TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA-SISWI SMA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA HARAPAN 1 MEDAN
Oleh:
DONNY G PICAULY 070100065
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA-SISWI SMA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA HARAPAN 1 MEDAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran
Oleh:
DONNY G PICAULY NIM: 070100065
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA-SISWI SMA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA HARAPAN 1 MEDAN
Nama : Donny G Picauly
NIM : 070100065
Pembimbing Penguji I
(dr.M.Fidel Ganis Siregar,Sp.OG) (dr.Dewi Masyitah Darlan,DAP&E.MPH)
NIP. 196405301989031019 NIP. 197407302001122003
Penguji II
(dr.Zulfikar Lubis,Sp.PK) NIP. 130139215
Medan, 29 November 2010 Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
NIP. 19540220 198011 1 001
ABSTRAK
Penyakit menular seksual masih menjadi masalah kesehatan, maupun masalah sosial. Angka kejadian bertambah dan tidak berkurang akibat kurangnya program penyuluhan yang menyeluruh di berbagai daerah dan tempat. Kebanyakan para penderita penyakit menular seksual ini adalah remaja dan dewasa muda sekitar usia 14 tahun sampai 29 tahun. Ini disebabkan kurang tersedianya informasi-informasi yang tepat tentang kesehatan reproduksi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan terhadap penyakit menular seksual. penelitian ini bersifat deskriptif dan dilakukan dengan metode survei dengan pendekatan
cross sectional. Populasi penelitian adalah siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan
dengan jumlah sampel 261 orang. Pengambilan sampel diambil menggunakan teknik stratified random sampling. Sampel kemudian di distribusikan secara proporsional berdasarkan tingkat kelas. Pengumpulan data dilakukan dengan penggunaan angket dan analisis data dilakukan dengan statistik deskriptif.
Hasil uji tingkat pengetahuan dan sikan siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan tentang penyakit menular seksual menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan berada dalam kategori kurang karena terdapat 128 orang (49%) dan sikap dalam kategori sedang 137 orang (52,5%).
Dari hasil penelitian diharapkan pihak sekolah, orang tua, dan lingkungan sekitar responden mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi terutama penyakit menular seksual ini dengan tepat.
ABSTRACT
Sexually transmitted disease remains a health problem, as well as social problems. The incidence increased and not diminished by the lack of a comprehensive extension program in various regions and places. Most people with sexually transmitted diseases are adolescents and young adults around the age of 14 years to 29 years. This is due to the lack of available appropriate information about reproductive health.
This study aims to determine the level of knowledge and attitude of high school students hope a field of sexually transmitted diseases. This study is descriptive and was conducted by survey method with cross sectional approach. The study population were high school students hope a field with a total sample of 261 people. The samples were taken using stratified random sampling technique. The samples then proportionally distributed based on grade level. Data collection was performed with the use of questionnaires and data analysis conducted with descriptive statistics.
The result of their dream to test the level of knowledge and high school students hope a field of sexually transmitted diseases indicate that most high school students' knowledge of a Hope Field in a category is less because there are 128 people (49%) and attitude in the category were 137 people (52 , 5%).
From the research results are expected from the school, parents, and the environment surrounding the respondents get information about reproductive health, especially sexually transmitted diseases is to correct.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Karya tulis ilmiah ini berjudul “Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Harapan 1 Medan ”. Dalam penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak dr. M.Fidel Ganis Siregar, Sp.OG, sebagai Dosen Pembimbing saya yang telah banyak memberi arahan dan masukan kepada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.
3. Bapak dr. Zulfikar Lubis, Sp.PK & Ibu dr. Dewi Masyitah Darlan, DAP & E.MPH selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu dan pemikiran untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
4. Bapak Drs. H. Sofyan Alwi, M. Hum sebagai Kepala Sekolah SMA Harapan 1 Medan, yang telah member izin dan banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian
5. Bapak dan Ibu guru SMA Harapan 1 Medan, yang telah membantu dalam administrasi perizinan untuk melakukan penelitian, dan pengumpulan data 6. Para dosen dan staf pegawai di lingkungan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
7. Terima kasih juga saya tujukan kepada opa Alm. Prof.J.O. Picauly dan oma O.G. Picauly Laurens, atas doa oma kepada saya.
Fatma Dewi Picauly serta saudara saya Adrian G Picauly, S.Ked atas doa, semangat dan bantuan yang diberikan kepada penulis selama ini.
9. Seluruh siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan yang telah bersedia menjadi responden dan meluangkan waktu untuk menjawab kuesioner pada penelitian ini.
10.Seluruh teman-teman saya khususnya teman-teman Stambuk 2007 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama mengikuti pendidikan.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.
Medan, 22 November 2010
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT... iii
Kata Pengantar ... iv
Daftar isi ... vi
Dafrat Tabel ... viii
Daftar Lampiran ... ix
BAB 1 PENDAHULUAN... 1
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Rumusan Masalah ... 4
1.3.Tujuan Penelitian ... 4
1.4.Manfaat Penelitian ... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Penyakit Menular Seksual... 6
2.1.1.Definisi Penyakit Menular Seksual... 6
2.1.2.Etiologi Penyakit Menular Seksual... 6
2.1.3.Penularan Penyakit Menular Seksual... 7
2.1.4.Jenis-Jenis Penyakit Menular Seksual ... 7
2.1.5.Gejala-Gejala Umum Penyakit Menular Seksual ... 8
2.1.6.Pencegahan Penyakit Menular Seksual... 8
2.1.7.Penatalaksanaan Penyakit Menular Seksual... 9
2.1.8.Komplikasi Penyakit Menular Seksual ... 10
2.2.Pengetahuan ... 10
2.3.Sikap ... 11
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 13
3.1.Kerangka Konsep Penelitian ... 13
3.2.1.Cara Ukur ... 13
3.2.1.1.Pengetahuan ... 13
3.2.1.2.Sikap ... 15
BAB 4 METODE PENELITIAN ... 18
4.1.Jenis Penelitian ... 18
4.2.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 18
4.2.1.Lokasi Penelitian ... 18
4.2.2.Waktu Penelitian ... 18
4.3.Populasi dan Sampel Penelitian ... 18
4.3.1.Populasi Penelitian ... 18
4.3.2.Sampel Penelitian ... 19
4.4.Metode Pengumpulan Data ... 20
4.5.Metode Pengolahan Data ... 21
BAB 5 HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN ... 22
5.1. Hasil Penelitian... 22
5.1.1. Deskripsi lokasi Penelitian ... 22
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 22
5.1.3. Hasil Analisa Data ... 23
5.1.3.1. Pengetahuan ... 23
5.1.3.2. Sikap ... 26
5.2. Pembahasan ... 30
5.2.1. Tingkat Pengetahuan ... 30
5.2.2. Sikap... 32
BAB 6 KESIMPULAN dan SARAN ... 34
6.1. Kesimpulan ... 34
6.2. Saran ... 34
Daftar Tabel
TABEL
Halaman
Table 3.2. Definisi Operasional ... 12
Table 3.2.1.1. Table Pengukuran Pengetahuan ... 13
Table 3.2.1.2. Table Pengukuran Sikap... 15
Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner Pertanyaan ... 19
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 22
Tabel 5.2. Distribusi frekuensi jawaban responden pada variable pengetahuan ... 23
Tabel 5.3. Gambaran tingkat pengetahuan murid SMA Harapan 1 ... 24
Tabel 5.4. Gambaran tingkat pengetahuan SMA Harapan 1 berdasarkan kelas ... 25
Tabel 5.5. Gambaran tingkat pengetahuan SMA Harapan 1 berdasarkan jenis kelamin .... 26
Tabel 5.6. Distribusi frekuensi jawaban responden pada variable siakp ... 27
Tabel 5.7. Gambaran sikap murid SMA Harapan 1 ... 27
Tabel 5.8. Gambaran sikap SMA Harapan 1 Berdasarkan Kelas ... 28
Tabel 5.9. Gambaran sikap SMA Harapan 1 berdasarkan jenis kelamin ... 29
Daftar Lampiran Lampiran 1. Daftar Riwayat hidup
Lampiran 2. Lembar Penjelasan
Lampiran 3. Informed Consent
Lampiran 4. Kuesioner
Lampiran 5. Surat Keterangan SMA Harapan 1 Medan
Lampiran 6. Health Research Ethical Committee of North Sumatera
ABSTRAK
Penyakit menular seksual masih menjadi masalah kesehatan, maupun masalah sosial. Angka kejadian bertambah dan tidak berkurang akibat kurangnya program penyuluhan yang menyeluruh di berbagai daerah dan tempat. Kebanyakan para penderita penyakit menular seksual ini adalah remaja dan dewasa muda sekitar usia 14 tahun sampai 29 tahun. Ini disebabkan kurang tersedianya informasi-informasi yang tepat tentang kesehatan reproduksi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan terhadap penyakit menular seksual. penelitian ini bersifat deskriptif dan dilakukan dengan metode survei dengan pendekatan
cross sectional. Populasi penelitian adalah siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan
dengan jumlah sampel 261 orang. Pengambilan sampel diambil menggunakan teknik stratified random sampling. Sampel kemudian di distribusikan secara proporsional berdasarkan tingkat kelas. Pengumpulan data dilakukan dengan penggunaan angket dan analisis data dilakukan dengan statistik deskriptif.
