Pelengkap No. 2 Rumah Sakit Inalum

(26)

3. Kimia Farma 27 Palang Merah (Pusat) 4. Kimia Farma 28 Belawan

5. Kimia Farma 29 Pematang Siantar 1 6. Kimia Farma 30 Tebing Tinggi

7. Kimia Farma 39 Sei Sikambing Medan 8. Kimia Farma 41 Kabanjahe

9. Kimia Farma Pelengkap No. 54 Rumah Sakit Rantau Prapat 10. Kimia Farma 84 Tanjung Balai

11. Kimia Farma 85 Pematang Siantar 2 12. Kimia Farma 90 Kisaran

13. Kimia Farma 106 Aksara Medan

14. Kimia Farma 107 Gatot Subroto 72 C Medan 15. Kimia Farma 160 Setia Budi Medan

16. Kimia Farma 162 Pematang Siantar 3 17. Kimia Farma 255 Sisingamangaraja Medan 18. Kimia Farma Basri Medan

19. Kimia Farma Pelengkap No. 41 Rumah Sakit Tebing Tinggi. 20. Kimia Farma Namso Pematang Siantar 4.

(27)

3.4 Apotek Kimia Farma Pelengkap 14 RSU Dr. Pirngadi Medan 3.4.1 Struktur Organisasi

Apotek Pelengkap Kimia Farma No 14 adalah Apotek pelengkap pada rumah sakit umum Dr. Pirngadi Medan dengan Manajer Apotek Pelayanan Drs. Sarjo Haryono, Apt. Apotek pelengkap No. 14 didirikan dalam rangka membantu Instalasi Farmasi Rumah Sakit Pirngadi dalam hal pengadaan dan pemenuhan kebutuhan pasien akan sediaan farmasi dengan ketentuan yang telah disepakati oleh pihak Apotek Kimia Farma dan Manajer Rumah Sakit.

Tabel 3.1 Struktur Organisasi Apotek Kimia Farma Pelengkap 14 RSU Dr. Pirngadi Medan

3.4.2 Lokasi

(28)

penduduk yang cukup padat serta mudah dijangkau oleh kendaraan umum, dekat dengan tempat perbelanjaan.

3.5 Pengadaan Perbekalan Farmasi dan Kelengkapan Produk 3.5.1 Pembuatan Buku Defekta Barang

Buku defekta adalah buku yang memuat daftar barang yang kosong atau hampr habis. Pembuatan buku defekta barang dilakukan sebagai berikut: setiap hari petugas memeriksa barang yang kosong atau hampir habis, lalu melakukan pencatatan dalam buku defekta meliputi nama barang, dosis, satuan, dan jumlah yang dibutuhkan, kemudian menyerahkan buku defekta ke petugas pembelian. 3.5.2 Perencanaan Pembelian

Perencanaan pembelian di apotek pelengkap Kimia Farma 14 RSU. Pirngadi dilakukan seminggu dua kali, kecuali barang-barang yang dibeli secara mendesak karena adanya permintaan pasien. Perencanaan pembelian dilakukan sebagai berikut: petugas pengadaan menerima informasi mengenai kebutuhan perbekalan farmasi melalui defekta barang, kemudian petugas menetapkan jumlah barang yang akan dibeli berdasarkan defekta dengan memperhatikan jumlah kebutuhan per bulan.

3.5.3 Prosedur Pembelian

(29)

kepada bagian Pengadaan di BM Palang Merah, lalu bagian pengadaan di BM Palang Merah mengirim Surat Pemesanan (SP) kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF), kemudian PBF mengirim barang dan faktur kepada masing-masing Apotek Kimia Farma, dan barang diterima dan dicocokkan oleh petugas Kimia Farma. 3.5.4 Prosedur Penerimaan Barang

Penerimaan barang di apotek pelengkap Kimia Farma 14 RSU. Pirngadi dilakukan sebagai berikut: petugas menerima barang dari pemasok disertai dengan Surat Pengantar Barang/Faktur (SPB/F), petugas memeriksa kesesuaian permintaan barang yang ada di SP dan SPB/F, petugas menandatangani dan membubuhkan stempel apotek pelengkap Kimia Farma 14 RSU. Pirngadi pada faktur asli. Faktur asli diserahkan kepada pemasok dan foto copy faktur sebagai pertinggal, kemudian petugas memberikan nomor urut barang, lalu petugas mencatat barang masuk pada kartu stok masing-masing barang.

3.5.5 Penyimpanan

Penyimpanan dapat dilakukan di etalase atau ruang peracikan. Penyimpanan perbekalan farmasi di apotek apotek pelengkap Kimia Farma 14 RSU Pirngadi dilakukan berdasarkan bentuk sediaan dan efek farmakologinya yang disusun menurut abjad dengan menggunakan prinsip FIFO (First In First Out), yaitu obat yang lebih awal masuk dikeluarkan lebih dahulu.

(30)

3.6 Pelayanan

Pelayanan di Apotek apotek pelengkap Kimia Farma 14 RSU. Pirngadi sudah cukup baik karena melayani konsumen dengan ramah, sopan, santun, dan siap membantu selama konsumen berada di apotek. Pelayanan di Apotek pelengkap Kimia Farma 14 RSU. Pirngadi telah memakai sistem komputerisasi sehingga memudahkan dalam pelayanan dan pengadaan barang. Sistem komputerisasi yang digunakan sekaligus berperan sebagai mesin kasir.

(31)

BAB IV PETA PASAR

Pemasaran adalah di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Adapun tujuan pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana membuat produknya tersedia. Sedangkan proses pemasaran terdiri dari analisa peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, dan mengorganisir, melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran.

Strategi pemasaran adalah serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran adalah:

1. Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat, 2. Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan

sosial/budaya.

(32)

Tujuan akhir dan konsep, kiat dan strategi pemasaran adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (“Total Customer Statisfaction”). Kepuasan pelanggan sepenuhnya bukan berarti memberikan kepada apa yang menurut kita keinginan dari mereka, tetapi apa yang sesungguhnya mereka inginkan serta kapan dan bagaimana mereka inginkan. Atau secara singkat adalah memenuhi kebutuhan pelanggan.

