• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Perilaku Konsumsi Air Minum Pada Siswa/siswi SMA Negeri 3 MedanTahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Perilaku Konsumsi Air Minum Pada Siswa/siswi SMA Negeri 3 MedanTahun 2014"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PERILAKU KONSUMSI AIR MINUM PADA SISWA/SISWI SMA NEGERI 3 MEDAN TAHUN 2015

Oleh:

YUNI DEWI HASTUTI NIM: 121021087

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERILAKU KONSUMSI AIR MINUM PADA SISWA/SISWI SMA NEGERI 3 MEDAN TAHUN 2015

Skripsi ini diajukan sebagai

Salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:

YUNI DEWI HASTUTI 121021087

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

(3)

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Perilaku Konsumsi Air Minum Pada Siswa/siswi SMA Negeri 3 Medan Tahun 2015” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakkan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada sayaapabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Juli 2015 Yang Membuat Pernyataan

(4)
(5)

ABSTRAK

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu dilaksanakan berbagai upaya kesehatan termasuk pengawasan kualitas air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat. Air merupakan komponen utama dalam tubuh. Tubuh dapat bertahan berminggu-minggu tanpa makanan, tetapi hanya beberapa hari tanpa air. Air minum sangat diperlukan karena membantu pembentukan cairan kimia yang diperlukan tubuh. Setiap saat manusia akan kehilangan air melalui pernafasan, keringat, urin dan pergerakan usus. Agar tubuh berfungsi normal, maka air yang hilang harus digantikan dengan mengkonsumsi air minum yang cukup.

Penelitian ini merupakan penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan disain cross sectional yangbertujuan untuk mengetahui perilaku konsumsi air minum pada siswa/siswi SMA Negeri 3 Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi kelas X dan XI SMA Negeri 3 Medan yaitu sebanyak 1142 orang. Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih sebanyak 93 orang. Pengumpulan data perilaku konsumsi air minum diperoleh dari formulir daftar kuesioner. Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan manual dan bantuan komputer dengan program SPSS.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan siswa/siswi SMA Negeri 3 Medan adalah cukup dengan jumlah 58,1 %. Sikap siswa/siswi adalah rata-rata kategori baik dilihat dari 81,7 %. Jenis air minum yang dikonsumsi siswa/siswi setelah air minum tawar adalah jenis minuman teh yakni 32,3 %.Jumlah konsumsi air minum siswa/siswi masih ada yang kurang yaitu 46,2 % siswa/siswi dengan jumlah konsumsi kategori kurang.

Dari hasil penelitian tersebut disarankan kepada pihak sekolah supaya dapat mengontrol dan memberikan himbauan secara intensif kepada pengelola kantin sekolah sebagai penyedia makanan dan minuman jajanan untuk lebih memperhatikan makanan dan minuman jajanan yang akan dijual kepada siswa/siswi.

(6)

ABSTRACT

In order to improve public health status, it is need to be implemented various health attemps community including monitoring the quality of drinking water consumed by the public. Water is the main component in the body. Body can survive for weeks without food, but only days whithout water. The water is indispensable because it helps the formation of chemicals that the body needs. Every time human beings will lose water throughyour breath, perspiration, urine and bowel movements. So, that the body is fungtioning normally, then lose water must be replaced with sufficient drinking water.

This study is a descriptive survey observasional with cross sectional designof drinking water consumption of the students SMA Negeri 3 at Medan. The population in this study are all students of class X and XI at Medan that is 1142 person. The sample is a portion of the population that is 93 person. Data collection forms using form questionnaires. Processing and analysis of data is done by manual and computer with SPSS.

The results showed that the level of knowledge of the students is a good knowledge category, 58,1 %. The attitude of the average students in the category of either the 81,7 %. The type of beverage consumed an beverage student is a type of drink Tea whit the amount of 32,3 %. The level of water consumption average student enough to be seen there are as many as 46,2 % of students with the amount of consumption of less category.

The results showed that the school in order to control and provide intensive appeal to the school cook shop manager as a provider of food and beverage snacks for more attention to the food and drinks to be sold students.

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, untuk segala

rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

“Gambaran Perilaku Konsumsi Air Minum Pada Siswa/siswi SMA Negeri 3

MedanTahun 2014”. Skripsi merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) pada Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari dukungan serta

doa dari orang-orang tersayang. Terimakasih kepada orang tua tercinta Hasnah.Ef dan

ke tiga adik saya Hafis, Rizal dan Merly untuk segala kasih dan sayangnya serta

untuk doa, dukungan dan nasehat yang begitu berarti bagi penulis. Penulis juga

mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada Ibu Ernawati Nasution, SKM,

M.Kes selaku pembimbing I dan Ibu Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, MSi selaku dosen

pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, petunjuk dan saran-saran

dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

Ucapan terima kasih juga tidak lupa penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.S , selaku Dekan FKM USU.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian,M.Si, selaku Ketua Departemen Gizi

Kesehatan Masyarakat.

3. Bapak Dr. Muhammad Arifin Siregar,MS, selaku Dosen Pembimbing Akademik.

4. Ibu Ir.Etty Sudaryati M.km,P.hd, selaku dosen penguji I dan Bapak Prof. Dr. Ir.

(8)

Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU dan seluruh dosen di Fakultas Kesehatan

Masyarakat yang telah mengajar dan memberi ilmu sebagai bekal.

5. Bapak Marihot serta seluruh staff dan pegawai di FKM USU untuk segala

bantuannya.

6. Kepala sekolah, Humas dan seluruh Staf beserta Siswa/siswi SMA Negeri 3

medan yang bersedia membantu peneliti selama melakukan penelitian untuk

menyelesaikan skripsi ini.

7. Terima kasih yang tak terhingga ke pada Ibu Rostiliana dan Bapak Ngadiman,

beserta adinda Fauzy dan adinda Anggi yang telah memberikan motivasi dan

dukungan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Sahabat terbaikberjuang bersama semenjak PBL yang banyak membantu

saatpenyelesaianskripsi Entiwe Habeahaan.

9. Sahabat sepanjang masa yang sama-sama berjuang dari awal memulai

perkuliahan di FKM USU Lia Angraini dan Henny Oktaviani Siregar.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna sehingga. Namun

demikian, penulis berharap semoga skrisi ini dapat menjadi sumbangan berguna bagi

ilmu pengetahuan khususnya dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Medan, Juli 2015

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

BAB IITINJAUAN PUSTAKA………. 8

2.1 Remaja... 8

2.2 Pengetahuan Remaja Mengenai Air Minum ... 11

2.3 Sikap Remaja Terhadap Air Minum ... 12

2.4 Konsumsi Air Mimnum Remaja ... 14

2.5 Jenis Air Minum Yang Dikonsumsi Remaja ... 15

2.8 Air Minum Yang Layak Dikonsumsi ... 28

2.9 Manfaat Air Minum Bagi Tubuh ... 31

2.10 Kerangka Konsep Penelitian ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

3.1 Jenis dan Disain Penelitian ... 36

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 36

3.2.2 Waktu Penelitian ... 36

3.3 Populasi dan Sampel ... 36

3.3.1 Populasi ... 36

3.3.2 Sampel ... 37

3.4 Metode dan Pengumpulan Data ... 38

3.4.1 Data Primer ... 38

3.4.2 Data Sekunder ... 39

3.5 Definisi Operasional ... 39

3.6 Aspek Pengukuran ... 40

(10)

3.7.1 Pengolahan Data ... 42

3.7.2 Analisa Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 43

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 43

4.2 Karakteristik Responden ... 44

4.3 Pengetahuan Siswa/siswi Tentang Air Minum ... 44

4.4Sikap Siswa/siswi Terhadap Air Minum ... 47

4.5 Jenis Air Minum Yang Dikonsumsi Siswa/siswi ... 48

4.7 Jumlah Air Minum Yang Dikonsumsi Siswa/siswi ... 49

BAB V PEMBAHASAN ... 51

5.1 Pengetahuan Siswa/siswi Tentang Air Minum ... 51

5.2 Sikap Siswa/siswi Terhadap Air Minum ... 52

5.3 Jenis Air MinumYang Dikonsumsi Siswa/siswi ... 53

5.5 Jumlah Air Minum Yang Dikonsumsi Siswa/siswi ... 54

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

6.1 Kesimpulan ... 57

6.2 Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Sampel Pada Tiap-tiap Kelas ... 38

Tabel 4.1 Distribusi Siswa/siswi SMA Negeri 3 Medan

Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin Dan Kelas ... 44

Tabel 4.2 DistribusiPengetahuanSiswa/siswi

SMA Negeri 3 MedanTentang Air Minum ... 45

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Pertanyaan Pengetahuan Tentang Air MinumSiswa/siswi

