GAMBARAN KONSUMSI SAYURAN DAN BUAH PADA SISWA SMA NEGERI 1 PEKANBARU
TAHUN 2012
SKRIPSI
Oleh:
IVO GUSTIARA D. 071000158
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
GAMBARAN KONSUMSI SAYURAN DAN BUAH PADA SISWA SMA NEGERI 1 PEKANBARU
TAHUN 2012
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh :
IVO GUSTIARA D. 071000158
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi Dengan Judul :
GAMBARAN KONSUMSI SAYURAN DAN BUAH PADA SISWA SMA NEGERI 1 PEKANBARU
TAHUN 2012
Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh
IVO GUSTIARA D. NIM. 071000158
Telah Diuji dan Dipertahankan di Hadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 26 Juli 2012 dan
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima
Tim Penguji
Ketua Penguji Penguji I
(Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, MSi) (dr. Mhd. Arifin Siregar, MS)
NIP. 19670613 199303 1 004 NIP. 19581111 198703 1 004
Penguji II Penguji III
(Ernawati Nasution, SKM, Mkes) (Dr. Ir. Zulhaida Lubis, Mkes)
NIP. 19700212 199501 2 001 NIP. 19620529 198903 2 001
Medan, Juli 2012 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara Dekan
ABSTRAK
Sayuran dan buah merupakan bahan makanan sumber vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh untuk mengatur proses dalam tubuh. Meskipun kebutuhannya relatif kecil, namun fungsi vitamin dan mineral hampir tidak dapat digantikan . apabila konsumsi vitamin dan mineral tidak sesuai kebutuhan, maka tubuh akan mengalami defisiensi vitamin dan mineral yang dapat mengakibatkan berkurangnya daya tahan tubuh.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran konsumsi sayuran dan buah yang meliputi kuantitas, frekuensi dan jenis dari sayuran dan buah yang dikonsumsi oleh siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi penelitian adalah siswa kelas X dan XI SMA Negeri 1 Pekanbaru. Sampel diambil sebanyak 96 orang dengan teknik acak sederhana. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan formulir food recall 24 jam dan formulir food frequency.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi sayuran pada siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru adalah kurang dari 200 gram/orang per hari (64,6%). Selain itu juga frekuensi konsumsi sayuran pada siswa juga kurang dari 2x (dua kali) sehari. Untuk jenis sayuran yang paling disukai oleh siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru adalah kangkung (36,5%) dengan cara dimasak tumis. Begitu juga dengan konsumsi buah, dimana konsumsi buah pada siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru adalah kurang dari 300 gram/orang per hari (61,5%). Untuk frekuensi konsumsi buah pada siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru masih kurang dari 2x (dua kali) sehari dimana jenis buah yang paling disukai oleh siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru adalah jeruk (35,4%)
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada siswa SMA Negeri 1 pekanbaru agar kuantitas dan frekuensi konsumsi sayuran dan buah ditingkatkan, bagi pihak sekolah SMA Negeri 1 Pekanbaru juga perlu dilakukan sosialisasi tentang konsumsi sayuran dan buah yang baik di lingkungan sekolah, bagi keluarga perlu ditingkatkan pengawasan kepada anak dalam hal konsumsi sayuran dan buah yang pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan jumlah frekuensi konsumsi sayuran dan buah.
ABSTRACT
Fruits and vegetables are the food ingredients as the main source of vitamins and minerals the body needs to control the internal processes. Even though the amount needed is relatively small, the function of vitamins and minerals is almost not substitutable. If its consumption is not as needed, then the body will suffer the deficiency of vitamins and minerals that may cause the degradation of immune system.
The purpose of this research is to know the description of consumption of fruits and vegetables that include the quantity, frequency, and the kinds of fruits and vegetables by the students of SMA Negeri 1 Pekanbaru. This research is of descriptive study. The population of survey is the year X and XI students of SMA Negeri 1 Pekanbaru. The sample taken is 96 persons with simple random sampling technique. The data is obtained by interviewing with a 24-hour food recall form and a food frequency form.
The result of the survey shows that the amount of vegetables consumed by the students of SMA Negeri 1 Pekanbaru is less than 200 grams per person per day (64.6%). Moreover, the frequency of vegetables consumption by the students is also less than twice a day. The most preferred vegetables by the students of SMA Negeri 1 Pekanbaru is kangkung (36.5%) served as tumis kangkung. Similarly, the consumption of fruits by the students of SMA Negeri 1 Pekanbaru is less than 300 grams per person per day (61.5%). The frequency of fruit consumption by the students of SMA Negeri 1 Pekanbaru is less than twice a day while the favorite one is orange (35.4%).
Based on this research, it is suggested to the students of SMA Negeri 1 Pekanbaru to have the quantity and frequency of fruits and vegetables consumption increased. As in the school, SMA Negeri 1 Pekanbaru also needs to socialize the importance of healthy fruits and vegetables consumption. As in the family, it is important for parents to guide their children in matter of fruits and vegetables consumption which hopefully at the end will increase the frequency of fruits and vegetables needed.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : IVO GUSTIARA DAMANIK
Tempat/Tanggal Lahir : Medan / 04 Agustus 1989
Agama : Katholik
Status Perkawinan : Belum Kawin
Anak ke- : 1 (satu) dari 3 (tiga) bersaudara
Alamat Rumah : Jl. Limbungan Gg. Sejati no. 40 Pekanbaru
RIWAYAT PENDIDIKAN
- 1995 – 2001 : SD Katholik Santa Maria Pekanbaru
- 2001 – 2004 : SMP Negeri 1 Pekanbaru
- 2004 – 2007 : SMA Negeri 1 Pekanbaru
- 2007 – 2012 : Fakultas Kesehatan Masyarakat
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Gambaran Konsumsi Sayuran dan Buah Pada Siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (FKM – USU).
Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua, Bapakku K. Damanik, SE dan Mamaku Ir. J. Sipayung yang telah mendidik dan tidak henti-hentinya memberikan dukungan baik berupa doa, kasih sayang, kesabaran, nasihat, serta didikannya, baik materil maupun moril. Semangat yang terus kalian berikan sangat bermanfaat dalam mengerjakan skripi ini.
Penulisan skripsi ini juga dapat terlaksana berkat dukungan dari berbagai pihak yang pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, MSi selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah meluangkan waktu,pikiran, nasihat dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak dr. Mhd. Arifin Siregar, MS selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah memberikan banyak arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu dr. Yusniwarti Yusad selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberi masukan dan saran selama penulis kuliah di FKM USU.
6. Bang Marihot Samosir, ST yang telah memberi masukan, motivasi, waktu dan bantuan dalam urusan administrasi.
7. Adik-adikku tercinta Raja Oktovin P. Damanik dan Novita Hillary C. Damanik yang telah memberikan dukungan, semangat dan hiburan serta membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Khususnya buat adikku Raja, makasih buat translate –nya, walaupun sibuk di sana, tapi masih sempat membantu. Semangat terus buat olimpiadenya ya adekku.
8. Orang yang penulis sayangi, Michael P. Panjaitan, ST. Terima kasih atas segala dukungan, saran serta masukan-masukan dan hiburan kepada penulis yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam mengerjakan skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuangan di Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat : Kristin Natalina Tambunan, Emma Bermila Bangun, Kak Yusi, Kak Rina, Kak Cut, Kak Irma, Riama, Kak Janah, Uchy, Nazwa, Dina.
10. Teman-teman terbaik stambuk 2007 di FKM USU : Veranika Pakpahan dan Fitriani Sinaga. Makasih buat kebersamaan, canda tawa, suka duka, dukungan, pengertian, saran dan kritikan yang membangun, makasih untuk persahabatannya, makasih buat segala dukungannya.
11. Keluarga dan teman-teman dan pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis ucapkan banyak terima kasih.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan memiliki kekurangan baik dari isi maupun penulisan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan demi perbaikan di masa mendatang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.
