• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan Siswi SMA Negeri 1 Medan Tentang Haid

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Pengetahuan Siswi SMA Negeri 1 Medan Tentang Haid"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TENTANG PENTINGNYA

SERAT UNTUK MENCEGAH KONSTIPASI TAHUN 2009

Oleh :

SRI KUMALA SARI NIM : 060100062

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009

(2)

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TENTANG PENTINGNYA

SERAT UNTUK MENCEGAH KONSTIPASI TAHUN 2009

Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

SRI KUMALA SARI NIM : 060100062

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang Pentingnya Serat untuk Mencegah Konstipasi Tahun 2009

Nama : Sri Kumala Sari NIM : 060100062

Pembimbing Penguji

(dr. Tapisari Tambunan, Sp.PK) (dr. Mutiara Indah Sari, M.Kes) NIP 19530608 198109 2 001 NIP 19731015 200112 2 002

Medan, 2 Desember 2009 Dekan

Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH) NIP 19540220 198011 1 001

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan berdasarkan pertimbangan akan tingginya

prevalensi konstipasi di Indonesia. Prevalensi konstipasi di Indonesia sungguh memprihatinkan. Berdasarkan data yang diperoleh dari International US Census Bereau pada tahun 2003, terdapat sebanyak 3.857.327 jiwa yang mengalami konstipasi.

Angka konsumsi serat sangat tidak memuaskan. Hasil penelitian Puslitbang Gizi Depkes RI tahun 2001 menyatakan bahwa penduduk Indonesia hanya mengkonsumsi serat sebanyak 10,5 gram per hari. Sementara menurut DRI, konsumsi serat untuk wanita dewasa yang direkomendasikan adalah 25 gram per hari dan 38 gram per hari untuk pria dewasa.

Walaupun serat tidak mengandung makronutrien dan mikronutrien tapi serat bermanfaat untuk kesehatan. Serat menurunkan resiko terjadinya konstipasi dengan merangsang peristaltic usus.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) mengenai serat. Penelitian ini dilakukan di USU, Medan. Metode penelitian yang digunakan adalah stratified random sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Sebelum membagikan kuesioner, kuesioner tersebut terlebih dahulu divalidasi oleh ahli yang bersangkutan, Departemen Gizi. Setelah data dikumpulkan, data tersebut dianalisis dengan mengunakan SPSS 15.0, yang ditampilkan dalam bentuk distribusi frekwensi.

Pada tingkat ketepatan relatif (d) 10%, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum pengetahuan mahasiswa mengenai serat dapat dikategorikan tingkat pengetahuan baik. Terdapat 58,7% mahasiswa dengan tingkat pengetahuan baik, 40,2% mahasiswa dengan tingkat pengetahuan sedang, dan 1,1% mahasiswa dengan tingkat pengetahuan kurang. Pengetahuan serat untuk mencegah konstipasi pada mahasiswa FK USU sebesar 75,8% dan dikategorikan tingkat pengetahuan baik.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih di bidang pendidikan, khususnya Departemen Gizi. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dalam rangka meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar, sehingga pengetahuan mahasiswa mengenai serat dapat ditingkatkan lagi.

Kata kunci: serat, DRI, konstipasi, USU, tingkat pengetahuan

(5)

ABSTRACT

This research is done based on consideration that there have been issues about high prevalence of constipation in Indonesia. The prevalence of constipation in Indonesia is rather discouraging. Based on the data collected from International US Census Bureau in 2003, there are 3.857.327 people who were constipated in Indonesia.

The dietary fibre consumption was not satisfying. The result of the research conducted by Puslitbang Gizi Depkes RI in 2001 stated that Indonesian only consumed about 10,5 gram of dietary fibre per day. While DRI recommends daily consumption of dietary fibre of 25 gram for female adult and 38 gram for male adult.

Dietary fibre is beneficial for health though it does not contain macronutrient and micronutrient. It reduces the risk of constipation by stimulating intestine’s peristaltic.

This research is designed to find out the knowledge concerned with dietary fibre of the students of Medical Department at Universitas Sumatera Utara (USU). The research was conducted at USU, Medan. The method of this research is stratified random sampling. The data were collected using questionnaire. The questionnaire had been validated by the expert in Nutrition Department prior to the collection of the data. The data which had been collected were analysed using SPSS 15.0, which were reflected in the form of frequency distribution.

At the ten percent precision (d), the result showed that generally all students had good knowledge about dietary fibre. There were 58.7% of students categorized as good knowledge, 40.2% of students categorized as moderate knowledge, and 1.1% of students categorized as inadequate knowledge. The average knowledge of students of Medical Department at USU about dietary fibre to prevent constipation is 75.8% and is categorized as good knowledge.

It is hoped that the result of this research would be useful in the field of education, particularly Nutrition Department. The result of this research can be used as an input in the effort of improving students’ understanding about dietary fibre.

Keywords: dietary fibre, DRI, constipation, USU, knowledge

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian ini sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada

keluarga yang telah memberi dukungan baik secara moral maupun materi dalam

rangka penyelesaian karya tulis ilmiah ini. Penulis juga hendak menghaturkan

terima kasih kepada dr. Tapisari Tambunan, Sp.PK, selaku dosen pembimbing,

yang telah membimbing penulis dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran. Di samping itu, penulis juga

menyampaikan terima kasih kepada kedua dosen penguji pada sidang proposal,

dr. Rina Amelia dan dr. Simon Marpaung, yang telah memberikan masukan demi

kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Ucapan terima kasih ini juga penulis

sampaikan kepada dr. Dina Keumala Sari, M. Gizi, Sp.GK yang telah turut

membimbing penulis di dalam penelitian ini.

Penelitian ini berjudul “Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang Pentingnya Serat untuk

Mencegah Konstipasi Tahun 2009”. Penelitian ini bersifat deskriptif dan

dilaksanakan dengan metode survey.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih memiliki

kekurangan-kekurangan karena keterbatasan waktu dan kemampuan yang dimiliki

(7)

oleh penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari berbagai pihak. Penulis juga berharap hasil penelitian ini dapat

memberi manfaat baik bagi mahasiswa maupun bagi institusi pendidikan guna

pengembangan ilmu pengetahuan.

Medan, November 2009

Penulis,

Sri Kumala Sari 060100062

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ………. ABSTRAK ……… ABSTRACT ………. KATA PENGANTAR ………. DAFTAR ISI ……… DAFTAR TABEL ……… DAFTAR LAMPIRAN ……… BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ………... 1.2. Rumusan Masalah ……….. 1.3. Tujuan Penelitian ……… 1.4. Manfaat Penelitian ………..

