• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma Di Apotek Kimia Farma 29 Pematang Siantar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma Di Apotek Kimia Farma 29 Pematang Siantar"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

APOTEK KIMIA FARMA

di

Apotek Kimia Farma 29

Pematang Siantar

Disusun oleh:

Chairunnisya Arief, S.Farm 073202011

FAKULTAS FARMASI

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 29 PEMATANG SIANTAR

Disusun Oleh:

Chairunnisya Arief, S. Farm. 073202011

Disetujui Oleh: Pembimbing,

Drs. Yudo Cahyanta, Apt. Apoteker Pengelola Apotek Kimia Farma 29 Pematang Siantar

(3)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Praktek Kerja Profesi dan penyusunan Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Kimia Farma 29 Pematang Siantar.

Penulis mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang tak terhingga atas segala bimbingan dan arahan selama melakukan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma 29 Pematang Siantar. Penghargaan ini dipersembahkan kepada :

1. Bapak Hendra Farma Johar, M.Si., Apt., selaku Manager Bisnis PT. Kimia Farma Apotek Medan, yang telah berkenan memberikan fasilitas kepada penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja Profesi, dan Bapak Drs. Yudo Cahyanta, Apt., selaku pembimbing dan Apoteker Pengelola Apotek di Apotek Kimia Farma 29 Pematang Siantar, serta seluruh staf karyawan Apotek Kimia Farma 29 Pematang Siantar yang telah memberi petunjuk dan bantuan selama melaksanakan Praktek Kerja Profesi.

(4)

Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT membalas budi baik Bapak dan Ibu, serta laporan ini dapat menjadi kontribusi yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang farmasi.

Medan, Juni 2008

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

(6)
(7)

IV KONSULTASI DAN KONSELING... 24

V PEMBAHASAN... 29

VI KESIMPULAN DAN SARAN... 31

6.1 Kesimpulan ... 31

6.2 Saran... 31

DAFTAR PUSTAKA... 32

(8)

RINGKASAN

Penulis melakukan Praktek Kerja Profesi (PKP) Apotek BUMN di Apotek Kimia Farma 29 Pematang Siantar, Jalan Sutomo No. 63 Pematang Siantar pada tanggal 26 Mei 2008 sampai 19 Juni 2008.

PKP ini bertujuan agar calon apoteker dapat melihat dan mengetahui secara langsung pengelolaan Apotek Kimia Farma baik dalam bidang manajemen maupun dalam hal pelayanan kefarmasian.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada PKP ini adalah mempelajari manajemen apotek, melakukan pelayanan resep dan swamedikasi. Dari hasil pelayanan resep dan swamedikasi, maka pada laporan ini diangkat 5 kasus untuk pelayanan resep dan 10 kasus swamedikasi.

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT. Kimia Farma Tbk. adalah perusahaan publik sekaligus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berkomitmen penuh untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu kebutuhan sekaligus kewajiban sebagaimana diamanatkan Undang-undang No. 19 tahun 2003 tentang BUMN.

PT. Kimia Farma Tbk. merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir, yaitu: industri, marketing, distribusi, ritel, laboratorium klinik dan klinik kesehatan.

PT. Kimia Farma Apotek, adalah anak perusahaan yang dibentuk oleh PT. Kimia Farma untuk mengelola apotek-apotek milik perusahaan yang ada. Apotek Kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep dokter dan menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter dan pelayanan OTC (swalayan) serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia Farma dipimpin oleh tenaga Apoteker yang bekerja full timer sehingga dapat melayani informasi obat dengan baik.

(10)

calon apoteker untuk mengetahui pengelolaan suatu apotek BUMN yaitu apotek Kimia Farma dan pelaksanaan pengabdian profesi apoteker khususnya di apotek tersebut.

1.2 Tujuan

• Memahami manajemen PT. Kimia Farma Apotek.

• Mengetahui pelaksanaan pelayanan kefarmasian khususnya konsultasi dan

(11)

BAB II

TINJAUAN UMUM APOTEK

2.1 Aspek Administrasi dan Perundang-undangan Pendirian Apotek

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1027/Menkes/SK/IX/2004, apotek adalah tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.

Sebelum suatu apotek didirikan harus terlebih dahulu dilakukan studi kelayakan. Studi kelayakan adalah suatu kajian yang dilakukan secara menyeluruh mengenai suatu usaha dalam proses pengambilan keputusan yang mengandung resiko yang belum jelas. Studi kelayakan suatu apotek hanya berfungsi sebagai pedoman atau landasan pelaksanaan pekerjaan, karena dibuat berdasarkan data-data dari berbagai sumber yang dianalisis dari banyak aspek.

Tingkat keberhasilan pendirian sebuah apotek dapat dipengaruhi oleh: 1. Kemampuan sumber daya internal (kecakapan manajemen, kualitas pelayanan,

produk yang dijual, dan kualitas karyawan).

2. Lingkungan eksternal yang tidak dapat dipastikan (pertumbuhan pasar, pesaing, pemasok, dan perubahan peraturan).

(12)

Analisis Manajemen

Penilaian terhadap aspek manajemen meliputi:

- Strategi manajemen mengenai visi, misi, program kerja dan standar prosedur operasional suatu kegiatan.

- Bentuk dan tata letak bangunan. - Jenis produk yang akan dijual. Analisis Pasar

Dalam menilai aspek pasar hal yang harus diperhatikan adalah potensi pasar yaitu sejumlah pembeli yang memiliki uang dan keinginan untuk membelanjakannya. Kemudian adalah target pasar yaitu jenis konsumen tertentu yang akan dilayani atau yang akan menjadi sasaran pemasaran.

Dalam suatu studi kelayakan, pemilihan target pasar akan mempengaruhi penyiapan pemilihan produk, pemilihan lokasi apotek, desain interior dan exterior gedung, penampilan karyawan dan kualitas pelayanan (Umar, 2004)

(13)

Analisis Teknis

Hal penting yang menjadi pertimbangan pada penilaian aspek teknis antara lain adalah mengenai lokasi dan lingkungan sekitarnya yang meliputi jarak lokasi dengan supplier harus relatif dekat dan mudah dicapai, jarak lokasi dengan domisili konsumennya harus relatif dekat dan mudah dicapai dengan berbagai macam jenis alat transportasi, bentuk dan luas lahan (bangunan), kenyamanan dan keamanan daerah tersebut, serta prospek pertumbuhan pasarnya harus relatif cepat dan besar.