Juli 2012
DAFTAR ISI
2.2.3. Manfaat Sayur dan Buah Terhadap Tubuh Berdasarkan Warna ... 11
2.2.4. Gangguan Akibat Kurang Konsumsi Sayuran dan Buah ... 12
2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Sayuran dan Buah... 12
2.3.1. Faktor Internal... 13
2.3.1.1. Pengetahuan ... 13
2.3.1.2. Sikap ... 14
2.3.2. Faktor Eksternal ... 14
2.3.2.1. Ketersediaan Sayur dan Buah ... 14
2.3.2.2. Pendidikan Ibu ... 15
2.3.2.3. Pendapatan Keluarga ... 16
2.3.2.4. Media Sosialisasi ... 17
2.7. Kerangka Konsep ... 19
BAB III METODE PENELITIAN ... 20
3.1. Jenis Penelitian ... 20
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20
3.2.1. Lokasi Penelitian ... 20
3.3. Populasi dan Sampel ... 20
3.6. Definisi Operasional Variabel ... 23
3.7. Aspek Pengukuran ... 23
3.8. Metode Analisis Data... 25
3.8.1. Pengolahan Data ... 25
3.8.2. Analisis Data ... 25
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 26
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 26
4.2. Karakteristik Responden... 27
4.3. Pendapatan Orang Tua ... 28
4.4. Pendidikan Terakhir Ibu ... 29
4.5. Pengetahuan Mengenai Sayuran dan Buah ... 29
4.6. Sikap Terhadap Sayuran dan Buah ... 29
4.7. Konsumsi Sayuran dan Buah ... 30
4.7.1. Konsumsi Sayur ... 30
4.7.2. Jumlah Konsumsi Sayur ... 31
4.7.3. Frekuensi Konsumsi Sayur ... 31
4.7.4. Jenis Sayur yang Banyak Dikonsumsi ... 32
4.7.5. Pengolahan Sayur yang Disukai ... 32
4.7.6. Konsumsi Buah ... 32
4.7.7. Jumlah Konsumsi Buah... 33
4.7.8. Frekuensi Konsumsi Buah ... 34
4.7.9. Jenis Buah yang Disukai ... 34
4.7.10.Cara Makan Buah yang Disukai ... 35
4.8. Ketersediaan Sayur dan Buah... 35
4.4.1. Ketersediaan Sayur dan Buah di Sekolah ... 35
4.4.2. Ketersediaan Sayur di Rumah... 35
4.4.3. Ketersediaan Buah di Rumah ... 36
4.9. Media Sosialisasi... 37
BAB V PEMBAHASAN ... 40
5.1 Karakteristik Siswa ... 40
5.3. Konsumsi Sayuran ... 41
5.4. Konsumsi Buah ... 42
5.5. Ketersediaan Sayur dan Buah... 43
5.6. Media Sosialisasi... 44
5.7. Pengaruh Konsumsi Sayuran dan Buah Terhadap Kesehatan ... 45
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 46
6.1. Kesimpulan ... 46
6.2. Saran ... 46
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Per Kelas SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012 ... 27
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Siswa SMA Negeri 1
Pekanbaru Tahun 2012 ... 28
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pendapatan Rata-Rata Orang Tua Siswa
di SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012 ... 28 Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Siswa di SMA Negeri 1
Pekanbaru Tahun 2012 ... 29 Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Sikap Terhadap Sayuran dan Buah di
SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012 ... 30 Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Jenis Sayur Yang Disukai Siswa di SMA
Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012 ... 32 Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Konsumsi Buah Siswa di SMA Negeri 1
Pekanbaru Tahun 2012 ... 33
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Jenis Buah Yang Disukai Siswa di SMA
Negeri 1 Pekanbaru tahun 2012 ... 34 Tabel 4.9. Tabulasi Silang Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Eksternal
Siswa Dalam Konsumsi Sayuran ... 38
Tabel 4.10. Tabulasi Silang Pengaruh Faktor Internal dan Faktor
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Konsep Gambaran Konsumsi Sayuran dan Buah
Pada Siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru ... 19
Gambar 4.1. Distribusi Frekuensi Konsumsi Sayur Siswa SMA negeri 1
Pekanbaru Tahun 2012 ... 30 Gambar 4.2. Distribusi Frekuensi Jumlah Sayur Yang Dikonsumsi Siswa
SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012 ... 31 Gambar 4.3. Distribusi Frekuensi Jumlah Buah Yang Dikonsumsi Siswa
SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012 ... 33
Gambar 4.4. Distribusi Frekuensi Ketersediaan Sayur Di Rumah Siswa
SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012 ... 36
Gambar 4.5. Distribusi Frekuensi Ketersediaan Buah di Rumah Siswa
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian Lampiran II : Lembar Food Frequency Lampiran III : Lembar Food Recall 24 Hours
Lampiran IV : Tabel Tingkat Pengetahuan Per Pertanyaan Lampiran V : Tabel Sikap Per Pertanyaan
Lampiran VI : Tabel Frekuensi Konsumsi Sayur dan Buah Lampiran VII : Surat Izin Penelitian
Lampiran VIII : Surat Bukti Penelitian Lampiran IX : Master Data
ABSTRAK
Sayuran dan buah merupakan bahan makanan sumber vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh untuk mengatur proses dalam tubuh. Meskipun kebutuhannya relatif kecil, namun fungsi vitamin dan mineral hampir tidak dapat digantikan . apabila konsumsi vitamin dan mineral tidak sesuai kebutuhan, maka tubuh akan mengalami defisiensi vitamin dan mineral yang dapat mengakibatkan berkurangnya daya tahan tubuh.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran konsumsi sayuran dan buah yang meliputi kuantitas, frekuensi dan jenis dari sayuran dan buah yang dikonsumsi oleh siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi penelitian adalah siswa kelas X dan XI SMA Negeri 1 Pekanbaru. Sampel diambil sebanyak 96 orang dengan teknik acak sederhana. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan formulir food recall 24 jam dan formulir food frequency.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi sayuran pada siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru adalah kurang dari 200 gram/orang per hari (64,6%). Selain itu juga frekuensi konsumsi sayuran pada siswa juga kurang dari 2x (dua kali) sehari. Untuk jenis sayuran yang paling disukai oleh siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru adalah kangkung (36,5%) dengan cara dimasak tumis. Begitu juga dengan konsumsi buah, dimana konsumsi buah pada siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru adalah kurang dari 300 gram/orang per hari (61,5%). Untuk frekuensi konsumsi buah pada siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru masih kurang dari 2x (dua kali) sehari dimana jenis buah yang paling disukai oleh siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru adalah jeruk (35,4%)
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada siswa SMA Negeri 1 pekanbaru agar kuantitas dan frekuensi konsumsi sayuran dan buah ditingkatkan, bagi pihak sekolah SMA Negeri 1 Pekanbaru juga perlu dilakukan sosialisasi tentang konsumsi sayuran dan buah yang baik di lingkungan sekolah, bagi keluarga perlu ditingkatkan pengawasan kepada anak dalam hal konsumsi sayuran dan buah yang pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan jumlah frekuensi konsumsi sayuran dan buah.
ABSTRACT
Fruits and vegetables are the food ingredients as the main source of vitamins and minerals the body needs to control the internal processes. Even though the amount needed is relatively small, the function of vitamins and minerals is almost not substitutable. If its consumption is not as needed, then the body will suffer the deficiency of vitamins and minerals that may cause the degradation of immune system.
The purpose of this research is to know the description of consumption of fruits and vegetables that include the quantity, frequency, and the kinds of fruits and vegetables by the students of SMA Negeri 1 Pekanbaru. This research is of descriptive study. The population of survey is the year X and XI students of SMA Negeri 1 Pekanbaru. The sample taken is 96 persons with simple random sampling technique. The data is obtained by interviewing with a 24-hour food recall form and a food frequency form.
The result of the survey shows that the amount of vegetables consumed by the students of SMA Negeri 1 Pekanbaru is less than 200 grams per person per day (64.6%). Moreover, the frequency of vegetables consumption by the students is also less than twice a day. The most preferred vegetables by the students of SMA Negeri 1 Pekanbaru is kangkung (36.5%) served as tumis kangkung. Similarly, the consumption of fruits by the students of SMA Negeri 1 Pekanbaru is less than 300 grams per person per day (61.5%). The frequency of fruit consumption by the students of SMA Negeri 1 Pekanbaru is less than twice a day while the favorite one is orange (35.4%).
Based on this research, it is suggested to the students of SMA Negeri 1 Pekanbaru to have the quantity and frequency of fruits and vegetables consumption increased. As in the school, SMA Negeri 1 Pekanbaru also needs to socialize the importance of healthy fruits and vegetables consumption. As in the family, it is important for parents to guide their children in matter of fruits and vegetables consumption which hopefully at the end will increase the frequency of fruits and vegetables needed.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masalah gizi dapat dilihat dari sudut pandang yang umum disebut sebagai
masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi lebih yang ditimbulkan karena kebiasaan
individu mengonsumsi makanan yang melebihi kebutuhan gizinya serta masalah gizi
kurang individu untuk hidup sehat (Baliwati, 2004). Masalah gizi lebih maupun
masalah gizi kurang merupakan hasil dari pola konsumsi masyakarat, yang tidak
memperhatikan kebutuhan dan keseimbangan gizi yang dibutuhkan tubuh untuk
hidup sehat.
