• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN

DI DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA TEBING TINGGI

O L E H

NAMA : IHDAN MAYANDRI NIM : 112600040

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT kerana atas berkat

dan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja

Lapangan Mandiri (PKLM) ini.

Penulisan Laporan PKLM ini, tidak terlepas dari bantuan dan perhatian dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak

terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan keselamatan kepada saya untuk

dapat membuat laporan Tugas Akhir ini.

2. Yang teristimewa untuk Ayahanda tercinta Joni Herli dan ibunda tersayang

Rasmayani yang sabar memberi nasehat dan motivasi kepada penulis agar terus

semangat dalam mengerjakan Laporan Tugas Akhir ini, begitu juga untuk semua

keluarga yang telah mendukung penulis, kakak Nindia apidil fitri dan adik-adik

ku tersayang Pimpi Desastri Ahda Ramadhan dan Genoshita Jurnalis yang telah

mencurahkan kasih sayangnya kepada penulis.

3. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik.

4. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi

(3)

5. Ibu Fauziah, S.E, M.Si selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas bimbingan,

masukan dan kritikan yang sangat berarti bagi penulisan laporan ini.

6. Bapak Jefri Sembiring, SE.MM selaku Kepala Dinas Pendapatan Kota Tebing

Tinggi, terima kasih atas izin risetnya. Bapak Teja Ardian, SE yang telah banyak

membantu penulis, dan seluruh pegawai Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi.

7. Buat teman-teman kos sofyandix yang telah memberi semangat dan motivasi

yang luar biasa kepada penulis.

8. Buat Izmi, kk Agun, kk Maya, Dini, dan Lana yang telah setia dan sabar

mendengar curhatan penulis dan memberi semangat penulis.

9. Buat teman SMA saya Fatma dan Rizki yang telah memberikan banyak semangat

kepada penulis.

10.Buat teman-teman Administrasi Perpajakan FISIP USU kelas A dan B stambuk

2011. Khusunya buat “gadis-gadis” Ipak, Odik, Giezla, Tari, Dahlia, Mira, Tira,

Dian, Eza dan Silvia yang telah membantu penulis dan memberikan semangat

(4)

Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu lagi, penulis

mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan hingga terselenggaranya

Laporan Tugas Akhir ini.

Terima kasih atas semua bantuan dan dukungan yang telah diberikan.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan yang saudara

berikan selama ini. Dan semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat berguna bagi kita

semua. Amin ya rabbal alamin……

Medan, Juli 2013

Penulis

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 1

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan ... 4

C. Uraian Teoritis ... 7

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ... 9

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ... 9

F. Metode Pengumpulan Data ... 11

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 11

BAB II : GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN KOTA TEBING TINGGI ... 14

(6)

C. Visi dan Misi Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi ... 16

D. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi ... 17

E. Uraian dan Tugas Pokok dan Fungsi ... 18

BAB III : GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR

PERDESAAN DAN PERKOTAAN ... 44

A. Gambaran Pajak secara umum ... 44

B. Gambaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan 45

C. Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan

Perkotaan ... 49

D. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan ... 51

E. Tata Cara Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Sekor Perdesaan dan

Perkotaan ... 51

F. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Bumi dan

Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan ... 52

BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI ... 56

A. Potensi Pajak ... 56

B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam

Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di

Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi ... 58

(7)

D. Upaya Dalam Mengatasi masalah yang dihadapi Dinas Pendapatan Kota

Tebing Tinggi ... 59

E. Tingkat Pemahaman Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan dalam Mengisi Surat Pemberitahuan Objek Pajak ... 60

F. Sanksi Yang Dikenakan Terhadap Wajib Pajak Yang Tidak Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan ... 60

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel I Latar Belakang Pendidikan Formal PNS ... 42

Tabel II Jumlah Luas Tanah dan Wajib Pajak Sektor Perdesaan dan Perkotaan

Kota Tebing Tinggi menurut Kecamatan ... 52

Tabel III Besarnya Target dan Realisasi PBB di Kota Tebing Tinggi menurut

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Perkembangan Negara yang semakin meningkat untuk memakmurkan rakyatnya

disegala bidang yang membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dimana dana tersebut

sebagian besar berasal dari pajak. Kita mengetahui bahwa pajak merupakan sumber

terbesar kas Negara. Oleh karena itu Pemerintah selalu berusaha mengoptimalkan

pajak untuk membiayai pembangunan. Sesuai dengan karakteristik pajak sebagai

sumber utama penerimaan Negara dan kewajiban warga Negara sebagai pembayar

pajak dan dengan seiring meningkatnya jumlah pembayar pajak yang diikuti dengan

pemahaman akan hak dan kewajiban dalam melaksanakan peraturan

perundang-undangan perpajakan, maka berdampak pada peningkatan penerimaan daerah.

Sesuai dengan Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pemerintah daerah diberikan wewenang

untuk mengatur beberapa jenis pajak daerah yang nantinya akan digunakan sebagai

sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang nantinya akan menambah

penerimaan pada Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD). Pemerintah

(10)

1. Pajak Hotel

2. Pajak Restoran

3. Pajak Hiburan

4. Pajak Reklame

5. Pajak Penerangan Jalan

6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

7. Pajak Parkir

8. Pajak Air Tanah

9. Pajak Sarang Burung Walet

10.Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

11. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

Pajak Bumi dan Bangunan yang dahulu dikelola oleh pemerintah pusat,

sekarang telah beralih menjadi pajak daerah yang dikelola oleh pemerintah

Kabupaten/Kota dan telah berubah nama menjadi Pajak Bumi dan Bangunan Sektor

Perdesaan dan Perkotaan. Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan

Perkotaan adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai,

dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang

digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan

berdasarkan Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah (PDRD). Bumi adalah permukaan bumi (tanah dan perairan) dan

(11)

ladang, kebun, tanah, pekarangan, tambang, dll. Sedangkan Bangunan adalah

konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau

perairan. Contoh : rumah tempat tinggal, bangunan tempat usaha, gedung bertingkat,

pusat perbelanjaan, emplasmen, pagar mewah, dermaga, taman mewah, fasilitas lain

yang memberi manfaat, jalan tol, kolam renang, anjungan minyak lepas pantai dll.

(Darwin, 2010)

Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan sangatlah besar

manfaatnya bagi pendapatan daerah sehingga, pajak bumi dan bangunan yang dahulu

dikelola oleh pusat sekarang dikelola oleh pemerintah daerah. Selain itu, penerimaan

dari Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan akan 100% masuk ke

Pemerintah Kabupaten/Kota. Tidak seperti dahulu pada saat dikelola oleh Direktorat

Jenderal Pajak (DJP), Pemerintah Kabupaten/Kota hanya mendapatkan bagian

sebesar 64% saja. Dengan sudah dikelolanya Pajak Bumi dan Bangunan Sektor

Perdesaan dan Perkotaan oleh Pemerintah Daerah tersebut, membuat penulis tertarik

(12)

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri 1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan suatu kegiatan penerapan

ilmu yang diperoleh oleh mahasiswa selama bangku perkuliahan agar mengenal

situasi dunia kerja sekaligus untuk meningkatkan kualitas mahasiswa itu sendiri.

