• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Mahasiswa Pada AMIK MBP Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Mahasiswa Pada AMIK MBP Medan"

Copied!
173
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP

KEPUASAN DAN LOYALITAS MAHASISWA PADA AMIK MBP

MEDAN

TESIS

Oleh

BENNI PURBA

107019002/IM

MAGISTER ILMU MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS MAHASISWA PADA

AMIK MBP MEDAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

Oleh

BENNI PURBA

107019002/IM

PROGRAM STUDI ILMU MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis :

Nama Mahasiswa

PENGARUH STRATEGI BAURAN

PEMASARAN JASA TERHADAP

KEPUASAN DAN LOYALITAS

MAHASISWA PADA AMIK MBP MEDAN

:

Nomor Pokok :

107019002/IM

Program

Studi

: ILMU MANAJEMEN

Menyetujui, Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Amrin Fauzi) (Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si)

Ketua Program Studi DEKAN

(Prof.Dr.Azhar Maksum.M.Ec, Ac)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 29 Agustus 2014

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Amrin Fauzi

(5)

PERNYATAAN Judul Tesis

PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS MAHASISWA PADA

AMIK MBP MEDAN

Dengan ini peneliti menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat

untuk memperoleh gelar Magister pada program Studi Ilmu Manajemen di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil

karya peneliti sendiri.

Adapun pengutipan-pengutipan yang peneliti lakukan pada

bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah

peneliti cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan

etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian

tesis ini bukan hasil karya peneliti sendiri atau adanya plagiat dalam

bagian-bagian tertentu, peneliti bersedia menerima sanksi pencabutan gelar

akademik yang peneliti sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan

peraturan perundangan yang berlaku.

Medan, Agustus 2014

Peneliti,

(6)

PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN JASA

TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS MAHASISWA PADA

AMIK MBP MEDAN

ABSTRAK

Perguruan Tinggi AMIK MBP semestinya mengetahui tentang kepuasan konsumennya agar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya, harus memperhatikan karakteristik jasa pelayanan yang ditawarkan kepada mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan menganalisis bauran pemasaran yang terdapat pada jasa yang ditawarkannya yang terdiri dari: produk/program studi, harga/biaya pendidikan, tempat, orang, proses dan pelayanan. Tujuan penelitian untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi bauran pemasaran jasa yang meliputi: produk (program studi), harga (biaya pendidikan), tempat, orang, proses dan pelayanan terhadap kepuasan mahasiswa serta dampaknya pada loyalitas mahasiswa di AMIK MBP Medan. Metode dalam penelitian ini dengan menggunakan pendekatan metode survey, jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan sifat penelitian ini adalah deskriptif eksplanatory. Metode pengumpulan data dilakukan dengan daftar pertanyaan dan studi dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan dengan analisis Model Persamaan Struktural (Structural Equation Model) dengan pengolahan data menggunakan program

komputer Analysis of Moment Structure (AMOS). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa Produk berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan

Mahasiswa dengan arah hubungan positif. Harga berpengaruh tidak

signifikan terhadap Kepuasan Mahasiswa dengan arah hubungan positif. Lokasi berpengaruh tidak signifikan terhadap Kepuasan Mahasiswa dengan

arah hubungan positif. Orang berpengaruh tidak signifikan terhadap

Kepuasan Mahasiswa dengan arah hubungan positif. Proses berpengaruh

signifikan terhadap Kepuasan Mahasiswa dengan arah hubungan positif.

Pelayanan berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Mahasiswa dengan arah hubungan positif. Produk berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas

Mahasiswa dengan arah hubungan positif. Harga berpengaruh tidak

signifikan terhadap Kepuasan Loyalitas dengan arah hubungan positif. Lokasi berpengaruh tidak signifikan terhadap loyalitas Mahasiswa dengan arah hubungan positif. Orang berpengaruh tidak signifikan terhadap Loyalitas Mahasiswa dengan arah hubungan positif. Proses berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Mahasiswa dengan arah hubungan positif. Pelayanan berpengaruh tidak signifikan terhadap Loyalitas Mahasiswa dengan arah hubungan positif. Kepuasan berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Mahasiswa dengan arah hubungan positif.

(7)

THE INFLUENCE OF SERVICE MARKETING MIX STRATEGY ON THE SATISFACTION AND LOYALTY OF THE STUDENTS

OF AMIK MBP MEDAN ABSTRACT

The college of AMIK MBP Medan should know about the satisfaction of its consumers in order to be able to meet their needs and wants and pay attention to the characteristics of the services offered to them. This can be done by analyzing the marketing mix found in the services offered consisting of product/study programs, price/tuition fee or cost of education, place/location, people/students, process and services. The purpose of this study was to find out and analyze the influence of service marketing mix strategy comprising product (study program), price (cvost of education), place, people, process and services on the satisfaction of the students and its impact on the loyalty of the students of AMIK MBP Medan. The data for this descriptive quantitative explanatory study were obtained through documentation study and questionnaire distribution. The data obtained were processed through Analysis of Moment Structure (AMOS) computer program and were analyzed through Structural Equation Models. The result of this study showed that Product had a positive and significant influence on the satisfaction of the students. Price had a positive and insignificant influence on the satisfaction of the students. Location had a positive and insignificant influence on the satisfaction of the students. People had a positive and insignificant influence on the satisfaction of the students. Process had a positive and significant influence on the satisfaction of the students. Services had a positive and significant influence on the satisfaction of the students. Product had a positive and significant influence on the loyalty of the students. Price had a positive and insignificant influence on the loyalty of the students. Location had a positive and insignificant influence on the loyalty of the students. People had a positive and insignificant influence on the loyalty of the students. Process had a positive and significant influence on the loyalty of the students. Services had a positive and significant influence on the loyalty of the students. Satisfaction had a positive and significant on the loyalty of the students.

Keywords: Marketing Mix, Satisfaction, Loyalty

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Peneliti ucapkan hanya bagi Allah Yang Maha

Pengasih karena atas segala kasih dan karuniaNya sehingga Peneliti dapat

menyelesaikan Tesis ini. Dalam penulisan Tesis ini, Peneliti telah banyak

mendapat bantuan dari berbagai pihak, dan pada kesempatan ini Peneliti

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H., M.Sc., (CTM)., Sp. A

(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara. Atas dedikasi beliau,

penulis diberi kesempatan untuk mengikuti pendidikan di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Bapak Prof.Dr.Azhar Maksum, M.Ec, Ac., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS., selaku Ketua Program Studi Ilmu

Manajemen S2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara dan juga selaku Ketua Komisi Pembanding yang telah banyak

memberikan masukan untuk perbaikan tesis ini.

4. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA., selaku Sekretaris Program Studi

Jurusan Ilmu Manajemen S2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara. sekaligus sebagai Anggota Komisi Pembanding yang

telah banyak memberikan masukan untuk perbaikan tesis ini.

(9)

5. Bapak Prof. Dr. Amrin Fauzi, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang

telah banyak memberikan semangat, pengarahan dan bimbingan kepada

peneliti dalam menyelesaikan tesis ini.

6. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, M.Si., selaku Anggota Komisi

Pembimbing yang telah banyak memberikan semangat, pengarahan dan

bimbingan kepada peneliti dalam menyelesaikan tesis ini.

7. Ibu Dr. Beby KF Sembiring., S.E., M.M., selaku Anggota Komisi

Pembanding yang telah banyak memberikan masukan-masukan demi

penyempurnaan tesis ini.

8. Seluruh Staf Pengajar dan Administrasi Program Studi Ilmu Manajemen

S2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

9. Bapak Drs. Tenang Malem Tarigan, Ak., M.Si., selaku Direktur AMIK

MBP Medan yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di

AMIK MBP Medan.

10. Kedua orangtua peneliti, Ayahanda Lukas Purba dan Ibunda (Alm)

Menam Br. Berahmana, yang penuh kasih sayang dan selalu mendoakan

peneliti serta seluruh keluarga yang turut memberikan bantuan dan

dukungan dalam menyelesaikan studi ini.

11. Istri tersayang Ros Malem Br. Sembiring, serta kedua mertua saya Bapak

(Alm) Nampe Sembiring dan Ibu (Alm) Sabar Br. Ginting, atas

dukungan dan doanya yang penuh kasih sayang dalam meyelesaikan

studi ini.

(10)

12. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Program Studi Ilmu Manajemen S2

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, atas bantuan

serta dukungan selama peneliti menempuh studi dan dalam penulisan

Tesis ini.

Peneliti menyadari tesis ini belum sempurna. Namun harapan peneliti

semoga Tesis ini bermanfaat bagi seluruh pembaca. Semoga kiranya Tuhan

memberkati kita semua, Amin.

