• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian

5.1.3 Hasil Analisis Data

Sebanyak 90 orang siswa-siswi telah mengikuti penelitian ini sesuai dengan kriteria. Dalam penelitian ini, responden diberikan kuesioner untuk mengukur pengetahuan mengenai narkoba. Adapun sebaran pengetahuan responden mengenai narkoba dalam table 5.2.

Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan mengenai Narkoba

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu.

Tahap pengetahuan dinilai dengan 29 soal di dalam kuesioner. Setiap item akan diberikan skor dengan skor pengetahuan maksimum adalah 59 atau 100% dan skor minimum adalah 0 atau 0%. Soal yang ditanyakan adalah tentang jenis-jenis narkoba, bentuk, efek, cara penggunaan, dan bahaya dari narkoba itu sendiri.

Tabel 5.2

Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba

Tingkat Pengetahuan Total % Baik 40 44,4

Sedang 48 53,3

Buruk 2 2,3

Jumlah 90 100

Dari hasil diatas didapati bahwa pengetahuan siswa-siswi SMA Negeri 5 Medan mengenai narkoba masih dalam konteks sedang dan masih membutuhkan pengetahuan yang lebih lagi agar dapat mencapai konteks baik. Padahal penggunaan narkoba yang disalahgunakan sudah cukup lama. Suparman (2005) juga mengungkapkan hal tersebut yaitu penggunaan obat

terlarang sejenis narkoba yang disalahgunakan di Indonesia barangkali sudah cukup lama. Namun, jenis dan wujud dari narkoba itu sendiri belum semuanya mengetahui

Tabel 5.3

Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba

Kelas Hasil Ukur Pengetahuan

Baik Sedang Buruk

Total % Total % Total % Jumlah

X 12 30 16 33,3 2 100 30

XI 14 35 16 33.3 0 0 30

XII 14 35 16 33.3 0 0 30

Jumlah 40 100 48 100 2 100 90

Jumlah responden dari kelas X dengan pengetahuan baik ada 12 orang siswa-siswi (30%), pengetahuan sedang ada 16 orang siswa-siswi (33,3%) dan yang memiliki pengetahuan buruk ada 2 orang siswa-siswi (100%). Jumlah responden dari kelas XI dengan pengetahuan baik ada 14 orang siswa-siswi (35%), pengetahuan sedang ada 16 orang siswa-siswi (33,3%) dan tidak ada siswa-siswi dari kelas XI yang memiliki pengetahuan buruk (0%). Jumlah responden dari kelas XI dengan pengetahuan baik ada 14 orang siswa-siswi (35%), pengetahuan sedang ada 16 orang siswa-siswi (33,3%) dan tidak ada siswa-siswi dari kelas XI yang memiliki pengetahuan buruk (0%).

Tabel 5.4

Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba

Tingkat pengetahuan Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan Total % Total % Baik 19 51,4 21 39,6 Sedang 18 48,6 30 56,6 Buruk 0 0 2 3,8 Jumlah 37 100 53 100

Dapat dilihat dari tabel diatas jika responden laki-laki lebih mengetahui mengenai narkoba daripada responden perempuan. Hal ini mungkin dikarenakan laki-laki lebih memiliki faktor risiko untuk memakai narkoba. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukini (2009) yaitu kebanyakan pengguna Napza yang ada dip anti rehabilitasi adalah pria (69,8%).

Tabel 5.5

Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba Apakah anda pernah mendengar istilah narkoba

Perempuan Laki-laki

Benar Salah Benar Salah

Total % Total % Total % Total %

53 100 0 0 35 94,6 2 5,4

Dari hasil penelitian yang didapati, ternyata siswa-siswi pernah mendengar istilah narkoba. Ini dikarenakan pengetahuan ini adalah pengetahuan umum dan sering diinformasikan melalui audiovisual dan juga bahan bacaan. Hal serupa juga didapati dalam penelitian yang dilakukan oleh Department of Education and Training, Drug Prevention Programs (2006) adalah kaum muda mempelajari tentang narkoba seperti obat, alkohol dan tembakau dari memperhatikan apa yang dilakukan dan

mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang lain. Internet, televisi, majalah dan film juga memperlihatkan berbagai persoalan narkoba kepada kaum muda.