Kegiatan PKLM ini memiliki beberapa tujuan dan manfaat bagi mahasiswa, pihak

universitas, instansi atau badan yang dijadikan tempat melaksanakan Praktik Kerja

Lapangan Mandiri tersebut.

Adapun tujuan diadakannya PKLM, yaitu :

1.1Untuk mengetahui tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak

Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan

Daerah Kota Tebing Tinggi.

1.2 Untuk mengetahui faktor – faktor yang menghambat wajib pajak

dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan

Perkotaan di Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi.

1.3 Untuk mengetahui usaha - usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah

(Pemda) dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam membayar

Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas

(13)

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini tentunya sangat bermanfaat bagi semua pihak,

diantaranya adalah :

2.1Bagi Mahasiswa

a. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama kuliah

pada saat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

b. Menambah pengetahuan dan pengalaman belajar di bidang perpajakan

khususnya dalam bidang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan

dan Perkotaan.

c. Agar dapat mempraktikkan teori-teori yang telah diperoleh selama

masa perkuliahan dalam kegiatan selama kegiatan selama pelaksanaan

Praktik Kerja Lapangan Mandiri

2.2 Bagi Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi

a. Untuk membina hubungan baik antara Dinas Pendapatan Daerah Kota

Tebing Tinggi dengan Universitas Sumatera Utara khususnya Program

Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

b. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kinerja di lingkungan

(14)

Sektor Perdesaan dan Perkotaan kepada masayarakat wajib pajak

melalui mahasiswa peserta PKLM.

2.3Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

a. Meningkatkan hubungan kerjasama antara Program Studi Diploma

III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara dengan Dinas Pendapatan Daerah Kota

Tebing Tinggi.

b. Memberikan uji nyata terhadap disiplin ilmu yang telah disampaikan

melalui bangku perkuliahan.

c. Membuka interaksi antara dosen dan instansi pemerintah khususnya

Dinas Pendapatan Daerah.

d. Mendapatkan masukan dan saran untuk penyempurnaan kurikulum

(15)

C. Uraian Teoritis

Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam bukunya Dasar - Dasar Hukum

Pajak dan Pajak Pendapatan menyatakan Pajak adalah iuran kepada kas Negara

bersadasarkan Undang - Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan

jasa timbal balik (kontaprestasi), yang dapat ditunjukkan dan digunakan untuk

membayar pengeluaran umum (Waluyo, 2010:3).

Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani, Pajak adalah iuran kepada Negara yang dapat

dipaksakan yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut

peraturan-peraturan dengan tidak mendapatkan prestasi kembali, yang dapat langsung ditunjuk,

dan yang digunakan adalah untuk membiayai pengeluaran - pengeluaran umum

berhubungan dengan tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan (Darwin,

2010:15).

Sedangkan menurut Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah

yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

Undang - Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan

untuk keperluan Negara bagi sebesar - besarnya kemakmuran rakyat.

Salah satu pajak daerah yang terbaru yang memberikan pendapatan kepada

pemerintahan daerah adalah Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan

(16)

Untuk meningkatkan local taxing power pada kabupaten/kota. Local taxing power

tersebut adalah :

1. Memperluas objek pajak daerah dan retribusi daerah

2. Menambah jenis pajak daerah dan retribusi daerah (termasuk pengalihan

PBB Sektor Perdesaan dan Perkotaan dan BPHTB menjadi pajak daerah)

3. Memberikan diskresi penetapan tarif pajak kepada daerah

4. Menyerahkan fungsi pajak sebagai instrument penganggaran dan

pengaturan pada daerah

Subjek pajak PBB yang dikelola oleh pemerintah pusat dengan subjek pajak

PBB yang dikelola oleh dinas pendapatan tetap sama yaitu, Orang atau Badan yang

secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi, dan/atau memperoleh manfaat atas

bumi, dan/atau memiliki, menguasai dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan.

(pasal 4 ayat 1 UU PBB sama dengan pasal 78 ayat (1) dan (2) UU PDRD). Dalam

mempersiapkan diri untuk mengelola Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan

dan Perkotaan, Kabupaten/Kota berpedoman pada Undang - Undang PDRD dan

peraturan dan peraturan bersama Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri

Nomor 213/PMK/.07/2010 dan Nomor 58 Tahun 2010 tentang Tahapan Persiapan

Pengalihan PBB Perdesaan dan Perkotaan sebagai Pajak Daerah. Selain itu Direktur

Jenderal Pajak juga telah menerbitkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor

PER-61/PJ/2010 tentang Tata Cara Persiapan Pengalihan PBB Perdesaan dan

(17)

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini dilakukan pada Dinas Pendapatan

Daerah Kota Tebing Tinggi. Penulis akan membahas secara rinci mengenai :

1. Tata Cara pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan

Perkotaan di Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi.

2. Usaha - usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk meningkatkan

kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor

Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi.

3. Tingkat pemahaman Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan

Perkotaan dalam mengisi Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP).

4. Sanksi yang dikenakan terhadap wajib pajak yang tidak membayar pajak.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta informasi sesuai metode yang

digunakan adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini penulis melakukan persiapan yang dibutuhkan dalam Praktik

Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini mulai dari pengajuan judul, penentuan

judul oleh ketua program studi, penyusunan proposal, perbaikan proposal,

penentuan dosen pembimbing, bimbingan, persetujuan dan pengajuan surat

(18)

2. Studi Literatur

Dalam tahap ini penulis melakukan pengumpulan data, mempelajari

buku-buku yang berkaitan dengan judul Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM),

artikel ilmiah serta sumber - sumber lain yang mendukung penulisan

proposal ini.

3. Observasi Lapangan

Dalam tahapan ini penulis melakukan pengamatan langsung pada objek

tempat pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) untu

mengetahui sistem kerja yang berlaku pada Dinas Pendapatan Daerah Kota

Tebing Tinggi.

4. Pengumpulan Data

Dalam tahap ini penulis melakukan pengumpulan data yang diperlukan

dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini

yang dilakukan melalui dua cara yaitu Data Primer dan Data Sekunder. Data

Primer yaitu bersumber dari data Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing

Tinggi. Data Sekunder yaitu data yang bersumber dari buku – buku tentang

perpajakan. Undang - Undang Perpajakan maupun peraturan lain yang

berkaitan dengan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan

Perkotaan.

5. Analisis dan Evaluasi Data

Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan maka penulis akan

(19)

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Wawancara (Interview Guide)

Dalam metode ini penulis melakukan tanya jawab langsung kepada para

pegawai mengenai permasalahan yang dihadapi penulis dalam penulisan

laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

2. Observasi (Observation Guide)

Dalam metode ini penulis akan melakukan pengamatan langsung atas

kegiatan yang akan dilakukan dalam pencatatan terhadap fenomena yang

menjadi objek penelitian.

3. Dokumentasi (Optional Guide)

Dalam metode ini penulis mempelajari buku dan/atau literatur, hasil-hasil

penelitan, dokumen atau data - data pendukung yang dibutuhkan dalam

penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja

(20)

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan secara singkat alasan penulis untuk

melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), Tujuan dan

Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), Uraian Teoritis,

Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), Metode

Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), Metode Pengumpulan

Data, dan Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan

Mandiri (PKLM).

