TUGAS AKHIR
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)
TENTANG
UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM
MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK HOTEL PADA
DINAS PENDAPATAN KOTA
TEBING TINGGI
OLEH:
ILMI FADILA
062600060
Untuk memenuhi salah satu syarat menamatkan studi pada
Program Diploma – III Administrasi Perpajakan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dan Sujud akan selalu saya (Penulis) panjatkan Ke hadirat Allah
SWT, karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan
PKLM saya yang berjudul “ Upaya Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan
Penerimaan Pajak Hotel pada Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi “, sehingga
saya dapat memperoleh gelar Ahli Madya Administrasi Perpajakan FISIP USU.
Dalam penulisan laporan akhir ini, saya telah banyak menerima bantuan
materil maupun moriil berupa motivasi, bimbingan, dan kerjasama dari berbagai
pihak sehingga penulisan Laporan PKLM ini dapat diselesaikan. Untuk itu, saya
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya
dalam menyelesaikan Laporan Akhir ini, terutama kepada :
1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, selaku Dekan FISIP USU.
2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin, M.Si sebagai Ketua Jurusan PPRODIP III
Administrasi Perpajakan.
3. Bapak M. Arifin Nst, S.Sos, M.SP selaku Dosen Pembimbing saya, yang telah
memberikan saya dukungan, bimbingan, arahan, dan kesabaran dalam
penyelesaian laporan PKLM ini.
4. Bapak Jefri Sembiring, SE, MM, Bapak Syafri Amri Siregar, SE.Ak dan
seluruh staf pegawai di Kantor Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi,yang
telah banyak membantu saya dengan memberikan data-data yang saya
5. Teristimewa untuk keluarga saya, terutama kedua orang tua saya tercinta, Ibu
Umi Salamah Matondang dan Bapak Ali Husin Batubara. Terima Kasih atas
segala perhatian, kasih saying, dukungan, doa dan segalanya sehingga saya
dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini, dan terima kasih juga kepada abang
saya Aulia Rahman.
6. Seluruh staf pegawai FISIP USU, Bapak dan Ibu Dosen yang telah
memberikan pengajaran, nasehat dan motivasi selama ini kepada saya.
7. Kepada teman-teman saya di Adm Perpajakan satu angkatan, angkatan ’06.
terutama kepada “TAX-RANGER” atas doa dan semangatnya.
8. Serta semua pihak yang terkait yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan dan
kelemahan dalam penulisan Laporan Akhir ini, karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dalam penyempurnaan Laporan Akhir ini.
Akhir kata saya berharap agar ilmu yang telah saya peroleh selama mengikuti
perkuliahan di Perpajakn FISIP USU dapat diabadikan untuk kesejahteraan dan
Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan di masyarakat, bangsa dan negara
Indonesia serta untuk mnambah pengetahuan untuk para pembaca. Amiin.
Medan, Juni 2009
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR... v
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 1
B. Tujuan dan Manfaat PKLM ... 3
C. Ruang Lingkup PKLM... 5
D. Metode PKLM ... 5
E. Metode Pengumpulan Data ... 6
F. Sistematika Penulisan Laporan PKLM ... 7
BAB II. GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN KOTA TEBING TINGGI A. Sejarah Singkat Kantor Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi... 9
B. Tujuan dan Fungsi Tugas Pokok Kantor Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi ... 10
C. Wilayah Kerja Kantor Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi... 11
D. Visi dan Misi Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi ... 11
E. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi ... 12
BAB III. GAMBARAN UMUM DATA PAJAK HOTEL
A. Pengertian Pajak Hotel... 26
B. Ketentuan Perundang-undangan Tentang Pajak Daerah Kota Tebing Tinggi ... 27
C. Objek dan Subjek Pajak Hotel ... 31
D. Dasar Pengenaan Pajak Hotel ... 32
E. Cara Perhitungan Pajak Hotel ... 32
F. Tata Cara Pembayaran Pajak Hotel... 33
BAB IV. ANALISIS DAN EVALUASI DATA A. Tata Cara Penagihan Pajak Hotel... 35
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Pemungutan Pajak Hotel ... 37
C. Upaya yang Dilakukan untuk Meningkatkan Penerimaan Pajak Hotel ... 38
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 42
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Daftar Pegawai Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi
Tabel 2 Realisasi Penerimaan Pajak Hotel
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Pada saat ini, sektor perpajakan memegang peranan penting sebagai sumber
penerimaan negara, seperti halnya dengan penerimaan yang berasal dari pajak daerah,
yang juga memiliki kontribusi yang besar bagi tiap daerah di Indonesia,yaitu sebesar
70 % kepada kas negara. Dan hal ini ditunjang oleh kemampuan dari pemerintah
daerah itu sendiri untuk memperoleh sumber keuangan daerahnya dalam membiayai
penyelenggaraan dan pembangunan daerah. Sebagaimana dijelaskan dalam
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 bahwa daerah otonomi mempunyai kewenangan guna
mengatur dan mengurus kepentingan rumah tangganya sendiri. Hal ini dapat diartikan
bahwa otonomi daerah menuntut pemerintah daerah untuk dapat lebih aktif berperan
sarta dalam pembangunan, khususnya pembangunan daerah itu sendiri.
Di dalam Undang-Undang No. 34 Tahun 2000, yang dimaksud dengan pajak
daerah adalah kontribusi wajib pajak yang dilakukan oleh orang pribadi atau kepala
daerah tanpa mendapat imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan
berdasarkan peraturan perudang-undangan yang berlaku, yang dapat digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Dan
berdasarkan Undang-undang No.34 Tahun 2000 tersebut, pajak daerah terdiri atas
a. Pajak Provinsi, terdiri atas:
1. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas Air;
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas Air;
3. Pajak Bahan Bakar Kendaran Bermotor;
4. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan.
b. Pajak Kabupaten / Kota, terdiri dari :
1. Pajak Hotel;
2. Pajak Restoran;
3. Pajak Hiburan;
4. Pajak Reklame;
5. Pajak Penerangan Jalan; dan
6. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C
Salah satu pajak daerah yang memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli
Daerah (PAD) di Kota Tebing Tinggi adalah pajak hotel, dan ini terbukti dari
penerimaan pajak dari hotel tersebut sebesar 15 %, dan diharapkan dari pajak hotel
tersebut dapat menjadi sumber PAD yang potensial bagi Kota Tebing Tinggi.