Konsumsi pangan penting bagi kesehatan tubuh manusia guna menjaga
kesehatan tubuh kita. Selain itu, kita tidak hanya perlu mengonsumsi pangan yang
berkualitas (bergizi) tetapi juga mencapai jumlah (status gizi) tertentu. Oleh karena
itu, dalam hal konsumsi pangan penting diperhatikan keanekaragaman jenis pangan
agar suatu zat gizi dapat dipenuhi dari kelebihan zat gizi yang sama dari pangan
lainnya.
Di Indonesia, buah dan sayur merupakan bahan pangan yang sangat mudah
didapatkan, bahkan setiap daerah memiliki buah dan sayur sebagai ciri khas untuk
daerah tersebut. Buah dan sayur dengan beraneka jenis dan warna dapat saling
melengkapi kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh kita. Disamping itu, salah
satu bahan pangan yang banyak mengandung serat terdapat pada buah dan sayur
Sayuran dan buah merupakan sumber vitamin dan mineral yang diperlukan
tubuh untuk mengatur proses dalam tubuh. Meskipun kebutuhannya realatif kecil,
namun fungsi vitamin dan mineral hampir tidak dapat digantikan sehingga
terpenuhinya kebutuhan konsumsi zat tersebut menjadi esensial. Apabila konsumsi
vitamin dan mineral ini tidak memenuhi kebutuhan, maka tubuh akan mengalami
defisiensi vitamin dan mineral yang dapat mengakibatkan berkurangnya daya tahan
tubuh (WKNPG VI, 1998)
Pada umumnya vitamin tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu,
vitamin harus disuplai dari luar tubuh terutama dari buah dan sayuran. Vitamin
termasuk dalam kelompok zat pengatur, pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan
(Almatsier, 2001).
Sayuran dan buah merupakan sumber makanan yang mengandung gizi lengkap
dan sehat yang dimanfaatkan untuk bahan makanan. Banyak dari kita yang sedikit
atau bahkan tidak mengetahui manfaat sayuran dan buah yang ada di lingkungan
sekitar kita (Ainul, 2010).
Kebutuhan akan sayuran dan buah penting bagi seluruh anggota keluarga.
Namun tidak setiap anak menyukainya walaupun sebagian anak yang lain malah ada
yang kegandrungan. Di samping itu sayuran dan buah sering tidak terhidang dalam
setiap menu harian atau kalaupun terhidang juga dengan ragam yang terbatas. Menu
harian untuk sayuran dan buah setiap harinya perlu selalu berganti variasi, dua atau
tiga pilihan jenisnya. Untuk buah, kualitasnya bukan ditentukan oleh harganya,
Anak-anak biasanya kurang menyukai buah dan sayuran, hal ini dapat
disebabkan oleh orang tua yang mungkin kurang terampil dalam penyajian menu
makanan, menu yang disajikan juga kurang bervariatif. Demi kepraktisan, makanan
yang tersaji cenderung itu-itu saja, rasa makanan yang kurang enak atau bisa juga
dikarenakan perilaku makan orang tua yang ternyata salah. Perilaku ini bisa
berbentuk orang tuanya sering pilih-pilih makanan, makan secara nonton TV akan
secara otomatis sang anak akan meniru perilaku orang tuanya hingga dewasa
(Ekayanti, 2007).
Secara umum, anak-anak Indonesia lebih sulit mengonsumsi buah dan sayur
dibandingkan dengan anak-anak negara maju. Mereka selalu menghindari menu
makanan yang justru sangat penting bagi tubuh seperti sayuran (Winarno, 1987).
Hasil survei yang dilakukan Departemen Pertanian Amerika menyimpulkan
bahwa sayuran adalah jenis makanan yang cenderung kurang disukai oleh remaja dan
mereka lebih menyukai hamburger, pizza, fried chicken, ice cream dan sphagetti
yang mengandung lemak tinggi dan kurang mengandung serat (Wenck dalam Gusti,
2004)
Sayur dan buah yang dikonsumsi dengan cukup dapat membantu mencegah
penyakit kardiovaskular dan kanker. Menurut The World Health Report 2002, asupan
buah dan sayur yang masih rendah diperkirakan menjadi penyebab 31 persen
penyakit jantung iskemik dan 11 persen stroke. Di seluruh dunia, 2,7 juta nyawa
dapat diselamatkan setiap tahun jika konsumsi buah dan sayur sapat ditingkatkan
Data tahun 2008 menunjukkan bahwa orang Indonesia hanya makan buah 32,67
kg/kapita/tahun, sementara Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan
warga dunia untuk makan buah secara teratur minimal 65 kg/kapita/tahun. Hal ini
disebabkan karena orang-orang Indonesia belum memprioritaskan makan buah
seperti makan nasi (Wahyuningsih, 2010).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rejeki (2000), jenis makanan yang
mengandung sayuran maupun buah-buahan di kantin sekolah tidaklah memenuhi
kriteria cukup untuk dikonsumsi. Gunanti (2000) dalam penelitiannya pada anak pra
sekolah mengatakan rata-rata konsumsi sayur masih kurang dari anjuran, yaitu 50,9
gram/kapita/hari. Sementara itu, Setiowati (2000) dalam penelitian yang dilakukan
pada siswa SMU 1 Bogor dan SMU 1 Pamekasan mengatakan bahwa rata-rata
konsumsi sayur dan buah pada kedua SMU tidak berbeda nyata yaitu masing-masing
76,1 gram/hari untuk sayur dan 90,4 gram/hari untuk buah di SMU 1 Bogor dan 66,1
gram/hari untuk sayur dan 95,2 gram/hari untk buah di SMU 1 Pamekasan.
Rata-rata konsumsi buah di SMAN 2 Bogor adalah 81,2 gram/hari lebih rendah
dibandingkan dengan SMAN 1 Ciampea yaitu 88,6 gram/hari. Sementara itu,
rata-rata konsumsi sayuran SMAN 2 Bogor adalah 64,3 gram/hari, sedangkan di SMAN 1
Ciampea adalah 71,4 gram/hari (Wulansari, 2009).
Minimnya konsumsi sayur dan buah masyarakat Indonesia tersebut dapat
menyebabkan terkena penyakit degeneratif, seperti penuaan dini, kanker, obesitas,
hipertensi, jantung, dan osteoporosis (Anonim, 2010). Kekurangan salah satu zat gizi
mikro akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak dan dampaknya
Jenis sayuran yang dominan di pasar-pasar daerah Riau adalah bayam,
kangkung, sawi, daun ubi kayu, dan selada. Namun harga sayur dan kuantitas yang
terjual senantiasa bervariasi, dimana kangkung dan bayam merupakan komoditas
yang paling banyak terjual setiap harinya (Yusuf, 2007). Sementara jenis buah yang
paling banyak dijual dipasaran di daerah Riau adalah mangga, duku, jeruk, semangka,
nenas, sawo, pisang dan pepaya. Namun jenis buah yang paling banyak dibeli
masyarakat adalah pepaya dan jeruk dikarenakan harga yang terjangkau (Surya,
2008).
Berdasarkan pengamatan awal di SMA Negeri 1 Pekanbaru, kebanyakan siswa
memilih jajanan yang sedikit mengandung sayuran seperti bakso, mie ayam, nasi
goreng dan sebagainya. Selain itu, siswa yang memesan catering ataupun membawa
bekal dari rumah, para siswa lebih memilih untuk menyisihkan sayur dan buah yang
terdapat dalam makanan.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai gambaran konsumsi sayuran dan buah pada siswa SMA Negeri 1
Pekanbaru tahun 2012.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui gambaran konsumsi sayuran
dan buah yang meliputi kuantitas, frekuensi dan jenis sayuran dan buah pada siswa
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa mengenai sayuran dan buah.
2. Untuk mengetahui sikap siswa terhadap konsumsi sayuran dan buah.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi sayuran dan
buah pada siswa.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian atau
informasi tambahan untuk penelitian selanjutnya.
2. Sebagai bahan masukan kepada pihak petugas kesehatan di Puskesmas
khususnya bidang gizi agar lebih mempromosikan pentingnya konsumsi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsumsi Pangan
Konsumsi pangan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran
mengenai jumlah dan jenis pangan (tunggal atau beragam) yang dimakan /
dikonsumsi seseorang atau kelompok orang dengan tujuan tertentu pada waktu
tertentu (Hardiansyah & Martianto, 1992). Konsumsi pangan akan mempengaruhi
kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan sehingga kecukupan konsumsi
pangan perlu mendapat perhatian (Hardiansyah & Briawan, 1994).