Tabel 5.6

Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba Menurut anda, apakah yang dimaksud dengan narkoba

Perempuan Laki-laki

Benar Salah Benar Salah

Total % Total % Total % Total %

27 50,9 26 49,1 23 62,2 14 37,8

Dari hasil penelitian yang didapati, ternyata hanya sebagian dari siswa-siswi tersebut paham apa yang dimaksud dengan narkoba. Penelitian yang dilakukan oleh Suparman (2005) jenis dan wujud dari narkoba itu sendiri belum semuanya mengetahui.

Tabel 5.7

Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba Menurut anda, mengapa narkoba dilarang

Perempuan Laki-laki

Benar Salah Benar Salah

Total % Total % Total % Total %

53 100 0 0 37 100 0 0

Dari hasil penelitian yang didapati, ternyata semua siswa-siswi mengetahui mengapa narkoba dilarang. Hal ini berkemungkinan karena narkoba sudah cukup lama disalahgunakan di Indonesia dan banyak diberitakan di televise, majalah dan internet. Ini didapati dari hasil penelitian yang dilakukan Suparman (2005) adalah Penggunaan obat terlarang sejenis narkoba yang disalahgunakan di Indonesia barangkali sudah cukup lama. Dan juga penelitian menurut Department of Education and Training, Drug Prevention Programs (2006) adalah kaum muda mempelajari tentang narkoba seperti obat, alkohol dan tembakau dari memperhatikan apa yang dilakukan dan mendengarkan apa

yang dikatakan oleh orang lain. Internet, televisi, majalah dan film juga memperlihatkan berbagai persoalan narkoba kepada kaum muda.

Tabel 5.8

Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba Menurut anda, apakah narkoba diresepkan dokter

Perempuan Laki-laki

Benar Salah Benar Salah

Total % Total % Total % Total %

11 20,8 42 79,2 12 32,4 25 67,6

Dari hasil penelitian yang didapati, ternyata semua siswa-siswi kurang mengetahui apakah narkoba diresepkan oleh dokter. Padahal, menurut penelitian yang dilakukan oleh partodiharjo (2008) Pada 1940-an amfetamin mulai dipakai sebagai terapeutik untuk berbagai macam kondisi medis seperti ayan, depresi dan untuk anak yang hiperkinetik.

Tabel 5.9

Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba Menurut anda, apakah jenis-jenis narkoba

Score Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Total % Total % Alkohol 5 9,4 2 5,4 Putauw 4 7,5 3 8,1 Sabu 15 28,3 12 32,4 Ganja 21 39,6 11 29,7 Lem 8 15,1 9 24,3

Dari hasil penelitian yang didapati, ternyata pengetahuan siswa-siswi SMA Negeri 5 Medan mengenai jenis-jenis narkoba masih dalam kategori buruk. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Suparman (2005) yaitu jenis dan wujud dari narkoba itu sendiri belum semuanya mengetahui.

Tabel 5.10

Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba Putauw

Putauw

Perempuan Laki-laki

Benar Salah Benar Salah

Total % Total % Total % Total % 1. Bentuk 21 39,6 32 60,4 17 45,9 20 54,1 2. Efek 26 49,1 27 50,9 18 48,6 19 51,4 3. Cara penggunaan 10 18,1 43 81,1 9 24,3 28 75,7 4. Bahaya 21 39,6 32 60,4 19 51,4 18 48,6 5. Jika keracunan 32 60,4 21 39,6 27 73 10 27

Berdasarkan dari tabel diatas masih banyak siswa-siswi yang belum mengetahui bentuk, efek, cara penggunaan dan juga bahaya dari putauw. Hal ini mungkin disebabkan pengguna putauw lebih sedikit dibandingkan jenis-jenis narkoba lainnya dikarenakan narkoba jenis ini tidak dihasilkan di Indonesia. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh BNN (2005) yaitu jumlah penyalahguna narkoba di dunia sebesar 200 juta orang (5% dari populasi dunia), 13,7 juta orang (kokain) 15,9 juta orang (opiate) dan 10,6 juta orang (heroin). Dan juga penelitian yang dilakukan Partodiharjo (2008) yaitu opium banyak tumbuh didaerah “ segi tiga emas” Burma, Kamboja, Thailand dan segitiga emas Asia Tengah, Afganistan, Iran dan Pakistan.