Dalam pelaksanaan penerimaan pajak hotel, perlu diketahui bagaimana
prosedur penagihan pajak hotel tersebut dilakukan, apa factor pendukung dan
penghambat yang dapt mempengaruhi penerimaan pajak hotel, serta apa upaya yang
dilakukan oleh pemerintah daerah dalam meningkatkan penerimaan pajak hotel
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik
untuk membuat karya tulis ilmiah dan menuangkannya dalam tugas akhir dengan
judul “Upaya Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Peneriman Pajak Hotel
pada Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Asset Kota Tebing Tinggi”.
B. Tujuan dan Manfaat PKLM
1) Tujuan PKLM
Adapun tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah :
a.Untuk mengetahui dan memahami bagaimana prosedur penagihan pajak
hotel pada Dinas Pendapatan kota Tebing Tinggi.
b.Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam usaha
pemungutan pajak hotel tersebut.
c.Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah
dalam peningkatan Pajak Daerah tersebut.
2) Manfaat PKLM
Bagi Mahasiswa :
a. Mendorong mahasiswa untuk beraktifitas dalam melakukan perkerjan
secara efektif dan efesien melalui kegiatan PKLM.
b. Mendorong mahasiswa untuk belajar megetahui bagaimana mahasiswa
c. Guna menciptakan dan menumbuhkembangkan rasa tanggung jawab,
profesionalisme serta kedisiplinan yang nantinya sangat dibutuhkan
dalam dunia kerja yang sesungguhnya.
Bagi Universitas Sumatera Utara :
a. Membuka interaksi antara universitas dengan instansi pemerintahan
yang bersangkutan dalam memberikan uji nyata mengenai ilmu
pengetahuan yang diterima mahasiswa melalui PKLM.
b. Mempertinggi image (pandangan masyarakat) terhadap sumber daya
manusia yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan nasional, khususnya
Universitas Sumatera Utara.
c. Meningkatkan mutu universitas melalui Praktik Kerja Lapangan ini.
Bagi Intansi Pemerintah (Dinas Pendapatan, Peengelola Keuangan dan
Asset Kota Tebing Tinggi) :
a. Sebagai sarana untuk memperat hubungan yang positif antara instansi
pemerintah dengan universitas.
b. Guna menyaring tenaga-tenaga ahli dan terampil yang nantinya menjadi
tenaga-tenaga ahli yang siap pakai.
c. Meningkatkan hubungan antar dunia usaha dengan dunia pendidikan.
C. Ruang Lingkup PKLM
Dalam melaksanakan PKLM ini, penulis membatasi ruang lingkup praktek
1) Mekanisme dan prosedur pemungutan pajak hotel;
2) Kontribusi, target dan realisasi penerimaan pajak hotel;
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak hotel;
4) Faktor penghambat peneriman pajak hotel;
5) Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah (Dinas Pendapatan, Pengelola
Keuangan dan Asset) kota Tebing Tinggi dalam meningkatkan penerimaan
pajak hotel.
D. Metode PKLM
Untuk memperoleh data-data dan informasi yng brhubungan dengan prosedur
dan tata cara pemungutan pajak hotel pada Dinas Pendapatan kota Tebing Tinggi
adalah :
1. Persiapan
Pada tahap ini, penulis melakukan berbagai hal yang dimulai dari
penentuan tempat PKL, mencari bahan untuk membuat proposal,
membuat surat permohonan pengantar PKLM, hingga melakukan
konsultasi dengan dosen pembimbing serta mengajukan ide-ide kerja
PKLM.
2. Studi Literatur
Merupakan dasar teori yang mendukung dalam pembuatan laporan. Dalam
3. Observasi Lapangan
Yaitu melakukan pengamatan pada instansi (Dinas Pendapatan) dengan
tujuan untuk mendapatkan data sesuai dengan apa yang sedang diteliti.
4. Pengumpulan Data
Adalah kegiatan mengumpulkan data atau keterangan yang berkaitan
dengan yang sedang diteliti, yaitu :data primer dan data sekunder
5. Analisis dan Evalusi Data
Setelah data-data yang diperlukan telah terkumpul dengan lengkap, maka
dilakukan analisis sesuai dengan metode analisis yang tepat dan
mengevaluasi data secara kualitatif, kemudian diinterprestasikan secara
objektif, jelas, dan sistematis.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam Praktik Kerja Lapangan
Mandiri ini adalah:
1) Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a. wawancara
Yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan tanya jawab secara
langsung kepada pihak yang diharapkan dapat memberikan keterangan
b. Observasi
Yaitu mengadakan pengamatan langsung ke Dinas Pendapatan dan
melakukan pencatatan terhadap hal-hal yang berkaitan yang menjadi
objek penelitian.
2) Pengumpulan Data Sekunder
Yaitu pengumpulan data dengan cara mengumpulkan bahan-bahan dari
buku-buku yang berkaitan dengan objek yang sedang diteliti
3) Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data dari dokumen-dokumen yang diperlukan dari
instansi pemerintahan yang bersangkutan, untuk menambah objektifitas
yang dibutuhkan guna melengkapi laporan PKLM.
F. Sistematika Penulisan Laporan PKL Mandiri
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini, diuraikan latar belakang yang menjadi pemikiran dalam
penyusunan laporan, tujuan dan manfaat Praktik Kerja Lapangan
Mandiri (PKLM), ruang lingkup PKLM, metode PKLM, metode
pengumpulan data, dan sistematika penulisan.
BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM
Bab ini menguraikan gambaran umum lokasi penelitian yaitu Dinas
BAB III : GAMBARAN DATA PAJAK HOTEL
Dalam bab ini akan dibahas tentang teori dan kerangka konsep dari
objek permasalahan penelitian, yaitu mengenai pajak hotel.
BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI DATA
Pada bab ini penulis kan menyajikan data, menganalisa data, dan
membahas masalah yang dihadapi dalam hal pemungutan pajak
hotel.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran dari permasalahan
yang dihadapi penulis serta pengambilan tindakan dalam mengatasi
masalah yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN KOTA
TEBING TINGGI
A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi
Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor : 23 Tahun 1989 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II Tebing Tinggi dan kemudian ditetapkan melalui
SK Walikota Madya KDH Tk II Tebing Tinggi No. 188.342.10 / Tahun 1990 tanggal
19 November 1990.
Kemudian berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2001 tentang
Pembentukan Susunan Organisasi Dinas di Kota Tebing Tinggi ditetapkan melalui
SK Walikota Tebing Tinggi Nomor : 061.1 / 249.8.d tahun 2001 tentang Penjabaran
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi.