Kebiasaan makan adalah tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam
memenuhi kebutuhan akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan
makanan. Kebiasaan makan akan dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain
kesenangan, budaya, agama, taraf ekonomi, lingkungan alam dan sejak dahulu
makanan juga dianggap sebagai lambang kekuasaan dan persahabatan (Khumaidi,
1994).
Menurut Suhardjo (1989), kebiasaan makan adalah cara individu atau
kelompok individu memilih pangan apa yang dikonsumsi sebagai reaksi terhadap
pengaruh fisiologis, psikologis dan sosial budaya. Kebiasaan makan bukanlah
bawaan sejak lahir, tetapi merupakan hasil belajar.
Penerapan kebiasaan makan yang baik dapat diartikan dengan membiasakan
memilih dan mengonsumsi makanan-makanan yang memenuhi syarat-syarat sebagai
beraneka ragam, dan yang susunan zat-zat gizi makro dan mikro di dalam makanan
lengkap, serta makanan selingan yang berada dalam keseimbangan (Susanto, 1995).
Ciri-ciri kebiasaan makan pada diri seseorang yang paling mudah diamati
adalah jenis makanan yang paling disukai, yang paling sering dikonsumsi atau yang
tidak pernah dikonsumsi (Susanto, 1993).
Dimasa remaja akan terdapat banyak situasi yang berbahaya yang
memungkinkan seseorang untuk makan secara kurang maupun lebih dan pada masa
remaja kegiatan maupun aktivitas sering sekali menurun dikarenakan oleh jumlah
konsumsi makanan yang kurang maupun lebih (Sediaoetama, 1996).
2.2. Sayuran dan Buah
Sayuran merupakan bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
(bahan makanan nabati). Bagian tumbuhan yang dapat dimakan dan dijadikan sayur
adalah daun, batang, bunga dan buah muda sehingga dapat dikatakan bahwa semua
bagian tumbuhan dapat dijadikan sayur (Sumoprastowo, 2000).
Dalam hidangan orang Indonesia, sayur mayur adalah sebagai makanan pokok
pemberi serat dalam hidangan serta pembasah karena umumnya dimasak berkuah
(Santoso, 2004).
Buah adalah organ pada pertumbuhan berbunga yang merupakan
perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah-buahan merupakan santapan
terakhir dalam suatu acara makan atau dapat dimakan kapan saja untuk mendapatkan
rasa manis. Buah biasanya dimakan mentah, tetapi dapat juga diolah atau diawetkan
2.2.1. Kandungan dan Manfaat Sayuran
Sayur merupakan sumber vitamin A, vitamin C, asam folat, magnesium, kalium
dan serat serta tidak mengandung lemak dan kolesterol. Sayuran daun berwarna hijau,
dan sayuran berwarna jingga seperti wortel dan tomat mengandung lebih banyak
provitamin A berupa betakaroten daripada sayuran tidak berwarna. Sayuran berwarna
hijau disamping itu kaya akan kalsium, zat besi, asam folat, dan vitamin C. Contoh
sayuran berwarna hijau adalah bayam, kangkungm daun singkong, daun kacang, daun
katuk dan daun pepaya. Semakin hijau warna daun, semakin kaya akan zat-zat gizi
(Almatsier, 2004)
Sayuran juga dikenal sebagai bahan pangan yang mempunyai banyak khasiat
bagi kehidupan manusia. Sayur mempunyai fungsi yang sama dalam tubuh yaitu
sebagai penyedia vitamin dan mineral. Di dalam sayuran hijau dan kuning juga
terdapat karotenoid dimana bila kita hanya sedikit mengonsumsi karotenoid maka
risiko terserang kanker paru-paru semakin tinggi. Kandungan antioksidan yang
banyak terdapat dalam sayuran juga sangat penting di dalam melawan radikal bebas
dan zat-zat karsinogenik (Gusti, 2004).
Sayur juga dikonsumsi untuk memberi rasa segar dan melancarkan proses
menelan makanan karena biasanya sayur dihidangkan dalam bentuk kuah. Dianjurkan
sayuran yang dikonsumsi setiap hari terdiri dari campuran sayuran daun,
kacang-kacangan dan sayuran berwarna jingga. Porsi sayuran dalam bentuk tercampur yang
dianjurkan sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 150 – 200 gram (Almatsier,
2.2.2. Kandungan dan Manfaat Buah
Seperti sayuran, buah pun merupakan kebutuhan penting untuk tubuh kita.
Buah-buahan merupakan sumber vitamin dan mineral, tetapi pada jenis buah-buahan
tersebut juga menghasilkan cukup banyak energi. Buah-buahan biasanya
dipergunakan sebagai pencuci mulut. Pada umumnya, buah pencuci mulut
memberikan rasa manis dan kadang-kadang memberikan rasa asam. Rasa manis ini
berasal dari sukrosa, glukosa, maltosa atau fruktosa. Yang mengandung fruktosa,
buah akan terasa manis, sedangkan yang mengandung glukosa dan maltosa kurang
begitu manis (Wirakusumah, 2005).
Kandungan serat pada buah sangat berpengaruh dalam pencernaan. Serat juga
sangat berpengaruh terhadap kesehatan karena sifat fisik dan sifat fisiologisnya. Sifat
fisik yang penting adalah volume dan massa, kemampuan mengikat air dan ketahanan
terhadap fermentasi oleh bakteri sehingga serat sangat dibutuhkan oleh tubuh (Jahari,
2001).
Secara keseluruhan, buah merupakan sumber vitamin A, vitamin C, kalium dan
serat. Buah tidak mengandung natrium, lemak (kecuali alpokat) dan kolesterol. Porsi
buah yang dianjurkan sehari untuk dewasa adalah sebanyak 200-300 gram
(Almatsier, 2004).
Dengan mengonsumsi buah, tubuh akan dibersihkan dari racun makanan,
dengan kata lain, buah dapat mencegah kanker, diabetes, wasir, dan juga anemia
2.2.3. Manfaat Sayur dan Buah Terhadap Tubuh Berdasarkan Warna
Warna pada buah dan sayur bukanlah sekedar pembeda jenis antara buah yang
satu dengan lainnya. Lebih dari itu, warna buah dan sayur merupakan sumber
informasi kandungan nutrisinya (Ayu, 2010)
Buah dan sayur berwarna merah tua bahkan hampir mendekati ungu umumnya
mengandung anthocyanin yang merupakan jenis antioksidan yang mampu
menghambat terbentuknya gumpalan dalam pembuluh darah, sehingga risiko
penyakit jantung dan stroke berkurang.
Buah berwarna merah mengindikasikan kandungan antisianin dan likopen.
Antisianin berguna untuk mencegah infeksi dan kanker kandung kemih, sedangkan
likopen memngahmbat fungi kemunduran fisik dan mental agar tidak mudah pikun.
Sedangkan sayuran yang berwarna merah menandakan sayuran mengandung
flavonoid yang berfungsi sebagai antikanker.
Selain itu, buah yang berwarna jingga dan semua buah-buahan yang memiliki
daging buah berwarna jingga mengandung betakaroten. Di dalam tubuh betakaroten
berfungsi menghambat proses penuaan dan meremajakan sel-sel tubuh. Selain itu,
betakaroten yang ada di dalam tubuh berbah menjadi vitamin A yang akan memacu
sistem kekebalan sehingga tidak mudah terserang penyakit.
Buah berwarna kuning mengandung Kalium, unsur nutrisi yang sangat
bermanfaat untuk mencegah stroke dan jantung koroner, sedangkan jenis sayuran
yang berwarna kuning diyakini mampu memerangi katarak, serangan jantung dan
Buah berwarna hijau banyak mengandung asam alegat yang ampuh menggempur
berbagai bibit sel kanker. Asal alegat juga mampu menormalkan tekanan darah,
sedangkan sayuran berwarna hijau banyak mengandung vitamin C dan B Kompleks.
Selain itu juga besar kandungan zat besi, kalsium, magnesium, fosfor, betakaroten
dan serat. Kekurangan sayuran berwarna hijau menyebabkan kulit menjadi kasar dan
bersisik.