1.1Konsep Pemasaran

1. Kebutuhan , Keinginan dan Permintaan

Ada perbedaan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan manusia adalah keadaan dimana manusia merasa tidak memiliki kepuasan dasar. Kebutuhan tidak diciptakan oleh masyarakat atau pemasar, namun sudah ada dan terukir dalam hayati kondisi manusia. keinginan adalah hasrat akan pemuas tertentu dari kebutuhan tersebut. Keinginan manusia dibentuk oleh kekuatan dan institusi sosial. Sedangkan Permintaan adalah keinginan akan sesuatu yang didukung dengan kemampuan serta kesediaan membelinya.

Keinginan menjadi permintaan bila didukung dengan daya beli. Perbedaan ini bisa menjelaskan bahwa pemasar tidak menciptakan kebutuhan; kebutuhan sudah ada sebelumnya. Pemasar mempengaruhi keinginan dan permintaan dengan membuat suatu produk yang cocok, menarik, terjangkau dan mudah didapatkan oleh pelanggan yang dituju.

2. Produk

(33)

kepelikannya tetapi pada jasa yang dapat diberikannya. Oleh karena itu dalam membuat produk harus memperhatikan produk fisik dan jasa yang diberikan produk tersebut.

3. Nilai, Biaya dan Kepuasan

Nilai adalah perkiraan pelanggan tentang kemampuan total suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya. Setiap produk memiliki kemampuan berbeda untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tetapi pelanggan akan memilih produk mana yang akan memberi kepuasan total paling tinggi. Nilai setiap produk sebenarnya tergantung dari seberapa jauh produk tersebut dapat mendekati produk ideal, dalam ini termasuk harga.

4. Pertukaran, Transaksi dan Hubungan

(34)

5. Pasar

Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu serta mau dan mampu turut dalam pertukaran untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan itu. Istilah pasar untuk menunjukan pada sejumlah pembeli dan penjual melakukan transaksi pada suatu produk.

6. Pemasaran dan Pemasar

Pemasaran adalah keinginan manusia dalam hubungannya dengan pasar, pemasaran maksudnya bekerja dengan pasar untuk mewujudkan transaksi yang mungkin terjadi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasar adalah orang yang mencari sumber daya dari orang lain dan mau menawarkan sesuatu yang bernilai untuk itu. Kalau satu pihak lebih aktif mencari pertukaran daripada pihak lain, maka pihak pertama adalah pemasar dan pihak kedua adalah calon pembeli.

1.2Strategi Pemasaran (Segmentasi, Targeting, dan Positioning)

Dalam situasi persaingan yang sangat tinggi saat ini, tidak banyak perusahaan yang mampu bersaing dengan mengandalkan harga semata. Diberbagai macam pasar yang ada, jarang sekali terjadi bahwa produk yang paling murah adalah yang berhasil. Untuk itu kita memerlukan cara untuk membedakan diri dengan yang lain dengan cara mempelajari segmentasi pasar. Sehingga dapat diupayakan usaha yang dijalani pada peluang yang menjanjikan.

(35)

A. Segmentasi

Segmentasi pasar dapat diartikan sebagai proses mengelompokkan pasar keseluruhan yang heterogen menjadi kelompok-kelompok atau segmen-segmen yang memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan, keinginan, perilaku dan respon terhadap program pemasaran spesifik. Segmentasi pasar merupakan konsep pokok yang mendasari strategi pemasaran perusahaan dan alokasi sumber daya yang harus dilakukan dalam rangka mengimplementasikan program pemasaran.

Dalam rangka merealisasikan manfaat potensial segmentasi pasar, perusahaan membutuhkan studi mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen, serta sistem manajemen yang dapat menyesuaikan proses bisnis dengan kebutuhan dan keinginan tersebut. Konsumen melakukan pembelian atas dasar manfaat yang diberikan atau kemampuan produk dan jasa dalam membantu mereka memecahkan masalah spesifik yang dihadapi. Perusahaan dapat saja menawarkan beraneka macam produk dan jasa, namun konsumen hanya membeli manfaat atau solusi atas masalah yang ditawarkan oleh produk dan jasa bersangkutan. Manfaat dan solusi atas masalah dapat bersifat fungsional (misalnya, menghilangkan lapar), psikologis (misalnya meningkatkan rasa percaya diri), dan atau ekonomik (contohnya, memberikan penghematan biaya sebesar nilai tertentu).

(36)

1. Merumuskan Kebutuhan dan Keinginan Pasar.

Dengan segmentasi yang baik, kita bisa membuat batasan yang jelas antara kelompok pasar yang satu dengan kelompok lainnya. Pada saatnya, ini akan memudahkan kita melakukan pemilihan, kelompok mana yang paling sesuai dengan sasaran kita.

2. Merancang Strategi dan Program yang Tepat.

Dari rumusan di atas, nantinya kita dapat merancang apa, bagaimana, kapan, dari yang ingin kita tawarkan pada pasar yang kita pilih. Kita memperkecil resiko “barang yang salah, untuk pihak yang salah, pada saat yang salah”.

3. Menganalisis Persaingan.

Dengan segmentasi, kita bisa sekaligus memahami apa yang sudah dibuat pesaing dengan kelompok pasar yang tersedia. Pada saatnya kita dapat belajar dari hal positif apa yang dibuat pesaing, dan menghindari kesalahan-kesalahan yang telah dibuatnya.

4. Menyesuaikan Sumber Daya.

Sumber daya kita terbatas, jangan berharap semua peluang dapat kita raup sekaligus. Oleh karena itu, harus ada yang menjadi prioritas, sesuai dengan kemampuan yang kita miliki.

5. Menemukan Potensi Permintaan Baru.

(37)

B. Targeting

Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang segmen pasarnya ia harus mengevaluasi beragam segmen dan memutuskan berapa banyak yang akan dijadikan sasaran. Dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda, perusahaan harus memperhatikan dua faktor: daya tarik segmen secara keseluruhan serta tujuan dan sumber daya perusahaan. Pertama, perusahaan harus menanyakan apakah suatu segmen potensial memiliki karakteristik yang secara umum membuatnya menarik seperti ukuran, pertumbuhan, profitabilitas, skala ekonomis, risiko yang rendah dan lain-lain. Kedua, perusahaan harus mempertimbangkan apakah berinvestasi dalam segmen tersebut masuk akal dengan memperhatikan tujuan dan sumber daya perusahaan. Setelah mengevaluasi segmen-segmen yang berbeda, perusahaan sekarang harus memutuskan segmen yang mana dan berapa banyak segmen yang akan dijadikan sasaran.