Kantor Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi ini berdiri pada tanggal 16
Oktober 1993 yang dulunya beralamat di Jl. Gunung Lauser Kelurahan Tanjung
Marulak Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi dan diresmikan oleh Bapak
Gubernur KDH Tk I Sumatera Utara. Dan sekarang Kantor Dinas Pendapatan Daerah
ini beralamat di Jl. Gunung Agung No.1 Kelurahan Tanjung Marulak Kecamatan
B. Tujuan dan Fungsi Tugas Pokok Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota
Tebing Tinggi
Tujuan berdirinya Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi adalah:
1. Mengatur pendapatan pajak / retribusi daerah pada Kota Tebing Tinggi.
2. Memperlancar laju pertumbuhan pembangunan Kota Tebing Tinggi.
3. Memperlaju pertumbuhan perekonomian di Kota Tebing Tinggi.
Fungsi dan tugas pokok Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi adalah :
1. Dinas Pendapatan Daerah mempunyai tugas melaksanakan sebagian
urusan rumah tangga dalam bidang Pendapatan Daerah dan tugas-tugas
lainnya yang disarankan oleh Kepala Daerah kepadanya.
2. Melakukan perumusan oleh Kepala Daerah dan kebijaksanaan teknis
terhadap tugas-tugas yang diserahkan oleh Walikota.
3. Melakukan koordinasi, bimbingan, dan pengendalian serta pengawasan
terhadap kegiatan pemungut Pendapatan Daerah, menyusun program
dalam rangka peningkatan / pengembangan Pendapatan Daerah
berdasarkan evaluasi terhadap hasil pelaksanaan pengolahan Pendapatan
Daerah.
4. Membuat rancangan Peraturan Daerah tentang Pungutan Daerah.
5. Melaksanakan pendaftaran dan pendataan objek atas Subjek Pajak dan
Retribusi Daerah.
6. Menetapkan sejumlah pajak terutang, dan memeriksa kebenaran data
7. Mencatat dan meneliti pembayaran / penyetoran, melaksanakan proses
penagihan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
8. Melakukan restitusi / pengembalian atau pemindahbukuan dan melayani
keberatan dan permohonan banding dari Wajib Pajak.
9. Melaksanakan pemungutan retribusi daerah dan pendapatan lainnya.
10.Meneliti, mencatat, melegalisir surat-surat berharga serta menyalurkan
kepada Dinas Pengelolaan Pemungutan Retribusi.
C. Wilayah Kerja Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi
1) Kecamatan Rambutan
2) Kecamatan Bajenis
3) Kecamatan Padang Hulu
4) Kecamatan Padang Hilir
5) Kecamatan Tebing Tinggi Kota
D. Visi Dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi
Visi
Visi merupakan cara pandang kedepan dari suatu instansi yang
mengandung gambaran cita-cita yang ingin dicapai pada masa yang akan
datang. Adapun visi Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi adalah :
PROFESIONALISME, APARATUR, DAN EFEKTIFITAS
ORGANISASI”.
Misi
Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka instansi harus memiliki
misi yang jelas juga. Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan
instansi pemerintahan dan sasaran yang ingin dicapai. Maka misi Dinas
Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi adalah :
1) Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) agar lebih professional
dalam mengelola dan mengembangkan pendapatan daerah.
2) Mewujudkan efektifitas koordinasi dengan instansi pengelola
pendapatan daerah,
3) Mengoptimalkan pendapatan daerah melalui usaha intesifikasi dan
ekstensifikasi objek pajak / retribusi.
E. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi
Suatu struktur organisasi akan menggambarkan secara jelas mengenai
pembagian dan pembatasan antara tugas, wewenang, dan tanggung jawab setiap
orang dalam suatu organisasi. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi No.
13 tahun 2009 tentang Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kota Tebing Tinggi,
telah ditetapkan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi
Adapun struktur organisasi Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi adalah :
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat, terdiri dari :
a) Subbagian Umum dan Kepegawaian
b) Subbagian Program dan Perundang-Undangan
c) Subbagian Keuangan
3. Bidang Pendapatan Dana Bagi Hasil, terdiri dari :
a) Seksi Dana Bagi Hasil Pusat
b) Seksi Dana Bagi Hasil Provinsi
c) Seksi Dana Bagi Hasil Pajak dan Non Pajak
4. Bidang Pendapatan Pajak Daerah, terdiri dari :
a) Seksi Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah
b) Seksi Penagihan dan Pembukuan Pajak Daerah
c) Seksi Verifikasi dan Penaganan Keluhan Pajak Daerah
5. Bidang Pendapatan Retribusi Daerah, terdiri dari :
a) Seksi Pendataan dan Penetapan Retribusi Daerah
b) Seksi Penagihan dan Pembukuan Retribusi Daerah
c) Seksi Verifikasi dan Penaganan Keluhan Retribusi Daerah
6. Bidang Pasar, terdiri dari :
a) Seksi Ketertiban dan Penataan Pasar
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas
F. Uraian Tugas dari Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Tebing
Tinggi
Dibawah ini akan diuraikan tugas dari masing-masing jabatan, yaitu kepala
dinas, sekretaris, kepala sub bagian, dan kepala seksi.
1) Kepala Dinas
Tugasnya adalah :
Menyusun rencana program dan pedoman teknis dalam rangka
pelaksanaan tugas-tugas di bidang pengelolaan pendapatan daerah baik
dari sektor pajak dan retribusi maupun pengelolan pasar
Menyelenggarakan koordinasi dengan instansi terkait dalm rangka
upaya penggalian potensi yang merupakan sumber pendapatan daerah
Melaksanakan pembinaan dan pengawasan pengelolaan pendapatn
daerah maupun pengelolaan pasar.
Memonitor dan mengendalikan pungutan pajak dan retribusi daerah
dan sumber-sumber lainnya yang sah.
Melaksanakan pembinaan dengan para staf dalam rangka mencapai
keberhasilan pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan.
2) Sekretaris
Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas
kepada bawahan.
Membimbing hasil kerja bawahan dan mengevaluasi kerja bawahan
dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.
Menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan yang meliputi
perencanaan da pengelolaan administrasi umum, kepegawaian,
perlengkapan, keuangan, kearsipan, serta kerumahtanggan.
Mengkoordinasi penyusunan program kerja, penyelenggaraan kegiatan
dan penysusunan laporan Dinas.
3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Tugasnya adalah :
Menyelenggarakan kegiatan pengelolaan surat menyurat, kearsipan,
asset dan kerumahtanggaan.