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Serat……… 2.2. Konstipasi ………...… 2.2.1. Definisi Konstipasi ………... 2.2.2. Penyebab Konstipasi ……….. 2.2.3. Klasifikasi Konstipasi ………. 2.2.4. Akibat Konstipasi ………...……

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep ……… 3.2. Definisi Operasional ………

(9)

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian ………. 12

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ………. 12

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ………..12

4.4. Metode Pengumpulan Data ………...13

4.4.1. Data Primer ………...13

4.4.2. Data Sekunder ……….... 14

4.4.3. Instrumen Penelitian ……….. 14

4.5. Pengolahan Data ……….14

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian ………. 15

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ………..15

5.1.1.1. Sejarah Fakultas Kedokteran USU ………...15

5.1.1.2. Profil Fakultas Kedokteran USU ………..15

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ………..16

5.1.2.1. Karakteristik Individu Berdasarkan Jenis kelamin ………. 16

5.1.2.2. Karakteristik Individu Berdasarkan Strata Pendidikan ………....17

5.1.3. Hasil Analisis Statistik ……….17

5.2. Pembahasan ………...20

5.2.1. Tingkat Pengetahuan Baik dan Sedang pada Responden ………..20

5.2.2. Pernyataan yang Paling Banyak Dijawab dengan Salah oleh Respoden ………22

5.2.3. Pernyataan yang Paling Banyak Dijawab dengan Benar oleh Respoden ………...23

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ………24

6.2. Saran ………..24

DAFTAR PUSTAKA ...25 LAMPIRAN

Halaman

(10)

DAFTAR TABEL

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Distribusi Frekuensi Berdasarkan Strata Pendidikan

Rata-rata Tingkat Pengetahuan Mahasiswa FK USU Semester I, III, V, dan VII Mengenai Serat

Rata-rata tingkat pengetahuan mahasiswa semester I FK USU mengenai serat

Rata-rata tingkat pengetahuan mahasiswa semester III FK USU mengenai serat

Rata-rata tingkat pengetahuan mahasiswa semester V FK USU mengenai serat

Rata-rata tingkat pengetahuan mahasiswa semester VII FK USU mengenai serat

Distribusi frekuensi kategori tingkat pengetahuan baik pada

responden

(11)

DATAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Daftar Riwayat Hidup

LAMPIRAN 2 Kuesioner

LAMPIRAN 3 Informed Consent

LAMPIRAN 4 Pengesahan Content Validity Kuesioner

LAMPIRAN 5 Master Data (Data Induk)

(12)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan berdasarkan pertimbangan akan tingginya

prevalensi konstipasi di Indonesia. Prevalensi konstipasi di Indonesia sungguh memprihatinkan. Berdasarkan data yang diperoleh dari International US Census Bereau pada tahun 2003, terdapat sebanyak 3.857.327 jiwa yang mengalami konstipasi.

Angka konsumsi serat sangat tidak memuaskan. Hasil penelitian Puslitbang Gizi Depkes RI tahun 2001 menyatakan bahwa penduduk Indonesia hanya mengkonsumsi serat sebanyak 10,5 gram per hari. Sementara menurut DRI, konsumsi serat untuk wanita dewasa yang direkomendasikan adalah 25 gram per hari dan 38 gram per hari untuk pria dewasa.

Walaupun serat tidak mengandung makronutrien dan mikronutrien tapi serat bermanfaat untuk kesehatan. Serat menurunkan resiko terjadinya konstipasi dengan merangsang peristaltic usus.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) mengenai serat. Penelitian ini dilakukan di USU, Medan. Metode penelitian yang digunakan adalah stratified random sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Sebelum membagikan kuesioner, kuesioner tersebut terlebih dahulu divalidasi oleh ahli yang bersangkutan, Departemen Gizi. Setelah data dikumpulkan, data tersebut dianalisis dengan mengunakan SPSS 15.0, yang ditampilkan dalam bentuk distribusi frekwensi.

Pada tingkat ketepatan relatif (d) 10%, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum pengetahuan mahasiswa mengenai serat dapat dikategorikan tingkat pengetahuan baik. Terdapat 58,7% mahasiswa dengan tingkat pengetahuan baik, 40,2% mahasiswa dengan tingkat pengetahuan sedang, dan 1,1% mahasiswa dengan tingkat pengetahuan kurang. Pengetahuan serat untuk mencegah konstipasi pada mahasiswa FK USU sebesar 75,8% dan dikategorikan tingkat pengetahuan baik.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih di bidang pendidikan, khususnya Departemen Gizi. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dalam rangka meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar, sehingga pengetahuan mahasiswa mengenai serat dapat ditingkatkan lagi.

Kata kunci: serat, DRI, konstipasi, USU, tingkat pengetahuan

(13)

ABSTRACT

This research is done based on consideration that there have been issues about high prevalence of constipation in Indonesia. The prevalence of constipation in Indonesia is rather discouraging. Based on the data collected from International US Census Bureau in 2003, there are 3.857.327 people who were constipated in Indonesia.

The dietary fibre consumption was not satisfying. The result of the research conducted by Puslitbang Gizi Depkes RI in 2001 stated that Indonesian only consumed about 10,5 gram of dietary fibre per day. While DRI recommends daily consumption of dietary fibre of 25 gram for female adult and 38 gram for male adult.

Dietary fibre is beneficial for health though it does not contain macronutrient and micronutrient. It reduces the risk of constipation by stimulating intestine’s peristaltic.

This research is designed to find out the knowledge concerned with dietary fibre of the students of Medical Department at Universitas Sumatera Utara (USU). The research was conducted at USU, Medan. The method of this research is stratified random sampling. The data were collected using questionnaire. The questionnaire had been validated by the expert in Nutrition Department prior to the collection of the data. The data which had been collected were analysed using SPSS 15.0, which were reflected in the form of frequency distribution.

At the ten percent precision (d), the result showed that generally all students had good knowledge about dietary fibre. There were 58.7% of students categorized as good knowledge, 40.2% of students categorized as moderate knowledge, and 1.1% of students categorized as inadequate knowledge. The average knowledge of students of Medical Department at USU about dietary fibre to prevent constipation is 75.8% and is categorized as good knowledge.

It is hoped that the result of this research would be useful in the field of education, particularly Nutrition Department. The result of this research can be used as an input in the effort of improving students’ understanding about dietary fibre.

Keywords: dietary fibre, DRI, constipation, USU, knowledge

(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Prevalensi konstipasi di Amerika Serikat berkisar antara 2–20 %. Berdasarkan International Database US Census Bureau pada tahun 2003 prevalensi konstipasi di Indonesia sebesar 3.857.327 jiwa (Friedman dan Grendell, 2003).

Menurut survei American Dietetic Association (ADA) tahun 1997, rata-rata konsumsi serat penduduk Amerika Serikat adalah 11 gram setiap hari (Friedman dan Grendell, 2003).

Berdasarkan hasil riset Puslitbang Gizi Depkes RI tahun 2001, rata-rata konsumsi serat penduduk Indonesia adalah 10,5 gram per hari. Angka ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia baru memenuhi kebutuhan seratnya sekitar 1/3 dari kebutuhan ideal rata-rata 30 gram setiap hari. Sumbangan konsumsi buah dan sayuran masyarakat Indonesia juga sangat memprihatinkan, yakni hanya 2,7 gram per hari. Padahal para pakar menyarankan konsumsi sayur dan buah sebagai makanan sumber tinggi serat. Oleh karena itu, diperlukan perubahan pola makan sehingga kebutuhan serat per hari bisa terpenuhi. Namun kebiasaan makan masih sulit diubah karena menyangkut faktor kesibukan, kebiasaan dan kesukaan akan makanan tertentu (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007).

