• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGETAHUAN TENTANG KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK PADA SISWA SMA PANCA MARGA 1 LAMONGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGETAHUAN TENTANG KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK PADA SISWA SMA PANCA MARGA 1 LAMONGAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 No. 1 Bulan Maret 2021, ISSN: 2721-2033

PENGETAHUAN TENTANG KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK PADA SISWA SMA PANCA MARGA 1 LAMONGAN

Desty Kartika Rahma Maulida1 Imam Sarwo Edi2

Agus Marjianto3

123Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya Email :destykrm3006@gmail.com

ABSTRAK

Makanan kariogenik merupakan makanan yang mengandung karbohidrat sehingga dapat menyebabkan kerusakan gigi apabila dikonsumsi secara terus menerus. Karies gigi merupakan penyakit yang merusak struktur gigi dimulai dari permukaan gigi meluas hingga ke pulpa. Masalah penelitian ini adalah Tingginya Persentase angka karies pada siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya pengetahuan tentang konsumsi makanan kariogenik siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan, yang meliputi pengetahuan tentang pengertian makanan kariogenik, pengetahuan tentang jenis makanan kariogenik, pengetahuan tentang makanan yang baik untuk kesehatan gigi dan mulut, dan pengetahuan tentang akibat konsumsi makanan kariogenik. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan melibatkan 77 siswa sebagai responden. Pengumpulan data diperoleh melalui kuesioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan tentang konsumsi makanan kariogenik pada siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan dalam kategori baik.

Kata Kunci :

Pengetahuan, Siswa, Makanan Kariogenik

ABSTRACT Key word:

Ability, Maintenance, Student

Cariogenic foods are foods that contain carbohydrates that can cause dental caries if consumed continuously. Dental caries is a disease that damages the structure of the teeth starting from the surface of the teeth extending to the pulp. The problem of this study is the high percentage caries in students of SMA Panca Marga 1 Lamongan. The purpose of this study is to know knowledge about the consumption of cariogenic foods in students of SMA Panca Marga 1 Lamongan, which includes knowledge about the meaning of cariogenic foods, knowledge about the types of cariogenic foods, knowledge about foods that are good for oral and dental health, and knowledge about the consequences of consumption of cariogenic foods. Research method of this study is descriptive by involving 77 students as respondents. Data collection was obtained through a questionnaire. The results showed that knowledge about the consumption of cariogenic foods in students of SMA Panca Marga 1 Lamongan was good.

PENDAHULUAN

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan secara umum yang perlu diperhatikan oleh masyarakat. Gigi geligi merupakan salah satu organ pencernaan yang berperan penting dalam proses pengunyahan makanan, sehingga pemeliharaan kesehatan gigi penting dilakukan. Status kesehatan gigi mulut pada umumnya dinyatakan dalam prevalensi karies gigi dan penyakit periodontal, karena penyakit karies gigi dan penyakit periodontal hampir dialami seluruh masyarakat di dunia (Kemenkes RI, 2015).

(2)

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) gigi dan mulut tahun 2018 menunjukkan indeks DMF-T penduduk Indonesia untuk kelompok usia 15 tahun sebesar 2,40 dengan prevalensi sebesar 67,4% untuk penduduk yang memiliki karies dan 32,6% untuk penduduk yang bebas dari karies (Kemenkes RI, 2018).

Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (ceruk, fisura, dan daerah interproksimal) meluas ke arah pulpa. Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih, serta dapat meluas ke bagian yang lebih dalam dari gigi, misalnya dari email ke dentin atau ke pulpa (Tarigan, 2017).

Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan biologis dan psikologis. Secara biologis ditandai dengan tumbuh dan berkembangnya seks primer dan seks sekunder sedangkan secara psikologis ditandai dengan sikap dan perasaan, keinginan dan emosi yang labil atau tidak menentu (Hidayati & Farid, 2016).

