• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktek Kerja Profesi Di Apotek Kimia Farma 160 Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Laporan Praktek Kerja Profesi Di Apotek Kimia Farma 160 Medan"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

di

APOTEK KIMIA FARMA 160

MEDAN

Furiska Sinaga, S. Farm. 063202106

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 160 MEDAN

Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan

Disusun oleh: Furiska Sinaga, S. Farm.

063202106

Disetujui Oleh: Pembimbing,

Drs. Fransiscus Pakanan, Apt. Manajer Apotek Pelayanan

Kimia Farma 160 Medan

Disahkan Oleh : Dekan Fakultas Farmasi,

(3)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan Puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa,

atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan

Praktek Kerja Profesi dan penyusunan Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek

Kimia Farma 160 Medan.

Praktek Kerja Profesi ini merupakan salah satu program pendidikan di

tingkat Apoteker Fakultas Farmasi USU Medan dalam menyelesaikan studinya.

Praktek Kerja Profesi ini dapat selesai dari bantuan berbagai pihak. Pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Hendra Farma Johar, M.Si., Apt., selaku Manager Bisnis PT. Kimia

Farma Apotek Medan, yang telah berkenan memberikan fasilitas kepada

penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja Profesi, dan Bapak Drs.

Fransiscus Pakanan, Apt., selaku pembimbing dan Manager Apotek

Pelayanan di Apotek Kimia Farma 160 Medan, serta Bapak dan Ibu

Apoteker seluruh staf karyawan Apotek Kimia Farma 160 Medan yang

telah memberi petunjuk dan bantuan selama melaksanakan Praktek Kerja

Profesi,

2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra., Apt. selaku Dekan Fakultas

Farmasi USU Medan dan Bapak Drs. Wiryanto, MS., Apt. selaku

koordinator Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi USU

Medan yang telah memberikan fasilitas dan sarana kepada penulis untuk

melaksanakan Praktek Kerja Profesi.

Akhir kata, penulis berharap semoga Tuhan membalas budi baik Bapak

dan Ibu, serta laporan ini dapat menjadi kontribusi yang bermanfaat bagi ilmu

pengetahuan khususnya di bidang farmasi.

Medan, Februari 2008

(4)

DAFTAR ISI

1.2.3 Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan... 3

1.2.4 PT. Kimia Farma Apotek ... 4

1.3 Store Manager Apotek Kimia Farma Medan... 5

1.4 Apotek Kimia Farma 160 Setia Budi Medan... 6

1.4.1 Sejarah dan Lokasi ... 6

1.4.2 Pengadaan Perbekalan Farmasi dan Kelengkapan Produk ... 6

1.4.2.1 Pembuatan Buku Defekta Barang... 6

2.1.1.1 Merchandising (barang yang dijual) ... 9

(5)

BAB I KIMIA FARMA

1.1 Sejarah Kimia Farma

Kimia Farma merupakan pioneer dalam industri farmasi Indonesia. Cikal bakal perusahaan dapat dirunut balik ke tahun 1917, ketika NV Chemicalien

Handle Rathkamp & Co, perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur didirikan.

Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi bekas perusahaan-perusahaan Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi Bhinneka Kimia Farma (PNF). Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk hukumnya diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT), menjadi PT. Kimia Farma (Persero). Sejak tanggal 4 juli 2001, Kimia Farma tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187 tahun dan nama yang identik dengan mutu, saat ini Kimia Farma telah berkembang menjadi sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang kian memainkan peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat.

1.2 Bisnis Kimia Farma 1.2.1 Holding

PT. Kimia Farma Tbk dibentuk pada tanggal 16 Agustus 1971 dengan jalur usaha pelayanan kesehatan. Sebagai perusahaan publik sekaligus Badan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kimia Farma berkomitment penuh untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu kebutuhan sekaligus kewajiban sebagaimana diamanatkan Undang-Undang No. 19/2003 tentang BUMN.

(6)

Budaya perusahaan ini mengandung tiga nilai utama : 1. Profesionalisme

Profesionalisme merupakan nilai intelektual yang terwujud dalam bekerja lebih giat, cerdik dan kreatif serta jeli mengamati dan memanfaatkan peluang bisnis. Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk diterapkan secara profesional dalam melaksanakan tugas menjadi komitmen untuk mencapai hasil tersebut.

2. Integritas

Totalitas dalam berkarya adalah budaya kerja kami, integritas merupakan nilai spiritual yang mempunyai makna kepercayaan, menekankan integritas sebagai landasan utama dalam menerapkan totalitas kerja dengan didukung ketulusan hati dan semangat untuk mempersembahkan yang terbaik bagi kesehatan masyarakat.

3. Kerja Sama

Kerja sama merupakan nilai emosional yang melandasi semangat kerja sama melalui keterbukaan dan kepercayaan, serta mensinergikan kemampuan tiap individu untuk saling melengkapi dalam membangun tim yang tangguh untuk mencapai sukses.

1.2.2 Pabrik (Industri Farmasi)

Dengan dukungan kuat Riset & Pengembangan, segmen usaha yang dikelola oleh perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional, yodium, kina dan produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas produksi yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia merupakan tulang punggung dari segmen industri.

Plant Jakarta memproduksi sediaan tablet, tablet salut, kapsul, sirop kering, suspensi/sirop, tetes mata, krim, antibiotika dan injeksi. Unit ini merupakan satu-satunya pabrik obat di Indonesia yang mendapat tugas dari pemerintah untuk memproduksi obat golongan narkotika. Industri formulasi ini telah memperoleh sertifikat, yaitu: Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ISO-9001.

(7)

produksi ini telah mendapat US-FDA Approval. Selain itu, Plant Bandung juga memproduksi tablet, sirop, serbuk, dan produk kontrasepsi Pil Keluarga Berencana. Unit produksi ini telah menerima sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ISO-9002.

Plant Semarang mengkhususkan diri pada minyak jarak, minyak nabati (bedak). Untuk menjamin kualitas produksi, unit ini secara konsisten menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001 serta telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan US-FDA Approval.

Plant Watudakon di Jawa Timur merupakan satu-satunya pabrik yang mengolah tambang yodium di Indonesia. Unit ini memproduksi yodium dan garam-garamnya, bahan baku ferro sulfat sebagai bahan utama pembuatan tablet besi untuk obat tambah darah, dan kapsul lunak ”Yodiol” yang merupakan obat pilihan untuk pencegahan gondok. Plant Watudakon juga mempunyai fasilitas produksi formulasi seperti tablet, tablet salut, kapsul lunak, salep, sirop, dan cairan obat luar/dalam. Unit ini telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), ISO-9002 dan ISO-14001.

