• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kecukupan Konsumsi Air Minum Dengan Konsentrasi Belajar Siswa Sma Negeri 5 Binjai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Kecukupan Konsumsi Air Minum Dengan Konsentrasi Belajar Siswa Sma Negeri 5 Binjai"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Riwayat Hidup Peneliti

Nama : FADLI ILHAMI

Tempat/Tgl Lahir : Wuerzburg / 27 Februari 1993 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. Tri Dharma No. 140 Medan

Orangtua : Prof. DR. rer.nat Effendy De Lux Putra, SU. APT. (ayah) Hj Surya Haslinda (ibu)

Status : Belum menikah

Riwayat Pendidikan

1999 – 2004 : SDN 024769 Binjai

2004 – 2007 : SMP Swasta Ahmad Yani Binjai 2007 – 2010 : SMA Negeri 5 Binjai

(2)

Riwayat Pelatihan

Workshop Hewan Coba, Scientific Class, & Seminar Update Kedokteran 2010 Masa orientasi Pengenalan (MOP) HMI Komisariat FH USU 2011

Riwayat Organisasi Anggota HMI Komisariat FK USU 2011-2012

(3)
(4)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN

Saya, FADLI ILHAMI , mahasiswa yang sedang menjalankan program pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saya akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Kecukupan Konsumsi Air Minum dengan Konsentrasi Belajar Siswa SMA Negeri 5 Binjai”. Saya mengikutsertakan adik-adik sekalian dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui Hubungan Kecukupan Asupan Air Minum dengan Konsentrasi Belajar Siswa SMA Negeri 5 Binjai.

Partisipasi Adik - Adik dalam penelitian ini bersifat sukarela. Pada penelitian ini identitas adik - adik akan disamarkan. Kerahasiaan data Adik - Adik akan dijamin sepenuhnya. Bila data Adik - Adik dipublikasikan dalam hasil penelitian, kerahasiaan data akan tetap dijaga. Bila terdapat hal yang kurang dimengerti, Adik - Adik dapat bertanya langsung pada saya atau dapat menghubungi saya di nomor 085761480888.

Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, pasrtisipasi, dan kesediaan Adik - Adik sekalian, saya ucapkan terimakasih.

Peneliti,

(5)

HUBUNGAN KECUKUPAN KONSUMSI AIR MINUM DENGAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 5 BINJAI

Setelah memperoleh informasi baik secara lisan dan tulisan mengenai

penelitian yang dilakukan oleh FADLI ILHAMI dari Program Studi kedokteran

Umum Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan informasi tersebut

telah saya pahami dengan baik mengenai manfaat tindakan yang akan dilakukan

keuntungan dan kemungkinan ketidaknyamanan yang mungkin akan dijumpai.

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama :

Alamat :

Nomor Telepon:

Dengan ini saya menyatakan tidak berkeberatan dan bersedia menjadi

responden untuk diwawancara dan pengamatan pada saya.

Medan, 2013

Peneliti Responden

(6)

Asupan Air Minum Nama : Tanggal :

Waktu Minuman Porsi (Gelas/ cangkir )

Porsi (ml)

Sarapan

Minum diluar waktu Makan

Makan Siang

Minum diluar waktu Makan

Makan Malam

Lain-lain

(7)

No

Usia Riwayat Penyakit Sarapan Asupan Air(cc)

(8)
(9)
(10)

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

airminum * konsentrasi 60 100.0% 0 .0% 60 100.0%

airminum * konsentrasi Crosstabulation Count

konsentrasi

Total rendah-sedang tinggi

airminum defisit 29 1 30

Continuity Correctionb 12.800 1 .000

Likelihood Ratio 17.256 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 14.772 1 .000

N of Valid Cases 60

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.50.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Asian Food Information Centre. 2000. Fluid The Forgotten Factor. http//www.AFIC.org

Almatsier, S., 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Briawan, D., 2011. Konsumsi Minuman pada Remaja dan Preferensinya di Jakarta dan Bandung. www.persagi.org

Fauzi, M., 2011 Aktivitas Fisik dan Kaitannya dengan Kebutuhan dan Tingkat Asupan Air Pada Remaja Dan Dewasa., Bogor. Departement Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Hardinsyah., Sriardiningsih., Razaktaha., Briawan, D., Effendi, Y, H., Aries, M., Lestari, K,S ., Nindya ,T,S ., Hindri, N., Fatimah, S., 2010. Kebiasaan Minum dan Status Hidrasi pada Remaja dan Dewasa di Dua Wilayah Ekologi Berbeda. Tim THIRST (The Indonesian Regional Hydration Study). Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin

Hidayat, S., Marettih, A.K.E., 2010. Pengaruh Musik Klasik Terhadap Daya Tahan Konsentrasi Belajar. Jurnal Psikologi.

Mann, J., Stewart A.T., 2007. Essential of Human Nutrition Third Edition.USA: Oxford University Press inc.

Muchtadi, D., Nurheni, S., Astawan, M., Metabolisme Zat Gizi Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

(12)

Rachman., Taufik, m., 2011. Perbandingan Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa Berdasarkan Kondisi Temperatur dan Pencahayaan Ruang Kelas di SMK Negeri 5 Bandung., UPI

Santoso, B.L., Hardinsyah., Siregar, P., Pardede, S.O., 2011. Air Bagi Kesehatan. Jakarta: Centra Communications.