Pola makan remaja, pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri remaja yang dapat berupa emosi/ kejiwaan yang memiliki sifat kebiasaan. Sementara, faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri remaja, seperti ketersediaan bahan pangan yang ada disekitarnya serta kondisi sosial ekonomi yang mempengaruhi tingkat daya beli manusia terhadap bahan pangan (Metriyani, 2016).

Berdasarkan hasil pemeriksaan awal gigi dan mulut yang dilakukan oleh peneliti pada siswa kelas 10 MIPA 2 SMA Panca Marga 1 Lamongan yang berjumlah 28 siswa, didapatkan data sebesar 82,14% siswa terkena karies gigi. Hal tersebut berbeda jauh dengan target prevalensi karies di Indonesia yang akan dicapai dalam Rencana Aksi Nasional pada tahun 2020 yaitu sebesar 54,6% (PDGI, 2016).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Sasaran dalam penelitian ini adalah sebagain siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan yang berjumlah 77 siswa. Lokasi penelitian dilakukan di SMA Panca Marga 1 Lamongan Jalan Sunan Giri No.41, Beringin, Tumenggungan, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur 62214. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 07 Januari 2020 dengan metode pengambilan data menggunakan lembar kuesioner. Untuk mengetahui pengetahuan tentang konsumsi makanan kariogenik siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan, menggunakan kriteria penilaian (Nursalam, 2017) dengan penilaian kategori Baik = 76% - 100%, Cukup = 56% - 75%, Buruk = ≤56%.

(3)

HASIL PENELITIAN

Pengetahuan Tentang Konsumsi Makanan Kariogenik Siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan.

Tabel.1: Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengetahuan Siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan Tentang Pengertian Makanan Kariogenik Tahun 2020.

No Pernyataan Siswa

Benar Salah

 %  %

1. Pengertian makanan

kariogenik 68 88,3 9 11,7 2. Sifat makanan yang

dapat menyebabkan gigi berlubang

57 74 20 26 3. Ciri makanan yang

dapat menyebabkan gigi berlubang

71 92,2 6 7,8 Jumlah Total 196 254,5 35 45,5

Rata-rata 84,8 15,2

Kriteria Pengetahuan Baik Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar Siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan menjawab benar 84,8%. Pengetahuan Siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan tentang pengertian makanan kariogenik dalam kategori baik

Tabel.2: Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengetahuan Siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan Tentang Jenis Makanan Kariogenik Tahun 2020

No Pernyataan Siswa

Benar Salah

 %  %

1. Contoh makanan yang dapat menyebabkan gigi berlubang

75 97,4 2 2,6 2. Contoh makanan yang

mengandung karbohidrat tinggi

53 68,8 24 31,2 3. Contoh makanan yang

lengket pada gigi

39 50,6 38 49,4 4. Contoh makanan yang

mudah hancur 67 87 10 13 5. Contoh makanan yang

mengandung gula 54 70,1 23 29,9 6. Contoh makanan yang

harus dihindari

41 53,2 36 46,8 7. Jenis makanan yang

harus dihindari 62 80,5 15 19,5 8. Jenis makanan yang

menyebabkan gigi berlubang

74 96,1 3 3,9 Jumlah total 465 603,7 151 196,3

Rata-rata 78,5 21,5

Kriteria Pengetahuan Baik Sumber : Data Primer

(4)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar Siswa SMA PancaMarga 1 Lamongan menjawab benar 78,5%. Pengetahuan Siswa SMA PancaMarga 1 Lamongan tentang jenis makanan kariogenik dalam kategori baik.

Tabel.3:Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengetahuan Siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan Tentang Makanan Yang Baik Untuk Kesehatan Gigi Dan Mulut Tahun 2020.

