1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Indonesia sebagai negara berkembang terus menggalakkan pembangunan
disegala bidang kehidupan dengan tujuan mengejar ketertinggalan dari negara lain
dan untuk mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang adil dan sejahtera bagi
masyarakat sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Dasar 1945. Untuk
menyukseskan pelaksanaan pembangunan tersebut diperlukan dana yang cukup besar.
Sumber dana yang digunakan untuk melaksanakan pembangunan tersebut berasal dari
berbagai sumber, salah satunya berasal dari berbagai sumber, salah satunya berasal
dari partisipasi masyarakat dalam bentuk pembayaran pajak.
Sekarang pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang paling
diandalkan. Hingga saat ini, penerimaan negara dari sektor perpajakan mencapai
lebih dari 78% dari total penerimaan negara. Kedepan, kontribusi penerimaan pajak
diharapkan terus meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan negara serta
untuk mewujudkan kemandirian ekonomi yang dicanangkan pemerintah. Usaha yang
dapat dilakukan untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara dalam
pembiayaan pembangunan yaitu dengan cara menggali sumber-sumber dana yang
berasal dari dalam negeri berupa pajak dan retribusi daerah yang telah menjadi
sumber penerimaan yang dapat diandalkan bagi daerah. Pada saat ini, sektor
perpajakan memegang peran penting sebagai sumber penerimaan utama negara, baik
untuk penerimaan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Tanggung
dibidang perpajakan berada pada anggota masyarakat Wajib Pajak sendiri.
Pemerintah dalam hal ini sebagai aparatur perpajakan sesuai dengan fungsinya
berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan pengawasan terhadap
pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan ketentuan yang telah digariskan dalam
peraturan perundang-undangan perpajakan. Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004, disebutkan bahwa Pemerintah Daerah memiliki Pendapatan Asli Daerah
(PAD), yang berasal dari Hasil Pajak Daerah, Hasil Retribusi Daerah, Hasil
Perusahaan Milik Daerah (BUMD), Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain Pendapatan Daerah yang sah. Undang-Undang Nomor 33
Tahun 2004 juga menjelaskan tentang perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan
Daerah, Anggaran dan Penerimaan berupa Dana Perimbangan yang bersumber dari
PAD dan Penerimaan berupa Dana Perimbangan yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara, Pendapatan Daerah, yang berupa Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan
penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah, untuk meningkatkan dan
meratakan keejahteraan masyarakat. Dengan demikian daerah mampu melaksanakan
otonomi, yaitu mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa salah satu sumber
Pendapatan Asli Daerah (PAD) berasal dari pajak daerah. Pajak Daerah adalah
pungutan daerah menurut peraturan yang ditetapkan guna pembiayaan pengeluaran
daerah sebagai badan hukum publik yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 28
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dimana pajak daerah terbagi 2 (dua) jenis, yaitu
pajak provinsi dan pajak kabupaten/kota terdiri dari:
1. Pajak Provinsi
a. Pajak Kendaraan Bermotor
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
d. Pajak Air Permukaan
e. Pajak Rokok
2. Pajak Kabupaten/Kota
a. Pajak Hotel
b. Pajak Restoran
c. Pajak Hiburan
d. Pajak Reklame
e. Pajak Penerangan Jalan
f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
g. Pajak parkir
h. Pajak Air Tanah
i. Pajak Sarang Burung Walet
j. Pajak Bumi sektor Pedesaan dan Perkotaan
k. Bea perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
Berdasarkan jenis Pajak Daerah diatas, yang menjadi pembahasan adalah
penerimaan daerah, maka dalam menyelenggarakan Pajak Hotel tersebut
Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendapatan Kota harus mengawasi proses
pelaksanaan pajak Hotel ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Daerah yang
telah ditetapkan.
Dalam penyelenggaraannya, Otonomi Daerah sesuai dengan
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 dan Undang-Undang-Undang-Undang No. 33 Tahun 2004,
menerangkan bahwa faktor keuangan daerah merupakan tulang punggung
bagi terselenggaranya aktivitas pemerintah daerah. Pemerintah Daerah harus
dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan berupaya untuk meningkatkan
penerimaan daerah, terutama yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah
(PAD). Sehubungan dengan itu, maka penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian di Kota Medan dengan tujuan untuk mengetahui
bagaimana peranan dan bersarnya kontribusi Pajak Hotel dalam meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah kota Medan dalam pembiayaan otonomi yang telah
diserahkan kepada kota Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pegawai Dinas Pendapatan Daerah kota Medan dan populasi tersebut, penulis
hanya mengambil sebagian saja yang dijadikan sebagai sampel dengan
menggunakan purposive sampling. Hal inilah yang menjadikan penulis
memilih Dinas Pendapatan Kota Medan sebagai tempat praktik, dan
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
1. Tujuan Praktik Kerja Lapagan Mandiri (PKLM)
a. Untuk mengetahui seberapa besar realisasi penerimaan pajak hotel
2010-2014
b. Untuk mengetahui seberapa besar Peranan pajak hotel dalam
meningkatkan/pemenuhan Pendapatan Asli Daerah Kota Medan.
c. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh pegawai dan pemecahan
terhadap masalah tersebut.
2. Manfaat praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
a. Bagi mahasiwa
1. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan tentang Pajak
Hotel.