Sawka, M., Samuel, N.C., Robert, C., 2005. Human Water Needs. Nutr Rev 63: S30-S39.

Sumartno., 2004. Tingkat konsentrasi dan prilaku belajar siswa. Bandung: Angkasa

Sugiyono., 2008. Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung . Alfabeta

Wahlquist, M.L., 2007. Food and Nutrition Australia Asia and The Pasific. USA: Allen & Unwin Publishing Company.

(13)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPRASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Penelitian ini untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana hubungan antara kecukupan asupan air minum dengan konsentrasi belajar pada remaja.

Gambar 3.1 adalah kerangka konsep penelitian.

3.2. Definisi Operasional

Kecukupan konsumsi air minum adalah asupan air dibandingkan dengan kebutuhan sehingga dapat dilakukan penilaian tingkat asupan air terhadap kebutuhan. Maka pertama sekali kita harus mengetahui tingkat kebutuhan air. Menurut ( Briawan, 2011) yang dikutip dari Pedoman Umum Gizi Seimbang, anjuran air minum adalah sebanyak 2 Liter per hari.

Rumus yang digunakan untuk mengukur kecukupan air minum adalah:

Tingkat Asupan Air = Asupan air x100%

Kebutuhan air

Tingkat asupan air dikategorikan mengacu pada cut off point tingkat kecukupan energi (Depkes) yaitu defisit tingkat berat jika(<70%), defisit tingkat sedang (<80%), defisit tingkat ringan (<90%) dan cukup (90-119%) serta kelebihan jika (>120%). Subyek dikategorikan menjadi dua kategori dengan skala nominal yaitu tingkat asupan air defisit (<90%) dan tingkat asupan cukup (>90%)

(14)

Konsentrasi belajar adalah kemampuan untuk memusatkan pikiran terhadap aktifitas belajar. Cara yang digunakan adalah dengan menggunakan army alpha test. Terdiri dari 12 soal yang berisi angka dan deretan bentuk. Soal satu kadang terkait dengan soal sebelumnya. Setiap soal diberi waktu menjawab selama 5 detik. Yang diukur dalam test adalah kemampuan daya tangkap dalam menerima dan melaksanakan instruksi.

Contohnya: narator akan mendiktekan soal sebagai berikut “coretlah angka ganjil dalam kotak dan coretlah angka genap yang berhuruf dalam lingkaran!”

Gambar. 3.2 adalah contoh soal army alpha test.

Hasil akan dibagi menjadi tiga kategori ordinal yaitu konsentrasi baik, konsentrasi sedang dan konsentrasi rendah.

3.3. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah “ada hubungan antara kecukupan air minum dengan konsentrasi belajar”.

6A 5

7

9 2F 5P 3

(15)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan desain case control. Dengan satu kali pengamatan, akan mendeskripsikan bagaimana hubungan antara kecukupan asupan air minum dengan konsentrasi belajar pada siswa di SMA Negeri 5 Binjai. Pada tahap awal, responden diminta mencatat food recall satu hari kedepan (24 jam)tentang berapa banyak asupan air minum yang telah mereka konsumsi, lalu peneliti mengelompokkan kedalam dua kategori yaitu cukup asupan air minum sebagai control dan defisit asupan air minum sebagai case, setelah itu responden diuji dengan menggunakan army alpha test.Dimana semua sampel dipilih dengan cara consecutive sampling.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan bulan september 2013 terhadap siswa SMA Negeri 5 Binjai. Sekolah ini dipilih karena sekolah tersebut memiliki aktivitas yang cukup padat menjadi subjek penelitian . Faktor kemudahan (ekonomis) juga menjadi alasan bagi peneliti memilih sekolah tersebut.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

(16)

• Kriteria inklusi: Sehat

Siswa SMA Negeri 5 Binjai • Kriteria eksklusi:

Tidak sarapan

Menolak menjadi responden

4.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer. Digunakan

food recall untuk mengumpulkan data kecukupan asupan air minum responden

untuk mengelompokkan kategori cukup asupan air minum atau defisit asupan air minum. Sedangkan penilaian tentang konsentrasi belajar menggunakan army alpha test.

4.5. Metode Analisis Data

(17)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 5 Binjai yang terletak di jalan Jambi no 2 Kelurahan Rambung Barat Kecamatan Binjai Selatan- Binjai.

Pada Tahun Ajaran 2012-2013 Sekolah ini memiliki jumlah siswa sebanyak 889 orang yang terdiri dari 384 total siswa kelas X yang dibagi menjadi 8 kelas, 264 siswa kelas XI yang dibagi menjadi 6 kelas, dan 241 total siswa kelas XII yang dibagi menjadi 5 kelas.

SMA Negeri 5 Binjai memunyai batas sebagai berikut: Batas Utara : Jalan Sibolga

Batas Selatan : Jalan Jambi Batas Timur : Jalan Jambi

(18)

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Reponden

Respomden dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 5 Binjai dengan jumlah responden sebanyak 60 orang dengan distribusi dapat dilihat dalam tabel.