C. Positioning

Setelah mengidentifikasi segmen pasar potensial dan memilih satu atau beberapa di antaranya untuk dijadikan pasar sasaran, pemasar harus menentukan posisi yang ingin diwujudkan. Istilah positioning mengandung makna sebagai “tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan untuk mendapatkan tempat khusus dan unik dalam benak pasar sasaran sedemikian rupa sehingga dipersepsikan lebih unggul dibanding pesaing”. Dalam rangka menciptakan

positioning yang tepat untuk suatu produk, pemasar harus mengkomunikasikan dan memberikan manfaat-manfaat tertentu yang dibutuhkan pasar sasaran.

(38)
(39)

BAB V

PELAYANAN RESEP DAN SWAMEDIKASI

(40)

I. RESEP

R/ Gastrolan No. X S 2 dd tab. I R/ Antasida syr. No. I

S 3 dd C I

R/ Alprazolam 0,5 mg No. X S 3 dd tab. I

Pro : Heny Satyani Umur : 33 tahun

II. KASUS

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep diatas, maka kemungkinan pasien menderita gangguan pada lambung.

III. THREE PRIME QUESTIONS Penjelasan dokter tentang obat: -

Penjelasan dokter tentang cara pakai obat: -

Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum/memakai obat: -

[image:40.595.107.515.165.496.2]

IV. SPESIALITE OBAT PADA RESEP Tabel 5.1.1. Spesialite Obat untuk resep 1.

N o.

Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat 1. Gastrolan®

(Gracia Pharmindo)

Betalans® (Mahakam Beta farma) Compraz® (Combhipar) Inazol® (Indofarma) Inhipraz® (Bernofarm) Lapraz ® (Sanbe farma) Lasgan® (Lapi) Prazotec®

Lansoprazol 30 mg

(41)

FD® (Takeda) 2. Antasida DOEN

(Kimia Farma)

- Tiap 5 ml

suspensi mengandung: Aluminium hidroksida 200 mg dan Magnesium hidroksida 200 mg W Menetralisir kelebihan asam lambung

3. Alprazolam (Dexa Medica)

Alganax® (Guardian Pharmatama) Alviz® (Pharos) Atarax® (Mersi) Xanax® (Pharmacia) Zolastin® (Gracia Pharmindo)

Alprazolam 0,5 mg

G Anti ansietas

a. Gastrolan®

1. Khasiat : Menghambat sekresi asam lambung 2. Bentuk sediaan : kapsul

3. Cara pemakaian : 2 kali sehari 1 kapsul 4. Hal-hal yang harus diinformasikan:

Obat diberikan pagi hari dan siang hari 1 jam sebelum makan.

Makan yang teratur dan hindari makanan yang pedas karena dapat merangsang pengeluaran asam lambung

Simpan ditempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya, dan jauhkan dari jangkaun anak-anak.

b. Antasida DOEN

1. Khasiat : Menetralisir kelebihan asam lambung dengan gejala seperti mual, perih dan kembung.

(42)

4. Hal-hal yang harus diinformasikan: Kocok terlebih dahulu sebelum diminum Obat diberikan 1-2 jam setelah makan Minum air yang cukup

Jangan diminium bersamaan dengan susu

Tidak dianjurkan untuk digunakan terus-menerus (lebih dari 2 minggu) kecuali atas petunjuk dokter

Simpan di tempat sejuk, kering, dan terlindung dari cahaya, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.

c. Alprazolam

5. Khasiat : Anti ansietas (mengobati gangguan kecemasan) 6. Bentuk obat : tablet

7. Cara pemakaian : 1 kali sehari 1 tablet 8. Hal-hal yang harus diinformasikan: Obat diminum 1-2 jam setelah makan malam

Selama menggunakan obat ini dilarang mengendarai motor atau mengoperasikan mesin karena dapat menyebabkan kantuk

Hindari pemakaian dalam jangka panjang karena dapat menimbulkan ketergantungan

Simpan ditempat yang sejuk, kering dan terlindung dari cahaya serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.

(43)
(44)

I. RESEP

R/ Tab Amoxicillin mg 500 No. I S 3 dd tab. I

R/ Mucos Syr. Fl. I S 3 dd Cth. I

Pro : Muthia Amalia Umur : 12 tahun

II. KASUS

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, maka kemungkinan pasien menderita batuk berdahak yang disebabkan infeksi saluran pernafasan. III. THREE PRIME QUESTIONS Penjelasan dokter tentang obat: untuk batuk berdahak

Penjelasan dokter tentang cara pakai obat:

Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum/memakai obat: -

[image:44.595.109.502.508.749.2]

IV. SPESIALITE OBAT PADA RESEP Tabel 5.1.2 Spesialite Obat untuk resep 2.

No. Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat

(45)

(Meprofarm), 2. Mucos-15®

(Meprofarm)

Bronchopront® (Combiphar) Interpec-15® (Interbat) Mucopect® (Boehringer Ingelheim)

Propect® (Promed Raharjo)

Transbroncho® (Kalbe Farma)

Ambroksol HCl 15 mg/ 5 ml

G Mukolitik

a. Amoxicillin ®

1. Khasiat : Mengobati infeksi saluran pernafasan

2. Bentuk sediaan : tablet

3. Cara pemakaian : 3 kali sehari 1 tablet 4. Hal-hal yang harus diinformasikan:

Obat ini harus diminum secara teratur sampai habis

Jika terjadi reaksi alergi seperti kemerahan pada kulit, pengobatan harus dihentikan dan rujuk ke dokter

Simpan pada suhu kamar, terlindung dari cahaya dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.

b. Mucos- 15®

1. Khasiat : Mukolitik 2. Bentuk sediaan : sirup 60 ml

(46)

4. Hal-hal yang harus diinformasikan: Obat diberikan setelah makan

(47)
(48)

I. RESEP

R/ Xanda Syr. I

Pro : Febry Azmania : 6 tahun

arkan obat yang ada pada resep, maka kemungkinan pasien kurang

n nafsu makan

minum/memakai obat: -

bat untuk resep 3.

No. Produk Lain Gol

S 3 dd Cth. I

Umur II. KASUS

Berdas nafsu makan.

III. THREE PRIME QUESTIONS Penjelasan dokter tentang obat: meningkatka Penjelasan dokter tentang cara pakai obat: - Penjelasan dokter tentang harapan setelah

[image:48.595.110.539.303.714.2]

IV. SPESIALITE OBAT PADA RESEP Tabel 5.1.3 Spesialite O

Nama Obat Komposisi Khasiat

1.

(Teguh Sindo Lestaritama)

-

ligosakarida 53 %, lain-lain 2,7%.

B Meningkatkan

tih, membantu proses pencernaan.