Menyusun Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU), Rencana
Tahunan Barang Unit (RTBU), pengadaan barang lingkup Dinas.
Melaksanakan usulan pengembangan SDM melalui usulan kebutuhan,
pemanfaatan dan pendayagunaan pegawai.
Membuat laporan kegiatan bulanan, triwulan, tahunan dan insidentil
kepada atasan langsung.
4) Sub Bagian Program Perundang-Undangan
Menyusun Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ), Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD), Informasi Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (ILLPD), dan laporan lainnya
dalam lingkup Dinas.
Melaksanakan koordinasi dengan bidang-bidang dalam menyusun
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RKJMD) dan
Rencana Kerja (Renja) lingkup Dinas.
Melaksanakan dan mengkoordinasikan perumusan
perundang-undangan, telaahan hukum, pengembangan hukum serta penyiapan
bahan pertimbangan atas masalah yang timbul dalam pelaksanaan
tugas.
5) Sub Bagian Keuangan
Tugasnya adalah :
Melaksanakan penyusunan dan pengelolaan anggaran.
Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan yang meliputi
penerimaan, pembukuan, penyimpanan, pembayaran dan penyetoran
pendapatan.
Mengelola gaji dan tunjangan pegawai.
Memproses dan menghimpun laporan keuangan dana-dana yang
bersumber dari bantuan pemerintah, Pemerintah Provinsi, Bantuan
Membuat laporan realisasi keuangan bulanan. Triwulan, tahun / neraca
dinas dan insidentil kepada atasan langsung.
6) Bidang Pendapatan Dana Bagi Hasil
Tugasnya adalah :
Merumuskan penyusunan RKA dan mengendalikan DPA.
Memberikan saran pertimbangan kepada atasan.
Menyusun laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Bidang
Dana Bagi Hasil.
7) Bidang Pendapatan Pajak Daerah
Tugasnya adalah :
Merumuskan penyusunan RKA dan mengendalikan DPA.
Memberikan saran pertimbangan kepada atasan.
Menyusun laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Bidang
Pendapatan Pajak Daerah.
8) Bidang Pendapatan Retribusi Daerah
Tugasnya adalah :
Merumuskan penyusunan RKA dan mengendalikan DPA.
Memberikan saran pertimbangan kepada atasan.
Menyusun laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Bidang
Pendapatan Retribusi Daerah.
Merumuskan penyusunan RKA dan mengendalikan DPA.
Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait.
Memberikan saran pertimbangan kepada atasan.
Menyusun laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Bidang
Pasar.
10) Seksi Dana Bagi Hasil Pusat
Tugasnya adalah :
Menyiapkan Data Rencana Penerimaan Dana Bagi Hasil Pusat..
Penatausahaan Dana Bagi Hasil Pusat.
Menyusun Laporan Realisasi Penerimaan dan Bagi Hasil Pusat.
Menyusun RKA dan melaksanakan DPA.
11) Seksi Dana Bagi Hasil Provinsi
Tuganya adalah :
Menyiapkan Data Rencana Penerimaan Dana Bagi Hasil Provinsi..
Penatausahaan Dana Bagi Hasil Provinsi.
Menyusun Laporan Realisasi Penerimaan dan Bagi Hasil Provinsi.
Menyusun RKA dan melaksanakan DPA.
12) Seksi Dana Bagi Hasil Pajak dan Non Pajak
Tugasnya adalah :
Melaksanakan pendistribusian Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang
(SPPT) dan daftar Himpunan Ketetapan Pajak (DHKP) PBB.
Melaksanakan penatausahaan dan menyusun laporan Realisasi
Penerimaan Dana Perimbangan serta Bagi Hasil Lainnya.
Melaksanakan penetapan kebijakan pengelolaan BUMD.
13) Seksi Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah
Tugasnya adalah :
Melaksanakan pendataan dan pendaftaran Objek dan Wajib Pajak
Daerah.
Melaksanakan perhitungan penetapan pokok pajak daerah dan
perhitungan denda serta sanksi lainnya.
Melaksanakan penetapan pajak daerah kepada Wajib Pajak melalui
Surat Pemberitahuan Pajak daerah dan menerbitkan NPWPD.
Menghimpun data dan membuat kartu tanda serta menyusun Daftar
Induk Wajib Pajak.
Menyusun rencana dan melaksanakan pemeriksaan objek pajak daerah
dan menatausahakan hasil pemeriksaan lapangan atas objek dan subjek
pajak daerah.
14) Seksi Penagihan dan Pembukuan Pajak Daerah
Tugasnya adalah :
Melaksanakan penagihan atas tunggakan pajak daerah.
Melaksanakan pembukuan penerimaan pajak daerah, menyiapkan
15) Seksi Verfikasi dan Penanganan Keluhan Pajak Daerah
Tugasnya adalah :
Melaksanakan verifikasi tentang penetapan dan penerimaan pajak
daerah.
Menerima permohonan restitusi dan pemindahbukuan dari Wajib
Pajak Daerah, meneliti kelebihan pajak daerah yang dapat diberikan
restitusi atau pemindahbukuan serta mempersiapkan Surat Keputusan
Dinas tentang Pemberian restitusi dan pemindahbukuan.
Menerima Surat Keberatan dari Wajib Pajak Daerah dan meneliti
keberatan Wajib Pajak Daerah serta membuat pertimbangan atas
keberatan Wajib Pajak Daerah.
16) Seksi Pendataan dan Penetapan Retribusi Daerah
Tugasnya adalah :
Melaksanakan pendataan Objek Retribusi Daerah.
Melaksanakan perhitungan penetapan pokok retibusi daerah dan
perhitungan denda serta sanksi lainnya.
Melaksanakan penetapan ratribusi daerah kepada Wajib Pajak melalui
Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah dan menerbitkan SKRD.
Menyusun rencana dan melaksanakan pemeriksaan objek retribusi
daerah dan menatausahakan hasil pemeriksaan lapangan atas objek
17) Seksi Penagihan dan Pembukuan Retribusi Daerah
Tugasnya adalah :
Melaksanakan penagihan atas tunggakan retribusi daerah.
Melaksanakan pembukuan penerimaan retribusi daerah, menyiapkan
laporan tentang Realisasi Penerimaan dan tunggakan Retribusi Daerah.
18) Seksi Verifikasi dan Penaganan Keluhan Retribusi Daerah
Tugasnya adalah :
Melaksanakan verifikasi tentang penetapan dan penerimaan retribusi
daerah.