No Pernyataan Siswa

Benar Salah

 %  %

1. Sifat makanan yang baik untuk kesehatan gigi dan mulut

65 84,4 12 15,6 2. Ciri makanan yang

baik untuk kesehatan gigi dan mulut

50 64,9 27 35,1 3. Jenis makanan yang

baik untuk kesehatan gigi dan mulut

66 85,7 11 14,3 4. Contoh makanan yang mengandung serat 36 46,7 41 53,3 5. Contoh makanan

yang mengandung air

73 94,8 4 5,2 Jumlah total 290 376,5 95 123,5

Rata-rata 75,3 24,7

Kriteria Pengetahuan Cukup Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar Siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan menjawab benar 75,3%. Pengetahuan Siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan tentang makanan yang baik untuk kesehatan gigi dan mulut dalam kategori cukup.

Tabel.4: Distribusi Jawaban Responden Tentang Distribusi Pengetahuan Siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan Tentang Akibat Konsumsi Makanan Kariogenik Tahun 2020.

No Pernyataan Siswa

Benar Salah

 %  %

1. Akibat terlalu sering mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat

37 48 40 52

2. Akibat terlalu sering mengkonsumsi makanan yang manis dan melekat

71 92,2 6 7,8 3. Tindakan mencegah gigi

berlubang

76 98,7 1 1,3 38 49,3 39 50,7 Jumlah Total 222 288,2 86 111,8

Rata-rata 72 27,9

Kriteria Pengetahuan Cukup Sumber : Data Primer

(5)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar Siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan menjawab benar 72%. Pengetahuan Siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan tentang akibat konsumsi makanan kariogenik dalam kategori cukup.

Tabel.5: Rekapitulasi Hasil Pengetahuan Tentang Konsumsi Makanan Kariogenik Siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan Tahun 2020.

No Pengetahuan Jawaban

Siswa Benar 1. Pengertian makanan kariogenik 84,8% 2. Jenis makanan kariogenik 78,5% 3. Makanan yang baik untuk kesehatan gigi

dan mulut 75,3%

4. Akibat konsumsi makanan kariogenik 72%

Jumlah total 310,6

Rata-rata 77,6%

Kriteria Pengetahuan Baik

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa Pengetahuan Tentang Konsumsi Makanan Kariogenik Siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan termasuk dalam kategori baik.

PEMBAHASAN

PengetahuanSiswa SMA Panca Marga 1 Lamongan Tentang Pengertian Makanan Kariogenik

Berdasarkan hasil analisis data pengetahuan Siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan tentang pengertian makanan kariogenik termasuk dalam kategori baik. Hal ini disebabkan banyak siswa menjawab benar pernyataan tentang pengertian makanan kariogenik. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Nainggolan, yang menyatakan bahwa sebagian besar siswa/i mengetahui apa itu makanan manis (Nainggolan, 2019). Makanan kariogenik merupakan makanan manis yang mengandung karbohidrat sehingga dapat menyebabkan kerusakan gigi apabila dikonsumsi secara terus menerus. Hal ini sesuai dengan Ramayanti & Purnakarya, yang menyatakan bahwa makanan kariogenik adalah makanan yang mengandung fermentasi karbohidrat sehingga menyebabkan penurunan pH plak menjadi 5,5 atau kurang dan menstimulasi terjadinya proses karies (Ramayanti & Purnakarya, 2013).

Hal lain yang menyebabkan pengetahuan siswa tentang pengertian makanan kariogenik termasuk dalam kategori baik adalah banyak siswa menjawab benar penyataan tentang sifat makanan kariogenik. Sifat dari makanan kariogenik yaitu lengket dan mudah hancur saat dikonsumsi. Hal ini sesuai dengan Reca, yang menyatakan bahwa sifat makanan kariogenik yaitu banyak mengandung karbohidrat, lengket dan mudah hancur didalam mulut (Reca, 2018).

Siswa yang memiliki pengetahuan baik tentang makanan kariogenik seharusnya dapat berperilaku dalam hal pemilihan makanan, sehingga angka karies mereka tidak dalam kategori tinggi. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian dari Suparyati, yang menyatakan bahwa responden yang mempunyai tingkat pengetahuan tentang makanan kariogenik dalam kategori baik artinya responden sudah memahami dengan baik berbagai hal yang berkaitan dengan makanan kariogenik (Suparyati, 2019).