Hasil uji tingkat pengetahuan dan sikan siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan tentang penyakit menular seksual menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan berada dalam kategori kurang karena terdapat 128 orang (49%) dan sikap dalam kategori sedang 137 orang (52,5%).
Dari hasil penelitian diharapkan pihak sekolah, orang tua, dan lingkungan sekitar responden mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi terutama penyakit menular seksual ini dengan tepat.
ABSTRACT
Sexually transmitted disease remains a health problem, as well as social problems. The incidence increased and not diminished by the lack of a comprehensive extension program in various regions and places. Most people with sexually transmitted diseases are adolescents and young adults around the age of 14 years to 29 years. This is due to the lack of available appropriate information about reproductive health.
This study aims to determine the level of knowledge and attitude of high school students hope a field of sexually transmitted diseases. This study is descriptive and was conducted by survey method with cross sectional approach. The study population were high school students hope a field with a total sample of 261 people. The samples were taken using stratified random sampling technique. The samples then proportionally distributed based on grade level. Data collection was performed with the use of questionnaires and data analysis conducted with descriptive statistics.
The result of their dream to test the level of knowledge and high school students hope a field of sexually transmitted diseases indicate that most high school students' knowledge of a Hope Field in a category is less because there are 128 people (49%) and attitude in the category were 137 people (52 , 5%).
From the research results are expected from the school, parents, and the environment surrounding the respondents get information about reproductive health, especially sexually transmitted diseases is to correct.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Santoso (1993), remaja merupakan individu yang sedang mengalami perkembangan menuju kedewasaan. Mereka adalah anak-anak yang telah meninggalkan usia 11 tahun dan menuju usia 21 tahun. Batasan ini tentunya tidak bersifat absolut, sebab sering terjadi perbedaan angka usia yang dapat disebabkan oleh terjadinya perbedaan proses pematangan yang diperoleh. Masa remaja adalah suatu bagian dari proses tubuh kembang yang berkesinambungan,
yang merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa muda.
Nelson (2000), menambahkan bahwa pada masa perkembangannya, remaja mengalami perubahan-perubahan baik secara fisik, psikologis maupun sosial. Pada masa remaja terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dalam aspek fisik, emosi, kognitif dan sosial. Masa remaja merupakan masa yang kritis, yaitu saat untuk berjuang melepaskan ketergantungan kepada orang tua dan berusaha mencapai kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Keberhasilan remaja melalui masa transisi ini dipengaruhi baik oleh faktor individu (biologis, kognitif, dan psikologis) maupun lingkungan (keluarga, teman sebaya (peer group) dan masyarakat).
Pendapat diatas diperkuat oleh pendapat Achjar, (2006), minimnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi membuat remaja tidak memiliki kendali untuk menolak perilaku seks. Remaja harus membekali diri dengan berbagai ilmu pengetahuan terutama pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, agar mereka dapat mencegah hal-hal yang negatif, mengendalikan diri, mengembangkan diri dan berperilaku positif.
Menurut Moeliono (2004), Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan kesehatan reproduksi remaja adalah faktor internal antara lain pengetahuan, sikap, kepribadian remaja itu sendiri dan faktor eksternal yaitu lingkungan dimana
remaja berada mempengaruhi kegiatan seksual remaja yang beresiko terhadap masalah kesehatan reproduksi. Sumber informasi eksternal yang mudah mereka jangkau adalah teman-teman sebaya (peer group), bacaan-bacaan popular, VCD porno, akses internet, dan lain-lain. Sumber informasi eksternal ini tidak selalu
benar, terbaik dan bermutu.
Ini membuat para remaja tidak tahu akan akibatnya jika mereka melakukan hubungan seksual yang bebas. Mereka bisa saja hamil di luar nikah dan terkena penyakit menular seksual. Menurut Notoatmodjo (2007), penyakit menular seksual merupakan suatu penyakit yang mengganggu kesehatan reproduksi yang muncul akibat dari prilaku seksual yang tidak aman. Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan penyakit anak muda atau remaja, karena remaja atau anak muda adalah kelompok terbanyak yang menderita penyakit menular seksual (PMS) dibandingkan kelompok umur yang lain. Menurut Duarsa (2004) dalam Soetjiningsih (2004) PMS adalah golongan penyakit yang terbesar jumlahnya.
Di Medan, kejadian sifilis terus meningkat setiap tahun. Peningkatan penyakit ini terbukti sejak tahun 2003 meningkat 15,4% sedangkan pada tahun 2004 terus menunjukkan peningkatan menjadi 18,9%, sementara pada tahun 2005 meningkat menjadi 22.1%. setiap orang bisa tertular penyakit menular seksual. Kecenderungan kian meningkatnya penyebaran penyakit ini disebabkan perilaku
remaja usia 15-29 tahun, tetapi ada juga bayi yang tertular karena tertular dari ibunya (Lestari,2008).
Remaja sering kali melakukan hubungan seks yang tidak aman, adanya kebiasaan bergani-ganti pasangan dan melakukan anal seks menyebabkan remaja semakin rentan untuk tertular Penyakit Menular Seksual (PMS), seperti Sifilis,
Gonore, Herpes, Klamidia. Cara melakukan hubungan kelamin pada remaja tidak
hanya sebatas pada genital-genital saja bisa juga orogenital menyebabkan penyakit kelamin tidak saja terbatas pada daerah genital, tetapi juga pada daerah-daerah ekstra genital (Notoatmodjo, 2007).
Kegiatan seksual menempatkan remaja pada tantangan resiko terhadap berbagai masalah kesehatan reproduksi. Setiap tahun kira-kira 15 juta remaja berusia 15-19 tahun melahirkan, 4 juta melakukan aborsi, dan hampir 100 juta terinfeksi Penyakit Menular Seksual (PMS) yang dapat disembuhkan. Secara
global 40% dari semua kasus infeksi HIV terjadi pada kaum muda yang berusia 15-24 tahun. Perkiraan terakhir adalah, setiap hari ada 7.000 remaja terinfeksi HIV (PATH, 1998). Oleh karena itu penyebaran informasi kesehatan dikalangan remaja, perlu diupayakan secara tepat guna agar dapat memberi informasi yang benar dan tidak terjerumus terutama di institusi pendidikan sekolah.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana tingkat pengetahuan dan sikap siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan tentang bahayanya Penyakit Menular Seksual(PMS)?
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan tentang Penyakit Menular Seksual(PMS).
1.3.2 Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk memperoleh informasi tingkat pengetahuan siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan tentang Penyakit Menular Seksual(PMS).
2..Untuk memperoleh informasi tenang sikap siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan tentang Penyakit Menular Seksual(PMS)
3. Untuk memperoleh informasi kelas mana yang memiliki tingkat pengetahuan dan sikap dalam kategori baik.
1.4 Manfaat Penelitian 1. Untuk Peneliti
Menambah pengetahuan peneliti tentang tingkat pengetahuan dan sikap siswa-siswi SMA tentang Penyakit Menular Seksual(PMS).