Menerima permohonan restitusi dan pemindahbukuan dari Wajib
Retribusi Daerah, meneliti kelebihan retribusi daerah yang dapat
diberikan restitusi atau pemindahbukuan serta mempersiapkan Surat
Keputusan Dinas tentang Pemberian restitusi dan pemindahbukuan.
Menerima Surat Keberatan dari Wajib Retribusi Daerah dan meneliti
keberatan Wajib Retribusi Daerah serta membuat pertimbangan atas
keberatan Wajib Retibusi Daerah.
19) Seksi Ketertiban dan Penataan Pasar
Tugasnya adalah :
Mencatat dan membukukan semua hasil pengutipan dari Retribusi
Pasar, mengevaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan
Memberikan saran pertimbangan kepada atasan.
Menyusun laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Seksi
Pengutipan Retribusi Pasar.
20) Seksi Pengutipan Retribusi Pasar
Tugasnya adalah :
Melaksanakan semua kegiatan ketertiban tempat-tempat berjualan di
pasar.
Melaksanakan semua kegiatan penataan tempat-tempat berjualan di
pasar.
Melaksanakan operasi penggusuran, melaksanakan pengambilalihan
hak sewa Ruko, Kios, dan Stand dari penyewa yang menunggak
pembayaran retribusi pasar.
Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam pelaksanaan
tugas operasi penertiban pasar.
21) Seksi Pendataan dan Pengembangan Pasar
Tugasnya adalah :
Melaksanakan pendataan jumlah Ruko, Kios, dan Stand serta jumlah
pedagang penyewa ruko, kios, dan stand di Pasar Daerah.
Melaksanakan kegiatan dalam bidang kebersihan lingkungan pasar,
perawatan bangunan pasar dan mencegah terjadinya gangguan
Memberikan saran kepada Kepala Dinas tentang langkah-langkahDaftar Pegawai
Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi
NO NAMA GOL JABATAN
1 Drs. H. Syamsul Rizal IV/c Kepala Dinas
2 Jefri Sembiring, SE, MM IV/a Sekretaris
3 Hj. Armawati Lubis III/d Kasubbag. Umum / Kepegawaian
4 Hj. Kemala Samita, SE III/c Kasubbag. Keuangan
5 Syafri Amri Siregar, SE.Ak III/b Staf
14 Machyuddin, SH IV/a Kabid. Pendapatan Retribusi Daerah
15 Mensen Manullang III/c Kasi Pemantauan dan Pendaftaran
16 Dapot Hasiholan III/c Kasi Penyusunan Program
17 Alfred L. Tobing, SH IV/a Kabid. Pendapatan Pajak Daerah
18 Siti Aminah, BA III/c Kasi Pengelolaan Data / Informasi
19 Sutan III/c Kasi Pemeriksaan
20 Riswan Saragih III/b Staf
21 Drs. Bambang Irianto IV/a Kabid Pendapatan Dana Bagi Hasil
22 Derisma Sinaga, SE III/b Kasi Restitusi / Pemindahbukuan
24 Amir III/a Staf
25 Nur Lina II/a Staf
26 Ali Usman Rangkuti III/d Kasi Penerimaan Lain-Lain
27 Zulfikar Faridah Hsb, SE III/b Kasi Penatausahaan Pendapatan Retribusi dan Pendapatan Lain-Lain
28 Sangkot Simbolon III/d Kabid Pasar
29 Hamidah Lubis, SH III/b Staf
30 Aker Girsang III/a Staf
31 Paham Harahap II/d Staf
32 Riza Ananta II/d Staf
33 Mingsan Lumbantobing II/a Staf
34 Siti Nurhayati II/a Staf UPDT Pasar
35 Kalvin Windarko Bangun II/a Staf UPDT Pasar
36 Khairuddin II/a Staf UPDT Pasar
37 Pangku Alam Siregar II/a Staf UPDT Pasar
38 Bahtiar Sinaga I/c Staf UPDT Pasar
39 Abdi Laia I/c Staf UPDT Pasar
40 Aris Pradana I/a Staf UPDT Pasar
BAB III
GAMBARAN DATA PAJAK HOTEL
A. Pengertian Pajak Hotel
Sebelum membahas mengenai gambaran pajak hotel, ada baiknya kita
mengetahui terlebih dahulu tentang defenisi pajak daerah.
Pungutan pajak daerah yang saat ini didasarkan pada Undang-Undang No. 18
Tahun 1997 sebagaimana telah diubah menjadi Undang –Undang No.34 Tahun 2000,
yaitu pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan
kepada daerah tanpa mendapat imbalan secara langsung yang seimbang, yang dapat
dipaksakan, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang
digunakan untuk membiayai penyelenggeraan pemerintah daerah dan pembangunan
daerah.
Pajak hotel merupakan salah satu pajak daerah berdasarkan Undang-Undang
No. 34 Tahun 2000, yang merupakan perubahan dari Undang-undang No. 18 Tahun
1997. Adapun defenisi pajak hotel yang selanjutnya disebut pajak adalah pajak atas
pelayanan hotel termasuk losmen, wisma, tempat kos, dan rumah penginapan lainnya.
Mengenai pengertian hotel itu sendiri terdapat beberapa pengertian, yaitu :
a) SK Menhub No. PM 10-310 / Phb 77
Hotel adalah suatu usaha bentuk akomodasi yng dikelola secara komersial
b) Hotel Propietors Act, 1956
Hotel dapat diartikan sebagai suatu yang dikelola dengan menyediakan
jasa pelayanan, yang mampu membayar pantas sesuai dengan fasilitas
yang ditawarkan dengan tidak mempunyai perjanjian khusus.
c) Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi No. 10 Tahun 2001
Hotel adalah bangunan yang khusus disediakn bagi orang untuk dapat
menginap / istirahat, memperoleh pelayanan, dan / atau fasilitas lainnya
dengan dipungut bayaran, temasuk bangunan lainnya yang menyatu,
dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untu pertokoan dan
perkantoran.
B. Ketentuan Perundang-Undangan Tentang Pajak Daerah Kota Tebing
Tinggi
Dalam rangka meningkatkan kemampuan keuangan daerah agar dapat
melaksanakan otonomi daerah, pemerintah melakukan berbagai kebijakan perpajakan
daerah, diantaranya adalah dengan menetapkan Undang-Undang No. 34 tahun 2000
tentang perubahan ats Undang-Undang No. 18 tahun 1997 tentang pajak daerah
retribusi daerah. Pemberian kwenangan dalam pengenaan pajak dan retribusi daerah
diharapkan dapat lebih mendorong pemerintah daerah agar terus berupaya untuk
megumpulkan PAD, khususnya yang berasal dari pajak daerah dan retribusi daerah.