Xanda® Ekstrak Curcumae

8 %, lisin 27,5 %, taurin 4%, inositol 4,8 %,

fruktoo

nafsu makan, merangsang pertumbuhan tulang pada anak, memulihkan tubuh yang le

X

nafsu makan anda®

(49)

2. Bentuk sediaan : sirup 120 ml

3. Cara pemakaian : 3 kali sehari 1 sendok teh

jauhkan dari jangkauan anak-anak. 4. Hal-hal yang harus diinformasikan:

Kocok dahulu sebelum digunakan Diminum 1 jam sebelum makan

(50)
(51)

I. RESEP

R/ Premaston No. XXX S 1 dd tab. I

R/ Osfit DHA No. XXX . I

Ny. Firda S

kehamilan yaitu obat suplemen makanan.

dokter tentang obat: untuk memperkuat janin dan suplemen

minum/memakai obat: -

bat untuk resep 4.

No. Produk Lain posisi Gol

S 1 dd kap

Pro :

II. KASUS

Komposisi obat yang ada pada resep digunakan pada untuk mencegah terjadinya aborsi dan

III. THREE PRIME QUESTIONS Penjelasan makanan

Penjelasan dokter tentang cara pakai obat: - Penjelasan dokter tentang harapan setelah

[image:51.595.106.535.587.738.2]

IV. SPESIALITE OBAT PADA RESEP Tabel 5.1.4 Spesialite O

Nama Obat Kom Khasiat

1. Presmaton® - Allilestrenol G

(Kalbe Farma) 5 mg

untuk mencegah aborsi pada

kehamilan

trimester pertama 2. Osfit DHA®

(Kalbe Farma)

-

ium 200 mg, vit D3 100

IU

W

dan DHA untuk ibu hamil

Tuna fish oil 200 mg, kals

(52)

i. Premaston®

1. Khasiat : untuk mencegah aborsi pada kehamilan trimester pertama.

2. Bentuk sediaan : tablet

3. Cara pemakaian : 1 kali sehari 1 tablet 4. Hal-hal yang harus diinformasikan:

Obat diminum secara teratur

Istirahat yang cukup dan makan makanan yang bergizi

Simpan pada suhu kamar, terlindung dari cahaya dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.

b. Osfit DHA®

1. Khasiat : Suplementasi kalsium dan DHA untuk ibu hamil 2. Bentuk sediaan : kapsul lunak

3. Cara pemakaian : 1 kali sehari 1 kapsul 4. Hal-hal yang harus diinformasikan:

Obat diminum secara teratur

Istirahat yang cukup dan makan makanan yang bergizi

(53)
(54)

I. RESEP

R/ Rifampisin 450 mg tab. XXX S 1 dd tab. I

R/ Etambutol 750 mg tab. XXX S 1 dd tab. I

R/ INH 300 mg tab. XXX S 1 dd tab. I

R/ B6 tab. XC

S 3 dd tab. I

Pro : Rika Handayani Umur : 19 tahun

II. KASUS

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep diatas dapat diketahui bahwa pasien menderita tuberkulosis.

III. THREE PRIME QUESTIONS Penjelasan dokter tentang obat: untuk pengobatan tuberkulosis Penjelasan dokter tentang cara pakai obat: -

Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum/memakai obat: setelah rutin

(55)
[image:55.595.111.541.139.546.2]

IV. SPESIALITE OBAT PADA RESEP Tabel 5.1.5 Spesialite Obat Untuk resep 5.

No. Nama Obat Produk lain Komposisi Gol Khasiat 1. Rifampisin 450 mg (Kimia Farma) Rifamtibi® (Sanbe Farma) Rifampisin 450 mg

G Anti tuberkulosis

2. Etambutol 750 mg (Kimia Farma)

Etibi® (Rocella) Santibi® (Sanbe Farma)

Etambutol HCl 500 mg dan

Etambutol HCl 250 mg

G Anti tuberkulosis

3. INH (Kimia Farma)

INH Ciba® (Sandoz)

Isoniazid 300 mg

G Anti tuberkulosis

4. Vitamin B6

(Indofarma)

- Piridoksin HCl 10 mg

G Pencegahan dan pengobatan

defisiensi vitamin B6

b. Rifampisin

1. Khasiat : Pengobatan anti tuberkulosis 2. Bentuk sediaan : tablet

3. Cara pemakaian : 1 kali sehari 1 tablet 4. Hal-hal yang harus diinformasikan:

Minum obat dengan teratur, jangan lupa minum obat walaupun satu kali karena akan memperlama pengobatan dan obatnya harus diulang dari awal.

Jangan menghentikan pemakaian obat walaupun sudah merasa sehat sebelum diperintahkan oleh dokter.

(56)

Obat disimpan di tempat yang sejuk, kering, terhindar dari cahaya matahari langsung dan jauh dari jangkauan anak-anak.

Segera kembali ke dokter jika obatnya sudah hampir habis. b. Etambutol

1. Khasiat : Pengobatan anti tuberkulosis 2. Bentuk sediaan : tablet

3. Cara pemakaian : 1 kali sehari 1 tablet 500 mg dan 1 tablet 250 mg 4. Hal-hal yang harus diinformasikan:

Minum obat dengan teratur, jangan lupa minum obat walaupun satu kali karena akan memperlama pengobatan dan obatnya harus diulang dari awal.

Jangan menghentikan pemakaian obat walaupun sudah merasa sehat sebelum diperintahkan oleh dokter.

Obat diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan. Jika urin dan tinja berwarna merah, maka tidak perlu khawatir.

Obat disimpan di tempat yang sejuk, kering, terhindar dari cahaya matahari langsung dan jauh dari jangkauan anak-anak.

Segera kembali ke dokter jika obatnya sudah hampir habis. c. INH

1. Khasiat : Pengobatan anti tuberkulosis 2. Bentuk sediaan : tablet

(57)

4. Hal-hal yang harus diinformasikan:

Minum obat dengan teratur, jangan lupa minum obat walaupun satu kali karena akan memperlama pengobatan dan obatnya harus diulang dari awal.

Jangan menghentikan pemakaian obat walaupun sudah merasa sehat sebelum diperintahkan oleh dokter.

Obat diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan. Jika urin dan tinja berwarna merah, maka tidak perlu khawatir.

Obat disimpan di tempat yang sejuk, kering, terhindar dari cahaya matahari langsung dan jauh dari jangkauan anak-anak.