Plant Tanjung Morawa di Medan, Sumatera Utara, dikhususkan untuk memasok kebutuhan obat di wilayah sumatera. Produk yang dihasilkan oleh pabrik yang telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), ISO-4002 dan ISO-14001 ini meliputi tablet, krim, kapsul lunak, salep, sirop dan cairan obat luar/dalam.

1.2.3 Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan

Sejak tahun 2004, Kimia Farma mencanangkan perubahan arah bisnis dari perusahaan farmasi menjadi perusahaan pelayanaan kesehatan. Perubahan paradigma ini untuk mengantisipasi munculnya kesadaran baru di masyarakat, dari mengobati penyakit dan mengelola penyakit menjadi mencegah penyakit dan mengelola kesehatan. Oleh sebab itu, Kimia Farma melakukan pengembangan usaha baru yang meliputi Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan.

(8)

Permintaan Sendiri (APS), Pemeriksaan Atas Permintaan Dokter (APD), Medical

Check Up, pemeriksaan mikrobiologi industri dan pemeriksaan rujukan.

Sebagai salah satu upaya mewujudkan visi perusahaan menjadi

Healthcare Company, maka Kimia Farma merintis infrastruktur bisnisnya

memasuki usaha jaringan penyedia layanan kesehatan (klinik kesehatan) yang terpadu dan terintegrasi dengan membangun sistem informasi yang mendukung.

Klinik Kesehatan Kimia Farma dengan konsep one stop healthcare

services menyediakan layanan klinik dokter yang didukung dengan layanan

pemeriksan kesehatan (laboratorium), layanan farmasi (apotek) dan layanan pendukung lainnya.

Jasa layanan kesehatan yang akan diberikan meliputi konsultasi, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan layanan medical check up dan untuk perorangan dan perusahaan, serta perencanaan administrasi pelayanan kesehatan dan pengelolaan medical record untuk karyawan. Layanan tersebut diatas juga akan diupgrade sesuai dangan kebutuhan konsumen melalui layanan care service. Klinik Kimia Farma ke depan dihadirkan oleh perusahaan sebagai suatu solusi total kesehatan.

1.2.4 PT. Kimia Farma Apotek

Dibentuk pada tanggal 4 Januari 2003 dengan jalur usaha Farmasi. PT. Kimia Farma Apotek mengelola sebanyak 323 Apotek yang tersebar di seluruh tanah air, yang memimpin pasar di bidang perapotekan dengan penguasaan pasar sebesar 19% dari total penjualan apotek di seluruh Indonesia.

Apotek kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep dokter dan menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter, optik, dan pelayanan OTC (swalayan) serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia Farma dipimpin oleh tenaga Apoteker yang bekerja full timer sehingga dapat melayani informasi obat dengan baik.

Penambahan jumlah apotek merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam memanfaatkan momentum pasar bebas AFTA, dimana pihak yang memiliki jaringan luas seperti Kimia Farma akan diuntungkan.

(9)

upaya meningkatkan kontribusi penjualan untuk memperbesar penjualan konsolidasi PT. Kimia Farma Tbk.

Tabel 1. Apotek Kimia Farma yang ada di Indonesia :

No. Provinsi No. Provinsi

1. Bali 16. Kepulauan Bangka Belitung

12. Kalimantan Barat 27. Sulawesi Utara 13. Kalimantan Selatan 28. Sumatera Barat

14. Kalimantan Tengah 29. Sumatera Selatan 15. Kalimantan Timur 30. Sumatera Utara

1.3 Store Manager Apotek Kimia Farma Medan

Apotik Kimia Farma Medan memiliki 23 store yang tersebar di seluruh

sumatera yaitu : Kimia Farma Pel 2 R.S. Inalum, Kimia Farma Pel 14 R.S. Pirngadi, Kimia Farma 27 Palang merah Medan, Kimia Farma 28 Belawan,

(10)

P. Siantar, Kimia Farma 313 Padang Sidimpuan, Kimia Farma 96 Rantau Prapat, dan Kimia Farma 314 Binjai.

1.4 Apotek Kimia Farma 160 Setia Budi Medan 1.4.1 Sejarah dan Lokasi

Apotek Kimia Farma 160 berdiri pada tanggal 14 Februari 2001, bertempat di Jalan Setia Budi No. 140 A dan pada tanggal 01 Januari 2007 direlokasi ke jalan Setia Budi No. 102 Medan yang berada di daerah strategis karena terletak di daerah arus lalu lintas dua arah, mudah dijangkau kendaraan, terletak di pinggir jalan, dekat dengan pusat perbelanjaan dan rumah penduduk serta praktek dokter. Apotek Kimia Farma 160 juga bekerja sama dengan dokter yang praktek di ruangan-ruangan tersendiri di bangunan apotek.

Apotek Kimia Farma 160 merupakan apotek pelayanan, pengelolaannya dipimpin oleh seorang apoteker dan empat orang karyawan yang terdiri dari tiga orang asisten apoteker dan satu orang petugas penjualan bebas dan sekaligus menangani pembelian obat kredit.

1.4.2 Pengadaan Perbekalan Farmasi dan Kelengkapan Produk 1.4.2.1 Pembuatan Buku Defekta Barang

Pembuatan buku defekta barang di apotek Kimia Farma 160 dilakukan sebagai berikut: setiap hari petugas memeriksa barang yang kosong atau hampir habis, lalu melakukan pencatatan dalam buku defekta meliputi nama barang, dosis, satuan, dan jumlah yang dibutuhkan, kemudian menyerahkan buku defekta ke petugas pembelian.

1.4.2.2 Perencanaan Pembelian

(11)

1.4.2.3 Prosedur Pembelian

Prosedur pembelian di apotek Kimia Farma 160 dilakukan sebagai berikut: petugas membuat defekta mengenai kebutuhan perbekalan farmasi dan menyerahkannya ke bagian pengadaan di apotek Kimia Farma 160, lalu bagian pengadaan Kimia Farma 160 merekapitulasi defekta dan membuatnya dalam bentuk Bon Pemesanan Barang Apotek (BPBA) dan dikirim kepada bagian Pengadaan di BM Palang Merah, lalu bagian pengadaan di BM Palang Merah mengirim Surat Pemesanan (SP) kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF), kemudian PBF mengirim barang dan faktur kepada masing-masing Apotek Kimia Farma, dan barang diterima dan dicocokkan oleh petugas Kimia Farma.

1.4.2.4 Prosedur Penerimaan Barang

Penerimaan barang di apotek Kimia Farma 160 dilakukan sebagai berikut: petugas menerima barang dari pemasok disertai dengan Surat Pengantar Barang/Faktur (SPB/F), petugas memeriksa kesesuaian permintaan barang yang ada di SP dan SPB/F, petugas menandatangani dan membubuhkan stempel Kimia Farma 160 pada faktur asli. Faktur asli diserahkan kepada pemasok dan foto copy faktur sebagai pertinggal, kemudian petugas memberikan nomor urut barang, lalu petugas mencatat barang masuk pada kartu stok masing-masing barang.