Analisis Keuangan

Pertimbangan dalam menilai aspek keuangan meliputi: a. Modal minimal

Modal minimal adalah modal minimum yang diperlukan untuk pengadaan sarana dan prasarana sebagai syarat untuk diperolehnya izin apotek. Modal minimal digunakan untuk tujuan pengadaan aktiva tetap, aktiva lancar, biaya awal yang dibutuhkan untuk pendirian dan kas yang berupa uang kontan baik di tangan maupun di bank dalam bentuk rekening yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan. b. Sumber modal, dapat diperoleh dari:

1. Modal sendiri yaitu modal yang tidak mempunyai jangka waktu pengembalian, misalnya modal milik apoteker sendiri atau keluarga.

(14)

kredit ini antara lain adalah bank, teman sejawat, PBF yang umumnya berupa sediaan farmasi bersifat fast moving.

Berdasarkan pada penggunaannya, modal dapat dibagi atas:

1. Modal tetap (aktiva tetap), yaitu modal yang keadaannya relatif tetap misalnya gedung, tanah, mesin-mesin, kendaraan.

2. Modal lancar (aktiva lancar) yaitu modal yang sewaktu-waktu dapat berubah misalnya uang tunai (kas/bank), piutang, barang dagangan, uang muka (Umar, 2004).

Perubahan tata cara dalam mengurus Surat Izin Apotek ditetapkan oleh Kepmenkes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan Permenkes RI No. 922/Menkes/Per/X/1993 mengenai Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Dengan demikian, maka tata cara mengurus izin apotek saat ini adalah:

• Yang berwenang memberi izin SIA adalah Kadinkes Kabupaten/ Kota.

• Yang berhak memperoleh izin adalah Apoteker.

2.2 Aspek Manajerial

2.2.1 Administrasi

2.2.1.1 Administrasi pembukuan

Administrasi pembukuan di apotek meliputi: 1. Administrasi umum

(15)

2. Administrasi pelayanan

Pengarsipan resep, pengarsipan catatan pengobatan pasien, pengarsipan hasil monitoring penggunaan obat (Kepmenkes RI No. 1027/MENKES/SK/IX/2004).

2.2.1.2 Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah suatu proses pencatatan, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi keuangan yang dibuat dalam berbagai bentuk antara lain berupa laporan laba rugi, aliran kas (cash flow) dan neraca.

Laporan laba rugi adalah laporan akuntansi keuangan yang menggambarkan tentang jumlah penjualan, biaya variabel, biaya tetap, dan laba.

Laporan aliran kas dibuat untuk menggambarkan tentang perkiraan rencana jumlah penerimaan dan jumlah pengeluaran uang kas apotek selama periode waktu tertentu. Unsur-unsur yang terdapat pada laporan aliran kas adalah saldo awal, penerimaan kas dari hasil operasi dan investasi, pengeluaran kas dari kegiatan operasi dan investasi, dan saldo akhir.

Neraca adalah laporan akuntansi keuangan yang menggambarkan tentang kondisi harta (aktiva), hutang (pasiva) dan modal sendiri (ekuity) yang dimiliki apotek pada tanggal tertentu.

2.2.1.3 Pengelolaan Resep

(16)

2.2.2 Pengelolaan Perbekalan Farmasi

Pengelolaan persediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya dilakukan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.

2.2.2.1 Perencanaan pengadaan

Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi perlu diperhatikan:

a. Pola penyakit.

b. Kemampuan masyarakat.

c. Budaya masyarakat (Kepmenkes No. 1027/MENKES/SK/IX/2004). Perencanaan pengadaan memberi gambaran pada bagian pembelian dan perencana mengenai berapa banyak uang yang harus dihabiskan pada beberapa bagian dari kategori barang dagangan dalam setiap bulannya sehingga prediksi penjualan dan prediksi objek keuangan lain dapat terpenuhi.

Bagian perencanaan pengadaan membagi seluruh rencana keuangan ke dalam berapa banyak item yang dibeli dan bagaimana sistem yang digunakan untuk perencanaan barang dagangan dan keberagamannya (Utami, 2006).

Faktor-faktor yang harus diperhatikan pada pembelian barang yaitu: a. Kondisi keuangan

Kondisi likuiditas keuangan yang baik, selalu tepat waktu membayar hutang, memberikan peluang untuk memperoleh diskon yang lebih besar.

b. Jenis sediaan farmasi yang dibutuhkan.

(17)

pada kondisi pemukiman di sekitar lokasi apotek dan obat-obat bebas yang sering diiklankan di media elektronik.

c. Untuk menentukan jumlah yang harus dibeli, ditentukan berdasarkan data historis jumlah sediaan farmasi yang dibutuhkan, kebutuhan apotek setiap bulan, kondisi diskon, dan ukuran gudang.

d. Jarak apotek dengan pemasok.

Jarak apotek yang jauh dari supplier, lamanya waktu pengiriman dan resiko kehabisan barang dapat dijadikan dasar dalam menentukan jumlah pembelian.

e. Kondisi sosial politik

Kondisi sosial politik yang tidak stabil dapat menyebabkan turunnya nilai uang, oleh karena itu membeli dalam jumlah besar dapat dipertimbangkan.

f. Kondisi gudang

Pembelian barang harus disesuaikan dengan kapasitas gudang dan sarana tempat penyimpanan obat seperti lemari pendingin.

g. Tanggal daluarsa

Batas tanggal daluarsa yang pendek memiliki resiko kerugian barang rusak yang tinggi. Oleh sebab itu harus ada garansi dari supplier tentang batas maksimal daluarsa (paling lambat) daluarsa, misalnya paling lambat 6 bulan sebelum batas tanggal daluarsa, dapat ditukar dengan obat yang baru (Umar, 2004).

2.2.2.2 Cara Pemesanan/pengadaan

(18)

Pada saat menerima barang, petugas memeriksa dan menerima fisik barang dari supplier sesuai dengan Surat Pesanan dan faktur barang. Kemudian membuat tanda terima barang di faktur (stempel dan tanda tangan) berdasarkan fisik barang yang diterima. Petugas pembelian memeriksa jumlah, jenis, harga dan diskon serta masa pembayaran hasil negosiasi dengan supplier. Lalu mengirimkan seluruh faktur pembelian barang yang telah diperiksa ke fungsi Tata Usaha (Umar,2004).

2.2.2.3 Penyimpanan/pergudangan

Obat / bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru, wadah sekurang-kurangnya memuat nomor batch dan tanggal kadaluarsa.

Semua obat dan bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai, layak dan menjamin kestabilan obat/bahan obat tersebut.