Tabel 5.1 Distribusi dari Responden

Dari tabel 5.1. dapat diketahui bahwa responden yang memliki jenis kelamin laki-laki seimbang dengan jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 30 orang

Dari tabel 5.1. juga menunjukkan bahwa mayoritas umur reponden adalah 17 tahun yaitu sebanyak 33 orang (55%), umur reponden 16 tahun yaitu sebanyak 15 orang (25%), umur responden 15 tahun yaitu sebanyak 8 orang (13,3%), dan umur 18 tahun yaitu sebanyak 4 orang (6,6%)

(19)

5.1.3 Distribusi Kecukupan Asupan Air Minum Responden Tabel 5.2. Distribusi Kecukupan Asupan Air Minum Responden

Frekuensi (n) Persentase (%)

Cukup Minum 30 50.0

Defisit Minum 30 50.0

Total 60 100.0

Dari tabel 5.2 di dapat kan bahwa jumlah responden yang asupan air minumnya cukup sama banyaknya dengan responden yang asupan air minumnya defisit yaitu sebanyak 30 orang.

5.1.4 Distribusi Konsentrasi Belajar Responden Tabel 5.3 Distribusi Konsentrasi Belajar Responden

Frekuensi (n)

Persentase(%)

Konsentrasi Rendah 6 10

Konsentrasi Sedang 39 65

Konsentrasi Tinggi 15 25

Total 60 100.0

(20)

5.1.5 Hubungan Kecukupan Asupan Air Minum dengan Konsentrasi Belajar Responden

Tabel 5.4 Distribusi Responden Menurut Hubungan Kecukupan Asupan Air Minum dengan Konsentrasi Belajar

Konsentrasi belajar

(21)

terdapat 16 (53,3%) orang dengan konsentrasi belajar sedang, dan 14 (46,6%) orang dengan konsentrasi belajar tinggi.

5.1.6 Hasil Uji Statistik

Untuk memenhi syarat uji chi square, maka dibuat tabel 2x2 sebagai berikut: Tabel 5.5. Tabulasi Silang Hubungan Kecukupan Asupan Air Minum dengan Konsentrasi Belajar Responden

(22)

Tabel 5.6. Hasil Uji Chi Square

Continuity Correctionb 12.800 1 .000

Likelihood Ratio 17.256 1 .000

Tabel 5.6 menunjukkan bawa hasil uji statistik variabel kecukupan asupan air minum dengan konsentrasi belajar di peroleh nilai hitung p <0,001 yang artinya hubugan yang sangat signifikan.

5.2 Pembahasan

Pada penelitian ini didapatkan bahwa dari 30 orang dengan asupan air minum defisit terdapat 29 (96,6%) orang yang memiliki konsentrasi belajar rendah-sedang. Hal ini sejalan dengan (Hardinsyah,2010 ) Ketika tubuh kekurangan air atau dehidrasi, cairan di otak akan menurun, asupan oksigen yang harusnya mengalir ke otak pun berkurang. Akibatnya, sel-sel otak menjadi tidak aktif dan tidak berkembang. Dan ketika itu terjadi, otak tidak bisa menjalankan fungsi normalnya lagi, terutama fungsi kognitif yang akhirnya membuat seseorang menjadi tidak konsentrasi.

Pada penelitian ini didapatkan dari 30 orang dengan asupan air minum defisit terdapat 1 orang (3,3%) memiliki konsentrasi tinggi, penulis menduga hal ini terjadi oleh karena asupan air minum pada sampel tidak dicatat dengan baik.

(23)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dn uraian dari pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari penelitian ini didapati responden dengan kecukupan asupan air minum yang defisit sebanyak 30 orang (50%), sama banyak dengan responden dengan asupan air minum cukup.

2. Dari penelitian ini didapati responden dengan konsentrasi belajar tinggi sebanyak 15 orang (25%).

3. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara kecukupan asupan air minum dengan konsentrasi belajar pada siswa SMA Negeri 5 Binjai (p<0,001).

6.2 Saran

Dari seluruh proses penelitian ini yang telah dijalani oleh penulis dalam menyelesaikan penelitian ini maka dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat dabagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini. Adapun saran tersebut yaitu:

1. Bagi peneliti jika ingin melanjutkan penelitian ini agar melakukan randomisasi untuk memastikan hasil dari penelitian ini.

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang jenis air yang dikonsumsi.

3. Bagi Dinas kesehatan agar menyebar luaskan informasi hubungan kecukupan asupan air minum dengan konsentrasi belajar karena masih banyak yang tidak mengetahui hal ini.

(24)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air sebagai Zat Gizi Esensial

Air merupakan komponen yang yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Asupan air yang kurang ataupun berlebih akan menimbulkan masalah bagi tubuh. Bayi normal berkisar 70-75% berat badan, pada bayi prematur sebesar 80%, sebelum pubertas sebesar 65-70%, dan orang dewasa 50-60% dari berat badan (Santoso et al., 2011). Almatsier (2003) menyatakan bahwa air mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, antara lain:

1. Pelarut dan alat angkut

Air di dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut zat-zat gizi berupa monosakarida, asam amino, lemak, vitamin, serta mineral, dan bahan-bahan lain yang oleh tubuh seperti oksigen dan hormon-hormon. Zat-zat gizi dan hormon ini dibawa ke sel-sel yang membutuhkan. Disamping itu, air sebagai pelarut mengangkut sisa-sisa metabolisme termasuk karbondioksida dan ureum untuk dikeluarkan dari tubuh melalui paru-paru, kulit, dan ginjal.

2. Pelumas

Air berperan sebagai pelumas dalam sendi-sendi tubuh. 3. Katalisator

Air berperan sebagai katalisator dalam berbagai reaksi biologik dalam sel, termasuk dalam saluran cerna. Air diperlukan pula untuk memecah atau menghidrolisis zat gizi kompleks menjadi bentuk-bentuk yang lebih sederhana.