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Dalam bab ini penulis menguraikan secara singkat mengenai lokasi

Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), sejarah, struktur

organisasi, tugas pokok dan fungsi, dan gambaran umum mengenai

pegawai pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi.

BAB III : GAMBARAN DATA DAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai ketentuan umum Pajak

Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan dan bagaimana

(21)

dan Perkotaan serta tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar

Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

Dalam bab ini penulis akan membandingkan penerapan teori yang

ada dengan data yang di peroleh di lapangan, yaitu mengenai

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan

Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan

Daerah Kota Tebing Tinggi.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan

inti sari yang mencakup seluruh objek pembahasan yang dibahas

data PKLM. Sedangkan Saran merupakan hal - hal, ide - ide, atau

gagasan yang harus dilakukan dalam melaksanakan solusi atau

masalah yang dibahas dari objek pembahasan yang terdapat dalam

pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

DAFTAR PUSTAKA

(22)

BAB II

GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN

KOTA TEBING TINGGI

A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi

Kantor Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi berdiri pada tanggal 16

Oktober 1993 yang dulunya beralamat di Jln. Gunung Lauser Kelurahan Tanjung

Marulak Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi dan diresmikan oleh Bapak

Gubernur KDH Tk I Sumatera Utara. Sekarang alamat baru Kantor Dinas Pendapatan

Kota Tebign Tinggi di Jln. Gunung Agung No.1 Kelurahan Tanjung Marulak

Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi. Nomor Telepon : (0621) 23837.

Sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) kota Tebing Tinggi Nomor 13 Tahun

2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kota Tebing Tinggi dan

Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 36 Tahun 2009 tentang Tugas, Fungsi,

Tata Kerja dan Rincian Jabatan Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi Pasal 2

otonomi daerah di bidang pendapatan dan pasar. Dinas Pendapatan Kota dipimpin

oleh Seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

(23)

B. Tujuan dan Fungsi serta Tugas Pokok berdirinya Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi adalah:

a. Menjalin koordinasi secara terus-menerus dan efektif dengan unit kerja

pengelola PAD.

b. Meningkatnya potensi dan sumber penerimaan PAD dari tahun ketahun.

c. Meningkatnya pengawasan aparatur terhadap pelaksanaan tugas dan

pengembangan PAD melalui pendidikan dan pelatihan.

d. Mengusulkan secara bertahap melalui APBD agar infrastruktur dan utilitas

perkotaan sumber PAD direnovasi (ditingkatkan).

Dalam rangka melaksanakan tugas Pokoknya, selanjutnya Dinas Pendapatan

mempunyai Fungsi sebagai berikut :

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pendapatan dan pasar.

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang

pendapatan dan pasar.

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pendapatan dan pasar.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan

(24)

Adapun tugas pokok Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi yaitu:

Melaksanakan urusan pemerintahan daerah dibidang pendapatan dan pasar

berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

C. Visi dan Misi Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi

Setiap perusahaan memiliki Visi dan Misi masing-masing. Visi dan Misi ini

bertujuan memotivasi karyawan untuk melakukan hal yang terbaik untuk memajukan

perusahaan agar tercapai kesejahteraan bersama baik antar atasan maupun

karyawannya.

Visi

“Dinas Pendapatan menjadi Koordinator dalam mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah yang bertumpu pada ekstensifikasi dan intensifikasi dengan didukung oleh SDM Aparatur yang Profesional”

Pengertian Visi :

Bahwa Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi dalam 5 tahun kedepan akan

mengoptimalkan PAD melalui penggalian potensi, validasi data-data objek/subjek

PAD dan pengawasan yang ketat dalam hal pemungutan Pajak/Retribusi serta

didukung oleh SDM Aparatur yang paha, dan mengerti dalam melaksankan tugasnya

masing-masing.

Misi

Dalam rangka pencapaian Visi, maka Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing

(25)

1. Mewujudkan masyarakat yang taat pajak dan retribusi daerah.

2. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap Target dan Realisasi

Penerimaan PAD.

3. Meningkatkan kualitas SDM Aparatur .

4. Melaksanakan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah.

D. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi

Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi sebagaimana diatur

dalam Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor 2 Tahun 2001 terdiri dari :

1. Kepala Dinas

2. Sekretaris

a. Subbag Umum Kepegawaian dan Perlengkapan

b. Subbag Keuangan

c. Subbag Program dan Perudang-Undangan

3. Bidang Pendapatan dan Retribusi Daerah

a. Seksi Penagihan dan Pembukuan Retribudi Daerah

b. Seksi Pendataan dan Penetapan Retribusi Daerah

c. Seksi Verifikasi dan Penanganan Keluhan Retribusi Daerah

4. Bidang Pendapatan Pajak Daerah

a. Seksi Penagihan dan Pembukuan Pajak Daerah

(26)

5. Bidang Pendapatan Dana Bagi Hasil

a. Seksi Dana Bagi Hasil Pajak

b. Seksi Dana Bagi Hasil Pusat

c. Seksi Dana Bagi Hasil Provinsi

6. Bidang Pasar

a. Seksi Pendataan dan Pengembangan Pasar

b. Seksi Penertiban dan Penataan Pasar

c. Seksi Pengutipan Retribusi Daerah

E. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi 1. Kepala Dinas

Adapun tugas dari Kepala Dinas antara lain :

a. Memimpin Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi dan bertanggung jawab

atas maju dan mundurnya dinas tersebut.

b. Mengontrol semua kegiatan pegawai.

c. Menyusun dan membuat laporan pertanggung jawaban pelaksanaan yang

akan diajukan dan disetujui walikota.

2. Sekretaris

Fungsinya :

a. Penyusunan rencana dan progam kerja bidang kesekretariatan.

b. Pengelolaan dan pelaksanaan administrasi umum, keuangan,

perlengkapan, kepegawaian, kearsipan dan kerumah tanggaan, program

(27)

c. Pengoordinasian penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas

bidang secara terpadu dan pelayanan administratif.

d. Pelaksanaan monitoring evaluasi dan pelaporan.

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Tugasnya antara lain :

a. Memimpin pelaksanaan tugas kesekretariatan.

b. Menyusun Rencana dan program kerja sekretariat.

c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas

kepada bawahan.

d. Memimbing hasil hasil kerja bawahan dan mengevaluasi kerja bawahan

dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.

e. Mengkoordinasikan penyusunan program kerja, penyelenggaraan kegiatan

dan pengelolaan administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan,

keuangan, kerasipan serta kerumah tanggaan.

f. Mengajukan usulan kebutuhan dari pengembangan SDM.

g. Mengoreksi surat atau naskah dinas dan mengendalikan pelaksanaan

administrasi umum baik surat masuk/keluar maupun naskah dinas.

h. Memberikan saran pertimbangan kepada atasan.

(28)

j. Mengkoordinasi penyusunan sistem dan prosedur serta menyusun Standar

Pelayanan Minimal beserta indikator kinerja Dinas Pendapatan.

k. Mengkoordinasikan penyusunan laporan kegiatan dinas secara periodik

dan insidentil.

l. Mengkoordinasikan penyusunan RKA dan DPA lingkup Dinas.

m. Melaksanakan kordinasi dengan instansi yang terkait.

n. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas

kesekretariatan.