(6)

Pengetahuan termasuk dalam faktor predisposisi dari perilaku yang dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang. Hal ini sesuai dengan teori dari Lawrence Green cit. Notoatmodjo menyatakan bahwa perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu faktor predisposisi (Predisposing factor) yang mencakup pengetahuan dan sikap, faktor pemungkin (Enabling factor) yang mencakup ketersediaan sarana dan prasana atau fasilitas kesehatan, dan faktor penguat (Reinforcing factor) yang meliputi sikap dan perilaku petugas kesehatan (Notoatmodjo, 2014).

Pengetahuan Siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan Tentang Jenis Makanan Kariogenik Tahun 2020

Berdasarkan Tabel 2 menunjukan bahwa Pengetahuan Siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan tentang jenis makanan kariogenik dalam kategori baik. Hasil ini didukung oleh hasil penelitian dari Nainggolan yang menyatakan bahwa Pengetahuan anak tentang jenis makanan kariogenik terhadap terjadinya karies gigi memiliki pengetahuan baik (Nainggolan, 2019).

Hal ini disebabkan banyak siswa menjawab benar pernyataan tentang jenis dan contoh makanan yang dapat menyebabkan gigi berlubang. Makanan yang dapat menyebabkan gigi berlubang adalah makanan yang mengandung gula. Roti dan coklat merupakan contoh makanan yang dapat menyebabkan gigi berlubang. Menurut Hendarto tingginya kadar gula yang dikandung oleh berbagai makanan dan minuman harus dicegah atau dibatasi konsumsinya untuk mencegah terjadinya karies gigi pada anak (Hendarto, 2015).

Beberapa siswa menjawab salah pernyataan tentang contoh makanan yang harus di hindari. Menurut mereka mengkonsumsi kue dan pie secara berlebihan tidak harus di hindari untuk membuat gigi tetap sehat. Hal ini tidak sesuai dengan Hendarto yang menyatakan bahwa kue dan pie mengandung kadar gula yang tinggi sehingga harus dicegah atau dibatasi untuk mencegah terjadinya karies gigi pada anak (Hendarto, 2015).

Pada waktu jam istirahat, masih sering dijumpai banyak siswa yang mengkonsumsi makanan kariogenik padahal mereka sudah memiliki pengetahuan tentang jenis – jenis makanan tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Riszki & Sulastrianah yang menyatakan bahwa pengetahuan yang baik tidak cukup untuk memotivasi siswa siswi bersikap dan melakukan tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut salah satunya dalam memilih jenis makanan maupun menjaga kebersihan rongga mulutnya (Riszki & Sulastrianah, 2015). Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo bahwa pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2014).

Pengetahuan Siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan Tentang Makanan Yang Baik Untuk Kesehatan Gigi Dan Mulut Tahun 2020

Berdasarkan Tabel 3 menunjukan bahwa Pengetahuan Siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan tentang makanan yang baik untuk kesehatan gigi dan mulut dalam kategori cukup. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian dari Deria yang menyatakan

(7)

tentang jenis makanan dan minuman yang baik untuk kesehatan gigi dan mulut termasuk kategori cukup (Deria, 2019).

Hal ini disebabkan banyak siswa menjawab benar pernyataan tentang sifat makanan yang baik untuk kesehatan gigi dan mulut. Makanan yang baik untuk kesehatan gigi dan mulut adalah tidak mengandung karbohidrat dan tidak lengket saat dikonsumsi . Menurut Nisita makanan non kariogenik adalah makanan yang banyak mengandung protein dan lebih sedikit karbohidrat dan tidak lengket (Nisita, 2016).