4. Fasilitator pertumbuhan

(25)

5. Pengatur suhu

Air memegang peranan dalam mendistribusikan panas di dalam tubuh karena kemampuan air untuk menyalurkan panas. Sebagian panas yang dihasilkan dari metabolisme energi diperlukan untuk mempertahankan suhu tubuh pada 37°C. Suhu ini paling cocok untuk bekerjanya enzim-enzim di dalam tubuh. Kelebihan panas yang diperoleh dari metabolisme energi perlu segera disalurkan ke luar. Sebagian besar pengeluaran kelebihan panas ini dilakukan melalui penguapan air dari permukaan tubuh (keringat). Tubuh setiap waktu mendinginkan diri melalui penguapan air.

2.2. Kebutuhan Air

Kebutuhan air sangat bervariasi antar individu. Besarnya kebutuhan dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, suhu, dan kelembaban lingkungan serta aktivitas fisik. Penentuan kebutuhan air untuk orang sehat dapat didasarkan pada umur, berat badan, asupan energi dan luas permukaan tubuh (Praboprastowo & Dwiriani, 2004).

Kebutuhan air akan meningkat seiring bertambahnya umur, mulai 0.6 L pada bayi hingga 1.7 L pada anak-anak. Pada orang dewasa kebutuhan air meningkat menjadi 2.5 L untuk aktivitas sedentary dan 3.2 L untuk aktivitas fisik sedang, untuk orang dewasa yang lebih aktif yang tinggal di lingkungan panas memiliki kebutuhan air sekitar 6 L (Sawka et al., 2005).

The National Research Council diacu dalam (Sawka et al. 2005)

merekomendasikan intake air harian yaitu sekitar 1 mL/kkal energi yang dikeluarkan. Asupan air yang dianjurkan di Filipina tergantung pada energi yang dikeluarkan (energy expenditure) dan keadaan lingkungan, yaitu sebesar 1 mL/Kal dari energi yang dikeluarkan. Jumlah tersebut dapat meningkat menjadi 1.5 mL/Kal tergantung dari aktivitas fisik dan pengeluaran keringat sampel (Barba & Cabrera, 2008).

(26)

Kebutuhan air yang berasal dari asupan air dari makanan, air dari minuman dan air metabolik adalah sebesar 1.31 mL/Kal untuk pria dan 1.22 mL/Kal untuk wanita pada golongan usia dewasa (19-70 tahun), sedangkan pada anak-anak (9-13 tahun) yaitu sebesar 1.15 mL/Kal untuk laki-laki dan 1.11 mL/Kal untuk perempuan (Manz & Wentz, 2005). Berdasarkan kebutuhan air pada dewasa dan anak-anak tersebut, maka diasumsikan rata-rata kebutuhan air pada remaja adalah sebesar 1.15 mL/Kal untuk remaja perempuan dan 1.23 mL/Kal untuk remaja laki-laki. Kebutuhan air menurut Popkin et al. (2010) yang membandingkan antara Adequate Intake (AI) air dengan Estimated Energy Requirement (EER) pada remaja adalah sebesar 1.15 mL/Kal untuk remaja perempuan dan 1.18 mL/Kal untuk remaja laki-laki.

Berdasarkan studi yang dilakukan Asian Food Information Centre (2000), persentase air dalam tubuh berbeda pada setiap orang, tergantung dari komposisi tubuh, usia dan jenis kelamin. Laki-laki memiliki lebih banyak air dalam tubuhnya dibandingkan perempuan pada semua kelompok usia karena pria memiliki otot tanpa lemak (lean muscle) lebih besar dari wanita. Otot menahan lebih banyak air dibandingkan jaringan lemak. Institute of Medicine (2005) menyebutkan bahwa jaringan lemak bebas mengandung 70-75% air, sedangkan jaringan lemak mengandung 10-40% air.

(27)

2.3. Sumber Air Bagi tubuh

Kebanyakan air diperoleh dari minuman, yaitu sekitar 1650 mL per hari dalam bentuk air, teh, kopi, soft drink, susu, dan sebagainya (Muchtadi et al., 1993). Berdasarkan Institute of Medicine (2004) dalam Santoso et al. (2011), asupan air pada populasi di Amerika Serikat menunjukan total asupan air 28% berasal dari makanan dan 72% dari minuman, yang terdiri dari 28% air putih dan 44% minuman lain-lain. Penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh Fauji (2011) menyatakan bahwa kontribusi asupan air dari air putih dan minuman lainnya terhadap total asupan air yaitu sebesar 73.5% pada sampel remaja, sedangkan rata-rata asupan air dari makanan dan air metabolik terhadap total asupan air sebesar 26.5%. Menurut Santoso et al. (2011), secara umum dari berbagai penelitian dapat disimpulkan bahwa kontribusi air dari minuman yaitu 65% dan air dari makanan dan air metabolik sebesar 35%.

Penelitian yang dilakukan oleh Kant dan Graubard (2010) menggunakan data National Health and Nutrition Examination Surveys (NHANES) tahun 2005- 2006, menunjukkan bahwa asupan air putih semakin meningkat sesuai dengan bertambahnya usia dari 22% pada usia 2-5 tahun menjadi 33% pada usia 12-19 tahun. Penelitian yang dilakukan oleh Fulgoni (2007) pada anak usia 4-18 tahun dan dewasa diatas 19 tahun menunjukkan bahwa pada anak semakin bertambahnya usia, asupan air putih semakin banyak, namun pada dewasa, semakin bertambahnya usia, asupan air putih semakin menurun.

