LAPORAN TUGAS AKHIR
TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN
DI DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA TEBING TINGGI
O L E H
NAMA : IHDAN MAYANDRI NIM : 112600040
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT kerana atas berkat
dan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri (PKLM) ini.
Penulisan Laporan PKLM ini, tidak terlepas dari bantuan dan perhatian dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan keselamatan kepada saya untuk
dapat membuat laporan Tugas Akhir ini.
2. Yang teristimewa untuk Ayahanda tercinta Joni Herli dan ibunda tersayang
Rasmayani yang sabar memberi nasehat dan motivasi kepada penulis agar terus
semangat dalam mengerjakan Laporan Tugas Akhir ini, begitu juga untuk semua
keluarga yang telah mendukung penulis, kakak Nindia apidil fitri dan adik-adik
ku tersayang Pimpi Desastri Ahda Ramadhan dan Genoshita Jurnalis yang telah
mencurahkan kasih sayangnya kepada penulis.
3. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik.
4. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi
5. Ibu Fauziah, S.E, M.Si selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas bimbingan,
masukan dan kritikan yang sangat berarti bagi penulisan laporan ini.
6. Bapak Jefri Sembiring, SE.MM selaku Kepala Dinas Pendapatan Kota Tebing
Tinggi, terima kasih atas izin risetnya. Bapak Teja Ardian, SE yang telah banyak
membantu penulis, dan seluruh pegawai Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi.
7. Buat teman-teman kos sofyandix yang telah memberi semangat dan motivasi
yang luar biasa kepada penulis.
8. Buat Izmi, kk Agun, kk Maya, Dini, dan Lana yang telah setia dan sabar
mendengar curhatan penulis dan memberi semangat penulis.
9. Buat teman SMA saya Fatma dan Rizki yang telah memberikan banyak semangat
kepada penulis.
10.Buat teman-teman Administrasi Perpajakan FISIP USU kelas A dan B stambuk
2011. Khusunya buat “gadis-gadis” Ipak, Odik, Giezla, Tari, Dahlia, Mira, Tira,
Dian, Eza dan Silvia yang telah membantu penulis dan memberikan semangat
Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu lagi, penulis
mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan hingga terselenggaranya
Laporan Tugas Akhir ini.
Terima kasih atas semua bantuan dan dukungan yang telah diberikan.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan yang saudara
berikan selama ini. Dan semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat berguna bagi kita
semua. Amin ya rabbal alamin……
Medan, Juli 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... v
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 1
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan ... 4
C. Uraian Teoritis ... 7
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ... 9
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ... 9
F. Metode Pengumpulan Data ... 11
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 11
BAB II : GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN KOTA TEBING TINGGI ... 14
C. Visi dan Misi Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi ... 16
D. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi ... 17
E. Uraian dan Tugas Pokok dan Fungsi ... 18
BAB III : GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR
PERDESAAN DAN PERKOTAAN ... 44
A. Gambaran Pajak secara umum ... 44
B. Gambaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan 45
C. Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan
Perkotaan ... 49
D. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan ... 51
E. Tata Cara Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Sekor Perdesaan dan
Perkotaan ... 51
F. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan ... 52
BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI ... 56
A. Potensi Pajak ... 56
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam
Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di
Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi ... 58
D. Upaya Dalam Mengatasi masalah yang dihadapi Dinas Pendapatan Kota
Tebing Tinggi ... 59
E. Tingkat Pemahaman Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan dalam Mengisi Surat Pemberitahuan Objek Pajak ... 60
F. Sanksi Yang Dikenakan Terhadap Wajib Pajak Yang Tidak Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan ... 60
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 62
A. Kesimpulan ... 62
B. Saran ... 63
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel I Latar Belakang Pendidikan Formal PNS ... 42
Tabel II Jumlah Luas Tanah dan Wajib Pajak Sektor Perdesaan dan Perkotaan
Kota Tebing Tinggi menurut Kecamatan ... 52
Tabel III Besarnya Target dan Realisasi PBB di Kota Tebing Tinggi menurut
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Perkembangan Negara yang semakin meningkat untuk memakmurkan rakyatnya
disegala bidang yang membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dimana dana tersebut
sebagian besar berasal dari pajak. Kita mengetahui bahwa pajak merupakan sumber
terbesar kas Negara. Oleh karena itu Pemerintah selalu berusaha mengoptimalkan
pajak untuk membiayai pembangunan. Sesuai dengan karakteristik pajak sebagai
sumber utama penerimaan Negara dan kewajiban warga Negara sebagai pembayar
pajak dan dengan seiring meningkatnya jumlah pembayar pajak yang diikuti dengan
pemahaman akan hak dan kewajiban dalam melaksanakan peraturan
perundang-undangan perpajakan, maka berdampak pada peningkatan penerimaan daerah.
Sesuai dengan Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pemerintah daerah diberikan wewenang
untuk mengatur beberapa jenis pajak daerah yang nantinya akan digunakan sebagai
sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang nantinya akan menambah
penerimaan pada Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD). Pemerintah
1. Pajak Hotel
2. Pajak Restoran
3. Pajak Hiburan
4. Pajak Reklame
5. Pajak Penerangan Jalan
6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
7. Pajak Parkir
8. Pajak Air Tanah
9. Pajak Sarang Burung Walet
10.Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
11. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
Pajak Bumi dan Bangunan yang dahulu dikelola oleh pemerintah pusat,
sekarang telah beralih menjadi pajak daerah yang dikelola oleh pemerintah
Kabupaten/Kota dan telah berubah nama menjadi Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perdesaan dan Perkotaan. Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan
Perkotaan adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai,
dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang
digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan
berdasarkan Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (PDRD). Bumi adalah permukaan bumi (tanah dan perairan) dan
ladang, kebun, tanah, pekarangan, tambang, dll. Sedangkan Bangunan adalah
konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau
perairan. Contoh : rumah tempat tinggal, bangunan tempat usaha, gedung bertingkat,
pusat perbelanjaan, emplasmen, pagar mewah, dermaga, taman mewah, fasilitas lain
yang memberi manfaat, jalan tol, kolam renang, anjungan minyak lepas pantai dll.
(Darwin, 2010)
Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan sangatlah besar
manfaatnya bagi pendapatan daerah sehingga, pajak bumi dan bangunan yang dahulu
dikelola oleh pusat sekarang dikelola oleh pemerintah daerah. Selain itu, penerimaan
dari Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan akan 100% masuk ke
Pemerintah Kabupaten/Kota. Tidak seperti dahulu pada saat dikelola oleh Direktorat
Jenderal Pajak (DJP), Pemerintah Kabupaten/Kota hanya mendapatkan bagian
sebesar 64% saja. Dengan sudah dikelolanya Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perdesaan dan Perkotaan oleh Pemerintah Daerah tersebut, membuat penulis tertarik
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri 1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan suatu kegiatan penerapan
ilmu yang diperoleh oleh mahasiswa selama bangku perkuliahan agar mengenal
situasi dunia kerja sekaligus untuk meningkatkan kualitas mahasiswa itu sendiri.