SMA Negeri 3 Medan ... 45

Tabel 4.4 Distribusi Sikap Siswa/siswi SMA Negeri 3 Medan

Terhadap Air Minuma Tahun 2014 ... 47

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Pertanyaan

Tentang Sikap Terhadap Air Minum Siswa/siswi

SMA Negeri 3 Medan Tahun 2014 ... 47

Tabel 4.6 Distribusi Jenis Air Minum Yang Dikonsumsi

Siswa/siswi SMA Negeri 3 Medan Tahun 2014 ... 48

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Konsumsi Air Minum Siswa/siswi SMA Negeri 3 Medan

Tahun 2014……… ... 49

Tabel 4.8 Distribusi Jumlah Air Minum Yang Dikonsumsi Siswa/siswi SMA Negeri 3 Medan

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Presentase Air Dalam Tubuh Manusia ... 21

Gambar 2. Contoh Ukuran Gelas 150 ml, 200 ml dan 250 ml ... 66

Gambar 3. Contoh Botol Air Minum ukuran 250 ml – 1500 ml ... 66

Gambar 4. Contoh Botol Air Minum Ukuran 2000 ml ... 66

Gambar 5. Melakukan wawancara dengan siswa ... 67

Gambar 6. Melakukan wawancara dengan siswa ... 67

Gambar 7. Melakukan wawancara dengan siswa ... 67

Gambar 8. Aneka minuman yang dijual di deapan Sekolah SMA Negeri 3 Medan ... 68

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Kuesioner Penelitian

Lampiran II : Lembar Formulir kuesioner

Lampiran III : Surat Izin Penelitian

Lampiran IV : Surat Bukti Penelitian

Lampiran V : Master Data

Lampiran VI : Output Pengolahan Data

(14)

RIWAYAT HIDUP

Nama : YUNI DEWI HASTUTI

Tempat/Tanggal Lahir : Muara Musu/ 1 Juni1990

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Anak ke : 1 dari 4 Bersaudara

Status Perkawinan : Belum Menikah

Alamat Rumah : Jl. Soedirman Muara Musu, Pekanbaru, Riau

Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri 1 Rambah Hilir : 1999-2004

2. SMP Negeri 1 Rabah Hilir : 2004-2006

3. SMA Negeri 1 Rambah Hilir : 2006-2008

4. Akademi Kebidanan Kholisaturrahmi Binjai : 2008-2011

5. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara : 2012-2015

(15)

ABSTRAK

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu dilaksanakan berbagai upaya kesehatan termasuk pengawasan kualitas air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat. Air merupakan komponen utama dalam tubuh. Tubuh dapat bertahan berminggu-minggu tanpa makanan, tetapi hanya beberapa hari tanpa air. Air minum sangat diperlukan karena membantu pembentukan cairan kimia yang diperlukan tubuh. Setiap saat manusia akan kehilangan air melalui pernafasan, keringat, urin dan pergerakan usus. Agar tubuh berfungsi normal, maka air yang hilang harus digantikan dengan mengkonsumsi air minum yang cukup.

Penelitian ini merupakan penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan disain cross sectional yangbertujuan untuk mengetahui perilaku konsumsi air minum pada siswa/siswi SMA Negeri 3 Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi kelas X dan XI SMA Negeri 3 Medan yaitu sebanyak 1142 orang. Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih sebanyak 93 orang. Pengumpulan data perilaku konsumsi air minum diperoleh dari formulir daftar kuesioner. Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan manual dan bantuan komputer dengan program SPSS.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan siswa/siswi SMA Negeri 3 Medan adalah cukup dengan jumlah 58,1 %. Sikap siswa/siswi adalah rata-rata kategori baik dilihat dari 81,7 %. Jenis air minum yang dikonsumsi siswa/siswi setelah air minum tawar adalah jenis minuman teh yakni 32,3 %.Jumlah konsumsi air minum siswa/siswi masih ada yang kurang yaitu 46,2 % siswa/siswi dengan jumlah konsumsi kategori kurang.

Dari hasil penelitian tersebut disarankan kepada pihak sekolah supaya dapat mengontrol dan memberikan himbauan secara intensif kepada pengelola kantin sekolah sebagai penyedia makanan dan minuman jajanan untuk lebih memperhatikan makanan dan minuman jajanan yang akan dijual kepada siswa/siswi.

(16)

ABSTRACT

In order to improve public health status, it is need to be implemented various health attemps community including monitoring the quality of drinking water consumed by the public. Water is the main component in the body. Body can survive for weeks without food, but only days whithout water. The water is indispensable because it helps the formation of chemicals that the body needs. Every time human beings will lose water throughyour breath, perspiration, urine and bowel movements. So, that the body is fungtioning normally, then lose water must be replaced with sufficient drinking water.

This study is a descriptive survey observasional with cross sectional designof drinking water consumption of the students SMA Negeri 3 at Medan. The population in this study are all students of class X and XI at Medan that is 1142 person. The sample is a portion of the population that is 93 person. Data collection forms using form questionnaires. Processing and analysis of data is done by manual and computer with SPSS.

The results showed that the level of knowledge of the students is a good knowledge category, 58,1 %. The attitude of the average students in the category of either the 81,7 %. The type of beverage consumed an beverage student is a type of drink Tea whit the amount of 32,3 %. The level of water consumption average student enough to be seen there are as many as 46,2 % of students with the amount of consumption of less category.

The results showed that the school in order to control and provide intensive appeal to the school cook shop manager as a provider of food and beverage snacks for more attention to the food and drinks to be sold students.

(17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu

dilaksanakan berbagai upaya kesehatan termasuk pengawasan kualitas air minum

yang dikonsumsi oleh masyarakat.

Air merupakan komponen utama dalam tubuh manusia. Tidak ada satu pun

reaksi kimia dalam tubuh dapat berlangsung tanpa adanya air. Air merupakan bahan

yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan fungsinya tidak pernah dapat

digantikan oleh senyawa lain. Air juga merupakan komponen penting dalam bahan

makanan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta cita rasa

makanan. Semua bahan makanan mengandung air dalam jumlah yang berbeda-beda,

baik itu bahan makanan hewani maupun nabati. Air berperan sebagai pembawa

zat-zat makanan dan sisa-sisa metabolisme sebagai media reaksi yang menstabilkan

pembentukan biopolimer dan lain-lain (Soraya, 2014).

Tubuh dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan tetapi hanya

beberapa hari tanpa air. Air atau cairan tubuh merupakan bagian utama tubuh.

Kandungan air berbeda pada manusia tergantung proporsi otot dan jaringan lemak.

Tubuh yang mengandung lebih banyak otot mempunyai lebih banyak air (Dewi dan

Mustika, 2012).

Air bukan hanya sekedar benda yang kita minum saat kehausan atau setelah

makan. Namun, lepas dari itu semua air merupakan suatu bentuk zat atau materi. Air

(18)

mengandung satu atom oksigen dan 2 atom hydrogen yang dihubungkan dengan

ikatan kovalen. Air yang bersih mempunyai sifat tidak bewarna, tidak berasa dan juga

tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan temperatur

273,15 K (0°C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki

kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya (Tilong, 2013).

Menurut penelitian, manusia lebih bisa bertahan tanpa makanan dari pada

tanpa air. Hal ini disebabkan oleh kondisi tubuh kita yang susunannya sekitar 80%

memang terdiri atas air. Setiap sistem dari tubuh manusia pun bergantung pada air.

Kelancaran peredaran darah butuh air yang memadai. Kelancaran kerja otak juga

demikian. Begitu juga halnya dengan kelancaran kerja ginjal. Sementara otak dan

darah adalah dua organ penting pada tubuh manusia yang memiliki kadar air diatas

80%. Tubuh akan kekurangan air (dehidrasi) jika masukan dan pengeluaran air tidak

seimbang, karena masukan air kurang atu pengeluaran air yang berlebihan

(Oktaviani, 2013).

Air minum sangat diperlukan karena membantu pembentukan cairan kimia

yang diperlukan oleh tubuh. Selain itu, air juga dapat membersihkan saluran makanan

dari kotoran makanan yang tersisa. Tanpa air yang cukup, ginjal akan sulit bekerja

dan akan memproduksi urin yang berwarna pekat. Hal ini dapat mengakibatkan

infeksi saluran kencing dan kencing batu.