Makanan yang mengandung serat dan air sangat baik di konsumsi setiap hari untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Banyak siswa menjawab benar pernyataan tentang contoh makanan yang mengandung air. Pir dan tomat merupakan contoh makanan yang mengandung air. Hal ini sesuai dengan Haryani, et al. yang menyatakan bahwa tomat mengandung banyak air, serat serta vitamin C yang sering dikonsumsi setelah makan sebagai buah pencuci mulut, buah ini dapat membantu membersihkan gigi dan mulut dari kebiasaan-kebiasaan buruk para remaja yang dapat menyebabkan kerusakan pada gigi dan mulut karena dapat merangsang sekresi saliva (Haryani, et al, 2016). Banyak siswa menjawab salah pernyataan tentang contoh makanan yang mengandung serat. Menurut mereka apel dan brokoli bukan merupakan contoh

makanan yang mengandung serat. Hal ini tidak sesuai dengan Wiyatini, et al. yang

menyatakan bahwa buah apel merupakan salah satu buah-buahan berserat yang dapat

diperoleh di pasara dan buah apel memiliki kemampuan self cleansing effect (Wiyatini, et

al, 2016).

Banyak mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari lebih baik karena dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut daripada banyak mengkonsumsi makanan manis dan lengket yang dapat menyebabkan kerusakan gigi. Para siswa umumnya lebih sering mengkonsumsi makanan kariogenik karena rasanya yang enak padahal mereka tahu makanan tersebut tidak baik untuk dikonsumsi. Hal ini didukung oleh penelitian Sirat,

et al. yang menyatakan bahwa anak usia sekolah lebih senang untuk mengkonsumsi makanan kariogenik yang dapat menyebabkan karies gigi dibandingkan dengan

makanan yang tidak menyebabkan karies gigi (Sirat, et al, 2017).

Pengetahuan Siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan Tentang Akibat Konsumsi Makanan Kariogenik Tahun 2020

Berdasarkan Tabel 4 menunjukan bahwa Pengetahuan Siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan tentang akibat konsumsi makanan kariogenik dalam kategori cukup. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian dari Jumriani yang menyatakan bahwa hasil penelitian yang dilakukan di SD Negeri Bontoramba 1 Tamalanrea menunjukan bahwa tingkat pengetahuan tentang pengaruh makanan jajanan pada siswa-siswi kelas IV dan V secara keseluruhan tergolong baik (Jumriani, 2017)

Hal ini disebabkan banyak siswa menjawab benar pernyataan tentang akibat terlalu sering mengkonsumsi makanan yang manis dan melekat. Terlalu sering mengkonsumsi makanan yang manis dan melekat dapat membuat gigi menjadi berlubang. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Nainggolan yang menyatakan bahwa sebagian besar siswa/i mengetahui dampak/akibat sering memakan makanan manis (Nainggolan, 2019).

(8)

Makanan kariogenik memiliki berbagai macam jenis dengan rasa yang enak sehingga membuat banyak siswa senang untuk mengkonsumsinya, padahal di dalam makanan kariogenik tersebut mengandung karbohidrat yang dapat mengakibatkan kerusakan gigi. Menurut Andayasari & Anorotal semakin sering mengkonsumsi makanan kariogenik, maka akan semakin tinggi indeks karies giginya (Andayasari & Anorotal, 2016). Karies gigi merupakan penyakit yang merusak struktur gigi dimulai dari permukaan gigi meluas hingga ke pulpa. Menurut Tarigan, karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (ceruk, fisura, dan daerah interproksimal) meluas ke arah pulpa. Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih, serta dapat meluas ke bagian yang lebih dalam dari gigi, misalnya dari email ke dentin atau ke pulpa (Tarigan, 2017).

Hal lain yang menyebabkan pengetahuan tentang akibat konsumsi makanan kariogenik termasuk dalam kategori cukup adalah sebagian siswa menjawab benar pertanyaan tentang tindakan setelah makan makanan manis dan sebagian siswa menjawab salah pertanyaan manfaat berkumur setelah makan makanan manis. Setelah makan makanan manis kita harus sikat gigi atau paling tidak berkumur dengan air agar terhindar dari gigi berlubang. Menurut Reca seseorang yang sering megkonsumsi makanan manis dan melekat, maka akan semakin sering pula sisa-sisa makanan tertinggal dipermukaan gigi, sehingga meningkatkan terjadinya karies. Oleh karena itu dianjurkan untuk menyikat gigi, atau minimal berkumur-kumur dengan air bersih setelah makan makanan manis dan lengket (Reca, 2018).

