• Tidak ada hasil yang ditemukan

Determinan Perillaku Sadari Remaja Putri dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara di SMK Negeri 8 Medan Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Determinan Perillaku Sadari Remaja Putri dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara di SMK Negeri 8 Medan Tahun 2014"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

OLEH :

YENNI PUSPITA SARI 111021029

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH :

YENNI PUSPITA SARI 111021029

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)
(4)

normal dari sel-sel jaringan tubuh pada payudara yang bila tidak cepat di tangani akan menyebabkan kematian. Menurut Riskesdas (2009), kanker yang tertinggi diderita wanita Indonesia adalah kanker payudara dengan angka kejadian 26 per 100.000 perempuan. Sedangkan Menurut SIRS (2011), kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien kanker rawat inap diseluruh Rumah Sakit di Indonesia (16,85%). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara determinan perilaku periksa payudara sendiri (SADARI) remaja putri di SMK Negeri 8 Medan tahun 2014. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain umur, riwayat penyakit keluarga, pengetahuan, sikap, sumber informasi dan orang terdekat. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat korelasi. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh remaja putri yang bersekolah di SMK Negeri 8 Medan dan sampel yang diambil sebanyak 89 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu stratified random sampling. Data yang diperoleh melalui wawancara dengan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji regresi logistik.

Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa ada pengaruh (p<0,05) antara umur dengan tindakan periksa payudara sendiri (SADARI), antara riwayat penyakit keluarga dengan tindakan payudara sendiri (SADARI), antara pengetahuan dengan tindakan periksa payudara sendiri (SADARI), antara sikap dengan tindakan periksa payudara sendiri (SADARI), antara sumber informasi dengan tindakan periksa payudara sendiri (SADARI) dan antara orang terdekat dengan tindakan periksa payudara sendiri (SADARI).

Sesuai dengan penelitian diatas maka disarankan kepada Dinas Kesehatan dan Puskesmas untuk meningkatkan promosi kesehatan mengenai bahaya kanker payudara dan penting dilakukan sadari kepada wanita khususnya remaja putri.

(5)

breast tissue if not sooner in the handle will cause death. According to Riskesdas (2009), the highest cancer afflicting Indonesia women's breast cancer incidence by number 26 per 100,000 women. While according to SIRS (2011), breast cancer ranks first on the inpatient cancer patients throughout the hospital in Indonesia (16,85%).

The purpose of this research is to know the relationship between the determinants of behavior breast self-examination (BSE) young women in SMK Negeri 8 Medan by 2014. Factors which affect, among others, age, family disease history, knowledge, attitude, and the nearest source of information. Type of this research is quantitative research is deskritif. The population in this research is the young women who attend school in SMK Negeri 8 Medan and samples taken as many as 89 people. Sampling techniques that used for stratified random sampling. Data obtained through interviews with a questionnaire and analyzed using Regresi logistik.

Based on the research found that there was an influence( p < 0,05 ) between the ages of with the act of breast self - examination (BSE), would be aware of between the acts of family sickness with the act of breast self - examination (BSE) , would be aware of between knowledge by the act of breast self - examination (BSE), would be aware of bet breast self - examination (BSE), ween attitude with the act of breast self - examination (BSE), would be aware of between a source of information with the act of breast self - examination (BSE) and between persons nearest to the act of breast self - examination (BSE).

According to research above and suggested to dept. of health and puskesmas to increase promotion of health on the dangers of breast cancer and important realize to women especially teenage girls.

(6)

Nama : Yenni Puspita Sari

Tempat/tanggal Lahir : Medan, 02 Desember 1987

Agama : Islam

Alamat Rumah : Jl. Perdamean Gg. Bersama No.1 Helvetia Medan Nama Orang Tua : Ayah : Z. Sinaga, BA

Ibu : H. br Damanik

Riwayat Pendidikan

(7)

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmad dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“DETERMINAN PERILAKU SADARI REMAJA PUTRI DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN 2014”.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan baik dari segi moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Namora Lumongga Lubis, Msc, Phd, selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan dan meluangkan waktu, tenaga serta pikiran selama penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Eddy Syahrial, MS, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan meluangkan waktu, tenaga serta pikiran selama penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Tukiman, MKM, selaku ketua departemen PKIP dan dosen Penguji I yang banyak memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Drs. Kintoko Rochadi, MKM, selaku dosen Penguji II yang banyak memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

6. Seluruh staf pengajar di FKM USU dan dosen PKIP khususnya yaitu Ibu Lita Sri Andayani, SKM, Mkes. Ibu dr. Linda T. Maas, MPH., Ibu Dra. Syarifah, Ms., Bapak Drs. Alam Bakti Keloko, Mkes serta pegawai departemen PKIP Bapak Warsito yang telah banyak membantu dalam penulisa skripsi ini.

7. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, Msi, selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan dukungan selama menjalani pendidikan di FKM USU.

(8)

Jayawardi Sinaga, SE dan Yopie Rahmad Perari Sinaga, SE), yang tidak pernah lelah memberikan dukungan baik secara moral ataupun material dengan penuh kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Terkhususnya kepada kekasih hatiku Rahmadsyah Lubis yang telah banyak memberikan dukungan baik secara moral ataupun material sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Buat sahabat dan rekan-rekan saya di FKM USU, Helmida br Barus, Dermawati, Eka Jaya Bagan Jaya, Mela Ritonga, Jufri dan Marianti br Ginting yang telah berbagi suka dan duka selama belajar di FKM USU.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak yang belum sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini dan semoga bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, April 2014

(9)

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1. Tujuan Umum ... 8

1.3.2. Tujuan Khusus ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1. Konsep Perilaku ... 10

2.1.1. Perilaku Kesehatan ... 11

2.1.2. Domain Perilaku ... 12

2.1.3. Determinan Perilaku ... 22

2.2. Remaja ... 24

2.2.1. Pengertian Remaja ... 24

2.2.2. Batasan Remaja ... 25

2.3. Periksa Payudara Sendiri (SADARI) ... 26

2.3.1. Pengertian SADARI ... 26

2.3.2. Tujuan SADARI ... 27

2.3.3. Target dan Waktu Pelaksanaan ... 28

2.3.4. Cara Melakukan SADARI ... 29

2.4. Kanker Payudara ... 32

2.4.1. Pengertian Kanker Payudara ... 32

2.4.2. Etiologi ... 32

2.4.3. Faktor Resiko ... 34

2.4.4.Tanda dan Gejala ... 34

2.4.5. Tingkatan Klinik Kanker Payudara ... 35

2.4.6. Pencegahan, Penapisan dan Deteksi Dini ... 35

2.5. Kerangka Teori ... 36

2.6. Kerangka Konsep ... 37

2.7. Hipotesis Penelitian ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

3.1. Jenis Penelitian... 39

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 39

3.2.1. Lokasi Penelitian ... 39

(10)

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 40

3.4.1. Data Primer ... 40

3.4.2. Data Sekunder ... 40

3.5. Defenisi Operasional ... 40

3.6. Aspek Pengukuran ... 41

3.7. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ... 45

3.7.1. Tehnik Pengolahan Data ... 45

3.7.2. Tehnik Analisa Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 48

4.1. Gambaran Umum SMK Negeri 8 Medan ... 48

4.2. Analisis Univariat ... 49

4.2.1. Umur Responden ... 49

4.2.2. Riwayat Penyakit Keluarga ... 49

4.2.3. Pengetahuan Responden ... 50

4.2.4.Sikap Responden ... 62

4.2.5. Sumber Informasi Responden ... 62

4.2.6. Orang Terdekat Responden ... 63

4.2.7. Tindakan Responden ... 63

4.3. Analisis Bivariat... 63

4.3.1. Hubungan antara Umur dengan Tindakan Responden ... 64

4.3.2. Hubungan antara Riwayat Penyakit Keluarga dengan Tindakan Responden ... 65

4.3.3. Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan Responden ... 66

4.3.4. Hubungan Sikap dengan Tindakan Responden ... 66

4.3.5. Hubungan Sumber Informasi dengan Tindakan Responden ... 67

4.3.6. Hubungan Orang Terdekat dengan Tindakan Responden ... 68

4.4. Analisis Multivariat ... 68

BAB V PEMBAHASAN ... 70

5.1. Pengaruh Umur terhadap Tindakan SADARI ... 70

5.2. Pengaruh Riwayat Penyakit Keluarga terhadap Tindakan SADARI ... 71

5.3. Pengaruh Pengetahuan terhadap Tindakan SADARI ... 72

5.4. Pengaruh Sikap terhadap Tindakan SADARI... 73

5.5. Pengaruh Sumber Informasi terhadap Tindakan SADARI ... 74

(11)
(12)

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur ... 49 Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit

Keluarga Remaja Putri Yang Menderita Kanker

Payudara ... 50 Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang

Pengertian Kanker Payudara ... 50 Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Masa

Dilakukannya Pencegahan Kanker Payudara... 51 Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang

Penyakit Kanker Yang Sering Terjadi Pada Wanita ... 52 Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Usia

Wanita Yang Sering Terkena Kanker Payudara ... 52 Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Penyebab

Terjadinya Kanker Payudara Pada Usia Muda ... 53 Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Tanda

Penyakit Kanker Payudara ... 54 Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang

Pengertian SADARI ... 55 Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang

Pengertian Deteksi Dini Kanker Payudara ... 56 Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Usia

Wanita Dianjurkan Melakukan SADARI ... 57 Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Waktu

Wanita Melakukan SADARI ... 57 Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Tahap

Melakukan SADARI ... 58 Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Jari

Yang Digunakan Saat Melakukan SADARI ... 59 Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Wanita

Menopause Melakukan SADARI ... 59 Tabel 4.17. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Posisi

Wanita Saat Melakukan SADARI ... 60 Tabel 4.18. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Hal

Yang Harus Dilakukan Jika Terjadi Kelainan Pada

Payudara ... 61 Tabel 4.19. Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Responden ... 61 Tabel 4.20. Distribusi Frekuensi Kategori Sikap Responden ... 62 Tabel 4.21. Distribusi Frekuensi Kategori Sumber Informasi Responden . 62 Tabel 4.22. Distribusi Frekuensi Kategori Orang Terdekat Responden ... 63 Tabel 4.23. Distribusi Frekuensi Kategori Tindakan SADARI

(13)

Tabel 4.26. Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Dengan Tindakan SADARI ... 66 Tabel 4.27. Tabulasi Silang Sikap Dengan Tindakan SADARI ... 67 Tabel 4.28. Tabulasi Silang Sumber Informasi Dengan Tindakan

SADARI ... 67 Tabel 4.29. Tabulasi Silang Orang Terdekat Dengan Tindakan

(14)

Gambar 2.2.. Tahap 2 Cara Melakukan SADARI ... 29

Gambar 2.3. Tahap 3 Cara Melakukan SADARI ... 30

Gambar 2.4. Posisi Berbaring Cara Melakukan SADARI ... 31

(15)

normal dari sel-sel jaringan tubuh pada payudara yang bila tidak cepat di tangani akan menyebabkan kematian. Menurut Riskesdas (2009), kanker yang tertinggi diderita wanita Indonesia adalah kanker payudara dengan angka kejadian 26 per 100.000 perempuan. Sedangkan Menurut SIRS (2011), kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien kanker rawat inap diseluruh Rumah Sakit di Indonesia (16,85%). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara determinan perilaku periksa payudara sendiri (SADARI) remaja putri di SMK Negeri 8 Medan tahun 2014. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain umur, riwayat penyakit keluarga, pengetahuan, sikap, sumber informasi dan orang terdekat. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat korelasi. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh remaja putri yang bersekolah di SMK Negeri 8 Medan dan sampel yang diambil sebanyak 89 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu stratified random sampling. Data yang diperoleh melalui wawancara dengan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji regresi logistik.

Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa ada pengaruh (p<0,05) antara umur dengan tindakan periksa payudara sendiri (SADARI), antara riwayat penyakit keluarga dengan tindakan payudara sendiri (SADARI), antara pengetahuan dengan tindakan periksa payudara sendiri (SADARI), antara sikap dengan tindakan periksa payudara sendiri (SADARI), antara sumber informasi dengan tindakan periksa payudara sendiri (SADARI) dan antara orang terdekat dengan tindakan periksa payudara sendiri (SADARI).

Sesuai dengan penelitian diatas maka disarankan kepada Dinas Kesehatan dan Puskesmas untuk meningkatkan promosi kesehatan mengenai bahaya kanker payudara dan penting dilakukan sadari kepada wanita khususnya remaja putri.

(16)

breast tissue if not sooner in the handle will cause death. According to Riskesdas (2009), the highest cancer afflicting Indonesia women's breast cancer incidence by number 26 per 100,000 women. While according to SIRS (2011), breast cancer ranks first on the inpatient cancer patients throughout the hospital in Indonesia (16,85%).

The purpose of this research is to know the relationship between the determinants of behavior breast self-examination (BSE) young women in SMK Negeri 8 Medan by 2014. Factors which affect, among others, age, family disease history, knowledge, attitude, and the nearest source of information. Type of this research is quantitative research is deskritif. The population in this research is the young women who attend school in SMK Negeri 8 Medan and samples taken as many as 89 people. Sampling techniques that used for stratified random sampling. Data obtained through interviews with a questionnaire and analyzed using Regresi logistik.