Segera kembali ke dokter jika obatnya sudah hampir habis. d. Vitamin B6

1. Khasiat : Pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin B6

2. Bentuk sediaan : tablet

3. Cara pemakaian : 3 kali sehari 1 tablet 4. Hal-hal yang harus diinformasikan:

(58)

5.2. Pelayanan Swamedikasi KASUS I

Seorang remaja datang ke apotek dengan keluhan sakit gigi karena berlubang. Keluhannya timbul setelah mengkonsumsi makanan.

[image:58.595.106.531.286.555.2]

1. Obat yang diberikan adalah: Ponstan® 2. Spesialite Obat:

Tabel 5.2.1 Spesialite obat kasus 1.

Nama Obat Produk lain Generik/

Komposisi

Gol Khasiat

Ponstan® (Pfizer)

Pondex® (Dexa Medica), Mefinal® (Sanbe Farma), Lapistan® (Lapi), Mefinter® (Interbat).

Asam mefenamat 500 mg

G Analgetik

3. Pelayanan Informasi

a. Khasiat : Analgetik

b. Bentuk sediaan : tablet

c. Cara pemakaian : 3 kali sehari 1 tablet d. Hal-hal yang harus diinformasikan : Obat diminum 1-2 jam sesudah makan

Obat hanya digunakan pada keadaan sakit saja Obat diminum sesuai dosis yang dianjurkan

(59)

KASUS II

Seorang pria dewasa datang ke apotek dengan keluhan demam, flu dan hidung tersumbat. Keluhan ini timbul karena sebelumnya pasien terkena hujan. Setelah timbul keluhan pasien belum ada menggunakan obat.

[image:59.595.109.515.289.584.2]

1. Obat yang diberikan adalah: Decolgen® 2. Spesialite Obat:

Tabel 5.2.2 Spesialite obat kasus 2.

Nama Obat Produk lain Generik/ Komposisi

Gol Khasiat

Decolgen® (Medifarma)

- Tiap tablet mengandung

parasetamol 400 mg fenilpropanolamin 12,5mg, klorfeniramin maleat 1 mg.

W Meringankan gejala flu seperti demam, sakit kepala, bersin-bersin dan hidung tersumbat.

3. Pelayanan Informasi

a. Khasiat : meringankan gejala flu seperti demam, sakit kepala, bersin-bersin dan hidung tersumbat.

b. Bentuk sediaan : tablet

c. Cara pemakaian : 3 kali sehari 1 tablet d. Hal-hal yang harus diinformasikan:

Obat diminum sesuai dosis yang dianjurkan

Obat ini dapat menimbulkan rasa kantuk, jangan mengemudikan kendaraan bermotor atau mengoperasikan mesin selama mengunakan obat ini

(60)

KASUS III

Seorang wanita datang ke apotek dengan keluhan mata merah, perih, dan gatal karena iritasi debu.

[image:60.595.107.518.261.526.2]

1. Obat yang diberikan adalah: Insto® 2. Spesialite Obat:

Tabel 5.2.3 Spesialite obat kasus 3.

Nama Obat Produk lain Generik/ Komposisi

Gol Khasiat

Insto ® (Sterling) Rohto® (Rohto Lab) Visine® (Pfizer) Tetrahidrozolin HCl 0,05%, benzalkonium klorida 0,01%, asam borat 1,5%

W Mengobati mata lelah, mata merah, mata

perih, dan mata gatal karena iritasi debu, asap, angin, banyak membaca, setelah berenang, menonton tv, lama mengemudi, dan sebagainya. 3. Pelayanan Informasi

a. Khasiat : menghilangkan iritasi dan kemerahan pada mata, mata perih, dan gatal karena iritasi debu.

b. Bentuk sediaan : tetes mata 15 ml

c. Cara pemakaian : 3-4 kali sehari 2-3 tetes d. Hal-hal yang harus diinformasikan:

Gunakan obat sesuai anjuran

(61)

Simpan ditempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.

KASUS IV

Seorang pria dewasa datang ke apotek dengan keluhan sudah 3 hari tidak bisa buang air besar.

[image:61.595.109.519.266.558.2]

1. Obat yang diberikan adalah: Dulcolax® 2. Spesialite Obat:

Tabel 5.2.4 Spesialite obat kasus 4.

Nama Obat Produk lain Generik/ Komposisi

Gol Khasiat

Dulcolax® (Boehringer Ingelheim)

Lasamex® (Konimex)

Bisakodil W Mengatasi konstipasi

3. Pelayanan Informasi

a. Khasiat : mengatasi konstipasi b. Bentuk sediaan : tablet 5 mg

c. Cara pemakaian : 1 kali sehari 2 tablet d. Hal-hal yang harus diinformasikan:

Obat diminum pada malam hari sebelum tidur

Banyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran

(62)

KASUS V

Seorang pria dewasa datang ke apotek dengan keluhan sering merasa mual dan perut terasa kembung jika terlambat makan.

[image:62.595.106.534.301.612.2]

1. Obat yang diberikan adalah: Mylanta® 2. Spesialite Obat:

Tabel 5.2.5 Spesialite obat kasus 5.

Nama obat Produk lain Generik/

Komposisi

Gol Khasiat Mylanta®

(Pfizer)

Dexanta® (Dexa- Medica) Lagesil® (Lapi) Plantacid® (Kalbe Farma) Madrox® (Konimex)

Tiap tablet mengandung Al(OH)3 kering 200

mg, Mg(OH)2 200 mg,

simetikon 20 mg.

B mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung 3. Pelayanan Informasi

a. Khasiat : mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung, dengan gejala seperti mual dan nyeri pada lambung

b. Bentuk sediaan : tablet

c. Cara pemakaian : 3 kali sehari 1 tablet, tablet dikunyah dahulu d. Hal-hal yang harus diinformasikan:

Tablet dikunyah 1-2 jam sebelum makan

(63)

Simpan ditempat yang sejuk dan kering, terlindung dari cahaya dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.

KASUS VI

Seorang pria dewasa datang ke apotek dengan keluhan nyeri dan pegal-pegal (kaku otot) pada bagian punggung dan lehernya setelah berolah raga. 1. Obat yang diberikan adalah: Counterpain®

[image:63.595.107.538.286.486.2]

2. Spesialite Obat:

Tabel 5.2.6 Spesialite obat kasus 6.