Setiap saat manusia akan kehilangan air melalui pernafasan, keringat, urin dan

pergerakan usus. Agar tubuh berfungsi normal, maka air yang hilang harus digantikan

dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung air. Makanan

(19)

mengkonsumsi 2 liter air atau minuman lainnya dalam sehari (kurang lebih 8 gelas),

maka air yang hilang akan tergantikan. Rekomendasi harian Institute Of Medicine

menyarankan pria untuk mengkonsumsi 3 liter (13 gelas) dan perempuan

mengkonsumsi 2,2 liter (9 gelas) dari total minuman dalam sehari, untuk menghindari

terjadinya dehidrasi dan gangguan ginjal. Dalam 15 tahun terakhir, pemerintah sudah

menjadikan air minum sebagai bagian penting. Bahkan pemerintah telah menetapkan

Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem

Penyediaan Air Minum. Meskipun ada perkembangan pesat terkait kebutuhan air

minum, sebagian masyarakat masih mengonsumsi dalam jumlah yang kurang

dibanding dengan kebutuhan (Desty dan Yunita, 2014).

Masalah kurangnya konsumsi cairan bukan hanya di Indonesia, tetapi juga

masalah global. Penelitian yang dilakukan di Hongkong pada orang dewasa

menunjukkan hasil bahwa 50% responden minum air kurang dari 8 gelas per hari.

Sementara penelitian yang dilakukan di Singapura menunjukkan bahwa kelompok

remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) merupakan kelompok yang banyak

kekurangan air. Sebagian besar wanita hanya minum 5-6 gelas dan laki-laki hanya

minum 6-8 gelas perhari. Padahal rekomendasi kebutuhan air minum adalah 8 gelas

per hari. Sebanyak 70% responden minum setelah merasa haus, padahal haus

dirasakan setelah tubuh kekurangan cairan sekitar 1%. Alasan yang sering mereka

katakan adalah merasa tidak haus, lupa minum, merepotkan dan tidak ingin sering

buang air kecil (Desty dan Yunita, 2014).

Di Indonesia dari hasil penelitian The Indonesian Regional Dehydration Study

(20)

Indonesia, yaitu Jakarta, Lembang, Surabaya, Malang, Makasar dan Malino, yang

melibatkan 1.200 orang responden berusia 15-55 tahun di Indonesia tahun 2010,

sebesar 46,1% penduduk Indonesia mengalami dehidrasi ringan, jumlah tersebut lebih

tinggi pada remaja yaitu 49,5% dibandingkan orang dewasa 42,5 % (Soraya, 2014).

Saat ini, banyak remaja kurang menyadari akan pentingnya kebutuhan air

dalam tubuh manusia. Kronisnya hanya sekitar setengah dari remaja yang mengetahui

kebutuhan air minum sekitar 2 liter per hari. Hal itu terungkap dari paparan

penelitian yang dilakukan oleh ketua Umum Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan

Indonesia Hardinsyah beserta rekan pada tahun 2008 yang menunjukkan bahwa, dari

209 remaja yang diteliti, 51,1 % mempunyai pengetahuan yang rendah tentang air

minum. Hanya 21,4 % yang mengetahui empat kegunaan air minum bagi tubuh, 43,2

% yang mengetahui akibat kurang air minum, dan 44,2 % yang mengetahui empat

gejala kekurangan air pada tubuh (Oktaviani, 2013).

Penelitian oleh Naya (2011), di SMA Triguna Utama Ciputat menunjukkan

bahwa 57,6% siswa mengalami dehidrasi. Pengetahuan siswa tentang air minum

menunjukkan bahwa 91,3% siswa memiliki pengetahuan sedang tentang air minum.

Sebanyak 5,4% siswa memiliki pengetahuan baik tentang air minum, dan 3,3% siswa

memiliki pengetahuan buruk tentang air minum. Sebanyak 62% siswa mengetahui

bahwa kebutuhan air bagi tubuh adalah 2000 ml, sedangkan 38% siswa tidak

mengetahui kebutuhan air minum tubuh adalah 2000 ml setiap hari. Sebanyak 66,3%

responden minum air putih 5-6 kali per hari, sedangkan 33,7% responden minum

(21)

Sementara hasil penelitian tentang kebiasaan minum dan asupan cairan remaja

perkotaan di Bogor menemukan bahwa terdapat 37,3% remaja yang minum kurang

dari 8 gelas perhari dan sebesar 24,1% remaja asupan cairannya kurang dari 90%

kebutuhan (Briawan, dkk. 2011).

Kurangnya pengetahuan mengenai manfaat lebih dari air minum bagi

kesehatan tubuh manusia juga memberikan peluang bagi remaja untuk tidak

memperhatikan air minum bagi tubuhnya. Selain kebiasaan minum air di saat haus

saja, minum air hanya sebagai pelengkap bagi rasa haus saat makan, atau sesegera

minum saat makan, bahkan tidak jarang di tempat-tempat makan mereka justru

makan tidak dibarengi dengan air putih, ini menjadi pola kebiasaan yang jauh dari

pola kesehatan minum yang baik dan benar.

Ditinjau dari lokasi penelitian yaitu sekolah SMA Negeri 3 Medan yang

terletak di daerah perkotaan dan banyak sekali tempat penjualan minuman di sekitar

sekolah sehingga memungkinkan dan memberikan kesempatan besar untuk membeli

produk - produk minuman yang bisa dikonsumsi. Dari survei awal di SMA Negeri 3

Medan Sumatera Utara, dengan sampel awal berjumlah 13 orang siswa, dapat

digambarkan kebiasaan konsumsi air minum mereka sebagai berikut, diantaranya 5

orang yang selalu mengkonsumsi air minum yang berasal dari minuman berasa dan

air putih (plain water) 8 gelas setiap harinya, dan 8 orang yang mengatakan asupan air minumnya nya hanya 5-6 gelas per hari.

Berdasarkan dari survei awal diatas, dapat diidentifikasi masalah sebanyak 8

(62%) dari 13 orang, mengatakan tahu manfaat air minum tetapi mereka minum air

(22)

sekitar 5-6 gelas ukuran sedang perhari), mereka juga mengatakan jarang

mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran yang merupakan makanan sebagai

penyumbang cairan bagi tubuh setiap harinya. Sedangkan 5 (38%) dari 13 orang

mengatakan tidak tahu akan manfaat air minum bagi tubuh, tetapi asupan air

minumnya cukup (sekitar 8 gelas ukuran sedang per hari), dan mereka juga sering

mengkonsumsi air minum yang manis seperti teh dan minuman bersoda yaitu sekitar

4-5 kali per minggu. Sehubungan dengan hal itu, maka penulis melakukan penelitian

tentang gambaran perilaku konsumsi air minum pada siswa/ siswi di SMA Negeri 3

Medan.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

bagaimana perilaku konsumsi air minum pada siswa/ siswi SMA Negeri 3 Medan.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui perilaku konsumsi air minum pada siswa/ siswi SMA Negeri 3

Medan Tahun 2015.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui jenis air minum yang dikonsumsi oleh siswa/ siswi SMA Negeri

3 Medan Tahun 2015.

2. Mengetahui jumlah air minum yang dikonsumsi oleh siswa/siswi SMA Negeri

3 Medan Tahun 2015.

1.4. Manfaat Penelitian

(23)

minum siswa/ siswi SMA Negeri 3 Medan.

2. Memberikan masukan kepada pihak sekolah supaya dapat mengontrol dan

memberikan himbauan secara intensif kepada pengelola kantin sekolah

sebagai penyedia makanan dan minuman untuk lebih memperhatikan

makanan dan minuman yang dijual untuk dibeli dan dikonsumsi siswa/ siswi

SMA Negeri 3 Medan.

3. Memberikan masukan bagi pihak PUSKESMAS untuk memberikan

pendidikan kesehatan tentang konsumsi, khususnya konsumsi air minum

melalui program Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) kepada Siswa/ Siswi SMA

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Remaja

Istilah Adolescene atau remaja dari kata latin Adolescere yang berarti tumbuh

atau tumbuh menjadi dewasa dan berangsur-angsur menuju kematangan secara fisik,

akal, kejiwaan dan sosial serta emosional. Bangsa primitif memandang masa puber

dan masa remaja tidak berbeda dengan priode-periode lain dalam rentang kehidupan,

anak dianggap sudah dewasa dan mampu mengadakan reproduksi (Mighwar, 2006).

Kelompok usia remaja menurut definisi World Health Organization (WHO)

adalah kelompok umur 10-19 tahun yang disebut sebagai adolesen. Sekitar 900 juta

penduduk remaja berada di Negara sedang berkembang. Data demografi di Amerika

Serikat menunjukkan jumlah remaja berumur 10-19 tahun sekitar 15% populasi.Di

Asia Pasifik dimana penduduknya merupakan 60% dari penduduk dunia,

sepertiganya adalah remaja berumur 10-19 tahun. Di Indonesia menurut biro statistik

sensus 2010 adalah sekitar 147.338.075 jiwa atau 18,5 % dari seluruh penduduk

Indonesia (Hamasah, 2013). Kota Medan sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Utara

merupakan kota terbesar di luar pulau Jawa. Berdasarkan data terakhir dari Badan

Pusat Statistik tahun 2007 penduduk Kota Medan sejumlah 2.083.156 jiwa, yang

terdiri atas 1.029.786 laki-laki dan 1.053.374 perempuan. Jumlah penduduk menurut

kelompok umur dan jenis kelamin tahun 2007, didapat umur 10-14 tahun sebanyak

713,6 jiwa dan perempuan sebanyak 695,5 jiwa. Golongan umur 15-19 tahun

laki-laki sebanyak 706,6 jiwa dan perempuan sebanyak 682,6 jiwa (BPS Provsu, 2010).