2.2.2.4 Penjualan

Penjualan atau pengeluaran obat memakai sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expire First Out) (Kepmenkes No. 1027/MENKES/SK/IX/2004).

(19)

Tata cara penataan perbekalan farmasi (obat) di apotek dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:

a. Di ruang peracikan atau penyiapan obat (ethical counter)

Dalam menata perbekalan farmasi di ethical counter perlu diperhatikan peraturan yang berlaku yaitu obat-obat golongan narkotika dan psikotropika harus dipisahkan dan disimpan pada lemari tersendiri, sedangkan untuk obat ethical lainnya disimpan dalam lemari yang didesain khusus sehingga dapat memberikan kemudahan dan kecepatan kepada petugas dalam menyiapkan obat yang dibutuhkan konsumen.

b. Di ruang penjualan obat bebas (OTC counter)

Dalam menata perbekalan farmasi di OTC counter yang perlu diperhatikan antara lain adalah estetika yaitu seni keindahan dalam menata dan mendesain rak atau lemari obat bebas, bebas terbatas (OTC) agar dapat menimbulkan rasa ingin tahu dan membeli bagi setiap konsumen yang datang ke apotek. Lay out juga harus diperhatikan yaitu tata letak, susunan barang yang dapat memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi konsumen dalam memperoleh obat yang dibutuhkan (Umar, 2004).

2.2.2.5 Laporan Pemakaian Narkotika / Psikotropika

(20)

Laporan-laporan ini ditandatangani oleh APA lalu diberi stempel apotek, difoto kopi rangkap 4, 1 lembar untuk pertinggal. Laporan ini ditujukan kepada:

a. Kepala Kantor Dinas Kesehatan Kota Medan. b. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. c. Kepala Balai Besar POM Medan.

2.2.2.6 Pengelolaan Obat Rusak dan Kadaluarsa

Obat rusak atau kadaluarsa dapat dimusnahkan dengan cara: membuat berita yang ditandatangani oleh saksi dari pemerintah (balai POM atau Dinkes) dan dilaporkan kepada Direktorat Jenderal pengawasan Obat dan Makanan dengan tembusan kepala Dinas Kesehatan Dati II (Umar, 2004).

2.2.3 Pengelolaan Sumber Daya Manusia

(21)

2.3 Aspek Pelayanan Kefarmasian (Pharmaceutical Care)

2.3.1 Pelayanan resep

Skrining resep

Apoteker melakukan skrining resep yang meliputi persyaratan administrasi, kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis. Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan.

Penyiapan obat

Penyiapan obat meliputi peracikan, etiket, kemasan obat yang diserahkan, penyerahan obat, informasi obat, konseling, dan monitoring penggunaan obat.

Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien.

Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah dimengerti, etis dan bijaksana kepada pasien. Informasi obat kepada pasien sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi.

(22)

Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus melaksanakan pemantauan (monitoring) penggunaan obat terutama untuk pasien tertentu seperti TBC, diabetes, kardiovaskular dan penyakit kronis lainnya.

2.3.2 Promosi dan Edukasi

Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, apoteker harus berpartisipasi secara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu memberikan informasi, antara lain dengan penyebaran brosur, poster, penyuluhan, dan lain-lainnya.

2.3.3 Pelayanan residensial (Home Care)

(23)

BAB III

TINJAUAN KHUSUS APOTEK KIMIA FARMA

3.3 Sejarah Kimia Farma

Kimia Farma merupakan pioneer dalam industri farmasi Indonesia. Cikal bakal perusahaan dapat dirunut balik ke tahun 1917, ketika NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co, perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur didirikan. Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi bekas perusahaan-perusahaan Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi Bhinneka Kimia Farma (PNF). Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk hukumnya diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT), menjadi PT. Kimia Farma (Persero). Sejak tanggal 4 Juli 2001, Kimia Farma tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187 tahun dan nama yang identik dengan mutu, saat ini Kimia Farma telah berkembang menjadi sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang memainkan peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat.

3.2 Bisnis Kimia Farma

3.2.1 Holding

PT. Kimia Farma Tbk

(24)

Visi : Menjadi perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang berdaya saing global.

Misi : 1. Menyediakan produk dan jasa pelayanan kesehatan yang unggul untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan meningkatkan mutu kehidupan.

2. Mengembangkan bisnis pelayanan kesehatan untuk meningkatkan nilai perusahaan bagi pemegang saham, karyawan, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan, tanpa meninggalkan prinsip-prinsip pengelolaan usaha yang baik. 3. Meningkatkan kompetensi dan komitmen sumber daya

manusia untuk guna pengembangan perusahaan serta dapat berperan aktif dalam pengembangan industri farmasi nasional. Sebagai perusahaan publik sekaligus Badan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kimia Farma berkomitmen penuh untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu kebutuhan sekaligus kewajiban sebagaimana diamanatkan Undang-Undang No. 19/2003 tentang BUMN.

PT. Kimia Farma Tbk, merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir yaitu: industri, marketing, ritel, laboratorium klinik dan klinik kesehatan.

(25)

Sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya Kimia Farma berkomitmen untuk memastikan pasokan obat generik yang tetap ke pasar dalam negeri sesuai dengan misi perusahaan.

Budaya perusahaan mengandung tiga nilai utama : 1. Profesionalisme

Profesionalisme merupakan nilai intelektual yang terwujud dalam bekerja lebih giat, cerdik dan kreatif serta jeli mengamati dan memanfaatkan peluang bisnis. Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk diterapkan secara profesional dalam melaksanakan tugas menjadi komitmen untuk mencapai hasil tersebut.

2. Integritas

Totalitas dalam berkarya adalah budaya kerja kami, integritas merupakan nilai spiritual yang mempunyai makna kepercayaan, menekankan integritas sebagai landasan utama dalam menerapkan totalitas kerja dengan didukung ketulusan hati dan semangat untuk mempersembahkan yang terbaik bagi kesehatan masyarakat.

3. Kerja Sama

(26)

3.2.2 Anak Perusahaan

3.2.2.1 PT. Kimia Farma Trading and Distribution

Dibentuk : 4 Januari 2003

Jalur usaha : Distribusi Obat dan Alat Kesehatan

PT. Kimia Farma Trading & Distribution, yang memiliki 40 cabang yang mendistribusikan obat-obatan dan alat-alat kesehatan yang diproduksi sendiri maupun yang diproduksi oleh pihak ketiga dengan berpegang pada prinsip untuk memenuhi kepuasan dan kebutuhan pelanggannya.