2.1Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Fungsinya :

a. Penyusunan rencana dan program kerja bidang umum dan kepegawaian;

b. Pengelolaan administrasi umum, perlengkapan, kepegawaian, kearsipan

dan kerumah tanggaan;

c. Pelaksanaan pelaporan sub bagian umum dan kepegawaian; dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya;

Tugasnya adalah :

a. Memimpin pelaksanaan tugas sub bagian umum dan kepegawaian.

b. Menyusun rencana dan program kerja sub bagian umum dan kepegawaian.

c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas

(29)

d. Menyelenggarakan kegiatan pengelolaan surat menyurat, kearsipan, asset

dan kerumah tanggaan.

e. Menyusun Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU), Rencana Tahunan

Barang Unit (RTBU), pengadaan barang lingkup Dinas.

f. Melaksanaan perencanaan SDM melalui usulan kebutuhan, pemanfaatan

dan pendayagunaan pegawai.

g. Melaksanakan usulan pengembangan SDM melalui diklat atau pelatihan

teknis, tugas belajar, izin belajar dan lainnya.

h. Menyiapkan bahan pembinaan kepegawaian.

i. Menyelenggarakan pengelolaan administrasi kepegawaian meliputi

penyusunan DUK, Nominatif pegawai, Penyiapan DP3, pembuatan Surat

Keterangan Untuk Mendapatkan Tunjangan Keluarga (SKUM PTK),

pemgusulan kenaikan pangkat, gaji berkala, pengusulan pembuatan

Karis/karsu, karpeg, askes, pembuatan absen pegawai dan administrasi

kepegawaian lainnya.

j. Membuat laporan kegiatan bulanan, tri wulan, tahunan dan insidentil

kepada atasan langsung.

k. Menyusun RKA dan melaksanakan DPA.

l. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas Sub

(30)

2.2 Kepala Sub Bagian Keuangan

Fungsinya :

a. Penyusunan rencana dan program kerja dibidang keuangan;

b. Pengelolaan administrasi keuangan dan anggaran dinas;

c. Pelayanan dibidang keuangan;

d. Pelaksanaan pelaporan sub bagian keuangan; dan

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Tugasnya adalah :

a. Memimpin pelaksana tugas Sub Bagian Keuangan.

b. Menyusun rencana dan program kerja sub bagian keuangan.

c. Menyusun konsep naskah dinas yang berkaitan dengan sub bagian

keuangan.

d. Melaksanakan penyusunan dan pengelolaan anggran.

e. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan yang meliputi

penerimaan, pembukuan, penyimpanan, pembayaran, dan penyetoran

pendapatan.

f. Mengelola gaji dan tunjangan pegawai.

g. Mengkoordinir penyusunan RKA dan DPA, penerapan dana program dan

(31)

h. Memproses dan menghimpun laporan keuangan dana-dana yang

bersumber dari bantuan pemerintah, pemerintah provinsi, bantuan luar

negeri dan lainnya.

i. Membuat laporan realisasi keuangan bulanan, triwulan, tahunan/neraca

dinas dan insidentil kepada atasan langsung.

j. Menghimpun dan menyusun RKA dan melaksanakan DPA.

k. Melaksanakan koordinasi dengan instansi yang terkait.

l. Memberi saran pertimbangan kepada atasan.

m. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas sub

bagian keuangan.

n. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

2.3 Kepala Sub Bagian Program dan Perundang-undangan

Fungsinya :

a. Penyusunan rencana dan program kerja bidang program

perundang-undangan;

b. Pengoordinasian penyiapan bahan penyusunan perencanaan, program,

pedoman dan petunjuk teknis serta laporan;

c. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan bidang perencanaan, monitoring

dan evaluasi;

(32)

e. Pelaksanaan pelaporan sub bagian program dan perundang-undangan;

f. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Memiliki tugas antara lain :

a. Memimpin pelaksanaan tugas sub bagian program dan

perundang-undangan

b. Menyusun rencana dan program kerja.

c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberikan petunjuk pelaksanaan tugas

kepada bawahan.

d. Menyusun rencana dan program kerja serta rencana anggara bidang

pendapatan.

e. Menyusun Laporan Keterangan Pertanggung jawaban (LKPJ), Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Laporan

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD), Informasi Laporan

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (ILPPD) dan laporan lainnya dalam

lingkup dinas.

f. Melaksanakan koordinasi dengan bidang - bidang dalam menyusun

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana

Kerja (Renja) lingkup Dinas.

g. Melaksanakan penelitian dan pengembangan bidang pendapatan.

h. Menghimpun data informasi dan dokumentasi sebagai bahan penyusunan

(33)

i. Melaksanakan pemutahiran dan validasi data.

j. Melaksanakan dan mengkoordinasikan perumusan perundang-undangan,

telaahan hukum, pengembangan hukum serta penyiapan bahan

pertimbangan atas nasabah yang timbul dalam pelaksanaan tugas.

k. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas sub

program dan perundang-undangan.

l. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

3. Kepala Bidang Pendapatan Retribusi Daerah

Fungsinya :

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis bidang pendapatan retribusi

daerah;

b. Pelaksanaan dan pengoordinasian kegiatan bidang pendapatan retribusi

daerah;

c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya;

Memiliki tugas :

a. Memimpin pelaksanaan tugas bidang pendapatan retribusi daerah.

b. Menyusun Rencana dan program kerja bidamg pendapatan retribusi

(34)

d. Membimbing, mengembalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan

dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.

e. Melaksanakan pendataan objek retribusi daerah.

f. Melaksanakan perhitungan penetapan pokok retribusi daerah dan

penghitungan denda serta sanksi lainnya.

g. Melaksanakan penetapan retribusi daerah kepada wajib pajak melalui surat

pemberitahuan retribusi daerah dan menerbitkan SKRD.

h. Menyusun rencana dan melaksanakan pemeriksaan.

i. Menyusun RKA dan melaksanakan DPA.

j. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas

bidang pendapatan retribusi daerah.

k. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

l. Kepala Seksi dan Penagihan dan Pembukuan Retribusi Daerah

Tugasnya :

a. Memimpin pelaksanaan tugas seksi penagihan dan pembukuan retribusi

daerah.

b. Menyusun Rencana dan program kerja seksi pendataan dan penetapan

retribusi daerah.

c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas

kepada bawahan.

d. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan

(35)

e. Melaksanakan penagihan atas tunggakan retribusi daerah.

f. Melaksanakan pembukuan penerimaan retribusi daerah, menyampaikan

laporan tentang realisasi penerimaan dan tunggakan Retribusi daerah.

g. Menyusun RKA dan melaksanakan DPA.

h. Memberikan saran pertimbangan kepada atasan.

i. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas

seksi penagihan dan pembukuan retribusi daerah.

j. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

2. Kepala Seksi Pendataan dan Penetapan Retribusi Daerah

Fungsinya :

a. Pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan kebijakan teknis bidang

pendataan dan penetapan retribusi daerah;

b. Pelaksanaan kegiatan pendataan dan penetapan retribusi daerah;

c. Pelaksanaan pelaporan kegiatan pendataan dan penetapan retribusi daerah;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang pendapatan

retribusi daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Tugasnya :

a. Memimpin pelaksanaan tugas seksi pendataan dan penetapan retribusi

daerah.

