• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba."

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan

mengenai Narkoba

OLEH:

DINA META FADRI

070100206

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan

mengenai Narkoba

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH:

DINA META FADRI

070100206

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian:

Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba

Nama : DINA META FADRI NIM : 070100206

Pembimbing Penguji I

(dr. Datten Bangun, Msc Sp.FK) (dr. Tina Christins L Tobing)

NIP : 130349092 NIP : 19610910198712 2 001

Penguji II

(dr. Juliandi Harahap, MA)

NIP : 19700702 199802 1 001

Medan, Desember 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Narkoba sekarang ini merupakan permasalahan masyarakat sehari-hari di Medan begitu juga didaerah lain. Namun, banyak yang gagal menyadari pentingnya pengetahuan mengenai narkoba di kalangan remaja, maka sebelum mencapai publik, sebuah penelitian telah dilakukan di kalangan siswa-siswi SMA Negeri 5 Medan.

Ini adalah studi deskriptif dengan metode cross sectional, bertujuan untuk mempelajari tingkat pengetahuan siswi SMA Negeri 5 Medan mengenai narkoba. Sampel adalah siswa-siswi SMA Negeri 5 Medan yang berjumlah 90 orang dari kelas X, XI, dan XII. Setiap angkatan, 30 orang siswa-siswi SMA Negeri 5 Medan secara acak dipilih untuk menjawab kuisioner pengetahuan narkoba. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik stratified random sampling.

Dari studi, didapati bahwa hanya 40 siswa-siswi (44,4%) memiliki pengetahuan yang baik mengenai narkoba, dan jumlah tertinggi dengan pengetahuan baik adalah dari kelas XI dan XII masing-masing dengan 14 siswa-siswi (35%). Siswa (51,4%) memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan siswi (48,6%).

Tingkat pengetahuan siswa-siswi SMA Negeri 5 Medan mengenai narkoba harus diperbaiki untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan narkoba di kalangan para remaja.

(5)

ABSTRACT

Drug abuse nowadays is a kind of problem in our community, here in Medan or anywhere else. Many people failed to notice the importance of knowledge of illegal drugs in the society of adolescent. To obtain information about the knowledge and the insight about drugs among the community, a study was done among the students in SMA Negeri 5 Medan

This is a descriptive study using cross sectional method to learn about the degree of knowledge of illegal drugs within students in SMA Negeri 5 Medan. The total sample needed were 90 students were from class X, XI, and XII of SMA Negeri 5 Medan. Thirty students were randomly chosen (stratified random sampling) from each class to take part in this research. The study was done using a prepare questionnaire.

It was found and only , 40 students (44,4%) have good knowledge about illegal drugs most of them 14 (35%) each are from class XI and XII. Male students (51,4%) are more knowledgable compared to female students (48,6%).

The degree of knowledge about illegal drugs must be increased to avoid illegal usage of drugs in the community of adolescent.

(6)

KATA PENGANTAR

Pertama sekali, saya mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang turut

bersama saya dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat waktu yang ditentukan. Penulisan

Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini telah mengajarkan dan meluaskan pemikiran saya dalam

melaksanakan suatu penelitian. Saya berterima kasih kepada pihak yang bersangkutan yang telah

mengeluarkan pendapat tentang penulisan KTI saya yang berjudul “Pengetahuan Siswa-Siswi

SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba.

Bukan hanya itu, saya juga berterima kasih kepada:

1. dr. Datten Bangun, Msc Sp.FK, dosen pembimbing yang telah membimbing saya selama

penelitian ini

2. Tata usaha di SMA Negeri 5 Medan yang telah membantu saya dengan pemberian data

tentang jumlah siswa-siswi SMA Negeri 5 Medan mengikut kelas

3. Orang tua dan keluarga saya yang terus member dukungan

4. Teman-teman saya yang telah membantu saya sewaktu saya dalam kesulitan.

Saya telah menyadari dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini masih banyak yang

harus saya sempurnakan dan perbaiki, semoga dapat untuk dimaafkan.

Sekian, terima kasih

03 Desember 2010

(7)
(8)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL 17

3.1. Kerangka Konsep 17

3.2. Defenisi Operasional 17

BAB 4 METODE PENELITIAN 19

4.1. Rancangan Penelitian 19

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 19

4.2.1 Lokasi Penelitian 19

4.2.2 Waktu Penelitian 19

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 19

4.3.1 Populasi 19

4.3.2 Sampel 19

4.4. Metode Pengumpulan Data 20

4.4.1 Data Primer 20

4.4.2 Data Sekunder 20

4.4.3 Uji Validitas dan Reabilitas 20

4.5. Metode Analisa Data 21

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23

5.1 Hasil Penelitian 23

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 23

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden 23

5.1.3 Hasil Analisa Data 24

5.2 Pembahasan 36

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 38

6.1 Kesimpulan 38

(9)
(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

5.1 Karakteristik Responden Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan 24

Mengenai Narkoba

5.2 Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan 25

Mengenai Narkoba

5.3 Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan 26

Mengenai Narkoba Berdasarkan Kelas

5.4 Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan 27

Mengenai Narkoba Jenis Kelamin

5.5 Sebaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan 27

Mengenai Narkoba: Apakah Pernahkah Mendengar

Istilah Narkoba

5.6 Sebaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan 28

Mengenai Narkoba: Apakah Yang Dimaksud Dengan Narkoba

5.7 Sebaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan 28

Mengenai Narkoba: Mengapa Narkoba Dilarang

5.8 Sebaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan 29

Mengenai Narkoba: Apakah Narkoba Diresepkan

5.9 Sebaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan 30

Mengenai Narkoba: Apakah Jenis-Jenis Narkoba

5.10 Sebaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan 31

Mengenai Narkoba Mengenai Putauw

5.11 Sebaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan 32

Mengenai Narkoba Mengenai Ganja

5.12 Sebaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan 33

(11)

5.13 Sebaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan 34

Mengenai Narkoba Mengenai Lem Cap Kepala Kambing

5.13 Sebaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan 35

(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

(13)

DAFTAR SINGKATAN

SPSS - Statistical Package for Social Sciences

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

1 Daftar Riwayat Hidup

2 Lembar Penjelasan

3 Surat Persetujuan Penelitian

4 Kuisioner Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan

Mengenai Narkoba

5 Data Induk Penelitian

6 Master Data

7 Ethical Clearence

(15)

ABSTRAK

Narkoba sekarang ini merupakan permasalahan masyarakat sehari-hari di Medan begitu juga didaerah lain. Namun, banyak yang gagal menyadari pentingnya pengetahuan mengenai narkoba di kalangan remaja, maka sebelum mencapai publik, sebuah penelitian telah dilakukan di kalangan siswa-siswi SMA Negeri 5 Medan.

Ini adalah studi deskriptif dengan metode cross sectional, bertujuan untuk mempelajari tingkat pengetahuan siswi SMA Negeri 5 Medan mengenai narkoba. Sampel adalah siswa-siswi SMA Negeri 5 Medan yang berjumlah 90 orang dari kelas X, XI, dan XII. Setiap angkatan, 30 orang siswa-siswi SMA Negeri 5 Medan secara acak dipilih untuk menjawab kuisioner pengetahuan narkoba. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik stratified random sampling.

Dari studi, didapati bahwa hanya 40 siswa-siswi (44,4%) memiliki pengetahuan yang baik mengenai narkoba, dan jumlah tertinggi dengan pengetahuan baik adalah dari kelas XI dan XII masing-masing dengan 14 siswa-siswi (35%). Siswa (51,4%) memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan siswi (48,6%).

Tingkat pengetahuan siswa-siswi SMA Negeri 5 Medan mengenai narkoba harus diperbaiki untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan narkoba di kalangan para remaja.

(16)

ABSTRACT

Drug abuse nowadays is a kind of problem in our community, here in Medan or anywhere else. Many people failed to notice the importance of knowledge of illegal drugs in the society of adolescent. To obtain information about the knowledge and the insight about drugs among the community, a study was done among the students in SMA Negeri 5 Medan

This is a descriptive study using cross sectional method to learn about the degree of knowledge of illegal drugs within students in SMA Negeri 5 Medan. The total sample needed were 90 students were from class X, XI, and XII of SMA Negeri 5 Medan. Thirty students were randomly chosen (stratified random sampling) from each class to take part in this research. The study was done using a prepare questionnaire.

It was found and only , 40 students (44,4%) have good knowledge about illegal drugs most of them 14 (35%) each are from class XI and XII. Male students (51,4%) are more knowledgable compared to female students (48,6%).