Untuk menambah pengetahuan dan sikap yang benar bagi responden tentang Penyakit Menular Seksual(PMS).
3. Untuk Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya, tentang upaya pencegahan Penyakit Menular Seksual di kalangan siswa-siswi SMA.
4. Untuk Institusi(SMA Harapan 1 MEDAN)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penyakit Menular Seksual
2.1.1. Definisi Penyakit Menular Seksual
Infeksi Menular Seksual (IMS) didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan karena adanya invasi organisme virus, bakteri, parasit dan kutu
kelamin yang sebagian besar menular melalui hubungan seksual, baik yang berlainan jenis ataupun sesama jenis. (Aprilianingrum, 2002).
Terdapat lebih kurang 30 jenis mikroba(bakteri, virus, dan parasit) yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan
adalah infeksi gonorrhea, chlamydia, syphilis,trichomoniasis, chancroid, herpes
genital, infeksi human immunodeficiensy virus (HIV) dan hepatitis B. HIV dan
syphilis juga dapat ditularkan dari ibu ke anaknya selama kehamilan dan
kelahiran, dan juga melalui darah serta jaringan tubuh (WHO,2009). 2.1.2. Etiologi Penyakit Menular Seksual
Menurut Handsfield(2001) dalam Chiuman (2009), Penyakit menular seksual dapat diklasifikasikan berdasarkan agen penyebabnya, yakni:
a. Dari golongan bakteri, yakni Neisseria gonorrhoeae, Treponema
pallidum, Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urealyticum,
Mycoplasma hominis, Gardnerella vaginalis, Salmonella sp, Shigella
sp, Campylobacter sp, Streptococcus group B, Mobiluncus sp.
b. Dari golongan protozoa, yakni Trichomonas vaginalis, Entamoeba
histolytica, Giardia lamblia,
c. Dari golongan virus, yakni Human Immunodeficiency Virus(tipe 1 dan
2), Herpes Simplex Virus (tipe 1 dan 2), Human papiloma Virus,
Cytomegalovirus, Epstein-barr virus, Molluscum contagiosum virus,
2.1.3. Penularan Penyakit Menular Seksual
Menurut Karang Taruna(2001), sesuai dengan sebutannya cara penularan Penyakit Menular Seksual ini terutama melalui hubungan seksual yang tidak terlindungi, baik pervaginal, anal, maupun oral. Cara penularan lainnya secara perinatal, yaitu dari ibu ke bayinya, baik selama kehamilan, saat kelahiran ataupun setelah lahir. Bisa melalui transfuse darah atau kontak langsung dengan cairan darah atau produk darah. Dan juga bisa melalui penggunaan pakaian dalam atau handuk yang telah dipakai penderita Penyakit Menular Seksual(PMS).
Perilaku seks yang dapat mempermudah penularan PMS adalah :
1. Berhubungan seks yang tidak aman (tanpa menggunakan kondom). 2. Gonta-ganti pasangan seks.
3. Prostitusi.
4. Melakukan hubungan seks anal (dubur), perilaku ini akan menimbulkan
luka atau radang karena epitel mukosa anus relative tipis dan lebih mudah terluka disbanding epitel dinding vagina.
5. Penggunaan pakaian dalam atau handunk yang telah dipakai penderita PMS (Hutagalung, 2002).
2.1.4. Jenis-Jenis Penyakit Menular Seksual
Secara garis besar Penyakit Menular Seksual dapat dibedakan menjadi empat kelompok, antara lain:
a. PMS yang menunjukkan gejala klinis berupa keluarnya cairan yang keluar dari alat kelamin, yaitu penyakit Gonore dan Uretritis Non
Spesifik(UNS)
b. PMS yang menunjukkan adanya luka pada alat kelamin misalnya penyakit Chanroid(Ulkus mole), Sifilis, LGV, dan Herpes simpleks. c. PMS yang menunjukkan adanya benjolan atau tumor, terdapat pada
penyakit Kondiloma akuminata.
d. PMS yang memberi gejala pada tahap permulaan, misalnya penyakit
2.1.5. Gejala-Gejala Umum Penyakit Menular Seksual. Pada anak perempuan gejalanya berupa:
a. Cairan yang tidak biasa keluar dari alat kelamin perempuan warnanya kekuningan-kuningan, berbau tidak sedap.
b. Menstruasi atau haid tidak teratur. c. Rasa sakit di perut bagian bawah.
d. Rasa gatal yang berkepanjangan di sekitar kelamin. Pada anak laki-laki gejalanya berupa:
a. Rasa sakit atau panas saat kencing.
b. Keluarnya darah saat kencing. c. Keluarnya nanah dari penis. d. Adanya luka pada alat kelamin.
e. Rasa gatal pada penis atau dubur (Hutagalung, 2002).
2.1.6. Pencegahan Penyakit Menular Seksual
Adapun upaya pencegahan Penyakit Menular Seksual yang dapat dilakukan adalah:
a. Tidak melakukan hubungan seks.
b. Menjaga perilaku seksual (seperti: penggunaan kondom).
c. Bila sudah berperilaku seks yang aktif tetaplah setia pada pasngannya. d. Hindari penggunaan pakaian dalam serta handuk dari penderita PMS. e. Tawakal pada Tuhan Yang Maha Esa.
f. Bila Nampak gejala-gejala PMS segera ke dokter atau petugas kesehatan setempat (Ningsih,1998).
2.1.7. Penatalaksanaan Penyakit Menular Seksual
Menurut WHO(2003), penanganan pasien infeksi menular seksual terdiri dari dua cara, bisa dengan penaganan berdasarkan kasus(case management) ataupun penanganan berdasarkan sindrom (syndrome management). Penanganan
perawatan kesehatan reproduksi yang komprehensif. Sedangkan penanganan berdasarkan sindrom didasarkan pada identifikasi dari sekelompok tanda dan gejala yang konsisten, dan penyediaan pengobatan untuk mikroba tertentu yang menimbulkan sindrom.
Penanganan infeksi menular seksual yang ideal adalah penanganan berdasarkan mikrooganisme penyebnya. Namun, dalam kenyataannya penderita infeksi menular seksual selalu diberi pengobatan secara empiris (Murtiastutik, 2008).
Antibiotika untuk pengobatan IMS adalah:
1. Pengobatan gonore: penisilin, ampisilin, amoksisilin, seftriakson, spektinomisin, kuinolon, tiamfenikol, dan kanamisin (Daili, 2007).
2. Pengobatan sifilis: penisilin, sefalosporin, termasuk sefaloridin, tetrasiklin, eritromisin, dan kloramfenikol (Hutapea, 2001).
3. Pengobatan herpes genital: asiklovir, famsiklovir, valasiklovir (Wells et al, 2003).
4. Pengobatan klamidia: azithromisin, doksisiklin, eritromisin (Wells et al., 2003). 5. Pengobatan trikomoniasis: metronidazole (Wells et al., 2003).
Resisten adalah suatu fenomena kompleks yang terjadi dengan pengaruh dari mikroba, obat antimikroba, lingkungan dan penderita. Menurut Warsa (2004), resisten antibiotika menyebabkan penyakit makin berat, makin lama menderita, lebih lama di rumah sakit, dan biaya lebih mahal.
2.1.8. Komplikasi Penyakit Menular Seksual
2.2. Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan tau kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).
Kedalaman pengetahuan yang diperoleh seeorang terhadap suatu rangsangan dapat diklasifikasikan berdasarkan enam tingkatan, yakni:
a. Tahu (know)
Merupakan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,
termasuk ke dalam tingkatan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu merupakan tingkatan pengalaman yang paling rendah.
b. Memahami (comprehension)
Merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang diketahui. Orang telah paham akan objek atau materi harus mampu menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (application)
Kemampuan dalam menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.
d. Analisis (analysis)
Kemampuan dalam menjabarkan materi atau suatu objek dalam komponen-komponen, dan masuk ke dalam struktur organisasi tersebut. e. Sintesis (synthesis)
Kemampuan dalam meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (evaluation)
Kemampuan dalam melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek
2.3. Sikap
Merupakan respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak langsung dilihat akan tetapi harus ditafsirkan terlebih dahulu sebagai tingkah laku yang tertutup.