Dalam melaksanakan Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 2001 tersebut,
Pemerintah Kota Tebing Tinggi diberi wewenang untuk membuat suatu peraturan
daerah dalam rangka menggali sumber pemasukan daerah. Salah satunya adalah
dengan mengeluarkan Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2001 Tentang Pajak Hotel.
Ketentuan Umum
1. Daerah adalah Kota Tebing Tinggi.
2. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Tebing Tinggi.
3. Kepala Daerah adalah Walikota Tebing Tinggi.
4. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang Perpajakan
Daerah sesuai Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.
5. Dinas Pendapatan Kota adalah Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi.
6. Pajak Hotel yang selanjutnya disebut pajak adalah pajak atas pelayanan
hotel.
7. Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat
menginap / istirahat, memperoleh pelayanan, dan / atau fasilitas lainnya
dengan dipungut bayaran, temasuk bangunan lainnya yang menyatu,
dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untu pertokoan dan
perkantoran.
8. Pengusaha Hotel adalah perorangan atau badan yang menyelenggarkan
usaha hotel untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak
9. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah yang disingkat STPD adalah surat yang
oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan / atau
pembayaran pajak yang terutang menurut Peraturan Perundang-undangan
Pajak Daerah.
10.Surat Setoran Pajak Daerah yang disingkat SSPD adalah surat yang oleh
wajib pajak digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pjak
yang terutang ke kas daerah atau ke tempat lain yang ditetapkan oleh Kepala
Daerah.
11.Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yang disingkat SKPDKB
adalah Surat Ketetapan Pajak yang menetukan besarnya jumlah pajak yang
terutang, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pajak,
besarnya sanksi administrasi, dan jumlah pajak yang masih haus dibayar.
12.Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan yang disingkat
SKPDKBT adalah Surat Ketetapan Pajak yang menentukan tambahan atas
jumlah pajak yang telah ditetapkan.
13.Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar yang disingkat SKPDLB adalah
Surat Ketetapan Pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran
pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang
atau tidak seharusnya teutang,
14.Surat Tagihan Pajak Daerah yang disingkat STPD adalah surat untuk
15.Badan adalah sekumpulan orang dan / atau modal yang merupakan kesatuan
baik yang melakukan usaha ataupun yang tidak melakukan usaha yang
meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan
Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk apapun, firma
kongsi koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan,
organisasi massa, organisasi sosial politik, atau orgnisasi yang sejenisnya,
lembaga, bentuk usaha tetap, dan bentuk badan lainnya.
16.Putusan Banding adalah putusan Badan Peradilan Pajak atas banding
terhadap Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak.
17.Surat Ketetapan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatanterhadap
Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang
Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat
Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, Surat Kettapan Pajak Daerah Nihil
atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan
oleh Wajib Pajak.
18.Penyidikan Tindak Pidana dibidang Perpajakan Daerah adalah serangkaian
tindakan yang dilakukan oleh penyidik pegawai negeri sipil, yang
selanjutnya disebut penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti
yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang perpajakan
C. Objek dan Subjek Pajak Hotel
1) Objek Pajak Hotel
Objek pajak hotel adalah setiap pelayanan yang disediakan oleh pembayaran di
hotel. Adapun objek pajak sebagaimana yang dimaksud pada kalimat tersebut dan
berdasarkan oleh Peraturan Daerah No. 10 tahun 2001 tentang pajak hotel adalah :
a. Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek antara lain motel,
wisma pariwisata, pasenggrahan (hostel), losmen dan rumah penginapan
termasuk rumah kost dengan jumlah kamar 10 (sepuluh) atau lebih yng
menyediakan fasilitas seperti rumah penginapan.
b. Pelayanan penunjang seperti telepon, faksimili, fotocopy, pelayanan cuci
setrika, taxi dan pengangkutan lainnya yng disediakan atau dikelola hotel.
c. Fasilitas olah raga dan hiburan antara lain pusat kebugaran (fitness center),
kolam renang, tennis, golf, karaoke, pub, discotic yang disediakan atau
dikelola oleh hotel.
d. Jasa persewaan ruangan untuk pertemuan di hotel.
Dikecualikan dari Objek Pajak adalah :
a. Penyewaan rumah tau kamar, apartemen atau fasilitas tempat tinggal lainnya,
yang tidak menyatu dengan hotel.
b. Pelayanan tinggal di asrama dan pondok pesantren.
c. Fasilitas olah raga dan hiburan yang disediakan oleh hotel yang dipergunakan
d. Pertokoan, perkantoran, dan perbankan yang dipergunakan oleh umum di
hotel.
e. Pelayanan perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel dan dapat
dimanfaatkan oleh umum.
2) Subjek Pajak Hotel
Sesuai dengan Peraturan Daerah No.10 tahun 2001, yang dimaksud dengan
subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas
pelayanan hotel.
D. Dasar Pengenaan Pajak Hotel
Berdasarkan Peraturan Daerah No. 10 tahun 2001 tentang pajak hotel, maka
dasar pengenaan pajak adalah jumlah pembayaran yang dilakukan kepada hotel.
E. Cara Perhitungan Pajak Hotel
Besarnya pajak terutang yang harus dibayar oleh seorang Wajib Pajak pengguna
jasa hotel adalah dengan mengalikan tarif pajak sebesar 10% dengan dasar pengenaan
pajak. Atau rumusnya adalah :
Pajak Hotel = 10% x Dasar Pengenaan Pajak
Mr. X menginap di salah satu hotel di kota Tebing Tinggi selama 7 hari. Sewa satu
kamar seharga Rp. 300.000,00. hitunglah berapa jumlah uang yang harus dibayar oleh
Mr. X kepada pengusah hotel atas pelayanan hotel tersebut ?
Penyelesaian :
Sewa kamar selama 7 hari = Rp. 300.000,00 x 7 = Rp. 2.100.000,00
Pajak hotel = 10% x Rp. 2.100.000,00 = Rp. 210.000,00 +
Rp. 1.990.000,00
Maka jumlah uang yang harus dibayar oleh Mr. X adalah Rp. 1.990.000,00
F. Tata Cara Pembayaran Pajak Hotel
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi No. 10 tahun 2001 tentang
pajak hotel, maka tata cara pembayaran pajak hotel adalah :
1) Pembayaran pajak dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk
oleh Kepala Daerah sesuai waktu yang telah ditentukan dalam SPTPD, SKPD,
SKPDKB, SKPDKBT, dan STPD.