The degree of knowledge about illegal drugs must be increased to avoid illegal usage of drugs in the community of adolescent.

(17)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut data dari UNDCP (United Nations Drug Control Program), saat ini lebih dari

200 juta orang di seluruh dunia telah menyalahgunakan narkoba, psikotropika, dan obat

berbahaya. Selain itu, berdasarkan data pada tanggal 29 juli 2005, dari 4 juta pengguna narkoba,

70% di antaranya adalah anak-anak yang berusia 14-20 tahun (Metro, 2005).

Dalam sebuah hasil penelitian ilmiah, seorang psikiater Dr. Graham Blaine antara lain

mengemukakan bahwa biasanya seorang remaja menggunakan narkoba dengan beberapa alasan

yaitu:

1. Untuk membuktikan keberanian dalam melakukan tindakan-tindakan berbahaya seperti

mengebut, berkelahi, bergaul dengan wanita, dll.

2. Untuk menunjukkan tindakan menentang otoritas terhadap orang tua atau guru atau

norma-norma sosial.

3. Untuk mempermudah penyaluran dan berbuat seks.

4. Untuk melepaskan diri dari kesepian dan memperoleh pengalaman-pengalaman emosional.

5. Untuk mencari dan menemukan arti hidup.

6. Untuk mengisi kekosongan, kesepian dan kebosanan.

7. Untuk menghilangkan kegelisahan dan frustasi.

8. Untuk mengikuti kemauan kawan-kawan dalam rangka pembinaan solidaritas.

9. Hanya iseng-iseng atau didorong rasa ingin tahu (Depsos, 2006).

Penyalahgunaan narkoba oleh kaum remaja erat kaitannya dengan beberapa hal yang

menyangkut sebab, motivasi dan akibat yang ingin dicapai. Secara sosiologis, penyalahgunaan

narkotika oleh kaum remaja merupakan perbuatan yang disadari berdasarkan

pengetahuan/pengalaman sebagai pengaruh langsung maupun tidak langsung dari proses

interaksi sosial (Pusparini, 2007).

Menurut penggolongan yang dilakukan oleh Blaine, remaja yang terjerat kasus

(18)

kebosanan; untuk menghilangkan kegelisahan atau frustasi; dan hanya iseng-iseng atau didorong

rasa ingin tahu (Badan Narkotika Nasional, 2005).

Penggunaan obat terlarang sejenis narkoba yang disalahgunakan di Indonesia barangkali

sudah cukup lama. Namun, jenis dan wujud dari narkoba itu sendiri belum semuanya

mengetahui (Suparman, 2005).

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian pendahuluan di atas, didapati rumusan masalah yakni bagaimana gambaran

pengetahuan siswa-siswi SMA Negeri 5 Medan mengenai narkoba?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan dari dilakukanya penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat pengetahuan

remaja mengenai penyalahgunaan narkoba.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui pengetahuan siswa-siswi SMA Negeri 5 Medan mengenai bentuk

narkoba.

b. Untuk mengetahui pengetahuan siswa-siswi SMA Negeri 5 Medan mengenai jenis-jenis cara

pemakaian narkoba.

c. Untuk mengetahui pengetahuan siswa-siswi SMA Negeri 5 Medan mengenai bahaya

narkoba.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

a. Sebagai usaha awal dalam upaya meningkatkan pengetahuan para remaja mengenai narkoba.

b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai suatu referensi atau bahan masukan bagi penelitian

selanjutnya.

c. Penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan peneliti baik mengenai narkoba maupun

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Narkoba

2.1.1. Sejarah Umum tentang Narkoba

Kurang lebih tahun 2000 SM di Samaria ditemukan sari bunga opion atau kemudian lebih

dikenal dengan nama opium (candu = papavor somniferitum). Bunga ini tumbuh subur di daerah

dataran tinggi di atas ketinggian 500 meter di atas permukaan laut. Penyebaran selanjutnya

adalah ke daerah India, Cina dan wilayah-wilayah Asia lainnya. Tahun 1806 seorang dokter dari

Westphalia bernama Friedrich Wilheim menemukan modifikasi candu yang dicampur amoniak

yang dikenal dengan nama morfin (diambil dari nama dewa mimpi Yunani yang bernama

Morphius). Tahun 1806 waktu pecah perang saudara di Amerika Serikat, morfin ini

dipergunakan untuk penghilang rasa sakit akibat luka-luka perang. Tahun 1874, seorang ahli

kimia bernama Alder Wright dari London merebus cairan morfin dengan asam anhidrat (cairan

asam yang ada pada sejenis jamur). Campuran ini membawa efek ketika diuji coba kepada

anjing. Anjing tersebut memberikan reaksi yaitu tiarap, ketakutan, mengantuk, dan

muntah-muntah. Tahun 1898, pabrik obat Bayer memproduksi obat tersebut dengan nama heroin,

sebagai obat resmi penghilang rasa sakit. Saat ini, heroin tidak lagi dipakai sebagai obat, hanya

morfin saja. Kokain berasal dari tumbuhan coca yang tumbuh di Peru dan Bolivia (Gusti, 2009).

2.1.2. Pengertian Umum tentang Narkoba

Istilah narkoba adalah kependekan dari narkotik dan obat-obatan berbahaya. Namun

sekarang narkoba umumnya diartikan untuk meliputi narkotik, psikotropik dan alkohol. Pihak

pemerintah cenderung lebih senang menggunakan istilah NAPZA (Narkotik, Psikotropik dan Zat

Adiktif). Yang termasuk zat ilegal (drugs) adalah heroin (mis.

Narkoba, menurut Badan Narkotika Nasional (BNN) No. SE/03/IV/2002/BNN,

akronim/singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan-bahan adiktif lainnya. Narkoba

putaw), metamfetamin (sabu),

mariyuana (ganja) dan halusinogen, serta obat resep yang dapat disalahgunakan, misalnya

(20)

dikenal juga sebagai NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif). NAPZA sering disebut

sebagai bahan/zat/obat psikoaktif, yang bila masuk ke dalam tubuh manusia akan mempengaruhi

tubuh, terutama otak/susunan saraf pusat, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik,

perubahan perilaku, perasaan dan pikiran.

Narkoba, berdasarkan UU No.22 tahun 1997 tentang narkotikadan UU No.5 tahun 1997

tentang psikotropika, bahwa narkoba tidak diperbolehkan untuk disalahgunakan dan diedarkan

secara gelap. Hal ini berarti narkoba boleh digunakan dan diedarkan dalam dunia pengobatan

danilmu pengetahuan.

Sebagian jenis narkoba berguna dalam pengobatan, tetapi karena menimbulkan

ketergantungan, penggunaannya harus berhati-hati dan harus mengikuti petunjuk dokter atau

aturan pakai, contohnya morfin dan petidin, yang digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri

pada penyakit kanker; obat untuk membius pasien pada waktu operasi; amfetamin untuk

mengurangi nafsu makan, dan berbagai jenis pil tidur dan obat penenang. Ada juga yang secara

luas digunakan sebagai obat, contohnya kodein (obat batuk) (Harumindari, 2005).

2.1.3. Penggolongan Narkoba

Menurut Undang-Undang No.22 Tahun 1997 tentang narkotika, dan Undang-Undang

No.5 Tahun 1997 tentang psikotropika. Penggolongan jenis-jenis narkoba berikut didasarkan

pada peraturan perundang-undangan yang di atas:

1. Narkotika (Menurut Undang-Undang RI Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika) adalah zat

atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis

yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi

sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika

dibedakan ke dalam golongan-golongan:

Narkotika Golongan I :

Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan, dan tidak

ditujuka n untuk terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi menimbulkan

ketergantungan (contoh: heroin/putauw, kokain, ganja).

(21)

Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat

digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai

potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan (Contoh: morfin).

Narkotika Golongan III :

Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau tujuan

pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan

ketergantungan (Contoh: kodein).

Narkotika yang sering disalahgunakan adalah Narkotika Golongan I:

• Opiat, morfin, heroin (putauw), candu dan lain-lain.

• Ganja atau kanabis, mariyuana dan hashis.

• Kokain, yaitu serbuk kokain, pasta kokain dan daun koka.

2. Psikotropika (Menurut Undang-undang RI No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika) adalah zat

atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui

pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas

mental dan perilaku. Psikotropika dibedakan dalam golongan-golongan sebagai berikut.