(25)

dimana individu dalam proses pertumbuhannya terutama fisiknya yang telah

mencapai kematangan. Secara psikologis, masa remaja adalah masa dimana individu

berintegrasi dengan masyarakat dewasa.Dimana terjadi perkembangan transisi antara

masa anak-anak dan dewasa yang mencakup perunahan biologis, kognitif dan sosial

emosional.Perubahan yang terjadi berawal dari fungsi seksual, proses pikir yang

abstrak serta kemandirian.

Secara teoritis rentangan usia remaja itu dibagi dalam beberapa fase. Dalam

hal ini para ahli berbeda pendapat, dikarenakan sulitnya memberi batasan yang pasti.

Akibat tidak jarang terjadi adanya batas usia yang saling tumpang tindih antara satu

fase dengan fase yang lainnya. Walaupun demikian, pembagian itu tetap perlu karena

dari keseluruhan masa remaja kenyataannya terdapat perbedaan-perbedaan tingkah

laku akibat berbedanya usia mereka (Mubin dan Cahyadi, 2006).

Sarwono (2000), menyatakan bahwa batasan remaja di Indonesia sendiri

berada pada usia 11 - 24 tahun dan belum menikah, ditambah lagi dengan

pertimbangan - pertimbangan, yaitu :

- Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda - tanda seksual

sekunder banyak mulai nampak (kriteria fisik).

- Dibanyak masyarakat, usia 11 tahun sudah dianggap remaja, baik menurut

adat ataupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka

sebagai anak - anak.

- Pada usia 11 tahun ini juga sudah mulai ada tanda - tanda penyempurnaan

perkembangan jiwa, seperti pencarian identitas diri.

(26)

yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada orang tua.

- Status perkawinan sangat penting dan menentukan, karena seseorang yang

sudah menikah, pada usia berapapun dianggap dan diperlakukan sebagai

orang dewasa penuh. Karena itu definisi remaja dibatasi khusus bagi yang

belum menikah.

Masa remaja disebut juga masa pubertas.Adapun ciri - ciri remaja secara fisik

yaitu ciri kelamin primer pada remaja putera yang telah dapat menghasilkan cairan

sel sperma dan dada bertambah bidang.Sedangkan pada remaja puteri, menghasilkan

sel telur dan mengalami menstruasi sebulan sekali dan pinggul melebar.Ciri sekunder

mulai tumbuh rambut - rambut baru pada tempat - tempat tertentu baik itu pada

remaja putera maupun remaja puteri.Remaja putera lebih banyak bernafas dengan

perut, sedangkan remaja puteri dengan dada.Suara berubah dan parau. Pada ciri

tersier, perubahan cara berjalan, mulai menghias, mulai percaya diri dan

perkembangannya mencapai kesempurnaan (Depkes RI, 2006).

Perubahan fisik yang telah lebih nyata dapat dilihat dari bertambahnya tinggi

badan dan berat badan serta kematangan serta kematangan seksual.Awal remaja,

remaja puteri cenderung tinggi dibanding remaja putera. Begitu pula halnya dengan

berat badan, namun pada ahirnya remaja putera akan lebih tinggi dan lebih berat

dibandingkan remaja puteri. Perubahan hormonal seperti progesteron dan estrogen

turut berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan remaja (Sarwono, 2000).

2.2. Pengetahuan Remaja Mengenai Air Minum

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

(27)

pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.Pengetahuan

atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan dan pemahaman tentang kecukupan asupan air bagi tubuh

sebenarnya harus ditingkatkan diberbagai kalangan masyarakat.Akan tetapi sungguh

disayangkan, ternyata banyak kalangan yang pengetahuan tentang air minum

rendah.Terbukti pada penelitian yang dilakukan oleh Dekan Fakultas Ekologi

Manusia IPB, Hardinsyah beserta rekan pada tahun 2008. Dalam penelitian tersebut

para peneliti menyimpulkan bahwa sebanyak 51,1% remaja mempunyai pengetahuan

yang rendah tentang air minum. Hanya 21,4% dari para remaja tersebut mengetahui

empat kegunaan air minum bagi tubuh. Sementara penelitian yang dilakukan dari

kalangan masyarakat umum. Tidak hanya melibatkan remaja, sebanyak 43,2% orang

yang mengetahui akibat dari kekurangan air minum. Yang mengetahui empat gejala

kekurangan air dalam tubuh hanya 44,2% (Oktaviani, 2013).

Studi yang dilakukan oleh Naya (2011), pada siswa SMA Triguna Ciputat,

mengenai tingkat pengetahuan siswa SMA tentang air minum menunjukkan bahwa

ada 3,3% yang memiliki pengetahuan buruk, 91,3% siswa yang memiliki

pengetahuan sedang, dan hanya 4,4% memiliki pengetahuan baik.

Penelitian oleh Oktaviyani (2012), di SMP Al Azhar 14 Semarang tentang

perbedaan konsumsi cairan dan status hidrasi remaja obesitas dan non obesitas

menunjukkan skor pengetahuan yang baik tentang cairan pada non obesitas yaitu

(28)

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebagian remaja mengalami

masalah pemenuhan kebutuhan air minum.Ini menunjukkan masih kurangnya

pengetahuan remaja pada umumnya mengenai manfaat air minum dan air minum

yang baik untuk kesehatan.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau

responden (Notoatmodjo, 2012).

2.3. Sikap Remaja Terhadap Air Minum

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara

langsung maupun tidak langsung, dapat melalui wawancara atau angket. Tindakan ini

merujuk pada perilaku yang diekspresikan dalam bentuk tindakan, yang merupakan

bentuk nyata dari pengetahuan dan sikap yang telah dimiliki (Notoadmojo, 2012).

Soekadji (1983) berpendapat bahwa orang berperilaku mengkonsumsi itu

ditandai dengan:

a. Frekuensi. Seberapa sering perilaku itu muncul dalam waktu tertentu.

b. Lamanya berlangsung. Berapa lama waktu yang diperlukan seseorang untuk

mengkonsumsi.

c. Intensitas. Berapa kuat atau lemahnya tingkatan seseorang untuk

(29)

Faktor yang mempengaruhi perilaku mengkonsumsi adalah:

a. Faktor budaya, terdiri dari:

- Budaya. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling

mendasar.

- Sub-budaya. Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok, ras, dan

daerah geografis.

- Kelas sosial. Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen

dan permanen, yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut

nilai-nilai, minat dan perilaku yang serupa.

b. Faktor sosial, terdiri dari:

- Kelompok acuan. Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok

yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap

sikap atau perilaku seseorang.

- Keluarga. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang

berpengaruh.

- Peran dan status. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan

oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status. Orang-orang

memilih produk yang dapat mengkomunikasikan peran dan status mereka di

masyarakat.

Kurangnya pengetahuan mengenai manfaat lebih dari air minum bagi

kesehatan tubuh juga memberikan peluang bagi remaja untuk tidak memperhatikan

(30)

saja, minum air hanya sebagai pelengkap bagi rasa haus pada saat makan, atau

sesegera minum saat makan, bahkan tidak jarang di tempat-tempat makan mereka

justru makan tidak dibarengi dengan air putih.Ini menjadi pola kebiasaan yang jauh

dari pola kesehatan minum yang baik dan benar.Penelitian yang dilakukan di

Singapura menunjukkan bahwa kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun)

merupakan kelompok yang banyak kekurangan air. Alasannya yang sering mereka

ungkapkan adalah merasa tidak haus, lupa minum, merepotkan dan tidak ingin sering

buang air kecil (Desty dan Yunita, 2014).

Prinsip pengukuran sikap dilakukan dengan menggunakan daftar pernyataan

tentang obyek sikap subyek atau responden diminta untuk memberikan jawabannya

dengan menyatakan setuju, sependapat, suka (sikap positif) dengan dengan

pernyataan itu atau tidak (sikap negatif). Banyak jawaban berupa „ya‟ dan „tidak‟

(skala nominal), bisa berjenjang mulai dari setuju dan tidak setuju.