Medan, Agustus 2014

Peneliti,

Benni Purba

(11)

RIWAYAT HIDUP

Benni Purba, lahir di Berastagi pada tanggal 5 Agustus 1972, anak

keempat dari lima bersaudara dari pasangan Ayahanda Lukas Purba dan

Ibunda (Alm) Menam br Berahmana. Pada tanggal 26 Juli 2007 peneliti

menikah dengan Ros Malem br Sembiring.

Pendidikan dimulai pada tahun 1979 di Sekolah Dasar Negeri 040454

Desa Peceren, tamat dan lulus pada tahun 1985, Sekolah Menengah Pertama

di SMP Swasta Masehi Berastagi tamat dan lulus pada tahun 1988 serta

Sekolah Menegah Atas di SMA Swasta Khatolik Kabanjahe tamat dan lulus

pada tahun 1991. Menyelesaikan Pendidikan Strata – 1 Sarjana Ekonomi

Manajemen (S1) di Universitas Khatolik St. Thomas Sumatera Utara Medan

Pada Tahun 1997. Pada tahun 2010 melanjutkan pendidikan Strata – 2 (S2)

Program Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara Medan.

Medan, Agustus 2014

Peneliti,

(12)

DAFTAR ISI

2.1 Penelitian Terdahulu... 15

(13)

BAB III METODE PENELITIAN ... 49

3.6 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ... 52

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 54

3.7.1 Uji Validitas ………... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 70

4.1 Hasil Penelitian ... 70

4.1.4.1.Penjelasan Responden atas Produk/program studi (X1 4.1.4.2 Penjelasan Responden atas Harga/biaya pendidikan (X )... 73 2 4.1.4.3 Penjelasan Responden atas Tempat/lokasi (X ). 75 3 4.1.4.4 Penjelasan Responden atas Orang (X ) ... 77

4 4.1.4.5 Penjelasan Responden atas Proses (X ) ... 79

5 4.1.4.6 Penjelasan Responden atas Pelayanan (X ) ... 81

6 4.1.4.7 Penjelasan Responden atas Kepuasan mahasiswa (Z) .... 86

) ... 83

4.1.4.8 Penjelasan Responden atas Loyalitas mahasiswa (Y) ... 88

(14)
(15)

4.1.7.2 Hipotesis 2 ... 102

4.1.7.3 Hipotesis 3 ... 104

4.2 Pembahasan ... 105

4.2.1 Hipotesis 1 ... 105

4.2.2 Hipotesis 2 ... 109

4.2.3 Hipotesis 3 ... 112

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 115

5.1 Kesimpulan……… 115

5.2 Saran ... 116

DAFTAR PUSTAKA ... 118

LAMPIRAN ... 121

(16)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Lulusan SLTA Tahun 2008 sampai 2012 ...3

Tabel 1.2 Perbandingan Jumlah Mahasiswa Teknik Informatika/Manajemen Informatika pada Tahun 2009-2013 ... ... 9

Tabel 1.3 Jumlah Mahasiswa yang Diterima di AMIK MBP Medan Tahun Akademik 2009/2010 – 2013/2014 ... 10

Tabel 1.4 Target dan Realisasi Penerimaan Mahasiswa Baru AMIK MBP Medan Tahun 2013 ... 11

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Mahasiswa AMIK MBP Angkt. 2011-2013 .. 50

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 52

Tabel 3.3 Variabel, Defenisi, Indakator, Skala ukur yang digunakan ... 53

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Produk/program studi ... 56

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Harga/biaya pendidikan ... 56

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Tempat/lokasi ... 57

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Instrumen Orang ... 57

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Instrumen Proses ... 58

Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Instrumen Pelayanan ... 58

Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Instrumen Kepuasan ... 59

Tabel 3.11 Hasil Uji Validitas Instrumen Loyalitas ... 60

Tabel 3.12 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel ... 61

Tabel 3.13 Indeks Pengujian Kelayakan Model ... 68

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 72

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 72

Tabel 4.3 Penjelasan Responden atas Produk/program studi... 73

Tabel 4.4 Penjelasan Responden atas Harga/biaya pendidikan ... 75

Tabel 4.5 Penjelasan Responden atas Tempat/lokasi ... 77

Tabel 4.6 Penjelasan Responden atas Orang ... 79

Tabel 4.7 Penjelasan Responden atas proses ... 81

Tabel 4.8 Penjelasan Responden atas Pelayanan ... 84

Tabel 4.9 Penjelasan Responden atas Kepuasan ... 86

Tabel 4.10 Penjelasan Responden atas Loyalitas ... 88

Tabel 4.11 Statistik Deskriptif Penelitian ... 90

Tabel 4.12 Hasil Pengujian Kelayakan Model ... 97

Tabel 4.13 Hasil Regression Weights Analisis Struktural Equation Modeling 98

Tabel 4.14 Hasil Pengujian Hipotesis 1 ... 99

Tabel 4.15 Hasil Pengujian Hipotesis 2 ... 102

Tabel 4.16 Hasil Pengujian Hipotesis 3 ... 104

(17)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ……… .. 48 Gambar 3.1 Diagram Alur ……… ... 64 Gambar 4.1 Analisis Struktural Equation Modeling (SEM) l……… ... 94 Gambar 4.2 Analisis Struktural Equation Modeling (SEM) II………… .. 96

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

Lampiran 1 Kuesioner ……… ... 121

Lampiran 2 UJi Validitas dan Reliabilitas……… ... 125

Lampiran 3 Data Responden……… ... 130

Lampiran 4 OUT PUT……… ... 144

(19)

PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN JASA

TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS MAHASISWA PADA

AMIK MBP MEDAN

ABSTRAK

Perguruan Tinggi AMIK MBP semestinya mengetahui tentang kepuasan konsumennya agar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya, harus memperhatikan karakteristik jasa pelayanan yang ditawarkan kepada mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan menganalisis bauran pemasaran yang terdapat pada jasa yang ditawarkannya yang terdiri dari: produk/program studi, harga/biaya pendidikan, tempat, orang, proses dan pelayanan. Tujuan penelitian untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi bauran pemasaran jasa yang meliputi: produk (program studi), harga (biaya pendidikan), tempat, orang, proses dan pelayanan terhadap kepuasan mahasiswa serta dampaknya pada loyalitas mahasiswa di AMIK MBP Medan. Metode dalam penelitian ini dengan menggunakan pendekatan metode survey, jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan sifat penelitian ini adalah deskriptif eksplanatory. Metode pengumpulan data dilakukan dengan daftar pertanyaan dan studi dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan dengan analisis Model Persamaan Struktural (Structural Equation Model) dengan pengolahan data menggunakan program

komputer Analysis of Moment Structure (AMOS). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa Produk berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan

Mahasiswa dengan arah hubungan positif. Harga berpengaruh tidak

signifikan terhadap Kepuasan Mahasiswa dengan arah hubungan positif. Lokasi berpengaruh tidak signifikan terhadap Kepuasan Mahasiswa dengan

arah hubungan positif. Orang berpengaruh tidak signifikan terhadap

Kepuasan Mahasiswa dengan arah hubungan positif. Proses berpengaruh

signifikan terhadap Kepuasan Mahasiswa dengan arah hubungan positif.

Pelayanan berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Mahasiswa dengan arah hubungan positif. Produk berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas

Mahasiswa dengan arah hubungan positif. Harga berpengaruh tidak

signifikan terhadap Kepuasan Loyalitas dengan arah hubungan positif. Lokasi berpengaruh tidak signifikan terhadap loyalitas Mahasiswa dengan arah hubungan positif. Orang berpengaruh tidak signifikan terhadap Loyalitas Mahasiswa dengan arah hubungan positif. Proses berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Mahasiswa dengan arah hubungan positif. Pelayanan berpengaruh tidak signifikan terhadap Loyalitas Mahasiswa dengan arah hubungan positif. Kepuasan berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Mahasiswa dengan arah hubungan positif.

Kata kunci : Bauran Pemasaran, Kepuasan dan Loyalitas.

(20)

THE INFLUENCE OF SERVICE MARKETING MIX STRATEGY ON THE SATISFACTION AND LOYALTY OF THE STUDENTS

OF AMIK MBP MEDAN ABSTRACT

The college of AMIK MBP Medan should know about the satisfaction of its consumers in order to be able to meet their needs and wants and pay attention to the characteristics of the services offered to them. This can be done by analyzing the marketing mix found in the services offered consisting of product/study programs, price/tuition fee or cost of education, place/location, people/students, process and services. The purpose of this study was to find out and analyze the influence of service marketing mix strategy comprising product (study program), price (cvost of education), place, people, process and services on the satisfaction of the students and its impact on the loyalty of the students of AMIK MBP Medan. The data for this descriptive quantitative explanatory study were obtained through documentation study and questionnaire distribution. The data obtained were processed through Analysis of Moment Structure (AMOS) computer program and were analyzed through Structural Equation Models. The result of this study showed that Product had a positive and significant influence on the satisfaction of the students. Price had a positive and insignificant influence on the satisfaction of the students. Location had a positive and insignificant influence on the satisfaction of the students. People had a positive and insignificant influence on the satisfaction of the students. Process had a positive and significant influence on the satisfaction of the students. Services had a positive and significant influence on the satisfaction of the students. Product had a positive and significant influence on the loyalty of the students. Price had a positive and insignificant influence on the loyalty of the students. Location had a positive and insignificant influence on the loyalty of the students. People had a positive and insignificant influence on the loyalty of the students. Process had a positive and significant influence on the loyalty of the students. Services had a positive and significant influence on the loyalty of the students. Satisfaction had a positive and significant on the loyalty of the students.

Keywords: Marketing Mix, Satisfaction, Loyalty

(21)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan sebagai faktor pendukung yang memegang peranan

penting di segala sektor terutama dalam pekerjaan. Pendidikan sebagai usaha

yang dapat mengembangkan potensi dalam dirinya melalui proses

pembelajaran dan cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Secara

umum pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Undang-undang Negara Republik Indonesia 1945 pasal 31 ayat (1)

menyebutkan bahwa setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan, dan

ayat (3) menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan

menyelenggarakan satu system pendidikan nasional yang meningkatkan

keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Undang-undang No.

20 tahun 2003 menyatakan bahwa sistem pendidikan nasional memberikan

dasar hukum untuk membangun pendidikan nasional dengan menerapkan

prinsip demokrasi, desentrealisasi, otonomi, keadilan dan menjunjung tinggi

(22)

Perguruan Tinggi (PT) harus berupaya meningkatkan mutu dan

kompetensi untuk bersaing secara global. Oleh karena itu PT harus

mempunyai visi dan misi untuk meningkatkan kemampuan masyarakat pada

umumnya melalui pembinaan sumberdaya manusia maupun kegiatan

masyarakat. Penataan sistem pendidikan tinggi menurut Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi meliputi: Otonomi, Akuntabilitas, Akreditasi, Evaluasi

diri, dan peningkatan kualitas berkelanjutan. Kinerja PT akan baik apabila

seluruh civitas akademika berpartisipasi aktif dalam seluruh kegiatan

pendidikan tinggi, terutama dengan menerapkan lima paradigma tersebut.

Industri jasa seperti PT mempunyai beban tertentu yaitu harus

menyesuaikan diri dengan pola-pola kebudayaan masyarakat yang dapat

memberikan keuntungan ekonomis bagi pribadi mahasiswa, dan keuntungan

lain bagi masyarakat, misalnya munculnya budaya gemar membaca, gemar

meneliti, berpikir kritis, munculnya manusia kreatif, dan humanistik.

Lembaga pendidikan dalam proses produksinya menawarkan lingkungan atau

iklim pendidikan, seperti kampus yang tenang, indah dan nyaman yang

mendorong semangat belajar, dan mengesankan adanya budaya kampus,

proses administrasi dan proses pengambilan keputusan yang mencerminkan

keagungan, kelancaran, ketepatan dan kecepatan dari proses manajemen

modern.

Dengan adanya Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Sumatera Utara berarti

turut serta berpartisispasi dalam menanggulangi keterbatasan daya tampung

(23)

khususnya di Sumatera Utara mempunyai peluang yang sama untuk di pilih calon

mahasiswa yang tidak di tampung di PTN dalam melanjutkan studinya. Oleh

karena itu setiap PTS harus melakukan strategi khusus yang berbeda dengan PTS

lain.

Target pasar saat ini dalam dunia pendidikan yaitu perguruan tinggi

karena masyarakat sangat memerlukan pendidikan yang lebih baik lagi.

Lulusan SMA/sederajat yang akan melanjutkan pendidikan ke perguruan

tinggi tentu menginginkan agar nantinya selesai dengan cepat dan kemudian

mudah mendapat pekerjaan. Khususnya masyarakat Sumatera Utara

merasakan pentingnya sebuah pendidikan bagi anak-anaknya untuk bekal di

masa yang akan datang. Jumlah lulusan SMA/sederajat dari Provinsi

Sumatera Utara sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dapat di lihat

pada Tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 1.1

Jumlah Lulusan SLTA Tahun 2008 sampai 2012 di Sumatera Utara

Tahun Ajaran

Lulus

(Orang)

2008/2009 98.019

2009/2010 103.961

2010/2011 122.474

2011/2012 117.001

2012/2013 119.696

Sumber: Dinas Pendidikan Nasional Sumatera Utara, Tahun 2014

Pada Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa jumlah lulusan siswa

SMA/sederajat di Provinsi Sumatera Utara naik di tahun 2010 dibandingkan

di tahun 2009. Pada tahun 2012 turun jika dibandingkan pada tahun 2011.

Bila para lulusan tersebut ditanya mengenai keinginan untuk melanjut ke

(24)

ingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Sasaran mereka yang utama adalah

Perguruan Tinggi Negeri (PTN), karena biaya pendidikan yang lebih murah dan

statusnya lebih tinggi, namun daya tampung Perguruan Tinggi Negeri sangat

terbatas.

Dalam jangka panjang loyalitas menjadi tujuan yang sangat penting di

perguruan tinggi. Dick and Basu (2000) menjelaskan bahwa loyalitas

merupakan dasar untuk pengembangan keunggulan bersaing yang

berkelanjutan. Loyalitas dimaknai sebagai loyalitas dari seluruh pihak yang

berhubungan dengan organisasi yang merupakan indikasi dari nilai-nilai

hubungan jangka panjang. Sementara, Egan (2001) mengkaji outcomes dari

pemasaran ini berupa keeratan/kekuatan hubungan (strong relationship).

Hubungan pemasaran akan menjadi berarti dan dapat menjadi modal sosial

bagi organisasi yang menjalankan kerjasama bila dapat dicapai keeratan

hubungan (hubungan yang kuat) antar organisasi tersebut.

Untuk memuaskan konsumen perlu dirancang srategi pemasaran. Salah

satu strategi pemasaran itu adalah strategi bauran pemasaran jasa. Lupiyodi

(2013) menyatakan bahwa “Elemen marketing mix services strategic (strategi

bauran pemasaran jasa) memilih tujuh faktor dalam menetapkan keputusan

pembelian oleh konsumen yaitu product, price, promotion, place, process,

dan customer service”. Selanjutnya Lupiyoadi (2013) menyatakan bahwa

“sebagai suatu bauran pemasaran, elemen tersebut (produk, harga, promosi,

tempat, orang, proses, layanan konsumen) saling mempengaruhi satu sama

(25)

mempengaruhi strategi pemasaran secara keseluruhan”. Strategi bauran

pemasaran dalam hubungannya dengan pemasaran jasa Pendidikan Tinggi

tidak terlepas dari produk (program studi), harga (biaya pendidikan),

promosi, lokasi, orang, proses, dan pelayanan.

Konsumen dalam penelitian ini dibatasi pada mahasiswa saja, dengan

dasar pemikiran bahwa pelayanan yang diberikan dari jasa pendidikan tinggi

dapat langsung dirasakan oleh para mahasiswa tersebut. Pada satu sisi,

mahasiswa akan diposisikan sebagai konsumen yang harus dilayani

sedemikan rupa agar kepuasan tercipta karena pelayanan yang telah kita

berikan. Tetapi dilain pihak, dalam menciptakan kepuasan bagi mahasiswa

tidak akan terlepas dari norma-norma dunia pendidikan. Hal ini menunjukkan

bahwa kita harus dapat menempatkan atau melakukan reposisi terhadap

posisi mahasiswa sebagai konsumen dalam konteks dunia pendidikan.

Posisi mahasiswa selain sebagai konsumen, tetapi juga sebagai rekan

kerja (partner) bagi penyedia jasa pendidikan. Jika suatu perguruan tinggi

telah berhasil memenuhi kepuasan konsumennya (dalam hal ini adalah

mahasiswa), maka para mahasiswa tersebut secara tidak langsung dapat

menjadi marketer bagi perguruan tinggi yang bersangkutan, dengan

mempromosikan perguruan tinggi tersebut dari mulut ke mulut. Ini dapat

memberikan dampak yang sangat positif bagi suatu perusahaan, karena

kekuatan promosi dari mulut ke mulut tersebut terbukti sangat efektif bagi

kegiatan pemasaran suatu perusahaan, terutama yang bergerak di bidang jasa

(26)

Agar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya,

perguruan tinggi harus memperhatikan karakteristik jasa pelayanan yang

ditawarkan kepada mereka. Perguruan Tinggi Akademi Manajemen

Informatika Komputer Medan Business Polytechnic (AMIK MBP)

semestinya telah melakukan atau paling tidak mengetahui tentang kepuasan

konsumennya. Hal ini dapat dilakukan dengan menganalisis bauran

pemasaran yang terdapat pada jasa yang ditawarkannya yang terdiri dari:

Produk (program studi) merupakan kesatuan rencana belajar sebagai

pedoman penyelenggaraan pendidikan akademik dan/atau professional.