Dalam operasionalnya didukung dengan fasilitas pergudangan yang besar dan peralatan yang efisien serta armada transportasi yang terintegrasi dengan sistem informasi untuk mendukung kelancaran pengiriman barang ke seluruh Indonesia.

3.2.2.2 P.T. Kimia Farma Apotek

Dibentuk : 4 Januari 2003 Jalur Usaha : Farmasi

P.T. Kimia Farma Apotek adalah anak perusahaan yang dibentuk oleh Kimia Farma untuk mengelola apotek-apotek milik perusahaan yang ada, dalam upaya meningkatkan kontribusi penjualan untuk memperbesar penjualan konsolidasi PT. Kimia Farma Tbk.

PT. Kimia Farma Apotek mengelola sebanyak 340 Apotek yang tersebar diseluruh tanah air, yang memimpin pasar dibidang perapotekan dengan penguasaan pasar sebesar 19% dari total penjualan apotek di seluruh Indonesia.

(27)

pelayanan OTC (swalayan) serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia Farma dipimpin oleh tenaga Apoteker yang bekerja full timer sehingga dapat melayani informasi obat dengan baik.

Penambahan jumlah apotek merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam memanfaatkan momentum pasar bebas AFTA, dimana pihak yang memiliki jaringan luas seperti Kimia Farma akan diuntungkan.

3.4 PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Manager Medan

PT. Kimia Farma Apotek bergerak di bidang ritel farmasi dan jasa layanan kesehatan. Fokus utama layanan PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Manajer Medan meliputi:

• Apotek.

• Klinik umum/gigi, spesialis.

• Laboratorium klinik.

• Optik.

• Praktek dokter bersama.

Apotek Kimia Farma Medan memiliki 23 store yang tersebar diseluruh Sumatera Utara yaitu :

1. Kimia Farma Pelengkap No. 2 Rumah Sakit Inalum

2. Kimia Farma Pelengkap No. 14 Rumah Sakit Pirngadi Medan 3. Kimia Farma 27 Palang Merah (Pusat)

4. Kimia Farma 28 Belawan

(28)

7. Kimia Farma 39 Sei Sikambing Medan 8. Kimia Farma 41 Kabanjahe

9. Kimia Farma Pelengkap No. 54 Rumah Sakit Rantau Prapat 10. Kimia Farma 84 Tanjung Balai

11. Kimia Farma 85 Pematang Siantar 2 12. Kimia Farma 90 Kisaran

13. Kimia Farma 106 Aksara Medan

14. Kimia Farma 107 Gatot Subroto 72 C Medan 15. Kimia Farma 160 Setia Budi Medan

16. Kimia Farma 162 Pematang Siantar 3 17. Kimia Farma 255 Sisingamangaraja Medan 18. Kimia Farma Basri Medan

19. Kimia Farma Pelengkap No. 41 Rumah Sakit Tebing Tinggi. 20. Kimia Farma Namso Pematang Siantar 4.

21. Kimia Farma 312 Rantau Prapat. 22. Kimia Farma 313 Padang Sidimpuan. 23. Kimia Farma 314 Binjai.

3.5Apotek Kimia Farma 29 Pematang Siantar

3.5.2 Lokasi Apotek

(29)

Apotek kimia farma 29 ini merupakan apotek pelayanan, pengelolaannya dipimpin oleh seorang apoteker dan karyawan yang terdiri dari asisten apoteker dan non asisten apoteker.

3.4.2 Pengadaan Perbekalan Farmasi dan Kelengkapan Produk

3.4.2.1 Pembuatan Buku Defekta Barang

Pembuatan buku defekta barang dilakukan sebagai berikut: setiap hari petugas memeriksa barang yang kosong atau hampir habis, lalu melakukan pencatatan dalam buku defekta meliputi nama barang, dosis, satuan, dan jumlah yang dibutuhkan, kemudian menyerahkan buku defekta ke petugas pembelian.

1.1.1.1Perencanaan Pembelian

Perencanaan pembelian dilakukan seminggu dua kali, kecuali barang-barang yang dibeli secara mendesak karena adanya permintaan pasien. Perencanaan pembelian dilakukan sebagai berikut: petugas pengadaan menerima informasi mengenai kebutuhan perbekalan farmasi melalui defekta barang, kemudian petugas menetapkan jumlah barang yang akan dibeli berdasarkan defekta dengan memperhatikan jumlah kebutuhan per bulan.

1.1.1.2Prosedur Pembelian

(30)

kepada masing-masing Apotek Kimia Farma, dan barang diterima dan dicocokkan oleh petugas Kimia Farma.

1.1.1.3Prosedur Penerimaan Barang

Penerimaan barang di Apotek Kimia Farma 29 Pematang Siantar dilakukan sebagai berikut: petugas menerima barang dari pemasok disertai dengan Surat Pengantar Barang/Faktur (SPB/F), petugas memeriksa kesesuaian permintaan barang yang ada di SP dan SPB/F, petugas menandatangani dan membubuhkan stempel Kimia Farma pada faktur asli. Faktur asli diserahkan kepada pemasok dan fotokopi faktur sebagai pertinggal, kemudian petugas memberikan nomor urut barang, lalu petugas mencatat barang masuk pada kartu stok masing-masing barang.

3.4.2.5 Penyimpanan

Penyimpanan dapat dilakukan di etalase atau ruang peracikan. Penyimpanan perbekalan farmasi di Apotek Kimia Farma 29 Pematang Siantar dilakukan berdasarkan bentuk sediaan dan efek farmokologinya yang disusun menurut abjad dengan menggunakan prinsip FIFO (first in first out), yaitu obat yang lebih awal masuk dikeluarkan lebih dahulu.

Untuk obat generik penyimpanannya disusun berdasarkan abjad. Untuk obat golongan narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus. Obat-obat yang penyimpanannya harus dibawah suhu kamar, disimpan dalam lemari pendingin.

2.1.3 Pelayanan

(31)
(32)

BAB IV

KONSULTASI DAN KONSELING

Konseling merupakan tambahan baru di area profesi pelayanan kemanusiaan, dan nilai penting serta tempatnya dalam kultur kontemporer masih terus berkembang. Kata “konseling” mencakup bekerja dengan banyak orang dan hubungan yang mungkin saja bersifat pengembangan diri, dukungan terhadap krisis, psikoterapis, bimbingan atau pemecahan masalah. Tugas konseling adalah memberikan kesempatan kepada “klien” untuk mengeksplorasi, menemukan, dan menjelaskan cara hidup lebih memuaskan dan cerdas dalam menghadapi sesuatu. Konseling mengindikasikan hubungan professional antara konselor terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individu ke individu, walaupun terkadang melibatkan lebih dari satu orang. Konseling didesain untuk menolong klien untuk memahami dan menjelaskan pandangan mereka terhadap kehidupan dan untuk membantu mencapai tujuan penentuan diri mereka melalui pilihan yang telah diinformasikan dengan baik serta bermakna bagi mereka dan melalui pemecahan masalah emosional atau karakter interpersonal (John McLeod, 2003).