Menurut Allport (1954) seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2005), sikap mempunyai tiga komponen pokok, yakni:
a. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek b. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu konsep c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, antara lain : a. Menerima (receiving)
Mau dan memperhatikan stimulus atau objek yang diberikan. b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain mengerjakan atau mendiskusikan masalah. d. Bertanggung jawab (responsible)
Mempunyai tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala resiko.
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Kosep Penelitian
3.2. Definisi Operasional
Table 3.2. Definisi Operasional
No .
Variabel Definisi operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
1. Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui responden mengenai PMS
Kuesioner 1: Baik 2: Sedang 3: Kurang
Ordinal
2. Sikap Tanggapan atau
reaksi responden mengenai PMS
Kuesioner 1: Baik 2: Sedang 3: Kurang
Ordinal
3.2.1 Cara Ukur 3.2.1.1. Pengetahuan
Pengukuran tingkat pengetahuan mengenai penyakit menular seksual dilakukan berdasarkan jawaban pertanyaan yang diberikan oleh responden. Instrument yang digunakan berupa angket. Responden boleh menjawab lebih dari satu jawaban, kecuali responden sudah memilih opsi (a). Dengan jumlah
Pengetahuan
PMS
pertanyaan sebanyak 9 pertanyaan. Nilai tertinggi adalah 36 dan nilai terendah adalah 0. Pengukuran dengan skala ordinal sebagai berikut:
a. Baik, apabila jawaban responden benar > 75% dari nilai tertinggi, yaitu >27
b. Sedang, apabila jawaban responden benar antara 40-75% dari nilai tertinggi, yaitu skor 14-27
c. Kurang, apabila jawaban responden benar < 40% dari nilai tertinggi, yaitu skor < 14
Table 3.2.1.1. Table Pengukuran Pengetahuan
No Pertanyaan Kode jawaban
Kategori jawaban
Pengukuran jawaban
1 Pengertian PMS
a,b,c,d,e 0,1 0.Bila jawabanya (a) 1.Bila
jawabanya(b),(c),(d),(e) dan bisa di jumlahkan 2 Jenis-jenis
PMS
a,b,c,d,e 0,1 0.Bila jawabanya (a) 1.Bila
jawabanya(b),(c),(d),(e) dan bisa di jumlahkan 3 Etiologi PMS a,b,c,d,e 0,1 0.Bila jawabanya (a)
1.Bila
jawabanya(b),(c),(d),(e) dan bisa di jumlahkan 4 Cara
penularan PMS
a,b,c,d,e 0,1 0.Bila jawabanya (a) 1.Bila
jawabanya(b),(c),(d),(e) dan bisa di jumlahkan
5 Gejala PMS
pada laki-laki
a,b,c,d,e 0,1 0.Bila jawabanya (a) 1.Bila
dan bisa di jumlahkan
6 Gejala PMS
pada Perempuan
a,b,c,d,e 0,1 0.Bila jawabanya (a) 1.Bila
jawabanya(b),(c),(d),(e) dan bisa di jumlahkan 7 Pencegahan
PMS
a,b,c,d,e 0,1 0.Bila jawabanya (a) 1.Bila
jawabanya(b),(c),(d),(e) dan bisa di jumlahkan 8 Komplikasi
PMS
a,b,c,d,e 0,1 0.Bila jawabanya (a) 1.Bila
jawabanya(b),(c),(d),(e) dan bisa di jumlahkan 9 Pengurangan
resiko terjangkit PMS
a,b,c,d,e 0,1 0.Bila jawabanya (a) 1.Bila
jawabanya(b),(c),(d),(e) dan bisa di jumlahkan
3.2.1.2 Sikap
Sikap adalah tanggapan atau responden remaja terhadap hal-hal yang berhubungan dengan penyakit menular seksual. Pengukuran ini mengenai penyakit menular seksual dilakuakn berdasarkan jawaban pertanyaan yang diberikan oleh responden. Intrumen yang digunakan berupa angket dengan jumlah
pertanyaan sebanyak 4 pertanyaan. Poin tertinggi adalah 4 dan poin terendah adalah 0
Pengukuran sikap responden dilakukan dengan menggunakan sistem skoring dengan skala ordinal sebagai berikut:
B. Sedang, apabila skor yang diperoleh responden antara 40%-75% dari skor maksimum, yaitu 1-3
C. Kurang, apabila skor yang diperoleh responden < 40% dari skor maksimum, yaitu <1
Table 3.2.1.2. Table Pengukuran Sikap
No Pertanyaan Kode jawaban
Kategori Jawaban
Pengukuran jawaban
1 Sikap
terhadap seks bebas
a,b 0,1 0.jika responden
menjawab (a)
1.jika responden menjawab (b)
2 Menjauhi orang
terkena PMS
a,b 0,1 0.jika responden
menjawab (a)
1. jika responden menjawab (b)
3 Timbul gejala PMS
a,b 0,1 0.jika responden
menjawab (a)
1. jika responden menjawab (b)
4 Berbagi barang dengan penderita PMS
a,b 0,1 0.jika responden
menjawab (b)
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai pengetahuan dan sikap siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS). Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah “cross sectional study” dimana dikumpulkan pada satu waktu tertentu
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Harapan 1 Medan, provinsi Sumatera Utara. Lokasi ini dipilih karena belum ada yang melakukan penelitian tentang PMS di sekolah ini.
4.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini diperkirakan mulai dari bulan Juli 2010 sampai dengan bulan September 2010.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X, kelas XI, dan kelas XII, yang berada di SMA Harapan 1 Medan. Populasi berjumlah 745 orang.
Sampel pada penelitian ini adalah sebagian siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan. Dalam menentukan besarnya sampel, dilakukan perhitungan sampel dengan mengunakan rumus (Notoatmodjo, 2005)
Rumus :
( )
2 1 N dN n
+ =
( )
2 05 , 0 745 1745
+ =
n
86 , 2
745
=
n
5 , 260
=
n
261 =
n orang
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d = Tingkat ketepatan
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara stratified random
sampling dengan studi deskriptif. Jumlah sampel adalah 261 orang. Sempel
tersebut kemudian di distribusikan merata pada siswa-siswi di SMA HARAPAN 1 Medan tersebut
1. Siswa-siswi SMA tingkat X : 87 orang
4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer
Pada penelitian ini, digunakan data primer yang didapat langsung dari responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan alat pengumpulan data berupa kuesioner. Pertanyaan – pertanyaan di dalam kuesioner telah diuji validitas dan reabilitasnya Tabel 4.1 dengan menggunakan SPSS.
Tabel 4.1. hasil uji validitas dan reabilitas kuesioner pertanyaan Variabel Nomor
Pertanyaan
Total Pearson Correlation
Status Alpha Status
pengetahuan 1 0,879 Valid 0,790 Reliabel
2 0,746 Valid Reliabel
3 0,956 Valid Reliabel
4 0,884 Valid Reliabel
5 0,788 Valid Reliabel
6 0,879 Valid Reliabel
7 0,956 Valid Reliabel
8 0,794 Valid Reliabel
9 0,906 Valid Reliabel
Sikap 1 0,974 Valid 0,481 Reliabel
2 0,948 Valid Reliabel
4 0,937 Valid Reliabel
4.4.2. Data Sekunder
data yang didapatkan dari pihak sekolah yang berhubungan dengan jumlah siswa-siswi di SMA Harapan 1 Medan
4.5. Metode Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan, tahap pertama editing
yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk, tahap kedua coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa, tahap ketiga entry yaitu memasukkan
BAB 5
HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
SMA Harapan 1 Medan adalah salah satu lembaga pendidikan swasta yang telah terakreditasi dengan peringkat A (amat baik). SMA Harapan 1 Medan berlokasi dijalan Imam Bonjol no.35 Medan. SMA Harapan 1 Medan memiliki 20 Kelas dengan pembagian kelas berupa kelas X berjumlah 8 kelas, kelas XI berjumlah 7 kelas, dan kelas XII berjumlah 6 kelas. Jumlah siswa di SMA
Harapan 1 Medan berjumalh 830 orang yang terdiri dari 440 siswa laki-laki dan 390 perempuan.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini, responden yang terpilih sebanyak 261 orang yang terdiri dari 87 orang kelas 1, 87 orang kelas 2, dan 87 orang kelas 3.