Meskipun tidak dikategorikan sebagai zat gizi, serat makanan (dietary

fiber) terbukti sangat bermanfaat bagi kesehatan. Serat makanan bermanfaat untuk

menjaga kesehatan tubuh, mencegah penyakit, dan untuk terapi pengobatan. Berdasarkan Food Facts Asia pada tahun 1999 diungkapkan bahwa sejumlah penyakit berkaitan dengan kurangnya konsumsi serat dalam menu sehari-hari, di antaranya adalah kanker kolon, tingginya kadar kolesterol darah, diabetes, divertikulosis, konstipasi (Friedman dan Grendell, 2003).

(15)

Serat didefinisikan sebagai komponen makanan yang berasal dari tumbuhan yang tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan manusia (Robbins dan Burgess, 1997. Konsumsi serat makanan, khususnya serat yang tidak larut, menghasilkan tinja yang lembek. Sehingga tidak diperlukan kontraksi otot yang kuat untuk mengeluarkan feses dengan lancar. Diet tinggi serat dimaksudkan untuk merangsang gerakan peristaltik usus agar defekasi (pembuangan tinja) dapat berjalan normal. Kedua hal ini akan mengurangi resiko konstipasi (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007).

Oleh karena tingginya angka prevalensi konstipasi di Indonesia, maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) tentang pentingnya konsumsi serat sebagai salah satu pencegahan konstipasi. Sebagaimana diketahui bahwa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) merupakan salah satu Fakultas Kedokteran yang terkenal bagus di kota Medan, di mana hal ini identik dengan prestasi mahasiswanya yang bagus pula. Penulis ingin mengetahui apakah pengetahuan mahasiswa FK USU tentang pentingnya serat untuk mencegah konstipasi sudah baik. Di mana, kelak mahasiswa Fakultas Kedokteran akan berinteraksi langsung dengan masyarakat untuk melakukan tindakan preventif, kuratif, promotif, dan rehabilitatif.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimanakah tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU tentang pentingnya serat untuk mencegah kostipasi tahun 2009?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan umum

Untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa FK USU mengenai serat

untuk mencegah konstipasi.

(16)

1.3.2. Tujuan khusus

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswa FK USU mengenai pengertian serat, klasifikasi serat, jenis serat, sumber serat, manfaat serat, DRI serat, definisi konstipasi, dan penyebab konstipasi.

1.4. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi Fakultas Kedokteran untuk meningkatkan kurikulum pada Departemen Gizi. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai serat. Penelitian ini juga bermanfaat bagi peneliti untuk meningkatkan kemampuan di bidang penelitian dan meningkatkan pengetahuan mengenai serat.

(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Serat

2.1.1. Pengertian Serat

Serat atau roughage adalah komponen makanan yang berasal dari tumbuhan yang resisten terhadap enzim pencernaan manusia di usus halus (Robbins dan Burgess, 1997).

Menurut Djojosoebagio dan Piliang (1996) ada dua istilah serat yang sering digunakan yaitu crude fibre dan dietary fibre. Crude fibre adalah sumber makanan yang berasal dari tumbuhan yang tersisa setelah direaksikan dengan asam keras dan basa keras. Dietary fibre adalah sumber makanan yang berasal dari tumbuhan yang tersisa setelah dihidrolisis oleh enzim pencernaan manusia.

2.1.2. Jenis-Jenis Serat

Menurut Worthington dan Williams (2000) terdapat beberapa jenis serat, antara lain:

1. selulosa 2. non selulosa

a. gum

b. mucilage

c. pectin

d. hemiselulosa 3. lignin

2.1.3. Klassifikasi Serat

Menurut Buchanan (1999) serat dapat diklasifikasikan menjadi serat yang larut dalam air (soluble fibre) dan serat yang tidak larut dalam air (insoluble

fibre).

(18)

Soluble fibre banyak ditemukan pada bagian pulp (bagian daging dan

berair) tanaman (Peckenpaugh, 2007). Menurut Thomas (1988) yang termasuk

soluble fibre adalah gum, mucilage, dan pectin.

Insoluble fibre banyak ditemukan pada bagian kulit dan biji tanaman

(Peckenpaugh, 2007). Menurut Forsythe (1988) yang termasuk insoluble fibre adalah selulosa, hemiselulosa, dan lignin.

2.1.4. Sumber Serat

Semua makanan yang berasal dari tanaman mengandung serat yang larut dalam air dan serat yang tidak larut dalam air (Farnsworth dan Oliver, 1965). Menurut Winter (1983) sumber makanan yang tinggi serat antara lain:

1. sereal : oat, gandum, rye, jagung, beras, dan beras merah. 2. biji-bijian : sunflower seed dan sesame seed.

3. kacang-kacangan : almond dan peanut.

4. polong-polongan : navy bean, black bean, pinto bean, dan kidney

bean.

5. sayur-sayuran : brokoli, buncis, kentang, kol, wortel, brussel

sprout, cauliflower, celery, timun, bawang, tomat, dan bayam.

6. buah-buahan : apel, pear, mangga, anggur, buah citrus (jeruk, lemon, lime), pisang, dan raisin.

2.1.5. Dietary Reference Intake (DRI) Serat

Dietary Reference Intake (DRI) serat berdasarkan National Academy of Sciences (Drummond dan Brefere, 2007):

(19)

d. 30 – 50 tahun : 38 gram/hari e. > 50 tahun : 30 gram/hari 3. Wanita

a. 9 – 13 tahun : 26 gram/hari b. 14 – 18 tahun : 26 gram/hari c. 19 – 30 tahun : 25 gram/hari d. 30 – 50 tahun : 25 gram/hari e. > 50 tahun : 21 gram/hari

2.1.6. Peran Serat dalam Sistem Pencernaan

Menurut Williams (2007) serat memiliki peranan di dalam sistem pencernaan, yaitu:

1. Mulut

Insoluble fibre perlu dikunyah lebih lama untuk membantu sekresi saliva. Hal ini akan membantu kesehatan gusi dan gigi.

2. Lambung

Soluble fibre berada lebih lama di dalam lambung. Perlambatan

waktu pengosongan lambung akan meningkatkan post prandial

satiety.

3. Usus halus

Soluble fibre dapat meningkatkan viskositas isi usus halus sehingga

memperlambat laju penyerapan pada usus halus. Akibatnya, kadar gula darah post prandial akan terkontrol dan sensasi kenyang memanjang.

4. Usus besar

Insoluble fibre bersifat menahan air pada fragmen serat sehingga

menghasilkan tinja yang lebih banyak dan berair. Akibatnya akan terjadi stimulasi gerakan peristaltik, mempercepat waktu transit kolon, peningkatan frekuensi defekasi, dan penurunan tekanan di dalam kolon.

(20)

2.1.7. Keuntungan Serat

Menurut Insel dan Roth (1996) keuntungan-keuntungan serat antara lain: 1. Efek hipolipidemik (menurunkan kadar Low Density Lipoprotein

dan kolesterol).

2. Memperlambat absorbsi glukosa (berguna untuk meregulasi kadar gula darah).

3. Efek antitoksik (proteksi terhadap kanker kolon, kanker rektal, dan kanker payudara).

4. Mengontrol gangguan pada sistem pencernaan (Irritable Bowel

Syndrome, penyakit divertikular, konstipasi, dan haemorrhoid).