Kegiatan PKLM ini memiliki beberapa tujuan dan manfaat bagi mahasiswa, pihak
universitas, instansi atau badan yang dijadikan tempat melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri tersebut.
Adapun tujuan diadakannya PKLM, yaitu :
1.1Untuk mengetahui tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan
Daerah Kota Tebing Tinggi.
1.2 Untuk mengetahui faktor – faktor yang menghambat wajib pajak
dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan
Perkotaan di Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi.
1.3 Untuk mengetahui usaha - usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah
(Pemda) dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam membayar
Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas
2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini tentunya sangat bermanfaat bagi semua pihak,
diantaranya adalah :
2.1Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama kuliah
pada saat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).
b. Menambah pengetahuan dan pengalaman belajar di bidang perpajakan
khususnya dalam bidang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan
dan Perkotaan.
c. Agar dapat mempraktikkan teori-teori yang telah diperoleh selama
masa perkuliahan dalam kegiatan selama kegiatan selama pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan Mandiri
2.2 Bagi Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi
a. Untuk membina hubungan baik antara Dinas Pendapatan Daerah Kota
Tebing Tinggi dengan Universitas Sumatera Utara khususnya Program
Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.
b. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kinerja di lingkungan
Sektor Perdesaan dan Perkotaan kepada masayarakat wajib pajak
melalui mahasiswa peserta PKLM.
2.3Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
a. Meningkatkan hubungan kerjasama antara Program Studi Diploma
III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara dengan Dinas Pendapatan Daerah Kota
Tebing Tinggi.
b. Memberikan uji nyata terhadap disiplin ilmu yang telah disampaikan
melalui bangku perkuliahan.
c. Membuka interaksi antara dosen dan instansi pemerintah khususnya
Dinas Pendapatan Daerah.
d. Mendapatkan masukan dan saran untuk penyempurnaan kurikulum
C. Uraian Teoritis
Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam bukunya Dasar - Dasar Hukum
Pajak dan Pajak Pendapatan menyatakan Pajak adalah iuran kepada kas Negara
bersadasarkan Undang - Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan
jasa timbal balik (kontaprestasi), yang dapat ditunjukkan dan digunakan untuk
membayar pengeluaran umum (Waluyo, 2010:3).
Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani, Pajak adalah iuran kepada Negara yang dapat
dipaksakan yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut
peraturan-peraturan dengan tidak mendapatkan prestasi kembali, yang dapat langsung ditunjuk,
dan yang digunakan adalah untuk membiayai pengeluaran - pengeluaran umum
berhubungan dengan tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan (Darwin,
2010:15).
Sedangkan menurut Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang - Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan Negara bagi sebesar - besarnya kemakmuran rakyat.
Salah satu pajak daerah yang terbaru yang memberikan pendapatan kepada
pemerintahan daerah adalah Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan
Untuk meningkatkan local taxing power pada kabupaten/kota. Local taxing power
tersebut adalah :
1. Memperluas objek pajak daerah dan retribusi daerah
2. Menambah jenis pajak daerah dan retribusi daerah (termasuk pengalihan
PBB Sektor Perdesaan dan Perkotaan dan BPHTB menjadi pajak daerah)
3. Memberikan diskresi penetapan tarif pajak kepada daerah
4. Menyerahkan fungsi pajak sebagai instrument penganggaran dan
pengaturan pada daerah
Subjek pajak PBB yang dikelola oleh pemerintah pusat dengan subjek pajak
PBB yang dikelola oleh dinas pendapatan tetap sama yaitu, Orang atau Badan yang
secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi, dan/atau memperoleh manfaat atas
bumi, dan/atau memiliki, menguasai dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan.
(pasal 4 ayat 1 UU PBB sama dengan pasal 78 ayat (1) dan (2) UU PDRD). Dalam
mempersiapkan diri untuk mengelola Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan
dan Perkotaan, Kabupaten/Kota berpedoman pada Undang - Undang PDRD dan
peraturan dan peraturan bersama Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri
Nomor 213/PMK/.07/2010 dan Nomor 58 Tahun 2010 tentang Tahapan Persiapan
Pengalihan PBB Perdesaan dan Perkotaan sebagai Pajak Daerah. Selain itu Direktur
Jenderal Pajak juga telah menerbitkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER-61/PJ/2010 tentang Tata Cara Persiapan Pengalihan PBB Perdesaan dan
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini dilakukan pada Dinas Pendapatan
Daerah Kota Tebing Tinggi. Penulis akan membahas secara rinci mengenai :
1. Tata Cara pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan
Perkotaan di Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi.
2. Usaha - usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk meningkatkan
kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi.
3. Tingkat pemahaman Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan
Perkotaan dalam mengisi Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP).
4. Sanksi yang dikenakan terhadap wajib pajak yang tidak membayar pajak.
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta informasi sesuai metode yang
digunakan adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini penulis melakukan persiapan yang dibutuhkan dalam Praktik
Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini mulai dari pengajuan judul, penentuan
judul oleh ketua program studi, penyusunan proposal, perbaikan proposal,
penentuan dosen pembimbing, bimbingan, persetujuan dan pengajuan surat
2. Studi Literatur
Dalam tahap ini penulis melakukan pengumpulan data, mempelajari
buku-buku yang berkaitan dengan judul Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM),
artikel ilmiah serta sumber - sumber lain yang mendukung penulisan
proposal ini.
3. Observasi Lapangan
Dalam tahapan ini penulis melakukan pengamatan langsung pada objek
tempat pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) untu
mengetahui sistem kerja yang berlaku pada Dinas Pendapatan Daerah Kota
Tebing Tinggi.
4. Pengumpulan Data
Dalam tahap ini penulis melakukan pengumpulan data yang diperlukan
dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini
yang dilakukan melalui dua cara yaitu Data Primer dan Data Sekunder. Data
Primer yaitu bersumber dari data Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing
Tinggi. Data Sekunder yaitu data yang bersumber dari buku – buku tentang
perpajakan. Undang - Undang Perpajakan maupun peraturan lain yang
berkaitan dengan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan
Perkotaan.
5. Analisis dan Evaluasi Data
Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan maka penulis akan
F. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Wawancara (Interview Guide)
Dalam metode ini penulis melakukan tanya jawab langsung kepada para
pegawai mengenai permasalahan yang dihadapi penulis dalam penulisan
laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).
2. Observasi (Observation Guide)
Dalam metode ini penulis akan melakukan pengamatan langsung atas
kegiatan yang akan dilakukan dalam pencatatan terhadap fenomena yang
menjadi objek penelitian.
3. Dokumentasi (Optional Guide)
Dalam metode ini penulis mempelajari buku dan/atau literatur, hasil-hasil
penelitan, dokumen atau data - data pendukung yang dibutuhkan dalam
penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini.