Dari keseluruhan responden ini yang diamati meliputi jenis kelamin. Data lengkap jika di tinjau dari jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase(%)
Laki-laki 124 47,5
Perempuan 137 52,5
Total 261 100
5.1.3. Hasil Analisa Data 5.1.3.1. Pengetahuan
Data lengkap distribusi frekuensi jawaban responden pada variable pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.2
Tabel 5.2. Distribusi frekuensi jawaban responden pada variable pengetahuan
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat untuk poin 0 terdapat paling banyak pada pertanyaan ke-6 gejala PMS pada perempuan yaitu 75 orang(28,7%), dan
paling sedikit terdapat pada pertanyaan ke-7 pencegahan PMS yaitu 1 orang(0,4%). Untuk poin 1 paling banyak terdapat pada pertanyaan ke-8
no Pertanyaan
Jawaban responden
Jmlh poin
0
Jmlh poin 1 Jmlh poin 2 Jmlh poin 3 Jmlh poin 4
n % n % n % n % n %
1 Pengertian PMS 2 8 71 27,2 83 31,8 55 21,1 50 19,2
2 Jenis-jenis PMS 5 1,9 137 52,5 64 24,5 44 16,9 11 4,2
3 Etiologi PMS 7 2,7 156 59,8 76 29,1 16 6,1 6 2,3
4 Cara penularan
PMS
4 1,5 108 41,4 99 37,9 36 13,8 14 5,4
5 Gejala PMS pada
laki-laki
70 26,8 88 33,7 69 26,4 21 8 13 5
6 Gejala PMS pada
Perempuan
75 28,7 89 34,1 66 25,3 19 7,3 12 4,6
7 Pencegahan PMS 1 0,4 83 31,8 118 45,2 38 14,6 21 8
8 Komplikasi PMS 18 6,9 157 60,2 58 22,2 23 8,8 5 1,9
9 Pengurangan
resiko terjangkit
PMS
pengertian PMS yaitu 71 orang (27,2%). Selanjutnya untuk poin 2 paling banyak terdapat pada pertanyaan ke-7 pencegahan PMS yaitu 118 orang (45,2%), dan yang paling sedikit pada pertanyaan ke-2 jenis-jenis PMS yaitu 64 orang (24,5%). Seterusnya untuk poin 3 paling banyak pada pertanyaan ke-1 Pengertian PMS yaitu 55 orang (21,1%), paling sedikit pada pertanyaan ke-5 gejala PMS pada laki-laki dan ke-9 pengurangan resiko terjangkit PMS yaitu 21 orang (8%). Dan untuk poin 4 terdapat paling banyak pada pertanyaan ke-1 pengertian PMS yaitu 50 orang(19,2%),dan paling sedikit pada pertanyaan ke-9 penguranya resiko terjangkit PMS yaitu 2 orang(0,8%). Gambaran tingkat pengetahuan Murid SMA Harapan 1 dapat dilihat pada tabel 5.3.
Tabel 5.3. Gambaran tingkat pengetahuan Murid SMA Harapan 1
Pengetahuan Frekuensi Persentase(%)
Baik 8 3,1
Sedang Kurang
125 128
47,9 49
Total 261 100
Dari tabel di atas dapat dilihat tingkat pengetahuan responden tentang penyakit menular seksual paling banyak terdapat pada kategori kurang, yaitu 128 orang (49%), diikuti dengan kategori sedang yaitu 125 orang (47,9%), dan kategori baik sebanyak 8 orang (3,1%). Gambaran tingkat pengetahuan SMA Harapan 1 berdasarkan kelas dapat di lihat di tabel 5.4.
Tabel 5.4. Gambaran tingkat pengetahuan SMA Harapan 1 berdasarkan kelas
Kelas
Tingkat pengetahuan
Total
n % n % n %
X 2 2,3 38 43,7 47 54 87
XI 3 3,4 36 41,4 48 55,2 87
XII 3 3,4 51 58,6 33 37,9 87
Total 8 3,1 125 47,9 128 49 261
Dari data di atas dapat dilihat untuk kelas X terdapat 2 orang(2,3%) dengan nilai baik, terdapat 38 orang (43,7%) dengan nilai sedang dan 47 orang (54%) dengan nilai kurang. Untuk kelas XI terdapat 3 orang (3,4%) dengan nilai baik, 36 orang (41,4%) dengan nilai sedang, dan 48 orang (55,2%) dengan nilai
kurang. Dan untuk kelas XII terdapat 3 orang (3,4%) dengan nilai baik, 51 orang (58,6%) dengan nilai sedang, dan 33 orang (37,9%) dengan nilai kurang. Dapat disimpulkan nilai baik paling banyak terdapat di kelas XII dan kelas XI yaitu 3 orang (3,4%). Untuk nilai sedang paling banyak terdapat pada kelas XII dengan
51 orang (58,6%), dan yang paling sedikit terdapat pada kelas XI dengan 36 orang(41,4%). Dan untuk nilai kurang terdapat paling banyak di kelas XI dengan 48 orang (55,2%) dan paling sedikit terdapat pada kelas XIIyaitu 33 orang (37,9%). Gambaran tingkat pengetahuan SMA Harapan 1 berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.5
Tabel 5.5. Gambaran tingkat pengetahuan SMA Harapan 1 berdasarkan jenis kelamin.
Jenis Kelamin
Tingkat Pengetahuan
Baik Sedang Kurang Total
n % n % n %
Perempuan 3 2,2 72 52,6 62 45,3 137
Total 8 3,1 125 47,9 128 49 261
Dari tabel di atas dapat dilihat untuk responden laki-laki dengan hasil baik terdapat 5 orang (4%), sedang 53 orang (42,7%), dan buruk 66 orang (53,2%). Sedangkan untuk responden perempuan dengan hasil baik terdapat 3 orang (2,2%), sedang 72 orang (52,6%), dan kurang sebanyak 62 orang (45,3%).
5.1.3.2. Sikap
Data lengkap distribusi frekuensi jawaban responden pada variable sikap dapat di lihat pada tabel 5.6.
Tabel 5.6. Distribusi frekuensi jawaban responden pada variable sikap
no Pertanyaan/Pernyataan
Jawaban responden
Negatif Positif
n % n %
1 Sikap terhadap seks bebas 14 5,4 247 94,6
2 Menjauhi orang terkena PMS 154 59 107 41
3 Timbul gejala PMS 8 3,1 253 96,9
4 Berbagi barang dengan penderita
PMS
198 75,9 63 24,1
(75,9%) dengan sikap negatif, dan 63 orang (24,1%) dengan sikap positif. Gambaran sikap murid SMA Harapan 1 dapat di lihat pada tabel 5.7.
Tabel 5.7. Gambaran sikap murid SMA Harapan 1
Sikap Frekuensi Persentase(%)
Baik 123 47,1
Sedang Kurang
137 1
52,5 0,4
Total 261 100
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa sikap responden terhadap penyakit menular seksual paling banyak berada pada kategori sedang dengan 137 orang (52,5%) diikuti dengan kategori baik 123 orang (47,1%), dan kurang 1 orang (0,4%). Gambaran sikap SMA Harapan 1 berdasarkan kelas dapat di lihat di tabel 5.8.
Tabel 5.8. Gambaran sikap SMA Harapan 1 berdasarkan kelas.
Kelas
Sikap
Total
Baik Sedang Kurang
n % n % n %
X 36 41,4 50 57,5 1 1,1 87
XI 39 44,8 48 55,2 0 0 87
XII 48 55,2 39 44,8 0 0 87
Total 123 47,1 137 52,5 1 0,4 261
(55,2%) dengan hasil uji sikap baik, 39 orang (44,8%) dengan hasil uji sikap sedang, dan tidak terdapat juga responden dengan hasil uji sikap kurang. Untuk Gambaran sikap SMA Harapan 1 berdasarkan jenis kelamin dapat di lihat pada tabel 5.10.