Menurut survei yang dilakukan oleh Asian Food Information Center (1998) di Singapura meyatakan bahwa sebagian besar orang Singapura mengonsumsi air putih (74%). Asupan minuman selain air putih yang paling banyak dikonsumsi adalah teh dan kopi (32%), serta minuman berkarbonasi sebagai minuman kedua yang paling banyak dikonsumsi.

Asupan air dari makanan

(28)

diperoleh dari makanan. Jumlah air dari makanan 700-1000 mL per hari (Tabel 2.3). Jumlah ini tergantung pada pola konsumsi makan, jika banyak mengonsumsi makanan lembek atau cair, sayur dan buah termasuk salad, maka sumber air tubuh dari makanan akan lebih tinggi. Akan terjadi sebaliknya bila seseorang lebih banyak mengonsumsi makanan dari produk serealia, tepung dan daging yang kering (Santoso et al., 2011).

Sebagian besar sumber air dari makanan pada orang Indonesia adalah makanan pokok (46%), serta buah dan sayur (30%). Makanan pokok yang dikonsumsi pada umumnya adalah nasi yang mengandung kadar air 25-35%, sementara buah dikonsumsi dalam jumlah yang relatif sedikit meskipun banyak kadar airnya (Hardinsyah et al., 2010 dalam Santoso et al., 2011).

Tabel 2.3. Keseimbangan Cairan (Asupan dan keluaran).

Sumber Air Tubuh

Jumlah (mL) Pengeluaran Air

Tubuh

Jumlah (mL)

Minuman/ cairan 550-1.500 Urin/ginjal 500-1.400

Makanan 700-1.000 Keringat/kulit 450-900

Hasil metabolisme 200-300 Pernapasan/paru 350

Tinja 150

Total 1.450-2800 Total 1.450-2800

Whitney dan Rolfes (2008).

2.4. Kebiasaan Minum

(29)

nonkemasan 1-3 kali per minggu. Sampel yang minum soft drink 1-3 kali per minggu sebesar 60,5%. Sebesar 86% Sampel tidak pernah minum kopi dan 70,9% Sampel tidak pernah minum minuman isotonik dalam satu minggu.

Saat berada di sekolah, sebesar 36% sampel menyukai minum teh kemasan, sebesar 52,3% sampel memperoleh informasi tentang minuman kesukaan dari televisi, sebesar 37,2% Sampel minum minuman kesukaan tersebut karena alasan rasanya yang enak. Sebesar 55,8% sampel memiliki minuman larangan dari orangtua. Minuman larangan 37,5% sampel adalah es. Sebesar 55,4% sampel minum air 3-4 kali saat di sekolah. Asal minuman sebesar 76,7% sampel berasal dari kantin dan pedagang kaki lima. Sebesar 47,7% contoh minum air pada saat haus dan 70,9% sampel minum air di sekolah setelah melakukan aktivitas olahraga.

Rata-rata intake cairan dari makanan adalah 426,6 ± 126 ml per hari dan rata-rata intake cairan dari minuman adalah 1597,8 ± 243 ml per hari. Rata-rata intake cairan yang berasal dari makanan dan minuman adalah 2024,4 ± 287,4 ml. Rata-rata kebutuhan cairan sampel (umur 10-12 tahun) yang dihitung dengan rumus Grant & DeHoog (1999) yang diacu dalam Mahan K. & Escott-Stump (2004) adalah 1789,7±158,1 ml per hari dan rata-rata kebutuhan cairan sampel (umur 10-12 tahun) (dihitung dengan rekomendasi dari The National Research Council (NRC) diacu dalam Sawka M et al. (2005) adalah 1516,7 ± 125,3 ml per hari. Sebesar 62,8% contoh mengalami dehidrasi ringan sementara 37,2% contoh tidak mengalami dehidrasi. Tanda-tanda fisik dehidrasi yang paling banyak ditemui adalah haus, lelah serta kulit kering. Hasil analisis bivariat dengan Uji Chi Square menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persentase tingkat konsumsi cairan dengan kecenderungan dehidrasi. Hasil analisis bivariat dengan Uji korelasi Pearson menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara intake energi dengan persentase tingkat konsumsi cairan.

2.5. Dampak Kekurangan Asupan Air pada Remaja

(30)

jenis, yaitu hipovolemia dan dehidrasi. Hipovolemia adalah kondisi terjadi pengurangan volume cairan ekstrasel. Keadaan ini terjadi bila keluaran airnya adalah cairan yang isotonik, yaitu air dan natrium keluar dalam jumlah yang sebanding (proporsional) sehingga osmolalitas plasma tidak berubah atau kadar natrium plasma tetap normal. Hipovolemia atau disebut juga deplesi volume, dapat terjadi misalnya pada perdarahan atau diare (Santoso et al., 2011).