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan secara singkat alasan penulis untuk
melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), Tujuan dan
Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), Uraian Teoritis,
Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), Metode
Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), Metode Pengumpulan
Data, dan Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan
Mandiri (PKLM).
BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
Dalam bab ini penulis menguraikan secara singkat mengenai lokasi
Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), sejarah, struktur
organisasi, tugas pokok dan fungsi, dan gambaran umum mengenai
pegawai pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi.
BAB III : GAMBARAN DATA DAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai ketentuan umum Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan dan bagaimana
dan Perkotaan serta tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar
Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.
BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI
Dalam bab ini penulis akan membandingkan penerapan teori yang
ada dengan data yang di peroleh di lapangan, yaitu mengenai
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan
Daerah Kota Tebing Tinggi.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan
inti sari yang mencakup seluruh objek pembahasan yang dibahas
data PKLM. Sedangkan Saran merupakan hal - hal, ide - ide, atau
gagasan yang harus dilakukan dalam melaksanakan solusi atau
masalah yang dibahas dari objek pembahasan yang terdapat dalam
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN
KOTA TEBING TINGGI
A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi
Kantor Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi berdiri pada tanggal 16
Oktober 1993 yang dulunya beralamat di Jln. Gunung Lauser Kelurahan Tanjung
Marulak Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi dan diresmikan oleh Bapak
Gubernur KDH Tk I Sumatera Utara. Sekarang alamat baru Kantor Dinas Pendapatan
Kota Tebign Tinggi di Jln. Gunung Agung No.1 Kelurahan Tanjung Marulak
Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi. Nomor Telepon : (0621) 23837.
Sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) kota Tebing Tinggi Nomor 13 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kota Tebing Tinggi dan
Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 36 Tahun 2009 tentang Tugas, Fungsi,
Tata Kerja dan Rincian Jabatan Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi Pasal 2
otonomi daerah di bidang pendapatan dan pasar. Dinas Pendapatan Kota dipimpin
oleh Seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
B. Tujuan dan Fungsi serta Tugas Pokok berdirinya Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi adalah:
a. Menjalin koordinasi secara terus-menerus dan efektif dengan unit kerja
pengelola PAD.
b. Meningkatnya potensi dan sumber penerimaan PAD dari tahun ketahun.
c. Meningkatnya pengawasan aparatur terhadap pelaksanaan tugas dan
pengembangan PAD melalui pendidikan dan pelatihan.
d. Mengusulkan secara bertahap melalui APBD agar infrastruktur dan utilitas
perkotaan sumber PAD direnovasi (ditingkatkan).
Dalam rangka melaksanakan tugas Pokoknya, selanjutnya Dinas Pendapatan
mempunyai Fungsi sebagai berikut :
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pendapatan dan pasar.
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang
pendapatan dan pasar.
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pendapatan dan pasar.
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
Adapun tugas pokok Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi yaitu:
Melaksanakan urusan pemerintahan daerah dibidang pendapatan dan pasar
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
C. Visi dan Misi Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi
Setiap perusahaan memiliki Visi dan Misi masing-masing. Visi dan Misi ini
bertujuan memotivasi karyawan untuk melakukan hal yang terbaik untuk memajukan
perusahaan agar tercapai kesejahteraan bersama baik antar atasan maupun
karyawannya.
Visi
“Dinas Pendapatan menjadi Koordinator dalam mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah yang bertumpu pada ekstensifikasi dan intensifikasi dengan didukung oleh SDM Aparatur yang Profesional”
Pengertian Visi :
Bahwa Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi dalam 5 tahun kedepan akan
mengoptimalkan PAD melalui penggalian potensi, validasi data-data objek/subjek
PAD dan pengawasan yang ketat dalam hal pemungutan Pajak/Retribusi serta
didukung oleh SDM Aparatur yang paha, dan mengerti dalam melaksankan tugasnya
masing-masing.
Misi
Dalam rangka pencapaian Visi, maka Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing
1. Mewujudkan masyarakat yang taat pajak dan retribusi daerah.
2. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap Target dan Realisasi
Penerimaan PAD.
3. Meningkatkan kualitas SDM Aparatur .
4. Melaksanakan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah.
D. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi
Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi sebagaimana diatur
dalam Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor 2 Tahun 2001 terdiri dari :
1. Kepala Dinas
2. Sekretaris
a. Subbag Umum Kepegawaian dan Perlengkapan
b. Subbag Keuangan
c. Subbag Program dan Perudang-Undangan
3. Bidang Pendapatan dan Retribusi Daerah
a. Seksi Penagihan dan Pembukuan Retribudi Daerah
b. Seksi Pendataan dan Penetapan Retribusi Daerah
c. Seksi Verifikasi dan Penanganan Keluhan Retribusi Daerah
4. Bidang Pendapatan Pajak Daerah
a. Seksi Penagihan dan Pembukuan Pajak Daerah
5. Bidang Pendapatan Dana Bagi Hasil
a. Seksi Dana Bagi Hasil Pajak
b. Seksi Dana Bagi Hasil Pusat
c. Seksi Dana Bagi Hasil Provinsi
6. Bidang Pasar
a. Seksi Pendataan dan Pengembangan Pasar
b. Seksi Penertiban dan Penataan Pasar
c. Seksi Pengutipan Retribusi Daerah
E. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi 1. Kepala Dinas
Adapun tugas dari Kepala Dinas antara lain :
a. Memimpin Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi dan bertanggung jawab
atas maju dan mundurnya dinas tersebut.
b. Mengontrol semua kegiatan pegawai.
c. Menyusun dan membuat laporan pertanggung jawaban pelaksanaan yang
akan diajukan dan disetujui walikota.
2. Sekretaris
Fungsinya :
a. Penyusunan rencana dan progam kerja bidang kesekretariatan.
b. Pengelolaan dan pelaksanaan administrasi umum, keuangan,
perlengkapan, kepegawaian, kearsipan dan kerumah tanggaan, program
c. Pengoordinasian penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas
bidang secara terpadu dan pelayanan administratif.
d. Pelaksanaan monitoring evaluasi dan pelaporan.
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Tugasnya antara lain :
a. Memimpin pelaksanaan tugas kesekretariatan.
b. Menyusun Rencana dan program kerja sekretariat.
c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas
kepada bawahan.
d. Memimbing hasil hasil kerja bawahan dan mengevaluasi kerja bawahan
dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.
e. Mengkoordinasikan penyusunan program kerja, penyelenggaraan kegiatan
dan pengelolaan administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan,
keuangan, kerasipan serta kerumah tanggaan.
f. Mengajukan usulan kebutuhan dari pengembangan SDM.
g. Mengoreksi surat atau naskah dinas dan mengendalikan pelaksanaan
administrasi umum baik surat masuk/keluar maupun naskah dinas.
h. Memberikan saran pertimbangan kepada atasan.
j. Mengkoordinasi penyusunan sistem dan prosedur serta menyusun Standar
Pelayanan Minimal beserta indikator kinerja Dinas Pendapatan.
k. Mengkoordinasikan penyusunan laporan kegiatan dinas secara periodik
dan insidentil.
l. Mengkoordinasikan penyusunan RKA dan DPA lingkup Dinas.
m. Melaksanakan kordinasi dengan instansi yang terkait.
n. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas
kesekretariatan.