5. Efek satiety (berguna untuk mengontrol berat badan).

2.1.8. Kerugian Serat

Konsumsi serat yang berlebihan justru akan merugikan tubuh. Konsumsi serat harus ditingkatkan secara perlahan-lahan. Konsumsi serat lebih besar 50 gram per hari akan mengakibatkan defisiensi mineral dan flatus berlebihan (Donatelle dan Davis, 1995).

2.2. Konstipasi

2.2.1 Definisi Konstipasi

Konstipasi adalah abnormalitas pergerakan usus dengan manifestasi berupa berkurangnya frekuensi defekasi, konsistensi tinja yang keras, mengedan, dan sensasi tidak komplit dalam evakuasi tinja. Menurut Rigas dan Spiro (1995) seseorang dikatakan mengalami konstipasi bila frekuensi defekasi kurang dari atau sama dengan tiga kali per minggu ataupun mengedan minimal 25% dari seluruh frekuensi defekasi.

2.2.2. Penyebab Konstipasi

Penyebab-penyebab konstipasi (Friedman dan Grendell, 2003): 1. Gaya hidup

(21)

Diet rendah serat, kurang cairan, kurang olah raga, kecacatan, mengabaikan keinginan defekasi.

2. Obat-obatan

Antikonvulsi, preparat besi, hypnotic sedative, antasida (yang mengandung Al atau Ca), opiate, diuretik, antidepressant, dan analgetik.

3. Abnormalitas struktural

Penyakit perianal, striktur kolon, karsinoma kolon, megarektum idiopatik.

4. Kelainan sistemik

Kelainan neurologi, kelainan metabolik/endokrin, kelainan psikiatrik.

5. Anorectal outlet disorder

Rectocele, prolapsus rektum, perianal descent, intususepsi rektum, anismus.

6. Penyebab gynaecologic

Wanita hamil, tumor ovarium, tumor uterus. 7. Slow colonic transit

Obstruksi intestinal kronis, idiopatik.

2.2.3. Klasifikasi Konstipasi

Menurut Hadi (1995) konstipasi dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:

1. Konstipasi simpel (konstipasi yang diakibatkan oleh gangguan fungsi):

a. Rektal stasis (dyschezia) b. Kolon stasis

2. Konstipasi simtomatik (konstipasi sebagai gejala suatu penyakit): a. Konstipasi sebagai gejala penyakit akut:

- dehidrasi

- obstruksi intestinal

(22)

- apendisitis akut - post hematamesis

b. Konstipasi sebagai gejala penyakit kronik: - kelainan pada traktus gastrointestinal - kelainan pada pelvis

- penyakit umum di organ lain

2.2.4 Akibat Konstipasi

Menurut Hadi (1995) akibat-akibat konstipasi antara lain: 1. Haemorrhoid

Tinja yang keras dan padat menyebabkan makin susahnya defekasi sehingga ada kemungkinan akan menimbulkan haemorrhoid. 2. Intestinal toxemia

Akibat absorbsi sisa-sisa protein di dalam makanan yang dipecahkan oleh bakteri di kolon terutama indol dan skatol dapat menyebabkan intestinal toxemia.

3. Penyakit divertikular

Mengedan berlebihan (peningkatan tekanan intraabdominal) pada penderita konstipasi dapat menyebabkan terbentuknya kantung-kantung pada dinding kolon, di mana kantung-kantung-kantung-kantung ini berisi sisa-sisa makanan. Kantung-kantung ini dapat meradang dan disebut dengan divertikulitis.

4. Ensefalopati hepatik

Akibat pemecahan urea oleh bakteri di dalam kolon, maka akan mempercepat timbulnya ensefalopati hepatik pada penderita sirosis hepatis.

5. Kanker kolon

Bakteri menghasilkan zat-zat penyebab kanker. Konsistensi tinja yang keras akan memperlambat pasase tinja sehingga bakteri memiliki waktu yang cukup lama untuk memproduksi karsinogen dan karsinogen yang diproduksi menjadi lebih konsentrat.

(23)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional

1. Pengetahuan mahasiswa yaitu apa yang diketahui mahasiswa tentang pengertian serat, klasifikasi serat, jenis serat, sumber serat, manfaat serat, DRI aerat, definisi konstipasi, dan penyebab konstipasi.

2. Cara ukur dilakukan dengan menggunakan angket. Setiap jawaban yang benar yang dinilai dibandingkan dengan jumlah soal yang ada.

3. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner dengan 21 buah pertanyaan.

4. Hasil ukur pengetahuan (Pratomo, 1986):

a. Tingkat pengetahuan baik, apabila skor yang diperoleh responden lebih besar dari 75% dari skor maksimum

b. Tingkat pengetahuan sedang, apabila skor yang diperoleh responden sebesar 40% - 75% dari skor maksimum.

c. Tingkat pengetahuan kurang, apabila skor yang diperoleh responden sebesar kurang dari 40% dari skor maksimum.

PENGETAHUAN TENTANG

SERAT

PENGETAHUAN MAHASISWA FK

USU

(24)

Atau dengan kata lain:

a. Skor 16 – 21 : Tingkat pengetahuan baik b. Skor 9 – 15 : Tingkat pengetahuan sedang c. Skor 0 – 8 : Tingkat pengetahuan kurang

(25)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode survey yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang pentingnya serat untuk mencegah konstipasi.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mulai dilaksanakan sejak bulan Juli 2009 sampai Oktober 2009. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU), Medan. Lokasi penelitian ini dipilih dengan alasan bahwa FK USU merupakan salah satu Fakultas Kedokteran yang terkenal bagus di kota Medan dengan akreditasi A pada thaun 2006 sehingga mahasiswa yang dihasilkan juga identik dengan mahasiswa yang berprestasi bagus. Selain itu, kelak mahasiswa Fakultas Kedokteran akan berinteraksi langsung dengan masyarakat untuk melakukan tindakan preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FK USU sekitar 1706 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara stratified random sampling. Populasi dibagi menjadi beberapa strata, di mana setiap strata homogen, sedangkan antar strata terdapat sifat yang berbeda. Kemudian pengambilan sampel pada tiap strata dilakukan secara simple random sampling dan dengan proporsi yang sama yaitu proportionate stratified random sampling (Lwanga dan Hosmer, 1990). Besarnya sampel dihitung dengan menggunakan metode statistik dengan memakai formula (Notoatmodjo, 2005):

(26)

n : jumlah sampel.

N : jumlah populasi.

d : tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan, dalam penelitian ini digunakan 10 %.

Dengan tingkat ketepatan relatif sebesar 10% dan jumlah populasi sebesar 1706 orang, maka jumlah sampel yang diperoleh dengan menggunakan formula tersebut adalah sebanyak 92 orang. Sampel tersebut kemudian didistribusikan secara merata pada mahasiswa FK USU:

a. Semester I : 1/4 x 92 23 orang b. Semester III : 1/4 x 92 23 orang c. Semester V : 1/4 x 92 23 orang d. Semester VII : 1/4 x 92 23 orang

4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil langsung dari subjek penelitian oleh si peneliti. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode angket berupa kuesioner.