(33)

Tipe-tipe Konseling yaitu: a. Konseling krisis

Krisis dapat diartikan sebagai suatu keadaan disorganisasi menghadapi frustasi dalam upaya mencapai tujuan penting hidupnya atau mengalami gangguan dalam perjalanan hidup dan hal ini ditanggapi dengan stress. Berdasarkan situasi ini, konselor perlu menerima situasi dan menciptakan keseimbangan pribadi dan penguasaan diri.

b. Konseling fasilitatif

Konseling fasilitatif, adalah proses membantu klien menjadikan jelas permasalahannya, selanjutnya bantuan dalam pemahaman dan penerimaan diri, penemuan rencana tindakan dalam mengatasi masalah, dan akhirnya melaksanakan semua itu atas tanggung jawab sendiri.

a. Konseling preventif

Dalam konseling preventif, konselor dapat menyajikan informasi kepada suatu kelompok atau membantu individu-individu mengarah ke program-program relevan baginya.

d. Konseling developmental

Konseling developmental merupakan suatu proses berkelanjutan dimana klien mencapai pertumbuhan pribadi yang positip dalam pelbagai tahap kehidupan mereka. Klien dapat mencapai pemahaman diri, peningkatan ketrampilan membuat keputusan, dan mengubah tingkah laku ke positip melalui konseling developmental (Mappiare, 2002).

(34)

lain bila terjadi interaksi antara individu dengan individu lain, maka disana akan terjadi hubungan yang membantu. Hubungan yang membantu dan hubungan konseling adalah sama. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan, mengembangkan, dan membantu individu yang membutuhkannya.

Dalam dunia kesehatan, relasi paramedis–pasien seharusnya merupakan hubungan yang membantu (helping relationship). Artinya sebagai tenaga profesional di bidang kesehatan, paramedis membantu pasien dengan hati yang ikhlas. Masalah yang dihadapi paramedis bukan soal profesinya, akan tetapi bagaimana cara (teknik) berkomunikasi yang dapat mempercepat kesembuhan dan perkembangan pasien. Cara komunikasi yang dimaksud adalah dialog dua arah bukan hanya dialog yang searah berupa instruksi, akan tetapi dialog yang membuat pasien menyatakan semua keinginan, keluhan, kecemasan, dan sebagainya. Kemudian ditanggapi dengan positif, ramah, bersahabat oleh paramedis. Semua teknik berkomunikasi itu terdapat dalam hubungan konseling.

Ada beberapa hal yang perlu dipelihara dalam hubungan konseling yakni: 1. Kehangatan, artinya konselor membuat situasi hubungan konseling itu

demikian hangat. Kehangatan disebabkan adanya rasa bersahabat, tidak formal, serta membangkitkan semangat dan rasa humor.

2. Hubungan yang empati, yaitu konselor merasakan apa yang dirasakan klien, dan memahami akan keadaan diri serta masalah yang dihadapinya.

(35)

Dalam pelaksanaan teknik konseling diperlukan sifat-sifat konselor sebagai berikut:

Acceptance artinya konselor menerima klien sebagaimana adanya dengan

segala masalahnya. Jadi, sikap konselor adalah menerima secara netral.

Congruence artinya karakteristik konselor adalah terpadu, sesuai kata

dengan perbuatan, dan konsisten.

Understanding artinya konselor harus dapat secara akurat dan memahami

secara empati dunia klien sebagaimana dilihat dari dalam diri klien itu.

Nonjudgmental artinya tidak memberi penilaian terhadap klien, akan tetapi

konselor selalu objektif.

Secara umum proses konseling dibagi atas tiga tahapan: 1. Tahap awal konseling

Tahap ini terjadi sejak klien menemui konselor hingga berjalan proses konseling sampai konselor dan klien menemukan definisi masalah klien atas dasar isu, kepedulian atau masalah klien.

Adapun proses konseling tahap awal dilakukan konselor adalah sebagai berikut:

• Membangun hubungan konseling yang melibatkan klien.

• Memperjelas dan mendefinisikan masalah.

• Membuat penaksiran dan penjajakan.

• Menegosiasi kontrak.

2. Tahap Pertengahan (Tahap Kerja)

(36)

bantuan apa yang akan diberikan berdasarkan penilaian kembali apa-apa yang telah dijelajah tentang masalah klien.

Adapun tujuan-tujuan tahap pertengahan ini yaitu:

• Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah, isu, dan kepedulian klien lebih

jauh.

• Menjaga agar hubungan konseling selalu terpelihara.

• Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak.

3. Tahap Akhir Konseling (Tahap Tindakan)

Tujuan-tujuan tahap akhir ini adalah sebagai berikut:

• Memutuskan perubahan sikap dan prilaku yang memadai.

• Terjadinya transfer learning pada diri klien.

Klien belajar dari proses konseling yang membuatnya terbuka untuk mengubah perilakunya di luar proses konseling. Artinya klien mengambil makna dari hubungan konseling untuk kebutuhan akan suatu perubahan.

• Melaksanakan perubahan perilaku.

Pada akhir konseling klien sadar akan perubahan sikap dan perilakunya.

• Mengakhiri hubungan konseling.

(37)

BAB V

PEMBAHASAN

Manajemen Apotek Kimia Farma 29 Pematang Siantar ini sudah baik. Dari segi manajemen operasional, apotek ini telah mampu menyediakan produk yang sesuai dengan target pasarnya, dan juga telah melaksanakan pelayanan kefarmasian. Dari segi manajemen keuangan semuanya telah berjalan rapi dan teratur. Hasil penjualan Apotek ini selanjutnya akan dilaporkan ke Bisnis Manajer yang berada di Apotek Kimia Farma 27 Jalan Palang Merah Medan. Manajemen sumber daya manusianya juga sudah cukup baik, dimana apotek ini dipimpin oleh seorang Apoteker Pengelola Apotek yang profesional dan dibantu oleh para karyawan yang berpengalaman di bidangnya masing-masing.