1.4.2.5 Penyimpanan

Penyimpanan dapat dilakukan di etalase atau ruang peracikan. Penyimpanan perbekalan farmasi di apotek Kimia Farma 160 dilakukan berdasarkan bentuk sediaan dan efek farmokoliginya yang disusun menurut abjad dengan menggunakan prinsip FIFO (first in first out), yaitu obat yang lebih awal masuk dikeluarkan lebih dahulu.

Untuk obat generik penyimpanannya disusun berdasarkan abjad. Untuk obat golongan narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus. Obat-obat yang penyimpanannya harus dibawah suhu kamar, disimpan dalam lemari pendingin.

1.4.3 Pelayanan

(12)

komputerisasi sehingga memudahkan dalam pelayanan dan pengadaan barang. Sistem komputerisasi yang digunakan sekaligus berperan sebagai mesin kasir.

Apotek Kimia Farma No.160 memberikan pelayanan khusus kepada konsumen yang tidak mendapatkan obat yang dibutuhkannya secara lansung. Untuk kondisi seperti ini, maka petugas apotek akan mengantar obat tersebut ke alamat konsumen (delivery order). Terobosan ini memberikan hasil yang baik, pelanggan akan tetap datang untuk membeli perbekalan farmasi di apotek ini akan lebih meningkat dan image apotek yang mengutamakan kepuasan pelanggan akan tercipta.

1.4.4 Kecepatan Pelayanan

Kecepatan pelayanan di Apotek Kimia Farma 160 diusahakan seefektif mungkin, yaitu dengan mengadakan pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing petugas. Namun, dalam pelaksanaanya belum berjalan dengan baik. Kadang kasir juga menyiapkan obat, sehingga pelanggan lain yang ingin membayar tidak dapat dilayani dengan cepat.

(13)

BAB II

SUKSES TERPADU BISNIS RITEL

2.1. Perkembangan Tanpa Henti Bisnis Ritel

Salah satu indikasi kemajuan bisnis ritel adalah selalu tampak adanya perkembangan segala aspek secara terus menerus sejalan dengan perubahan faktor eksternal dan internal bisnis itu sendiri.

2.1.1.Tiga Senjata dan Satu Poros Utama

Tiga senjata dan satu poros ini terbukti menolong banyak pelaku bisnis ritel dalam menghadapi segala perubahan yang semakin cepat dan tidak terduga arahnya. Ketiga faktor tersebut adalah merchandising, services, basic principles yang saling berpusat pada customer atau pelanggan.

Merchandising

Services

Customer

Basic Principles

Gambar 1. Senjata dan Poros

2.1.1.1. Merchandising (barang yang dijual)

Merchandising menekankan pada persediaan, harga, kwalitas, dan

manfaat produk bagi konsumen. Prinsipnya apa yang dibutuhkan pelanggan harus dapat ditangkap dengan baik dan untuk memenuhinya harus ditindak lanjuti dengan langkah-langkah nyata. Langkah kongkret yang harus dilakukan antara lain :

(14)

lebih cepat merespon keinginan pelanggan serta lebih bisa menjamin arus kas.

b. Periksalah batasan harga dan harga khusus. Kita harus berani membuat perbedaan yang unik dibandingkan dengan pesaing kita. Kita harus memperhatikan kesesuaian kualitas produk yang kita jual serta ketat atau tidaknya persaingan.

c. Periksa display (pajangan barang). Apakah pajangan barang sudah menarik dan mengundang pelanggan untuk melihat, mengamati, memegang dan mencoba.

d. Perhatikan papan petunjuk atau informasi di toko. Apakah dapat dibaca dengan jelas atau sebaliknya. Apakah tulisan, warna dan letaknya menarik untuk dilihat. Apakah ada keuntungan atau kemudahan yang dijanjikan untuk pelanggan atau untuk sekedar informasi yang tidak menawarkan hal istimewa bagi pelanggan.

e. Perhatikan hal-hal yang dapat membuat pelanggan merasa praktis jika berhubungan dengan kita. Prinsipnya sediakan sebanyak mungkin fasilitas yang dapat membuat pelanggan mandiri dalam mengamati merchandising kita.

f. Sederhanakan prosedur di kasir, dengan teknologi scanning, kecepatan dalam menjumlahkan harga-harga di mesin kasir menjadi sangat terbantu dan mengurangi waktu antre. Pada intinya, semakin sederhana prosedur, dan semakin lengkap fasilitas bertransaksi, akan semakin positif nilainya bagi pelanggan.

g. Perhatikan prosedur penukaran barang, apakah sudah ditangani dengan baik.

h. Perhatikan bagaimana komplain pelanggan ditangani, perlu adanya upaya bukan hanya penanganan tapi juga pencegahan komplain pelanggan secara serius, agar mereka tidak pergi ke pesaing kita.

(15)

2.1.1.2. Basic Principles (prinsip dasar)

Prinsip dasar ini dimaksudkan adalah prinsip dasar dalam pemasaran yaitu 5 P (product, price, place, promotion dan people). Pada prinsipnya, pelaku bisnis ritel dituntut mengenali barang menentukan harga yang sesuai dengan keinginan serta harapan pelanggan. Aspek yang paling mendukung adalah place dan promotion.

1. Place atau lokasi dan penempatan barang

Dengan lokasi yang tepat dan sesuai harapan pelanggan, konsumen akan tertarik untuk datang. Penempatan barang (display) yang tepat dan dapat menarik pelanggan untuk melihat, mengamati, menyentuh, dan mencobanya serta pada akhirnya membeli dengan bersemangat.

2. Promotion (promosi)

Promotion yang sudah dikenal dibisnis ritel merupakan bentuk khas dari

advertising,(advertensi-iklan), sales promotion (promosi penjualan) dan personal

selling (penjualan personal).

2.1.1.3 Services (pelayanan)

Menurut survey AC Nielsen Indonesia pada April 2004 ditemukan bahwa service ada pada puncak faktor yang dapat menarik pelanggan. Berdasarkan temuan memperlihatkan kriteria pilihan pelanggan yang terdiri atas :

a. Faktor dasar, yaitu barang yang lengkap, harga yang bagus, dan lokasi yang mudah dijangkau.

b. Faktor penarik toko, yaitu ambiance (AC, lampu, kebersihan, fasilitas belanja), fasilitas pendukung dan services (semua hal yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen, terutama yang dilakukan oleh staf toko).