Dehidrasi adalah kondisi terjadinya pengurangan volume cairan intrasel. Dehidrasi terjadi bila air yang keluar adalah cairan hipotonik, yaitu volume air yang keluar jauh lebih besar dari jumlah natrium yang keluar (Santoso et al., 2011). Survei di Singapura menunjukkan 70% orang Singapura minum jika merasa haus (AFIC 1998). Asian Food Information Centre (AFIC) (1999) menyatakan bahwa pada saat manusia merasa haus, berarti sedang mengalami dehidrasi. Banyak orang mengasumsikan bahwa haus merupakan indikator yang baik dari kebutuhan cairan. Meskipun demikian, haus sebenarnya merupakan suatu tanda bahwa tubuh baru saja mengalami dehidrasi. Cairan harus diganti sebelum rasa haus ini timbul. Tanda-tanda dehidrasi bervariasi mulai dari haus dan lemas sampai kerusakan fungsi ginjal. Menurut AFIC (2000) tanda-tanda dehidrasi adalah sebagai berikut:

1. Dehidrasi tingkat ringan: haus, lelah, kulit kering, mulut dan tenggorokan kering.

2. Dehidrasi tingkat sedang: detak jantung makin cepat, pusing, tekanan darah rendah, lemas, konsentrasi urinnya pekat, tetapi volumenya kurang. 3. Dehidrasi tingkat berat: muscle spams (kejang), swollen tongue (lidah

bengkak), kegagalan fungsi ginjal, poor blood circulation (sirkulasi darah yang tidak lancar), dan sebagainya.

(31)

serta peningkatan frekuensi nafas. Kehilangan 7-10% berat badan dapat mengakibatkan otot kaku serta colapse. Pada kehilangan 11% berat badan dapat menimbulkan penurunan volume darah serta dapat berakibat pada kegagalan fungsi ginjal.

2.6. Konsentrasi Belajar

Konsentrasi belajar merupakan suatu perilaku dan fokus perhatian siswa untuk dapat memperhatikan dalam setiap pelaksanaan dan pembelajaran, serta dapat memahami setiap pelajaran yang telah diberikan (Sumartno, 2004).

Konsentrasi belajar dalam Rachman (2011) yang dikutip dalam (Pineal re

Programing) adalah kesadaran yang mampu menginterpretasi dan menyimpan

segala informasi tanpa pilih-pilih yang dianggap berguna atau tidak yang meliputi:

1. Interpretasi dari setiap individual indra yang diproses oleh masing-masing pancaindra yang memiliki output sendiri-sendiri, seperti :

a. Mata menerima input secara visual dan kemudian otak dapat menginterpretasikannya.

b. Telinga mendapatkan input getaran suara dan kemudian otak dapat menginterpretasikannya.

c. Hidung menerima input penciuman bau dari lingkungan sekitarnya dan kemudian otak dapat menginterpretasikannya.

d. Kulit menerima input peraba udara, kasar, halus, yang dirasakan dan kemudian disampaikan ke otak lalu menginterpretasikannya.

e. Lidah menerima input perasa dan kemudian otak dapat menginterpretasikannya.

(32)

2.7. Pengaruh Dehidrasi terhadap konsentrasi

Menurut Prof Dr. Ir. Hardinsyah, ahli gizi dan pangan sekaligus dekan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Petanian Bogor (IPB), kekurangan air bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan otak. "Kurang 1 persen saja bisa mengalami gangguan ingatan," ujarnya dalam acara seminar 'Waspadai Efek Dehidrasi Terhadap Kesehatan di Hotel Akmani, Jakarta, Kamis (22/10/2009).

Hardinsyah mengatakan bahwa hampir sebagian besar komposisi otak terdiri atas cairan, dan ketika otak tidak mendapatkan asupan air yang cukup, akan terjadi gangguan fungsi kognitif (kepandaian) di otak.

(33)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

WHO mengategorikan usia remaja berada pada kisaran umur 10-19 tahun. Ciri- ciri spesifik pada usia remaja adalah pertumbuhan yang cepat, perubahan emosional, dan perubahan sosial. Mann dan Stewart (2007) menambahkan bahwa remaja belum sepenuhnya matang baik secara fisik, kognitif, dan psikososial. Dalam masa pencarian identitas ini remaja cepat sekali terpengaruh oleh lingkungan. Lebih jauh, kebiasaan makan dan minum remaja dipengaruhi oleh keluarga, teman, dan media terutama iklan di televisi. Teman sebaya berpengaruh besar terhadap remaja dalam hal memilih jenis makanan. Ketidakpatuhan terhadap teman dapat mengakibatkan dirinya “terkucil” dan akan merusak rasa percaya diri.

Gustam (2012) yang mengacu kepada Wahlquist (1997) menegaskan bahwa pada fase remaja seseorang mengalami perubahan pada karakteristik fisik, psikis, aturan sosial, dan tanggung jawab. Satu hal yang penting akibat perubahan tersebut adalah kontrol yang berlebihan terhadap pola asupan makanan dan asupan minuman ke arah yang kurang baik. Salah satu contoh masalah dalam hal ini adalah kurangnya konsumsi air minum yang menyebabkan kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi. Dehidrasi merupakan kondisi kekurangan cairan tubuh karena jumlah cairan yang keluar lebih banyak daripada cairan yang masuk. Menurut Asian Food Information Centre (2010). Dehidrasi dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu dehidrasi ringan, dehidrasi sedang, serta dehidrasi tingkat berat.

(34)

dehidrasi ringan. Whitmire (2004) menyatakan bahwa gejala dehidrasi akut bervariasi diantaranya haus, lemah, lelah, sedikit gelisah, sulit berkonsentrasi, bahkan pada kondisi yang berat dapat mengakibatkan otot kaku dan colapse.