Pelayanan yang diberikan oleh apotek ini sudah cukup baik, yaitu memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan ramah kepada pasien. Pelayanan yang dilakukan apotek ini terdiri dari pelayanan resep, obat bebas, obat wajib apotek dan alat-alat kesehatan. Konseling dan pelayanan informasi obat dilakukan oleh Apoteker Pengelola Apotek dan Asisten Apoteker yang telah berpengalaman. Pelayanan konseling dilakukan secara sederhana karena belum tersedianya ruangan tertutup untuk konseling di apotek ini.

(38)
(39)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Manajemen Apotek Kimia Farma 29 Pematang Siantar sudah baik. 2. Konseling dan pelayanan informasi obat di Apotek Kimia Farma 29

Pematang Siantar sudah terlaksana tetapi belum maksimal.

6.2 Saran

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

Depkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek.

Mappiare, A. (2002). Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Edisi I. Cetakan 3. Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo Persada.

McLeod, John. (2003). Pengantar Konseling : Teori dan Studi Kasus. Cetakan pertama. Edisi ke-3. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Umar, M. (2004). Manajemen Apotek Praktis. Cetakan I. Solo: Penerbit Ar- Rahman.

Utami, C.W. (2006). Manajemen Ritel: Strategi dan Implementasi Ritel Modern. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Willis, S. S. (2004). Konseling Individual Teori dan Praktek. Cetakan Kesatu. Bandung: Penerbit Alfabeta.

(41)

PELAYANAN RESEP DAN SWAMEDIKASI

Pelayanan Resep

(42)

1. Resep

Dr. Edison Sitanggang, Sp.P (Spesialis Penyakit Paru) R/ Sohopect Forte fl I

S 3 dd cth I R/ Biostatik 150 mg XV

S 2 dd I pc R/ Asthin Force VI

S 1 dd I

Pro : Jesman Sitohang Umur : Dewasa

1. Kasus

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep diatas dan dari hasil konseling dengan pasien dapat diketahui bahwa pasien menderita penyakit saluran nafas.

2. Three Prime Questions

• Penjelasan dokter tentang Obat : Obat ini untuk mengobati penyakit

saluran nafas.

• Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : Tidak ada.

• Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat : Setelah rutin

(43)

3. Spesialite Obat pada Resep

5. Pelayanan Informasi Obat

Sohopect forte®

Kegunaan :Memperlancar pengeluaran sekresi yang kental dan lengket di dalam saluran pernafasan.

Bentuk sediaan : Sirup

Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 sendok teh Hal-hal yang perlu diinformasikan :

• Obat disimpan di tempat yang sejuk, kering, terhindar dari cahaya

matahari langsung dan jauh dari jangkauan anak-anak.

(44)

Biostatik®

Kegunaan : Antibiotika

Bentuk sediaan : Tablet salut selaput Cara Pemakaian : 2 kali sehari 1 tablet Hal-hal yang perlu diinformasikan :

• Obat diminum sesudah makan.

• Obat disimpan di tempat yang sejuk, kering, terhindar dari cahaya

matahari langsung dan jauh dari jangkauan anak-anak. Asthin Force®

Kegunaan : Antioksidan Bentuk sediaan : Kapsul

Cara Pemakaian : 1 kali sehari 1 kapsul Hal-hal yang perlu diinformasikan :

• Obat disimpan di tempat yang sejuk, kering, terhindar dari cahaya

(45)
(46)

1. Resep

Dr. Fitrianti, SpOG (Ahli Kebidanan dan Penyakit Kandungan) R/ Anvomer B6 tb XXX

Berdasarkan indikasi obat yang ada pada resep diatas dan dari hasil konseling dengan pasien dapat diketahui bahwa pasien sedang hamil.

3. Three Prime Questions

• Penjelasan dokter tentang Obat: Obat ini untuk ibu hamil.

• Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : Tidak ada.

• Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat : Tidak ada.

4. Spesialite Obat pada Resep

No. Nama Obat Komposisi Produk

(47)

2. Folamil ®

5. Pelayanan Informasi Obat

Anvomer B6®

Kegunaan : Untuk mencegah muntah-muntah pada masa kehamilan. Bentuk Sediaan : Tablet salut gula

Cara Pemakaian : 1 kali sehari 1 tablet Hal-hal yang harus di informasikan :

• Selama menggunakan obat ini jangan mengendarai kendaraan bermotor.

• Obat ini dapat menyebabkan mengantuk.

• Obat disimpan di tempat yang sejuk, kering, terhindar dari cahaya

matahari langsung dan jauh dari jangkauan anak-anak. Folamil®

Kegunaan : Nutrisi selama masa kehamilan. Bentuk Sediaan : Tablet

(48)

Hal-hal yang harus di informasikan :

• Obat disimpan di tempat yang sejuk, kering, terhindar dari cahaya

(49)
(50)

1. Resep

Dr. Edison Sitanggang, Sp.P (Spesialis Penyakit Paru) R/ Levofloxacin 500 mg X

S 1 dd I pc R/ Imboost Force X

S 1 dd I pc R/ Vectrin Syr fl II S 3 dd cth 2 Pro : Daulat Simbolon Umur : Dewasa

2. Kasus

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep diatas dan dari hasil konseling pasien maka dapat diketahui bahwa obat-obat tersebut diindikasikan untuk pengobatan penyakit saluran pernafasan yang diderita oleh pasien.

3. Three Prime Questions

• Penjelasan dokter tentang Obat: Obat ini digunakan untuk mengobati

penyakit saluran pernafasan.

• Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : Tidak ada.

(51)

4. Spesialite Obat pada Resep

5. Pelayanan Informasi Obat

Levofloxacin®

Kegunaan : Antibiotika

Bentuk sediaan : Tablet salut selaput Cara Pemakaian : 1 kali sehari 1 tablet Hal-hal yang perlu diinformasikan :

(52)

• Obat disimpan di tempat yang sejuk, kering dan jauh dari jangkauan

anak-anak.

Imboost Force®

Kegunaan : Meningkatkan sistem kekebalan tubuh terutama sebagai terapi penunjang infeksi saluran nafas yang berat dan akut Bentuk sediaan : Kaplet

Cara Pemakaian : 1 kali sehari 1 kaplet Hal-hal yang perlu diinformasikan :

• Obat diminum setelah makan.

• Obat disimpan di tempat yang sejuk, kering dan jauh dari jangkauan

anak-anak. Vectrin®

Kegunaan : Mukolitik, obat pengencer lendir pada gangguan saluran pernafasan akut dan kronik.