Ada lagi sayuran dan buah yang berwarna putih. Meskipun hanya sedikit
mengandung antioksidan, namun kandungan serat dan vitamin C dalam buah dan
sayur berwarna putih relatif tinggi. Selain ampuh menjaga kesehatan sistem
pencernaan, sayuran berwarna putih dapat meningkatkan ketahanan tubuh. (Ayu Ida,
2010)
2.2.4. Gangguan Akibat Kurang Konsumsi Sayuran dan Buah
Sayuran dan buah merupakan sumber vitamin dan mineral yang diperlukan
tubuh untuk mengatur proses dalam tubuh. Meskipun kebutuhannya realatif kecil,
namun fungsi vitamin dan mineral hampir tidak dapat digantikan sehingga
terpenuhinya kebutuhan konsumsi zat tersebut menjadi esensial. Apabila konsumsi
vitamin dan mineral ini tidak memenuhi kebutuhan, maka tubuh akan mengalami
defisiensi vitamin dan mineral yang dapat mengakibatkan berkurangnya daya tahan
tubuh (WKNPG VI, 1998).
2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Sayuran dan Buah
Permasalahan utama yang dihadapi dalam konsumsi sayuran dan buah adalah
bahwa secara nasional konsumsi sayuran dan buah penduduk Indonesia masih berada
perilaku konsumsi sayuran dan buah di masyarakat, yang dapat dikelompokkan ke
dalam faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri atas faktor-faktor yang
berpengaruh positif dan negatif terhadap konsumsi sayuran dan buah yang berasal
dari pengetahuan dan sikap. Faktor eksternal merupakan peluang dan hambatan yang
berpengaruh terhadap konsumsi sayuran dan buah yang berasal dari luar diri
(Aswatini, dkk, 2008).
2.3.1. Faktor Internal 2.3.1.1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil dari tahu seseorang
terhadap objek tertentu melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,telinga dan
sebagainya) (Notoatmodjo, 2005). Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan
merupakan dominan yang paling penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dan
pengetahuan dapat diukur dengan melakukan wawancara.
Pengetahuan yang baik tentang suatu hal akan menyebabkan seseorang bersikap
positif terhadap hal tersebut sehingga juga akan berpengaruh terhadap keputusan
untuk melakukan suatu tindakan tersebut (Ancok, 1997).
Menurut penelitian yang dilakukan Aswatini dkk. (2008) pada masyarakat di
Lampung, umumnya masyarakat mengetahui pentingnya konsumsi sayuran dan buah
untuk kesehatan, tetapi pemahaman yang mendalam masih sangat kurang sehingga
tidak menjadi dasar timbulnya motivasi yang kuat untuk mengonsumsi sayuran dan
buah. Dari penelitian tersebut, masyarakat mengetahui bahwa konsumsi sayuran dan
buah baik untuk kesehatan karena sayuran dan buah mengandung zat gizi dan
menyebutkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara konsumsi sayuran dengan
pengetahuan gizi responden.
2.3.1.2. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau obyek, dimana manifestasi sikap itu tidak dapat
langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang
tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap
stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat
emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial,
menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan
bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan
atau aktivitas, akan tetapi adalah merupakan pre-disposisi tindakan suatu perilaku.
Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka/tingkah
laku terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di lingkungan
tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek (Notoatmodjo, 2003).
2.3.2. Faktor Eksternal
2.3.2.1. Ketersediaan Sayuran dan Buah
Ketersediaan pangan merupakan bagian pertama menuju arah konsumsi pangan
sebab tidak mungkin kita mengonsumsi suatu makanan yang tidak tersedia.
Ketersediaan pangan yang kurang dapat mengurangi konsumsi pangan, yang akhirnya
dapat menimbulkan masalah gizi kurang. Konsumsi buah di Indonesia lebih banyak
sepanjang tahun dan angka-angka produksi pisang dan pepaya pada umumnya lebih
tinggi dibandingkan dengan buah lainnya (Diani, 1990).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Gunanti (2000), terdapat hubungan
nyata antara ketersediaan sayur dengan konsumsi sayur dimana diketahui
ketersediaan sayur di rumah tangga pada anak prasekolah yang konsumsi sayurnya
baik adalah 100% tersedia, pada kelompok anak prasekolah yang konsumsi
sayurannya tidak baik, tersedia sayur khusus bagi anak sebesar 13,4 % dan 86,6 %
tidak tersedia.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rejeki (2000), jenis makanan yang
mengandung sayuran maupun buah-buahan di kantin sekolah tidaklah memenuhi
kriteria cukup untuk dikonsumsi.
2.3.2.2. Pendidikan Ibu
Pada umumnya penyelenggaraan makanan dalam rumah tangga seahri-hari
dikoordinir oleh ibu. Faktor kepercayaan dan tingkat pengetahuan ibu sebagai
pengelola rumah tangga akan berpengaruh juga pada macam bahan makanan dalam
konsumsi keluarga sehari-hari. Ibu yang mempunyai pengetahuan gizi dan kesadaran
gizi yang tinggi akan melatih kebiasaan makan yang sehat sedini mungkin kepada
putra putrinya. Anak-anak biasanya meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya
atau saudaranya. Bila anak melihat anggota keluarga yang lain makan apa yang
dihidangkan ibu di meja makan, maka anak akan ikut makan juga. Pengetahuan ibu
terhadap jenis makanan tertentu sangat berpengaruh terhadap hidangan-hidangan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Fitriastutie (2009) pada anak sekolah
dasar menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu
dengan konsumsi sayuran. Sementara itu, Rejeki (2000) menyebutkan tidak ada
hubungan yang bermakna antara konsumsi sayuran dengan pendidikan ibu.
2.3.2.3.Pendapatan Keluarga
Menurut Madanijah (2004), keadaan ekonomi keluarga relatif lebih mudah
diukur dan mempunyai pengaruh besar terhadap konsumsi pangan, terutama
golongan miskin. Faktor ekonomi yang paling berperan adalah pendapatan keluarga.
Pendapatan keluarga adalah jumlah semua hasil pekerjaan yang dinyatakan dalam
pendapatan perkapita. Pendapatan menentukan daya beli terhadap pangan dan
fasilitas lain seperti pendidikan, perumahan, kesehatan dan lain-lain (Hardiansyah,
1997). Menurut Soehardjo (1989), pada umumnya jika tingkat pendapatan naik,
jumlah dan jenis makanan cenderung membaik juga.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Gusti (2004) pada mahasiswa di asmara UI
dikemukakan bahwa mahasiswa yang memiliki uang pendapatan keluarga yang tinggi
lebih banyak mengonsumsi sayuran yang baik dibandingkan dengan yang pendapatan
keluarganya rendah.
Penelitian yang dilakukan Aswatini (2008) di Lampung juga memperlihatkan
fenomena bahwa khusus untuk buah-buahan yang diperoleh dengan cara membeli,
jenis pangan tersebut hanya dikonsumsi jika mereka mempunyai kelebihan uang dan
Gunanti (2001) mengemukakan bahwa rata-rata pendapatan keluarga pada
kelompok anak prasekolah yang konsumsi sayurnya tidak baik masih dibawah
rata-rata.
2.3.2.4. Media Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses belajar yang kompleks. Dengan sosialisasi, manusia
sebagai makhluk biologis menjadi manusia yang berbudaya, yang cakap menjalankan
fungsinya dengan tepat sebagai individu dan sebagai anggota kelompok. Sosialisasi
merupakan proses penanaman kecakapan dan sikap yang diperlukan untuk dapat
memainkan peran sosial di masyarakat. Di dalam diri setiap manusia, terdapat
impuls-impuls untuk melakukan segala sesuatu. Di sisi lain, lingkungan tempat ia
berada dan berinteraksi memiliki nilai dan norma yang mengarahkan perilaku. Dalam
proses sosialisasi, seorang individu berusaha menyesuaikan impuls-impuls itu dengan
tekanan nilai dan norma yang mengikatnya. Bila potensi tingkah laku seseorang tidak
bertentangan dengan nilai dan norma, maka berkembang lebih lanjut menjadi bagian
dari kepribadiannya (Suhardi, 2009).
Manusia tidak mungkin mengadakan sosialisasi tanpa melibatkan pihak atau
unsur dari luar. Unsur dari luar itulah yang disebut media sosialisasi. Media
sosialisasi adalah pihak-pihak yang menjadi perantara terjadinya sosialisasi. Berikut
ini beberapa media sosialisasi (Suhardi, 2009).
1. Keluarga
Pertama kali manusia mengalami proses sosialisasi adalah di dalam keluarga
tempat dia dilahirkan. Keluarga sebagai kesatuan yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak
sangat penting dalam proses sosialisasi. Sebagai kelompok sosial, keluarga memiliki
nilai-nilai dan norma-norma tertentu.