(16)

2.1.1.4. Customer (pelanggan)

Pelanggan adalah poros tengah yang menjadi pusat dan tujuan akhir dari ketiga faktor diatas. Cara mengetahuinya adalah dengan melakukan survey secara periodik untuk mendapat masukan paling mutakhir sehingga apa yang kita lakukan selalu bisa memenuhi keinginan dan harapan pelanggan yang paling baru. Pakailah prinsip DEAS (Dengarkan, Empati, Ajukan pertanyaan, dan Selesaikan segera).

2.1.2. Berubah Untuk Unggul Bersaing

Ada tiga tujuan utama mengapa organisasi harus berubah. Pertama, untuk menyesuaikan diri terhadap faktor lingkungan. Kedua, mengantisipasi hal-hal yang mungkin akan terjadi, dan ketiga untuk mempertahankan dan mengembangkan eksistensi perusahaan.

Untuk unggul bersaing suatu organisasi harus mampu mendorong semua sumber daya dan proses manajemen kearah kualitas dan kinerja service yang yang mengacu pada tercapainya customer satisfaction (kepuasan pelanggan). Dapat disimpulkan bahwa tingkat tertinggi atau ujung segala upaya organisasi ritel adalah services (pelayanan).

2.1.3 Lokasi

Bagi bisnis ritel, penentuan lokasi sangat penting, bahkan mutlak diperhitungkan kembali melalui studi dan riset. Beberapa hal yang secara umum dapat mempengaruhi kelangsungan bisnis ritel, terutama dalam hal menciptakan

traffic pengunjung (kepadatan pengunjung untuk membeli) antara lain adalah

transportasi, daur hidup lokasi, parkir aman dan kelengkapan. 2.1.4. Meningkatkan Gairah Pelanggan

(17)

terjalin, kesetiaan pelanggan untuk selalu bergairah datang dan berbelanja di toko kita akan lebih terjamin.

2.1.5. Mengoptimalkan Store Lay Out Demi Memanjakan Pelanggan

Lay out toko dan lokasi produk sangat penting dalam strategi

merchandising. Keputusan membuat lay out interior toko mestinya disesuaikan

dengan tipe bisnis toko dan faktor tingkat penetapan konsep self service. 2.1.5.1 Dasar store lay out

Store lay out didefenisikan sebagai pengaturan bagian selling dan non-

selling, lorong, rak pajangan, serta pemajangan barang dan alat-alat yang saling

berhubungan dan menjadi elemen yang menyatu dalam struktur bangunan.

Tujuan umum store lay out adalah memaksimalkan penjualan dan mempertahankan konsistensi profit dengan selalu mempertimbangkan kenyamanan pelanggan. Hal yang penting adalah bagaimana mempresentasikan sebanyak mungkin barang kepada pelanggan.

Prinsip yang harus selalu dipertimbangkan dalam membuat lay out lebih produktif, sekaligus memenuhi harapan kenyamanan pelanggan, yaitu :

1. Pajangan akhir (end display) untuk supermarket di depan mesin kasir

a. Studi tentang antrean konsumen menunjukkan bahwa frekuensi pembelian barang yang terpajang pada pajangan akhir relatif rendah.

b. Item-item yang memiliki dampak paling besar dalam mendukung penjualan selayaknya dipresentasikan dilokasi pajangan akhir.

2. Penempatan oleh kekuatan yang menggerakkan

a. Produk yang banyak dibeli pelanggan biasanya sering kali karena barang itu sendiri sudah memiliki kekuatan yang menggerakan pelanggan untuk membeli, biasanya merupakan kebutuhan harian seperti susu, sabun cuci, pasta gigi, dan pembersih lain di supermarket.

b. Dalam hal pemajangan, semakin besar kekuatan yang menggerakkan dari suatu barang atau kelompok barang, semakin besar aliran lalu lintas konsumen untuk membeli barang atau kelompok barang tersebut.

(18)

2.1.5.2 Lay out dan Implikasinya

1. Lay out dengan pola kotak-kotak besi (lay out beraliran lurus)

Disini rak disusun satu dengan lainnya dan menutupi dinding. Kelebihan pola ini adalah sebagai berikut :

a. Aliran lalu lintas pelanggan akan efisien

b. Memungkinkan semua lantai ruangan digunakan c. Pelanggan dapat berbelanja dengan cepat

d. Keamanan dan kontrol barang lebih baik Kekurangan pola ini adalah sebagai berikut : a. Suasana dingin biasa-biasa saja

b. Pelanggan serba ingin cepat-cepat

c. Mengurangi kesukaan pelanggan untuk melihat-lihat 2. Desain kurva atau aliran bebas

Lay out ini umumnya dipakai oleh departement store dan memungkinkan

pelanggan bergerak keseluruh toko serta dapat melihat-lihat bagian yang bervariasi secara bebas. Kekurang pola ini, dimana petugas lebih sulit dalam mengontrol keamanan dan stock barang, dan lebih banyak menggunakan ruangan. 2.1.5.3 Kriteria Barang dan Posisi Pajangan

Secara umum kategori barang dan kebutuhan pajangannya adalah sebagai berikut:

1. Barang paling laku best seller

Ada dua tipe barang best seller yang posisi pajangannya perlu dipertimbangkan secara berbeda, yaitu :

a. Jenis barang kebutuhan dasar, harus diletakkan ditempat yang memungkinkan untuk memacu penjualan barang lain.

b. Jenis barang promosi (sale item), posisikan di tempat yang utama. 2. Barang dengan laba tinggi (hight profit)

Barang jenis ini harus diletakkan ditempat utama. 3. Barang yang memancing untuk di beli (impuls item)

(19)

4. Barang spesial

Barang ini harus mudah dilihat dan punya tanda khusus sehingga pelanggan dapat langsung kelokasi dan melihat-melihatnya untuk membeli.

5. Barang musiman (seasonal items)

Pajangan barang ini membutuhkan lokasi yang utama agar pelanggan tahu bahwa barang ini ada ditoko.

2.2. Merchandising

Merchandising adalah kegiatan pengadaan barang-barang yang sesuai

dengan bisnis yang dijalani toko yang disediakan dalam jumlah, waktu dan harga yang sesuai untuk mencapai sasaran toko/perusahaan ritel.

Pengoptimalan faktor merchandising akan bermanfaat untuk : 1. meningkatkan penjualan,

2. menurunkan dampak melemahnya penjualan karena musim (tidak ada event) khusus.

3. Menghidupkan kembali penjualan pada rantai yang sudah jenuh dan tidak menarik.

Jadi, dapat disimpulkan semakin bagus merchandise, semakin berdampak pada pelanggan dalam mengambil keputusan membeli.