Bentuk sediaan : Sirup

Cara Pemakaian : 3 kali sehari 2 sendok teh Hal-hal yang perlu diinformasikan :

• Obat disimpan di tempat yang sejuk, kering dan jauh dari jangkauan

anak-anak.

(53)
(54)

1. Resep

Drg. Editha E. Siregar

R/ Amoxan mg 500 tab No X S 3 dd I

R/ Ponsamic mg 500 tab X S 3 dd I

R/ Becom C tab No VI S 1 dd I Pro : Lerdo Umur : 24 th

1. Kasus

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep diatas dapat diketahui bahwa pasien pasca cabut gigi.

2. Three Prime Questions

• Penjelasan dokter tentang obat: Obat ini untuk mengobati nyeri setelah

cabut gigi.

• Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : Tidak ada.

(55)

3. Spesialite Obat pada Resep

No. Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat

1. Amoxan®

K Mengobati nyeri

3. Becom C®

5. Pelayanan Informasi Obat

Amoxan®

Kegunaan : Antibiotika

Bentuk sediaan : Kapsul

(56)

Hal-hal yang perlu diinformasikan :

• Obat disimpan di tempat yang sejuk, kering dan jauh dari jangkauan

anak-anak.

• Obat diminim setelah makan.

• Obat harus diminum sampai habis walaupun rasa sakit sudah hilang.

Ponsamic®

Kegunaan : Mengobati nyeri Bentuk sediaan : Tablet

Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 tablet Hal-hal yang perlu diinformasikan :

• Obat disimpan di tempat yang sejuk, kering, terhindar dari cahaya

matahari langsung dan jauh dari jangkauan anak-anak.

• Obat diminum setelah makan.

• Hentikan penggunaan obat bila rasa sakit sudah hilang.

Becom C®

Kegunaan : Vitamin

Bentuk sediaan : Tablet

Cara Pemakaian : 1 kali sehari 1 tablet Hal-hal yang perlu diinformasikan :

• Obat ini diminum sesudah makan.

• Obat disimpan di tempat yang sejuk, kering dan jauh dari jangkauan

(57)
(58)

1. Resep

Dr. Dame Maria Pangaribuan, SpKK (Spesialis Penyakit Kulit & Kelamin) R/ Somerol 4 mg tab No XV

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep diatas dan dari hasil konseling dengan pasien dapat diketahui bahwa pasien mengalami alergi kulit.

2. Three Prime Questions

• Penjelasan dokter tentang Obat: Obat ini untuk mengobati alergi pada

kulit.

• Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : Tidak ada.

• Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat : Tidak ada

3. Spesialite Obat pada Resep

(59)

2. Digenta® (Interbat)

Gentamisin 1 mg, betametason 0,5 mg

- K Dermatitis

5. Pelayanan Informasi Obat

Somerol®

Kegunaan : Rinitis alergi Bentuk sediaan : Tablet

Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 tablet. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

• Obat disimpan di tempat yang sejuk, kering dan jauh dari jangkauan

anak-anak. Digenta®

Kegunaan : Dermatitis

Bentuk sediaan : Krim

Cara Pemakaian : Oleskan tipis pada kulit yang sakit 2-3 kali sehari. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

• Obat disimpan di tempat yang sejuk, kering dan jauh dari jangkauan

anak-anak.

(60)

SWAMEDIKASI

KASUS 1

1. Keluhan

Seorang wanita remaja datang ke apotik dengan keluhan mual dan nyeri ulu hati yang disebabkan karena terlambat makan. Diduga pasien ini menderita sakit maag maka diberikan Magasida tablet.

2. Spesialite Obat

Nama Obat Produk lain Komposisi Gol Khasiat

Magasida®

3. Pelayanan informasi

1. Kegunaan : Mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung.

2. Bentuk Sediaan : Tablet

3. Cara Pemakaian : 3-4 kali sehari 1-2 tablet. 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan kepada pasien:

• Sebelum diminum obat harus dikunyah terlebih dahulu.

• Obat dikunyah dan diminum 1 jam sebelum makan dan sebelum

(61)

KASUS 2

1. Keluhan

Seorang wanita berusia 20 tahun datang ke apotek dengan keluhan susah buang air besar. Berdasarkan keluhan, maka dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami sembelit. Obat yang diberikan tablet Dulcolax.

2. Spesialite Obat

Nama Obat Produk lain Komposisi Gol Khasiat

Dulcolax ®

T Mengatasi semua bentuk sembelit, menghilangkan nyeri pada saat buang air besar.

3. Pelayanan Informasi Obat

1. Kegunaan : Memperlancar buang air besar. 2. Bentuk Sediaan : Tablet.

3. Cara pakai : Sekali pakai 2 tablet. 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan pada pasien :

• Tablet diminum pada malam hari sebelum tidur.

• Untuk mencegah keadaan berulang maka setiap hari harus banyak

(62)

KASUS 3

1. Keluhan

Seorang pria berusia sekitar 30 tahun datang ke apotek dengan keluhan panu di lehernya. Obat yang diberikan adalah Fungiderm.

2. Spesialite Obat

Nama Obat Produk lain Komposisi Gol Khasiat

Fungiderm® (Konimex)

Klotrimazol 1 % Canesten® (Bayer)

T Antifungi

3. Pelayanan Informasi

1. Kegunaan : Untuk pengobatan infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur.

2. Bentuk sediaan : krim.

3. Cara pemakaian : Dioleskan tipis pada kulit yang berpanu 2 - 3 kali sehari.

4. Hal-hal yang perlu diinformasikan kepada pasien:

• Cuci bersih bagian kulit yang berpanu sebelum dioleskan.

• Gunakan obat ini secukupnya sehingga menutupi daerah yang

terinfeksi.

• Hanya untuk pemakaian luar.

• Hindari kontak dengan mata.

(63)

• Hubungi dokter bila timbul gejala iritasi kulit seperti : terbakar dan

merah-merah

(64)

KASUS 4

1. Keluhan

Seorang pasien remaja laki-laki berusia sekitar 25 tahun datang ke apotek dengan keluhan mata merah dan perih karena debu, maka obat yang diberikan adalah tetes mata Insto.

2. Spesialite Obat

Nama Obat Produk lain Komposisi Gol Khasiat

Insto® (Sterling Products Indonesia)

- Tetrahydrozolin HCl

0,05% b/v,

3. Pelayanan Informasi Obat

1. Kegunaan : Mengatasi kemerahan dan rasa pedih di mata yang disebabkan oleh iritasi ringan.

2. Bentuk sediaan : Tetes mata steril.

3. Cara pakai : 3 kali sehari 2-3 tetes pada mata yang sakit. 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan pada pasien:

• Apabila tutup telah terbuka hanya boleh digunakan selama 30 hari.