2. Teman Sebaya
Media sosialisasi pada tahap berikutnya adalah kelompok teman sebaya atau
teman sepermainan. Teman sebaya terdiri atas beberapa orang anak yang usianya
hampir sama. Mereka sering berinteraksi satu dengan lainnya melalui kegiatan
bermain bersama. Interaksi di antara teman sepermainan bertujuan untuk
memperoleh kesenangan (rekreatif). Para remaja melakukan sosialisasi melalui
kelompok teman sebaya, dan di antara mereka mempunyai rasa saling memiliki dan
senang melakukan kegiatan bersama-sama. Dalam kelompok teman sebaya itulah
seorang anak mulai menerapkan prinsip hidup bersama di luar lingkungan
keluarganya.
3. Sekolah
Sekolah merupakan lembaga penting dalam proses sosialisasi. Proses sosialisasi
pengetahuan dan keterampilan merupakan program yang bersifat nyata. Artinya,
proses pembelajaran yang terprogram dalam kurikulum sekolah, sedangkan
sosialisasi nilai dan sikap merupakan kurikulum tersembunyi. Pelaksanaannya tidak
terprogram secara eksplisit, tetapi terintegrasi dalam semua proses dan kegiatan di
sekolah
4. Media Massa
Media massa merupakan sarana yang dapat dimanfaatkan oleh banyak orang
(massa). Ada dua macam media massa, yaitu media cetak dan media elektronik.
masyarakat. Akan tetapi, siaran berita, film, iklan, pertunjukan seni budaya, sampai
dengan informasi ilmiah, berdampak sangat besar bagi perilaku warga masyarakat.
Penelitian yang dilakukan Fitriastutie (2009) terhadap anak sekolah dasar
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara media informasi terhadap konsumsi
sayuran.
2.4.Kerangka Konsep
Konsumsi sayuran dan buah merupakan variabel dependen (terikat) yang
dijadikan masalah. Sementara faktor internal dan faktor eksternal merupakan variabel
independen.
Gambar 2.1. Kerangka Konsep Gambaran Konsumsi Sayuran dan Buah Pada Siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru
Faktor Internal - Pengetahuan - Sikap
Konsumsi Sayuran dan Buah - Kuantitas
- Frekuensi - Jenis Faktor Eksternal
- Ketersediaan Pangan - Pendidikan Ibu - Pendapatan Keluarga - Media Sosialisasi
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk menggambarkan pola
konsumsi sayuran dan buah pada siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di sekolah SMA Negeri 1 Pekanbaru yang berada di
Jl. Sultan Syarif Qasim. Adapun pemilihan lokasi ini atas dasar pertimbangan bahwa
SMA Negeri 1 Pekanbaru adalah sekolah asal peneliti dan berdasarkan pengamatan
awal siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru kebanyakan memilih jajanan yang sedikit
mengandung sayuran dan buah, seperti bakso, mie ayam, nasi goreng dan juga
minuman botol sementara masih tersedia jenis makanan yang mengandung buah
seperti jus dan es buah. Selain itu, walaupun membawa bekal dari rumah atau
membeli nasi yang disediakan oleh kantin sekolah ataupun dari luar sekolah, tetapi
mereka lebih memilih untuk menyisihkan sayuran dan buah yang tersedia.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai Juni 2012.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru kelas X
dan XI dikarenakan pada saat penelitian siswa kelas XII sibuk untuk menghadapi
UAN.
Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling sebab sampel yang
digunakan dalam penelitian merupakan siswa kelas X dan XI karena siswa kelas XII
tidak dapat diganggu karena sibuk untuk mempersiapkan UAN. Untuk mendapatkan
besar sampel digunakan rumus estimasi proporsi suatu populasi (Sastroasmoro,
1995):
n =
Z∝2PQd2
Dimana :
n : Besar Sampel
Z∝ : Tingkat Kepercayaan (95% = 1,96) d : Galat Pendugaan (0,1)
P : Proporsi populasi (ditentukan 0,5), Q = 1-P
Maka besar sampel:
�
=
Z∝2PQd2 =
(1,96)20,5 (1−0,5)
(0,1)2 =
3,8416 (0,25) (0,01)
= 96 orang
Pengambilan sampel akan di bagi per kelas. Jumlah kelas untuk kelas X dan XI
adalah 16 kelas sehingga setiap kelas akan diambil menjadi 6 siswa per kelas dan
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer
Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Pengumpulan data
dilakukan peneliti dengan cara menanyakan pertanyaan yang terdapat dalam
kuesioner kepada responden terdiri atas pertanyaan mengenai pengetahuan, sikap,
frekuensi, jumlah dan jenis sayuran dan buah yang dikonsumsi siswa-siswi
menggunakan food recall 24 hour. Frekuensi sayuran dan buah diperoleh dengan
menggunakan food frequency questionnaire.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data dari sekolah yang diperoleh dari bagian tata usaha,
survei dan penelitian serta literatur yang berhubungan dengan penelitian yang
meliputi data gambaran umum mengenai sekolah SMA Negeri 1 Pekanbaru seperti
jumlah siswa dan gambaran umum tempat penelitian.
3.5. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang dipakai untuk pengumpulan data. Instrumen
penelitian yang digunakan pada penelitian ini berupa:
1. Lembar Kuesioner
2. Formulir Food Recall 24 Hours
3. Formulir Frekuensi Konsumsi Sayur dan Buah
4. Daftar
3.6. Definisi Operasional
1. Kuantitas konsumsi sayuran dan buah adalah banyaknya sayuran dan buah segar
2. Frekuensi konsumsi sayuran dan buah adalah keacapan konsumsi sayuran dan
buah oleh siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru dalam sehari.
3. Jenis sayuran dan buah adalah macam sayuran dan buah yang dikonsumsi oleh
siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru.
4. Pengetahuan gizi adalah segala sesuatu yang diketahui oleh siswa-siswi tentang
gizi terutama mengenai sayur, buah serta manfaatnya.
5. Sikap adalah penilaian atau pendapat responden tentang sayuran dan buah dan
manfaatnya.
6. Ketersediaan sayuran dan buah adalah ada atau tidak tersedianya sayuran dan
buah baik itu di rumah maupun sekolah.
7. Pendidikan ibu adalah pendidikan formal terakhir yang pernah di tempuh ibu.
8. Pendapatan keluarga adalah rata-rata jumlah pendapatan ayah dan ibu dalam
sebulan (Rp).
9. Media sosialisasi adalah orang atau alat yang menyampaikan informasi tentang
konsumsi sayuran dan buah serta manfaatnya kepada responden.
3.7. Aspek Pengukuran
1. Data frekuensi konsumsi sayuran dan buah dikategorikan (Santoso, 2004)
− Baik : frekuensi sayuran dan buah ≥ 2 kali sehari.
− Tidak baik : frekuensi sayuran dan buah < 2 kali sehari.
2. Data untuk jumlah sayuran dalam bentuk tercampur dikategorikan dengan
− Baik : ≥ 200 gram perhari.
− Tidak baik : < 200 gram perhari.
3. Data untuk jumlah buah dikategorikan dengan mengacu kepada standar
kecukupan (Almatsier, 2004):
- Baik : ≥ 300 gram perhari.
- Tidak Baik : < 300 gram perhari.
4. Berdasarkan Arikunto (2006), aspek pengukuran pengetahuan dengan kategori
dari jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu :
1. Pengetahuan baik, apabila nilai >66% dari nilai tertinggi 24 yaitu > 16
2. Pengetahuan sedang, apabila nilai yang diperoleh 33%-66% dari nilai
tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 24 yaitu 8-16
3. Pengetahuan kurang, apabila nilai yang diperoleh <33% dari nilai tertinggi
seluruh pertanyaan dengan total nilai 24 yaitu < 8
4. Sikap diukur melalui 10 pertanyaan. Nilai tertinggi dari seluruh pertanyaan
adalah 2 dan terendah adalah 0. Berdasarkan Arikunto (2006), aspek pengukuran
sikap dengan kategori dari jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3
kategori yaitu :
a. Sikap baik, apabila total nilai yang didapat > 13
b. Sikap sedang, apabila total nilai yang didapat 7-13
3.8. Metode Analisis Data 3.8.1. Pengolahan Data
Proses pengolahan data dilakukan melalui tahap sebagai berikut :
1. Pengeditan Data (editing)
Kegiatan ini dilakukan untuk meneliti setiap daftar pertanyaan yang telah diisi,
berkaitan dengan kelengkapan pengisian, kejelasan, relevansi, dan konsistensi
jawaban dan koreksi terhadap kesalahan pengisian.