Psikotropika golongan I :

Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak

digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma

ketergantungan (contoh: ekstasi dan sabu).

Psikotropika golongan II :

Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi untuk tujuan

ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma

ketergantungan (contoh: amfetamin dan metilfenidat atau ritalin).

Psikotropika golongan III :

Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi untuk

tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma

ketergantungan (contoh: pentobarbital dan flunitrazepam).

(22)

Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi

dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan

sindrom ketergantungan (Contoh: diazepam, bromazepam, fenobarbital, klonazepam,

klordiazepoxide, nitrazepam, seperti pil BK, pil koplo, rohip, dum dan MG).

Psikotropika yang sering disalahgunakan antara lain :

• Psikostimulansia: amfetamin, ekstasi dan sabu.

• Sedatif dan hipnotika (obat penenang, obat tidur), seperti: MG, BK, DUM, Pil koplo dan lain-lain.

Halusinogenika, seperti: Iysergic Acid Dyethylamide (LSD), mushroom.

3. Zat adiktif lain adalah bahan/zat yang berpengaruh psikoaktif di luar yang disebut narkotika

dan psikotropika, meliputi :

− Minuman berakohol

Mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan saraf pusat, dan

sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-hari dalam kebudayaan tertentu.

Jika digunakan sebagai campuran dengan narkotika atau psikotropika, memperkuat

pengaruh obat/zat itu dalam tubuh manusia.

Ada 3 golongan minuman berakohol, yaitu :

• Golongan A: kadar etanol 1-5%, contohnya bir.

• Golongan B: kadar etanol 5-20%, contohnya berbagai jenis minuman anggur.

Golongan C: kadar etanol 20-45 %, contohnya whiskey, vodca, manson house, johny

walker, kamput.

Inhalansia (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut)

Inhalansia dan solven mudah menguap berupa senyawa organik yang terdapat pada

berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor dan sebagai pelumas mesin. Yang

sering disalah gunakan antara lain lem, thinner, penghapus cat kuku, dan bensin.

− Tembakau

Pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di masyarakat. Pada upaya

(23)

remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering

menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang lebih berbahaya.

Bahan/obat/zat yang disalahgunakan dapat juga diklasifikasikan sebagai berikut:

• Sama sekali dilarang, seperti narkotika golongan I dan psikotropika golongan I.

• Penggunaan dengan resep dokter, seperti amfetamin dan sedatif hipnotika.

Diperjual belikan secara bebas, seperti lem, thinner dan lain-lain.

• Ada batas umur dalam penggunannya, seperti alkohol dan rokok (Yosep, 2008). Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan NAPZA dapat digolongkan

menjadi tiga golongan:

1. Golongan Depresan

Adalah jenis NAPZA yang berfungsi mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini

membuat pemakaiannya merasa tenang, pendiam dan bahkan membuatnya tertidur dan tidak

sadarkan diri. Golongan ini termasuk opioid (morfin, heroin/putauw, kodein), sedatif

(penenang), hipnotik (obot tidur), dan tranquilizer (anti cemas) dan lain-lain.

2. Golongan Stimulan

Adalah jenis NAPZA yang dapat merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan

kerja. Jenis ini membuat pemakainya menjadi aktif, segar, dan bersemangat. Zat yang

termasuk golongan ini adalah: amfetamin (sabu dan esktasi), kafein, dan kokain.

3. Golongan Halusinogen

Adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah

perasaan dan pikiran, yang seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga

seluruh perasaan dapat terganggu. Golongan ini tidak digunakan dalam terapi medis. Yang

termasuk golongan ini adalah kanabis (ganja) (Anggrek, 2008).

Macam-macam bahan Narkotika dan Psikotropika yang terdapat di masyarakat serta

akibat pemakaiannya:

1. Opioida

Opioida dibagi dalam tiga golongan besar yaitu opioida alamiah (contohnya morfin,

opium dan kodein), opioida semi sintetik (contohnya heroin/putauw dan hidromorfin) dan

(24)

digunakan dokter untuk menghilangkan rasa sakit yang sangat kuat (analgetika kuat). Contoh

opioid adalah pethidin, methadon, talwin, kodein dan lain-lain.

Sedangkan heroin dihasilkan dari cairan getah opium poppy yang diolah menjadi morfin

kemudian dengan proses tertentu menghasilkan putauw, dimana putauw mempunyai kekuatan 10

kali melebihi morfin. Opioid sintetik mempunyai kekuatan 400 kali lebih kuat dari morfin.

Jenis ini memiliki nama jalanan putauw, black heroin, dan brown sugar ini berbentuk bubuk

putih untuk yang murni, sedangkan heroin yang tidak murni berwarna putih keabuan.

Reaksi dari pemakaian zat ini sangat cepat, yang kemudian timbul rasa ingin menyendiri

untuk menikmati efek rasanya dan pada taraf kecanduan pemakai akan kehilangan rasa percaya

diri hingga tak mempunyai keinginan untuk bersosialisasi. Mereka mulai membentuk dunia

mereka sendiri. Mereka merasa bahwa lingkungannya adalah musuh. Mulai sering melakukan

manipulasi dan akhirnya menderita kesulitan keuangan yang mengakibatkan mereka melakukan

pencurian atau tindak kriminal lainnya.

2. Kokain

Kokain mempunyai dua bentuk yaitu cocain hidroklorid dan free base. Kokain berupa

kristal putih dengan rasa sedikit pahit dan lebih mudah larut dari free base. Free base tidak

berwarna/putih, tidak berbau dan rasanya pahit. Nama jalanan dari kokain adalah koka, coke,

happy dust, charlie, snow white. Biasanya dalam bentuk bubuk putih.

Cara pemakaiannya adalah dengan membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian

berbaris lurus di atas permukaan kaca atau benda-benda yang mempunyai permukaan datar

kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot seperti sedotan. Atau dengan cara dibakar

bersama tembakau yang sering disebut cocopuff. Ada juga yang melalui suatu proses menjadi

bentuk padat untuk dihirup asapnya yang populer disebut freebasing. Penggunaan dengan cara

dihirup akan berisiko kering dan luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam.

Efek rasa dari pemakaian kokain ini membuat pemakai merasa segar, kehilangan nafsu

(25)

3. Kanabis

Ganja berasal dari tanaman canabis sativa dan canabis indica. Pada tanaman ganja

terkandung tiga zat utama yaitu tetrahidro kanabinol, kanabinol dan kanabidiol. Nama jalanan

yang sering digunakan ialah grass, cimeng, ganja, gelek, hasish, dan marijuana.

Cara penggunaannya adalah dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau

dengan menggunakan pipa rokok. Efek rasa dari kanabis juga tergolong cepat. Pemakai

cenderung merasa lebih santai, rasa gembira berlebih (euforia), sering berfantasi, aktif

berkomunikasi, selera makan tinggi, sensitif, kering pada mulut dan tenggorokan.

4. Amfetamin

Nama generik amfetamin adalah D-pseudo epinefrin yang berhasil disintesa tahun 1887,

dan dipasarkan tahun 1932 sebagai obat. Nama jalanannya amfetamin adalah seed, meth,

crystal, uppers, whizz dan sulphate. Amfetamin berbentuk bubuk warna putih dan keabuan,

yang biasanya digunakan dengan cara dihirup, sedangkan yang berbentuk tablet biasanya

diminum dengan air.

Ada dua jenis amfetamin :

MDMA (methylene dioxy methamphetamin), mulai dikenal sekitar tahun 1980 dengan nama

ekstasi atau ecstacy. Nama lainnya adalah xtc, fantacy pils, inex, cece, dan cein. Terdiri dari

berbagai macam jenis antara lain white doft, pink heart, snow white, yang dikemas dalam

bentuk pil atau kapsul.

Methamfetamin ice, dikenal sebagai sabu. Nama lainnya sabu-sabu, SS, ice, crystal, dan crank. Cara penggunaan dengan dibakar dengan menggunakan kertas alumunium foil dan

asapnya dihisap, atau dibakar dengan menggunakan botol kaca yang dirancang khusus

(bong).

5. Solvent/inhalasia

Adalah uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Contohnya aerosol, aica aibon, isi

korek api gas, cairan untuk dry cleaning, thiner, dan uap bensin. Biasanya digunakan secara

coba-coba oleh anak dibawah umur, golongan kurang mampu atau anak jalanan.