4.4.2. Data Sekunder

n = __N_____ 1 + N (d)2

n = _____1706 ____ = 1706 ≈ 92 1 + 1706 (0,1)2 18,06

(27)

Data sekunder adalah data yang didapatkan dari Sub Bagian Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang berisikan data jumlah mahasiswa FK USU.

4.4.3. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner, yaitu berupa daftar pertanyaan yang terdiri dari 21 pertanyaaan. Kuesioner ini dibagikan secara langsung oleh peneliti kepada subjek penelitian. Kuesioner yang digunakan telah melalui tahap uji content validity oleh expert bidang yang bersangkutan, yaitu oleh dr. Dina Keumala Sari, M. Gizi, Sp.GK dari Departemen Gizi. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan di dalam kuesioner ini telah merepresentasikan pengetahuan mahasiswa yang perlu diketahui mengenai serat.

Setelah melalui tahap uji content validity, peneliti membagikan kuesioner kepada subjek penelitian yang telah diminta informed consent-nya terlebih dahulu secara tertulis.

4.5. Pengolahan Data

Kegiatan dalam proses pengolahan data berupa editing, coding, entry,

cleaning, dan saving (Budiarto, 2001). Teknik pengolahan data menggunakan

teknik statistik dengan bantuan software komputer yaitu Statistic Package for

Social Science (SPSS) 15.0. Hasil pengolahan data penelitian disajikan dalam

bentuk distribusi frekuensi.

(28)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

5.1.1.1. Sejarah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Pada tanggal 4 Juni 1952 didirikan Yayasan Universitas Sumatera Utara

yang berkedudukan di Medan. Pada tanggal 30 Juni 1952 Dewan Pimpinan

Yayasan USU mengangkat Dr. Ahmad Sofian sebagai Presiden Kurator yang

diberi tugas mempersiapkan pendirian Fakultas Kedokteran. Fakultas Kedokteran

resmi dibuka pada tanggal 17 Agustus 1952. Pada tanggal 1 September 1952,

Fakultas Kedokteran USU dipimpin oleh Dr. A. Sofian sebagai Dekan, Dr. Maas

sebagai Wakil Dekan, dan Dr. M. Ildrem sebagai sekretaris.

5.1.1.2. Profil Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Fakultas Kedokteran memiliki 28 departemen (program studi) antara lain:

Kimia Kedokteran, Fisika Kedokteran, Biologi Kedoktern, Anatomi, Biokimia, Farmakologi dan Terapeutik, Fisiologi, Histologi, Parasitologi, Mikrobiologi, Patologi Anatomi, Patologi Klinik, Gizi, Kesehatan Anak, Penyakit Dalam, Kesehatan Kulit dan Kelamin, Penyakit Paru, Radiologi, Penyakit

Saraf/Neurologi, Anestesiologi dan Reanimasi, Ilmu Bedah, Ilmu Bedah Syaraf,

Penyakit Mata, Kedoktern Kehakiman, Telinga, Hidung, Tenggorokan dan Kepala

Leher, Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Ilmu Kesehatan Masyarakat dan

Kedokteran Komunitas, serta Kardiologi.

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terletak di jl. Dr. Mansur

no.5, Medan, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru.

Program studi Pendidikan Dokter pada Fakultas Kedokteran memiliki

peringkat akreditasi A yang tertera di dalam SK BAN PT 07/09/2006 dan akan

direakreditasi pada tahun 2011.

Fakultas Kedokteran dipimpin oleh dekan, pembantu dekan I, pembantu

dekan II, dan pembantu dekan III. Posisi Dekan dijabat oleh Prof. dr. Gontar A.

(29)

Siregar, Sp.PD.KGEH. Posisi Pembantu Dekan I dijabat oleh Prof. dr. Guslihan

Dasa Tjipta, Sp.A (K). Posisi Pembantu Dekan II dijabat oleh dr. Murniati Manik,

MSc. Sp.KK. Posisi Pembantu Dekan III dijabat oleh dr. Muhammad Rusda,

Sp.OG.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Individu

5.1.2.1 Karakteristik Individu Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Frekuensi (orang) Persentase (%)

Pria 47 51,1

Wanita 45 48,9

Jumlah 92 100

Pada penelitian ini jumlah responden berjenis kelamin pria sebanyak 47 orang (51,1%). Jumlah responden yang berjenis kelamin wanita sebanyak 45 orang (48,9%).

5.1.2.2. Karakteristik Individu Berdasarkan Strata Pendidikan

Tabel 5.2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan strata pendidikan Strata Pendidikan Frekuensi (orang) Persentase (%)

Semester I 23 25

Semester III 23 25

Semester V 23 25

Semester VII 23 25

Jumlah 92 100

Strata pendidikan responden yang diteliti adalah mahasiswa semester I, semester III, semester V, dan semester VII, masing-masing sebanyak 23 orang (25%).

(30)

5.1.3. Hasil Analisis Statistik

Berdasarkan hasil pengumpulan data primer responden melalui kuesioner, diperoleh data-data yang disajikan di dalam tabel-tabel berikut:

Tabel 5.3. Rata-rata tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU semester I, III, V, dan VII mengenai serat

Tingkat Pengetahuan Frekuensi (orang) Persentase (%)

Baik 54 58,7

Sedang 37 40,2

Kurang 1 1,1

Jumlah 92 100

Dari hasil penelitian, ternyata kategori tingkat pengetahuan responden mengenai serat yang paling banyak adalah tingkat pengetahuan baik sebesar 58,7% (54 orang), sedangkan kategori yang paling sedikit adalah tingkat pengetahuan kurang sebesar 1,1% (1 orang), dan selebihnya adalah tingkat pengetahuan sedang sebesar 40,2% (37 orang).

Tabel 5.4. Rata-rata tingkat pengetahuan mahasiswa semester I FK USU mengenai serat

Tingkat Pengetahuan Frekuensi (orang) Persentase (%)

Baik 11 47,8

Sedang 11 47,8

Kurang 1 4,3

Jumlah 23 100

Dari tabel 5.4. di atas dapat diketahui bahwa rata-rata tingkat pengetahuan mahasiswa semester I mengenai serat dengan kategori tingkat pengetahuan baik dan tingkat pengetahuan sedang masing-masing sebesar 47,8% (11 orang).

(31)

Sedangkan kategori yang paling sedikit adalah tingkat pengetahuan kurang, yaitu sebesar 4,3% (1 orang).

Tabel 5.5. Rata-Rata tingkat pengetahuan mahasiswa semester III FK USU mengenai serat

Tingkat Pengetahuan Frekuensi (orang) Persentase (%)

Baik 10 43,5

Sedang 13 56,5

Jumlah 23 100

Dari tabel 5.5. di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata tingkat pengetahuan mahasiswa semester III mengenai serat dengan kategori tingkat pengetahuan baik dan tingkat pengetahuan sedang masing-masing sebesar 43,5% (10 orang) dan 56,5% (13 orang). Dari hasil penelitian ini, tidak ada mahasiswa semester III yang dikategorikan tingkat pengetahuan kurang mengenai serat.