Secara umum merchandising berfungsi sebagai berikut:

1. Menolong pelanggan mengelompokkan barang, dengan logika urutan dari suatu visualisasi (signed, petunjuk arah, warna, ukuran, dan jenis), pelanggan akan lebih mudah menemukan barang yang dibutuhkan.

2. Menarik perhatian pelanggan, dengan pajangan yang sesuai dengan prinsip visualisasi warna, ukuran, dan keselarasan interior, pelanggan cenderung tertarik dengan apa yang dilihatnya.

3. Membangkitkan perasaan pelanggan, melalui visual, sentuhan, dan aroma, pelanggan dapat merasakan barang yang ada secara langsung.

4. Menstimulasi ketertarikan pada produk, ini dapat terjadi melalui kemasan, informasi, atau pamflet/ selebaran dalam toko.

(20)

7. Menjaga keamanan stok. Dengan merchandise yang dipajang rapi keamanan barang akan lebih terjaga.

2.3 Teknik Menarik Pelanggan Melalui Strategi Merchandising

Untuk dapat menarik pelanggan, pertama-tama yang harus dilakukan adalah mendeskripsikan segmen pasar atau segmen pelanggan. Setelah itu mengoptimalkan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan melalui strategi merchandising.

Langkah berikutnya adalah menentukan jenis barang yang akan ditawarkan kepada pelanggan dan membangun citra toko. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan secara seksama dan dapat menarik konsumen melalui strategi

merchandising adalah :

1. Citra toko (Store Image)

Pelanggan akan mempunyai kesan mendalam terhadap suatu toko berdasarkan pada pengalamannya. Semakin banyak kesukaan akan citra toko yang pernah dilihatnya, semakin memungkinkan bagi pelanggan untuk loyal.

Aspek eksterior (logo, nama toko, petunjuk, pesan toko/slogan yang ditonjolkan) juga perlu dioptimalkan. Meskipun hanya bagian kecil, kebersihan pintu masuk, keset, dan bagian depan toko juga harus terus diupayakan.

2. Pajangan depan (Window Display)

Pajangan di depan semestinya memiliki tema khusus. Pajangan di depan toko yang mengesankan akan jendela samping (kiri dan kanan) sangat berpengaruh dalam menciptakan kesan positif pelanggan. Ini berguna untuk mempengaruhi pelanggan agar bersedia memiliki barang yang dijual toko tersebut. Tema yang sering diangkat sepanjang tahun adalah tahun baru (masehi, imlek), liburan sekolah, hari valentine, Lebaran, dan Natal.

Pajangan di depan juga dianjurkan memakai warna yang harmonis dan dioptimalkan dengan penyinaran lampu yang luks. Kebersihan kaca-kaca dan bagian dalam harus terus dijaga. Secara periodik pajangan depan harus diganti sesuai dengan jangka waktu yang dijadwalkan dan tema yang ditentukan.

3. Bagian dalam toko (Inside the Store)

(21)

semrawut, dan berkesan mengundang rasa ingin tahu serta membangkitkan minat beli.

4. Lampu penerangan

Penerangan yang baik sangat efektif dalam membangkitkan perhatian pelanggan. Penerangan bahkan terbukti mampu menciptakan semangat membeli pelanggan. Penerangan juga memilki kualitas dan warna untuk memberikan gambaran terbaik bagi merchandise toko. Untuk menciptakan semangat membeli pelanggan, dianjurkan memakai lampu berwarna dan penerangan yang lembut. Barang yang ada di tempat-tempat pajangan harus diberi penerangan khusus agar lebih menarik pelanggan.

5. Kekuatan warna

(22)

BAB III

RESEP DAN SWAMEDIKASI

3.1 PELAYANAN RESEP

(23)

1. Resep 1

Berdasarkan obat yang diberikan dalam resep-resep tersebut diperkirakan pasien menderita sakit gigi yang disertai dengan infeksi.

3. Spesialite obat pada resep

Tabel 2. Spesialite obat untuk pasien Rina

(24)

4. Rasionalitas komposisi obat

Resep rasional karena sudah ditujukan pada pengobatan sakit gigi yang disertai dengan infeksi.

5. Pelayanan informasi obat A. Amoxsan® Cap

Kegunaan : Untuk mengatasi infeksi (Antibiotik), bentuk sediaan : kapsul 500 mg, cara pakai : Peroral, 3 kali sehari 1 kapsul, hal-hal yang perlu di informasikan : obat ini diminum sampai habis walaupun sakitnya sudah sembuh,

bila terjadi efek samping konsultasikan kepada dokter, jauhkan dari jangkauan anak-anak,

simpan pada tempat kering dan terlindung dari cahaya.

B. Mefinal®Kapl

Kegunaan : menghilangkan rasa sakit dan nyeri, bentuk sediaan : kaplet, cara pakai : peroral, jika perlu 1 kaplet, hal-hal yang perlu di informasikan : Jangan dimakan dalam keadaan perut kosong, jangan dimakan secara terus-menerus selama lebih dari 10 hari tanpa seizin dokter.

C. Becom –C® kaplet

(25)
(26)

1. Resep 2

Dr. H. SULAIMAN TANJUNG, SpKK. R / Tab Siklidon No. XV

Berdasarkan obat yang diberikan dalam resep-resep tersebut diperkirakan pasien menderita alergi disertai infeksi pada kulit.

3. Tabel 3. Spesialite Obat untuk pasien Rudi Nama Obat

(Pabrik) Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

Siclidon® (Sanbe Farma)

Doksisiklin Dotur® (Novartis) Interdoxin® (Interbat) Dumoxin® (Alpharma)

K Antibiotik

Alloris® (Sanbe Farma)

Loratadine Pylor® (Prima Hexal) Clarihis® (Lapi)

Claritin® (ScheringPlough)

K Antialergi

4. Rasionalitas Resep

(27)

5. Pelaksanaan Informasi

A. Siclidon® Capsul

Kegunaan: untuk mengatasi infeksi (antibiotik), bentuk sediaan: kapsul, cara pakai: 1 kali sehari 1 kapsul, hal-hal yang perlu diinformasikan: gunakan obat sesuai dosis yang dianjurkan, pemakaian jangan dihentikan walaupun telah terasa sembuh, bila terjadi efek samping konsultasikan pada dokter, jauhkan dari jangkauan anak-anak, simpan ditempat kering dan terlindung dari cahaya.

B. Alloris® Tablet

(28)
(29)

1. Resep 3

Dr. MARGARETHA DAMANIK, Sp.A

R / Caps Cefat mg 250 No. XV

Berdasarkan obat yang diberikan dalam resep-resep tersebut diperkirakan pasien menderita infeksi saluran nafas disertai bronkitis asma.