2. Meningkatkan komunikasi dan pendekatan sosial terhadap dunia kerja.
3. Menciptakan semangat kerja secara profesioalisme sekaligus
mengembangkan tanggung jawab dan disiplin.
b. Bagi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.
1. Sebagai sarana yang baik untuk menjalin kerja sama dengan Universitas
Sumatera Utara (USU), khususnya pada Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan.
2. Sebagai salah satu cara agar mahasiswa dapat mempelajari secara
langsung tentang Pajak Hotel sekaligus menyebarkan informasi tentang
c. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.
1. Meningkatkan hubungan kerja sama antara Universitas Sumatera Utara
dengan Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan.
2. Sebagai sarana untuk mempromosikan Sumber Daya Manusia (SDM)
Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas
Sumatera Utara.
C. Uraian Teoritis
Pengertian Pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada Negara
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.(Resmi, 2011:1).
Para ahli dalam bidang perpajakan memnberikan defenisi yang berbeda-beda
mengenai pengertian pajak.Namun demikian,berbagai defenisi tersebut mempunyai
maksud dan tujuan yang sama.
Prof.Dr.H.Rochmat Soemitro, mengatakan Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada
mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan
yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. 1
S.I. Djajadiningrat, mengatakan Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian kekayaan ke kas Negara yang disebabkan suatu keadaan,
kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai
1
hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan,
tetapi tidak ada jasa timbal balik dari Negara secara langsung untuk memelihara
kesejahteraan secara umum. 2
a. Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek antara lain gubuk
pariwisata(cottage), motel wisma pariwisata, pesanggrahan (hostel) losmen
dan rumah penginapan.
Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, dijelaskan bahwa Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak mendapat imbalan secara lagsung dan digunakan
untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pajak Hotel adalah pajak yang dikenakan atas pelayanan dihotel.Hotel adalah
bangunanyang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap dan beristirahat,
memperoleh pelayanan, dan atau fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran,
termasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang
sama, kecuali untuk pertokoan dan perkantoran.
Adapun Yang menjadi objek Pajak Hotel adalah setiap pelayanan yang
disediakan dengan pembayaran dihotel termasuk :
b. Pelayanan penunjang sebagai kelengkapan fasilitas penginapan atau tinggal
jangkapendek yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan.
c. Fasilitas olahraga dan hiburan yang disediakan khusus untuk tamu hotel.
2
d. Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara pertemuan dihotel.
Adapun yang dikecualikan dari objek pajak hotel adalah :
a. Penyewaan rumah atau kamar,apartemen dan fasilitas tempat tinggal
lainnya.
b. Pelayanan tinggal di asrama,pondok asrama dan pondok pesantren.
c. Pertokoan,perbankan,perkantoran,salon yang dipakai oleh umum dihotel.
d. Pelayanan perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel dan dapat
dimanfaatkanolehumum.
Adapun yang dimaksud dengan subjek pajak hotel adalah orang pribadi atau
badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan di hotel.Sedangkan yang
menjadi Wajib Pajak Hotel adalah pengusaha hotel.
Dasar Pengenanan Pajak hotel adalah jumlah pembayaran yang dilakukan
kepada hotel.Dan berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Tarif Pajak Hotel dikenakan sebesar 10%
(sepuluh perseratus) untuk semua jenis hotel.
Jadi besarnya Pajak Hotel yang terutang dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Praktik kerja lapangan mandiri ini dilaksanakan pada Kantor Dinas Pendapatan
Kota Medan.Disini penulis akan melakukan praktik kerja lapangan mengenai Pajak
Daerah.Penulis akan mengambil data tahun 2010, 2011, 2012, 2013, dan 2014
mengenai Pajak Hotel pada Dinas Pendapatan Kota Medan.
Adapun ruang lingkup PKLM ini adalah:
1. Perencanaan pengenaan dan pemungutan pajak hotel di Dinas Pendapatan
Daerah Kota Medan.
2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pemungutan pajak hotel.
3. Faktor - faktor yang mempengaruhi penerimaan Pajak Hotel.
4. Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kota Medan dalam
meningkatkan pajak hotel
E. Metode Prektik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini penulis melakukan persiapan yang dimulai dari penentuan
judul dan tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri, mencari dan
mengumpulkan data untuk menyusun proposal.
2. Studi Literatur
Pada tahap ini penulis mencari,mengumpulkan,dan melakukan pengkajian
data data yang menyangkut masalah-masalah yang akan dibahas, yang
berasal dari sumber-sumber bacaan, serta literatur lain yang berhubungan
dengan Pajak Hotel.
3. Pengumpulan Data
Dalam hal ini penulis melakukan pengumpulan data yang berhubungan
4. Analisis Data
Setelah data yang diperlukan sudah terkumpul secara lengkap maka penulis
melakukan analisis dan evaluasi terhadap data-data atau keterangan yang
diperoleh dari kantor Dinas Pendapatan Kota Medan.
F. Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara
Yaitu dengan mengadakan wawancara ataupun tanya jawab langsung dengan
pihak Dinas Perndapatan Daerah Kota Medan yang dianggap mampu
memberikan masukan data dan informasi yang diberikan bagi penyusunan
laporan.
2. Dokumentasi
Dalam metode ini, penulis meminta dokumen yang berhubungan dengan objek