Nama obat Produk lain Komposisi Gol Khasiat Counterpain®

(Bristol-Myers Squibb)

- Metil salisilat 102 mg, eugenol 13,62 mg, mentol 54,4 mg

B Meringankan nyeri pinggang, otot kaku, linu karena masuk angin, kaku leher, ketegangan, dan pegal akibat olahraga atau terkilir.

3. Pelayanan Informasi

a. Khasiat : Meringankan nyeri pinggang, otot kaku, linu karena masuk angin, kaku leher, ketegangan, dan pegal akibat olahraga atau terkilir.

b. Bentuk sediaan : salep

c. Cara pemakaian : 1-3 kali sehari gosokkan pada bagian yang nyeri atau pegal.

d. Hal-hal yang harus diinformasikan:

(64)

Jangan digunakan bila kulit luka/teriritasi dan hindari kontak dengan mata/membran mukosa

Simpan ditempat yang sejuk dan kering, terlindung dari cahaya dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.

KASUS VII

Seorang Ibu datang ke apotek dengan keluhan batuk, disertai pilek dan demam. Keluhan tersebut sudah dialami mulai dari hari sebelumnya, dan belum menggunakan obat.

[image:64.595.109.534.317.547.2]

1. Obat yang diberikan adalah: OBH Combi® 2. Spesialite Obat:

Tabel 5.2.7 Spesialite obat kasus 7.

Nama obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat

OBH Combi® (Combiphar)

Tiap 5 ml sirup mengandung :

Succus Liquiritiae 167 mg, parasetamol 150 mg, amonium klorida 50 mg, efedrin klorida 2,5 mg, klorfeniramin maleat 1 mg, alkohol 2%

- B Meredakan

batuk yang disertai flu

3. Pelayanan Informasi

a. Khasiat : Meredakan batuk yang disertai flu b. Bentuk sediaan : sirup

c. Cara pemakaian : 3 kali sehari 1 sendok makan d. Hal-hal yang harus diinformasikan:

(65)

Obat ini dapat menyebabkan mengantuk, jangan mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin selama menggunakan obat ini.

Simpan di tempat sejuk, terlindung dari cahaya dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.

KASUS VIII

Seorang Ibu datang ke apotek dengan keluhan anaknya berumur 5 tahun mengalami gatal-gatal di sekitar dubur, terutama pada malam hari sehingga susah untuk tidur, anaknya juga terlihat kurus dan tidak nafsu makan.

[image:65.595.103.533.338.501.2]

1. Obat yang diberikan adalah: Combantrin® 2. Spesialite Obat:

Tabel 5.2.8 Spesialite obat kasus 8.

Nama obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat

Combantrin® (Pfizer)

Tiap 5 ml mengandung: Pirantel pamoat 125 mg

Konvermex® (Konimex)

W Antelmintik 3. Pelayanan Informasi

a. Khasiat : Untuk membasmi cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing kremi (Enterobius vermicularis), cacing tambang jenis

Ancylostoma duodenale, cacing tambang jenis Necator americanus dan cacing Trichostrongylus colubriformis.

b. Bentuk sediaan : suspensi 10 ml

c. Cara pemakaian : 2 sendok teh (dosis sekali minum) d. Hal-hal yang harus diinformasikan:

(66)

Menjaga lingkungan dan pakaian tetap bersih

Simpan di tempat sejuk, terlindung dari cahaya dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.

KASUS IX

Seorang remaja putri datang dengan keluhan tubuh sering merasa lemas selama haid, sering pusing, pandangan mata berkunang-kunang, dan wajahnya pucat.

[image:66.595.112.520.309.564.2]

1. Obat yang diberikan adalah: Sangobion® 2. Spesialite Obat:

Tabel 5.2.9 Spesialite obat kasus 9.

Nama Obat Produk lain Generik/ Komposisi

Gol Khasiat

Sangobion® (Merck)

Inbion® (Interbat) Etabion® ( Errita)

Tiap kapsul mengandung: Fe (II) glukonat 250 mg, MnSO4 0,2 mg, CuSO4

0,2 mg, vitamin C 50 mg, asam folat 1 mg, vitamin B12 dengan faktor intrinsik

7,5 mcg, sorbitol 25 mg.

B Anti anemia

3. Pelayanan Informasi

a. Khasiat : Multivitamin dan zat penambah darah b. Bentuk sediaan : kapsul

c. Cara pemakaian : 1 kali sehari 1-2 kapsul sesudah makan pagi d. Hal-hal yang harus diinformasikan:

(67)

Makan makanan dengan gizi seimbang termasuk makanan yang kaya akan zat besi, misal buah-buahan, kacang-kacangan dan sayuran berwarna hijau. Efek sampingnya dapat merubah warna tinja, hal ini tidak perlu dikhawatirkan.

Simpan ditempat yang sejuk dan kering, terlindung dari cahaya dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.

KASUS X

Seorang Ibu datang ke apotek dengan keluhan sudah 4 kali buang air besar dan konsistensinya cair. Dari keluhan tersebut disimpulkan bahwa pasien menderita diare.

1. Obat yang diberikan adalah: New Diatabs®

[image:67.595.111.528.334.558.2]

2. Spesialite Obat:

Tabel 5.2.10 Spesialite obat kasus 10

Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat New Diatabs

(Medifarma)

- Attapulgit aktif 600 mg

B Anti diare

3. Pelayanan Informasi Obat

1. Kegunaan : Pengobatan simptomatik pada diare non spesifik 2. Bentuk Sediaan : tablet

(68)

4. Hal-hal yang perlu diinformasikan pada pasien: Maksimum pemakaian 12 tablet sehari.

Selama pengobatan hendaknya makan makanan lunak, hindari makanan pedas.