3. Tabel 4. Spesialite Obat untuk Pasien Erika Nama Obat

(Pabrik) Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

Cefat® (Sanbe farma)

Sefadroksil Duricef ® (Bristol-Myers Squib)

Ambroksol Mucopect® (Boehringer) Mucera®(Otto),

4. Rasionalitas Resep

(30)

5. Pelaksanaan Informasi A. Cefat® Capsul

Kegunaan: untuk mengatasi infeksi (antibiotik), bentuk sediaan: kapsul, cara pakai: 3 kali sehari 1 kapsul, hal-hal yang perlu diinformasikan: gunakan obat secara teratur dan jangan melebihi dosis yang dianjurkan, obat harus dihabiskan walaupun sudah merasa sembuh, bila terjadi efek samping konsultasikan kepada dokter, jauhkan dari jangkauan anak-anak, simpan pada tempat kering dan terlindung dari cahaya.

B. Interpec® syrup

Kegunaan: untuk mengatasi gangguan saluran nafas akut dan kronis disertai bronkitis asma, bentuk sediaan: sirup, cara pakai: 2 kali sehari 1 sendok teh, hal-hal yang perlu diinformasikan: tidak dianjurkan pada wanita hamil, kocok dahulu sebelum diminum, gunakan obat sesuai dosis yang dianjurkan. Simpan pada tempat kering dan terlindung dari cahaya.

C. Imunos® syrup

(31)
(32)

1. Resep 4

Rumah Sakit Umum HERNA R / Interhistin tab No. X

Berdasarkan obat yang diberikan dalam resep tersebut diperkirakan pasien menderita demam yang disebabkan infeksi disertai alergi.

3. Tabel 5. Spesialite Obat untuk Pasien Ny. Dewi Yunita Nama Obat

(Pabrik) Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

Interhistin® (Interbat)

Mebhidrolina napadisilat

Histapan® (Sanbe farma) Zoline® (Pyridam)

K Anti alergi

Bernoflox ® (Bernofarm)

Siprofloksasin Ciflos® (Guardian) Longcef®

Parasetamol Pamol® (Interbat) Lanamol® (Ladson) Panadol® (Sterling)

B Demam dan anti sakit

4. Rasionalitas Resep

(33)

5. Pelaksanaan Informasi

A. Interhistin®tablet

Kegunaan: untuk mencegah terjadinya alergi (antialergi), bentuk sediaan: tablet, cara pakai: 3 kali sehari 1 tablet, hal-hal yang perlu diinformasikan: gunakan obat sesuai dosis yang dianjurkan.

B. Bernoflox 500 mg® Tablet

Kegunaan: untuk mengatasi infeksi (antibiotik), bentuk sediaan: tablet, cara pakai: 2 kali sehari 1 tablet, hal-hal yang perlu diinformasikan: gunakan obat secara teratur dan jangan melebihi dosis yang dianjurkan, obat harus dihabiskan walaupun sudah merasa sembuh, bila terjadi efek samping konsultasikan kepada dokter, jauhkan dari jangkauan anak-anak, simpan pada tempat kering dan terlindung dari cahaya.

C. Sanmol® Tablet

(34)
(35)

1. Resep 5

Dr. Muhammad Irsan, SpM.

R1 Mefinal 500 mg No.X S1dd tab I R/ Polydex eye drop No. I

S4dd gtt I ODS

Pro : Dominic Barus

2. Kasus

Berdasarkan obat yang ada pada resep diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita peradangan mata disertai infeksi pada mata.

3. Spesialite obat pada resep

Tabel 6. Spesialite obat untuk pasien Dominic Barus

Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat Mefinal® kapl

4. Rasionalitas komposisi obat

Resep diatas rasional karena semua obat sudah ditujukan untuk pengobatan peradangan mata yang disertai infeksi.

3. Pelayanan informasi obat A. Mefinal ® kapl

Kegunaan : menghilangkan rasa sakit dan nyeri, bentuk sediaan : kaplet,

(36)

Jangan dimakan dalam keadaan perut kosong, jangan dimakan secara terus-menerus selama lebih dari 10 hari tanpa seizin dokter.

B. Polydex ® ED

(37)

3.2 PELAYANAN SWAMEDIKASI

Kasus 1

1. Keluhan : Seorang gadis datang ke apotek dengan keluhan gatal pada kulit karena jamur diberikan Daktarin® cream.

2. Spesialite obat yang diberikan

Tabel 7. Spesialite obat dari kasus gatal pada kulit karena jamur (dewasa) Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat Daktarin®cream

(Janssen)

Miconazole nitrat

Micrem® (Merck) Mycorine ®

(Yupharin) Fungiderm® (Konimex)

T Penyakit kulit karena jamur

3. Pelayanan Informasi

(38)

Kasus 2

1. Keluhan : Seorang laki-laki dewasa datang ke apotek dengan keluhan batuk berdahak dan flu berdasarkan keluhan pasien maka Obat yang diberikan adalah Syladex ekspektoran® sirup.

2. Spesialite obat yang di berikan

Tabel 8. Spesialite obat dari kasus batuk dan flu (dewasa)

Nama obat Produk lain Komposisi Gol Khasiat Siladex

ekspektoran® sirup

(Konimex)

Primadryl ® (Prima Hexal) Sanadryl ® (Sanbe Farma)

Dekstrometorfan-HBr, doksilamina suksinat, pseudoefedrina-HCl

T Batuk dan flu

3. Pelayanan Informasi

(39)

Kasus 3

1. Keluhan : Seorang bapak datang ke apotek dengan keluhan nyeri dan pegal-pegal (kaku otot) pada bagian punggung dan lehernya. Berdasarkan keluhan pasien maka diberikan Counterpain® cream. .

2. Spesialite obat yang diberikan

Tabel 9. Spesialite Obat kasus nyeri dan pegal-pegal

Nama obat Produk lain Komposisi Gol Khasiat Counterpain® pegal akibat olahraga atau terkilir.

3. Pelayanan Informasi

Kegunaan: Meringankan pinggang, otot kaku, linu karena masuk angin,

(40)

Kasus 4

1. Keluhan : Seorang ibu datang ke apotek dengan keluhan bahwa anaknya yang berusia 12 tahun kurang nafsu makan dan sering gatal pada dubur. Obat yang diberikan: Combantrin 125 mg® tablet.

2. Spesialite obat yang di berikan

Tabel 10. Spesialite obat dari kasus cacingan (12 tahun)

Nama obat Produk lain Komposisi Gol Khasiat Combantrin®

(Pfizer)

Pirantel Pamoat

Compyrantel® (Mega Esa Farma)

T Antelmentik

3. Pelayanan Informasi

(41)

Kasus 5.