(36)

c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas

kepada bawahan.

d. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan

dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.

e. Melaksanakan pendataan objek retribusi daerah.

f. Melaksanakan perhitungan penetapan pokok retribusi daerah dan

penghitungan denda serta sanksi lainnya.

g. Melaksanakan penetapan retribusi daerah kepada Wajib Retribusi melalui

Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah dan menerbitkan SKRD.

h. Menyusun rencana dan melaksanakan pemeriksaan objek retribusi daerah

dan mentata usahakan hasil pemeriksaan lapangan atas objek dan subjek

retribusi daerah.

i. Menyusun RKA dan melaksanakan DPA.

j. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas

seksi pendataan dan penetapan retribusi daerah.

k. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

3. Kepala Seksi Verifikasi dan Penangan Keluhan Retribusi Daerah

Tugasnya adalah :

a. Memimpin pelaksanakan tugas seksi verifikasi dan Penangan keluhan

Retribusi daerah.

b. Menyusun Rencana dan program kerja seksi Verifikasi dan penanganan

(37)

c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas

kepada bawahan.

d. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan

dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.

e. Melaksanakan verifikasi tentang penetapan dan penerimaan retribusi

daerah.

f. Menerima permohonan restitusi dan pemindah bukuan dari wajib pajak

daerah, meneliti kelebihan retribusi daerah yang dapat diberikan restitusi

atau pemindahbukuan serta mempersiapkan Surat Keputusan dinas tentang

pemberian restitusi dan pemindahbukuan.

g. Menerima surat keberatan dari wajib retribusi daerah dan meneliti

keberatan wajib pajak daerah serta membuat pertimbangan atas keberatan

wajib retribusi daerah.

h. Menyusun RKA dan melaksanakan DPA.

i. Menyiapkan saran kepada atasan.

j. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas

seksi verifikasi dan penanganan retribusi daerah.

k. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

4. Kepala Bidang Pendataan Pajak Daerah

(38)

b. Pelaksanaan dan pengoordinasian kegiatan bidang pendapatan pajak

daerah;

c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Tugas adalah :

a. Memimpin pelaksanaan tugas bidang pendapatan pajak daerah.

b. Menyusun Rencana dan program kerja bidang pendapatan pajak daerah.

c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas

kepada bawahan.

d. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan bawahan.

e. Menghimpun dan menyusun RKA dan melaksanakan DPA.

f. Memberi saran pertimbangan kepada atasan.

g. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas

bidang pendapatan pajak daerah.

h. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

i. Seksi penagihan dan Pembukuan Pajak Daerah.

1. Seksi Penagihan dan Pembukuan Pajak Daerah

Fungsinya :

a. Pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan dan kebijakan teknis

bidang penagihan dan pembukuan pajak daerah;

(39)

c. Pelaksanaan pelaporan kegiatan penagihan dan pembukuan pajak daerah;

dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang pendapatan

pajak daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Memiliki tugas :

a. Memimpin pelaksanaan tugas seksi penagihan dan pembukuan daerah.

b. Menyusun Rencana dan program kerja seksi penagihan dan pembukuan

pajak daerah.

c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas

kepada bawahan.

d. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan

dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.

e. Melaksanakan penagihan atas tunggakan pajak daerah.

f. Melaksanakan pembukuan penerimaan pajak daerah, menyiapkan

laporan tentang realisasi penerimaan dan tunggakan pajak daerah.

g. Menyiapkan bahan penyusunan RKA dan DPA.

h. Memberi saran pertimbangan kepada atasan.

i. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas

seksi penagihan pembukuan pajak daerah.

(40)

a. Pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan kebijakan teknis bidang

verifikasi dan penanganan keluhan pajak daerah;

b. Pelaksanaan kegiatan verifikasi dan penanganan keluhan pajak daerah;

c. Pelaksanaan pelaporan kegiatan verifikasi dan penanganan keluhan pajak

daerah;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang pendapatan

pajak daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Tugasnya ialah :

a. Memimpin pelaksanaan tugas seksi verifikasi dan Penanganan keluhan

pajak daerah.

b. Menyusun rencana dan program kerja seksi verifikasi dan penanganan

keluhan pajak daerah.

c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas

kepada bawahan.

d. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan

dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.

e. Melaksanakan verifikasi tentang penetapan dan penerimaan pajak

daerah.

f. Menerima permohonan restitusi dan pemindahan bukuan dari wajib

pajak daerah, meneliti kelebihan pajak daerah yang dapat diberikan

restitusi atau pemindahbukuan serta mempersiapkan Surat Keputusan

(41)

g. Menerima surat keberatan dari wajib pajak daerah dan meneliti keberatan

wajib pajak daerah serta membuat pertimbangan atas keberatan wajib

pajak daerah.

h. Menyusun RKA dan melaksanakan DPA.

i. Memberikan saran pertimbangan kepada atasan.

j. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas

seksi verifikasi dan penanganan keluhan pajak daerah.

k. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

3. Kepala Seksi Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah

Fungsinya :

a. Memimpin pelaksanaan tugas bidang pendapatan pajak daerah.

b. Menyusun rencana dan program kerja bidang pendapatan pajak daerah.

c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas

kepada bawahan.

d. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan bawahan.

e. Menghimpun dan menyusun RKA dan melaksanakan DPA.

f. Memberi saran pertimbangan kepada atasan.

g. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas

bidang pendapatan pajak daerah.

(42)

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis bidang pendapatan pajak

daerah;

b. Pelaksanaan dan pengoordinasian kegiatan bidang pendapatan pajak

daerah;

c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Tugasnya adalah :

a. Memimpin pelaksanaan tugas bidang pendapatan pajak daerah.

b. Menyusun rencana dan program kerja bidang pendapatan daerah.

c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanakan tugas

kepada bawahan.

d. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan bawahan.

e. Menghimpun dan menyusun RKA dan melaksanakan DPA.

f. Memberi saran pertimbangan kepada atasan.

g. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas

bidang pendapatan pajak daerah.

h. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

5. Kepala Bidang Pendapatan Dana Bagi Hasil

Fungsinya :

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis bidang pendapatan dana

(43)

b. Pelaksanaan dan pengoordinasian kegiatan bidang pendapatan dana bagi

hasil;

c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan; dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Tugasnya antara lain :

a. Memimpin pelaksanaan tugas dana bagi hasil.

b. Menyusun Rencana dan program kerja bidang dana bagi hasil.

c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas

kepada bawahan.

d. Membimbing hasil kerja bawahan dan mengevaluasi kerja bawahan

dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.

e. Merumuskan penyusunan RKA dan DPA lingkup Dinas.

f. Melaksanakan koordinasi dengan instansi yang terkait.

g. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas

dana bagi hasil.

h. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

1. Kepala Seksi Dana Bagi Hasil Pajak

Fungsinya :

(44)

c. Pelaksanaan pelaporan kegiatan bagi hasil pajak;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang pendapatan

dana bagi hasil sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Tugasnya antara lain :

a. Memimpin pelaksanaan tugas seksi bagi hasil pajak.

b. Menyusun Rencana dan program kerja seksi bagi hasil pajak.

c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas

kepada bawahan.