(69)

BAB VI

HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Hasil

[image:69.595.115.493.255.748.2]

Dari survei yang telah dilakukan terhadap jumlah dokter dan apotek-apotek pesaing dalam jarak radius 500 m dan dalam lingkungan rumah sakit:

Tabel. 6.1.1 Jumlah dokter yang dinas di RSU. Dr. Pirngadi Medan

Spesialisasi Jumlah dokter

1. THT 12

2. Gigi & Mulut 12

3. Neorologi 4

4. Penyakit Dalam 11

5. Kulit & Kelamin 7

6. Mata 4

7. Psikiatri 3

8. Penyakit Anak 16

9. Obgyn 13

10. Ahli Bedah Ortopedi 2

11. Kardiologi 4

12. Paru Jantung 3

13.Bedah Syaraf 2

14. Ahli Bedah Digestif 2

15. Ahli Bedah Onkologi 1

16. Ahli Bedah Anak 1

17. Ahli Bedah Thorax Kardiovaskuler 1

18. Ahli Bedah Urologi 1

19. Ahli Bedah Umum 9

20. Patologi Klinik 5

21. Patologi Anatomi 2

22. Radiologi 2

23. Umum 21

24. Ahli Anastesi 7

25. Rehabilitasi Medik 1

26. Kedokteran Kehakiman 7

(70)
[image:70.595.116.544.112.702.2]

Tabel.6.1.2 Jumlah pasien rawat jalan di RSU.Dr.Pirngadi Medan bulan Juni 2008

Poliklinik Umum Askes Askeskin Jumlah

1. THT 841 705 269 1.815

2. Gigi & Mulut 239 381 46 666

3. Neorologi 115 704 136 955

4. Penyakit Dalam 585 3.944 819 5.348

5. Kulit & Kelamin 455 470 75 1.000

6. Mata 590 546 140 1.276

7. Psikiatri 80 167 100 347

8. Anak 278 116 240 634

9. Obgyn 316 211 351 878

10. Bedah 370 449 476 1.295

11. Kardiologi 104 1400 231 1.230

12. Paru Jantung 190 569 471 107

13.Bedah Syaraf 48 27 32 1.364

14. PRU 66 1.175 123 17

15. Akupuntur 17 - - -

16. Umum - - - -

17. IGD 977 680 615 2272

18. VCT (Gratis) - - - 19

TOTAL 5271 11544 4124 20958

Instalasi Umum Askes Askeskin Jumlah

1.Hemodialisa 5 570 529 1.104

2. P.Klinik 700 2.023 541 3.264

3. P. Anatomi 104 97 119 320

4. Radiologi 723 638 381 1.742

5. GIJ 4 4 1 9

6. Diag Terpadu 792 - - 792

TOTAL 2328 3332 1571 7231

(71)
[image:71.595.109.530.123.750.2]

Tabel 6.1.3 Jumlah resep dari masing-masing poliklinik dan apotek pelengkap Kimia Farma. 14 RSU.Dr. Pirngadi Medan

Poliklinik Umum %

Jumlah R/ dari poliklinik Total Jmlh R/ dari Poliklinik Jumlah R/ Kimia Farma Apotek

1. THT 841 95 793 151

2. Gigi & Mulut 239 60 143 5

3. Neorologi 115 95 109 23

4. Penyakit Dalam 585 95 556 171

5. Kulit & Kelamin 455 89 405 97

6. Mata 590 90 531 108

7. Psikiatri 80 50 40 17

8. Anak 278 95 264 64

9. Obgyn 316 90 284 22

10. Bedah 370 70 259 54

11. Kardiologi 104 90 94 4

12. Paru Jantung 190 90 171 24

13.Bedah Syaraf 48 75 36 3

14. PRU 66 - 66 -

15. Akupuntur 17 10 2 -

16. Umum - 98 16

17. IGD 977 95 928 41

18. VCT (Gratis) - - -

19. Instalasi Hemodialisa 5 15 1 -

20. Instalasi P.Klinik 700 20 140 -

21. Instalasi Anatomi 104 10 10 -

22. Instalasi Radiologi 723 15 108 -

23. Instalasi GIJ 4 10 1 -

24. Instalasi Diag.Terpadu 792 20 158 -

(72)
[image:72.595.54.571.106.534.2]

Tabel 6.1.4 Jumlah Resep, Omset dan Share bulan Juni 2008 No Apotek Jumlah

R/ Juni Omzet Juni (Rp) % Pasien Umum

Askes Askeskin Total Pasien Umum (Rp) Share ( %) 1 Kimia Farma

2406 163.610.700 20,96 163.610.700 7,22

2 Toba samosir

300 20.400.336 2,61 20.400.336 0,89

3 Tapanuli 240 16.320.269 2,09 16.320.269 0,72

4 Avenxus 480 32.640.538 4,18 32.640.538 1,44

5 Jakarta 300 20.400.336 2,61 20.400.336 0,89

6 Jatinegara 180 12.240.202 1,57 12.240.202 0,54

7 Nora 300 20.400.336 2,61 20.400.336 0,89

8 Sumber Sehat

300 20.400.336 2,61 20.400.336 0,89

9 Mutiara 150 10.200.168 1,31 10.200.168 0,45

10 Prima Jaya

405 40.800.673 3,53 40.800.673 1,79

11 Jaya baru 600 14.280.235 5,23 14.280.235 0,63

12 K-24 900 61.201.009 7,84 61.201.009 2,69

13 Perintis 120 8.160.134 1,04 8.160.134 0,36

14 Husada (Askes)

- - 1.059.185.479 1.059.185.479 46,72

15 Instalasi Farmasi RSPM

4800 326.405.387 41,81 440.375.267 766.780.654 33,82

TOTAL 11.481 767.460.659 100 1.059.185.479 440.375.267 2.267.021.405 99,94 Potensi

Rill

8.487

Total pasien RSPM bulan Juni = 30.126

Pasien Askes = 15.576

Pasien Askeskin = 6.476

(73)

6.2 Pembahasan

Apotek Kimia Farma yang berada di RSU Dr. Pirngadi Medan adalah apotek pelengkap No. 14 di RSU Dr. Pirngadi Medan (RSPM). Apotek pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi yang memberi pelayanan atas resep maupun non resep. Keberadaan Apotek kimia farma di RSPM memberi keuntungan baik bagi pihak Kimia Farma maupun pihak Rumah Sakit dan pasien.

(74)

mengantarkan ke ruangan tempat pasien dirawat maupun kerumah pasien yang berada disekitar kota medan.

Apotek Pelengkap No. 14 RSPM memberikan pelayanan atas resep dokter maupun pelayanan swamedikasi, baik secara tunai maupun kredit. Secara keseluruhan pelayanan di Apotek Pelengkap No. 14 RSPM telah berjalan dengan baik. Pelayanan obat menggunakan sistem komputerisasi sehingga harga obat sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Kimia Farma pusat. Sistem manajemen apotek telah berjalan dengan baik. Dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan, Apotek Kimia Farma sangat mengutamakan kualitas sehingga dalam pelayanan resep sangat dilakukan secara hati-hati. Pelayanan yang diberikan oleh karyawan sangat bersahabat, menyenangkan, sopan, dan sigap melayani konsumen dalam memberikan informasi dan solusi mengenai obat yang dibeli Setelah obat disiapkan, maka Apoteker/Asisten Apoteker akan memeriksa ulang kesesuaian obat dengan resep sehingga obat yang sampai ke tangan pasien benar-benar sesuai dengan permintaan dokter dalam resep.