Efek yang ditimbulkannya adalah pusing; kepala terasa berputar; halusinasi ringan; mual;

(26)

6. Alkohol

Merupakan salah satu zat psikoaktif yang sering digunakan manusia. Diperoleh dari

proses fermentasi madu, gula, sari buah (anggur) dan umbi-umbian. Dari proses fermentasi

diperoleh alkohol dengan kadar tidak lebih dari 15%, dengan proses penyulingan di pabrik dapat

dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi bahkan mencapai 100%. Alkohol sering disebut

dengan booze atau drink.

Konsentrasi maksimum alkohol dicapai 30-90 menit setelah tegukan terakhir. Sekali

diabsorbsi, etanol didistribusikan keseluruh jaringan tubuh dan cairan tubuh. Seiring dengan

peningkatan kadar alkohol dalam darah maka orang akan menjadi euforia, namun sering dengan

penurunannya pula orang menjadi depresi (Harumindari, 2005).

2.2. Penyalahgunaan Narkoba

Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba bukan untuk tujuan pengobatan,

dalam jumlah berlebih, secara kurang lebih teratur dan berlangsung cukup lama, sehingga

menyebabkan gangguan kesehatan fisik serta gangguan pada perilaku dan sosialnya. Pemakaian

narkoba secara berlebihan tidak menunjukan jumlah atau dosisnya, tetapi yang penting adalah

bahwa pemakaiannya berakibat gangguan pada salah satu fungsi: fisik, psikologik, dan sosial.

Anak muda pada umunya sangat rentan terhadap pengaruh perubahan. Lingkungan

pergaulan sering mempunyai pengaruh kuat dalam perilaku mereka. Emosi yang masih

meluap-luap, keinginan untuk mencoba sesuatu yang baru, kecenderungan hanya berpikir linier sehingga

muda terprovokasi merupakan beberapa ciri umum yang sering mereka alami. Belum lagi

masalah sosial lingkungan dan keluarga, yang sering bermuara pada rasa keterasingan mereka,

sehingga mereka cenderung mencari alternatif pemecahannya secara pintas, sepihak, tanpa

mempertimbangkan matang-matang kemungkinan akibat yang dapat timbul. Kondisi semacam

ini sudah barang tentu, sering menjadi sasaran empuk bagi bandar narkoba untuk masuk

keperangkap mereka sampai pada akhirnya tercipta sebuah ketergantungan yang sangat sulit

untuk dilepaskan. Berdasarkan pengalaman, dukungan dari keluarga tetap diperlukan agar para

pecandu narkoba, tidak semakin terjerumus lebih parah sehingga proses penyembuhan menjadi

(27)

Kecanduan (adiksi) atau ketergantungan narkoba adalah penyalahgunaan narkoba yang

berat sehingga jika mengurangi atau berhenti menggunakannya akan timbul gejala putus narkoba

(sakau). Untuk mempertahankan pengaruh narkoba seperti semula, pengguna narkoba

mengonsumsinya dalam jumlah yang makin lama makin banyak. Keadaan ini disebut toleransi.

Sedangkan efek jangka panjang dari narkoba itu sendiri adalah euphoria, delirium,

halusinasi, weakness dan drowsiness. Penggunaan dosis yang tinggi dapat mencapai efek yang

paling parah yakni drownsiness, dalam kondisi ini pemakai mengalami penurunan kesadaran

seperti sedang setengah tidur dengan ingatan yang kacau. Apabila pemakai mengalami

kelemahan fisik maupun psikis, atau salah satu saja dari keduanya, kondisi ini sebagai akibat dari

tingkat efek weakness (Sondakh, 2006).

2.3. Efek Penggunaan Narkoba

a. Opiat

Efek dari penggunaan opiat adalah mengalami pelambatan dan kekacauan saat berbicara,

kerusakan penglihatan pada malam hari, kerusakan liver dan ginjal, peningkatan resiko

terkena virus HIV dan hepatitis serta penyakit infeksi lain, dan efek yang paling berbahaya

adalah kematian yang disebabkan karena over dose.

b. Kokain

Biasanya efek yang diharapkan pemakai saat menggunakan kokain adalah rasa terus

bersemangat. Tetapi tanpa disadari pemakai, kokain dapat menimbulkan efek lain yang tidak

diinginkan yaitu, perasaan gelisah, tidak bisa makan, paranoid dan juga dapat mengakibatkan

terjadinya gangguan liver.

c. Ganja

Pemakaian ganja dapat mengakibatkan pemakai kehilangan konsentrasi, denyut nadi yang

meningkat, keseimbangan dan koordinasi tubuh memburuk, ketakutan dan rasa panik,

depresi, kebingungan, dan halusinasi.

d. Ekstasi

Efek yang diinginkan pemakai pada saat menggunakan ekstasi biasanya adalah tubuh

(28)

terjaga (tidak mengantuk), dan tidak merasa capek. Namun ekstasi memiliki bahaya jika

digunakan dalam waktu yang lama, beberapa bahaya dari ekstasi adalah kecanduan, syaraf

otak terganggu, gangguan liver, tulang dan gigi keropos, serta paranoid dan halusinasi.

e. Sabu-sabu

Sabu-sabu dapat membuat pemakai untuk terus terjaga dan terus merasa bersemangat. Tetapi

penggunaan sabu dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan pemakai menderita

penyakit gangguan jiwa, paranoid, dan gangguan liver.

f. Alkohol

Alkohol dapat membuat pemakai merasa rileks dan lebih mudah untuk mengekspresikan

emosi. Biasanya, orang yang menggunakan alkohol akan mengalami gangguan penglihatan,

gangguan berbicara, dan pupil mata pemakai menjadi membesar. Penggunaan alkohol dalam

jangka panjang dapat menimbulkan gangguan radang usus, liver dan kerusakan otak

(Harumindari, 2005).

2.4. Remaja

Pakar psikologi perkembangan Elizabeth B. Hurlock (1980) menyatakan bahwa masa

remaja ini dimulai pada saat anak mulai matang secara seksual dan berakhir pada saat ia

mencapai usia dewasa secara hukum. Masa remaja terbagi menjadi tiga yaitu masa remaja awal,

masa remaja tengah dan masa remaja akhir. Masa remaja awal dimulai pada saat anak-anak

mulai matang secara seksual yaitu pada usia 13 sampai dengan 14 tahun, sedangkan masa remaja

tengah berada pada usia 15 sampai 17 tahun dan masa remaja akhir meliputi periode setelahnya

sampai dengan 18 tahun, yaitu usia dimana seseorang dinyatakan dewasa secara hukum

(Iskandarsyah, 2006).

Pada usia masa remaja, terjadi peningkatan ketegangan emosional yang dihasilkan dari

perubahan fisik dan hormonal. Pada masa ini emosi seringkali tidak terkontrol dan nampak

irrasional (Widianti, 2009).

Kondisi siswa SMA pada tingkat usia yang berkisar antara 15 – 18 tahun sangat sensitif

dan bersikap penuh gejolak, temperamental, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, ingin

mencoba-coba sesuatu yang terlarang; kesemuanya itu dilakukan untuk menonjolkan identitas

(29)

kemungkinan mengkonsumsi atau menyalahgunakan narkotika (Fathurrachman dan Bulkani,

2006).

2.5. Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam

melakukan penginderaan dalam suatu rangsang tertentu. Pengetahuan kognitif merupakan

dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Kedalaman pengetahuan yang diperoleh seseorang terhadap suatu rangsangan dapat

diklasifikasikan berdasarkan 6 tingkatan, yakni:

a. Tahu (know)

Merupakan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam

tingkatan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu merupakan

tingkat pengalaman yang paling rendah.

b. Memahami (comprehension)

Merupakan suatu kemampuan nutuk menjelaskan secara benar obyek yang diketahui. Orang

telah paham akan objek atau materi harus mampu menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Kemampuan dalam menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang

sebenarnya.

d. Analisis (analysis)

Kemampuan dalam menjabarkan materi atau suatu objek dalam komponen-komponen, dan

masuk ke dalam struktur organisasi tersebut.

e. Sintesis (synthesis)

Kemampuan dalam meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Kemampuan dalam melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek (Notoatmodjo,

(30)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL.