Tetapi, siswa-siswi tersebut dapat mengetahui bahaya yang dapat ditimbulkan jika seseorang keracunan putaue. Seperti yang dikatakan oleh dark dan zador (1996) yaitu Hal ini juga mencatat bahwa pengguna heroin beresiko substansial lebih besar dari kematian prematur dari rekan-rekan non-heroin-gunakan. Studi longitudinal menunjukkan tingkat kematian tahunan antara 1% dan 3% di antara pengguna heroin.

Tabel 5.11

Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba Ganja

Ganja

Perempuan Laki-laki

Benar Salah Benar Salah

Total % Total % Total % Total %

1. Bentuk 50 94,3 3 5,7 37 100 0 0 2. Efek 33 62,3 20 37,7 26 70,3 11 29,7 3. Cara penggunaan 45 84,9 8 15,1 34 91,9 3 8,1 4. Bahaya 39 73,6 14 26,4 20 54,1 17 45,9 5. Jika keracunan 17 32,1 36 67,9 14 37,8 23 62,2

Mengenai pertanyaan dari bentuk dan cara penggunaan ganja, hampir semua siswa-siswi mengetahuinya. Hal ini mungkin dikarenakan penggunaan dari ganja yang hampir menyerupai rokok. Ini didapati dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan Pambudi (2002) yaitu Cannabis juga diketahui jenisnya oleh 77 responden yang banyak menyebutkannya dalam bentuk tembakau yaitu 84.4%.

Sedangkan pertanyaan mengenai efek dan bahaya ganja pengetahuan siswa-siswi masih dalam kategori sedang. Dan pengetahuan mengenai bahaya keracunan ganja pengetahuan siswa-siswi ini masuk dalam kategori buruk.

Tabel 5.12

Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba Sabu

Sabu

Perempuan Laki-laki

Benar Salah Benar Salah

Total % Total % Total % Total % 1. Bentuk 43 81,1 10 19,9 29 78,4 8 21,6 2. Efek 13 24,5 40 75,5 10 27 27 73 3. Cara penggunaan 37 69,8 16 30,2 30 81,1 7 18,9 4. Bahaya 16 30,2 37 69,8 10 27 27 73 5. Jika keracunan 4 7,5 49 92,5 10 27 27 73

Pengetahuan siswa-siswi mengenai bentuk sabu sudah baik. Sedangkan pengetahuan mengenai cara penggunaan masih dalam kategori sedang, dan pengetahuan mengenai efek, bahaya dan jika keracunan masuk dalam kategori buruk. Ini didapati dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan Pambudi (2002) yaitu pada kelompok jenis opiat (heroin/putaw) dapat dilihat bahwa lebih dari separuh dari responden yang mengembalikan angket mengetahui jenis opiate (53.5%) serta cara penggunaannya (62.6%) demikian juga dengan bentuknya (62.4%).

Tabel 5.13

Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba Lem cap kepala kambing

Lem cap kepala kambing

Perempuan Laki-laki

Benar Salah Benar Salah

Total % Total % Total % Total % 1. Apakah termasuk narkoba 48 90,6 5 9,4 26 70,3 11 29,7 2. Efek 29 54,7 24 45,3 21 56,8 16 43,2 3. Cara penggunaan 44 83 9 17 35 94,6 2 5,4 4. Bahaya 27 50,9 26 49,1 15 40,5 22 59,5

Pertanyaan mengenai cara penggunaan lem cap kepala kambing dapat dijawab dengan baik oleh sebagian besar siswa-siswi. Hal ini mungkin disebabkan karena siswa-siswi tersebut lebih sering melihat penggunaannya yang sering digunakan oleh anak jalanan. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Harumindari (2005) yaitu narkoba golongan inhalansia biasanya digunakan secara coba-coba oleh anak dibawah umur golongan kurang mampu/anak jalanan.

Namun pengetahuan siswa-siswi tersebut mengenai efek dan bahaya penggunaan lem cap kepala masih dalam kategori sedang.