d. Membimbing hasil kerja bawahan dan mengevaluasi kerja.

e. Menyiapkan data rencana penerimaan dana bagi hasil pajak.

f. Melaksanakan penata usahaan dan menyusun laporan realisasi

penerimaan dana perimbangan serta bagi hasil pajak lainnya.

g. Melaksanakan urusan penerimaan hibah.

h. Menghimpun dan menyusun RKA dan melaksanakan DPA.

i. Memberi saran pertimbangan kepada atasan.

j. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas

seksi bagi hasil pajak.

k. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

2. Kepala Seksi Dana Bagi Hasil Pusat

Fungsinya :

a. Pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan kebijakan teknis bidang

(45)

b. Pelaksanaan kegiatan dana bagi hasil pusat;

c. Pelaksanaan pelaporan kegiatan dana bagi hasil pusat;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang pendapatan

dana bagi hasil sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Memiliki tugas :

a. Memimpin pelaksanaan tugas seksi bagi hasil pusat.

b. Menyusun Rencana dan program kerja seksi bagi hasil pusat.

c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas

kepada bawahan.

d. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan

dalam uapaya meningkatkan produktivitas kerja.

e. Menyiapkan data rencana penerimaan dana bagi hasil pusat.

f. Melaksanakan penata usahaan dana bagi hasil pusat.

g. Menyusun laporan realisasi penerimaan dana bagi hasil pusat.

h. Menyiapkan bahan penyusunan RKA dan DPA.

i. Memberikan saran pertimbangan kepada atasan.

j. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas

seksi dana bagi hasil pusat.

k. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

(46)

a. Pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan kebijakan teknis bidang

dana bagi hasil provinsi;

b. Pelaksanaan kegiatan dana bagi hasil provinsi;

c. Pelaksanaan pelaporan kegiatan dana bagi hasil provinsi; dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang pendapatan

dana bagi hasil sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Tugasnya adalah :

a. Memimpin pelaksanaan tugas bidang dana bagi hasil provinsi.

b. Menyusun Rencana dan program kerja bidang dana bagi hasil provinsi.

c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas

kepada bawahan.

d. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan

dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.

e. Penyiapan data rencana penerimaan dana bagi hasil provinsi.

f. Melaksanakan penata usahaan dana bagi hasil provinsi.

g. Membuat laporan realisasi penerimaan dana bagi hasil provinsi.

h. Menghimpun dan menyusun RKA dan melaksanakan DPA.

i. Memberi saran pertimbangan kepada atasan.

j. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas

seksi dana bagi hasil provinsi.

(47)

6. Kepala Bidang Pasar

Tugasnya antara lain :

a. Memimpin pelaksanaan tugas bidang pasar.

b. Menyusun Rencana dan program kerja bidang pasar.

c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas

kepada bawahan.

d. Menyusun RKA dna melaksanakan DPA.

e. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas

bidang pasar.

f. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

6.1Kepala Seksi Pendataan dan Pengembangan Pasar

Tugasnya :

a. Memimpin pelaksanaan tugas seksi pendataan dan pengembangan pasar.

b. Menyusun Rencana dan program kerja seksi ketertiban dan penataan

pasar.

c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberikan petunjuk pelaksanaan tugas

kepada bawahan.

d. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan

dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.

(48)

f. Melaksanakan operasi penggusuran, melaksanakan pengambilan alihan

hak sewa Ruko, Kios dan Stand dari penyewa yang menungggak.

g. Menyiapkan bahan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan koordinasi

dengan instansi yang terkait dalam rangka penertiban pasar.

h. Menyusun RKA dan melaksanakan DPA.

i. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas

seksi ketertiban dan penataan pasar.

j. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya..

6.2Kepala Seksi Pengutipan Retribusi Pasar

Tugasnya :

a. Memimpin pelaksanaan tugas seksi pengutipan retribusi pasar.

b. Menyusun Rencana dan program kerja seksi pengutipan retribusi pasar.

c. Mendistribusikan pekerjan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas

kepada bawahan.

d. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan

dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.

e. Mengkordinasi dan mengawasi kegiatan pengutipan retribusi pasar,

mengevaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pengutipan

retribusi pasar.

f. Mencatat dan membukukan semua hasil pengutipan atas retribusi pasar,

mengevaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pengutipan

(49)

g. Menyusun RKA dan melaksanakan DPA.

h. Memberikan saran pertimbangan kepada atasan.

i. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanakan tugas

seksi ketertiban dan penataan pasar.

j. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

6.3Kepala Seksi Pengutipan Retribusi Pasar

Tugasnya :

a. Memimpin pelaksanaan tugas seksi pengutipan retribusi pasar.

b. Menyusun Rencana dan program kerja seksi pengutipan retribusi pasar

c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas

kepada bawahan.

d. Membimbing, mengendalikan, dan mengevaluasi hasil kerja bawahan

dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.

e. Mengkordinasi dan mengawasi kegiatan pengutipan retribusi pasar,

mengevaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pengutipan

retribusi pasar.

f. Mencatat dan membukukan semua hasil pengutipan atas retribusi pasar,

mengevaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pengutipan

retribusi pasar.

(50)

i. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas

seksi pengutipan retribusi pasar.

j. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

Untuk mendukung SDM aparatur pada Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi

berdasarakan pendidikan Formal PNS seperti terlihat pada table dibawah :

No Pendidikan Jumlah %

1. Perguruan Tinggi (S-2) 1 1,89

2. Perguruan Tinggi (S-1) 20 37,74

3. Perguruan Tinggi (D-3) 9 16,98

4. SLTA Sederajat 19 35,85

5 SLTP Sederajat 3 5,66

6 SD Sederajat 1 1,89

Jumlah 48 100

Sumber Data : Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi

Untuk melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsinya saat ini Dinas Pendapatan Kota

Tebing Tinggi didukung Aparatur/ PNS sebanyak 74 orang, terdiri dari PNS

sebanyak 53 orang dan tenaga honorer sebanyak 21 orang, baik untuk tugas dibidang

administrasi dan tenaga operator maupun petugas lapangan (pengutip pajak

(51)

KEPALA DINAS

SEKRETARIS JABATAN FUNGSIONAL

SUBBAG KEUANGAN SUBBAG

PERUNDANG-UNDANGAN SUBBAG

KEPEGAWAIAN UMUM & PERLENGKAPAN

SUBDIS PENDAPATAN SUBDIS PENDATAAN

DAN PENETAPAN

(52)

BAB III

GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN

A. Gambaran Pajak secara Umum

Pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan

Umum dan Tata cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada Negara yang

terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang

-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

a. Asas Pemungutan Pajak

1. Asas Domisili (asas Tempat Tinggal)

Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak

yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari

dalam maupun luar negeri. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak Dalam

Negeri.

2. Asas Sumber

Negara berhak mengenakan pajak penghasilan yang bersumber di

wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak.

3. Asas Kebangsaan

Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu Negara, misalnya

(53)

berkebangsaan Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia. Asas ini

berlaku untuk Wajib Pajak Luar Negeri.

b. Sistem Pemungutan Pajak

1. Official assessment system, yaitu sistem pemungutan yang memberi

wewenang kepada Pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak

yang terutang oleh wajib pajak.