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Gambar 1. Kerangka Konsep

3.2 Definisi Operasional

Definisi opersional dari penelitian perlu dijabarkan untuk menghindari perbedaan

persepsi dalam menginterpretasi masing-masing variabel penelitian. Adapun definisi operasional

dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Siswa-siswi SMA Negeri 5 Medan

Siswa-siswi SMA Negeri 5 Medan adalah seluruh siswa-siswi dari SMA Negeri 5 Medan.

b. Kelas

Kelas adalah tingkat pendidikan yang sedang dijalani responden (siswa-siswi SMA Negeri 5

Medan) yaitu kelas X, XI, dan XII.

c. Jenis kelamin

Jenis kelamin adalah identitas responden (siswa-siswi SMA Negeri 5 Medan) yang

dikategorikan menjadi pria dan wanita.

d. Pengetahuan Mengenai Narkoba

Pengetahuan Mengenai Narkoba adalah pengetahuan para siswa-siswi mengenai narkoba

yang meliputi :

• Pengetahuan mengenai bentuk dari narkoba.

• Pengetahuan efek yang diinginkan pengguna narkoba.

(31)

• Pengetahuan mengenai jenis-jenis cara pemakaian narkoba.

• Pengetahuan mengenai bahaya narkoba.

• Pengetahuan jika keracunan narkoba atau jika menggunakan narkoba dalam jangka waktu yang lama.

Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan cara ukur berupa wawancara. Sedangkan

alat ukur yang digunakan berupa kuesioner yang dibuat dalam pertanyaan tertutup dengan

jumlah sebanyak 29 pertanyaan.

Hasil ukur didapat berdasarkan total nilai yang diperoleh dari 29 pertanyaan, maka

jumlah total nilai maksimal adalah 61 nilai dan responden dikategorikan menjadi tiga kategori

yaitu buruk, sedang, baik dengan perincian nilai sebagai berikut (Pratomo, Hadi, Sudarti, 1990):

1. Tingkat pengetahuan baik, apabila jumlah nilai kuesioner responden ≥7 6% dari total

score yaitu jawaban yang benar lebih dari 22 pertanyaan.

2. Tingkat pengetahuan sedang, apabila jumlah nilai kuesioner responden 40% -75%

dari total score yaitu jawaban yang benar 11 - 21 pertanyaan.

(32)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian dilakukan adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan survei

cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan observasi atau pengukuran

variabel pada satu saat.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 5 Medan. SMA Negeri 5 Medan dipilih karena

siswa-siswinya berasal dari latar belakang, status ekonomi, agama,dan budaya yang berbeda.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dimulai pada bulan Mei hingga November 2010.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi SMA Negeri 5 Medan.

Jumlah siswa dan siswi SMA Negeri 5 adalah 1257 siswa dan siswi dari kelas 1 hingga kelas 3.

4.3.2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah sebagian siswa dan siswi SMA Negeri 5 Medan yang

(33)

Besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus (Wahyuni).

1-α/2= Nilai distribusi normal baku pada α tertentu yaitu 1,960.

p = Harga proporsi di populasi.

d = Kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir yaitu sebesar 0,1.

Berdasarkan rumus di atas, jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini

adalah 90 orang.

Pada penelitian ini digunakan teknik pengambilan sampel stratified random sampling.

Sampel telah dipilih dari setiap strata (kelas) yaitu kelas X, XI, XII.

4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer

Pada penelitian ini, data primer diperoleh melalui daftar pertanyaan (kuesioner) yang

dipersiapkan. Kemudian kuesioner tersebut ditanyakan kepada responden, yaitu siswa dan siswi

SMA Negeri 5 Medan.

4.4.2. Data Sekunder

Pada penelitian ini, data sekunder diperoleh dari bagian tata usaha SMA Negeri 5 Medan

berupa jumlah populasi.

4.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner dilakukan dengan menggunakan perangkat

lunak SPSS 17. Adapun sampel yang digunakan untuk uji validitas dan reliabilitas adalah 20

orang siswa yang bersekolah di SMA An-Nizam.

(34)

Analisa data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 17 setelah data yang

diperlukan dalam penelitian ini terkumpul.

Hasil Uji Validitas dan Reabilitas

(35)

26 0,880 Valid Reliabel

27 0,613 Valid Reliabel

28 0,570 Valid Reliabel

(36)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Ini adalah hasil penelitian dari studi yang berjudul Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi

SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba Tahun 2010. Penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif dengan menggunakan alat ukur kuesioner di kalangan 90 orang siswa-siswi SMA

Negeri 5 Medan kelas X, XI dan XII.

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian telah dilakukan di SMA Negeri 5 Medan. SMA Negeri 5 Medan terletak di

Jalan Pelajar, Medan. Kuesioner telah didistribusikan di setiap kelas X, XI IPA, XI IPS, XII IPA,

dan XII IPS.

5.1.2 Karakteristik Responden

Responden yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah dari kelas X, XI, dan XII di

mana tanpa melihat jenis kelamin dan umur responden. Ini agar responden yang terlibat tetap

acak. Jumlah responden perempuan adalah 53 orang siswi dan laki-laki 37 orang siswa.

Tabel 5.1

Karakteristik Responden Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan tentang Narkoba

Karakteristik Total %

Jenis Kelamin

Pria 37 41,1%

Wanita 53 58,9%

Kelas

X 30 33%

XI 30 33%

(37)

Dari penelitian diketahui bahwa jumlah responden wanita adalah 53 orang siswa-siswi

(58,9%), sedangkan jumlah responden laki-laki ada 47 orang siswa-siswi (41,1%). Berdasarkan

distribusi kelas, jumlah responden dari kelas X ada 30 orang siswa-siswi (33%), dari kelas XI

ada 30 orang siswa-siswi (33%) dan dari kelas XII ada 30 orang siswa-siswi (33%).

5.1.3 Hasil Analisis Data

Sebanyak 90 orang siswa-siswi telah mengikuti penelitian ini sesuai dengan kriteria.

Dalam penelitian ini, responden diberikan kuesioner untuk mengukur pengetahuan mengenai

narkoba. Adapun sebaran pengetahuan responden mengenai narkoba dalam table 5.2.

Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan mengenai Narkoba

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam

melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu.

Tahap pengetahuan dinilai dengan 29 soal di dalam kuesioner. Setiap item akan diberikan

skor dengan skor pengetahuan maksimum adalah 59 atau 100% dan skor minimum adalah 0 atau

0%. Soal yang ditanyakan adalah tentang jenis-jenis narkoba, bentuk, efek, cara penggunaan, dan

bahaya dari narkoba itu sendiri.

Tabel 5.2

Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba

Tingkat Pengetahuan Total %

Baik 40 44,4

Sedang 48 53,3

Buruk 2 2,3

Jumlah 90 100

Dari hasil diatas didapati bahwa pengetahuan siswa-siswi SMA Negeri 5 Medan

mengenai narkoba masih dalam konteks sedang dan masih membutuhkan pengetahuan yang

lebih lagi agar dapat mencapai konteks baik. Padahal penggunaan narkoba yang disalahgunakan

(38)

terlarang sejenis narkoba yang disalahgunakan di Indonesia barangkali sudah cukup lama.

Namun, jenis dan wujud dari narkoba itu sendiri belum semuanya mengetahui

Tabel 5.3

Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba

Kelas Hasil Ukur Pengetahuan

Baik Sedang Buruk

Total % Total % Total % Jumlah

X 12 30 16 33,3 2 100 30

XI 14 35 16 33.3 0 0 30

XII 14 35 16 33.3 0 0 30

Jumlah 40 100 48 100 2 100 90

Jumlah responden dari kelas X dengan pengetahuan baik ada 12 orang siswa-siswi

(30%), pengetahuan sedang ada 16 orang siswa-siswi (33,3%) dan yang memiliki pengetahuan

buruk ada 2 orang siswa-siswi (100%). Jumlah responden dari kelas XI dengan pengetahuan

baik ada 14 orang siswa-siswi (35%), pengetahuan sedang ada 16 orang siswa-siswi (33,3%) dan

tidak ada siswa-siswi dari kelas XI yang memiliki pengetahuan buruk (0%). Jumlah responden

dari kelas XI dengan pengetahuan baik ada 14 orang siswa-siswi (35%), pengetahuan sedang ada

16 orang siswa-siswi (33,3%) dan tidak ada siswa-siswi dari kelas XI yang memiliki

(39)

Tabel 5.4

Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba

Tingkat pengetahuan Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan

Dapat dilihat dari tabel diatas jika responden laki-laki lebih mengetahui mengenai

narkoba daripada responden perempuan. Hal ini mungkin dikarenakan laki-laki lebih memiliki

faktor risiko untuk memakai narkoba. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Sukini (2009) yaitu kebanyakan pengguna Napza yang ada dip anti rehabilitasi adalah pria

(69,8%).