Menurut Faridi (2002), sulit berkonsentrasi merupakan salah satu gejala pada dehidrasi. Sementara itu konsentrasi merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan prestasi belajar karena siswa yang mampu berkonsentrasi ketika menerima pelajaran di kelas, akan lebih cepat menangkap materi yang diberikan oleh guru, sehingga akan berpengaruh positif pada prestasi belajarnya. Dengan demikian, keadaan dehidrasi yang marak terjadi pada remaja dapat menurunkan produktifitas belajar (prestasi belajar) karena dapat menyebabkan penurunan konsentrasi. Maka saya merasa perlu untuk mendapatkan data mengenai prevalensi penurunan konsentrasi pada remaja di Indonesia, khususnya di SMA Negeri 5 Binjai. Sekaligus mengkaji salah satu penyebab yang mungkin mendasarinya yaitu kecukupan konsumsi air minum.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, didapatkan rumusan masalahnya adalah : “apakah ada hubungan kecukupan konsumsi air minum dengan konsentrasi belajar?”

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan Umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara kecukupan konsumsi air minum dengan konsentrasi belajar pada siswa SMA Negeri 5 Binjai.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus pada penelitian ini adalah:

(35)

2. Mengetahui gambaran kebiasaan minum pada siswa di SMA Negeri 5 Binjai.

3. Mengetahui gambaran konsentrasi belajar pada siswa SMA Negeri 5 Binjai.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penlitian ini diharapkan dapat memberikan manafaat untuk:

1. Bagi pemerintah dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan dalam upaya pencegahan konsentrasi belajar siswa yang menurun karena konsentrasi yang menurun dapat mempengaruhi prestasi belajar para siswa.

2. Bagi masyarakat dapat dijadikan bahan penambah pengetahuan bahwa ada pengaruh kecukupan air minum dengan konsentrasi belajar.

3. Bagi sekolah dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan dalam upaya pencegahan konsentrasi belajar siswa yang menurun karena konsentrasi yang menurun dapat mempengaruhi prestasi belajar para siswa.

4. Bagi responden dapat dijadikan bahan penambah pengetahuan serta senantiasa di praktikkan agar dapat menambah prestasi belajar.

(36)

ABSTRAK

Air merupakan komponen yang yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Asupan air yang kurang ataupun berlebih akan menimbulkan masalah bagi tubuh. Salah satunya masalah dalam berkonsentrasi. Konsentrasi merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan prestasi belajar. Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara kecukupan konsumsi air minum dengan konsentrasi belajar pada siswa SMA Negeri 5 Binjai.

Metode penelitian analitik dengan desain case control. Pada tahap awal, respoden diminta mencatat food recall satu hari kedepan (24 jam)tentang berapa banyak asupan air minum yang telah mereka konsumsi, lalu peneliti mengelompokkan kedalam dua kategori yaitu cukup asupan air minum sebagai control dan defisit asupan air minum sebagai case, setelah itu responden diuji dengan menggunakan army alpha test.Dimana semua sampel dipilih dengan cara consecutive sampling

Hasil dari penelitian ini didapati responden dengan kecukupan asupan air minum yang defisit 30 orang (50%), sama banyak dengan responden dengan asupan air minum cukup. Responden yang memiliki konsentrasi belajar rendah pada penelitian ini adalah 6 orang (10%), konsentrasi belajar sedang sebanyak 39 orang (65%), dan konsentrasi belajar tinggi sebanyak 15 orang (25%).

Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara kecukupan asupan air minum dengan konsentrasi belajar pada siswa SMA Negeri 5 Binjai (p<0,001).

(37)

HUBUNGAN KECUKUPAN KONSUMSI AIR MINUM

DENGAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 5 BINJAI

Oleh : FADLI ILHAMI

100100006

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(38)

HUBUNGAN KECUKUPAN KONSUMSI AIR MINUM

DENGAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 5 BINJAI

“Proposal penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran”

Oleh : FADLI ILHAMI

100100006

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(39)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : HUBUNGANKECUKUPANKONSUMSIAIRMINUM DENGANKONSENTRASIBELAJARSISWASMA NEGERI5BINJAI

Nama : Fadli Ilhami NIM : 100100006

Pembimbing Penguji I

(dr. Muhammad Ali, Sp.A (K)) (dr. Adi Muradi Muhar, Sp.B-KBD) (NIP : 196905241999031001) (NIP : 196712072000121001)

Penguji II

(dr.Kristina Nadeak, Sp.KK) (NIP : 196312281989032003)

Medan, Januari 2014 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(40)

ABSTRAK

Air merupakan komponen yang yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Asupan air yang kurang ataupun berlebih akan menimbulkan masalah bagi tubuh. Salah satunya masalah dalam berkonsentrasi. Konsentrasi merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan prestasi belajar. Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara kecukupan konsumsi air minum dengan konsentrasi belajar pada siswa SMA Negeri 5 Binjai.