Siswa yang memiliki pengetahuan tentang akibat dari mengkonsumsi makanan kariogenik akan mengetahui bahwa apabila mereka terlalu sering mengkonsumsi makanan tersebut, maka angka kerusakan gigi yang mereka alami akan semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan Andayasari & Anorotal yang menyatakan bahwa semakin sering mengkonsumsi makanan kariogenik, maka akan semakin tinggi indeks karies giginya (Andayasari & Anorotal, 2016).

Pengetahuan Tentang Konsumsi Makanan Kariogenik Siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan Tahun 2020

Berdasarkan Tabel 5 menunjukan bahwa Pengetahuan Tentang Konsumsi Makanan Kariogenik Siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan termasuk dalam kategori baik dan hasil pemeriksaan gigi pada siswa kelas 10 didapatkan angka karies dalam kategori tinggi. Hasil ini berbeda dari penelitian Sinaga yang menyatakan bahwa pengetahuan tentang makanan kariogenik terhadap karies gigi pada siswa-siswi di SDN 065014 jalan Petunia Raya Namo Gajah Kecamatan Medan Tuntungan memiliki tingkat pengetahuan baik dan dilihat dari nilai DMF-T dalam kategori rendah (Sinaga, 2018). Hasil penelitian pengetahuan tentang konsumsi makanan kariogenik pada siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan dalam kategori baik karena adanya penyuluhan atau informasi dari guru dan petugas kesehatan di sekolah yang diberikan kepada mereka sejak SD hingga SMA. Hal ini diperkuat oleh penelitian dari Ar-Rasily & Dewi yang menyatakan bahwa tidak menutup kemungkinan karena pengetahuan yang ia miliki bisa saja berasal dari pengetahuan yang dimilikinya sebelumnya, pengalaman pribadi

(9)

seseorang dalam jangka waktu yang lama dan akan bertahan sampai usia tua (Ar-Rasily & Dewi, 2016).

Hasil pemeriksaan gigi menunjukan tingginya angka karies pada siswa kelas 10. Hal tersebut dikarenakan mereka mengetahui dan memahami apa itu makanan kariogenik atau makanan yang dapat merusak gigi akan tetapi masih belum bisa menerapkannya, seperti masih sering mengkonsumsi makanan – makanan yang dapat merusak gigi setiap hari. Menurut Notoatmodjo pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif

mempunyai enam tingkatan, yaitu tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi

(application), analisis (analysis), sintesis (syntesis), evaluasi (evaluation) (Notoatmodjo, 2014).

Penelitian dari Koch & Bidjuni menyimpulkan bahwa Faktor pengetahuan konsumsi makanan kariogenik memiliki hubungan bermakna dengan kejadian karies gigi pada siswa usia 12 tahun di Sekolah Dasar GMIM IV Tomohon (Koch & Bidjuni, 2018). Bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Riszki & Sulastrianah menyatakan bahwa variabel pengetahuan tidak memiliki korelasi dengan status karies gigi pada sampel penelitian (Riszki & Sulastrianah, 2015).

Teori dari Lawrence Green cit. Notoatmodjo menyatakan bahwa perilaku dapat

mempengaruhi status kesehatan seseorang. Perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor

utama, yaitu faktor predisposisi (Predisposing factor) yang mencakup pengetahuan dan

sikap, faktor pemungkin (Enabling factor) yang mencakup ketersediaan sarana dan

prasana atau fasilitas kesehatan, dan faktor penguat (Reinforcing factor) yang meliputi

sikap dan perilaku petugas kesehatan (Notoatmodjo, 2014).