Tabel 5.5

Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba Apakah anda pernah mendengar istilah narkoba

Perempuan Laki-laki

Benar Salah Benar Salah

Total % Total % Total % Total %

53 100 0 0 35 94,6 2 5,4

Dari hasil penelitian yang didapati, ternyata siswa-siswi pernah mendengar istilah

narkoba. Ini dikarenakan pengetahuan ini adalah pengetahuan umum dan sering diinformasikan

melalui audiovisual dan juga bahan bacaan. Hal serupa juga didapati dalam penelitian yang

dilakukan oleh Department of Education and Training, Drug Prevention Programs (2006) adalah kaum muda mempelajari tentang

(40)

mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang lain. Internet, televisi, majalah dan film juga

memperlihatkan berbagai persoalan narkoba kepada kaum muda.

Tabel 5.6

Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba Menurut anda, apakah yang dimaksud dengan narkoba

Perempuan Laki-laki

Benar Salah Benar Salah

Total % Total % Total % Total %

27 50,9 26 49,1 23 62,2 14 37,8

Dari hasil penelitian yang didapati, ternyata hanya sebagian dari siswa-siswi tersebut

paham apa yang dimaksud dengan narkoba. Penelitian yang dilakukan oleh Suparman (2005)

jenis dan wujud dari narkoba itu sendiri belum semuanya mengetahui.

Tabel 5.7

Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba Menurut anda, mengapa narkoba dilarang

Perempuan Laki-laki

Benar Salah Benar Salah

Total % Total % Total % Total %

53 100 0 0 37 100 0 0

Dari hasil penelitian yang didapati, ternyata semua siswa-siswi mengetahui mengapa

narkoba dilarang. Hal ini berkemungkinan karena narkoba sudah cukup lama disalahgunakan di

Indonesia dan banyak diberitakan di televise, majalah dan internet. Ini didapati dari hasil

penelitian yang dilakukan Suparman (2005) adalah Penggunaan obat terlarang sejenis narkoba

yang disalahgunakan di Indonesia barangkali sudah cukup lama. Dan juga penelitian menurut

Department of Education and Training, Drug Prevention Programs (2006) adalah kaum muda mempelajari tentang narkoba seperti

(41)

yang dikatakan oleh orang lain. Internet, televisi, majalah dan film juga memperlihatkan

berbagai persoalan narkoba kepada kaum muda.

Tabel 5.8

Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba Menurut anda, apakah narkoba diresepkan dokter

Perempuan Laki-laki

Benar Salah Benar Salah

Total % Total % Total % Total %

11 20,8 42 79,2 12 32,4 25 67,6

Dari hasil penelitian yang didapati, ternyata semua siswa-siswi kurang mengetahui

apakah narkoba diresepkan oleh dokter. Padahal, menurut penelitian yang dilakukan oleh

partodiharjo (2008) Pada 1940-an amfetamin mulai dipakai sebagai terapeutik untuk berbagai

macam kondisi medis seperti ayan, depresi dan untuk anak yang hiperkinetik.

Tabel 5.9

Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba Menurut anda, apakah jenis-jenis narkoba

Score

Dari hasil penelitian yang didapati, ternyata pengetahuan siswa-siswi SMA Negeri 5

(42)

penelitian yang dilakukan oleh Suparman (2005) yaitu jenis dan wujud dari narkoba itu sendiri

belum semuanya mengetahui.

Tabel 5.10

Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba Putauw

Berdasarkan dari tabel diatas masih banyak siswa-siswi yang belum mengetahui bentuk,

efek, cara penggunaan dan juga bahaya dari putauw. Hal ini mungkin disebabkan pengguna

putauw lebih sedikit dibandingkan jenis-jenis narkoba lainnya dikarenakan narkoba jenis ini

tidak dihasilkan di Indonesia. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh BNN (2005) yaitu

jumlah penyalahguna narkoba di dunia sebesar 200 juta orang (5% dari populasi dunia), 13,7 juta

orang (kokain) 15,9 juta orang (opiate) dan 10,6 juta orang (heroin). Dan juga penelitian yang

dilakukan Partodiharjo (2008) yaitu opium banyak tumbuh didaerah “ segi tiga emas” Burma,

Kamboja, Thailand dan segitiga emas Asia Tengah, Afganistan, Iran dan Pakistan.

Tetapi, siswa-siswi tersebut dapat mengetahui bahaya yang dapat ditimbulkan jika

seseorang keracunan putaue. Seperti yang dikatakan oleh dark dan zador (1996) yaitu Hal ini

juga mencatat bahwa pengguna heroin beresiko substansial lebih besar dari kematian prematur

dari rekan-rekan non-heroin-gunakan. Studi longitudinal menunjukkan tingkat kematian tahunan

(43)

Tabel 5.11

Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba Ganja

Ganja

Perempuan Laki-laki

Benar Salah Benar Salah

Total % Total % Total % Total %

1. Bentuk 50 94,3 3 5,7 37 100 0 0

2. Efek 33 62,3 20 37,7 26 70,3 11 29,7

3. Cara

penggunaan

45 84,9 8 15,1 34 91,9 3 8,1

4. Bahaya 39 73,6 14 26,4 20 54,1 17 45,9

5. Jika

keracunan

17 32,1 36 67,9 14 37,8 23 62,2

Mengenai pertanyaan dari bentuk dan cara penggunaan ganja, hampir semua siswa-siswi

mengetahuinya. Hal ini mungkin dikarenakan penggunaan dari ganja yang hampir menyerupai

rokok. Ini didapati dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan Pambudi (2002) yaitu

Cannabis juga diketahui jenisnya oleh 77 responden yang banyak menyebutkannya dalam bentuk

tembakau yaitu 84.4%.

Sedangkan pertanyaan mengenai efek dan bahaya ganja pengetahuan siswa-siswi masih

dalam kategori sedang. Dan pengetahuan mengenai bahaya keracunan ganja pengetahuan

(44)

Tabel 5.12

Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba Sabu

Sabu

Perempuan Laki-laki

Benar Salah Benar Salah

Total % Total % Total % Total %

1. Bentuk 43 81,1 10 19,9 29 78,4 8 21,6

2. Efek 13 24,5 40 75,5 10 27 27 73

3. Cara

penggunaan

37 69,8 16 30,2 30 81,1 7 18,9

4. Bahaya 16 30,2 37 69,8 10 27 27 73

5. Jika keracunan 4 7,5 49 92,5 10 27 27 73

Pengetahuan siswa-siswi mengenai bentuk sabu sudah baik. Sedangkan pengetahuan

mengenai cara penggunaan masih dalam kategori sedang, dan pengetahuan mengenai efek,

bahaya dan jika keracunan masuk dalam kategori buruk. Ini didapati dari hasil penelitian yang

dilakukan oleh Nasution dan Pambudi (2002) yaitu pada kelompok jenis opiat (heroin/putaw)

dapat dilihat bahwa lebih dari separuh dari responden yang mengembalikan angket mengetahui

jenis opiate (53.5%) serta cara penggunaannya (62.6%) demikian juga dengan bentuknya

(45)

Tabel 5.13

Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba Lem cap kepala kambing

Lem cap kepala

kambing

Perempuan Laki-laki

Benar Salah Benar Salah

Total % Total % Total % Total %

1. Apakah

termasuk

narkoba

48 90,6 5 9,4 26 70,3 11 29,7

2. Efek 29 54,7 24 45,3 21 56,8 16 43,2

3. Cara

penggunaan

44 83 9 17 35 94,6 2 5,4

4. Bahaya 27 50,9 26 49,1 15 40,5 22 59,5

Pertanyaan mengenai cara penggunaan lem cap kepala kambing dapat dijawab dengan

baik oleh sebagian besar siswa-siswi. Hal ini mungkin disebabkan karena siswa-siswi tersebut

lebih sering melihat penggunaannya yang sering digunakan oleh anak jalanan. Hal yang sama

juga diungkapkan oleh Harumindari (2005) yaitu narkoba golongan inhalansia biasanya

digunakan secara coba-coba oleh anak dibawah umur golongan kurang mampu/anak jalanan.

Namun pengetahuan siswa-siswi tersebut mengenai efek dan bahaya penggunaan lem cap

(46)

Tabel 5.14

Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba Alkohol

Pengetahuan siswa-siswi mengenai efek, cara penggunaan dan bahaya penggunaan

alkohol dalam jangka panjang sudah masuk dalam kategori baik dan sedang. Ini dikarenakan

pengetahuan ini adalah pengetahuan umum dan sering diinformasikan melalui audiovisual dan

juga bahan bacaan. Hal serupa juga didapati dalam penelitian yang dilakukan oleh Department of

Education and Training, Drug Prevention Programs (2006) adalah kaum muda mempelajari tentang narkoba seperti obat,

alkohol dan tembakau dari memperhatikan apa yang dilakukan dan mendengarkan apa yang

dikatakan oleh orang lain. Internet, televisi, majalah dan film juga memperlihatkan berbagai

(47)

5.2 Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada siswa-siswi SMA Negeri 5 Medan, telah

diperoleh data yang merupakan nyata dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 90 orang

siswa-siswi. Data tersebut dijadikan tolak ukur dalam pembahasan dan sebagai hasil akhir dapat

dijabarkan sebagai berikut:

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam

melakikan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan kognitif merupakan

dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Dengan mengetahui sebaran jawaban responden pada kuesioner yang menilai

pengetahuan. Secara keseluruhan, 40 orang siswa-siswi (44,4%)mempunyai pengetahuan yang

baik mengenai narkoba. Jumlah siswi yang memiliki pengetahuan sedang 48 orang

siswa-siswi (53,3%). Sedangkan yang memiliki pengetahuan buruk berjumlah 2 orang siswa-siswa-siswi

(2,3%).

Bentuk dari ganja dan sabu merupakan yang paling banyak di ketahui oleh siswa-siswi.

Itu mungkin disebabkan karena mudahnya ganja dan sabu tersebut didapat. Hawari(1990) juga

mengatakan hal yang sama pada penelitiannya yaitu

Sedangkan efek narkoba yang paling banyak diketahui siswa-siswi berasal dari ganja,

lem cap kepala kambing, alkohol. Hal ini terjadi mungkin karena ketiga dari jenis narkoba di atas

iang paling sering digunakan oleh orang-orang pengguna narkoba.

urutan mudahnya narkoba diperoleh (secara

terang-terangan, diam-diam atau sembunyi-sembunyi) adalah ganja (88%), heroin(44%).

Sedangkan pengetahuan dari bentuk putauw dapat dikatakan buruk hal ini mungkin dikarenakan

pengguna putauw lebih sedikit dibandingkan jenis-jenis narkoba lainnya. Hal ini sejalan dengan

yang disampaikan oleh BNN (2005) yaitu jumlah penyalahguna narkoba di dunia sebesar 200

juta orang (5% dari populasi dunia), 13,7 juta orang (kokain) 15,9 juta orang (opiate) dan 10,6

juta orang (heroin).

Pengetahuan tentang bahaya narkoba dari setiap jenis narkoba dirasakan sangat kurang.

Hal ini mungkin terjadi karena ketidaktahuan dari siswa-siswi pihak mana yang mengorganisir

bimbingan dan konseling tentang narkoba, sehingga pengetahuan siswa-siswi tersebut menjadi

sangat kurang. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Rahayuwati (2006) yaitu sekalipun ada

(48)

pihak yang mengorganisasi pelaksanaan pendidikan kesehatan apakah dari sekolah, universitas

atau dari puskesmas.

Dari hasil diatas didapati bahwa pengetahuan siswa-siswi SMA Negeri 5 Medan

mengenai narkoba masih dalam konteks sedang dan masih membutuhkan pengetahuan yang

lebih lagi agar dapat mencapai konteks baik. Padahal penggunaan narkoba yang disalahgunakan

sudah cukup lama. Suparman (2005) juga mengungkapkan hal tersebut yaitu penggunaan obat

terlarang sejenis narkoba yang disalahgunakan di Indonesia barangkali sudah cukup lama.

(49)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran pengetahuan siswa-siswi SMA Negeri 5

Medan mengenai narkoba diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

a. Pengetahuan siswa-siswi SMA Negeri 5 Medan tentang narkoba tahun 2010, yang

berpengetahuan baik adalah 40 orang (44,4%). Jumlah siswa-siswi yang berpengetahuan

sedang ada 48 orang (53,3%). Dan hanya sekitar 2 orang (2,3%) mempunyai pengetahuan

buruk mengenai narkoba.

b. Jumlah responden dengan pengetahuan terbaik terbanyak adalah dari kelas XI dan XII

yaitu 14 orang siswa dan siswi (35%), sedangkan pengetahuan buruk terbanyak adalah 2

orang siswa-siswi (100%) dari kelas XI. Didapati laki-laki dengan pengetahuan buruk

yaitu 0 orang (0%) dibandingkan dengan perempuan yaitu 2 orang (3,8%).

6.2 Saran

a. Bagi siswa-siswi SMA Negeri 5 Medan:

Siswa-siswi tidak begitu mengetahui mengenai narkoba. Ini sangat perlu ditekankan

kepada seluruh pihak agar dapat memfasilitasi dengan cara memberikan konseling, penyuluhan,

atau menambah sumber-sumber bacaan mengenai narkoba. Sehingga pengetahuan mengenai

narkoba ini dapat meningkat.

b.Bagi peneliti

Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya penelitian yang dilakukan adalah mengenai ciri-ciri

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Anggrek. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Penyalahgunaan dan

Ketergantungan Narkoba (Napza). Diperoleh dari:

dan Gangguan Jiwa_Normal_bab 1.pdf. [diakses pada tanggal 22 Maret 2010]

Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. 2005. Permasalahan Narkoba di Indonesia dan

penanggulangannya.

[diakses pada

tanggal 22 Maret 2010]

Dark, Shane dan Zador, Deborah. 1996. Fatal Heroin ‘Overdosis’: A Review.

Department of Education and Training, Drug Prevention Program. 2006. Pendidikan Narkoba di Sekolah Menengah. Diperoleh dari:

Departemen Sosial Republik Indonesia. 2006. Narkoba dan Remaja.

[diakses pada

tanggal 22 Maret 2010]

Fatchurrahman, M dan Bulkani. 2006. Peran Guru Pembimbing dalam Upaya Pencegahan

Narkotika pada Siswa SMA Negeri dan Swasta Kota Palangkaraya. Diperoleh dari:

2010]

Gusti, A. 2009. Aspek Kesehatan dalam Penyalahgunaan Narkoba. Diperoleh dari: [diakses pada tanggal 22 Maret 2010]

Harumindari, A. 2005. Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif. Diperoleh dari: Ssuu.com/publishgold/docs/rpp-zat-adiktif-dan-psikotropika diakses pada tanggal 22 Maret 2010]

Hawari. 1990. Narkoba. Diperoleh dari :

Iskandarsyah, A. 2006. Remaja dan Permasalahannya Perspektif Psikologi Terhadap

Permasalahan Remaja dalam Bidang Pendidikan. Diperoleh dari:

[diakses tanggal 8 April 2010]

(51)

Nasution, Yusran dan Pambudi, Eko S. 2002. Tingkat Pengetahuan Orang Tua Murid SLTP

Tentang Narkotika, Alkohol dan Zat Addiktif Lainnya di Kotamadya Depok. 2002.

Diperoleh dari: journal.ui.ac.id/.../05_Tingkat%20Pengetahuan_Yusran%20N.PDF [diakses pada tanggal 18 November 2010]

Notoatmodjo, S., 2005. Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan. Dalam: Notoatmodjo, S., ed.

Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 140–142.

Partodiharjo. 2008. Amfetamin. Diperoleh dari:

Pratomo et all, 1990. Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakat

dan Keluarga Berencana/Kependudukan. Jakarta: Unit Pelaksana Proyek Pembangunan

FKM di Indonesia

Pusparini. 2007. Mengenal Jenis dan Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA. Diperoleh dari: April 2010]

Sondakh, A. 2006. Narkoba Musuh Kita Bersama. Diperoleh dari: pada 22 Maret 2010]

Suparman, E. 2005. Bahaya Menyalahgunakan Narkotika dan Obat Terlarang Lainnya bagi

Generasi Penerus Bangsa. Diperoleh dari:

[diakses pada tanggal 18 Maret 2010]

Wahyuni, A.S. Metode Penarikan Sampel dan Besar Sampel. Dalam: Wahyuni, A.S., ed.

Statistika Kedokteran (Disertai Aplikasi dengan SPSS). Medan: Bamboedoea

Communication, 108-122.