2.1Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Fungsinya :
a. Penyusunan rencana dan program kerja bidang umum dan kepegawaian;
b. Pengelolaan administrasi umum, perlengkapan, kepegawaian, kearsipan
dan kerumah tanggaan;
c. Pelaksanaan pelaporan sub bagian umum dan kepegawaian; dan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan tugas
dan fungsinya;
Tugasnya adalah :
a. Memimpin pelaksanaan tugas sub bagian umum dan kepegawaian.
b. Menyusun rencana dan program kerja sub bagian umum dan kepegawaian.
c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas
d. Menyelenggarakan kegiatan pengelolaan surat menyurat, kearsipan, asset
dan kerumah tanggaan.
e. Menyusun Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU), Rencana Tahunan
Barang Unit (RTBU), pengadaan barang lingkup Dinas.
f. Melaksanaan perencanaan SDM melalui usulan kebutuhan, pemanfaatan
dan pendayagunaan pegawai.
g. Melaksanakan usulan pengembangan SDM melalui diklat atau pelatihan
teknis, tugas belajar, izin belajar dan lainnya.
h. Menyiapkan bahan pembinaan kepegawaian.
i. Menyelenggarakan pengelolaan administrasi kepegawaian meliputi
penyusunan DUK, Nominatif pegawai, Penyiapan DP3, pembuatan Surat
Keterangan Untuk Mendapatkan Tunjangan Keluarga (SKUM PTK),
pemgusulan kenaikan pangkat, gaji berkala, pengusulan pembuatan
Karis/karsu, karpeg, askes, pembuatan absen pegawai dan administrasi
kepegawaian lainnya.
j. Membuat laporan kegiatan bulanan, tri wulan, tahunan dan insidentil
kepada atasan langsung.
k. Menyusun RKA dan melaksanakan DPA.
l. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas Sub
2.2 Kepala Sub Bagian Keuangan
Fungsinya :
a. Penyusunan rencana dan program kerja dibidang keuangan;
b. Pengelolaan administrasi keuangan dan anggaran dinas;
c. Pelayanan dibidang keuangan;
d. Pelaksanaan pelaporan sub bagian keuangan; dan
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Tugasnya adalah :
a. Memimpin pelaksana tugas Sub Bagian Keuangan.
b. Menyusun rencana dan program kerja sub bagian keuangan.
c. Menyusun konsep naskah dinas yang berkaitan dengan sub bagian
keuangan.
d. Melaksanakan penyusunan dan pengelolaan anggran.
e. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan yang meliputi
penerimaan, pembukuan, penyimpanan, pembayaran, dan penyetoran
pendapatan.
f. Mengelola gaji dan tunjangan pegawai.
g. Mengkoordinir penyusunan RKA dan DPA, penerapan dana program dan
h. Memproses dan menghimpun laporan keuangan dana-dana yang
bersumber dari bantuan pemerintah, pemerintah provinsi, bantuan luar
negeri dan lainnya.
i. Membuat laporan realisasi keuangan bulanan, triwulan, tahunan/neraca
dinas dan insidentil kepada atasan langsung.
j. Menghimpun dan menyusun RKA dan melaksanakan DPA.
k. Melaksanakan koordinasi dengan instansi yang terkait.
l. Memberi saran pertimbangan kepada atasan.
m. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas sub
bagian keuangan.
n. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.
2.3 Kepala Sub Bagian Program dan Perundang-undangan
Fungsinya :
a. Penyusunan rencana dan program kerja bidang program
perundang-undangan;
b. Pengoordinasian penyiapan bahan penyusunan perencanaan, program,
pedoman dan petunjuk teknis serta laporan;
c. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan bidang perencanaan, monitoring
dan evaluasi;
e. Pelaksanaan pelaporan sub bagian program dan perundang-undangan;
f. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Memiliki tugas antara lain :
a. Memimpin pelaksanaan tugas sub bagian program dan
perundang-undangan
b. Menyusun rencana dan program kerja.
c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberikan petunjuk pelaksanaan tugas
kepada bawahan.
d. Menyusun rencana dan program kerja serta rencana anggara bidang
pendapatan.
e. Menyusun Laporan Keterangan Pertanggung jawaban (LKPJ), Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD), Informasi Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (ILPPD) dan laporan lainnya dalam
lingkup dinas.
f. Melaksanakan koordinasi dengan bidang - bidang dalam menyusun
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana
Kerja (Renja) lingkup Dinas.
g. Melaksanakan penelitian dan pengembangan bidang pendapatan.
h. Menghimpun data informasi dan dokumentasi sebagai bahan penyusunan
i. Melaksanakan pemutahiran dan validasi data.
j. Melaksanakan dan mengkoordinasikan perumusan perundang-undangan,
telaahan hukum, pengembangan hukum serta penyiapan bahan
pertimbangan atas nasabah yang timbul dalam pelaksanaan tugas.
k. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas sub
program dan perundang-undangan.
l. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.
3. Kepala Bidang Pendapatan Retribusi Daerah
Fungsinya :
a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis bidang pendapatan retribusi
daerah;
b. Pelaksanaan dan pengoordinasian kegiatan bidang pendapatan retribusi
daerah;
c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya;
Memiliki tugas :
a. Memimpin pelaksanaan tugas bidang pendapatan retribusi daerah.
b. Menyusun Rencana dan program kerja bidamg pendapatan retribusi
d. Membimbing, mengembalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan
dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.
e. Melaksanakan pendataan objek retribusi daerah.
f. Melaksanakan perhitungan penetapan pokok retribusi daerah dan
penghitungan denda serta sanksi lainnya.
g. Melaksanakan penetapan retribusi daerah kepada wajib pajak melalui surat
pemberitahuan retribusi daerah dan menerbitkan SKRD.
h. Menyusun rencana dan melaksanakan pemeriksaan.
i. Menyusun RKA dan melaksanakan DPA.
j. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas
bidang pendapatan retribusi daerah.
k. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.
l. Kepala Seksi dan Penagihan dan Pembukuan Retribusi Daerah
Tugasnya :
a. Memimpin pelaksanaan tugas seksi penagihan dan pembukuan retribusi
daerah.
b. Menyusun Rencana dan program kerja seksi pendataan dan penetapan
retribusi daerah.
c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas
kepada bawahan.
d. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan
e. Melaksanakan penagihan atas tunggakan retribusi daerah.
f. Melaksanakan pembukuan penerimaan retribusi daerah, menyampaikan
laporan tentang realisasi penerimaan dan tunggakan Retribusi daerah.
g. Menyusun RKA dan melaksanakan DPA.
h. Memberikan saran pertimbangan kepada atasan.
i. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas
seksi penagihan dan pembukuan retribusi daerah.
j. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.