Tabel 5.9. Gambaran sikap SMA Harapan 1 berdasarkan jenis kelamin.
Jenis Kelamin
Sikap
Baik Sedang Kurang Total
n % n % n %
Laki-laki 52 41,9 71 57,3 1 0,8 124
Perempuan 71 51,8 66 48,2 0 0 137
261
Total 123 47,1 137 52,5 1 0,4
Dari tabel di atas dapat dilihat untuk laki-laki dengan hasil uji sikap baik terdapat 52 orang (41,9), 71 orang (57,3%) dengan hasil uji sikap sedang, dan 1 orang (0,8%)dengan hasil uji sikap kurang. Dan untuk jenis kelamin perempuan hasil uji sikap baik terdapat 71 orang (51,8%), 66 orang (48,2%) dengan hasil uji sedang dan tidak ada yang mendapat hasil ukur sikap kurang. Gambaran sikap murid SMA Harapan 1 berdasarkan tingkat pengetahuan dapat di lihat pada tabel 5.11.
Tabel 5.10.Gambaran sikap murid SMA Harapan 1 berdasarkan tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan
Sikap
Total
Baik Sedang Kurang
Baik
Sedang
Kurang
5 62,5 3 37,5 0 0 8
62 49,6 63 50,4 0 0 125
56 43,8 71 55,5 1 0,8 128
Total 123 47,1 137 52,5 1 0,4 261
Dari data di atas dapat dilihat banyaknya responden dengan pengetahuan baik yang mempunyai sikap baik terdapat 5 orang(62,5%), sikap sedang 3orang (37,5%), dan tidak ada orang dengan sikap kurang. Responden dengan pengetahuan sedang yang mempunyai sikap baik terdapat 62 orang (49,6%), sikap sedang 63 orang (50,4%), tidak ada orang dengan sikap kurang. Responden dengan pengetahuan kurang yang mempunyai sikap baik terdapat 56 orang (43,8%), sikap sedang 71 orang (55,5%), sikap kurang terdapat 1 orang (0,8%).
5.2. Pembahasan
5.2.1. Tingkat Pengetahuan
Dari hasil analisis data gambaran tingkat pengetahuan SMA Harapan 1 didapat bahwa tingkat pengetahuan mengenai penyakit menular seksual berada dalam kategori sedang. Pada penelitian ini didapatkan bahwa responden mengetahui tentang pengertian penyakit menular seksual. Ini karena pengertian penyakit menular seksual ada di singgung dalam pelajaran biologi SMA dalam topik sistem reproduksi manusia dan topik virus. Dan juga siswa-siswi SMA atau juga bisa dibilang remaja juga dapat informasi dari media cetak atau media
elektronik tentang kesehatan reproduksi remaja. Tapi tidak terlalu banyak responden yang mengetahui etiologi penyakit menular seksual tidak hanya dari virus, dan juga tidak banyak responden yang mengetahui jika penyakit menular seksual tidak hanya di tularkan melalui hubungan seksual tetapi ada dengan cara lain.Berdasarkan penelitian Chiuman (2009) pengetahuan siswa SMA masih
Berdasarkan gambaran tingkat pengetahuan SMA Harapan 1 berdasarkan kelas diperoleh jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikannya dengan hasil baik terdapat pada kelas XII dengan 3 orang (3,4%) sama dengan kelas XI dengan 3 orang (3,4%) juga. Dimana hasil ini juga sama dengan penelitian Kanda et al (2009) yang menyatakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara orang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dengan pendidikan yang biasa saja tentang pengetahuan penyakit menular seksual. Hal ini disebabkan pengetahuan tentang penyakit menular seksual bisa didapatkan secara bebas di berbagai media dan tidak dibatasi oleh tingkat pendidikan seseorang.
Hasil analisis data gambaran tingkat pengetahuan SMA Harapan 1 berdasarkan jenis kelamin didapati hasil laki-laki dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 5 orang (4%) dibanding perempuan sebanyak 3 orang (2,2%). Dengan proporsi laki-laki sebanyak 124 orang (47,5%) dan perempuan 137 orang
(52,5%). Hal ini tidak ada perbedaan yang signifikan karena sampel yang dimasukkan jumlahnya berbeda , seperti yang ditemukan Prihyugiarto (2008), bahwa jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan tentang penyakit menular seksual.
Menurut peneliti tingkat pendidikan dan jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang tentang penyakit menular seksual, karena tiap orang mempunyai kesempatan yang sama dalam mendapatkan informasi tidak dibatasi oleh tingkat pengetahuan dan jenis kelamin orang tersebut.
5.2.2. Sikap
karena takut tertular. Ini sesuai dengan hasil tingkat pengetahuan yang kurang terhadap cara-cara penularan penyakit menular seksual. Berdasarkan hasil penelitian Chiuman (2009) sikap remaja masi rendah tidak sesuai dengan penelitian ini yang menunjukkan sikap sedang terhadap penyakit menular seksual.
Berdasarkan hasil analisis data gambaran sikap SMA Harapan 1 berdasarkan kelas tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari tingkat pengetahuan responden berdasarkan tingkat pendidikannya. Paling banyak yang memiliki sikap yang baik terdapat pada kelas 3 dengan 48 orang (55,2%), diikuti kelas 2 dengan 39 orang (44,8%) dan kelas 1 dengan 36 orang (41,4%). Dimana
hasil ini berbeda dengan penelitian Kanda et al (2009) yang menyatakan responden yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki sikap yang negative terhadap penderita penyakit menular seksual.
Dan berdasarkan hasil analisis data gambaran sikap SMA Harapan 1
berdasarkan jenis kelamin tidak terdapat perbedaan yang jelas dari sikap responden terhadap jenis kelamin. Dapat dilihat dengan hasil uji sikap yang baik terdapat pada perempuan dengan 71 orang (51,8%)lebih banyak sedikit dari laki-laki dengan 52 orang (41,9%). Dengan proporsi laki-laki-laki-laki sebanyak 124 orang (47,5%) dan perempuan 137 orang (52,5%). Sesuai dengan Chiuman (2009) pengetahuan remaja yang seragam pada setiap umur dan jenis kelamin dapat menyebabkan sikap yang seragam juga terhadap infeksi menular seksual, tanpa memandang umur dan jenis kelamin.
Dari gambaran sikap murid SMA Harapan 1 berdasarkan tingkat pengetahuan, di dapatkan yang memiliki sikap yang baik dan pengetahuan yang baik juga terdapat 5 orang (62,5%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan sedang dengan memiliki pengetahuan yang baik, terdapat 62 orang (49,6%), dan yang memiliki pengetahuan yang kurang dengan sikapnya baik terdapat 56 orang (43,8%). Sedangkan yang memiliki sikap sedang dengan pengetahuan yang baik terdapat 3 orang (37,5%), dengan pengetahuan yang sedang terdapat 63 orang (50,4%), dan yang memiliki pengetahuan kurang dengan
tidak semua yang memiliki pengetahuan yang kurang pasti memiliki sikap yang kurang juga. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Asfriyati et al (2004), yang meneliti siswa-siswi santri di pesantren Purba Baru Tapanuli Selatan memiliki tingkat penetahuan yang kurang tentang dampak prilaku seksual yang salah, tetapi memiliki sikap yang baik, ini dikarenakan pelajaran agama yang kuat, sehingga siswa-siswi tersebut memiliki sikap yang lebih baik dibandingka n dengan tingkat pengetahuannya.
Pendidikan reproduksi bagi remaja terutama siswa-siswi SMA sangatlah penting, ini bertujuan untuk para remaja mendapatkan informasi yang benar tepat.
BAB 6
KESIMPULAN dan SARAN 6.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan :
1. Tingakat pengetahuan siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan tentang penyakit menular seksual berada paling banyak berada pada kategori kurang, yaitu, 49% dari jumlah responden.
2. Sikap Tingakat pengetahuan siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan tentang penyakit menular seksual berada paling banyak berada pada kategori sedang yaitu 52,5% dari jumlah responden.