Tabel 5.14

Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 5 Medan Mengenai Narkoba Alkohol

Alkohol

Perempuan Laki-laki

Benar Salah Benar Salah

Total % Total % Total % Total % 1. Apakah termasuk narkoba 20 37,7 33 62,3 15 40,5 22 59,5 2. Efek 27 50,9 26 49,1 25 67,6 12 32,4 3. Cara penggunaan 41 77,4 12 22,6 31 83,8 6 16,2 4. Bahaya 6 11,3 47 88,7 5 13,5 32 86,5 5. Bahaya penggunaan jangka panjang 28 52,8 25 47,2 32 86,5 5 13,5

Pengetahuan siswa-siswi mengenai efek, cara penggunaan dan bahaya penggunaan alkohol dalam jangka panjang sudah masuk dalam kategori baik dan sedang. Ini dikarenakan pengetahuan ini adalah pengetahuan umum dan sering diinformasikan melalui audiovisual dan juga bahan bacaan. Hal serupa juga didapati dalam penelitian yang dilakukan oleh Department of Education and Training, Drug Prevention Programs (2006) adalah kaum muda mempelajari tentang narkoba seperti obat, alkohol dan tembakau dari memperhatikan apa yang dilakukan dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang lain. Internet, televisi, majalah dan film juga memperlihatkan berbagai persoalan narkoba kepada kaum muda

5.2 Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada siswa-siswi SMA Negeri 5 Medan, telah diperoleh data yang merupakan nyata dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 90 orang siswa-siswi. Data tersebut dijadikan tolak ukur dalam pembahasan dan sebagai hasil akhir dapat dijabarkan sebagai berikut:

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam melakikan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Dengan mengetahui sebaran jawaban responden pada kuesioner yang menilai pengetahuan. Secara keseluruhan, 40 orang siswa-siswi (44,4%)mempunyai pengetahuan yang baik mengenai narkoba. Jumlah siswi yang memiliki pengetahuan sedang 48 orang siswa-siswi (53,3%). Sedangkan yang memiliki pengetahuan buruk berjumlah 2 orang siswa-siswa-siswi (2,3%).

Bentuk dari ganja dan sabu merupakan yang paling banyak di ketahui oleh siswa-siswi. Itu mungkin disebabkan karena mudahnya ganja dan sabu tersebut didapat. Hawari(1990) juga mengatakan hal yang sama pada penelitiannya yaitu

Sedangkan efek narkoba yang paling banyak diketahui siswa-siswi berasal dari ganja, lem cap kepala kambing, alkohol. Hal ini terjadi mungkin karena ketiga dari jenis narkoba di atas iang paling sering digunakan oleh orang-orang pengguna narkoba.

urutan mudahnya narkoba diperoleh (secara terang-terangan, diam-diam atau sembunyi-sembunyi) adalah ganja (88%), heroin(44%). Sedangkan pengetahuan dari bentuk putauw dapat dikatakan buruk hal ini mungkin dikarenakan pengguna putauw lebih sedikit dibandingkan jenis-jenis narkoba lainnya. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh BNN (2005) yaitu jumlah penyalahguna narkoba di dunia sebesar 200 juta orang (5% dari populasi dunia), 13,7 juta orang (kokain) 15,9 juta orang (opiate) dan 10,6 juta orang (heroin).

Pengetahuan tentang bahaya narkoba dari setiap jenis narkoba dirasakan sangat kurang. Hal ini mungkin terjadi karena ketidaktahuan dari siswa-siswi pihak mana yang mengorganisir bimbingan dan konseling tentang narkoba, sehingga pengetahuan siswa-siswi tersebut menjadi sangat kurang. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Rahayuwati (2006) yaitu sekalipun ada pendidikan kesehatan, bimbingan dan konseling tentang narkoba, umumnya mereka tidak tahu

pihak yang mengorganisasi pelaksanaan pendidikan kesehatan apakah dari sekolah, universitas atau dari puskesmas.

Dari hasil diatas didapati bahwa pengetahuan siswa-siswi SMA Negeri 5 Medan mengenai narkoba masih dalam konteks sedang dan masih membutuhkan pengetahuan yang lebih lagi agar dapat mencapai konteks baik. Padahal penggunaan narkoba yang disalahgunakan sudah cukup lama. Suparman (2005) juga mengungkapkan hal tersebut yaitu penggunaan obat terlarang sejenis narkoba yang disalahgunakan di Indonesia barangkali sudah cukup lama. Namun, jenis dan wujud dari narkoba itu sendiri belum semuanya mengetahui.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait