• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran dari permasalahan yang dihadapi penulis serta pengambilan tindakan dalam mengatasi masalah yang ada.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB II

GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN KOTA

TEBING TINGGI

A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi

Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 23 Tahun 1989 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II Tebing Tinggi dan kemudian ditetapkan melalui SK Walikota Madya KDH Tk II Tebing Tinggi No. 188.342.10 / Tahun 1990 tanggal 19 November 1990.

Kemudian berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2001 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Dinas di Kota Tebing Tinggi ditetapkan melalui SK Walikota Tebing Tinggi Nomor : 061.1 / 249.8.d tahun 2001 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi.

Kantor Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi ini berdiri pada tanggal 16 Oktober 1993 yang dulunya beralamat di Jl. Gunung Lauser Kelurahan Tanjung Marulak Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi dan diresmikan oleh Bapak Gubernur KDH Tk I Sumatera Utara. Dan sekarang Kantor Dinas Pendapatan Daerah ini beralamat di Jl. Gunung Agung No.1 Kelurahan Tanjung Marulak Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi.

B. Tujuan dan Fungsi Tugas Pokok Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi

 Tujuan berdirinya Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi adalah:

1. Mengatur pendapatan pajak / retribusi daerah pada Kota Tebing Tinggi. 2. Memperlancar laju pertumbuhan pembangunan Kota Tebing Tinggi. 3. Memperlaju pertumbuhan perekonomian di Kota Tebing Tinggi.

 Fungsi dan tugas pokok Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi adalah : 1. Dinas Pendapatan Daerah mempunyai tugas melaksanakan sebagian

urusan rumah tangga dalam bidang Pendapatan Daerah dan tugas-tugas lainnya yang disarankan oleh Kepala Daerah kepadanya.

2. Melakukan perumusan oleh Kepala Daerah dan kebijaksanaan teknis terhadap tugas-tugas yang diserahkan oleh Walikota.

3. Melakukan koordinasi, bimbingan, dan pengendalian serta pengawasan terhadap kegiatan pemungut Pendapatan Daerah, menyusun program dalam rangka peningkatan / pengembangan Pendapatan Daerah berdasarkan evaluasi terhadap hasil pelaksanaan pengolahan Pendapatan Daerah.

4. Membuat rancangan Peraturan Daerah tentang Pungutan Daerah.

5. Melaksanakan pendaftaran dan pendataan objek atas Subjek Pajak dan Retribusi Daerah.

6. Menetapkan sejumlah pajak terutang, dan memeriksa kebenaran data informasi.

7. Mencatat dan meneliti pembayaran / penyetoran, melaksanakan proses penagihan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

8. Melakukan restitusi / pengembalian atau pemindahbukuan dan melayani keberatan dan permohonan banding dari Wajib Pajak.

9. Melaksanakan pemungutan retribusi daerah dan pendapatan lainnya. 10.Meneliti, mencatat, melegalisir surat-surat berharga serta menyalurkan

kepada Dinas Pengelolaan Pemungutan Retribusi.

C. Wilayah Kerja Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi

1) Kecamatan Rambutan 2) Kecamatan Bajenis 3) Kecamatan Padang Hulu 4) Kecamatan Padang Hilir

5) Kecamatan Tebing Tinggi Kota

D. Visi Dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi

 Visi

Visi merupakan cara pandang kedepan dari suatu instansi yang mengandung gambaran cita-cita yang ingin dicapai pada masa yang akan datang. Adapun visi Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi adalah :

PROFESIONALISME, APARATUR, DAN EFEKTIFITAS ORGANISASI”.

Misi

Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka instansi harus memiliki misi yang jelas juga. Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan instansi pemerintahan dan sasaran yang ingin dicapai. Maka misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi adalah :

1) Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) agar lebih professional dalam mengelola dan mengembangkan pendapatan daerah.

2) Mewujudkan efektifitas koordinasi dengan instansi pengelola pendapatan daerah,

3) Mengoptimalkan pendapatan daerah melalui usaha intesifikasi dan ekstensifikasi objek pajak / retribusi.

E. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi

Suatu struktur organisasi akan menggambarkan secara jelas mengenai pembagian dan pembatasan antara tugas, wewenang, dan tanggung jawab setiap orang dalam suatu organisasi. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi No. 13 tahun 2009 tentang Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kota Tebing Tinggi, telah ditetapkan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi beserta struktur organisasinya.

Adapun struktur organisasi Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi adalah : 1. Kepala Dinas

2. Sekretariat, terdiri dari :

a) Subbagian Umum dan Kepegawaian

b) Subbagian Program dan Perundang-Undangan c) Subbagian Keuangan

3. Bidang Pendapatan Dana Bagi Hasil, terdiri dari : a) Seksi Dana Bagi Hasil Pusat

b) Seksi Dana Bagi Hasil Provinsi

c) Seksi Dana Bagi Hasil Pajak dan Non Pajak 4. Bidang Pendapatan Pajak Daerah, terdiri dari :

a) Seksi Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah b) Seksi Penagihan dan Pembukuan Pajak Daerah

c) Seksi Verifikasi dan Penaganan Keluhan Pajak Daerah 5. Bidang Pendapatan Retribusi Daerah, terdiri dari :

a) Seksi Pendataan dan Penetapan Retribusi Daerah b) Seksi Penagihan dan Pembukuan Retribusi Daerah

c) Seksi Verifikasi dan Penaganan Keluhan Retribusi Daerah 6. Bidang Pasar, terdiri dari :

a) Seksi Ketertiban dan Penataan Pasar b) Seksi Pengutipan Retribusi Pasar

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas

F. Uraian Tugas dari Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Tebing

Tinggi

Dibawah ini akan diuraikan tugas dari masing-masing jabatan, yaitu kepala dinas, sekretaris, kepala sub bagian, dan kepala seksi.

1) Kepala Dinas

Tugasnya adalah :

 Menyusun rencana program dan pedoman teknis dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas di bidang pengelolaan pendapatan daerah baik dari sektor pajak dan retribusi maupun pengelolan pasar

 Menyelenggarakan koordinasi dengan instansi terkait dalm rangka upaya penggalian potensi yang merupakan sumber pendapatan daerah

 Melaksanakan pembinaan dan pengawasan pengelolaan pendapatn daerah maupun pengelolaan pasar.

 Memonitor dan mengendalikan pungutan pajak dan retribusi daerah dan sumber-sumber lainnya yang sah.

 Melaksanakan pembinaan dengan para staf dalam rangka mencapai keberhasilan pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan.

2) Sekretaris

 Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

 Membimbing hasil kerja bawahan dan mengevaluasi kerja bawahan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.

 Menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan yang meliputi perencanaan da pengelolaan administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan, keuangan, kearsipan, serta kerumahtanggan.

 Mengkoordinasi penyusunan program kerja, penyelenggaraan kegiatan dan penysusunan laporan Dinas.

3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Tugasnya adalah :

 Menyelenggarakan kegiatan pengelolaan surat menyurat, kearsipan, asset dan kerumahtanggaan.

 Menyusun Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU), Rencana Tahunan Barang Unit (RTBU), pengadaan barang lingkup Dinas.

 Melaksanakan usulan pengembangan SDM melalui usulan kebutuhan, pemanfaatan dan pendayagunaan pegawai.

 Membuat laporan kegiatan bulanan, triwulan, tahunan dan insidentil kepada atasan langsung.

4) Sub Bagian Program Perundang-Undangan

 Menyusun Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ), Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD), Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (ILLPD), dan laporan lainnya dalam lingkup Dinas.

 Melaksanakan koordinasi dengan bidang-bidang dalam menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RKJMD) dan Rencana Kerja (Renja) lingkup Dinas.

 Melaksanakan dan mengkoordinasikan perumusan perundang-undangan, telaahan hukum, pengembangan hukum serta penyiapan bahan pertimbangan atas masalah yang timbul dalam pelaksanaan tugas.

5) Sub Bagian Keuangan

Tugasnya adalah :

Melaksanakan penyusunan dan pengelolaan anggaran.

 Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan yang meliputi penerimaan, pembukuan, penyimpanan, pembayaran dan penyetoran pendapatan.

Mengelola gaji dan tunjangan pegawai.

 Memproses dan menghimpun laporan keuangan dana-dana yang bersumber dari bantuan pemerintah, Pemerintah Provinsi, Bantuan Luar Negeri, dan lain-lain.

 Membuat laporan realisasi keuangan bulanan. Triwulan, tahun / neraca dinas dan insidentil kepada atasan langsung.

6) Bidang Pendapatan Dana Bagi Hasil

Tugasnya adalah :

 Merumuskan penyusunan RKA dan mengendalikan DPA.

 Memberikan saran pertimbangan kepada atasan.

 Menyusun laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Bidang Dana Bagi Hasil.

7) Bidang Pendapatan Pajak Daerah

Tugasnya adalah :

 Merumuskan penyusunan RKA dan mengendalikan DPA.

 Memberikan saran pertimbangan kepada atasan.

 Menyusun laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Bidang Pendapatan Pajak Daerah.

8) Bidang Pendapatan Retribusi Daerah

Tugasnya adalah :

 Merumuskan penyusunan RKA dan mengendalikan DPA.

 Memberikan saran pertimbangan kepada atasan.

 Menyusun laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Bidang Pendapatan Retribusi Daerah.

 Merumuskan penyusunan RKA dan mengendalikan DPA.

 Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait.

 Memberikan saran pertimbangan kepada atasan.

 Menyusun laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Bidang Pasar.

10) Seksi Dana Bagi Hasil Pusat

Tugasnya adalah :

 Menyiapkan Data Rencana Penerimaan Dana Bagi Hasil Pusat..

 Penatausahaan Dana Bagi Hasil Pusat.

 Menyusun Laporan Realisasi Penerimaan dan Bagi Hasil Pusat.

 Menyusun RKA dan melaksanakan DPA.

11) Seksi Dana Bagi Hasil Provinsi

Tuganya adalah :

 Menyiapkan Data Rencana Penerimaan Dana Bagi Hasil Provinsi..

 Penatausahaan Dana Bagi Hasil Provinsi.

 Menyusun Laporan Realisasi Penerimaan dan Bagi Hasil Provinsi.

 Menyusun RKA dan melaksanakan DPA.

12) Seksi Dana Bagi Hasil Pajak dan Non Pajak

Tugasnya adalah :

 Melaksanakan pendistribusian Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) dan daftar Himpunan Ketetapan Pajak (DHKP) PBB.

 Melaksanakan penatausahaan dan menyusun laporan Realisasi Penerimaan Dana Perimbangan serta Bagi Hasil Lainnya.

 Melaksanakan penetapan kebijakan pengelolaan BUMD.

13) Seksi Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah

Tugasnya adalah :

 Melaksanakan pendataan dan pendaftaran Objek dan Wajib Pajak Daerah.

 Melaksanakan perhitungan penetapan pokok pajak daerah dan perhitungan denda serta sanksi lainnya.

 Melaksanakan penetapan pajak daerah kepada Wajib Pajak melalui Surat Pemberitahuan Pajak daerah dan menerbitkan NPWPD.

 Menghimpun data dan membuat kartu tanda serta menyusun Daftar Induk Wajib Pajak.

 Menyusun rencana dan melaksanakan pemeriksaan objek pajak daerah dan menatausahakan hasil pemeriksaan lapangan atas objek dan subjek pajak daerah.

14) Seksi Penagihan dan Pembukuan Pajak Daerah

Tugasnya adalah :

 Melaksanakan penagihan atas tunggakan pajak daerah.

 Melaksanakan pembukuan penerimaan pajak daerah, menyiapkan laporan tentang Realisasi Penerimaan dan tunggakan pajak Daerah.

15) Seksi Verfikasi dan Penanganan Keluhan Pajak Daerah

Tugasnya adalah :

 Melaksanakan verifikasi tentang penetapan dan penerimaan pajak daerah.

 Menerima permohonan restitusi dan pemindahbukuan dari Wajib Pajak Daerah, meneliti kelebihan pajak daerah yang dapat diberikan restitusi atau pemindahbukuan serta mempersiapkan Surat Keputusan Dinas tentang Pemberian restitusi dan pemindahbukuan.

 Menerima Surat Keberatan dari Wajib Pajak Daerah dan meneliti keberatan Wajib Pajak Daerah serta membuat pertimbangan atas keberatan Wajib Pajak Daerah.

16) Seksi Pendataan dan Penetapan Retribusi Daerah

Tugasnya adalah :

 Melaksanakan pendataan Objek Retribusi Daerah.

 Melaksanakan perhitungan penetapan pokok retibusi daerah dan perhitungan denda serta sanksi lainnya.

 Melaksanakan penetapan ratribusi daerah kepada Wajib Pajak melalui Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah dan menerbitkan SKRD.

 Menyusun rencana dan melaksanakan pemeriksaan objek retribusi daerah dan menatausahakan hasil pemeriksaan lapangan atas objek dan subjek retribusi daerah.

17) Seksi Penagihan dan Pembukuan Retribusi Daerah

Tugasnya adalah :

 Melaksanakan penagihan atas tunggakan retribusi daerah.

 Melaksanakan pembukuan penerimaan retribusi daerah, menyiapkan laporan tentang Realisasi Penerimaan dan tunggakan Retribusi Daerah.

18) Seksi Verifikasi dan Penaganan Keluhan Retribusi Daerah

Tugasnya adalah :

 Melaksanakan verifikasi tentang penetapan dan penerimaan retribusi daerah.

 Menerima permohonan restitusi dan pemindahbukuan dari Wajib Retribusi Daerah, meneliti kelebihan retribusi daerah yang dapat diberikan restitusi atau pemindahbukuan serta mempersiapkan Surat Keputusan Dinas tentang Pemberian restitusi dan pemindahbukuan.

 Menerima Surat Keberatan dari Wajib Retribusi Daerah dan meneliti keberatan Wajib Retribusi Daerah serta membuat pertimbangan atas keberatan Wajib Retibusi Daerah.

19) Seksi Ketertiban dan Penataan Pasar

Tugasnya adalah :

 Mencatat dan membukukan semua hasil pengutipan dari Retribusi Pasar, mengevaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pengutipan Retribusi Daerah.

 Memberikan saran pertimbangan kepada atasan.

 Menyusun laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Seksi Pengutipan Retribusi Pasar.

20) Seksi Pengutipan Retribusi Pasar

Tugasnya adalah :

 Melaksanakan semua kegiatan ketertiban tempat-tempat berjualan di pasar.

 Melaksanakan semua kegiatan penataan tempat-tempat berjualan di pasar.

 Melaksanakan operasi penggusuran, melaksanakan pengambilalihan hak sewa Ruko, Kios, dan Stand dari penyewa yang menunggak pembayaran retribusi pasar.

 Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam pelaksanaan tugas operasi penertiban pasar.

21) Seksi Pendataan dan Pengembangan Pasar

Tugasnya adalah :

 Melaksanakan pendataan jumlah Ruko, Kios, dan Stand serta jumlah pedagang penyewa ruko, kios, dan stand di Pasar Daerah.

 Melaksanakan kegiatan dalam bidang kebersihan lingkungan pasar, perawatan bangunan pasar dan mencegah terjadinya gangguan keamanan, banjir, dan kebakaran.

Memberikan saran kepada Kepala Dinas tentang langkah-langkah yang akan dipertimbangkan untuk pengembangan pasar.

Daftar Pegawai

Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi

NO NAMA GOL JABATAN

1 Drs. H. Syamsul Rizal IV/c Kepala Dinas

2 Jefri Sembiring, SE, MM IV/a Sekretaris

3 Hj. Armawati Lubis III/d Kasubbag. Umum / Kepegawaian

4 Hj. Kemala Samita, SE III/c Kasubbag. Keuangan

5 Syafri Amri Siregar, SE.Ak III/b Staf

6 Siri Supriani, SE III/a Staf

7 Elfi Susianty, Amd II/c Staf

8 Yurlisna, Amd II/c Staf

9 Zuriah II/a Staf

10 Sri Muliyani II/a Staf

11 Diantri Suslawati II/a Staf

12 Ahmad Fauzi II/a Staf

13 Syafrizal Lubis II/a Staf

14 Machyuddin, SH IV/a Kabid. Pendapatan Retribusi Daerah

15 Mensen Manullang III/c Kasi Pemantauan dan Pendaftaran

16 Dapot Hasiholan III/c Kasi Penyusunan Program

17 Alfred L. Tobing, SH IV/a Kabid. Pendapatan Pajak Daerah

18 Siti Aminah, BA III/c Kasi Pengelolaan Data / Informasi

19 Sutan III/c Kasi Pemeriksaan

20 Riswan Saragih III/b Staf

21 Drs. Bambang Irianto IV/a Kabid Pendapatan Dana Bagi Hasil

22 Derisma Sinaga, SE III/b Kasi Restitusi / Pemindahbukuan

24 Amir III/a Staf

25 Nur Lina II/a Staf

26 Ali Usman Rangkuti III/d Kasi Penerimaan Lain-Lain

27 Zulfikar Faridah Hsb, SE III/b Kasi Penatausahaan Pendapatan Retribusi dan Pendapatan Lain-Lain

28 Sangkot Simbolon III/d Kabid Pasar

29 Hamidah Lubis, SH III/b Staf

30 Aker Girsang III/a Staf

31 Paham Harahap II/d Staf

32 Riza Ananta II/d Staf

33 Mingsan Lumbantobing II/a Staf

34 Siti Nurhayati II/a Staf UPDT Pasar

35 Kalvin Windarko Bangun II/a Staf UPDT Pasar

36 Khairuddin II/a Staf UPDT Pasar

37 Pangku Alam Siregar II/a Staf UPDT Pasar

38 Bahtiar Sinaga I/c Staf UPDT Pasar

39 Abdi Laia I/c Staf UPDT Pasar

40 Aris Pradana I/a Staf UPDT Pasar

BAB III

GAMBARAN DATA PAJAK HOTEL

A. Pengertian Pajak Hotel

Sebelum membahas mengenai gambaran pajak hotel, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu tentang defenisi pajak daerah.

Pungutan pajak daerah yang saat ini didasarkan pada Undang-Undang No. 18 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah menjadi Undang –Undang No.34 Tahun 2000, yaitu pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa mendapat imbalan secara langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggeraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

Pajak hotel merupakan salah satu pajak daerah berdasarkan Undang-Undang No. 34 Tahun 2000, yang merupakan perubahan dari Undang-undang No. 18 Tahun 1997. Adapun defenisi pajak hotel yang selanjutnya disebut pajak adalah pajak atas pelayanan hotel termasuk losmen, wisma, tempat kos, dan rumah penginapan lainnya. Mengenai pengertian hotel itu sendiri terdapat beberapa pengertian, yaitu :

a) SK Menhub No. PM 10-310 / Phb 77

Hotel adalah suatu usaha bentuk akomodasi yng dikelola secara komersial dengan menyediakan layanan penginapan serta makanan dan minuman.

b) Hotel Propietors Act, 1956

Hotel dapat diartikan sebagai suatu yang dikelola dengan menyediakan jasa pelayanan, yang mampu membayar pantas sesuai dengan fasilitas yang ditawarkan dengan tidak mempunyai perjanjian khusus.

c) Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi No. 10 Tahun 2001

Hotel adalah bangunan yang khusus disediakn bagi orang untuk dapat menginap / istirahat, memperoleh pelayanan, dan / atau fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran, temasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untu pertokoan dan perkantoran.

B. Ketentuan Perundang-Undangan Tentang Pajak Daerah Kota Tebing

Tinggi

Dalam rangka meningkatkan kemampuan keuangan daerah agar dapat melaksanakan otonomi daerah, pemerintah melakukan berbagai kebijakan perpajakan daerah, diantaranya adalah dengan menetapkan Undang-Undang No. 34 tahun 2000 tentang perubahan ats Undang-Undang No. 18 tahun 1997 tentang pajak daerah retribusi daerah. Pemberian kwenangan dalam pengenaan pajak dan retribusi daerah diharapkan dapat lebih mendorong pemerintah daerah agar terus berupaya untuk megumpulkan PAD, khususnya yang berasal dari pajak daerah dan retribusi daerah. Dan Undang-Undang tersebut didukung dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah

Dalam melaksanakan Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 2001 tersebut, Pemerintah Kota Tebing Tinggi diberi wewenang untuk membuat suatu peraturan daerah dalam rangka menggali sumber pemasukan daerah. Salah satunya adalah dengan mengeluarkan Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2001 Tentang Pajak Hotel.

Ketentuan Umum

1. Daerah adalah Kota Tebing Tinggi.

2. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Tebing Tinggi. 3. Kepala Daerah adalah Walikota Tebing Tinggi.

4. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang Perpajakan Daerah sesuai Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

5. Dinas Pendapatan Kota adalah Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi.

6. Pajak Hotel yang selanjutnya disebut pajak adalah pajak atas pelayanan hotel.

7. Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap / istirahat, memperoleh pelayanan, dan / atau fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran, temasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untu pertokoan dan perkantoran.

8. Pengusaha Hotel adalah perorangan atau badan yang menyelenggarkan usaha hotel untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya.

9. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah yang disingkat STPD adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan / atau pembayaran pajak yang terutang menurut Peraturan Perundang-undangan Pajak Daerah.

10.Surat Setoran Pajak Daerah yang disingkat SSPD adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pjak yang terutang ke kas daerah atau ke tempat lain yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.

11.Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yang disingkat SKPDKB adalah Surat Ketetapan Pajak yang menetukan besarnya jumlah pajak yang terutang, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah pajak yang masih haus dibayar. 12.Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan yang disingkat

SKPDKBT adalah Surat Ketetapan Pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.

13.Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar yang disingkat SKPDLB adalah Surat Ketetapan Pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau tidak seharusnya teutang,

14.Surat Tagihan Pajak Daerah yang disingkat STPD adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan / atau sanksi administrasi berupa bunga dan /

15.Badan adalah sekumpulan orang dan / atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha ataupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk apapun, firma kongsi koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau orgnisasi yang sejenisnya, lembaga, bentuk usaha tetap, dan bentuk badan lainnya.

16.Putusan Banding adalah putusan Badan Peradilan Pajak atas banding terhadap Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak.

17.Surat Ketetapan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatanterhadap Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, Surat Kettapan Pajak Daerah Nihil atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh Wajib Pajak.

18.Penyidikan Tindak Pidana dibidang Perpajakan Daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik pegawai negeri sipil, yang selanjutnya disebut penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang perpajakan daerah itu terjadi sreta menemukan tersangkanya.

C. Objek dan Subjek Pajak Hotel

1) Objek Pajak Hotel

Objek pajak hotel adalah setiap pelayanan yang disediakan oleh pembayaran di hotel. Adapun objek pajak sebagaimana yang dimaksud pada kalimat tersebut dan berdasarkan oleh Peraturan Daerah No. 10 tahun 2001 tentang pajak hotel adalah :

a. Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek antara lain motel, wisma pariwisata, pasenggrahan (hostel), losmen dan rumah penginapan termasuk rumah kost dengan jumlah kamar 10 (sepuluh) atau lebih yng menyediakan fasilitas seperti rumah penginapan.

b. Pelayanan penunjang seperti telepon, faksimili, fotocopy, pelayanan cuci setrika, taxi dan pengangkutan lainnya yng disediakan atau dikelola hotel. c. Fasilitas olah raga dan hiburan antara lain pusat kebugaran (fitness center),

kolam renang, tennis, golf, karaoke, pub, discotic yang disediakan atau dikelola oleh hotel.

d. Jasa persewaan ruangan untuk pertemuan di hotel. Dikecualikan dari Objek Pajak adalah :

a. Penyewaan rumah tau kamar, apartemen atau fasilitas tempat tinggal lainnya, yang tidak menyatu dengan hotel.

b. Pelayanan tinggal di asrama dan pondok pesantren.

c. Fasilitas olah raga dan hiburan yang disediakan oleh hotel yang dipergunakan oleh bukan tamu hotel dengan pembayaran.

d. Pertokoan, perkantoran, dan perbankan yang dipergunakan oleh umum di hotel.

e. Pelayanan perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel dan dapat dimanfaatkan oleh umum.

2) Subjek Pajak Hotel

Sesuai dengan Peraturan Daerah No.10 tahun 2001, yang dimaksud dengan subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan hotel.

D. Dasar Pengenaan Pajak Hotel

Berdasarkan Peraturan Daerah No. 10 tahun 2001 tentang pajak hotel, maka

Dokumen terkait