2.4. Konsumsi Air Minum Remaja

Arti dari perilaku mengkonsumsi air minum itu sendiri adalah perbuatan

memakai atau menggunakan atau menghabiskan air untuk diminum. Tindakan

mengkonsumsi minuman yang dilakukan secara berulang-ulang akan membentuk

sebuah perilaku. Perilaku mengkonsumsi sendiri diartikan sebagai perbuatan

memakai atau menggunakan barang-barang hasil industri, hasil makanan, minuman

(31)

Dalam hal ini lebih mengutamakan perilaku mengkonsumsi air minum. Dalam

Tumpeng Gizi Seimbang (TGS), yang merupakan panduan gizi seimbang harian

Indonesia), mencantumkan anjuran untuk minum sedikitnya 2000 ml yaitu setara

dengan 8 gelas per hari.Hal ini belum sepenuhnya diaplikasikan oleh anak remaja

Indonesia.Kebanyakan remaja sekarang sudah jauh dari pola hidup sehat, dalam hal

ini mengenai kurangnya asupan air minum bagi tubuhnya.Mereka sangat jelas kurang

asupan air minum bagi tubuhnya setiap harinya, karena kebiasaan mereka yaitu

jarang minum air, kebanyakan alasan remaja jarang minum air karena malas dan

sering lupa (Devi, 2012).

2.4.1. Jenis Air Minum Yang Dikonsumsi Remaja

Untuk memenuhi asupan air bagi tubuh manusia memerlukan air.Semakin

maju suatu negara, peranan air minum yang alami semakin berkembang sehingga

menjadi komoditas perdagangan yang penting. Jenis minuman ada

bermacam-macam, contohnya sebagai berikut :

1. Air mineral alami (plain water), adalah air yang diperoleh langsung dan dikemas dari sumbernya yang mengandung mineral dan zat lain yang

terkandung secara alami.

2. Air bekarbonasi atau air soda (soft drink), adalah air minum yang sengaja

dikarbonasi, dapat juga ditambahkan perasa dan pewarna.

3. Jus buah, adalah jus yang bukan difermentasi dan diperoleh dari bagian

(32)

tetap mengandung sifat fisika, kimia, cita rasa dan kandungan gizi(Soraya,

2014).

4. Susu, tersedia dalam banyak variasi antara lain susu murni, susu skim, susu

bercita rasa, dll.

5. Kopi , juga tersedia dalam banyak variasi yang mencakup berkafein,

dekafein, seduh, panggang kering, instan, bercita rasa.

6. Teh, khususnya teh hijau dan teh hitam mengandung sumber flavonoid,

yaitu zat yang diyakini bersifat antioksidan

7. Minuman elektrolit, ditujukan untuk mengganti cairan sekaligus mensuplai

kalori untuk energy dan mengandung kalium dan natrium yang hilang

melalui keringat (Dewi dan Mustika, 2012).

Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi mempengaruhi gaya hidup

masyarakat terutama remaja untuk memenuhi kebutuhan air dalam tubuh. Media

masa sangat mudah mempengaruhi cara berfikir dan style para remaja. Berbagai iklan

di media massa tersebut menawarkan bermacam produk minuman. Bila diperhatikan

minuman yang biasa dikonsumsi generasi remaja Indonesia, pagi hari secara otomatis

mereka memesan berbagai minuman yang kebanyakan tidak memenuhi syarat

kesehatan. Remaja abad 20 mengonsumsi minuman seperti air putih, teh dan susu.

Namun remaja di abad 21 sekarang sudah banyak mengonsumsi minuman ringan

(Wahyuningsih, 2011).

Seperti kita lihat sekarang ini, konsumsi teh atau kopi serta minuman berenergi

bagi remaja Indonesia, telah menjadi tradisi yang mengakar dan sulit untuk

(33)

mengandung kafein dan dikonsumsi oleh anak sekolah. Mengonsumsi kafein terlalu

sering dapat menyebabkan tubuh terdehidrasi karena akan menyebabkan banyak

buang air kecil dibandingan volume air yang diminum. Kafein juga menyebabkan

hilangnya memori karenakafein menghambat enzim fosfodiesterase yang terlibat

dalam proses pembelajaran dan perkembangan memori (Devi, 2012).

Setiap negara mempunyai preferensi atau kesukaan terhadap jenis minuman

dalam memenuhi kebutuhan air tubuh. Hasil penelitian di Singapura menunjukkan

bahwa sumber air tubuh yang utama adalah air putih (74%). Minuman teh dan kopi

menempati urutan kedua sebanyak 23%, sedangkan minuman ringan 17%. Sementara

penelitian THIRS di Indonesia menunjukkan bahwa 63,4% remaja dan 71,3% orang

dewasa lebih menyukai air putih sebagai minuman utama setiap hari. Pilihan

berikutnya adalah teh, kopi, susu dan minuman berkarbonasi bagi remaja. Adapun

teh, kopi, jus, dan susu bagi orang dewasa. Air putih yang dikonsumsi berasal dari air

putih tanpa kemasan dan air putih kemasan sejumlah 36% (Soraya, 2014).

Sementara penelitian yang dilakukan oleh Hardinsyah (2008), menunjukkan

sekitar 62% remaja masih menyukai air putih dan lima jenis air minum yang disukai

remaja selain air putih adalah teh dalam kemasan 6%, teh yang dibuat dirumah 5%,

minuman elektrolit 3%, dan minuman ionisasi 2%.

Hasil penelitian tentang konsumsi air minum dan preferensinya pada remaja

menunjukkan bahwa berdasarkan jenis air minum kemasan dan non kemasan,

sebagian remaja lebih menyukai air minum tanpa kemasan yaitu 73,2% di Jakarta dan

52,3% di Bandung. Kesukaan terhadap minuman selain air putih 39,4% di Jakarta dan

(34)

Keadaan ini menunjukkan bahwa pengetahuan para remaja akan pentingnya air

minum yang baik bagi kesehatan masih minim. Sebagian besar dari mereka hanya

minum air sebagai kebutuhan sehari-hari tanpa mengetahui jenis minuman yang baik

untuk tubuh dan juga berapa krusialnya peran air untuk kesehatan.Peranan pentingnya

air minum yang baik untuk kesehatan sudah sepatutnya diimbangi dengan

pengetahuan dan perilaku masyarakat terutama remaja agar lebih memperhatikan pola

konsumsi air minumnya.

2.4.2. Jumlah Konsumsi Air Minum Remaja

Tubuh tidak dapat memenuhi sendiri seluruh kebutuhan akan air. Oleh karena

itu, kebutuhan air perlu dipenuhi melalui asupan air yang cukup.Namun, pada saat

sekarang ini sebagian masyarakat pada umumnya masih banyak yang mengonsumsi

air dalam jumlah kurang dibanding dengan kebutuhannya. Penelitian di Hongkong

pada orang dewasa menujukkan bahwa 50% responden minum air kurang dari 5

gelas per hari. Sementara di Singapura menunjukkan bahwa kelompok remaja dan

dewasa muda (15-24 tahun) merupakan kelompok yang banyak mengalami

kekurangan air.Sebagian wanita hanya minum air 5-6 gelas dan pria 6-8 gelas per

hari. Di Indonesia The Indonesian Hydration Regional Study (THIRST) mengungkapkan bahwa 46,1% responden yang diteliti mengalami kurang air atau

hipovolemia ringan. Faktor hipovolemia ringan ini adalah ketidaktahuan kebutuhan

air minum sekitar 2 liter sehari dan kesulitan akses secara fisik dan ekonomi dalam

memperoleh air minum (Soraya, 2014).

Hasil penelitian tentang kebiasaan minum dan asupan cairan remaja perkotaan

(35)

perhari dan sebesar 24,1% remaja asupan cairannya kurang dari 90% kebutuhan

(Briawan, dkk. 2011).

Penelitian tentang pengaruh faktor umur, jenis kelamin dan pendidikan

terhadap tingkat konsumsi air putih pada warga perumahan menunjukkan umur 0-21

sebanyak 44% tingkat konsumsi air minum yang cukup dan 56 % dinyatakan kurang.

Sedangkan umur 22-49, sebanyak 33,3% tingkat konsumsi air minumnya cukupdan

46,7% yang tingkat konsumsi air minumnya kurang (Prima, 2013).

2.5. Kebutuhan Asupan Air Minum Remaja

Air mempunyai fungsi dalam berbagai proses penting dalam tubuh manusia

seperti metabolisme, pengangkutan dan sirkulasi, pengendalian suhu tubuh, kontraksi

otot, pengaturan keseimbangan elektrolit, serta proses pembuangan zat tak berguna

dari tubuh. Sayangnya air sering kali terlupakan sebagai zat gizi penting bagi tubuh.