Berdasarkan beberapa hal di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Siswa yang memiliki pengetahuan baik seharusnya tidak hanya sekedar tahu dan paham saja, tetapi juga harus dapat menerapkan dalam kehidupan sehari – hari seperti saat berperilaku dalam pemilihan makanan sehingga karies gigi yang mereka alami dapat berkurang. Hal ini di dukung oleh penelitian Tahulending & Rugo yang menyatakan bahwa penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat salah satunya adalah faktor sikap dan tindakan dimana masyarakat memiliki pengetahuan yang tinggi tetapi

praktek dalam kehidupan sehari-hari masih rendah(Tahulending & Rugo, 2018).

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian Pengetahuan Tentang Konsumsi Makanan Kariogenik Pada Siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan dapat disimpulkan bahwa: 1) Pengetahuan Siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan tentang pengertian makanan kariogenik termasuk dalam kategori baik. 2) Pengetahuan Siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan tentang jenis makanan kariogenik dalam kategori baik. 3) Pengetahuan Siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan tentang makanan yang baik untuk kesehatan gigi dan mulut dalam kategori cukup. 4) Pengetahuan Siswa SMA Panca Marga 1 Lamongan tentang akibat konsumsi makanan kariogenik dalam kategori cukup.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Andayasari, L. & Anorital, 2016. Hubungan Konsumsi Makanan Kariogenik Dengan Status Kesehatan Gigi Anak Taman Kanak -Kanak Di Provinsi

Banten Dan Daerah Istimewa Jogjakarta. Prosiding SNaPP : Kesehatan, 6(1),

pp. 40 - 47.

Ar-Rasily, O. K. & Dewi, P. K., 2016. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Orang Tua Mengenai Kelainan Genetik Penyebab

Disabilitas Intelektual Di Kota Semarang. Jurnal Kedokteran Diponegoro,

5(4), pp. 1422 - 1433.

Deria, V. M. D., 2019. Gambaran Pengetahuan Tentang Pola Konsumsi Makanan Kariogenik Anak Jalanan Binaan Komunitas Save Street Children

Surabaya Tahun 2019. Karya Tulis Ilmiah, pp. 43 - 48.

Haryani, W., Siregar, I. & Ratnaningtyas, L. A. (2016). Peningkatan pH Saliva setelah Mengunyah Buah Mentimun dan Tomat pada Siswa Sekolah

Menengah pertama Negeri 2 Turi Sleman Yogyakarta. Jurnal Teknologi

Kesehatan, 12(2), pp. 60 - 64.

Hendarto, A. (2015). Nutrisi dan Kesehatan Gigi – Mulut pada Anak. Sari Pediatri,

17(1), pp. 71 - 75.

Hidayati, K. B. & Farid, M. (2016). Konsep Diri, Adversity Quotient dan

Penyesuaian Diri pada Remaja. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia, 5(2), pp.

137 - 144.

Jumriani. (2017). Gambaran Tingkat Pengetahuan Anak Tentang Pengaruh Makanan Jajanan Terhadap Karies Gigi Di SD Negeri Bontoramba 1

Tamalanrea. Media Kesehatan Gigi, 16(1), pp. 19 - 26.

Kemenkes RI. (2015). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 2015 Tentang Upaya Kesehatan Gigi Dan Mulut.

Kemenkes RI. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Koch, N. M. & Bidjuni, M. (2018). Hubungan Antara Faktor Pengetahuan Konsumsi Makanan Kariogenik Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Siswa

Usia 12 Tahun Di Sekolah Dasar Gmim Iv Tomohon. e-Health Journal, 3(1),

pp. 1 - 8.

Metriyani. (2016). Pola Makan dan Status Gizi Siswa Kelas X Jasa Boga di SMK

Negeri 4 Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Teknik Boga, pp. 75 - 83.

Nainggolan, S. J. (2019). Gambaran Pengetahuan Anak Tentang Jenis Makanan Kariogenik Terhadap Terjadinya Karies Gigi Pada Siswa/i Kelas V-B SD Negeri 068003 Kayu Manis Perumnas Simalingkar Medan Tuntungan.