Tabel 5.6. Rata-Rata tingkat pengetahuan mahasiswa semester V FK USU mengenai serat

Tingkat Pengetahuan Frekuensi (orang) Persentase (%)

Baik 17 74

Sedang 6 26

Jumlah 23 100

Dari tabel 5.6. di atas dapat diketahui bahwa rata-rata tingkat pengetahuan mahasiswa semester V mengenai serat dengan kategori tingkat pengetahuan baik dan tingkat pengetahuan sedang masing-masing sebesar 74% (17 orang) dan 26% (6 orang). Dari hasil penelitian ini, tidak ada mahasiswa semester V yang dikategorikan tingkat pengetahuan kurang mengenai serat.

(32)

Tabel 5.7. Rata-rata tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU semester VII mengenai serat

Tingkat Pengetahuan Frekuensi

(orang) Persentase (%)

Baik 16 69,6

Sedang 7 30,4

Jumlah 23 100

Dari tabel 5.7. di atas dapat diketahui bahwa rata-rata tingkat pengetahuan mahasiswa semester VII mengenai serat dengan kategori tingkat pengetahuan baik dan tingkat pengetahuan sedang masing-masing sebesar 69,6% (16 orang) dan 30,4% (7 orang). Dari hasil penelitian ini, tidak ada mahasiswa semester VII yang dikategorikan tingkat pengetahuan kurang mengenai serat.

5.2. Pembahasan

5.2.1. Tingkat Pengetahuan Baik dan Sedang pada Responden

Tingkat pengetahuan baik pada mahasiswa semester I, III, V, dan VII adalah sebagai berikut:

Tabel 5.8. Distribusi frekuensi kategori tingkat pengetahuan baik pada

responden

Semester Frekwensi (orang) Persentase (%)

I 11 47,8

III 10 43,5

V 17 74

VII 16 69,6

Dari tabel 5.8. diketahui bahwa jumlah responden mahasiswa semester I,

III, V, dan VII dengan kategori tingkat pengetahuan baik, secara berurutan

terdapat sebanyak 11 orang (47,8%), 13 orang (43,5%), 17 orang (74%), dan 16

orang (69,6%).

(33)

Tingkat pengetahuan sedang pada mahasiswa semester I, III, V, dan VII adalah sebagai berikut:

Tabel 5.9. Distribusi frekuensi kategori tingkat pengetahuan sedang pada

responden

Semester Frekuensi (orang) Persentase (%)

I 11 47,8

III 13 56,5

V 6 26

VII 7 30,4

Dari tabel 5.9. diketahui bahwa jumlah responden mahasiswa semester I,

III, V, dan VII dengan kategori tingkat pengetahuan baik, secara berurutan

terdapat sebanyak 11 orang (47,8%), 13 orang (56,5%), 17 orang (26%), dan 16

orang (30,4%).

Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh bahwa jumlah mahasiswa semester I dengan tingkat pengetahuan baik hampir tidak berbeda dengan jumlah mahasiswa semester III dengan tingkat pengetahuan baik. Hal ini disebabkan mahasiswa semester I dan semester III sama-sama belum mendapatkan kuliah mengenai serat dari Departemen Gizi. Begitu juga dengan jumlah mahasiswa semester I dengan tingkat pengetahuan sedang dan jumlah mahasiswa semester III dengan tingkat pengetahuan sedang hanya berbeda sedikit. Pengetahuan yang diperoleh oleh mahasiswa semester I dan semester III berasal dari buku, media cetak, dan media elektronik. Hanya terdapat satu orang mahasiswa dengan tingkat pengetahuan kurang, yaitu pada strata pendidikan semester I. Hal ini dikarenakan walaupun setiap mahasiswa memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses informasi baik melalui buku maupun media, namun kesempatan mengakses tersebut tidak dipergunakan sebaik mungkin sehingga tingkat pengetahuan mahasiswa tersebut mengenai serat adalah kurang.

(34)

Dari penelitian ini jumlah mahasiswa semester V dengan tingkat pengetahuan baik meningkat bila dibandingkan dengan jumlah mahasiswa semester I dan III dengan tingkat pengetahuan baik. Begitu pula dengan jumlah mahasiswa semester V dengan tingkat pengetahuan sedang berkurang bila dibandingkan dengan jumlah mahasiswa semester I dan III dengan tingkat pengetahuan sedang. Kedua hal ini dikarenakan mahasiswa semester V telah memperoleh kuliah mengenai serat dari Departemen Gizi. Selain dari kuliah yang diberikan oleh Departemen Gizi mengenai serat, mahasiswa semester V juga memperoleh pengetahuan mengenai serat dari buku, media cetak, dan media elektronik.

Dari penelitian ini diperoleh bahwa jumlah mahasiswa semester VII dengan tingkat pengetahuan baik berkurang sedikit dibandingkan dengan jumlah mahasiswa semester V dengan tingkat pengetahuan baik. Jumlah mahasiswa semester VII dengan tingkat pengetahuan sedang meningkat sedikit dibandingkan jumlah mahasiswa semester V dengan tingkat pengetahuan sedang. Perbedaan tingkat pengetahuan mahasiswa baik tingkat pengetahuan baik maupun tingkat pengetahuan sedang antara mahasiswa semester V dan VII ini disebabkan oleh faktor lupa, kurang memperhatikan sewaktu kuliah mengenai serat dari Departemen Gizi, kurang membaca buku, serta kurang mengakses informasi mengenai serat melalui media cetak dan elektronik.

Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan baik dan sedang yang signifikan antara mahasiswa yang belum mendapat kuliah mengenai serat (semester I dan III) dengan mahasiswa yang telah mendapat kuliah mengenai serat (semester V dan VII) dari Departemen Gizi. Jumlah mahasiswa yang belum memperoleh kuliah mengenai serat dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 21 orang dan tingkat pengetahuan sedang sebanyak 24 orang. Sedangkan jumlah mahasiswa yang telah memperoleh kuliah mengenai serat dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 33 orang dan tingkat pengetahuan sedang sebanyak 13 orang. Hal ini menunjukkan bahwa peran Departemen Gizi dalam meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai serat sangatlah penting.

(35)

5.2.2. Pernyataan yang Paling Banyak Dijawab dengan Salah oleh

Responden

Dari pernyataan-pernyataan yang diajukan di dalam kuesioner, mahasiswa paling banyak salah menjawab mengenai Dietary Reference Intake (DRI) serat untuk orang dewasa (73 orang). Hal ini disebabkan oleh kurangnya penekanan terhadap DRI serat dalam mata kuliah serat oleh Departemen Gizi. Selain itu juga dikarenakan sedikitnya informasi yang rinci mengenai DRI serat baik di dalam media maupun buku.

5.2.3. Pernyataan yang Paling Banyak Dijawab dengan Benar oleh Responden

Dari pernyataan-pernyataan yang diajukan di dalam kuesioner, mahasiswa paling banyak benar menjawab mengenai sebab-sebab konstipasi (92 orang) dan sumber serat (88 orang). Hal ini selain disebabkan oleh pembahasan yang baik mengenai konstipasi dan sumber serat pada mata kuliah serat oleh Departemen Gizi, juga dikarenakan banyaknya informasi mengenai sebab-sebab konstipasi dan sumber serat yang dipaparkan secara rinci oleh media dan buku.