Tubuh tidak dapat memenuhi sendiri seluruh kebutuhan akan air, oleh karena itu

(36)

Gambar 1. Presentase air dalam organ Tubuh manusia (Handoyo,2014)

Ada beberapa faktor - faktor yang mempengaruhi kebutuhan konsumsi air

minum pada manusia, seperti dibawah ini (Almatsier, 2006) :

- Aktifitas fisik

Orang yang aktfitas fisiknya cukup tinggi membutuhkan air dalam jumlah

yang lebih banyak.Mereka yang banyak bergerak misalnya atlit dan olahragawan

tentunya membutuhkan pasokan air yang lebih tinggi untuk mengganti cairan tubuh

yang hilang saat beraktifitas.

- Cuaca dan lingkungan

Mereka yang berada di daerah cuaca yang panas dan kering biasanya lebih

(37)

bagi mereka yang berada di lingkungan panas dan kering jauh lebih tinggi. Mereka

yang hidup di daerah dataran tinggi (2500 m dari permukaan laut), juga

membutuhkan cairan dalam jumlah lebih banyak, karena terjadinya peningkatan

proses respirasi dan urinasi.

- Diet / makanan

Faktor diet / makanan seseorang juga berpengaruh terhadap kebutuhan cairan

yang harus dikonsumsi.Seseorang yang mengonsumsi buah dan sayur membutuhkan

air putih lebih sedikit dari pada mereka yang hanya mengonsumsi makanan yang

berlemak saja.Mereka yang sering mengonsumsi makanan yang berlemak dan

makanan yang rendah serat tentunya membutuhkan air dalam jumlah yang lebih

banyak.

- Faktor Berat badan

Orang yang bobot badannya lebih berat atau gemuk juga butuh mengonsumsi

air minum lebih banyak dari pada orang yang kurus. Orang yang gemuk memiliki

simpanan lemak tubuh yang lebih banyak sehingga membutuhkan air dalam jumlah

yang lebih banyak agar bisa dimetabolisme.

- Kondisi kesehatan

Kebutuhan konsumsi air juga dipengaruhi oleh kondisi kesehatan seseorang.

Mereka yang menderita kondisi kesehatan tertentu seperti demam, muntah - muntah,

diare, batu ginjal dan infeksi saluran saluran kemih memerlukan air dalam jumlah

yang lebih banyak. Disisi lain, beberapa kondisi kesehatan seperti gagal jantung dan

beberapa tipe penyakit batu ginjal, hati atau penyakit lainnya dapat menggangu

(38)

- Jenis kelamin

Kebutuhan cairan laki - laki jauh lebih banyak dari pada perempuan.

Rekomendasi dari Institute Of Medicine, Amerika Serikat menyebutkan bahwa total

kebutuhan cairan tubuh laki - laki adalah sekitar 3 liter per hari, sementara untuk

perempuan adalah sekitar 2,2 liter per hari.

- Kondisi lainnya

Kondisi - kondisi lainnya, misalnya saat hamil dan menyusui juga

membutuhkan cairan dalam jumlah yang lebih banyak. Kebutuhan cairan ibu hamil

adalah sekitar 2,3 liter per hari, sementara pada ibu menyusui adalah sekitar 3,1 liter

per hari.Mereka yang berpuasa juga perlu menjaga kebutuhan cairan tubuh.Air

sangatlah diperlukan untuk mencegah dehidrasi selama siang hari saat berpuasa agar

tubuh tidak lemas.Orang yang sedang mengonsumsi obat - obatan juga perlu

mengonsumsi air yang lebih banyak.

Secara teori, tubuh memerlukan asupan air sebanyak 2,5 liter atau jika ditakar

dengan gelas minum, maka memerlukan 8 gelas air minum setiap hari. Perlu dicatat

bahwa 2,5 liter atau 8 gelas air tersebut adalah air total yang diperoleh dengan cara

minum dan makan. Namun, jika berpedoman harus mengonsumsi minum air 8 gelas

per hari, itu juga lebih baik. Besarnya jumlah air yang harus dikonsumsi tidaklah

mutlak sebanyak 2,5 liter dalam sehari karena jumlah tersebut adalah besaran

rata-rata untuk setiap orang. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi banyaknya

kebutuhan seseorang akan air minum, antara lain postur tubuh, aktivitas, kadar air

pada makanan yang dikonsumsi, suhu lingkungan dan kelembaban udara sekitar

(39)

Anjuran lain seperti yang ditetapkan The Institude Of Medicine menganjurkan

asupan air minum yang memadai bagi laki-laki adalah 3 liter (13 gelas) setiap hari.

Sedangkan Adequat Intake untuk perempuan adalah 2,2 liter (9 gelas) per hari.

Jumlah tersebut adalah jumlah yang dibutuhkan pada kondisi normal. Akan tetapi,

total asupan air juga bergantung pada aktivitas sehari-hari, iklim dan kondisi

kesehatan. Menurut para pakar kesehatan lainnya juga menyebutkan dalam keadaan

normal sebaiknya kita minum antara 8-12 gelas per hari. Namun air tersebut bisa saja

terkandung di dalam makanan dan buah yang kita makan (Desty dan Yunita, 2014).

Departemen Kesehatan RI mengeluarkan pedoman gizi seimbang (PGS) 2014

untuk mengatur makanan sehari - hari yang seimbang tertuang dalam 10 pesan-

pesan gizi seimbang juga mencantumkan salah satunya adalah minum air bersih yang

aman dan cukup jumlahnya. Cairan yang dikonsumsi seseorang, terutama air minum

hendaknya tidak kurang dari dua liter atau setara delapan gelas setiap hari untuk

mencegah dehidrasi dan menurunkan resiko penyakit yang disebabkan kurang asupan

air minum (Amelia, 2014).

2.6. Dampak Kurang Konsumsi Air Minum Pada Remaja

Kadar air dalam tubuh harus selalu seimbang pada kadar normalnya. Bila

terjadi suatu keadaan dimana kadar air di dalam tubuh turun dari kadar yang

seharusnya, maka tubuh secara langsung akan meminta penggantian kadar air yang

hilang. Rasa haus merupakan tanda alami dari tubuh yang mengindikasikan bahwa

tubuh memerlukan tambahan cairan. Haus melibatkan beberapa respon tubuh yaitu

mulut, hipotalamus dan syaraf. Ketika asupan cairan tubuh tidak mencukupi, darah

(40)

mencukupi kebutuhan cairan (Desty dan Yunita, 2014).

Salah satu akibat kekurangan asupan air minum adalah dehidrasi. Dehidrasi

berarti kekurangan cairan tubuh oleh karena jumlah cairan yang keluar lebih banyak

dari pada jumlah cairan yang masuk, ini bisa menyerang siapa saja dari anak kecil,

lansia, dewasa dan terutama remaja. Kurangnya konsumsi air minum pada remaja

menjadi masalah gizi karena remaja rentan mengalami dehidrasi yang disebabkan

oleh banyaknya aktifitas fisik yang menguras tenaga dan cairan tubuh. Usia remaja

merupakan aktualisasi diri atau proses pencarian jati diri, maka tidak heran banyak

remaja-remaja yang memiliki aktifitas yang tinggi.

Dehidrasi adalah suatu keadaan kehilangan cairan sehingga mengganggu

fungsi normal organ-organ tubuh. Dehidrasi karena keluaran air berlebihan biasanya

disebabkan oleh diare atau peningkatan aktivitas fisik. Pada aktivitas fisik biasa,

tubuh kehilangan air sebanyak 2,5 liter per hari. Sebagian besar (yakni sekitar 60%)

dikeluarkan melalui air seni. Pada peningkatan aktivitas fisik, misalnya saat

berolahraga, tubuh kehilangan air hingga mencapai 1 - 2 liter per jam. Sebagian besar

(yakni sekitar 95%) dikeluarkan melalui keringat. Demikianlah pengeluaran air dari

tubuh memang terjadi melalui urine (air kencing), feses, keringat dan pernafasan

(Soraya, 2013).

Secara umum dehidrasi bisa dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut

(Handoyo, 2014) :

- Dehidrasi ringan, yaitu kehilangan 2-5% cairan dari berat badan.

- Dehidrasi sedang, yaitu kehilangan 5% cairan dari berat badan awal.

(41)

Fenomena dehidrasi pada seseorang yang kadar air dalam tubuhnya rendah

adalah suatu hal yang sering terjadi. Kondisi ini dapat dicegah dengan meningkatkan

asupan cairan.Gejala-gejala dehidrasi diantaranya adalah sakit kepala, pusing lesu,

murung, daya respons rendah, saluran hidung kering, bibir kering dan pecah-pecah,

urine bewarna terlalu kuning atau gelap, tubuh lemah, letih dan halusinasi (Tilong,

2013).

Hasil survei yang dilakukan oleh Hardinsyah menunjukkan dari 1.200

responden berusia 15-55 tahun diketahui 46,1% mengalami dehidrasi dengan

presentasi remaja yang lebih besar yaitu sekitar 49,5% (Hardinsyah, 2011).