• Ujung botol jangan mengenai mata.

(65)

KASUS 5

1. Keluhan

Seorang ibu datang ke apotek dengan keluhan putranya yang berumur 4 tahun tidak nafsu makan. Maka diberikan Curcuma Plus Sirup.

2. Spesialite Obat

Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat

Curcuma

3. Pelayanan Informasi Obat

1. Kegunaan : Menambah nafsu makan. 2. Bentuk sediaan : Suspensi (sirup).

3. Cara pakai : 2 kali sehari 1 sendok teh. 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan pada pasien:

• Kocok dahulu sebelum diminum.

(66)

KASUS 6

1. Keluhan

Seorang laki-laki dewasa datang ke apotek dengan keluhan bahwa ibunya mengalami bengkak di tangannya setelah pemakaian infus. Untuk menghilangkan bengkak ini diberikan Thrombophob gel.

2. Spesialite Obat

Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat

Thrombophob®

3. Pelayanan Informasi Obat

1. Kegunaan : Antikoagulan dan mengurangi memar. 2. Bentuk Sediaan : Gel

3. Cara pakai : 2-3 kali sehari dioleskan pada kulit yang bengkak.

4. Hal-hal yang perlu diinformasikan pada pasien :

• Tidak boleh digunakan pada luka yang terbuka.

• Jangan mengenai mata atau mulut.

(67)

KASUS 7

1. Keluhan

Seorang wanita berusia 29 tahun datang ke apotek dengan keluhan batuk kering dan tenggorokan sakit. Berdasarkan keluhan tersebut, maka obat yang diberikan adalah Sanadryl DMPsirup.

2. Spesialite Obat

Nama Obat Produk lain Komposisi Gol Khasiat

Sanadryl DMP® (Sanbe farma)

- Tiap 5 ml sirup mengandung: Dekstrometorfan HBr 10 mg. Difenhidramin HCl 12,5 mg. Ammonium klorida 100 mg. Natrium sitrat 50 mg.

Mentol 1 mg

3. Pelayanan Informasi Obat

1. Kegunaan : Meringankan gejala batuk tidak berdahak atau batuk karena alergi.

2. Bentuk Obat : Sirup

3. Cara pakai : 3 kali sehari 2 sendok teh. 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan pada pasien :

• Obat ini dapat menyebabkan kantuk, oleh karena itu jangan

mengendarai kendaraan selama menggunakan obat ini.

• Jangan digunakan pada wanita hamil dan menyusui.

• Simpan di tempat kering, sejuk dan terhindar dari cahaya matahari

(68)

KASUS 8

1. Keluhan

Seorang pria dewasa datang dengan keluhan demam dan flu, obat yang diberikan adalah Decolgen tablet.

2. Spesialite Obat

Nama Obat Produk lain Komposisi Gol Khasiat

Decolgen®

3. Pelayanan informasi

1. Kegunaan : Analgetik, antipiretik, meredakan gejala flu 2. Bentuk Sediaan : Tablet

3. Cara Pemakaian : 3-4 kali sehari tablet.

4. Hal-hal yang perlu diinformasikan kepada pasien:

• Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan.

• Bila dalam 3 hari gejala flu tidak berkurang segera hubungi dokter.

(69)

KASUS 9

1. Keluhan

Seorang Bapak datang ke apotek dengan keluhan anaknya umur 8 tahun, gatal-gatal pada duburnya dan kurang nafsu makan. Anak tersebut sudah lebih dari 6 bulan tidak minum obat cacing. Berdasarkan keluhan bapak tersebut maka diduga anak tersebut menderita cacingan. Obat yang diberikan adalah Combantrin sirup.

2. Spesialite Obat

Nama Obat Produk lain Komposisi Gol Khasiat

Combantrin®

3. Pelayanan Informasi Obat

1. Kegunaan : Antelmintikum 2. Bentuk Obat : Sirup

3. Cara pakai : 1 kali sehari 2 sendok teh, 2 jam sesudah makan malam / ketika mau tidur.

4. Hal-hal yang perlu diinformasikan pada pasien :

• Dianjurkan untuk minum obat cacing secara teratur setiap 6 bulan

(70)

KASUS 10

1. Keluhan

Seorang wanita dewasa datang ke apotek dengan keluhan sudah 4 kali buang air besar dan konsistensinya cair. Dari keluhan tersebut disimpulkan bahwa pasien menderita diare. Obat yang diberikan adalah New Diatabs.

2. Spesialite Obat

Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat

New Diatabs®

3. Pelayanan Informasi Obat

1. Kegunaan : Pengobatan simptomatik pada diare non spesifik 2. Bentuk Sediaan : Tablet.

3. Cara pakai : 2 tablet setelah buang air besar, maksimum 12 tablet sehari.

4. Hal-hal yang perlu diinformasikan pada pasien :

• Maksimum pemakaian 12 tablet sehari.

• Selama pengobatan hendaknya makan makanan lunak, hindari makanan

pedas.

• Jika gejala masih berlanjut segera berobat ke dokter.

(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)

Referensi

Dokumen terkait

1) Pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi yang diberikan.. baik kepada dokter, tenaga kesehatan lainnya maupun

Kegunaan: untuk mengatasi infeksi (antibiotik), bentuk sediaan: tablet, cara pakai: 2 kali sehari 1 tablet, hal-hal yang perlu diinformasikan: gunakan obat secara teratur dan

Hal-hal yang perlu diinformasikan: jika pengurangan gejala tidak terlihat dalam 2 minggu, pasien diharapkan berkonsultasi dengan dokter, dapat mempengaruhi obat-obat lain, oleh

Kimia Farma sampai pada tahun 1995, memiliki 34 Pedagang Besar Farmasi dan 137 Apotek yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia sehingga sangat memungkinkan terwujudnya

1) Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk sediaan. Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau rusak yang mengandung narkotika atau

Kegunaan : untuk mengatasi alergi, bentuk sediaan : tablet, cara pakai : 1 kali sehari 1 tablet diminum pada malam hari, hal yang perlu diinformasikan : gunakan obat secara

Frekuensi dari kegiatan konseling dan pelayanan informasi obat yang telah dilakukan di Apotek Kimia Farma 27 dapat ditingkatkan jika ada apoteker yang memberikan konseling

Obat golongan narkotika dan psikotropika hanya dapat diserahkan oleh apotek, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dan dokter. Penyerahan psikotropika oleh