2. Pengodean Data (Coding)
Pemberian kode yang dimaksudkan untuk mempermudah pada saat analisis data
dan juga mempercepat pada saat entry data, yaitu dengan memberikan kode
pada pertanyaan penelitian dalam kuesioner.
3. Pemasukkan Data (Entry)
Tahapan ini dilakukan dengan cara memasukkan data ke dalam komputer untuk
diolah dan dianalisis.
4. Pengecekan Data (Cleaning)
Adalah pengecekan data yang sudah di entry, apakah ada kesalahan atau tidak.
3.8.2. Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan, diolah dengan menggunakan program SPSS dan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian
SMA Negeri 1 Pekanbaru terletak di Jalan Sultan Syarif Kasim No. 159
Pekanbaru, Kecamatan Lima Puluh, Kelurahan Rintis, Kota Pekanbaru, Provinsi
Riau. SMA Negeri 1 Pekanbaru merupakan sekolah tertua yang didirikan di kota
Pekanbaru bahkan dua tahun lebih tua dari Provinsi Riau. Tahun ini SMA Negeri 1
Pekanbaru akan memasuki usia 57 tahun. SMA Negeri 1 merupakan salah satu
SMA/SMU yang berwawasan keunggulan sehingga banyak menghasilkan
siswa-siswi yang berprestasi baik di tingkat daerah, nasional maupun internasional untuk
perlombaan IMO, IchO, IBO, APhO, dan IPhO. Selain itu sekolah yang memiliki
luas bangunan seluas 5.010 m2 memiliki jam belajar yang paling lama yaitu pukul
07.00 – 15.30 WIB.
SMA Negeri 1 Pekanbaru memiliki beberapa fasilitas yang berguna untuk
mendukung kegiatan belajar, yaitu ruangan laboratorium, perpustakaan, ruang
komputer dan media, lapangan basket, ruang aula, ruang alat musik dan ruangan kelas
yang dipakai untuk proses belajar megajar. Adapun ruangan paralel untuk siswa-siswi
terdiri dari :
- Kelas X : 8 kelas
- Kelas XI : 8 kelas yang terdiri dari 5 jurusan IPA dan 3 jurusan IPS.
- Kelas XII : 8 kelas yang terdiri dari 5 jurusan IPA dan 3 jurusan IPS.
Jumlah seluruh siswanya adalah sebanyak 779 orang dengan perincian dalam
tabel dibawah ini.
Tabel 4.1. Distribusi jumlah siswa per kelas SMA Negeri 1 Pekanbaru tahun 2012
Kelas Laki-Laki Perempuan Total
f % f % N %
X 109 41,29 155 58,71 264 100
XI 107 43,67 138 56,33 245 100
XII 116 42,96 154 57,04 270 100
Total 332 42,62 447 57,38 779 100
Dari tabel di atas diketahui bahwa siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru memiliki
lebih banyak siswa yang berjenis kelamin perempuan dibandingkan dengan siswa
yang berjenis kelamin laki-laki. Hal ini berlaku untuk setiap tingkatan kelas dimana
setiap tingkatan baik itu kelas X, XI maupun XII lebih didominasi oleh siswa yang
berjenis kelamin perempuan.
4.2.Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Pekanbaru, 96
responden yang diteliti diketahui berumur 15-18 tahun dimana responden paling
banyak pada umur 16 tahun (50,0%). Selain itu diketahui bahwa responden yang
berjenis kelamin perempuan mendominasi dibandingkan dengan responden yang
berjenis kelamin laki-laki. Hal ini disebabkan karena populasi di SMA Negeri 1
Pekanbaru lebih lebih banyak yang berjenis kelamin perempuan dibandingkan dengan
laki-laki sehingga dalam penentuan sampel yang ditentukan secara acak, sampel yang
berjenis kelamin perempuan lebih memiliki banyak kemungkinan untuk dijadikan
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012
No. Karakteristik Responden Jumlah
f %
4.3. Pendapatan Orang Tua
Distribusi pendapatan orangtua responden dikategorikan menjadi 3 yaitu
pendapatan rendah jika pendapatan < Rp. 1.000.000,00 dan sedang jika pendapatan
antara Rp. 1.000.000,00 – Rp. 3.000.000,00 serta pendapatan tinggi jika pendaatan >
Rp. 3.000.000,00. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1
Pekanbaru diketahui bahwa dari 96 responden yang diteliti, sebagian besar responden
memiliki orang tua yang berpendapatan tinggi yaitu sebesar 56,3%. Selengkapnya
mengenai distribusi responden berdasarkan pendapatan orangtua dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pendapatan Rata-Rata Orangtua Responden di SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012
Pendapatan Rata-Rata Orang Tua Jumlah
f %
Rp. 1.000.000,00 – Rp. 3.000.000,00 42 43,8
>Rp.3000.000,00 54 56,3
4.4. Pendidikan Terakhir Ibu
Dari hasil penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Pekanbaru diketahui
bahwa pendidikan terakhir ibu dari responden sangat bervariasi mulai dari tidak tamat
SD sampai tingkat S2 dimana terdapat 2 (dua) tingkatan pendidikan yang memiliki
jumlah yang sama dan sebaran tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4. Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir Ibu Responden di SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012
Pendidikan Ibu Jumlah
f %
Tidak Tamat SD 1 1,0
SD 3 3,1
SMP/Sederajat 4 4,2
SMA/Sederajat 33 34,4
D3/Akademik 20 20,8
S1 33 34,4
S2 2 2,1
Total 96 100,0
4.5. Pengetahuan Mengenai Sayur dan Buah
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Pekanbaru
dengan menggunakan kuesioner, diketahui bahwa seluruh responden di SMA Negeri
1 Pekanbaru memiliki tingkat pengetahuan yang baik dimana setiap responden berada
pada nilai >18 dari total nilai yaitu 24.
4.6. Sikap Terhadap Sayur dan Buah
Sikap diketahui dari pertanyaan setuju atau tidak setuju dimana dari 96
responden yang diteliti, diketahui bahwa responden lebih banyak pada tingkatan sikap
sikap baik yaitu >13 dari total nilai 20. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Terhadap Sayuran Dan Buah di SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012
No Tingkat Sikap Jumlah
f %
1 Sikap Baik 98 98,0
2 Sikap Sedang 1 1,0
3 Sikap Kurang 1 1,0
Total 96 100
4.7.Konsumsi Sayuran dan Buah 4.7.1. Konsumsi Sayur
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Pekanbaru
diketahui bahwa dari seluruh responden yang diteliti mayoritas suka makan sayur
walaupun terkadang jenis sayur yang dimakan hanya jenis sayuran tertentu. Berikut
sebaran responden berdasarkan suka atau tidaknya mengonsumsi sayur dapat dilihat
pada gambar 4.3.
Gambar 4.1. Distribusi Frekuensi Konsumsi Sayur Responden di SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012
69.79% 30.21%
Konsumsi Sayur
Suka
4.7.2. Jumlah Konsumsi Sayur
Jumlah sayur yang dikonsumsi oleh siswa dapat diketahui dengan
menggunakan metode food recall selama 2 hari dimana dari hasil penelitian yang
dilakukan di SMA Negeri 1 Pekanbaru diketahui bahwa sebagian besar responden
masih mengonsumsi sayuran dalam jumlah yang masih sedikit. Dengan kata lain,
responden masih mengonsumsi sayuran dibawah anjuran yaitu 200 gram/hari per
orang. Adapun sebaran responden berdasarkan jumlah sayur yang dikonsumsi dapat
dilihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4.2. Distribusi Frekuensi Jumlah Sayur Yang Dikonsumsi Responden di SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012
4.7.3. Frekuensi Konsumsi Sayur
Frekuensi konsumsi sayuran diketahui dengan menggunakan food frequency .
Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa jenis sayuran yang dikonsumsi
responden mayoritas berada pada frekuensi tidak baik yaitu <2x sehari. Sebaran
jumlah responden berdasarkan frekuensi konsumsi sayur dapat dilihat pada lampiran
VI mengenai frekuensi konsumsi sayur.