1. Keluhan : Seorang gadis datang ke Apotek dengan keluhan susah buang air besar. Obat yang diberikan adalah Dulcolax® tablet.

2. Spesialite obat yang di berikan

Tabel 11. Spesialite obat dari kasus susah buang air besar (dewasa)

Nama obat Produk lain Komposisi Gol Khasiat Dulcolax® tablet

(Boehringer Ingelheim)

- Bisacodyl T Mengatasi

susah buang besar

3. Pelayanan Informasi

(42)

Kasus 6.

1. Keluhan : Seorang wanita dewasa datang ke Apotek dengan keluhan mata merah dan terasa perih. Obat yang diberikan adalah Insto®.

2. Spesialite obat yang di berikan

Tabel 12. Spesialite obat dari kasus mata merah dan terasa perih (dewasa) Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat Insto®

(Sterling)

Tetrahidrozoline HCl, benzalkonium Cl.

Visine® (Pfizer) T Iritasi ringan pada mata

3. Pelayanan Informasi

Kegunan : untuk menghilangkan iriasi dan kemerahan pada mata, bentuk

(43)

Kasus 7

1. Keluhan : Seorang pasien dewasa datang ke apotek dengan keluhan sakit perut karena diare, obat yang diberikan adalah New diatab® kaplet.

2. Spesialite obat yang di berikan

Tabel 13. Spesialite obat dari kasus sakit perut karena diare (dewasa) Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat

New diatab® kaplet (Medifarma)

attapulgite Neo entrostop® Kalbe Farma

B Memadatkan feces yang cair, mengatasi rasa mulas

3. Pelayanan Informasi

(44)

Kasus 8

1. Keluhan : Seorang wanita dewasa datang ke apotek dengan keluhan sakit kepala dan demam, obat yang diberikan adalah Panadol® tablet.

2. Spesialite obat yang diberikan

Tabel 14. Spesialite obat dari kasus sakit kepala dan demam(dewasa)

Nama obat Produk lain Komposisi Gol Khasiat Panadol®

(PT.Sterling Products Indonesia)

Parasetamol Pamol® (Interbat)

Sanmol® (Sanbe Farma)

B Meringankan sakit kepala dan demam

3. Pelayanan Informasi

(45)

Kasus 9

1. Keluhan : Seorang wanita datang ke apotek dengan keluhan nyeri pada bagian perut, terutama jika terlambat makan. Dari keluhan tersebut dapat disimpulkan wanita itu menderita penyakit maag. Obat yang diberikan adalah Magasida®.

2. Spesialite obat yang diberikan

Tabel 15. Spesialite obat dari kasus maag (dewasa)

Nama obat Produk lain Komposisi Gol Khasiat Magasida®

(Kimia Farma)

Al-hidroksida,

Mg-hidroksida, simetikon

Mylanta® (Pfizer) Novamag® (Novapharin)

B Mengurang gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung.

3. Pelayanan Informasi

(46)

Kasus 10

1. Keluhan : Seorang wanita dewasa datang ke apotek dengan keluhan anaknya demam. obat yang diberikan adalah Bodrexin tablet.

2. Spesialite obat yang diberikan

Tabel 16. Spesialite obat dari kasus demam pada anak (6 tahun)

Nama obat Produk lain Komposisi Gol Khasiat Bodrexin tablet

(Tempo Scan Pasific)

Contrexyn (Supra Ferbindo)

Aspirin glycine

B Flu, yang

berhubungan dengan demam dan nyeri pada anak

3. Pelayanan Informasi

Kegunaan : menurunkan demam dan meredakan rasa nyeri, bentuk

(47)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Merchandising adalah kegiatan pengadaan barang-barang yang sesuai

dengan bisnis yang dijalani toko yang disediakan dalam jumlah, waktu dan harga yang sesuai untuk mencapai sasaran toko/perusahaan ritel.

Manajemen Menchardise di apotik Kimia Farma 160 terdiri dari dua bagian:

1 Bagian Medikal Mini Market (M3).

Merchandise yang ada di M3 (swalayan farmasi) merupakan produk yang

juga di jual di apotik lain, kecuali alat-alat kesehatan. 2. Ruang peracikan

Merchandise di bagian belakang atau ruang racikan di susun berdasarkan

peraturan penyimpanan obat yang baik, dimana untuk obat golongan narkotika dan psikotropika di simpan dalam lemari khusus yang terbuat dari kayu dan di kunci. Untuk vaksin, serum dan supositoria di simpan di lemari pendingin dengan suhu di atur sesuai kestabilan obat tersebut. Merchandise di bagian belakang atau ruang racikan sudah tertata dengan baik dimana obat dikelompokan berdasarkan bentuk sediaan (tablet, salep, krim, drop, sirup, injeksi, obat tetes, supositoria, infus, inhalasi, dan lain-lain), aspek farmakologinya (golongan antibiotika, psikotropika, narkotika, dan lain-lain), dan kelompok obat generik, semuanya di susun menurut alfabetis dan di susun dalam kotak yang tercantum nama obat dan dosis. Dengan penataan merchandising ini, karyawan atau petugas lebih mudah menemukan obat yang dicari sehingga dapat mengurangi waktu menunggu dari pelanggan dan untuk mempertahankan kecepatan dan ketepatan dalam pelayanan.

Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam strategi merchandising.

1. Citra Toko

(48)

Pelanggan mempunyai kesan mendalam terhadap suatu toko berdasarkan pengalamannya. Setiap sudut di dalam toko memerlukan sentuhan khusus untuk membangun citra toko. Aspek eksterior (logo, nama toko, petunjuk, pesan toko/slogan yang ditonjolkan juga perlu dioptimalkan. Kebersihan pintu masuk, keset, dan bagian depan toko juga harus terus diupayakan.

2. Pajangan Depan (window display)

Di swalayan farmasi Kimia Farma 160 kebersihan ruangan dan kaca-kaca terus di pertahankan. Namun pajangan depan belum terancang secara optimal. Pajangan di depan semestinya memiliki tema khusus, ini berguna untuk mempengaruhi pelanggan agar bersedia memiliki barang yang dijual ditoko tersebut. Pajangan di depan juga dianjurkan memakai warna yang harmonis dan dioptimalkan dengan penyinaran lampu yang luks.

3. Bagian Dalam Toko

Di swalayan farmasi Kimia Farma 160 barang yang dijual sudah tersusun berdasarkan bentuk sediaannya, ukuran dan efek farmakologinya. Lorong antara rak pajangan juga cukup luas sehingga pelanggan dapat dengan nyaman melihat dan menemukan barang yang akan dibeli. Toko harus dibuat bersuasana penuh dengan merchandising (item barang lengkap, keluasan, dan kedalamannya baik jenis maupun ukurannya), namun tidak semrawut, cukup luas tempat konsumen melihat-lihat dan berkesan mengundang rasa ingin tahu serta membangkitkan minat beli.