Program studi ini diselenggarakan atas dasar kurikulum yang ditujukan agar

mahasiswa dapat menguasai pengetahuan, sikap, dan perilaku/keterampilan

yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

AMIK MBP Medan menawarkan 2 (dua) program studi Diploma Tiga

(D-III) yaitu: Manjemen Informatika dan Teknik Informatika. Produk

(program studi) yang ditawarkan kepada konsumen haruslah produk yang

bermutu, sebab mutu merupakan suatu keharusan bagi perguruan tinggi. Pada

saat ini pemilihan perguruan tinggi oleh masyarakat pada umumnya

didasarkan kepada penilaian public mengenai perguruan tinggi yang

dijabarkan dalam suatu status peringkat akreditasi. Secara umum penilaian

mutu suatu perguruan tinggi dijabarkan dalam suatu status (peringkat

akreditasi) yang biasanya dinilai oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan

Tinggi (BAN-PT). Dengan adanya status akreditasi maka mahasiswa semakin

(27)

Saat ini ada dua program studi di AMIK MBP, yaitu program studi

Manajemen Informatika dengan status akreditasi C, dan Teknik Informatika

dengan status akreditasi C.

Harga (biaya pendidikan) merupakan pengorbanan finansial yang akan

dikeluarkan oleh mahasiswa menempuh pendidikan di AMIK MBP Medan.

Harga (biaya pendidikan) dalam hal ini adalah uang pendaftaran Rp

200.000,- uang kemahasiswaan pertahun Rp 90.000,- uang Pembekalan

Mahasiswa Baru (PMB) Rp 375.000,- dan uang kuliah (sudah termasuk uang

ujian dan praktek) sebesar Rp 5.000.000,- pertahun dapat dicicil 6 kali

pembayaran.

Promosi merupakan penyampaian informasi kepada masyarakat yang

berperan untuk menarik mahasiswa agar memilih AMIK MBP tempat mereka

kuliah. AMIK MBP Medan melakukan promosi dengan berbagai cara seperti:

mendatangi sekolah-sekolah untuk tingkat SMA/ sederajat, menggunakan

brosur dan spanduk, pameran, memasang iklan di surat kabar, namun sangat

disyangkan masih ada masyarakat yang belum mengenal AMIK MBP Medan.

Tempat merupakan lokasi dimana lembaga pendidikan berada yang

biasanya ada kaitannya dengan jauh tidaknya dari kota (strategis). AMIK

MBP Medan berlokasi di jalan LetJend Jamin Ginting No 285-287 Padang

Bulan Medan cukup strategis mudah dijangkau oleh masyarakat, berada di

dekat Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, bukan berada di tengah

(28)

Orang merupakan staff Professional AMIK MBP Medan yang terdiri

dari staff akademi yang melakukan pekerjaan mengajar, meneliti dan

menjalankan layanan masyarakat, staff pendukung yang meliputi pekerja

professional dibidang tertentu, staff administrasi, keamanan, teknis, dan

lain-lain. Staf akademi yang melakukan pekerjaan mengajar di AMIK MBP

Medan terdiri dari 49 orang dosen tetap yayasan, 89 orang dosen tidak tetap,

29 orang pegawai dan 8 orang staf.

Proses merupakan seluruh rangkaian kegiatan proses belajar mengajar

yang berhubungan dengan mahasiswa di AMIK MBP Medan yang meliputi:

pendaftaran, testing, kuliah bonus (pelatihan gratis), daftar ulang,

Pembekalan Mahasiswa Baru (PMB), perkuliahan, ujian sampai dengan

selesainya mahasiswa tersebut atau sering disebut dengan wisuda.

Pelayanan merupakan pelayanan dan penerimaan yang diberikan

AMIK MBP Medan pada kunjungan kampus, tanggapan dan penerimaan

pihak manajemen, kecepatan dan kesiapan administrasi pendaftaran,

penjelasan yang diberikan oleh pegawai atau manajemen dalam kunjungan

sekolah, kesesuaian informasi dalam promosi dengan kenyataan di lapangan

ketika kunjungan kampus, perbandingan dengan kampus lain, suasana

kampus yang bersahabat, organisasi mahasiswa yang ada, fasilitas belajar

mengajar, fasilitas aula pertemuan, fasilitas perpustakaan dan tempat parkir.

Persaingan yang semakin ketat antara perguruan tinggi swasta yang

berada di kota Medan yang memiliki program studi yang sama

(29)

berkurang. Perbandingan jumlah mahasiswa Teknik Informatika/Manajemen

Informatika perguruan tinggi swasta yang berada di kota Medan pada Tahun

2009-2013 dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini:

Tabel 1.2

Perbandingan Jumlah Mahasiswa Teknik

Informatika/Manajemen Informatika pada Tahun 2009-2013 No Nama Perguruan 2009 2010 2011 2012 2013

1 AMIK MBP Medan 656 694 576 342 328

2 STMI Budi Darma 159 200 235 275 296

3 STMIK BINUS 102 119 130 129 180

4 AMIKTriguna Darma Medan 587 765 721 730 765

5 STMIK Potensi Utama 195 200 234 265 270

6 STMIK Mikroskil 923 917 1020 1032 1046

Sumber: Kopertis Sumatera Utara, Tahun 2014

Pada Tabel 1.2 menunjukkan persaingan antara perguruan tinggi yang

menyebabkan jumlah mahasiswa AMIK MBP Medan menurun, oleh sebab itu

maka perguruan tinggi harus berupaya menghasilkan dan memahami perilaku

mahasiswa agar mahasiswa merasa puas kuliah AMIK MBP Medan. Kotler

(2001) menyatakan bahwa, “Kepuasan konsumen merupakan fungsi dari

seberapa dekat antara harapan pembeli atas suatu produk dengan daya guna

yang dirasakan dari produk tersebut. Seandainya produk tersebut berada di

bawah harapan konsumen, maka konsumen tersebut merasa dikecewakan

(tidak puas) dan jika memenuhi harapan maka konsumen tersebut merasa

puas”.

Bertitik tolak dari keadaan tersebut Akademi Manajemen Informatika

Komputer Medan Business Polytechnic Medan merasa terpanggil untuk

mempersiapakan diri sehingga dari lulusan SMA/ Sederajat dari Provinsi

(30)

masa yang akan datang untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih

tinggi. AMIK MBP Medan mengalami tren naik turun jumlah mahasiswa. Hal

ini bisa terlihat pada Tabel 1.3 berikut ini:

Tabel 1.3

Jumlah Mahasiswa yang Diterima di AMIK MBP Medan Tahun Akademik 2009/2010-2013/2014

No Program Studi 2009 2010 2011 2012 2013

1 Teknik Informatika 221 255 198 122 120

2 Manajemen Informatika 435 439 378 220 208

Total 656 694 576 342 328

Sumber: BAAK AMIK MBP Medan, Tahun 2014

Pada Tabel 1.3 dapat dilihat adanya fenomena naik-turun jumlah

mahasiswa baru AMIK MBP Medan. Pada tahun 2009 jumlah mahasiswa

baru AMIK MBP 221 orang, tahun 2010 jumlah mahasiswa yang diterima

meningkat dari 221 menjadi 255 mahasiswa atau naik sebanyak 34

mahasiswa, tetapi pada tahun 2011 terjadi penurunan menjadi 198 mahasiswa

atau menurun sebanyak 57 mahasiswa, pada tahun 2012 turun lagi menjadi

122 mahasiswa atau menurun sebanyak 76 mahasiswa, dan pada tahun 2013

jumlah mahasiswa yang diterima terjadi lagi penurunan menjadi 120

mahasiswa atau menurun sebanyak 2 mahasiswa. Penurunan jumlah

mahasiswa AMIK MBP khususnya pada tahun 2013, jauh dari target yang

telah ditetapkan. Pada tahun 2013 target penerimaan mahasiswa baru pada

AMIK MBP sebanyak 800 mahasiswa, tatapi realisasinya jauh dari yang

(31)

Target dan realisasi penerimaan mahasiswa baru pada AMIK MBP

Medan tahun 2013 terlihat pada tabel 1.4 berikut ini :

Tabel 1.4

Target dan Realisasi Penerimaan Mahasiswa Baru AMIK MBP Medan Tahun 2013

No Program Studi Target

(Orang)

Realisasi (orang)

1 Teknik Informatika 200 120

2 Manajemen Informatika 400 208

Jumlah 800 328

Sumber : BAAK AMIK MBP Medan, Tahun 2014

Banyak faktor yang berpengaruh atau menyebabkan terjadinya

kecenderungan penurunan minat terhadap AMIK MBP, seperti rendahnya

kemampuan perguruan tinggi tersebut untuk memuaskan mahasiswanya. Jika

AMIK MBP tidak berorientasi pada kepuasan mahasiswa (costomer

satisfaction), maka disinyalir perguruan tinggi tersebut akan kalah bersaing

dengan perguruan tinggi lainnya, bahkan mengalami keterpurukan. Pada saat

ini kondisi persaingan PTS sangat ketat sekali. Hal ini menyebabkan

perguruan tinggi tersebut dalam hal ini adalah AMIK MBP Medan perlu

mengadopsi strategi-strategi pemasaran yang digunakan dalam industri non

pendidikan.