Sementara penelitian oleh Riance di SMA Triguna Tangerang juga menunjukkan

hasil yang tidak jauh berbeda, diketahui dari 92 sampel, siswa yang mengalami

dehidrasi (57,6%) lebih tinggi dibanding siswa yang tidak mangalami dehidrasi yaitu

42,4%.

Sebagian besar anak-anak remaja tidak minum cukup air, terutama ketika

mereka disekolah. Tapi air yang cukup sama pentingnya untuk konsentrasi belajar

siswa, berpikir lebih jernih dan penurunan stamina juga energi, seperti halnya diet

seimbang dan pada tahap yang lebih lanjut dapat menyebabkan pusing dan penurunan

produktifitas kerja, sehingga berdampak pada menurunnya nilai pelajaran.

Kehilangan dua persen cairan tubuh misalnya dapat menyebabkan kurangnya dua

puluh persen fungsi fisik dan mental, Lesu, kurang konsentrasi dan sembelit adalah

merupakan beberapa masalah yang mungkin dialami anak-anak remaja jika kurang

asupan air minum. Dehidrasi juga mempengaruhi kemampuan tubuh untuk

(42)

2.7. Fungsi Air Minum

a.Pelarut dan Alat Angkut

Air di dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut zat-zat gizi berupa

monosakarida, asam amino, lemak, vitamin dan mineral serta bahan-bahan lain yang

diperlukan tubuh seperti oksigen, dan hormon-hormon.Zat-zat gizi dan hormon ini

dibawa ke seluruh sel yang membutuhkan.Di samping itu air, sebagai pelarut

mengangkut sisa metabolisme, termasuk karbon dioksida dan ureum untuk

dikeluarkan dari tubuh melalui paru-paru, kulit, dan ginjal (Almatsier, 2006).

b. Katalisator

Air berperan sebagai katalisator dalam berbagai reaksi biologis dalam sel,

termasuk dalam saluran cerna.Air diperlukan pula untuk menghidrolisis zat-zat yang

kompleks menjadi lebih sederhana, sehingga lebih mudah diserap tubuh. (Almatsier,

2006)

c. Pelumas

Air berperan sebagai pelumas dalam proses pencernaan dan proses-proses lain

dalam tubuh. Air dalam cairan saliva membantu untuk mengunyah dan menelan. Air

terkandung dalam cairan-cairan pencernaan lain yang menunjang gerakan seluruh

sistem pencernaan. Cairan-cairan disekitar persendian, bola mata, dan bagian tubuh

lain membantu untuk melancarkan gerakan-gerakan organ tubuh.

d. Fasilisator Pertumbuhan

Air sebagai bagian jaringan tubuh diperlukan untuk pertumbuhan.Dalam hal

ini air berperan sebagai zat pembangun (Almatsier, 2006).

(43)

Karena kemampuan air untuk menyalurkan panas, air memegang peranan

dalam mendistribusikan panas di dalam tubuh.Sebagian panas yang dihasilkan dari

metabolisme energi diperlukan untuk mempertahankan suhu tubuh pada 37°c.Suhu

ini paling cocok untuk bekerjanya enzim di dalam tubuh.Kelebihan panas yang

diperoleh dari metabolisme energi perlu segera disalurkan keluar.Sebagian besar

pengeluaran kelebihan panas ini dilakukan melalui penguapan air dari permukaan

tubuh (keringat) (Almatsier, 2006).

f. Peredam Benturan

Air dalam mata, jaringan syaraf tulang belakang dan dalam kantung ketuban

melindungi organ-organ tubuh dari benturan (Almatsier, 2006).

g. Pengatur Proses Hidrolisis dan Reaksi-Reaksi Biologis Lain

Air berperan aktif dalam proses hidrolisis, suatu proses utama dalam

pencernaan. Selama proses ini molekul-molekul air mengalami ionisasi menjadi

gugus hydrogen dan gugus hidroksil, dimana salah satu akan bereaksi dengan zat-zat

lain. Sukrosa akan dihidrolisa menjadi bentuk yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh

yaitu fruktosa dan glukosa (Piliang dan Djojosoebagio, 1996).

2.8. Air Minum Yang Layak Untuk Dikonsumsi

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung digunakan untuk

konsumsi manusia (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002). Dalam

hidup sehari-hari, manusia memiliki kebutuhan utama yang harus dipenuhi untuk

dapat bertahan hidup.Salah satu kebutuhan pokok tersebut adalah minum, terutama

(44)

diiklankan beberapa jenis dan model kualiatas air minum dalam media cetak maupun

media elektronik. Namun bagaimana sebenarnya air minum yang baik untuk

dikonsumsi.Sebagai pelarut universal, air mengandung beberapa zat yang terlarut di

dalamnya.Zat - zat tersebut ada yang termasuk material organik, anorganik, maupun

mikroorganisme (Syaifudin dan Dewi, 2014).

Beberapa diantara material terlarut sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia

seperti mineral - mineral alami selama jumlahnya tidak melebihi batas.Namun tidak

sedikit pula material terlarut dalam air yang sangat berbahaya bila masuk ke dalam

tubuh manusia dan bahkan bisa jadi bersifat racun apabila masuk ke dalam tubuh

manusia dan memberikan efek gangguan kesehatan, keracunan, dan bahkan

kematian.Minum merupakan aktifitas wajib bagi mahluk hidup, trrmasuk

manusia.Sistem pencernaan manusia memiliki batas toleransi terhadap zat - zat asing

yang masuk ke dalam tubuhnya.Oleh karena itu perlu ada sebuah standar air minum

yang aman untuk dikonsumsi oleh manusia. Standar air yang layak untuk dikonsumsi

oleh manusia memiliki beberapa parameter dasar, yaitu sebagai berikut (Handoyo,

2014) :

- Tidak Berbau

Air yang berbau dapat disebabkan oleh penguraian bahan organik yang

terdapat di dalam air.

- Tidak Berasa

Air yang tidak tawar mengindikasikan adanya zat - zat tertentu di

(45)

- Jernih

Air keruh adalah air dengan kandungan partikel pada partikel padat

tersuspensi yang dapat berupa zat - zat berbahaya bagi kesehatan.Disamping

itu, air yang keruh sulit didesinfeksi karena mikroba patogen dapat terlindung

oleh partikel tersebut. Sebenarnya ada banyak acuan standar air minum

nasional yang dikeluarkan oleh departemen kesehatan di negara lain.

Air minum yang sehat harus memenuhi standar air minum yang ditetapkan

oleh salah satu departemen yang berkepentingan dengan masalah kesehatan, antara

lain sebagai berikut :

a. Standar Departemen Kesehatan RI (Permenkes 907/Menkes/SK/VII/2002)

b. Standar SNI No. 01-3553-1996

c. Standar WHO-Dunia

d. Standar FDA-Amerika

Standar oleh departemen kesehatan Republik Indonesia, yaitu Permenkes

907/Menkes/SK/VII/2002. Ada banyak parameter syarat air minum yang harus diuji,

tetapi secara umum digolongkan menjadi tiga bagian (Handoyo, 2014):

1. Syarat Kimia

a. Kandungan aluminium max 0,2 mg /L

b. Besi maximal 0,3 mg/L

c. pH antara 6,5 s/d 8,5

2. Syarat Fisika

a. Kandungan TDS maximal 1000 mg/ L

(46)

c. Warna maximal 15 skala TCU

3. Syarat Bakteriologi

a. Koliform tinja = 0 / Negatif

b. Total koliform = 0 / Negatif

2.9. Manfaat Air Minum Bagi Tubuh

Air minum memang mempunyai banyak manfaat jika dikonsumsi secara

tepat, dalam arti tidak kurang dan juga tidak lebih.Manfaat air minum yang bisa kita

rasakan bagi tubuh adalah sebagai penghilang rasa haus.Selain itu, istimewanya air

minum yang baik ternyata mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit (Tilong,

2013).

Berikut merupakan beberapa manfaat air minum bagi tubuh (Desty dan

yunita, 2014) :

1. Air Pencegah Dehidrasi

- Kehilangan 1 - 2 % cairan tubuh : haus, lelah, lemah, tidak nyaman

dan kehilangan nafsu makan.

- Kehilangan 3 - 4 % cairan tubuh : kulit dan mulut kering, penurunan

urine, apatis, kehilangan konsentrasi dan penurunan kemampuan fisik.

- Kehilangan 5 - 6 % cairan tubuh : sulit berkonsentrasi sakit kepala,

mudah mengantuk, kegagalan pengaturan suhu tubuh dan peningkatan

laju respirasi.

- Kehilangan 7 -10 % cairan tubuh : kehilangan keseimbangan,

kehilangan kesadaran, kolaps dan kejang otot.

(47)

- Air diketahui dapat menekan nafsu makan dan mempercepat

metabolisme tubuh, sehingga kalori yang dibakarpun semakin banyak.