2. Kepala Seksi Pendataan dan Penetapan Retribusi Daerah
Fungsinya :
a. Pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan kebijakan teknis bidang
pendataan dan penetapan retribusi daerah;
b. Pelaksanaan kegiatan pendataan dan penetapan retribusi daerah;
c. Pelaksanaan pelaporan kegiatan pendataan dan penetapan retribusi daerah;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang pendapatan
retribusi daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Tugasnya :
a. Memimpin pelaksanaan tugas seksi pendataan dan penetapan retribusi
daerah.
c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas
kepada bawahan.
d. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan
dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.
e. Melaksanakan pendataan objek retribusi daerah.
f. Melaksanakan perhitungan penetapan pokok retribusi daerah dan
penghitungan denda serta sanksi lainnya.
g. Melaksanakan penetapan retribusi daerah kepada Wajib Retribusi melalui
Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah dan menerbitkan SKRD.
h. Menyusun rencana dan melaksanakan pemeriksaan objek retribusi daerah
dan mentata usahakan hasil pemeriksaan lapangan atas objek dan subjek
retribusi daerah.
i. Menyusun RKA dan melaksanakan DPA.
j. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas
seksi pendataan dan penetapan retribusi daerah.
k. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.
3. Kepala Seksi Verifikasi dan Penangan Keluhan Retribusi Daerah
Tugasnya adalah :
a. Memimpin pelaksanakan tugas seksi verifikasi dan Penangan keluhan
Retribusi daerah.
b. Menyusun Rencana dan program kerja seksi Verifikasi dan penanganan
c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas
kepada bawahan.
d. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan
dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.
e. Melaksanakan verifikasi tentang penetapan dan penerimaan retribusi
daerah.
f. Menerima permohonan restitusi dan pemindah bukuan dari wajib pajak
daerah, meneliti kelebihan retribusi daerah yang dapat diberikan restitusi
atau pemindahbukuan serta mempersiapkan Surat Keputusan dinas tentang
pemberian restitusi dan pemindahbukuan.
g. Menerima surat keberatan dari wajib retribusi daerah dan meneliti
keberatan wajib pajak daerah serta membuat pertimbangan atas keberatan
wajib retribusi daerah.
h. Menyusun RKA dan melaksanakan DPA.
i. Menyiapkan saran kepada atasan.
j. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas
seksi verifikasi dan penanganan retribusi daerah.
k. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.
4. Kepala Bidang Pendataan Pajak Daerah
b. Pelaksanaan dan pengoordinasian kegiatan bidang pendapatan pajak
daerah;
c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Tugas adalah :
a. Memimpin pelaksanaan tugas bidang pendapatan pajak daerah.
b. Menyusun Rencana dan program kerja bidang pendapatan pajak daerah.
c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas
kepada bawahan.
d. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan bawahan.
e. Menghimpun dan menyusun RKA dan melaksanakan DPA.
f. Memberi saran pertimbangan kepada atasan.
g. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas
bidang pendapatan pajak daerah.
h. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.
i. Seksi penagihan dan Pembukuan Pajak Daerah.
1. Seksi Penagihan dan Pembukuan Pajak Daerah
Fungsinya :
a. Pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan dan kebijakan teknis
bidang penagihan dan pembukuan pajak daerah;
c. Pelaksanaan pelaporan kegiatan penagihan dan pembukuan pajak daerah;
dan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang pendapatan
pajak daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Memiliki tugas :
a. Memimpin pelaksanaan tugas seksi penagihan dan pembukuan daerah.
b. Menyusun Rencana dan program kerja seksi penagihan dan pembukuan
pajak daerah.
c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas
kepada bawahan.
d. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan
dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.
e. Melaksanakan penagihan atas tunggakan pajak daerah.
f. Melaksanakan pembukuan penerimaan pajak daerah, menyiapkan
laporan tentang realisasi penerimaan dan tunggakan pajak daerah.
g. Menyiapkan bahan penyusunan RKA dan DPA.
h. Memberi saran pertimbangan kepada atasan.
i. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas
seksi penagihan pembukuan pajak daerah.
a. Pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan kebijakan teknis bidang
verifikasi dan penanganan keluhan pajak daerah;
b. Pelaksanaan kegiatan verifikasi dan penanganan keluhan pajak daerah;
c. Pelaksanaan pelaporan kegiatan verifikasi dan penanganan keluhan pajak
daerah;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang pendapatan
pajak daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Tugasnya ialah :
a. Memimpin pelaksanaan tugas seksi verifikasi dan Penanganan keluhan
pajak daerah.
b. Menyusun rencana dan program kerja seksi verifikasi dan penanganan
keluhan pajak daerah.
c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas
kepada bawahan.
d. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan
dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.
e. Melaksanakan verifikasi tentang penetapan dan penerimaan pajak
daerah.
f. Menerima permohonan restitusi dan pemindahan bukuan dari wajib
pajak daerah, meneliti kelebihan pajak daerah yang dapat diberikan
restitusi atau pemindahbukuan serta mempersiapkan Surat Keputusan
g. Menerima surat keberatan dari wajib pajak daerah dan meneliti keberatan
wajib pajak daerah serta membuat pertimbangan atas keberatan wajib
pajak daerah.
h. Menyusun RKA dan melaksanakan DPA.
i. Memberikan saran pertimbangan kepada atasan.
j. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas
seksi verifikasi dan penanganan keluhan pajak daerah.
k. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.
3. Kepala Seksi Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah
Fungsinya :
a. Memimpin pelaksanaan tugas bidang pendapatan pajak daerah.
b. Menyusun rencana dan program kerja bidang pendapatan pajak daerah.
c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas
kepada bawahan.
d. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan bawahan.
e. Menghimpun dan menyusun RKA dan melaksanakan DPA.
f. Memberi saran pertimbangan kepada atasan.
g. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas
bidang pendapatan pajak daerah.
a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis bidang pendapatan pajak
daerah;
b. Pelaksanaan dan pengoordinasian kegiatan bidang pendapatan pajak
daerah;
c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Tugasnya adalah :
a. Memimpin pelaksanaan tugas bidang pendapatan pajak daerah.
b. Menyusun rencana dan program kerja bidang pendapatan daerah.
c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanakan tugas
kepada bawahan.
d. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan bawahan.
e. Menghimpun dan menyusun RKA dan melaksanakan DPA.
f. Memberi saran pertimbangan kepada atasan.
g. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas
bidang pendapatan pajak daerah.
h. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.