Kemampuan profesionalisme AMIK MBP Medan dalam

mengoptimalkan strategi bauran pemasaran cenderung diarahkan pada

perilaku mahasiswa dalam memilih AMIK MBP Medan sebagai tempat

belajarnya. Setiap PTS memiliki strategi pengelolaan dan pemasarannya

masing-masing. Terjadinya komposisi tarik-menarik dari faktor bauran

(32)

AMIK MBP Medan, yaitu dengan mempertimbangkan Produk, harga,

kegiatan promosi, tempat, orang, proses, dan pelayanan yang ada.

Setelah memutuskan untuk memilih AMIK MBP Medan, dan para

mahasiswa yang telah menetapkan pilihannya di AMIK MBP Medan sebagai

tempat kuliah akan menjadi Civitas akademika dilingkungan AMIK MBP

Medan. Dalam hal ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi siswa SMA/

sederajat dalam mementukan pilihan terhadap AMIK MBP Medan,

khususnya pada strategi bauran pemasaran jasa yang diterapkan. Strategi

bauran pemasaran jasa ini sangat menentukan keputusan mahasiswa dalam

memilih perguruan tinggi.

Sebagai perguruan tinggi yang dipercaya masyarakat untuk

menciptakan alumni-alumni yang memiliki kompetensi dan berbudi pekerti,

seharusnya AMIK MBP berusaha menjaga kualitas jasa yang ditawarkan agar

mampu memberikan kepuasan kepada konsumen. Apabila konsumen

(mahasiswa) merasa puas atas jasa yang diberikan maka otomatis mahasiswa

tersebut akan memberitahukan kepada temannya atau saudaranya.

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut maka peneliti

tertarik dan berkemampuan untuk melakukan penelitian sehingga membuat

judul tesis adalah “Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Jasa Terhadap

(33)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan

masalahnya adalah :

1. Apakah strategi bauran pemasaran jasa yang terdiri dari produk/program

studi, harga/biaya pendidikan, tempat, orang, proses dan pelayanan

berpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa di AMIK MBP Medan?

2. Apakah strategi bauran pemasaran jasa yang terdiri dari produk/program

studi, harga/biaya pendidikan, tempat, orang, proses dan pelayanan

berpengaruh terhadap loyalitas mahasiswa di AMIK MBP Medan?

3. Apakah kepuasan berpengaruh terhadap loyalitas mahasiswa di AMIK

MBP Medan?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi bauran pemasaran

jasa yang meliputi: produk (program studi), harga (biaya pendidikan),

tempat, orang, proses dan pelayanan terhadap kepuasan mahasiswa di

AMIK MBP Medan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi bauran pemasaran

jasa yang meliputi: produk (program studi), harga (biaya pendidikan),

tempat, orang, proses dan pelayanan terhadap loyalitas mahasiswa di

AMIK MBP Medan.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepuasan mahasiswa

(34)

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini dilakukan dengan harapan sebagai berikut:

a. Bagi Perguruan Tinggi AMIK MBP Medan, dalam rangka meningkatkan

jumlah mahasiswa yang memilih tempat kuliah di Perguruan Tinggi

AMIK MBP Medan.

b. Bagi Program Studi Jurusan Ilmu Manajemen S2 Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, merupakan tambahan kekayaan

penelitian untuk dapat dipergunakan dan dikembangkan.

c. Bagi Peneliti, agar dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh selama

masa studi dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di

perguruan tinggi dan juga untuk memperluas wawasan pemikiran dan

mempertajam kemampuan pengamatan dan penganalisaan.

d. Sebagai referensi dalam melakukan penelitian khususnya mengenai bauran

(35)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Bayhaqi (2006) melakukan penelitian dengan judul ”Analisis

pengaruh kualitas layanan dan keunggulan produk terhadap kepuasan

pelanggan dan dampaknya pada minat membeli ulang (studi kasus pada Auto

Bridal Semarang). Alat analisis data dengan menggunakan Structural

Equation Modeling (SEM) yang dijalankan dengan perangkat lunak AMOS.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas layanan dan keunggulan

produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan, dan

kepuasan pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat

membeli ulang.

Faizul (2008) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Strategi

Bauran Pemasaran dan Hubungannya Dengan Kepuasan Dan Loyalitas

Pelanggan pada Carefour”. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan

menganalisis pengaruh bauran pemasaran yang berdiri dari produk, harga,

promosi, lokasi, desain kantor dan pelayanan terhadap pelanggan, dan

mengetahui dan menganalisis hubungan kepuasan dan loyalitas nasabah. Teknik

Pengumpulan data primer dengan wawancara, daftar pertanyaan dan studi

dokumentasi. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 97 responden. Sifat

penelitian adalah explanatory yang didukung oleh metode survey, pendekatan

penelitian deskriptif kuantitatif, dimana variabel yang diteliti diukur dengan

(36)

signifikan terhadap produk, harga, lokasi, orang dan pelayanan. Variabel yang

dominan berpengaruh adalah harga (bagi hasil) (93,0%) dan pelayanan (89,6%).

Sementara variabel promosi dan proses tidak berpengaruh signifikan terhadap

kepuasan pelanggan Carefour Medan. Pada Determinan (R2) menunjukkan

variabel bebas yang diteliti mampu menjelaskan variasi variabel terikat sebesar

47,9%. Sisanya sebesar 52,1% dijelaskan oleh variabel lain yang belum diteliti.

Menurut Rezeki (2004) melakukan penelitian dengan judul “Analisis

Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Mahasiswa Memilih

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) IBBI Medan”. Variabel yang diteliti

dalam penelitian ini adalah produk (program studi), harga (uang kuliah),

lokasi (tempat), promosi, orang, proses, pelayanan mempunyai pengaruh

secara siqnifikan terhadap keputusan mahasiswa memilih belajar di STIE

IBBI Medan. Secara uji parsial ditunjukkan bahwa promosi berpengaruh

dominan terhadap keputusan mahasiswa dalam memilih STIE IBBI Medan.

2.2 Loyalitas Konsumen

2.2.1 Pengertian Loyalitas Konsumen

Loyalitas konsumen merupakan salah satu faktor sukses utama bagi

perusahaan untuk memperoleh daya saing yang berkesinambungan (Lee and

Cunningham, 2001). Pada umumnya perusahaan memakai ukuran kepuasan

konsumen sebagai standar untuk memantau loyalitas konsumen. Namun

kepuasan saja tidak akan menciptakan loyalitas konsumen tanpa ada

(37)

Loyalitas konsumen merupakan asset dan memiliki peran penting

dalam sebuah perusahaan. Menurut Griffin (dalam Hurriyati, 2008) “Loyalty

is defined as noon random purchase expressed over time by some decision

making unit”. Berdasarkan pengertian tersebut bahwa loyalitas lebih mengacu

pada wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan

pembelian secara terus menerus terhadap barang atau jasa suatu perusahaan

yang dipilih. Dengan demikian kesimpulannya bahwa loyalitas terbentuk

karena adanya pengalaman dalam menggunakan suatu barang atau jasa.

Egan (2001) bahwa loyalitas merupakan nilai yang diperoleh dari

hubungan jangka panjang karena seseorang merasa memperoleh banyak

manfaat dari hubungan tersebut.

Salah satu cara untuk mencapai keunggulan dan peningkatan laba

yang berkelanjutan adalah melalui loyalitas konsumen. Konsumen yang loyal

akan melakukan kunjunagan yang berulang kali serta bersedia memberi

rekomendasinya kepada teman, keluarga dan lainnya. Menurut Gaffar (2007),

menyatakan bahwa “Loyalitas ialah kesetiaan seseorang dalam jangka waktu

yang lama, dimana mereka melakukan pembelian secara teratur dan perilaku

pembelian tidak dilakukan dengan acak (non random) beberapa unit

keputusan”.