- Para peminum air sebelum makan cenderung mengonsumsi makanan

75-90 kalori lebih sedikit disetiap kali makan dibandingkan orang

yang tidak mengonsumsi air sebelum makan.

3. Air Berperan Sebagai Detoksifikasi Tubuh

Detoksifikasi adalah proses pengeluaran zat yang bersifat toksin

(racun) dari dalam tubu. Zat beracun dalam tubuh dapat berupa tumpukan

racun sisa metabolisme yubuh maupun radikal bebas yang dapat

menyebabkan stres oksidatif. Salah satu cara termudah untuk melakukan

proses detoksifikasi melalui air minum.

4. Air Sebagai Peningkat Stamina Tubuh

Khasiat air tidak hanya untuk membersihkan tubuh, tetapi juga sebagai

zat yang sangat diperlukan tubuh untuk menjaga dan meningkatakan

kebugaran tubuh. Air merupakan pilihan terbaik sebagai pengganti cairan

tubuh yang hilang saat beraktifitas sehingga tubuh menjadi segar dan bugar

kembali.

5. Air Menjaga Kesehatan Kulit

Selain untuk memenuhi kebutuhan cairan, minum merupakan salah

satu cara untuk mempercantik diri. Beberapa tips kecantikan menyebutkan

bahwa kecantikan kulit tergantung dari cukup atau tidaknya asupan air dalam

tubuh. Kulit yang kekurangan airakan terlihat kusam, bersisik, keriput dan

(48)

6. Air Sebagai Pengatur Suhu Tubuh

Tubuh memiliki respon yang baik dalam pengaturan suhu tubuh dan

air mempunyai peran penting di dalamnya.Air berperan dalam distribusi dan

pengaturan suhu tubuh karena kemampuannya menyalurkan panas. Bila panas

yang dihasilkan melebihi kebutuhan tubuh, bahkan menimbulkan demam,

tubuh akan menstimulasi segera menurunkan suhu tubuh. Pembuluh darah

dikulit akan melebar dan kelenjar keringat akan menghasilkan keringat lebih

banyak sehingga suhu tubuh akan turun.

7. Air Sebagai Pencegah Trejadinya Kanker

- Kanker Saluran Cerna

Asupan cairan yang cukup akan membuat makanan yang melewati

saluran cerna dapat mengalir lancar, meningkatkan volume feses dan

meningkatkan efektifitas asupan serat. Hal ini tentu bermanfaat untuk

mencegah terjadinya konstipasi pada salura cerna.Kombinasi 25 gram serat

dengan 1.5-2.0 liter air lebih efektif menanggulangi konstipasi dibandingkan

dengan hanya pemberian serat saja.Karena konsumsi air serat dalam jumlah

cukup dapat memperbaiki frekuensi dan konsistensi feses. Ketika cairan

dalam tubuh tidak mencukupi maka usus akan menyerap cairan dari feses

untuk menjaga hidrasi. Hal ini dapat menyebabkan gangguan buang air besar.

- Kanker Saluran Kemih

Peningkatan konsumsi air akan meningkatkan volume urin. Asupan air

yang cukup akan menjaga konsistensi air seni, sehingga air seni tidak terlalu

(49)

Minum merupakan kebutuhan dasar manusia untuk hidup, mungkin kita bisa

saja dapat bertahan tanpa makan hingga 2 hari sedangkan kita tidak dapat hidup tanpa

minum hingga 1 hr. Pentingnya manfaat air meliputi pengatur metabolisme tubuh,

mengatur keseimbangan asam basa, serta hampir semua metabolisme tubuh manusia

mulai dari perombakan energi dari makanan, enzim, dan sebagainya memerlukan air.

Bagi masyarakat kita dahulu umumnya air minum di dapatkan dari merebus air

mentah menjadi air matang. Namun seiring dengan peningkatan gaya hidup

masyarakat, telah merubah kebiasaan dari yang awalnya merebus air sendri menjadi

menggunakan air dalam kemasan untuk kebutuhan minum sehari -hari. Bragam jenis

air dalam kemasan dijual dipasaran mulai dari kemasan gelas, botol, hingga ukuran

galon. Asal air juga beragam dari yang bersumber dari lokal hingga air kemasan yang

berasal dari impor negara lain. Beragam jenis air tersebut umumnya memiliki label

tersendiri seperti air murni, air mineral, hingga sparking water.

2.10. Kerangka Konsep

Keterangan :

Pengetahuan Siswa/siswi Tentang Air Minum

Sikap Siswa/siswi Terhadap Air Minum

Konsumsi Air Minum Siswa/siswi :

- Jenis Air Minum yang Dikonsumsi

(50)

Berdasarkan kerangka konsep di atas pada penelitian ini adalah ingin melihat

perilaku konsumsi air minum siswa/siswi yang domain perilaku tersebut adalah

pengetahuan siswa/siswi tentang air minum dan sikap siswa/siswi terhadap air

minum serta tindakan konsumsi air minum siswa yang dapat diukur dari praktek

atau tindakan siswa/siswi dalam mengkonsumsi air minum dari segi jenis dan

(51)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Disain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survei yang bersifat deskriptif dengan disain cross sectional (sekat silang), yaitu untuk melihat gambaran perilaku konsumsi air minum

yang meliputi jenis dan jumlah konsumsi air minum pada siswa/ siswi di SMA Negeri

3 Medan.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Medan. Adapun alasan

ditetapkannya lokasi penelitian ini adalah berdasarkan pengamatan awal, dari hasil

pengamatan tersebut SMA berlokasi dekat perkotaan dimana umumnya, remaja

perkotaan cenderung lebih konsumtif. Banyaknya aneka ragam minuman jajanan

yang dijual di kantin sekolah dan penjual jajanan di luar pagar di sekitar sekolah.

Beraneka ragam produk minuman jajanan yang mereka beli tidak semuanya baik

untuk kesehatan tubuh mereka. Letak lokasi SMA tersebut juga mudah dijangkau

oleh peneliti.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai Februari 2015.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/ siswi yang

(52)

lokasi penelitian yaitu sebanyak 1421 Orang (berdasarkan data survei pendahuluan

yang diambil dari data jumlah murid kelas X, dan X1 pada tahun 2014). Populasi

yang diambil adalah siswa yang tercatat sebagai siswa kelas X dan X1 saja, karena

kelas X1 akan mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN), maka pihak sekolah tidak

mengizinkan dimasukkan sebagai responden dalam penelitian ini.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti. Sampel diambil dari

populasi kelas X dan X1 yang ada di SMA Negeri 3 Medan diperoleh berdasarkan

rumus (Notoatmodjo, 2002) :

n =

Dimana :

N = Besar populasi

n = Besar sampel

d = Tingkat kesalahan / penyimpangan 10%

n =

n = 93,42

n = 93 responden

Kemudian untuk menentukan jumlah sampel setiap kelas dilakukan secara

stratified random sampling. Digunakan rumus sampel perkelas sebagai berikut :

Gambar

Gambar 1. Presentase air dalam organ Tubuh        manusia (Handoyo,2014)
Tabel 1.1 Jumlah Sampel Pada Tiap-tiap Kelas
Tabel 4.1 Distribusi Siswa/siswi SMA Negeri 3 Medan Berdasarkan Umur,    Jenis Kelamin dan Kelas
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Penrtanyaan Pengetahuan Tentang    Air Minum Siswa/siswi SMA Negeri 3 Medan  Tahun 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari studi, didapati bahwa hanya 40 siswa-siswi (44,4%) memiliki pengetahuan yang baik mengenai narkoba, dan jumlah tertinggi dengan pengetahuan baik adalah dari kelas XI dan

Untuk frekuensi konsumsi buah pada siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru masih kurang dari 2x (dua kali) sehari dimana jenis buah yang paling disukai oleh siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru

Kesimpulan penelitian adalah (1) Alasan siswi SMA Negeri 3 Sukoharjo yang melakukan perilaku merokok sebagian besar adalah dengan merokok mereka merasa gaul, (2)

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA-SISWI SMU NEGERI KOTA BANDUNG TERHADAP PERILAKU SEKS BEBAS..

Penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh Fauji (2011) menyatakan bahwa kontribusi asupan air dari air putih dan minuman lainnya terhadap total asupan air yaitu sebesar 73.5%

Hasil Penelitian : diketahui bahwa dari 51 responden didapatkan hasil berdasarkan jenis minuman yang di konsumsi yaitu sebagian besar mengkonsumsi jenis minuman

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis penggunaan Lactobacillus fermentum pada air minum berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi

yang dikonsumsi dan semakin besar jumlah kalori junk food yang dikonsumsi maka semakin tinggi kajadian obesitas. Hal ini menyatakan bahwa perilaku konsumsi junk food pada