Metode penelitian analitik dengan desain case control. Pada tahap awal, respoden diminta mencatat food recall satu hari kedepan (24 jam)tentang berapa banyak asupan air minum yang telah mereka konsumsi, lalu peneliti mengelompokkan kedalam dua kategori yaitu cukup asupan air minum sebagai control dan defisit asupan air minum sebagai case, setelah itu responden diuji dengan menggunakan army alpha test.Dimana semua sampel dipilih dengan cara consecutive sampling

Hasil dari penelitian ini didapati responden dengan kecukupan asupan air minum yang defisit 30 orang (50%), sama banyak dengan responden dengan asupan air minum cukup. Responden yang memiliki konsentrasi belajar rendah pada penelitian ini adalah 6 orang (10%), konsentrasi belajar sedang sebanyak 39 orang (65%), dan konsentrasi belajar tinggi sebanyak 15 orang (25%).

Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara kecukupan asupan air minum dengan konsentrasi belajar pada siswa SMA Negeri 5 Binjai (p<0,001).

(41)

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr.Wb.,

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan proposal penelitian ini dengan judul “Hubungan

Kecukupan Konsumsi Air Minum dengan Konsentrasi Belajar Siswa SMA Negeri

5 Binjai”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal penelitian ini dapat

terselesaikan berkat dorongan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr.Muhammad Ali Sp.A (K), selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan dalam

penyusunan laporan hasil penelitian.

3. dr. Ariyati Yossi, Sp.KK, selaku dosen penasehat akademik penulis selama

menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4. Ayahanda Prof. Dr. rer. nat. Effendy De Lux Putra, SU, Apt. dan Ibunda Hj

Surya Haslinda tercinta yang telah memberi semangat, dorongan, bantuan

(42)

5. Abang, Ahmad Yusran Sulthoni, S.Pi dan Irsyadi Fauzul Aziem B. IT with

Honour, atas semangat, dorongan, dan cinta kasih.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan proposal ini masih jauh

dari sempurna sehingga saran dan kritik yang bersifat membangun sangat

diperlukan untuk penulis. Harapan penulis semoga proposal penelitian ini dapat

memberikan manfaat bagi kita semua. Amin Ya Robbal Alamin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Medan, Desember 2013,

(43)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan ……….. i

Daftar isi ………... ii

Daftar tabel... iv

Daftar gambar... v

BAB 1 PENDAHULUAN ………... 1

1.1. Latar Belakang ………... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ……….... 2

1.4. Manfaat Penelitian ……….. 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ……… 4

2.1. Air sebagai Zat Gizi Esensial ...………… 4

2.2. Kebutuhan Air ………... 5

2.3. Sumber Air Bagi Tubuh... 6

2.4. Kebiasaan Minum... 8

2.5. Dampak Kekurangan Asupan Air pada Remaja... 9

2.6. Konsentrasi... 11

2.7. Pengaruh Dehidrasi Terhadap Konsentrasi... 12

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL .... 13

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ………... 13

3.2. Definisi Operasional ………... 13

3.3. Hipotesis ………... 14

BAB 4 METODE PENELITIAN ………... 15

4.1. Jenis Penelitian ………...15

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ………...15

(44)

4.4. Teknik Pengumpulan Data ………16

4.5. Pengolahan dan Analisa Data ……….16

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 17

5.1. Hasil Penelitian ... 17

5.1.1. Deskripi Lokasi Penelitian ... 17

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 17

5.1.3. Distribusi Kecukupan Asupan Air Minum Responden 19

5.1.4. Distribusi Konsentrasi Belajar Responden... 19

5.1.5. Hubungan Kecukupan Asupan Air Minum dengan Konsentrasi Belajar Responden ... 20

5.1.6 Uji Statistik... 20

5.2. Pembahasan ... 21

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 22

6.1. Kesimpulan ... 22

6.2. Saran ... 22

(45)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.3... 8

Tabel 5.1 ... 18

Tabel 5.2 ... 19

Tabel 5.3 ... 19

Tabel 5.4 ... 20

Tabel 5.5... 20

Tabel 5.5... 20

Tabel 5.6... 21

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1... 13

Gambar

Gambar. 3.2 adalah contoh soal army alpha test.
Tabel 5.1 Distribusi dari Responden
Tabel 5.2. Distribusi Kecukupan Asupan Air Minum Responden
Tabel 5.4 Distribusi Responden Menurut Hubungan Kecukupan Asupan Air
+5

Referensi

Dokumen terkait

Jenis air minum yang dikonsumsi siswa/siswi setelah air minum tawar adalah jenis minuman teh yakni 32,3 %.Jumlah konsumsi air minum siswa/siswi masih ada yang kurang yaitu 46,2

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, VITAMIN C, DAN KEBIASAAN MINUM TEH DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN, KABUPATEN SUKOHARJO,

Mandiri Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 2

p = 0.007 (p &lt; 0,05). Koefisien korelasi tersebut mengindikasikan adanya hubungan variabel kesesakan dengan variabel konsentrasi belajar. Tingkat signifikansi sebesar p &lt;

Secara umum dari hasil penelitian pada Tabel 3 diketahui bahwa siswa di SMA Negeri 1 Binjai memiliki tingkat disiplin belajar dan kemandirian belajar tetapi dalam katagori

(62%) dari 13 orang, mengatakan tahu manfaat air minum tetapi mereka minum air dalam jumlah yang bisa dikatakan masih kurang dari jumlah yang dianjurkan (hanya.. sekitar

Hasil: Menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara prokrastinasi akademik dengan konsentrasi belajar dan prestasi akademik pada siswa kelas XI di SMA Muhammadiyah

i HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 BINJAI Ingrid Anastasia Hutapea 15010116120064 Fakultas Psikologi