Selanjutnya Tjiptono (2006) telah mengkombinasikan komponen sikap

dan perilaku pembelian ulang, sehingga diperoleh 4 (empat) situasi kemungkinan

loyalitas konsumen, yaitu : (1) no loyalty, (2) spurious loyalty, (3) latent loyalty,

(38)

1. No loyalty

Bila sikap dan perilaku pembelian ulang konsumen sama-sama lemah, maka

loyalitas tidak terbentuk. Ada dua kemungkinan penyebabnya. Pertama, sikap

yang lemah bisa terjadi bila suatu produk/jasa baru diperkenalkan dan/atau

pemasarannya tidak mampu mengkomunikasikan keunggulan produknya.

Penyebab kedua berkaitan dengan dinamika pasar, dimana merek-merek yang

berkompetisi dipersepsikan serupa/sama. Konsekuensinya, pemasar mungkin

sangat sukar membentuk sikap yang positif/kuat terhadap produk dan

perusahaannya, namun pemasar bisa mencoba menciptakan spurious loyalty

melalui lokasi yang strategis, promosi yang agresif, meningkatkan shelf space

untuk mereknya dan lain-lain.

2. Spurious loyalty

Bila sikap yang relatif lemah disertai dengan pola pembelian ulang yang kuat,

maka yang terjadi adalah spurious loyalty atau captive loyalty. Situasi

semacam ini ditandai dengan pengaruh faktor non sikap terhadap perilaku,

misalnya norma subjektif dan faktor situasional. Situasi ini bisa dikatakan pula

inertia, di mana konsumen sulit membedakan berbagai merek dalam kategori

produk dengan tingkat keterlibatan rendah, sehingga pembelian ulang

dilakukan atas dasar pertimbangan situasional, seperti familiarty (karena

penempatan produk yang strategis pada rak pajangan, lokasi outlet jasa di

pusat perbelanjaan atau persimpangan jalan yang ramai) atau faktor diskon.

Dalam konteks produk industrial, pengaruh sosial juga bisa menimbulkan

(39)

3. Latent loyalty

Situasi latent loyalty tercermin bila sikap yang kuat disertai dengan pola

pembelian ulang yang lemah. Situasi yang menjadi perhatian besar pemasar

ini disebabkan pengaruh faktor-faktor non sikap yang sama kuat atau bahkan

cenderung lebih kuat daripada faktor sikap dalam menentukan pembelian

uang.

4. Loyalty

Situasi ini merupakan situasi ideal yang paling diharapkan oleh pemasar, di

mana konsumen bersikap positif terhadap produk/jasa atau penyedia

produk/jasa bersangkutan dan disertai pola pembelian ulang yang konsisten.

Loyalitas dapat didefinisikan sebagai suatu kecenderungan emosi yang

terdiri dari dua dimensi, pertama adalah kecenderungan emosi yang terhadap

suatu merek. Hal ini mengacu pada segi afektif (suka-tidak suka), perasaan

takut, hormat ataupun perasaan kecewa terhadap suatu merek dibanding

merek-merek lain yang ada di pasar. Kecenderungan emosi ini didapatkan oleh

konsumen melalui pengalaman terdahulu terhadap suatu merek ataupun berasal

dari informasi-informasi yang didapat dari orang lain, kedua dari loyalitas

adalah kecenderungan mengevaluasi terhadap suatu merek. Kecenderungan ini

meliputi evaluasi yang bersifat positif berdasarkan kriteria-kriteria yang

dianggap relevan untuk menggambarkan kegunaan suatu merek bagi konsumen.

Kecenderungan ini pun diperoleh o1eh konsumen melalui pengalaman terdahulu

(40)

Menurut Tjiptono (2002), setiap perusahaan yang memperhatikan

kepuasan konsumen akan memperoleh beberapa manfaat pokok yaitu reputasi

perusahaan yang makin positif dimata konsumen dan masyarakat, serta dapat

mendorong terciptanya loyalitas konsumen memungkinkan bagi perusahaan,

meningkatkan keuntungan, maka harmonisnya hubungan perusahaan dengan

konsumennya, serta mendorong setiap orang dalam perusahaan untuk bekerja

dengan tujuan yang lebih baik.

Memiliki konsumen yang loyal adalah merupakan tujuan akhir dari

semua perusahaan, tetapi kebanyakan perusahaan tidak menyadari bahwa

loyalitas konsumen dibentuk melalui tahapan yang dimulai dari mencari

calon konsumen potensial sampai dengan advocate customer yang akan

membawa keuntungan bagi perusahaan. Sebelum membahas lebih jauh

mengenai hal-hal apa saja yang perlu dilakukan untuk membentuk loyalitas,

berikut definisi dari terjemahan loyalitas (customer loyalty) menurut Oliver

(2002), menyatakan bahwa komitmen untuk bertahan secara mendalam

dengan melakukan pembelian ulang atau berlangganan kembali dengan

produk atau jasa terpilih secara konsisten dimasa yang akan datang,

meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi

untuk menyebabkan perubahan perilaku”.

Sedangkan Griffin (2001) menyatakan pendapatnya tentang loyalitas

konsumen merupakan konsep loyalitas lebih mengarah kepada prilaku

(behaviour) dibandingkan dengan sikap (attitude) dan seorang konsumen

(41)

sebagai pembeli yang teratur dan diperlihatkan sepanjang waktu oleh

beberapa unit pembuatan keputusan”. Kemudian Griffin (2001) juga

mengemukakan keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh perusahaan

apabila memiliki konsumen yang loyal terhadap barang dan jasa, antara lain:

1. Mengurangi biaya pemasaran (karena biaya untuk menarik konsumen

baru lebih mahal)

2. Mengurangi biaya transaksi seperti biaya negosiasi kontrak,

pemrosesan, pesanan dan lain-lain.

3. Mengurangi biaya turn over konsumen karena menggantian

konsumen yang lebih sedikit.

4. Meningkatkan penjualan silang yang akan meningkatkan pangsa

pasar.

5. Word of mouth yang lebih positif, dengan asumsi bahwa konsumen

yang loyal juga berarti mereka puas.

6. Mengurangi biaya kegagalan seperti biaya penggantian.

Konsumen yang loyal, sudah pasti adalah konsumen yang puas. Hal

seperti inilah yang mendorong perusahaan mengembangkan teknik untuk

meningkatkan kepuasan konsumen demi mencapai konsumen yang loyal.

Konsumen yang loyal adalah orang yang :

1. Melakukan pembelian berulang secara teratur

2. Membeli antarlini produk dan jasa

3. Mereferensikan kepada orang lain

(42)

Loyalitas merupakan suatu konsep yang penting dalam marketing karena

loyalitas merupakan salah satu faktor untuk dapat menentukan pangsa pasar

(market share) dari suatu perusahaan. Pangsa pasar itu sendiri merupakan suatu

aset dari suatu perusahaan, sejak perusahaan tersebut masuk dalam suatu pasar,

perusahaan tersebut akan menghadapi suatu hambatan atau entry barrier, karena

perusahaan tersebut belum memiliki market share (Faria, 2003).

Loyalitas konsumen terhadap suatu produk yang ditawarkan oleh

perusahaan dicerminkan dari kebisaaan konsumen dalam melakukan

pembelian produk secara terus manerus sehingga hal ini harus diperhatikan

oleh perusahaan. Dengan demikian perusahaan perlu mengamati loyalitas

konsumen untuk dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen serta

tercapainya tujuan perusahaan. Pada dasarnya setiap perusahaan yang

melakukan program kualitas pelayanan maka akan menciptakan kepuasan

konsumen. Konsumen yang memperoleh kepuasan dalam pelayanan

merupakan modal dasar bagi perusahaan dalam membentuk loyalitas

konsumen.

Membangun loyalitas memerlukan banyak usaha yang terus menerus.

Biasanya media iklan untuk membangun awareness konsumen terhadap merek

digunakan untuk membangun suatu citra merek dengan harapan bila citra merek

yang dimiliki oleh suatu produk atau jasa kuat, maka akan mampu membangun

loyalitas konsumen ( Schoenbachler et al. 2004).

Seseorang dapat dikatakan sebagai konsumen apabila orang tersebut

(43)

perusahaan. Kebiasaan tersebut dapat dibangun melalui pembelian

berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu, apabila dalam jangka waktu tertentu tidak

melakukan pembelian ulang, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai

konsumen tetapi sebagai seorang pembeli atau konsumen (Musanto, 2004).

Banyak dari konsumen merupakan multi-brand buyers dan hanya

sepersepuluh dari konsumen yang merupakan konsumen yang benar-benar loyal.