3. Kelas yang memiliki tingkat pengetahuan baik adalah kelas XI dan kelas XII sebanyak 3,4 % dari jumlah responden tiap kelas.
4. Kelas yang memiliki sikap yang baik adalah kelas XII sebanyak 55,2% dari jumlah responden tiap kelas.
6.2. Saran
1. Pengetahuan dan sikap siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan tentang penyakit menular seksual, masi dibilang kurang. Untuk itu diharapkan untuk pihak sekolah dapat memberikan penyuluhan tentang penyakit menular seksual secara keseluruhan tingkat pendidikannya, bertujuan untuk memberikan informasi yang tepat dan pengurangan dini angka kejadian penyakit menular seksual di kalangan remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Achjar, K.A.H. 2006. Pengaruh Penyampaian Pendidikan Kesehatan Reproduksi
oleh Kelompok Sebaya (Peer Group) Terhadap Pengetahuan Kesehatan
Reproduksi Remaja di Kelurahan Kemiri Muka Depok. Tesis UI.
Aprilianingrum, F., 2002, Survei Penyakit Sifilis dan Infeksi HIV pada Pekerja Seks Komersial Resosialisasi Argorejo Kelurahan Kalibanteng Kulon Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang Tahun 2002, Laporan
Penelitian, Semarang.
Asfriyati, Sanusi,Sri Rahayu., Siregar, Fazidah A., 2004. PrilakuSeksual Remaja
Santri di Pesantren Purba Baru Tapanuli Selatan Serta Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya. [Laporan Penelitian Dosen Muda] Medan: Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Chiuman, Linda., 2009. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja SMA Wiyata
Dharma Medan Terhadap Infeksi Menular Seksual. [skripsi] Medan :
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Daili,S,F.,2007. Tinjauan penyakit menular seksual (PMS). Dalam: Djuanda,A., Hamzah,M., Aisah, S. (eds). 2007. Ilmu Penyakit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Handsfield, H. H., 2001. Color Atlas and Synopsis of Sexually Transmitted
Diseases. 2nd ed. USA: Mc Graw-Hill.
Hanifah, Laily, 2007. Gender dan HIV/AIDS. http://www.kesrepro.info/?q=node/217.
Hutagalung, Ellisma., 2002. Hubungan Karakteristik Anak Jalanan Terhadap
Perilaku Seksualnya dan Kemungkinan Terjadinya Risiko Penyakit Menular
Seksual (PMS) di Kawasan Terminal Terpadu Pinang Baris Medan Tahun
2002. [skripsi] Medan : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
[Diakses 8 November 2010]
Kanda,Koji., Obayashi,Yoshi., Ditangco, Rossana A., Matibag, Gino C.,
HIV/AIDS in Sri Lanka.
[
Karang Taruna, 2001. Bahaya & Akibat Penyakit Menular Seksual. Diperoleh dari :
diakses pada 9 Desember 2010]
[diakses 3 april 2010]
Lestari,C. L, 2008. Penyakit Menular Seksual. Diperoleh dari:
Moeliono. L, 2004. Seksualitas Remaja: Belajar dari Remaja yang Tak Terlayani
(Underserved Youth) di Kota Jakarta. I.M.Hidayana, seksualitas Teori dan
Realitas. Program Gender dan Seksualitas FISIP UI bekerjasama dengan Fotd Foundation.
[Diakses pada 20 April 2010]
Nisma, Hayatun., 2008. Pengaruh Penyampaian Pendidikan Kesehatan
Reproduksi oleh Kelompok Sebaya (peer group) Terhadap Pengetahuan
Kesehatan Reproduksi Remaja di SMP Negeri 2 Kasihan Banyul
Yogyakarta. [skripsi] Yogyakarta: Program Studi Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Notoatmodjo, Prof.Dr.S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta. 116-133.
Notoatmodjo,s.,2007. Konsep perilaku dan perilaku kesehatan. Dalam: Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku.rineka Cipta, Jakarta
Prihyugiarto,T.Y.,2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap terhadap Perilaku Seks Pranikah pada Remaja di Indonesia. Dalam : Jurnal Ilmiah
Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi II (2).
www.bkkbn.go.id/webs/detailJurnalLitbang.php.
Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto.
Warsa, U.C., 2004, Superbugs Mikroba Yang Kebal Antibiotika, http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/kes2.html
Wells, B.G., Dipiro, J.T., Schwinghammer, T.L., Hamilton, C.W., 2003,
Pharmacotherapy Handbook, 5 th
edition. USA: Mc Graw Hill Medical Publishing Division: 435-450.
[Diakses pada 2 April 2010]
World Health Organization, 2003. Guidelines for Management of Sexually
Transmitted Infections.[pdf] Swizerland: World Health Organization.
Available at:
[accessed 2 April 2010]
, 2009. Sexually Transmitted Infection. Available at:
http://www.who.int/topics/sexually_transmitted_infections/en/ [accessed 2 April 2010]
,2004. Sexually Transmitted Infection : Issue in adolescent Health and
Development. [pdf] Geneva: World Health Organization. Availabel at:
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Donny Geraldo Picauly
Tempar / Tgl Lahir : Medan / 23 Mei 1990
Agama : Islam
Alamat : Kompleks Taman Setia Budi Indah Blok VV No. 86, Medan
Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Dasar Harapan 2 Medan( 1996-2002 )
2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Harapan 2 Medan ( 2002-2004 )
3. Sekolah Menengah Atas Harapan 1 Medan ( 2004-2007 )
4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara ( 2007- Sekarang )
Riwayat Organisasi : 1. Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa SCORA Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara ( 2007-2009)
2. Anggota Kelompok Aspirasi Mahasiswa Ar-Rahmah Fakultas Kedokteran Sumatera Utara ( 2008-Sekarang )
Lampiran 2
LEMBAR PENJELASAN Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Saya, Donny Geraldo Picauly, mahasiswa semester VI Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, saat ini tengah melakukan penelitian yang berjudul “Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Harapan 1 Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap.
Saya mengharapkan keikutsertaan dan kerjasama dari Saudara/i untuk
memberikan jawaban yang sebenar-benarnya dalam penelitian ini. Jawaban yang Saudara/i berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian ini dan tidak akan disalahgunakan untuk maksud-maksud lain. Identitas Saudara/i akan tetap dirahasiakan dan tidak akan dipublikasikan.
Keikutsertaan Saudara/i dalam penelitian ini sangat saya harapkan. Partisipasi Saudara/i bersifat bebas dan tanpa ada paksaan. Saudarai berhak untuk menolak berpartisipasi tanpa dikenakan sanksi apapun.
Demikian penjelasan ini saya sampaikan. Atas partisipasi dan kesediaan Saudara/i, saya ucapkan terima kasih.
Medan, ________________ 2010
Lampiran 3
LEMBAR PERNYATAAN
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Kelas :
Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang penelitian,
Judul Penelitian :Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Tentang Penyakit Menular Seksual di SMA HARAPAN 1 Medan
Nama Peneliti : Donny G Picauly
Instansi Penelitian : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi subyek penelitian dengan sukarela dan tanpa paksaan.
Medan, ... 2010
( ___________________________ )
Lampiran 4
KUESIONER PENELITIAN Nama :
Jenis kelamin :
Umur :
Kelas :
I.Pengetahuan
1. Apa yang di maksud dengan Penyakit Menular Seksual ? (boleh jawab lebih dari 1)
a. Tidak tahu
b. Sekelompok penyakit yang bisa diderita akibat ganti-ganti pasangan c. Sekelompok penyakit yang bisa diderita orang-orang yang mempunyai
perilaku seks menyimpang
d. Sekelompok penyakit yang ditularkan/menular melalui hubungan seksual dengan penderita penyakit menular seksual
e. Sekelompok penyakit yang bisa di tularkan ibu ke bayinya melalui proses kelahiran, jika ibu tersebut menderita penyakit menular seksual 2. Penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin ?