Jurnal Ilmiah PANNMED, 14(1), pp. 110 - 114.

Nisita, A. A. (2016). Hubungan Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Tingkat Keparahan Karies Gigi di SDN 3 Kracak Kecamatan Ajibarang Kabupaten

Banyumas. Skripsi, pp. 12 - 36.

Notoatmodjo, S. (2014). Kesehatan Masyarakat: Ilmu & Seni. Jakarta:

Rineka Cipta.

Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. 4 ed.

Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

PDGI. (2016). Rencana Aksi Nasional Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Tahun 2015 – 2019. pp. 12 - 18.

(11)

Ramayanti, S. & Purnakarya, I. (2013). Peran Makanan Terhadap Kejadian Karies

Gigi. Jumal Kesehatan Masyarakat, 7(2), pp. 89 - 93 .

Reca. (2018). Hubungan Jenis Makanan Jajanan dengan Status Karies pada Murid

SDN Lampeuneurut Aceh Besar. Jurnal Averrous, 4(2), pp. 1 - 9.

Riszki, & Sulastrianah. (2015). Korelasi Antara Pola Makan, Cara Menggosok Gigi, Pengetahuan dan Sikap dengan Status Karies Gigi Pada Siswa Sekolah

Menengah Pertama. Medula, 2(2), pp. 142 - 149.

Sinaga, A. A. (2018). Gambaran Pengetahuan Tentang Makanan Kariogenik Terhadap Karies Gigi Pada Siswa/I SD Negeri No.065014 JL.Petunia Raya Namo Gajah Kecamatan Medan Tuntungan. Karya Tulis Ilmiah, pp. 17 - 18.

Sirat, N. M., Senjaya, A. A., & Wirata, N. (2017). Hubungan pola jajan kariogenik dengan karies pada siswa sekolah dasar di wilayah kerja Puskesmas III

Denpasar Selatan, Bali 2016. Intisari Sains Medis, 8(3), pp. 193 - 197.

Suparyati. (2019). Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Makanan Kariogenik Pada Ibu-ibu PKK Dusun Prigi Desa Sidoharjo Tepus Gunungkidul. Karya Tulis Ilmiah, pp. 26 - 33.

Tahulending, A. A., & Rugo, G. T. (2018). Hubungan Pengetahuan Tentang Makanan Kariogenik Dengan Indeks DMF-T Pada Siswa Kelas VII A

SMPN 4 Pineleng Kabupaten Minahasa. JIGM (Jurnal Ilmiah Gigi dan

Mulut), 1(1), pp. 37 - 43.

Tarigan, R. (2017). Karies Gigi. 2 ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Wiyatini, T., Ekoningtyas, E. A. & Prasko. (2016). Efektiftas Mengunyah Buah Berserat Dan Berair Terhadap Kuantitas Bakteri Streptococcus Mutans

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “bagaimana hubungan antara pengetahuan tentang serat makanan dan konsumsi serat makanan

penulis panjatkan atas nikmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Kebiasaan Konsumsi Makanan Kariogenik

Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh frekuensi konsumsi makanan kariogenik dan status gizi terhadap status karies serta diharapkan tingkat kesehatan gigi

Sedangkan berdasarkan penelitian Harahap (2012) tentang hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa SMA Negeri 2 Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)

Sedangkan berdasarkan penelitian Harahap (2012) tentang hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa SMA Negeri 2 Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)

subjek dalam penelitian saya yang berjudul “ Hubungan Pola Konsumsi Makanan.. dengan Status Gizi Siswa SMA Santo Thomas 1

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 3 responden yang memiliki karies gigi dengan kategori sangat rendah dan kebiasaan konsumsi makanan kariogenik baik, 2

Adakah hubungan karakteristik keluarga yang meliputi pengetahuan, sikap dan pendidikan ibu, pendapatan keluarga, serta kesukaan anak terhadap makanan kariogenik dan