2. Self assessment system, yaitu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri berapa besarnya

pajak yang terutang.

3. With holding system, yaitu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang

bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib

pajak.

B. Gambaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan a. Dasar Hukum

Dasar hukum yang melandasi Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan

dan Perkotaan ini adalah :

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah.

(54)

b. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, Pasal 1 Ayat (37),

Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi

dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh Orang Pribadi

atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan,

perhutanan, dan pertambangan.

c. Ketentuan Umum

Ketentuan Umum Peraturan Daerah tentang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor

Perdesaan dan Perkotaan ini adalah :

1. Daerah adalah Kota Tebing Tinggi.

2. Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintah oleh

pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menurut

asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya

dalam system dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945.

3. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsure

penyelenggara Pemerintah Daerah.

(55)

5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah yang selanjutnya disingkat DPRD

adalah lembaga perwakilan rakyat daerah Kota Tebing Tinggi sebagai unsure

penyelenggaraan pemerintah daerah.

6. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi.

7. Peraturan Walikota adalah Peraturan Walikota Tebign Tingi.

8. Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi.

9. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang perpajakan daerah

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

10.Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh

Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan

Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan

untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

11.Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan,

baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang

meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan

usaha milik Negara (BUMN).

12.Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi

dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai dan/atau dimanfaatkan oleh orang

pribadi atau badan, kecuali kawasan yang dugunakan untuk kegiatan usaha

(56)

14.Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau didekatkan secara

tetap pada tanah dan/atau perairan pedalaman dan atau laut.

15.Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) adalah harga rata-rata yang diperoleh dari

transaksi jual beli yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terjadi

transaksi jual beli, NJOP ditentukan melalui perbandingan harga dengan

objek lain yang sejenis, atau nilai perolehan baru, atau NJOP pengganti.

16.Subjek pajak adalah Orang Pribadi atau Badan yang dapat dikenakan pajak.

17.Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak,

pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban

perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan daerah.

18.Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahun kalender,

kecuali bila Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan

tahun kalender.

19.Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam

Masa Pajak, dalam Tahun Pajak, atau dalam Bagian Tahun Pajak sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang - undangan perpajakan daerah.

20.Pemungutan adalah suatu rangkaian mulai dari perhimpunan data objek dan

subjek, penentu besarnya pajak yang terutang sampai kegiatan penagihan

pajak kepada Wajib Pajak serta pengawasan penyetoran.

21.Surat Pemberitahuan Objek Pajak, (SPOP) adalah surat yang digunakan oleh

(57)

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan daerah.

22.Surat Ketapan Pajak Daerah (SKPD) adalah surat ketetapan pajak yang

menentukan besarnya jumlah pokok pajak yang terutang.

23.Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) adalah surat yang digunakan

untuk memberitahukan besarnya Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan yang terutang kepada Wajib Pajak.

24.Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar (SKPDLB) adalah surat ketetapan

pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah

kredit pajak lebih besar dari pada pajak yang terutang atau seharusnya tidak

terutang.

25.Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) adalah surat untuk melakukan tagihan

pajak dan/atau sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda.

C. Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2013, Pasal 3 Ayat (1), Objek

Pajak bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan adalah Bumi dan/atau

bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau

Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan,

(58)

a. Jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks bangunan seperti hotel,

pabrik, dan emplasmennya, yang merupakan satu kesatuan dengan kompleks

Bangunan tersebut;

b. Jalan tol;

c. Kolam renang;

d. Pagar mewah;

e. Tempat olahraga;

f. Galangan kapal, dermaga;

g. Taman mewah;

h. Tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa minyak; dan

i. Menara.

Dalam Pasal 3 Ayat (3), Objek Pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan

Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan adalah objek pajak yang :

a. Digunakan oleh Pemerintah; dan Daerah untuk penyelenggaraan

pemerintahan;

b. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah,

sosial, yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan;

c. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan

(59)

d. Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional,

tanah pengembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah Negara yang belum

dibebani suatu hak;

e. Digunakan oleh Badan Perwakilan Diplomatik dan Konsulat berdasarkan asas

perlakuan timbal balik; dan

f. Digunakan oleh Badan atau Perwakilan Lembaga Internasional yang

ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.

D. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan

sebagai berikut :

a. Untuk NJOP sampai dengan Rp 1.000.000.000 (satu milyar rupiah) ditetapkan

sebesar 0,125% pertahun;

b. Untuk NJOP diatas Rp 1.000.000.000 (satu milyar rupiah) ditetapkan sebesar

0,2 % pertahun.

E. Tata Cara Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

a. Wajib Pajak membayar pajak di RKUD (Rekening Kas Umum Daerah)

(60)

b. Pembayaran pajak yang menggunakan warkat seperti bilyet giro atau cek,

atau dengan cara transfer, baru dapat dinyatakan sah apabila telah

dibukukan di RKUD.

c. Wajib Pajak yang telah melakukan pembayaran pajaknya diberikan Surat

Tanda Terima Setoran (STTS) dan/atau SSPD sebagai tanda bukti

pembayaran pajak.

d. Pembayaran pajak dilakukan sekaligus atau lunas.

e. Jatuh Tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang paling lama 6

(enam) bulan sejak tanggal diterimanya SPPT oleh wajib pajak.

F. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

a. Jumlah Luas Tanah dan Wajib Pajak Sektor Perdesaan dan Perkotaan di

Kota Tebing Tinggi menurut Kecamatan

No. Kecamatan Luas Tanah Wajib Pajak

1. Padang Hulu 6.851.824 7.574

2. Rambutan 5.298.726 7.441

3. Padang Hilir 8.927.801 7.966

4. Tebing Tinggi Kota 1.575.198 6.963

5. Bajenis 8.212.564 8.909

(61)

Data table diatas tersebut di peroleh pada tahun 2012, Pajak Bumi dan Bangunan

Sektor Perdesaan dan Perkotaan yang dikelolah oleh Dinas Pendapatan Kota Tebing

Tinggi berlaku pada tanggal 1 Januari 2014, sehingga data yang terbaru belum ada

karna masih dalam tahap proses pemindahan data dari KPP Pratama Kota Tebing

Tinggi ke Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi. Dari data tersebut jelas bahwa

jumlah luas tanah dan Wajib Pajak meningkat dari tahun ke tahun. Dan kemungkinan

tingkat kepatuhan masyarakat kota Tebing Tinggi dalam membayar Pajak Bumi dan

Bangunan meningkat dari tahun 2011 ke tahun 2012. Tidak menutup kemungkinan

bahwa tingkat kepatuhan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

pada tahun 2014 akan lebih meningkat dari tahun sebelumnya, karena luas lahan, dan

wajib pajak pasti akan bertambah dan populasi manusianya juga akan bertambah,

sehingga Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan akan semakin

(62)

b. Besarnya Target dan Realisasi PBB di Kota Tebing Tinggi menurut Tahun

Anggaran 2013

Kecamatan/keluarahan Target

Realisasi Penerimaan

PBB

Persen (%)