(boleh jawab lebih dari 1) a. Tidak tahu
b. Sifilis c. Chlamydia d. Gonore e. HIV
3. Penyakit menular seksual(PMS) bisa di sebabkan oleh ? (boleh jawab lebih dari 1)
a. Tidak tahu b. Bakteri c. Virus d. Parasit e. Jamur
b. Berhubungan seksual dengan penderita penyakit kelamin c. Memakai handuk atau celana dalam penderita penyakit kelamin d. Tindakan aborsi yang tidak steril
e. Melakuakan oral seks(hubungan seksual dengan kelamin ke mulut) 5. Gejala yang timbul akibat penyakit menular seksual pada laki-laki adalah ?
(boleh jawab lebih dari 1) a. Tidak tahu
b. Rasa sakit atau panas saat kencing c. Keluar darah saat kencing
d. Keluar nanah saat kencing e. Ada luka pada penis/dubur
6. Gejala yang timbul akibat penyakit menular seksual pada perempuan adalah ?
(boleh jawab lebih dari 1) a. Tidak tahu
b. Gatal berkepanjangan pada sekitar kelamin c. Rasa sakit di perut bagian bawah
d. Menstruasi atau haid tidak teratur e. Keluar nanah dari kemaluan perempuan
7. Bagaimana cara mencegah penyakit menular seksual ? (boleh jawab lebih dari 1)
a. Tidak tahu
b. Tidak melakukan hubungan seksual
c. Jika sudah berperilaku seks yang aktif, tetaplah setia pada pasangannya d. Menggunakan pakaian pribadi sendiri
e. Tingkatkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa 8. Komplikasi dari penyakit menular seksual adalah
(boleh jawab lebih dari 1) a. Tidak tahu
b. Kemandulan (Infertilitas)
c. Meningkatkan risiko penularan HIV d. Keguguran tiba-tiba (Abortus spontan) e. Radang panggul pada wanita
9. Resiko penyakit menular seksual dapat dikurangi dengan ? (boleh jawab lebih dari 1)
a. Tidak tahu
b. Berhubungan seksual dengan satu pasang saja seumur hidup c. Jika timbul gejala langsung ke dokter tanpa berhubungan seksual
d. Membersihkan peralatan pribadi dengan diterjen sebelum meminjamkan barang tersebut ke penderita PMS
e. Mencuci kemaluan wanita dengan air sabun saja tidak dengan produk hygiene wanita
II.Sikap
1. Apakah anda setuju dengan seks bebas? a. Setuju
b. Tidak setuju
2. Saya akan menjauhi orang yang terkena Penyakit Menular Seksual a. Setuju
b. Tidak setuju
3. Jika keluar nanah dari kemaluan saya, saya akan:
a. Membersihkan alat kelamin saya dengan air dan sabun b. Langsung berobat ke dokter
4. Jika seorang penderita Penyakit Menular Seksual ingin berbagi barang kebutuhan sehari-hari dengan saya, saya akan:
a. Tetap berbagi barang kebutuhan sehari-hari tersebut setelah dicuci bersih dengan deterjen
Lampiran 7
MASTER DATA dan OUTPUT
62 laki-laki 1 1 1 1 0 3 Baik
63 perempuan 1 1 0 1 0 2 Sedang
64 laki-laki 1 1 0 1 1 3 Baik
65 perempuan 1 1 0 1 0 2 Sedang
66 perempuan 1 1 1 1 0 3 Baik
67 laki-laki 1 1 0 1 0 2 Sedang
68 perempuan 1 1 0 1 0 2 Sedang
69 laki-laki 1 1 0 1 0 2 Sedang
70 laki-laki 1 1 0 1 0 2 Sedang
71 perempuan 1 1 0 1 0 2 Sedang
72 laki-laki 1 1 0 1 0 2 Sedang
73 laki-laki 1 1 0 1 0 2 Sedang
74 perempuan 1 1 0 1 0 2 Sedang
75 perempuan 1 1 0 1 1 3 Baik
76 perempuan 1 1 1 1 0 3 Baik
77 laki-laki 1 1 1 1 1 4 Baik
78 laki-laki 1 1 0 1 0 2 Sedang
79 perempuan 1 1 1 1 1 4 Baik
80 perempuan 1 1 1 1 1 4 Baik
81 laki-laki 1 1 1 1 1 4 Baik
82 perempuan 1 1 0 1 1 3 Baik
83 perempuan 1 1 0 1 0 2 Sedang
84 laki-laki 1 1 0 1 0 2 Sedang
85 perempuan 1 1 1 1 0 3 Baik
86 perempuan 1 1 0 1 0 2 Sedang
87 laki-laki 1 1 0 1 1 3 Baik
88 laki-laki 2 1 0 1 1 3 Baik
89 perempuan 2 1 0 1 0 2 Sedang
90 perempuan 2 1 0 1 0 2 Sedang
91 perempuan 2 1 0 1 0 2 Sedang
92 laki-laki 2 0 1 1 0 2 Sedang
93 laki-laki 2 1 1 1 0 3 Baik
94 perempuan 2 1 0 1 0 2 Sedang
95 perempuan 2 1 0 0 1 2 Sedang
96 perempuan 2 1 0 1 0 2 Sedang
97 laki-laki 2 1 0 1 0 2 Sedang
98 laki-laki 2 1 0 1 0 2 Sedang
99 perempuan 2 1 0 1 0 2 Sedang
100 perempuan 2 1 0 1 0 2 Sedang
101 perempuan 2 1 1 1 1 4 Baik
102 perempuan 2 1 1 1 0 3 Baik
103 laki-laki 2 1 0 1 0 2 Sedang
104 laki-laki 2 1 0 1 0 2 Sedang
105 perempuan 2 1 0 1 0 2 Sedang
154 perempuan 2 1 1 1 0 3 Baik
155 perempuan 2 1 1 1 1 4 Baik
156 laki-laki 2 1 1 1 0 3 Baik
157 perempuan 2 1 1 1 0 3 Baik
158 perempuan 2 1 1 1 1 4 Baik
159 perempuan 2 1 1 1 1 4 Baik
160 perempuan 2 1 0 1 0 2 Sedang
161 laki-laki 2 0 1 1 0 2 Sedang
162 laki-laki 2 1 1 1 0 3 Baik
163 laki-laki 2 1 1 1 0 3 Baik
164 laki-laki 2 1 1 1 0 3 Baik
165 perempuan 2 1 1 1 0 3 Baik
166 perempuan 2 1 1 1 0 3 Baik
167 perempuan 2 1 0 1 0 2 Sedang
168 perempuan 2 1 0 1 0 2 Sedang
169 laki-laki 2 1 0 1 0 2 Sedang
170 laki-laki 2 1 0 1 0 2 Sedang
171 laki-laki 2 1 0 1 0 2 Sedang
172 perempuan 2 1 1 1 0 3 Baik
173 laki-laki 2 1 1 1 0 3 Baik
174 perempuan 2 1 1 0 1 3 Baik
175 perempuan 3 1 1 1 0 3 Baik
176 perempuan 3 1 1 1 0 3 Baik
177 laki-laki 3 1 0 1 0 2 Sedang
178 perempuan 3 1 1 1 1 4 Baik
179 perempuan 3 1 0 1 0 2 Sedang
180 perempuan 3 1 0 1 0 2 Sedang
181 laki-laki 3 1 1 1 1 4 Baik
182 laki-laki 3 1 1 1 1 4 Baik
183 laki-laki 3 0 0 1 0 1 Sedang
184 laki-laki 3 1 1 1 1 4 Baik
185 perempuan 3 1 1 1 0 3 Baik
186 laki-laki 3 1 0 1 0 2 Sedang
187 perempuan 3 1 0 1 1 3 Baik
188 perempuan 3 1 1 1 0 3 Baik
189 perempuan 3 1 1 1 0 3 Baik
190 perempuan 3 1 0 1 1 3 Baik
191 laki-laki 3 0 1 0 1 2 Sedang
192 laki-laki 3 1 1 1 0 3 Baik
193 laki-laki 3 1 1 1 1 4 Baik
194 laki-laki 3 1 1 1 0 3 Baik
195 laki-laki 3 0 1 1 0 2 Sedang
196 perempuan 3 1 0 1 0 2 Sedang
197 perempuan 3 1 1 1 0 3 Baik