(36)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Hasil penelitian “Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang Pentingnya Serat untuk Mencegah Konstipasi Tahun 2009” menunjukkan bahwa pengetahuan mahasiswa mengenai serat dengan kategori tingkat pengetahuan baik sebesar 58,7% (54 orang), tingkat pengetahuan sedang sebesar 40,2% (37 orang), dan tingkat pengetahuan kurang sebesar 1,1% (1 orang). Tingkat pengetahauan mahasiswa FK USU mengenai serat untuk mencegah konstipasi dikategorikan tingkat pengethuan baik yaitu sebesar 75,8%.

Jumlah mahasiswa yang telah memperoleh kuliah mengenai serat (semester V dan VII) dengan tingkat pengetahuan baik lebih banyak dibandingkan dengan jumlah mahasiswa yang belum memperoleh kuliah mengenai serat (semester I dan III) dengan tingkat pengetahuan baik. Hal ini menunjukkan bahwa peran Departemen Gizi dalam meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai serat sangatlah penting.

6.2. Saran

Departemen Gizi hendaknya menekankan DRI serat pada mata kuliah serat sehingga prevalensi konstipasi di Indonesia secara tidak langsung dapat berkurang. Di samping itu mahasiswa sendiri juga perlu secara aktif meningkatkan pegetahuan mengenai serat melalui buku, media cetak, dan media elektronik.

(37)

Daftar Pustaka

Ardial, H., 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi, dan Tesis)

dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah. Jakarta: Kencena

Prenada Media Group.

Baraas, F., 1994. Teknik Penulisan Makalah Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Buchanan, C., 1999. Nutrition Secrets. Missouri: Hanley & Belfus, Inc., 29 – 31. Budiarto, E., 2001. Biostatistika. Jakarta: EGC.

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Grafindo Persada, 34 – 37.

Djojosoebagio, S., Piliang, W. G., 1996. Fisiologi Nutrisi. Jakarta: UI Press, 181 – 197.

Donatelle, R. J., Davis, L. G., 1995. Health: The Basics. London: Allyn & Bacon, 159 – 160.

Drummond, K., Brefere, L., 2007. Nutrition for Food Service and Culinary

Professionals. 6th ed. USA: John Wiley & Sons, Inc.

Ekosusilo, M., 1995. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Dahara Prize. Farnsworth, D. L., Oliver, H., 1965. Living. 4th ed. USA: Scott, Foresman &

Company, 145 – 148.

Forsythe, W. A., 1988. NUTRITION and YOU with READINGS. 3rd ed. New York: CPC, Inc., 70- 76.

Friedman, S. L., Grendell, J. H., 2003. CURRENT Diagnosis & Treatment in

Gastroenterology. Singapore: McGraw – Hill, 21 – 26.

Hadi, S., 1995. Gastroenterologi. Edisi 6. Bandung: PT Alumni.

Insel, P. M., Roth, W. T., 1996. Core Concepts in Health. 7th ed. California: Mayfield Publishing Company.

(38)

Lwanga, S. K., Hosmer, D. W., 1990. Adequency of Sample Size in Health

Studies. USA: John Wiley & Sons, Inc., 105 – 106.

Notoatmodjo, S., 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Peckenpaugh, N., 2007. 10th ed. Nutrition Essentials & Diet Theraphy. Canada: Sauders Elsevier.

Pratomo, Sudarti, 1986. Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian Bidang

Kesehatan Masyarakat dan Keluarga Berencana/Kependudukan. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan RI PMU Pengembangan FKM di Indonesia. Rigas, B., Spiro, H. M., 1995. Clinical Gastroenterology. Singapore: McGraw –

Hill, 274 – 275.

Robbins, G., Burgess, S., 1997. A Welness Way ofLife. USA: Brown & Benchmark Publishers, 189 – 190.

Thomas, B., 1998. Manual of Dietic Practice. Great Britain: Blackwell Scientific Publications, 138 -139.

Williams, M., 2001. Nutrition for Health, Fitness, and Sport. 8th ed. New York: McGraw – Hill, 144 – 145.

Winter, R. E., 1983. Executive Nutrition and Diet. USA: McGraw – Hill, 193 – 204.

Worthington, B., William, S. R., 2000. Nutrition Throughout the Life Cycle. 4th ed. Singapore: McGraw – Hill, 4 – 5.

(39)

KUESIONER

Identitas Subjek Penelitian

(*) Lingkari Salah Satu

Jenis Kelamin *) : P / W

Strata Pendidikan yang Sedang Diikuti *) : 1. Semester I 2. Semester III 3. Semester V 4. Semester VII

Berilah tanda (√) pada SATU jawaban yang PALING BENAR Anda.

menurut

No Pertanyaan Benar Salah

1. Serat merupakan komponen makanan yang berasal dari tumbuhan dan tidak dapat dicerna oleh enzim

pencernaan manusia.

2. Serat dapat diklasifikasikan menjadi serat yang larut dalam air dan serat yang tidak dapat larut dalam air. 3. Insoluble fibre dapat membantu menurunkan kadar

kolesterol darah.

4. Soluble fibre dapat membantu meningkatkan volume

tinja.

5. Kulit buah pear termasuk insoluble fibre. 6. Jeruk dan apel termasuk soluble fibre.

7. Sereal, sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, polong-polongan, dan biji-bijian merupakan sumber serat yang potensial.

8. Daging merupakan sumber serat yang potensial.

9. Gandum, bran (dedak), beras merah, dan jagung bukan merupakan sumber makanan berserat.

10. Bunga kol, kentang, bayam, brokoli, wortel, kol, buncis adalah contoh sayur-sayuran yang tidak mengandung serat.

11. Dietary Reference Intake serat untuk orang dewasa

(40)

adalah > 50 gram / hari.

12. Serat makanan tidak dapat membantu mencegah konstipasi.

13. Serat makanan dapat membantu mencegah terjadinya

haemorrhoid.

14. Serat makanan dapat membantu mencegah kanker kolon.

15. Serat makanan dapat membantu mengontrol berat badan dan mencegah terjadinya obesitas.

16. Serat makanan tidak dapat membantu mencegah terjadinya penyakit diverticular.

17. Serat makanan dapat membantu menurunkan kadar gula darah dan kolesterol.

18. Volume tinja yang banyak dan konsistensi tinja yang lembek dapat memperlambat gerakan peristaltik usus. 19. Seseorang dapat dikatakan konstipasi bila tidak

defekasi selama 1 hari dan konsistensi tinjanya keras. 20. Seseorang dapat dikatakan konstipasi bila defekasi

kurang dari atau sama dengan 3x/minggu ataupun mengejan minimal 25% dari seluruh frekuensi defekasi.

21. Konstipasi dapat disebabkan oleh diet rendah serat, kurang minum, cedera tulang belakang, penyakit perianal, obstruksi intestinal, serta obat yang mengandung kalsium dan aluminium,

(41)

LEMBAR PENJELASAN DAN PERSETUJUAN

SUBJEK PENELITIAN

Dengan hormat,

Saya, mahasiswa FK USU Medan, dengan NIM 060100062 sedang mengadakan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang Pentingnya Serat untuk Mencegah Konstipasi Tahun 2009”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa mengenai serat.