2) Apabila pembayaran pajak dilakukan di tempat lain yang ditunjuk, hasil
penerimaan pajak harus disetor ke Kas Daerah selambat-lambatnya 1 x 24 jam
atau dalm waktu yng ditentukan oleh Kepala Daerah.
3) Pembayaran pajak sebagaimana disebutkan diatas, dilakukan dengan
menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP).
5) Kepala Daerah dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk
mengangsur pajak terutang dalam kurun waktu tertentu setelah memenuhi
persyaratan yang ditentukan.
6) Angsuran pembayaran pajak harus dilakukan secara teratur dan berturut-turut
denagn dikenakan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dari jumlah pajak
yang belum atau kurang dibayar.
7) Kepala Daerah dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Paja untuk
menunda pembayaran pajak sampai batas waktu yang ditentukan setelah
memenuhi persyaratan yang ditentukan dengan dikenakan bunga sebesar 2%
(dua persen) sebulan dari jumlah pajak yang belum atau kuarang bayar.
8) Persyaratan untuk dapat mengangsur dan menunda pembayaran angsuran dan
penundaan serta tatacara pembayaran angsuran dan penundaan ditetapkan
oleh Kepala Daerah.
9) Setiap pembayaran pajak diberikan tanda bukti pembayaran dan dicatat dalam
buku penerimaan.
10)Bentuk, jenis, isi, ukuran tanda bukti pembayaran dan dicatat dalam buku
BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI DATA
A. Tata Cara Penagihan Pajak Hotel
Salah satu pajak daerah yang telah memberikan kontribusi kepada Pemerintah
Daerah Kota Tebing Tinggi adalah pajak hotel. Dan hal ini diharapkan dapat menjadi
sumber PAD yang potensial bagi kota Tebing Tinggi, karena dengan adanya hotel
akan menambah pemasukan bagi daerah, dengan cara terus meningkatkan dan
mengoptimalkan sumber-sumber penerimaanya.
Berikut ini nama-nama Hotel yang ada di Kota Tebing Tinggi :
1. Hotel Malibou
2. Hotel Safari
3. Hotel G. Parapat
4. Losmen Deli
5. Losmen Bahagia
6. Losmen Mora
7. Losmen Srikandi
8. Losmen Sederhana
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi No. 10 tahun 2001 tentang
pajak hotel, maka tata cara penagihan pajak hotel adalah :
1) Surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis sebagai awal
tindakan pelaksanaan penagihan pajak dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejak saat
jatuh tempo pembayaran.
2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran atau surat
peringatan atau surat lain yang sejenis, wajib pajak harus melunasi pajak
yang terutang.
3) Surat teguran, surat peringatan, atau surat-surat lain yang sejenis
sebagaimana telah disebutkan diatas dikeluarkan oleh pejabat.
4) Apabila jumlah pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi dalm jangka
waktu sebagaimana telah ditentukan dalam surat teguran atau surat
peringatan atau surat yang sejenis, jumlah pajak yang harus dibayar/ditagih
dengan surat paksa.
5) Pejabat menerbitkan surat paksa segera setelah 21 (dua puluh satu) hari
sejak tanggal surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis.
6) Kepada petugas pemungut diberi uang perangsang sebesar 5 % (lima
persen)
7) Apabila pajak yang harus dibayar tidak dilunasi dalm jangka waktu 2 x 24
jam sesudah tanggal pemberitahuan surat paksa, pejabat segera menerbitkan
8) Setelah Kantor Lelang Negara menetapkan hari, tanggal, jam dan tempat
pelaksanaan lelang, juru sita memberitahukan secara tertulis kepada wajib
pajak.
B. Faktor-faktor Pendukung dan Penghmbat dalam Pelaksanaan
Pemungutan Pajak Hotel
Dalam hal pencapaian atau tidaknya target penerimaan pajak hotel ini,
tergantung pada unsur-unsur yang terlibat dalam pencapaian target tersebut.
Unsur-unsur tersebut antara lain pihak yang memungut dan mengelola pajak hotel (Dinas
Pendapatan), pengunjung atau tamu yang menginap, dan secara tidak langsung
masyarakat yang yang bertempat tinggal di sekitar hotel tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak hotel adalah :
1) Faktor Pendukung, antara lain :
Tesedianya peraturan daerah tentang pajak hotel, sebgai dasar hokum
yang mendukung pemungutan pajak hotel tersebut.
Berdirinya hotel-hotel dan sebagainya.
Adanya pihak-pihak yang dapat mendukung pemungutan pajak ini, yaitu
Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi dan masyarakat.
2) Faktor Penghambat, antara lain :
Kurangnya kesadaran Wajib Pajak dalam membayar Pajak Hotel bahkan
Ketidakjujuran dari Wajib Pajak dalam hal melaporkan dan membayar
pajaknya yang terutang.
Ketidakmampuan dari Wajib Pajak untuk membayar pajak karena tidak
mencapai target omset yang telah dibuat oleh pihak hotel.
Kurangnya pemahaman dari Wajib Pajak tersebut tentang peraturan
pajak hotel.
Kurangnya hiburan atau fasilitas-fasilitas yang mendukung pelanggan
untuk menginap sehingga menyebabkan turunyya omset yang didapat
oleh pihak hotel (Wajib Pajak) dan mengakibatkan banyaknya Wajib
Pajak yang menunggak pajaknya.
C. Upaya-upaya yang Dilakukan Untuk Meningkatkan Penerimaan Pajak
Hotel
Dalam meningkatkan penerimaan pajak hotel di Kota Tebing Tinggi,
pemerintah telah melakukan usaha atau upaya yang dapat mendorong tercapainya
target peneriman pajak hotel. Upaya peningkatan penerimaan pajak ini dapt
dibedakan atas dua (dua) hal, yaitu :
1) Upaya Ekstensifikasi Pemungutan Pajak Hotel
Ekstensifikasi adalah upaya yang dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan penerimaan pajak hotel melalui penambahan jumlah Wajib
Pajak dan perluasan Objek Pajak. Upaya ekstensifikasi ini dilakukan dengan
hotel yang baru. Upaya ini telah lama dilakukan oleh Dinas Pendapatan
Kota Tebing Tinggi, hal ini dapat diketahui dari informasi yang
menyebutkan bahwa tidak ada lagi hotel-hotel yang tidak atau belum
terdaftar.