64.60% 35.40%
Jumlah Sayur yang Dikonsumsi
<200 gram
4.7.4. Jenis Sayur Yang Banyak Dikonsumsi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Pekanbaru, jenis
sayuran yang banyak dikonsumsi responden yaitu kangkung 36,5%, bayam 29,2%,
dan wortel 10,4%. Perlu diketahui bahwa jenis sayuran yang banyak dikonsumsi
didapatkan berdasarkan jenis sayuran yang paling disukai oleh responden. Adapun
sebaran jenis sayur yang banyak dikonsumsi responden dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Jenis Sayur Yang Dikonsumsi Responden di SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012
Nama Sayur Jumlah
Ada beberapa jenis pengolahan sayur yang tanyakan dalam kuesioner dan dari
hasil didapatkan bahwa responden di SMA Negeri 1 Pekanbaru lebih banyak memilih
untuk jenis pengolahan sayur dengan cara tumis.
4.7.6. Konsumsi Buah
Dari 96 orang responden, yang menyatakan suka makan buah sebesar 100%.
Sebaran responden berdasarkan suka atau tidaknya mengonsumsi buah dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.7. Distribusi konsumsi buah responden di SMA Negeri 1 Pekanbaru tahun 2012
No. Konsumsi Buah f %
1 Suka 96 100
2 Tidak Suka 0 0
Jumlah 96 100
4.7.7. Jumlah Konsumsi Buah
Jumlah buah yang dikonsumsi oleh siswa dapat diketahui dengan
menggunakan metode food recall selama 2 hari dimana dari hasil penelitian yang
dilakukan di SMA Negeri 1 Pekanbaru diketahui bahwa sebagian besar responden
masih mengonsumsi buah dalam jumlah yang masih sedikit. Dengan kata lain,
responden masih mengonsumsi buah dibawah anjuran yaitu 300 gram/hari per orang.
Adapun sebaran responden berdasarkan jumlah buah yang dikonsumsi dapat dilihat
pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3. Distribusi Frekuensi Jumlah Buah Yang Dikonsumsi Responden Di SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012
61.50% 38.50%
Jumlah Buah yang Dikonsumsi
<300 gram
4.7.8. Frekuensi Konsumsi Buah
Frekuensi konsumsi buah diketahui dengan menggunakan food frequency .Dari
hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa jenis buah yang dikonsumsi
responden mayoritas berada pada frekuensi tidak baik yaitu <2x sehari. Sebaran
jumlah responden berdasarkan frekuensi konsumsi buah dapat dilihat pada lampiran
VI mengenai frekuensi konsumsi buah responden.
4.7.9. Jenis Buah Yang Disukai
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Pekanbaru, jenis
buah yang paling banyak dikonsumsi oleh responden yaitu jeruk (34%). Perlu
diketahui bahwa jenis buah yang banyak dikonsumsi didapatkan berdasarkan jenis
buah yang paling disukai oleh responden. Adapun sebaran jenis buah yang banyak
dikonsumsi responden dapat dilihat pada tabel dibawah 4.8.
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Jenis Buah Yang Dikonsumsi Responden di SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012
Nama Buah Jumlah
f %
Alpokat 5 5,2
Anggur 8 8,3
Apel 22 22,9
Jeruk 34 35,4
Mangga 14 14,6
Melon 2 2,1
Pir 6 6,3
Pisang 1 1,0
Semangka 3 3,1
Strawberry 1 1,0
4.7.10.Cara Makan Buah Yang Disenangi
Ada beberapa cara konsumsi buah yang tanyakan dalam kuesioner dan dari
hasil didapatkan bahwa responden di SMA Negeri 1 Pekanbaru lebih banyak memilih
untuk cara konsumsi buah dengan cara makan langsung.
4.8.Ketersediaan Sayur dan Buah
4.8.1. Ketersediaan Sayur dan Buah Di Sekolah
Dari tempat lokasi yang diteliti, sayur tersedia dalam bentuk nasi dan itu selalu
tersedia setiap harinya di kantin sekolah. Selain itu, terdapat makanan yang hanya
sedikit sekali berisi sayuran seperti bakso, mie ayam, dan nasi goreng serta gorengan.
Untuk buah tersedia juga di kantin sekolah berupa jus dan sop buah dimana juga
tersedia setiap harinya.
4.8.2. Ketersediaan Sayur Di Rumah
Ketersediaan sayur di rumah diketahui dengan cara menanyakan kepada
responden dengan menggunakan kuesioner dan didapatkan hasil bahwa dari 96 orang
responden yang diteliti, masih ada beberapa responden yang di rumahnya hanya
beberapa kali seminggu (kadang-kadang) tersedia menu sayuran di rumahnya, bahkan
ada responden yang sama sekali tidak tersedia menu sayuran di rumah. Sebaran
Gambar 4.4. Distribusi Frekuensi Ketersediaan Sayur Setiap Hari Di Rumah Responden Di SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012
4.8.3. Ketersediaan Buah Di Rumah
Ketersediaan buah di rumah diketahui dengan cara menanyakan kepada
responden dengan menggunakan kuesioner dan didapatkan hasil bahwa dari 96 orang
responden yang diteliti, masih ada beberapa responden yang di rumahnya hanya
beberapa kali seminggu (kadang-kadang) tersedia buah di rumahnya, bahkan ada
responden yang sama sekali tidak tersedia buah di rumah. Sebaran ketersediaan buah
di rumah responden dapat dilihat pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5. Distribusi Frekuensi Ketersediaan Buah Setiap Hari Di Rumah Responden Di SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012
69.80% 28.10%
2.10%
Ketersediaan Sayur di Rumah Setiap Sehari
Iya
Kadang-Kadang Tidak
49.00%
44.80%
6.30%
Ketersediaan Buah di Rumah Setiap Hari
Ya
Kadang-kadang
4.9.Media Sosialisasi
Media sosialisasi yang paling banyak jumlah respondennya adalah keluarga
yaitu 80,2% dan paling sedikit adalah teman sebaya yaitu 20,8%. Distribusi media
sosialisasi responden dapat dilihat pada lampiran X mengenai media sosialisasi yang
berperan dalam memberikan informasi mengenai segala sesuatu yang berhubungan
dengan sayur dan buah.
4.10. Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Eksternal dengan Konsumsi Sayur dan Buah
Pengaruh faktor internal (pengetahuan dan sikap) maupun faktor eksternal
(pendidikan ibu, pendapatan orangtua, ketersediaan sayur dan buah, serta media
sosialisasi) dapat dilihat pada Tabel 4.9. dan Tabel 4.10 dimana diketahui bahwa dari
semua faktor baik itu faktor internal maupun eksternal sama sekali tidak
Tabel. 4.9. Tabulasi Silang Faktor Internal dan Faktor Eksternal Responden Dalam Mengonsumsi Sayur
No Faktor Yang Mempengaruhi
Konsumsi Sayur
<200 gram ≥200 gram Total
f % f % n %
5 Ketersediaan Sayur
Tersedia Setiap Hari 44 45,8 23 23,9 67 69,8 Tersedia Kadang-Kadang 16 16,7 11 11,5 27 28,1
Tabel. 4.10. Tabulasi Silang Faktor Internal dan Faktor Eksternal Responden Dalam Mengonsumsi Buah
No Faktor Yang Mempengaruhi
Konsumsi Buah
<300 gram ≥300 gram Total
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Siswa Kelas X dan XI SMA Negeri 1 Pekanbaru
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pekanbaru, Jl. Sultan Syarif
Qasim No. 159 dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi
kelas X dan kelas XI. Jumlah sampel pada penelitian ini lebih banyak didominasi
oleh responden yang berjenis kelamin perempuan dibandingkan dengan yang berjenis
kelamin laki-laki.
Berdasarkan umur, siswa-siswi kelas X dan kelas XI dapat dibagi menjadi 4
bagian, yaitu untuk umur 16 tahun (50%) yang merupakan umur terbanyak,
dilanjutkan umur 15 tahun (36,5%) , selanjutnya umur 17 tahun (12,5%) dan yang
paling sedikit yaitu umur 18 tahun (1,0%).
Berdasarkan pendapatan orang tua, responden terbanyak berada ada kategori
pendapatan >Rp. 3.000.000,00 yaitu sebesar 56,3% dan dilanjutkan kategori
pendapatan antara Rp. 1.000.000,00 – Rp. 3.000.000,00 yaitu sebesar 43,8%. Dapat
diketahui bahwa hampir seluruh responden berada pada tingkat ekonomi menengah
ke atas.
Untuk pengetahuan responden mengenai sayuran dan buah, didapatkan bahwa
seluruh responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai sayuran dan
buah yaitu sebesar 100%. Hal ini menunjukkan bahwa setiap responden tahu
informasi yang berhubungan dengan sayuran dan buah sehingga seluruh responden