Hal ini disebabkan karena kebutuhan konsumen yang terus meningkat melebihi

kemampuan yang dapat ditawarkan oleh satu produk suatu perusahaan, sehingga

konsumen seringkali melakukan mix dan match pada produk dan jasa sesuai

dengan kebutuhan mereka (Egan, 2001).

Pada umumnya, loyalitas adalah sesuatu yang menyebabkan konsumen

dapat memilih suatu merek, jasa, toko, produk dan kegiatan-kegiatan tertentu.

Loyalitas lebih kepada suatu fitur yang dimiliki oleh konsumen, dan bukan

hanya kepada sesuatu yang berhubungan dengan suatu merek (Uncles, 2002).

Loyalitas merupakan salah satu cara konsumen untuk mengekspresikan

kepuasan mereka akan performance dari produk atau jasa yang mereka terima

(Bloemer dan Kasper, dalam Ballester, 2001).

Loyalitas konsumen merupakan dorongan perilaku untuk melakukan

pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan konsumen

terhadap suatu produk/jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan tersebut

membutuhkan waktu yang lama melalui suatu proses pembelian yang

(44)

Konsumen yang loyal adalah konsumen yang memiliki perilaku yang

mendukung suatu perusahaan, memiliki komitmen untuk membeli kembali

produk atau jasa perusahaan tersebut dan merekomendasikan produk atau jasa

tersebut kepada pihak lainnya sehingga dapat dikatakan merupakan alat

marketing yang luar biasa bagi perusahaan. Mereka dapat menyediakan

rekomendasi dan menyebarkan word-of-mouth yang positif tentang perusahaan,

dapat meningkatkan penjualan dengan membeli produk-produk lainnya dari

perusahaan tersebut dan akan lebih sering membeli produk tersebut serta hanya

membutuhkan biaya yang lebih kecil untuk memuaskan mereka karena mereka

telah mengenal produk tersebut dan membutuhkan lebih sedikit informasi

mengenai produk tersebut (Bowen dan Chen, 2001).

Loyalitas tidak hanya berarti adanya keinginan konsumen untuk membeli

kembali suatu merek yang sama di kemudian hari, tetapi juga konsumen tersebut

memiliki suatu komitmen secara psikologis ataupun sikap terhadap merek

tersebut. Dan konsumen yang loyal tidak hanya membeli merek tersebut tetapi

juga menolak untuk berpindah ke merek lain walaupun merek lain menawarkan

sesuatu yang lebih dibanding merek yang mereka gunakan Wells et al. (2003)

dalam Schoenbachler et al. (2004).

Konsumen yang loyal adalah yang tidak sensitif terhadap harga,

menyampaikan rekomendasi yang positif mengenai merek dan bersedia

mengeluarkan lebih banyak uang untuk perusahaan penghasil merek tersebut

Dowling dan Uncles, dalam Schoenbachler et al.(2004). Penerimaan akan suatu

(45)

suatu perilaku membeli kembali (behaviour loyalty) suatu merek atau

sekumpulan merek yang bersifat non-random yang melalui suatu proses

pengevaluasian (menial loyalty) (Costabile, 2001).

Loyalitas dapat pula berarti preferensi konsumen untuk membeli suatu

merek tertentu dari suatu kategori produk. Hal tersebut terjadi karena konsumen

merasa bahwa suatu merek mampu menawarkan fitur produk, citra produk atau

tingkat kualitas produk yang sesuai dengan harganya. Pada dasarnya, pertama

kali konsumen akan melakukan percobaan pembelian terhadap suatu produk,

setelah mereka mencoba produk tersebut dan merasa puas, mereka akan

menjadikan hal tersebut suatu kebiasaan dan akan terus membeli produk yang

sama karena mereka merasa produk tersebut lebih aman dan dikenal Giddens

( 2002).

Ukuran untuk loyalitas konsumen bervariasi, salah satunya adalah

melalui empat komponen, yaitu kesediaan konsumen untuk membeli/

menggunakan kembali produk atau jasa yang sama di masa yang akan datang,

kesediaan konsumen untuk memberikan rekomendasi produk atau jasa yang

mereka gunakan kepada orang lain, toleransi harga yang diterapkan untuk

produk atau jasa tersebut dan kesediaan untuk melakukan adopsi silang yaitu

membeli/menggunakan produk lainnya yang berasal dari merek atau

perusahaan yang sama dengan produk yang telah mereka gunakan Gronholdt et

(46)

2.2.2 Faktor-faktor yang Menentukan Loyalitas

Konsumen dapat menjadi konsumen yang loyal karena adanya beberapa

faktor-faktor yang menentukan loyalitas terhadap suatu produk atau jasa.

Menurut Egan (2001), ada lima faktor yang menentukan seorang konsumen

loyal terhadap merek yang mereka gunakan, yaitu:

1. nilai merek (brand value)

2. karakteristik individu yang dimiliki oleh konsumen

3. hambatan berpindah (switching barrier),

4. kepuasan konsumen dan

5. lingkungan pasar.

Konsumen menilai suatu merek relatif terhadap kompetitornya dalam 3

(tiga) hal, yaitu: citra yang ditampilkan oleh merek, kualitas dan harga. Faktor

tersebut sangat penting karena akan menghitung nilai ekonomi yang

dikorbankan oleh konsumen dalam mengakuisisi merek tertentu dibanding

kualitas yang diterima, serta persepsi mereka terhadap citra merek itu dibanding

merek lain.

Konsumen yang loyal sering kali mencari tahu tentang produk dari

perusahaan sejenis karena konsumen selalu memiliki potensi untuk menjadi

lebih puas dimanapun dan pada situasi apapun. Hal ini merupakan bukti dari

suatu situasi dimana switching barriers rendah dan keuntungan dari

membangun suatu hubungan yang erat dengan suplier dianggap bukan

(47)

2.2.3 Tingkat Loyalitas Konsumen

Untuk menjadi konsumen yang loyal, seseorang konsumen harus melalui

beberapa tahapan. Proses ini berlangsung lama, melalui penekanan dan perhatian

yang berbeda untuk masing-masing tahap, karena setiap tahap mempunyai

kebutuhan yang berbeda. Dengan memberikan masing-masing tahap dan

memenuhi kebutuhan dalam setiap tahap tersebut, perusahaan memiliki peluang

yang lebih besar untuk membentuk calon pembeli menjadi konsumen yang loyal.

Ada beberapa tahapan konsumen dikategorikan sebagai konsumen yang

loyal yaitu:

1. Suspect

Suspect meliputi semua orang yang mungkin akan membeli barang atau jasa

perusahaan. Kita menyebutnya sebagai suspect karena yakin bahwa mereka

akan membeli tapi belum tahu apapun mengenai perusahaan dan barang atau

jasa yang ditawarkan.

2. Prospects

Prospects adalah orang-orang yang memiliki kebutuhan akan produk atau jasa

tertentu, dan mempunyai kemampuan untuk membelinya. Para prospects ini,

meskipun mereka belum melakukan pembelian, mereka telah mengetahui

keberadaan perusahaan dan barang atau jasa yang ditawarkan, karena

seseorang telah merekomendasikan barang atau jasa tersebut padanya.

3. Disqualified Prospects

Disqualified prospects adalah prospects yang telah mengetahui keberadaan

(48)

jasa tersebut, atau tidak mempunyai kemampuan untuk membeli barang atau

jasa tersebut.

4. First Time Costumers

First time costumor adalah konsumen yang membeli untuk pertama kalinya.

Mereka masih menjadi konsumen yang baru dari bagian atau jasa pesaing.

5. Repeat Costumer

Repeat costumer adalah konsumen yang telah melakukan pembelian suatu

produk sebanyak dua kali atau lebih. Mereka adalah yang melakukan

pembelian atas produk yang sama sebanyak dua kali, atau membeli dua

macam produk yang berbeda dalam dua kesempatan yang berbeda pula.

6. Clients

Clients membeli semua barang atau jasa yang ditawarkan yang mereka

butuhkan. Mereka membeli secara teratur. Hubungan dengan jenis konsumen

ini sudah kuat dan berlangsung lama, yang membuat mereka tidak terpengaruh

oleh tarikan persaingan produk lain.

7. Advocates

Advocates membeli seluruh barang atau jasa yang ditawarkan yang ia

butuhkan, serta melakukan pembelian secara teratur. Sebagai tambahan

mereka mendorong teman-teman mereka yang lain agar membeli barang atau

jasa tersebut. Ia membicarakan tentang barang atau jasa tersebut dan

(49)

2.3 Kepuasan konsumen

2.3.1 Pengertian Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen sebagai tujuan semua perusahaan. Untuk

mencapai kepuasan seseorang, perusahaan harus mencari cara yang dapat

membuat konsumen merasa senang dan tertarik dengan produk yang

ditawarkan. Selain merasa senang dan tertarik dengan produk yang

ditawarkan, perusahaan juga harus merancang produk yang dimilikinya

mampu bersaing dengan jenis usaha sejenis. Oleh karena itu, konsumen atau

pengguna jasa memegang peranan penting dalam mengukur kepuasan

terhadap produk yang ditawarkan.