2) Upaya Intensifikasi Pemungutan Pajak Hotel
Intensifikasi merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan agar
Wajib Pajak membayar pajak sesuai dengan peraturan yang berlaku,
sehingga realisasi penerimaan pajak hotel sesuai dengan target yang telah
ditetapkan. Upaya ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
a) Meningkatkan pengawasan dan pengendalian secara terus menerus agar
penyimpangan dapat ditekan serendah mungkin.
Hal ini dapat dilakukan yaitu antara lain dengan memperbaiki proses
pengawasan, menerapkan sanksi terhadap penunggak pajak dan pihak
pemungut (fiskus) yang melakukan penyimpangan.
b) Menerapkan pengenaan sanksi denda, bunga dan kenaikan terhadap
kesalahan yang dilakukan Wajib Pajak.
Pengenaan sanksi ini dikenakan apabila seorang Wajib Pajak tidak
membayar pajaknya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
c) Sosialisasi kepada masyarakat tentang peraturan yang berkenaan dengan
Misalnya pendekatan secara personal dengan Wajib Pajak sehingga
timbul rasa saling percaya, karena dengan adanya rasa saling percaya ini
wajib Pajak tidak akan ragu untuk memberikan data-data yang benar
mengenai jumlah pajaknya ataupun data-data lainnya yang memang
diperlukan.
d) Memperketat upaya pemungutan pajak hotel.
Misalnya dengan cara melakukan pemeriksaan dan penagihan secara
mendadak ke hotel-hotel yang dianggap kurang memiliki kesadaran
dalam hal pembayaran pajak.
e) Melakukan pengarahan dan penyuluhan kepada Wajib Pajak yang belum
memahami prosedur dan tatacara pembayaranpajak hotel. Dengan begitu
akan menghilangkan anggapan bahwa membayar pajak merupakan
kegiatan yang rumit atau menyusahkan. Dengan kata lain jika prosedur
dan tata cara pembayaran sudah dipahami akan lebih memudahkan
Wajib Pajak dalam membayar pajak
Berdasarkan upaya yang telah dilakukan, dapat terlihat bahwa penerimaan
pajak hotel mengalami peningkatan yang cukup baik, seperti yang terlihat pada tabel
Tahun
Target Realisasi Persen2005 Rp. 12.480.000 Rp. 12.615.000 101.8 %
2006 Rp. 12.480.000 Rp. 12.690.000 101.6 %
2007 Rp. 12.660.000 Rp. 12.660.000 100 %
2008 Rp. 13.293.000 Rp. 14.060.000 105.7 %
Tabel 2. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Hotel
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa realisasi penerimaan pajak hotel pada
tahun 2005 mencapai target yang telah ditetapkan. Sama halnya seperti pada tahun
2006, walaupun dengan target yang sama dengan target tahun 2005, penerimaan
pajaknya juga mencapai target dan dapat dikatakan meningkat melebihi tahun
sebelumnya. Pada tahun 2007, target dinaikkan dengan alasan melihat realisasi pada
tahun sebelumnya melebihi target yang ingin dicapai, tetapi peningkatan target ini
tidak menaikkan realisasi dan bahkan terlihat lebih rendah dari realisasi tahun
sebelumnya. pada tahun 2008, pihak pemerintah daerah tetap optimis menaikkan
targetnya dan ternyata optimisme pihak pemerintah daerah (Dinas Pendapatan)
mebuahkan hasil. Realisasi penerimaan pajak hotel meningkat dan melebihi target.
Dan terbukti pada tahun ini, realisasi penerimaan pajaknya paling besar dari 3 tahun
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis
menarik kesimpulan sebagai berikut :
1) Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau
badan kepada daerah tanpa mendapat imbalan secara langsung yang
seimbang, yang dapat dipaksakan, berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai
penyelenggeraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
2) Pajak hotel merupakan salah satu pajak kabupaten / kota yang dikenakan
atas pelayanan hotel.
3) Tarif pajak hotel ditetapkan paling tinggi 10 % atas dasar pengenaan
pajak.
4) Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu Perangkat
Daerah Pemerintah Kota Tebing Tinggi yang mengelola pendapatn
daerah, termasuk pajak daerah dan retribusi daerah.
5) Realisasi penerimaan pajak hotel di Kota Tebing Tinggi sudah mencapai
6) Upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam meningkatkan
penerimaan pajak daerah, khususnya pajak hotel ini adalah dengan upaya
ekstensifikasi dan upaya intensifikasi pemungutan pajak hotel.
B. Saran
1) Pemerintah Daerah khususnya Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi tetap
berupaya untuk meningkatkan kesadaran Wajib Pajak dalam memenuhi
kewajibannya dalm membayar pajak serta memberikan pemahaman kepada
masyarakat tentang ketentuan peraturan perpajakan.
2) Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi agar tetap meningkatkan kedisplinan
dalam melaksanakan pekerjaan khususnya dalam hal pemungutan pajak.
3) Dalam usaha pencapian target, hendaknya Dinas Pendapatan Kota Tebing
Tinggi melakukan pendataan ulang terhadap potensi atau omset Wajib Pajak.
4) Pihak Dinas Pendapatan perlu meningkatkan pengawasan dan pengendalian
secara sistematis dan terus-menerus agar dapat menekan penyimpangan yang
dilakukan oleh Wajib Pajak atau fiskus.
5) Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi tetap melakukan pendataan secara
sistematis agar tidak ada Wajib Pajk yang dapat menghindar dari
kewajibannya membayar pajak.
6) Para pengusaha hotel hendaknya meningkatkan kualitas pelayanan
pembangunan sarana dan prasarana yang memedai sehingga dapt menarik
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan, Panca, 2004, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di Indonesia, Bayumedia Publishing, Malang.
Mustaqiem, 2008, Pajak Daerah, Fak. Hukum Univ. Islam Indonesia Press, Yogyakarta.
Prakoso, Kesit Bambang, 2003, Pajak dan Retribusi Daerah, Univ. Islam Indonesia Press, Yogyakarta.
Siahaan, Marihot P, 2005, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Undang-Undang No. 34 Tahun 2000 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Keuangan Daerah.
Peraturan Pemerintah No. 65 dan No. 66 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah.
Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi No. 10 Tahun 2001 Tentang Pajak Hotel
Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi No. 13 Tahun 2009 Tentang Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kota Tebing Tinggi.