5. Kepala Bidang Pendapatan Dana Bagi Hasil
Fungsinya :
a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis bidang pendapatan dana
b. Pelaksanaan dan pengoordinasian kegiatan bidang pendapatan dana bagi
hasil;
c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan; dan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Tugasnya antara lain :
a. Memimpin pelaksanaan tugas dana bagi hasil.
b. Menyusun Rencana dan program kerja bidang dana bagi hasil.
c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas
kepada bawahan.
d. Membimbing hasil kerja bawahan dan mengevaluasi kerja bawahan
dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.
e. Merumuskan penyusunan RKA dan DPA lingkup Dinas.
f. Melaksanakan koordinasi dengan instansi yang terkait.
g. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas
dana bagi hasil.
h. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.
1. Kepala Seksi Dana Bagi Hasil Pajak
Fungsinya :
c. Pelaksanaan pelaporan kegiatan bagi hasil pajak;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang pendapatan
dana bagi hasil sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Tugasnya antara lain :
a. Memimpin pelaksanaan tugas seksi bagi hasil pajak.
b. Menyusun Rencana dan program kerja seksi bagi hasil pajak.
c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas
kepada bawahan.
d. Membimbing hasil kerja bawahan dan mengevaluasi kerja.
e. Menyiapkan data rencana penerimaan dana bagi hasil pajak.
f. Melaksanakan penata usahaan dan menyusun laporan realisasi
penerimaan dana perimbangan serta bagi hasil pajak lainnya.
g. Melaksanakan urusan penerimaan hibah.
h. Menghimpun dan menyusun RKA dan melaksanakan DPA.
i. Memberi saran pertimbangan kepada atasan.
j. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas
seksi bagi hasil pajak.
k. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.
2. Kepala Seksi Dana Bagi Hasil Pusat
Fungsinya :
a. Pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan kebijakan teknis bidang
b. Pelaksanaan kegiatan dana bagi hasil pusat;
c. Pelaksanaan pelaporan kegiatan dana bagi hasil pusat;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang pendapatan
dana bagi hasil sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Memiliki tugas :
a. Memimpin pelaksanaan tugas seksi bagi hasil pusat.
b. Menyusun Rencana dan program kerja seksi bagi hasil pusat.
c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas
kepada bawahan.
d. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan
dalam uapaya meningkatkan produktivitas kerja.
e. Menyiapkan data rencana penerimaan dana bagi hasil pusat.
f. Melaksanakan penata usahaan dana bagi hasil pusat.
g. Menyusun laporan realisasi penerimaan dana bagi hasil pusat.
h. Menyiapkan bahan penyusunan RKA dan DPA.
i. Memberikan saran pertimbangan kepada atasan.
j. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas
seksi dana bagi hasil pusat.
k. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.
a. Pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan kebijakan teknis bidang
dana bagi hasil provinsi;
b. Pelaksanaan kegiatan dana bagi hasil provinsi;
c. Pelaksanaan pelaporan kegiatan dana bagi hasil provinsi; dan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang pendapatan
dana bagi hasil sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Tugasnya adalah :
a. Memimpin pelaksanaan tugas bidang dana bagi hasil provinsi.
b. Menyusun Rencana dan program kerja bidang dana bagi hasil provinsi.
c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas
kepada bawahan.
d. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan
dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.
e. Penyiapan data rencana penerimaan dana bagi hasil provinsi.
f. Melaksanakan penata usahaan dana bagi hasil provinsi.
g. Membuat laporan realisasi penerimaan dana bagi hasil provinsi.
h. Menghimpun dan menyusun RKA dan melaksanakan DPA.
i. Memberi saran pertimbangan kepada atasan.
j. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas
seksi dana bagi hasil provinsi.
6. Kepala Bidang Pasar
Tugasnya antara lain :
a. Memimpin pelaksanaan tugas bidang pasar.
b. Menyusun Rencana dan program kerja bidang pasar.
c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas
kepada bawahan.
d. Menyusun RKA dna melaksanakan DPA.
e. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas
bidang pasar.
f. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.
6.1Kepala Seksi Pendataan dan Pengembangan Pasar
Tugasnya :
a. Memimpin pelaksanaan tugas seksi pendataan dan pengembangan pasar.
b. Menyusun Rencana dan program kerja seksi ketertiban dan penataan
pasar.
c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberikan petunjuk pelaksanaan tugas
kepada bawahan.
d. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan
dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.
f. Melaksanakan operasi penggusuran, melaksanakan pengambilan alihan
hak sewa Ruko, Kios dan Stand dari penyewa yang menungggak.
g. Menyiapkan bahan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan koordinasi
dengan instansi yang terkait dalam rangka penertiban pasar.
h. Menyusun RKA dan melaksanakan DPA.
i. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas
seksi ketertiban dan penataan pasar.
j. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya..
6.2Kepala Seksi Pengutipan Retribusi Pasar
Tugasnya :
a. Memimpin pelaksanaan tugas seksi pengutipan retribusi pasar.
b. Menyusun Rencana dan program kerja seksi pengutipan retribusi pasar.
c. Mendistribusikan pekerjan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas
kepada bawahan.
d. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan
dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.
e. Mengkordinasi dan mengawasi kegiatan pengutipan retribusi pasar,
mengevaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pengutipan
retribusi pasar.
f. Mencatat dan membukukan semua hasil pengutipan atas retribusi pasar,
mengevaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pengutipan
g. Menyusun RKA dan melaksanakan DPA.
h. Memberikan saran pertimbangan kepada atasan.
i. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanakan tugas
seksi ketertiban dan penataan pasar.
j. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.
6.3Kepala Seksi Pengutipan Retribusi Pasar
Tugasnya :
a. Memimpin pelaksanaan tugas seksi pengutipan retribusi pasar.
b. Menyusun Rencana dan program kerja seksi pengutipan retribusi pasar
c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas
kepada bawahan.
d. Membimbing, mengendalikan, dan mengevaluasi hasil kerja bawahan
dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.
e. Mengkordinasi dan mengawasi kegiatan pengutipan retribusi pasar,
mengevaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pengutipan
retribusi pasar.
f. Mencatat dan membukukan semua hasil pengutipan atas retribusi pasar,
mengevaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pengutipan
retribusi pasar.
i. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas
seksi pengutipan retribusi pasar.
j. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.