Kotler (2007) dalam Isbandono (2010) mendefenisikan kepuasan

konsumen sebagai evaluasi purnabeli di mana alternatif yang dipilih

sekurang-kurangnya memberikan hasil (out come) sama atau melampaui

harapan konsumen. Sedangkan ketidakpuasan apabila hasil yang diperoleh

tidak memenuhi harapan konsumen. Perasaan senang atau kecewa yang

muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dihasilkan

terhadap kinerja yang diharapkan. Jika kinerja berada di bawah harapan,

konsumen tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan, konsumen menjadi

puas. Jika kinerja melebihi harapan, maka konsumen amat puas.

Kotler (2001) menyatakan bahwa, “Kepuasan konsumen merupakan

fungsi dari seberapa dekat antara harapan pembeli atas suatu produk dengan

daya guna yang dirasakan dari produk tersebut. Seandainya produk tersebut

(50)

dikecewakan (tidak puas) dan jika memenuhi harapan maka konsumen

tersebut merasa puas”. Selanjutnya menurut Irawan (2004), “Kepuasan

konsumen ditentukan oleh persepsi konsumen atas performance jasa dalam

memenuhi harapan konsumen. Konsumen merasa puas apabila harapannya

terpenuhi atau akan sangat puas jika harapan konsumen terlampaui”.

2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen menurut

Zheithami and Bitner (2004) dalam Sulistiarini ada beberapa faktor yang

mempengaruhi kepuasan konsumen antara lain :

1. Fitur produk atau jasa. Kepuasan konsumen terhadap produk atau jasa

secara signifikan dipengaruhi oleh evaluasi konsumen terhadap fitur

produk atau jasa. Konsumen jasa akan membuat trade-off antara fitur

jasa yang berbeda ( misalnya lokasi, fasilitas atau harga produk yang

ditawarkan ) tergantung pada tipe jasa yang dievaluasi.

2. Emosi konsumen. Emosi juga dapat mempengaruhi konsumen

terhadap jasa yang ditawarkan. Pikiran atau perasaan konsumen (

good mood atau bad mood ) dapat mempengaruhi respons konsumen

terhadap jasa. Emosi juga dapat disebabkan oleh pengalaman

konsumsi yang mempengaruhi kepuasan konsumen terhadap jasa.

Emosi positif seperti perasaan bahagia akan meningkatkan kepuasan

konsumen. Sebaliknya, perasaan sedih, penyesalan dan kemarahan

(51)

3. Atribusi (memperkirakan apa yang menyebaban orang lain berperilaku

tertentu) untuk kegagalan atau keberhasilan jasa. Ketika konsumen

dikejutkan dengan hasil ( jasa lebih baik atau lebih buruk daripada

harapan), konsumen cenderung membuat alasan dan penilaian mereka

terhadap alasan akan dapat mempengaruhi kepuasan.

4. Persepsi terhadap kewajaran dan keadilan (equity and fairness).

Konsumen bertanya kepada diri mereka: Apakah saya diperlakukan

secara baik dibandingkan dengan konsumen yang lain? Apakah

konsumen yang lain mendapatkan pelayanan yang lebih baik, fasilitas

yang lebih baik, harga yang lebih baik? Apakah saya membayar

dengan harga wajar untuk jasa yang saya beli?

5. Konsumen lain, keluarga, dan rekan kerja. Kepuasan konsumen juga

dipengaruhi oleh orang lain. Pengalaman orang lain terhadap suatu

jasa akan diceritakan kepada orang lain yang ingin memakai jasa

tersebut.

Melalui faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen, maka

menurut Kotler (2004) dalam Manullang (2008) diperlukan cara

mengukur kepuasan konsumen, yaitu:

1. Sistem keluhan dan saran konsumen. Perusahaan yang berorientasi

kepada konsumen memberikan kesempatan yang seluas-luasnya

kepada konsumen untuk menyampaikan saran, pendapat dan keluhan.

Adapun metode yang dilakukan melalui kotak saran ataupun melalui

(52)

2. Survei kepuasan konsumen. Hal ini dapat dilakukan melalui survei,

baik dengan telepon, pos, maupun wawancara langsung. Hal-hal yang

dapat dilakukan perusahaan adalah:

a. Pengukuran dapat dilakukan langsung dengan memberikan

pertanyaan langsung seperti ungkapan seberapa puas anda

terhadap peyediaan fasilitas.

b. Konsumen diminta untuk menuliskan masalah-masalah yang

mereka hadapai berkaitan dengan penawaran perusahaan dan

juga dimintai menuliskan perbaikan-perbaikan yang mereka

sarankan.

c. Responden dapat merangking berbagai elemen dan penawaran

berdasarkan derajat penting setiap elemen, seberapa baik

kinerja perusahaan dalam setiap elemen.

3. Ghost shopping. Metode ini dilaksanakan dengan cara mempekerjakan

beberapa orang berperan sebagai pembeli yang memanfaatkan produk

atau jasa perusahaan dan pesaing, sehingga dapat diprediksi tingkat

kepuasan konsumen atas produk tersebut.

4. Lost customer analysis. Dalam metode ini, perusahaan mengunjungi

konsumen yang telah beralih ke pursahaan lain. Hal ini ditujukan

untuk memperoleh informasi penyebab terjadinya peralihan konsumen

(53)

2.3.3 Mengukur Kepuasan Konsumen

Ada 6 (enam) konsep inti mengenai objek pengukuran kepuasan konsumen,

yaitu:

1)Kepuasan Konsumen Keseluruhan (Overall Customer Satisfaction)

Cara yang paling sederhana untuk mengukur kepuasan konsumen adalah

langsung menanyakan kepada konsumen seberapa puas mereka dengan produk

atau jasa spesifik tertentu. Biasanya ada dua bagian dalam proses

pengukurannya, yaitu : a). Mengukur tingkat konsumen terhadap produk atau

jasa perusahaan bersangkutan, dan b). Menilai dan membandingkannya dengan

tingkat kepuasan konsumen keseluruhan terhadap produk atau jasa pesaing.

2)Dimensi Kepuasan Konsumen.

Berbagai penelitian memilah kepuasan konsumen ke dalam

komponen-komponennya. Umumnya proses ini terdiri dari atas empat langkah, yaitu:

a). Mengidentifikasi dimensi-dimensi kunci kepuasan konsumen, b). Meminta

konsumen menilai produk atau jasa perusahaan berdasarkan item-item spesifik,

seperti kecepatan layanan, fasilitas layanan, atau keramahan staf layanan

konsumen, c). Meminta konsumen menilai produk atau jasa pesaing

berdasarkan item-item spesifik yang sama, dan d). Meminta para konsumen

untuk dimensi-dimensi yang menurut mereka paling penting dalam menilai

kepuasan konsumen secara keseluruhan.

3)Konfirmasi Harapan (Confirmation of Expectations)

Dalam tingkat kepuasan ini, kepuasan tidak diukur langsung, namun

Gambar

Tabel 1.3 Jumlah Mahasiswa yang Diterima di AMIK MBP Medan Tahun
Tabel 1.4 Target dan Realisasi Penerimaan Mahasiswa Baru AMIK MBP
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Partanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah biografi Syaikh Nawawi Al- Bantani dan K.H Ahmad Rifa‟i, Tindakan Suami terhadap Istri yang Nusyuz menurut

Adalah mahasiswa fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung yang sedang menyusun sebuah skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, dengan

Keadaan inilah yang mendorong penulis untuk membuat kajian seumpama di atas dengan melihat kepada masalah-masalah yang dihadapi oleh warga emas, keperluan dan cabaran-cabaran

Banyaknya jumlah jemaat dan kegiatan yang berjalan pada Gpi Jalan Suci memerlukan informasi yang up to date, Penyediaan informasi masih

Pada tahun 2012 penulis diterima di Universitas Bangka Belitung melalui jalur undangan pada Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi. Penulis

Berdasarkan uji lanjut yang dilakukan diketahui bahwa Varietas mundam memberikan hasil yang berbeda pada empat lokasi penanaman sedangkan Sarai sarumpun yang

 Kemarin, 28 Agustus 2018, pemerintah berhasil menyerap Rp 20 triliun dana dari investor dalam lelang Surat Utang Negara (SUN) kemarin dengan tingkat penawaran yang