(75)

karena proses pengerjaanya membutuhkan ketepatan dan ketelitian, sehingga tidak terjadi kesalahan peracikan.

Di sekitar kawasan Apotek Pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi Medan cukup banyak terdapat apotek kompetitor lainnya, sehingga persaingan cukup ketat. Dokter yang bertugas di RSPM berjumlah 155 orang dengan berbagai spesialisasi masing-masing. Jumlah poliklinik di RSPM ada 18 bagian dan 6 bagian instalasi. Dari hasil survei yang dilakukan terhadap jumlah pasien rawat jalan dan rawat inap RSPM untuk bulan juni sebanyak 30126 orang. Untuk pasien umum (rawat inap dan rawat jalan) berjumlah 8487 orang. Dengan total jumlah lama dirawat selama 1776 hari dari semua ruangan. Maka diperoleh jumlah resep yang diberikan kepasien sebanyak 888 lembar. Untuk melihat jumlah resep yang masuk ke Apotek Pelengkap No.14 RSPM, maka dicari data jumlah resep yang dikeluarkan oleh setiap poliklinik yang diperoleh dari persentase jumlah pasien, kemudian dibandingkan dengan resep yang masuk ke Apotek Pelengkap No.14 RSPM. RSPM juga melayani pasien askes dan askeskin. Untuk pelayanan obat pasien askes dan askin diambil diapotek husada (apotek Askes) dan instalasi farmasi RSPM.

(76)

Untuk instalasi farmasi RSPM omzet dan share yang diperoleh termasuk tinggi diantara apotek kompetitor lain dan apotek pelengkap 14 RSPM, karena instalasi farmasi RSPM selain menerima resep dari pasien umum juga melayani pasien askeskin. Secara otomatis pasien askeskin akan menebus obat di instalasi farmasi RSPM.

Omzet yang diperoleh Apotek Pelengkap No.14 RSPM lebih tinggi dibandingkan dengan omzet dari apotek kompetitor selain instalasi farmasi RSPM dan apotek Husada. Hal ini dikarenakan Apotek Pelengkap No.14 RSPM, berada dalam lingkungan yang sangat strategis yaitu dalam lingkungan RSPM. Sehingga potensi dari pasar sangat tinggi dalam melayani resep dari rumah RSPM. Peta pasar dari Apotek Pelengkap No.14 RSPM sudah sangat baik dan harus tetap dipertahankan dan terus ditingkatkan demi kemajuan usaha. Share yang didapat oleh Apotek Pelengkap No.14 RSPM cukup lumayan dibandingkan apotek kompetitor. Dengan share yang tinggi dibanding kompetitor, maka peta pasar yang diterapkan oleh Apotek Pelengkap No.14 RSPM sudah baik.

(77)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. KESIMPULAN

1. Apotek Kimia Farma pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi Medan secara umum telah melaksanakan tugas dan fungsi sebagai tempat pengabdian keprofesian dan fungsi bisnis kefarmasiannya dengan baik.

2. Apotek Pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi Medan memberikan pelayanan atas resep dokter, pelayanan swamedikasi dan alat-alat kesehatan, baik yang berasal dari pasien RSU Dr. Pirngadi maupun pasien dari luar rumah sakit. 3. Pelayanan di apotek pelengkap No.14 RSU Dr. Pirngadi menggunakan sistem

komputerisasi sehingga penjualan dan persediaan barang dapat dikontrol dengan baik.

4. Apoteker sebagai Apoteker Pengelola Apotek (APA) dan sekaligus sebagai Manajer Apotek Pelayanan (MAP) telah melaksanakan fungsinya dengan baik dengan terlibat langsung dalam pelayanan kefarmasian di apotek dan mengendalikan sistem manajemen di apotek.

5. Dari survei yang dilakukan, untuk apotek Pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi saat ini mempunyai peraihan pasar yang tinggi dibandingkan

(78)

7.2. SARAN

1. Diharapkan kepada karyawan yang bertugas benar-benar memperhatikan persediaan barang sehingga tidak terjadi kekosongan obat pada saat dibutuhkan.

2. Sebaiknya Apotek Pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi Medan menambah jumlah unit komputer atau petugas kasir yang bertugas sehingga dapat mempercepat pelayanan.

(79)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2007). Laporan apotek UII farma. Online 30 Desember 2007.

http://www.w3.org/TR/xhtml.

Anonim. Diakses tanggal 25 Juli 2008. www.kimiafarma.co.id.

Anonim. (2007). Informasi Spesialite Obat Indonesia. vol. 42. Jakarta: Penerbit Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek.

Djuanda, Adhi., dkk. (2006). MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Edisi 2007/2008. Jakarta: PT. Info Master.

Ibrahim, Yacob.H.M.Drs. (1998). Studi Kelayakan Bisnis. Cetakan I. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

McDonald, Malcolm, dkk (1999). Marketing Plans That Work: Kiat Mencapai Pertumbuhan dan Profitabilita

Gambar

Tabel 6.5   Daftar Jumlah Pasien Rawat Inap Di RSU.Dr.Pirngadi Medan
Tabel 3.1 Struktur Organisasi Apotek Kimia Farma Pelengkap 14 RSU
Tabel 5.1.1. Spesialite Obat untuk resep 1.
Tabel 5.1.2   Spesialite Obat untuk resep 2.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Universitas Sumatera Utara... Universitas

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah untuk melihat sejauhmana pengaruh penerapan teknik sales promotion pada Grapari Telkomsel yang selama ini dilakukan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan penahanan dan pelayanan tahanan dalam proses peradilan pidana selama terdakwa ditahan di rumah tahanan negara;

Universitas Sumatera Utara... Universitas

1) Untuk mengetahui jumlah total link eksternal yang diterima dari situs lain (Visibility), yang diperoleh dari Yahoo Search. 2) Untuk mengetahui jumlah halaman situs Web

Berdasarkan hasil jawaban di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan arsip media audiovisual pada bidang produksi sudah baik, karena pelaksanaan kegiatan pemeliharaan

Tujuan penelitian untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi bauran pemasaran jasa yang meliputi: produk (program studi), harga (biaya pendidikan), tempat, orang, proses

salah satu daerah budaya di Indonesia yang didiami oleh masyarakat yang dikenal dengan suku bangsa.. (etnis) Minangkabau, terkenal dengan ciri sosial masyarakat, yaitu taat kepada