Padang Hulu 786.474.121 1.144.996.160 72,79

Padang Hilir 1.015.721.425 1.538.700.470 75,74

Rambutan 1.159.365.994 1.965.330.428 84,76

Bajenis 841.075.045 1.446.943.406 86,02

Tebing Tinggi Kota 1.422.279.113 2.447.503.088 86,04

Jumlah 5.224.915.698 8.543.473.552 81,76

Dari tabel diatas bahwa realisasi Pajak Bumi dan Bangunan pada tahun 2013

telah mencapai target yang telah di tetapkan, malah sudah melebihi target yang

ditetapkan. Pencapaian ini sangat diharapkan, karena banyaknya Wajib Pajak yang

telah membayar dan sadar akan pentingnya pajak bagi kelangsungan hidup

masyarakat kota Tebing Tinggi. Tingkat Kepatuhan masyarakat kota Tebing Tinggi

dalam membayar pajak bumi dan bangunan juga sangat bagus, terbukti dari

pencapaian realisasi yang telah melebihi target yang telah ditetapkan pemerintah Kota

Tebing Tinggi. Tidak menutup kemungkinan bahwa pada tahun 2014 Pajak Bumi dan

Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan juga akan mengalami peningkatan seperti

pada tahun 2013 dan tahun-tahun sebelumnya. Apalagi dengan ditetapkannya Pajak

(63)

Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan semakin banyaknya

[image:63.595.110.513.245.493.2]

Wajib Pajak yang akan sadar untuk membayar pajak.

Grafik besarnya target dan realisasi PBB di kota Tebing Tinggi menurut

anggaran Tahun 2013

Dari data grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kepatuhan Wajib

Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

mengalami peningkatan dan telah mencapai target yang telah di tetapkan. Hal ini

justru sangat diharapkan oleh Pemerintah Daerah Kota Tebing Tinggi karena dapat

menambah APBD kota Tebing Tinggi dan juga dapat mensejahterahkan masyarakat

kota Tebing Tinggi. Disamping itu, peningkatan kepatuhan wajib pajak dalam  ‐

 500,000,000.00

 1,000,000,000.00

 1,500,000,000.00

 2,000,000,000.00

 2,500,000,000.00

 3,000,000,000.00

Padang Hulu

Padang Hilir Rambutan Bajenis Tebing Tinggi Kota

Target

(64)

meningkatkan insfrastruktur kota Tebing Tinggi menjadi kota yang modern dan layak

untuk masyarakat kota Tebing Tinggi.

Apalagi dengan ditetapkannya Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan

dan Perkotaan sebagai pajak daerah yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli

Daerah (PAD), menuntut masyarakat untuk semakin patuh dalam membayar Pajak

Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan agar dapat membuat daerah

mereka menjadi lebih maju dan tidak ketinggalan dari daerah lain. Dan juga

masyarakat lebih percaya pada pemerintah daerah karna pajak yang mereka bayar

langsung di kelola oleh pemerintah daerah tersebut tidak harus dibagi lagi ke

(65)

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI

A. Potensi Pajak

Dengan diberlakukannya Otonomi Daerah, setiap daerah dipacu untuk dapat

berkreasi untuk mencari sumber penerimaan daerah yang dapat mendukung

pembiayaan pengeluaran daerah tersebut. Undang-Undang tentang Pemerintahan

Daerah menetapkan bahwa daerah memiliki hak untuk melakukan pemungutan pajak

dan retribusi daerah. Pajak dan retribusi daerah ini merupakan salah satu sumber

penerimaan yang berasal dari dalam daerah dan dapat dikembangkan sesuai dengan

kondisi masing-masing daerah. Dalam era Otonomi Daerah sekarang ini, daerah

diberikan kewenangan yang lebih besar untuk mengatur dan mengurus rumah

tangganya sendiri. Tujuannya antara lain untuk lebih mendekatkan pelayanan

pemerintah kepada masyarakat, memudahkan masyarakat untuk memantau dan

mengontrol penggunaan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja

Daerah (APBD), selain itu juga menciptakan persaingan yang sehat antar daerah dan

mendorong timbulnya inovasi. Pemberian kewenangan yang semakin besar pula

dalam urusan perpajakan.

Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan merupakan salah

(66)

sama yang baik antara Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi dengan Kelurahan dan

Kecamatan di lingkungan kota Tebing Tinggi serta kerja sama yang baik dengan

Wajib Pajak itu sendiri agar Wajib Pajak senang membayar pajak.

Dari data yang sudah saya dapat bahwa Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak

Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan mengalami peningkatan yang

signifikan. Sesuai dengan target yang ditetapkan, Pajak Bumi dan Bangunan Sektor

Perdesaan dan Perkotaan sudah terealisasi dan melampaui target yang telah

ditetapkan. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa Tingkat Kepatuhan Wajib

Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan di KPP Pratama Tebing Tinggi

sangat baik, ini memacu Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi untuk dapat lebih

meningkatkan lagi target yang telah ditetapkan pada tahun 2014 ini. Sesuai dengan

Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor 2 Tahun 2013 bahwa Pajak Bumi dan

Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan mulai berlaku pada tanggal 1 Januari

2014, Sehingga data yang terdapat di Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing

Tinggi belum lengkap. Karena jika ingin melihat data tentang Tingkat Kepatuhan

Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan

Perkotaan harus minimal 1 tahun setelah peraturan daerah diterbitkan, sehingga data

yang saya ambil masih berdasarkan pada tahun 2013, tetapi data pada tahun 2013

sudah terdapat di Kantor Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi karena sudah

diserahkan oleh KPP Pratama Kota Tebing Tinggi, dan Wajib Pajak juga sudah

meminta formulir Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di

(67)

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi

1. Masyarakat Sadar Pajak dan Kegunaannya

Wajib Pajak telah sadar bahwa pajak sangat berguna bagi kelangsungan

hidup Wajib Pajak tersebut. Banyaknya Wajib Pajak yang telah sadar akan

kegunaan pajak itu sendiri sangat mempengaruhi tingkat kepatuhan

masyarakat kota Tebing Tinggi dalam membayar Pajak Bumi dan

Bangunan Sektor Pe

Gambar

Grafik besarnya target dan realisasi PBB di kota Tebing Tinggi menurut

Referensi

Dokumen terkait

Kelompok DA80 dan DA200 menunjukkan dengan ALA selama 4 minggu menunjukkan penurunan adanya pelebaran pada ruang bowman, pengecilan ukuran bobot ginjal pada dosis 80mg/kg berat

skripsi yang berjudul “Faktor -Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Karyawan Di Bagian Pengolahan PTPN 2 Tanjung Garbus

Pada hoc tampak bahwa terdapat peningkatan kadar MCP-1 pemberian polifenol buah tindosis C, kadar MCP-1 berada yang berbeda secara bermakna antara kelompok kontrol

Siapkan alat dan bahan yang telah kamu bawa hari ini untuk percobaan membuat rangkaian lampu seri sederhana?. Amati kembali gambar rangkaian seri

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada pekerja di bagian pengolahan

This will include explaining what problem-based learning is, anticipating the frustra- tion that some learners will experience at your apparent refusal to behave in the

(2005) integrate building boundaries extracted from aerial images and roof planes derived from point clouds for reconstructing enhanced building edges with the

yang dihadapi baik di tingkat daerah, provinsi, nasional, bahkan internasional. Penyusunan RPJMD Kutai Barat mengacu pada Peraturan Menteri dalam Negeri.. No. 8 tahun