Untuk mendukung SDM aparatur pada Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi
berdasarakan pendidikan Formal PNS seperti terlihat pada table dibawah :
No Pendidikan Jumlah %
1. Perguruan Tinggi (S-2) 1 1,89
2. Perguruan Tinggi (S-1) 20 37,74
3. Perguruan Tinggi (D-3) 9 16,98
4. SLTA Sederajat 19 35,85
5 SLTP Sederajat 3 5,66
6 SD Sederajat 1 1,89
Jumlah 48 100
Sumber Data : Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi
Untuk melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsinya saat ini Dinas Pendapatan Kota
Tebing Tinggi didukung Aparatur/ PNS sebanyak 74 orang, terdiri dari PNS
sebanyak 53 orang dan tenaga honorer sebanyak 21 orang, baik untuk tugas dibidang
administrasi dan tenaga operator maupun petugas lapangan (pengutip pajak
KEPALA DINAS
SEKRETARIS JABATAN FUNGSIONAL
SUBBAG KEUANGAN SUBBAG
PERUNDANG-UNDANGAN SUBBAG
KEPEGAWAIAN UMUM & PERLENGKAPAN
SUBDIS PENDAPATAN SUBDIS PENDATAAN
DAN PENETAPAN
BAB III
GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN
A. Gambaran Pajak secara Umum
Pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan
Umum dan Tata cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada Negara yang
terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang
-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
a. Asas Pemungutan Pajak
1. Asas Domisili (asas Tempat Tinggal)
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak
yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari
dalam maupun luar negeri. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak Dalam
Negeri.
2. Asas Sumber
Negara berhak mengenakan pajak penghasilan yang bersumber di
wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak.
3. Asas Kebangsaan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu Negara, misalnya
berkebangsaan Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia. Asas ini
berlaku untuk Wajib Pajak Luar Negeri.
b. Sistem Pemungutan Pajak
1. Official assessment system, yaitu sistem pemungutan yang memberi
wewenang kepada Pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak
yang terutang oleh wajib pajak.
2. Self assessment system, yaitu sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri berapa besarnya
pajak yang terutang.
3. With holding system, yaitu sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang
bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib
pajak.
B. Gambaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan a. Dasar Hukum
Dasar hukum yang melandasi Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan
dan Perkotaan ini adalah :
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah.
b. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, Pasal 1 Ayat (37),
Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi
dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh Orang Pribadi
atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan,
perhutanan, dan pertambangan.
c. Ketentuan Umum
Ketentuan Umum Peraturan Daerah tentang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perdesaan dan Perkotaan ini adalah :
1. Daerah adalah Kota Tebing Tinggi.
2. Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintah oleh
pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam system dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
3. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsure
penyelenggara Pemerintah Daerah.
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah yang selanjutnya disingkat DPRD
adalah lembaga perwakilan rakyat daerah Kota Tebing Tinggi sebagai unsure
penyelenggaraan pemerintah daerah.
6. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi.
7. Peraturan Walikota adalah Peraturan Walikota Tebign Tingi.
8. Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi.
9. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang perpajakan daerah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
10.Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh
Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
11.Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan,
baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang
meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan
usaha milik Negara (BUMN).
12.Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi
dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai dan/atau dimanfaatkan oleh orang
pribadi atau badan, kecuali kawasan yang dugunakan untuk kegiatan usaha
14.Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau didekatkan secara
tetap pada tanah dan/atau perairan pedalaman dan atau laut.
15.Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) adalah harga rata-rata yang diperoleh dari
transaksi jual beli yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terjadi
transaksi jual beli, NJOP ditentukan melalui perbandingan harga dengan
objek lain yang sejenis, atau nilai perolehan baru, atau NJOP pengganti.
16.Subjek pajak adalah Orang Pribadi atau Badan yang dapat dikenakan pajak.
17.Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan daerah.
18.Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahun kalender,
kecuali bila Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan
tahun kalender.
19.Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam
Masa Pajak, dalam Tahun Pajak, atau dalam Bagian Tahun Pajak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang - undangan perpajakan daerah.
20.Pemungutan adalah suatu rangkaian mulai dari perhimpunan data objek dan
subjek, penentu besarnya pajak yang terutang sampai kegiatan penagihan
pajak kepada Wajib Pajak serta pengawasan penyetoran.
21.Surat Pemberitahuan Objek Pajak, (SPOP) adalah surat yang digunakan oleh
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan daerah.
22.Surat Ketapan Pajak Daerah (SKPD) adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan besarnya jumlah pokok pajak yang terutang.
23.Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) adalah surat yang digunakan
untuk memberitahukan besarnya Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan yang terutang kepada Wajib Pajak.
24.Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar (SKPDLB) adalah surat ketetapan
pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah
kredit pajak lebih besar dari pada pajak yang terutang atau seharusnya tidak
terutang.
25.Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) adalah surat untuk melakukan tagihan
pajak dan/atau sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda.
C. Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2013, Pasal 3 Ayat (1), Objek
Pajak bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan adalah Bumi dan/atau
bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau
Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan,
a. Jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks bangunan seperti hotel,
pabrik, dan emplasmennya, yang merupakan satu kesatuan dengan kompleks
Bangunan tersebut;
b. Jalan tol;
c. Kolam renang;
d. Pagar mewah;
e. Tempat olahraga;
f. Galangan kapal, dermaga;
g. Taman mewah;
h. Tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa minyak; dan
i. Menara.
Dalam Pasal 3 Ayat (3), Objek Pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan adalah objek pajak yang :
a. Digunakan oleh Pemerintah; dan Daerah untuk penyelenggaraan
pemerintahan;
b. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah,
sosial, yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan;
c. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan
d. Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional,
tanah pengembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah Negara yang belum
dibebani suatu hak;
e. Digunakan oleh Badan Perwakilan Diplomatik dan Konsulat berdasarkan asas
perlakuan timbal balik; dan
f. Digunakan oleh Badan atau Perwakilan Lembaga Internasional yang
ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.
D. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan
sebagai berikut :
a. Untuk NJOP sampai dengan Rp 1.000.000.000 (satu milyar rupiah) ditetapkan
sebesar 0,125% pertahun;
b. Untuk NJOP diatas Rp 1.000.000.000 (satu milyar rupiah) ditetapkan sebesar
0,2 % pertahun.
E. Tata Cara Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
a. Wajib Pajak membayar pajak di RKUD (Rekening Kas Umum Daerah)
b. Pembayaran pajak yang menggunakan warkat seperti bilyet giro atau cek,
atau dengan cara transfer, baru dapat dinyatakan sah apabila telah
dibukukan di RKUD.
c. Wajib Pajak yang telah melakukan pembayaran pajaknya diberikan Surat
Tanda Terima Setoran (STTS) dan/atau SSPD sebagai tanda bukti
pembayaran pajak.
d. Pembayaran pajak dilakukan sekaligus atau lunas.
e. Jatuh Tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang paling lama 6
(enam) bulan sejak tanggal diterimanya SPPT oleh wajib pajak.
F. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
a. Jumlah Luas Tanah dan Wajib Pajak Sektor Perdesaan dan Perkotaan di
Kota Tebing Tinggi menurut Kecamatan
No. Kecamatan Luas Tanah Wajib Pajak
1. Padang Hulu 6.851.824 7.574
2. Rambutan 5.298.726 7.441
3. Padang Hilir 8.927.801 7.966
4. Tebing Tinggi Kota 1.575.198 6.963
5. Bajenis 8.212.564 8.909
Data table diatas tersebut di peroleh pada tahun 2012, Pajak Bumi dan Bangunan
Sektor Perdesaan dan Perkotaan yang dikelolah oleh Dinas Pendapatan Kota Tebing
Tinggi berlaku pada tanggal 1 Januari 2014, sehingga data yang terbaru belum ada
karna masih dalam tahap proses pemindahan data dari KPP Pratama Kota Tebing
Tinggi ke Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi. Dari data tersebut jelas bahwa
jumlah luas tanah dan Wajib Pajak meningkat dari tahun ke tahun. Dan kemungkinan
tingkat kepatuhan masyarakat kota Tebing Tinggi dalam membayar Pajak Bumi dan
Bangunan meningkat dari tahun 2011 ke tahun 2012. Tidak menutup kemungkinan
bahwa tingkat kepatuhan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
pada tahun 2014 akan lebih meningkat dari tahun sebelumnya, karena luas lahan, dan
wajib pajak pasti akan bertambah dan populasi manusianya juga akan bertambah,
sehingga Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan akan semakin
b. Besarnya Target dan Realisasi PBB di Kota Tebing Tinggi menurut Tahun
Anggaran 2013
Kecamatan/keluarahan Target
Realisasi Penerimaan
PBB
Persen (%)
Padang Hulu 786.474.121 1.144.996.160 72,79
Padang Hilir 1.015.721.425 1.538.700.470 75,74
Rambutan 1.159.365.994 1.965.330.428 84,76
Bajenis 841.075.045 1.446.943.406 86,02
Tebing Tinggi Kota 1.422.279.113 2.447.503.088 86,04
Jumlah 5.224.915.698 8.543.473.552 81,76
Dari tabel diatas bahwa realisasi Pajak Bumi dan Bangunan pada tahun 2013
telah mencapai target yang telah di tetapkan, malah sudah melebihi target yang
ditetapkan. Pencapaian ini sangat diharapkan, karena banyaknya Wajib Pajak yang
telah membayar dan sadar akan pentingnya pajak bagi kelangsungan hidup
masyarakat kota Tebing Tinggi. Tingkat Kepatuhan masyarakat kota Tebing Tinggi
dalam membayar pajak bumi dan bangunan juga sangat bagus, terbukti dari
pencapaian realisasi yang telah melebihi target yang telah ditetapkan pemerintah Kota
Tebing Tinggi. Tidak menutup kemungkinan bahwa pada tahun 2014 Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan juga akan mengalami peningkatan seperti
pada tahun 2013 dan tahun-tahun sebelumnya. Apalagi dengan ditetapkannya Pajak
Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan semakin banyaknya
[image:63.595.110.513.245.493.2]Wajib Pajak yang akan sadar untuk membayar pajak.
Grafik besarnya target dan realisasi PBB di kota Tebing Tinggi menurut
anggaran Tahun 2013
Dari data grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kepatuhan Wajib
Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
mengalami peningkatan dan telah mencapai target yang telah di tetapkan. Hal ini
justru sangat diharapkan oleh Pemerintah Daerah Kota Tebing Tinggi karena dapat
menambah APBD kota Tebing Tinggi dan juga dapat mensejahterahkan masyarakat
kota Tebing Tinggi. Disamping itu, peningkatan kepatuhan wajib pajak dalam ‐
500,000,000.00
1,000,000,000.00
1,500,000,000.00
2,000,000,000.00
2,500,000,000.00
3,000,000,000.00
Padang Hulu
Padang Hilir Rambutan Bajenis Tebing Tinggi Kota
Target
meningkatkan insfrastruktur kota Tebing Tinggi menjadi kota yang modern dan layak
untuk masyarakat kota Tebing Tinggi.
Apalagi dengan ditetapkannya Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan
dan Perkotaan sebagai pajak daerah yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD), menuntut masyarakat untuk semakin patuh dalam membayar Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan agar dapat membuat daerah
mereka menjadi lebih maju dan tidak ketinggalan dari daerah lain. Dan juga
masyarakat lebih percaya pada pemerintah daerah karna pajak yang mereka bayar
langsung di kelola oleh pemerintah daerah tersebut tidak harus dibagi lagi ke
BAB IV
ANALISA DAN EVALUASI
A. Potensi Pajak
Dengan diberlakukannya Otonomi Daerah, setiap daerah dipacu untuk dapat
berkreasi untuk mencari sumber penerimaan daerah yang dapat mendukung
pembiayaan pengeluaran daerah tersebut. Undang-Undang tentang Pemerintahan
Daerah menetapkan bahwa daerah memiliki hak untuk melakukan pemungutan pajak
dan retribusi daerah. Pajak dan retribusi daerah ini merupakan salah satu sumber
penerimaan yang berasal dari dalam daerah dan dapat dikembangkan sesuai dengan
kondisi masing-masing daerah. Dalam era Otonomi Daerah sekarang ini, daerah
diberikan kewenangan yang lebih besar untuk mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri. Tujuannya antara lain untuk lebih mendekatkan pelayanan
pemerintah kepada masyarakat, memudahkan masyarakat untuk memantau dan
mengontrol penggunaan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah (APBD), selain itu juga menciptakan persaingan yang sehat antar daerah dan
mendorong timbulnya inovasi. Pemberian kewenangan yang semakin besar pula
dalam urusan perpajakan.
Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan merupakan salah
sama yang baik antara Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi dengan Kelurahan dan
Kecamatan di lingkungan kota Tebing Tinggi serta kerja sama yang baik dengan
Wajib Pajak itu sendiri agar Wajib Pajak senang membayar pajak.
Dari data yang sudah saya dapat bahwa Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan mengalami peningkatan yang
signifikan. Sesuai dengan target yang ditetapkan, Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perdesaan dan Perkotaan sudah terealisasi dan melampaui target yang telah
ditetapkan. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa Tingkat Kepatuhan Wajib
Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan di KPP Pratama Tebing Tinggi
sangat baik, ini memacu Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi untuk dapat lebih
meningkatkan lagi target yang telah ditetapkan pada tahun 2014 ini. Sesuai dengan
Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor 2 Tahun 2013 bahwa Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
2014, Sehingga data yang terdapat di Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing
Tinggi belum lengkap. Karena jika ingin melihat data tentang Tingkat Kepatuhan
Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan
Perkotaan harus minimal 1 tahun setelah peraturan daerah diterbitkan, sehingga data
yang saya ambil masih berdasarkan pada tahun 2013, tetapi data pada tahun 2013
sudah terdapat di Kantor Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi karena sudah
diserahkan oleh KPP Pratama Kota Tebing Tinggi, dan Wajib Pajak juga sudah
meminta formulir Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi
1. Masyarakat Sadar Pajak dan Kegunaannya
Wajib Pajak telah sadar bahwa pajak sangat berguna bagi kelangsungan
hidup Wajib Pajak tersebut. Banyaknya Wajib Pajak yang telah sadar akan
kegunaan pajak itu sendiri sangat mempengaruhi tingkat kepatuhan
masyarakat kota Tebing Tinggi dalam membayar Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Pe