Saya meminta kesediaan Saudara untuk mengisi beberapa pertanyaan terkait penelitian ini. Partisipasi Saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela. Identitas pribadi yang Saudara berikan akan dijaga kerahasiaannya dan tidak akan dipublikasikan.

Saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan Saudara untuk mengisi kuesioner ini.

Medan, …… Juli 2009

Peneliti Peserta Penelitian

( ) ( )

(42)

Subjek Jenis Kelamin Strata Pendidikan P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12

A pria semester I 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1

B pria semester I 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1

C pria semester I 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1

D pria semester I 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0

E pria semester I 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0

F pria semester I 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1

G wanita semester I 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1

H pria semester I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

I wanita semester I 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1

J pria semester I 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1

K pria semester I 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1

L pria semester I 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1

M pria semester I 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1

N pria semester I 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1

O wanita semester I 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1

P wanita semester I 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1

Q wanita semester I 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0

R wanita semester I 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1

S wanita semester I 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1

T wanita semester I 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1

U pria semester I 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1

V pria semester I 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1

W wanita semester I 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1

(43)

Subjek

Jenis Kelamin

Strata

Pendidikan P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 Ptot Tkt Pengetahuan

A pria semester I 1 1 1 1 1 1 0 0 1 17 Baik

B pria semester I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Baik

C pria semester I 1 0 1 0 1 1 0 1 1 15 Sedang

D pria semester I 1 0 1 0 0 0 0 0 1 8 Kurang

E pria semester I 0 1 1 1 0 0 0 0 1 12 Sedang

F pria semester I 1 1 0 0 1 0 1 1 1 14 Sedang

G wanita semester I 1 1 1 1 1 0 0 1 1 16 Baik

H pria semester I 1 1 1 0 0 1 1 0 1 17 Baik

I wanita semester I 1 1 1 1 1 0 1 0 1 16 Baik

J pria semester I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 Baik

K pria semester I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Baik

L pria semester I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik

M pria semester I 1 1 1 1 1 0 0 1 1 15 Sedang

N pria semester I 1 1 1 1 1 0 0 0 1 13 Sedang

O wanita semester I 1 1 1 1 0 1 0 1 1 17 Baik

P wanita semester I 1 1 1 1 0 0 1 1 1 12 Sedang

Q wanita semester I 0 1 1 0 0 0 0 1 1 11 Sedang

R wanita semester I 1 1 1 1 1 0 0 1 1 14 Sedang

S wanita semester I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik

T wanita semester I 1 1 1 1 0 0 0 1 1 16 Baik

U pria semester I 1 1 0 0 1 1 0 1 1 15 Sedang

V pria semester I 1 1 1 0 1 1 0 1 1 14 Sedang

W wanita semester I 1 1 1 1 1 0 0 1 1 14 Sedang

(44)

Subjek Jenis Kelamin Stara Pendidikan P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12

AA wanita Semester III 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1

BB pria Semester III 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0

CC pria Semester III 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1

DD wanita Semester III 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1

EE pria Semester III 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

FF pria Semester III 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

GG pria Semester III 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1

HH pria Semester III 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1

II pria Semester III 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1

JJ wanita Semester III 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1

KK pria Semester III 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0

LL wanita Semester III 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1

MM wanita Semester III 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1

NN wanita Semester III 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1

OO pria Semester III 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1

PP pria Semester III 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

QQ pria Semester III 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1

RR pria Semester III 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1

SS wanita Semester III 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1

TT pria Semester III 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1

UU wanita Semester III 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1

VV pria Semester III 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1

WW pria Semester III 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

(45)
(46)

Subjek

Jenis Kelamin

Strata

Pendidikan P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12

AAA wanita semester V 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

BBB wanita semester V 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

CCC wanita semester V 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1

DDD pria semester V 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1

EEE pria semester V 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1

FFF pria semester V 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1

GGG pria semester V 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1

HHH wanita semester V 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1

III wanita semester V 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1

JJJ pria semester V 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1

KKK pria semester V 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1

LLL pria semester V 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1

MMM pria semester V 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1

NNN pria semester V 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1

OOO wanita semester V 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1

PPP wanita semester V 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1

QQQ pria semester V 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1

RRR wanita semester V 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1

SSS wanita semester V 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1

TTT wanita semester V 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1

UUU wanita semester V 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

VVV wanita semester V 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1

WWW wanita semester V 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

(47)

Subjek

Jenis Kelamin

Strata

Pendidikan P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 Ptot Tkt Pengetahuan

AAA wanita semester V 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Baik

BBB wanita semester V 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Baik

CCC wanita semester V 1 1 1 0 1 0 1 1 1 17 Baik

DDD pria semester V 1 1 1 0 1 1 1 1 1 16 Baik

EEE pria semester V 1 0 1 0 1 1 0 1 1 12 Sedang

FFF pria semester V 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17 Baik

GGG pria semester V 1 1 1 1 0 0 0 1 1 14 Sedang

HHH wanita semester V 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 Baik

III wanita semester V 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 Baik

JJJ pria semester V 1 1 1 1 1 0 1 1 1 17 Baik

KKK pria semester V 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 Baik

LLL pria semester V 0 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Sedang

MMM pria semester V 1 1 0 1 0 1 0 1 1 15 Sedang

NNN pria semester V 1 1 1 0 1 0 0 1 1 12 Sedang

OOO wanita semester V 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18 Baik

PPP wanita semester V 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik

QQQ pria semester V 1 1 1 0 1 1 1 1 1 16 Baik

RRR wanita semester V 1 1 0 1 0 1 0 1 1 16 Baik

SSS wanita semester V 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18 Baik

TTT wanita semester V 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Baik

UUU wanita semester V 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Baik

VVV wanita semester V 1 1 1 0 0 1 1 1 1 14 Sedang

WWW wanita semester V 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Baik

(48)
(49)

Gambar

Tabel 5.1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 5.4. Rata-rata tingkat pengetahuan mahasiswa semester I FK USU mengenai serat
Tabel 5.5. Rata-Rata tingkat pengetahuan mahasiswa semester III FK USU
Tabel 5.7. Rata-rata tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU semester VII
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan membaca teks, siswa mampu menemukan perbedaan antara masa praaksara, masa Hindu Buddha, dan masa Islam, kemudian menuliskan fakta-fakta pentingnya dalam bentuk tabel

Jl. Kartini, Tegal Mojayan, Klaten Tengah, Klaten CV. Jeblogan Desa Karanglo

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kreativitas iklan dan kredibilitas cellebrity endorser (Syahrini) terhadap keputusan pembelian mie sedaap white

penafsiran alquran yang mana membawa corak baru dalam ilmu tafsir Al-Quran. Metode penafsiran al-Quran dengan hermeneutika sangat

Kekerasan verbal yang dialami anak akan berdampak secara holistik yaitu dampak psikis yang dirasakan oleh korban antara lain berkeringat, jantung berdetak

In this investigation, Oscar coast area in Graham Land, Antarctic Peninsula (AP) was selected to conduct a remote sensing study using Landsat-7 Thematic Mapper (TM),

Tapping sources of inspiration and support, maintaining the activities of their daily life, and taking pride in their appearance can all help provide cancer survivors with a