Widianti, E. 2009. Remaja dan Permasalahannya: Bahaya Merokok, Penyimpangan Seks pada

Remaja, dan Bahaya Penyalahgunaan Minuman Keras/Narkoba. Diperoleh dari:

[diakses

pada tanggal 8 April 2010]

(52)
(53)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

foto

Nama : Dina Meta Fadri

Tempat/Tgl. Lahir : Medan, 14 Desember 1989

Agama : Islam

Alamat : Jalan Bromo Gg. Jermal No. 4 Medan

Jumlah Bersaudara : 3 orang

Riwayat Pendidikan :

1. Sekolah Dasar Negeri 060794 Medan 1995-2001

2. SLTP Swasta Eria Medan 2001-2004

(54)

LAMPIRAN 2

LEMBAR PENJELASAN

Assalammualaikum Wr.Wb.

Salam Sejahtera,

Saya Dina Meta Fadri, mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter di Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saya akan mengadakan penelitian dengan judul

“Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba”. Saya

mengikutsertakan Adik-adik dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui gambaran

pengetahuan mengenai narkoba. Saya mengharapkan jawaban yang sebenar-benarnya dan kerja

sama dari Adik-adik. Informasi yang Adik-adik berikan akan digunakan untuk mengembangkan

pengetahuan dan tidak akan digunakan untuk maksud-maksud lain selain penelitian ini.

Partisipasi Adik-adik dalam penelitian ini bersifat bebas, Adik-adik bebas untuk ikut

atau menolak tanpa adanya sanksi apapun. Partisipasi Adik-adik dalam penelitian ini bersifat

sukarela. Pada penelitian ini identitas Adik-adik akan dirahasiakan. Kerahasiaan data Adik-adik

akan dijamin sepenuhnya. Walaupun data Adik-adik dipublikasikan dalam hasil penelitian,

tetap kerahasiaan data Adik-adik akan dijaga.

Jika selama menjalankan penelitian ini terjadi keluhan pada Adik-adik silahkan

menghubungi saya Dina Meta Fadri ( HP: 085760884100).

Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi dan kesediaan waktu

Adik-adik sekalian, saya ucapkan terima kasih.

Medan, Juli 2010

Peneliti

(55)

LAMPIRAN 3

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta saya memahami sepenuhnya tentang penelitian,

Judul Penelitian : “Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan

Mengenai Narkoba”.

Nama Peneliti Utama : DINA META FADRI

Jenis Penelitian : Deskriptif dengan desain Cross Sectional

Jangka Waktu Penelitian : Februari – November 2010

Instansi Penelitian : Fakultas Kedokteran USU

Dengan ini saya menyatakan bersedia mengikuti penelitian tersebut secara sukarela sebagai

subjek penelitian.

Medan,………..2010

(

_____________________

(56)

LAMPIRAN 4

KUISIONER PENELITIAN

“Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan mengenai Narkoba”

I. Identitas Responden

1. Nomor Urut*

2. Nama :

: ...

3. Umur : ... Tahun

4. Kelas :

5. Jurusan*

1. IPA

:

2. IPS

6. Jenis Kelamin*

1. Pria :

2. Wanita

(57)

II. Aspek Pengetahuan Mengenai Narkoba

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan memilih jawaban yang menurut anda benar.

1. Apakah anda pernah mendengar istilah narkoba?

a. Pernah.

b. Tidak pernah.

2. Menurut anda, apakah yang dimaksud dengan narkoba?

a. Obat-obatan terlarang.

b. Singkatan dari narkotika dan obat-obat berbahaya.

c. Tidak tahu.

3. Menurut anda, mengapa narkoba dilarang?

a. Karena dapat menimbulkan ketergantungan.

b. Karena susah didapat.

c. Tidak tahu.

4. Menurut anda, apakah narkoba diresepkan oleh dokter?

a. Ya.

b. Tidak.

c. Tidak tahu.

5. Apa saja jenis narkoba yang anda ketahui?

a. Putauw.

b. Ganja.

c. Sabu.

d. Lem.

(58)

6. Menurut anda, bagaimanakah bentuk dari putauw?

a. Kristal putih.

b. Bubuk putih.

c. Tidak tahu.

7. Menurut anda, mengapa orang menggunakan putauw?

a. Selalu merasa gembira.

b. Menimbulkan perasaan segar dan enak.

c. Tidak tahu.

8. Apakah anda tahu cara penggunaan putauw?

a. Tahu.

b. Tidak tahu.

9. Menurut anda, apakah bahaya penggunaan putauw?

a. Kehilangan rasa percaya diri.

b. Tidak Bersemangat.

c. tidak tahu.

10.Apakah anda tahu apa yang terjadi pada orang-orang yang keracunan putauw?

a. Kerusakan penglihatan pada malam hari.

b. Kematian.

c. Tidak tahu.

11.Menurut anda, bagaimanakah bentuk dari ganja?

a. Seperti tembakau.

b. Berupa cairan.

(59)

12.Menurut anda, mengapa orang menggunakan ganja?

a. Agar merasa lebih santai.

b. Untuk menghilangkan rasa lelah.

c. Tidak tahu.

13. Menurut anda, bagaimanakah cara menggunakan ganja ?

a. Dihisap seperti rokok.

b. Disuntikan ke dalam aliran darah.

c. Tidak tahu.

14.Menurut anda, apakah bahaya penggunaan ganja?

a. Tidak merasa capek.

b. Ketakutan dan merasa panik.

c. Tidak tahu.

15.Apakah anda tahu apa yang terjadi pada orang-orang yang menggunakan ganja dalam

jangka waktu yang lama?

a. Depresi.

b. Paranoid.

c. Tidak tahu.

16.Menurut anda bagaimanakah bentuk sabu-sabu?

a. Bubuk putih keabuan dan tablet.

b. Kristal putih dan cairan yang disuntikan.

c. Tidak tahu.

17.Menurut anda, mengapa orang menggunakan sabu-sabu?

a. Untuk menghilangkan rasa lelah.

b. Merasa lebih bersemangat.

(60)

18.Menurut anda bagaimanakah cara penggunaan sabu-sabu?

a. dibakar dengan menggunakan kertas alumunium foil dan asapnya dihisap, atau

dibakar dengan menggunakan botol kaca yang dirancang khusus(bong).

b. dibakar bersama tembakau.

c. tidak tahu.

19.Menurut anda apakah bahaya penggunaan sabu-sabu?

a. tidak bisa diam.

b. tubuh terus bergoyang.

c. tidak tahu.

20.Menurut anda, apakah anda tahu apa yang terjadi pada orang-orang yang keracunan

sabu-sabu?

a. Gila.

b. Halusinasi.

c. Tidak tahu.

21.Apakah menurut anda lem cap kepala kambing merupakan salah satu jenis narkoba?

a. Ya.

b. Tidak.

c. Tidak tahu.

(jika jawaban tidak dan tidak tahu lanjut ke soal no 16)

22. Menurut anda, mengapa orang menggunakan lem cap kambing?

a. Agar tubuh memiliki energi berlebih.

b. Agar selera makan menjadi tinggi.

Gambar

Tabel 5.1
Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba
Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba
Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba
+3

Referensi

Dokumen terkait

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi siswa-siswi untuk lebih meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan terhadap

Dapat disimpulkan bahwa gambaran pengetahuan siswa-siswi SMA Methodist-2 Kota Medan tahun 2010 terhadap faktor risiko penyebab obesitas adalah baik, dengan perbandingan

Pengetahuan siswa-siswi di SMA Methodist Pematang Siantar terhadap konjungtivitis dilihat dari umur terhadap penyakit konjungtivitis adalah pengetahuan paling kurang adalah umur

Hasil penelitian “Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang Pentingnya Serat untuk Mencegah Konstipasi Tahun 2009” menunjukkan

Dari hasil penelitian 586 siswa- siswi di SMA “X” Bandung tahun 2016, digambarkan bahwa tingkat pengetahuan mengenai HIV/AIDS terbanyak pada kategori cukup sebanyak 337

Berdasarkan hasil penelitian pada 54 responden menunjukkan hasil bahwa sebagian besar siswa memiliki pengetahuan yang baik tentang bahaya narkoba sebanyak 33 siswa

Hasil penelitian mengenai gambaran pengetahuan siswa dan siswi kelas 2 tentang seks bebas di SMA Negeri 8 Makassar diperoleh sampel sebanyak 85 responden yang

Kesimpulan penelitian ini adalah secara umum, siswi SMA Swasta “X”, Bandung memiliki tingkat pengetahuan mengenai kanker serviks sedang, sikap mengenai kanker