4. Penerangan atau Tata Cahaya

Penerangan dan tata cahaya di Kimia Farma 160 sudah baik. Penerangan yang baik sangat efektif dalam membangkitkan perhatian pelanggan, dapat menarik dan menuntun pelanggan, mengoptimalkan pajangan merchandise, membuat perhatian yang fokus, menonjolkan aktivitas promosi, dan memperlihatkan lebih jauh tentang isi toko pada tiap pelanggan.

5. Pilihan Produk

(49)

diiklankan melalui media cetak dan elektronik. Produk ini merupakan produk yang sudah dikenal oleh masyarakat sehingga penyediaan barangnya juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan.

Perencanaan merchandise di Kimia Farma 160 khususnya di M3 dilakukan dengan memperkirakan besar kecilnya penjualan tiap bulan dan melihat sisa produk yang masih ada, sedangkan untuk diruang racikan dilihat dari data stok obat di komputer atau pada kartu stok yang ada pada masing-masing kotak atau rak obat dan kemudian dilakukan pemesanan yang berpusat dibagian pengadaan apotek KF 27.

6. Promosi

Untuk meningkatkan omzet maka perlu dilakukan beberapa strategi pemasaran, seperti: menyediakan fasilitas konseling atau swamedikasi, informasi obat, promosi, dan lain-lain. Di swalayan farmasi Kimia Farma secara keseluruhan kegiatan ini sudah berjalan walaupun belum maksimal.

7. Pengaturan Rancangan

Pengaturan swalayan farmasi di apotek Kimia Farma 160 sudah cukup baik tetapi belum optimal dikarenakan keterbatasan daya tampung fixtures (perangkat pajangan seperti rak). Pengaturan rancangan memungkinkan konsumen bebas untuk melihat dan memilih lebih banyak pilihan barang dari satu tempat ketempat yang lain. Barang-barang yang berpotensi besar meningkatkan penjualan sebaiknya di pajang di tempat yang terlihat dengan jelas oleh konsumen.

Untuk barang-barang yang merupakan kebutuhan rutin, seperti susu dan pembalut wanita, sebaiknya ditempatkan di bagian belakang. Sedangkan barang yang dibeli tanpa direncanakan sebaiknya diletakkan di tempat-tempat dengan arus lalu lintas tinggi. Penyusunan barang pajangan diatur menurut golongan farmakologi, bentuk sediaan atau kemasan, alfabetis, dapat pula diatur menurut pabrik, ukuran kemasan dari yang besar ke yang kecil, warna kemasan dari yang berwarna terang ke redup dan sebagainya.

(50)

dengan produk yang akan dipajang. Tidak semua barang sesuai dengan fixture tertentu. Misalnya untuk barang-barang cair butuh fixtures yang tidak rusak bila kena air. Di swalayan farmasi Kimia Farma 160 alat-alat kesehatan yang berukuran kecil dan sering dicari konsumen ditempatkan dilemari yang terbuat dari kaca dan ditempatkan di bagian depan M3, dekat pintu masuk utama, sehingga mudah dilihat. Produk suplemen di susun pada suatu rak khusus dan ditempatkan bagian depan M3, sehingga konsumen yang melihatnya terdorong untuk membeli. Fixtures tidak melebihi tinggi manusia dewasa normal yang tujuannya untuk memudahkan kita melihat keberadaan konsumen. Selama ini konsumen mengalami kesulitan mencari produk yang diinginkannya, untuk itu sebaiknya pada bagian atas setiap rak dipasang papan petunjuk nama produk.

8. Pelayanan

(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Merchandising di apotek Kimia Farma 160 di fokuskan di M3 (Medikal

Mini Market) dan di ruang obat ethical / racikan.

2. Di swalayan farmasi Kimia Farma 160 kebersihan ruangan dan kaca-kaca terus di pertahankan. Namun pajangan depan belum terancang secara optimal.

3. Promosi, konseling obat dan swamedikasi di apotek Kimia Farma 160 sudah berjalan namun belum maksimal.

4. Tata cahaya di apotek Kimia Farma 160 sudah baik dan memberikan kenyamanan bagi konsumen.

5. Pilihan produk yang ada di swalayan Apotek Kimia Farma 160 belum lengkap dan belum sesuai dengan kebutuhan target pasar.

6. Pengaturan rancangan di swalayan farmasi Kimia Farma sudah cukup baik tetapi belum optimal.

7. Pelayanan terhadap pelanggan sudah baik, dimana karyawan atau petugas selalu menyapa dengan ramah dan siap membantu.

5.2 Saran

1. Produk-produk obat di Apotek Kimia Farma 160 sebaiknya disediakan lengkap terlebih produk yang sering dicari pelanggan.

2. Sebaiknya Apotek Kimia Farma 160 memiliki kasir tersendiri sehingga tidak mengganggu pelayanan resep

(52)

DAFTAR PUSTAKA

1. Triyono, Sigit. (2006). Sukses Terpadu Bisnis Ritel Dari Merchandising

sampai Shrinkage. Edisi I. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Gambar

Tabel 1. Apotek Kimia Farma yang ada di Indonesia :
Gambar 1. Senjata dan Poros
Tabel 2. Spesialite  obat untuk pasien Rina
Tabel 6. Spesialite  obat untuk pasien Dominic Barus
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian tentang “ Perbedaan motivasi berobat pada penderita TB paru pada wilayah

Berdasarkan hasil uji korelasi bivariat antara variabel bebas tingkat stres dan variabel terikat nilai SDLR dengan metode Spearman diperoleh nilai signifikansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi bagi yang hendak meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh pendidikan kesehatan Pertolongan Pertama

Hal ini terlihat bahwa t hitung t tabel yaitu 2,62 2,00 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan metode

aliran sungai (Metode F.J. Mock) dari tahun 1999 sampai dengan 2013 pada Pos AWLR Belencong diperoleh besarnya debit yang dihasilkan oleh Model Mock lebih kecil

Stakeholders Performance Planning Measurement and Analysis Performance Reporting & Reviews Management Team Assist the Executive Committee in  providing strategic

Universitas Sumatera Utara... Universitas

salah satu daerah budaya di Indonesia yang didiami oleh masyarakat yang dikenal dengan suku bangsa.. (etnis) Minangkabau, terkenal dengan ciri sosial masyarakat, yaitu taat kepada

Sri Lita Tarigan : Peranan struktur organisasi dalam meningkatkan pelayanan kesehatan..., 2000 USU Repository © 2008.... Sri Lita Tarigan : Peranan struktur organisasi