Based on the research found that there was an influence( p < 0,05 ) between the ages of with the act of breast self - examination (BSE), would be aware of between the acts of family sickness with the act of breast self - examination (BSE) , would be aware of between knowledge by the act of breast self - examination (BSE), would be aware of bet breast self - examination (BSE), ween attitude with the act of breast self - examination (BSE), would be aware of between a source of information with the act of breast self - examination (BSE) and between persons nearest to the act of breast self - examination (BSE).

According to research above and suggested to dept. of health and puskesmas to increase promotion of health on the dangers of breast cancer and important realize to women especially teenage girls.

(17)

1.1. Latar Belakang

Penyakit tidak menular mengalami peningkatan karena perubahan gaya hidup masyarakat seperti pola konsumsi yang lebih mementingkan makanan berlemak, kurang serat, maupun proses ( seperti di awetkan, diasinkan dan diasap). Kanker adalah salah satu penyakit tidak menular yang bisa menyerang jaringan dalam berbagai organ tubuh, temasuk organ reproduksi wanita yang terdiri dari payudara, rahim, indung telur dan vagina (Mardiana, 2004).

Kanker merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali, serta mengancam nyawa individu penderitanya (Baradero, 2008). Menurut WHO (2004) angka kematian akibat kanker diperkirakan mencapai 7 juta orang, dua kali lebih banyak dari angka kematian yang disebabkan oleh HIV/AIDS, bahkan UICC (Union Internationale Contre Le Cancer), memperkirakan jumlah penderita kanker dinegara berkembang pada tahun 2020 bisa mencapai 10 juta orang. Apalagi penyakit kanker biasanya menyerang siapa saja tidak mengenal kelas sosial ekonomi, jenis kelamin dan usia penderita. Angka kematian akibat penyakit kanker diperkirakan juga akan terus menambah, karena kecenderungan pasien melalui pengobatan ketika penyakit kankernya sudah pada stadium lanjut (Luwina, 2006).

(18)

wanita kulit putih dan 25% pada wanita kulit hitam, ini merupakan keganasan nomor satu dan merupakan penyebab kematian nomor dua setelah kanker paru, yang diperkirakan terdapat 193.700 kasus baru kanker payudara dengan angka kematian sebesar 43.000 setiap tahunnya. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2008, pada tahun 2005 kematian akibat kanker di seluruh dunia mencapai 7 juta orang, 11 juta kasus baru kanker dan 25 juta orang hidup dengan kanker. Diperkirakan pada tahun 2030, kematian akibat kanker meningkat menjadi 17 juta, 27 juta kasus baru dan 75 juta orang hidup dengan kanker. Dari 75 juta jiwa tersebut, 70 persennya hidup di negara berkembang termasuk Indonesia (Setiati,2009).

Kanker payudara di banyak Negara merupakan kanker yang paling sering terjadi dan penyebab kematian terpenting pada wanita. Di kebanyakan Negara kanker payudara menduduki tempat nomor dua dari insiden semua tipe kanker di Indonesia, baik menurut penyelidikan bagian Patologi Universitas Indonesia (Prof. Soetomo Tjokronegoro) maupun registrasi kanker di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, umur penderita kanker payudara yang termuda adalah 20-29 tahun, yang tertua 80-89 tahun, dan terbanyak berumur 40-49 tahun yakni 130 kasus (Prawirohardjo, 2008).

(19)

Indonesia prevalensi tumor/kanker adalah 4,3 per 1000 penduduk. Kanker merupakan penyebab kematian nomor 7 (5,7%) setelah stroke, TB, hipertensi, cedera, perinatal, dan DM. Hal ini terlihat dari berbagai data kanker yang dipublikasikan baik oleh pemerintah maupun lembaga-lembaga kanker. (Riskesdas, 2009).

Sedangkan berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2011, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien kanker rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim (11,78%). Hal ini sama dengan estimasi Globocan (IACR) tahun 2002. Kanker tertinggi yang di derita wanita Indonesia adalah kanker payudara dengan angka kejadian 26 per 100.000 perempuan, disusul kanker leher rahim dengan 16 per 100.000 perempuan. (Riskesdas, 2009).

Jumlah penderita kanker yang datang mengunjungi Yayasan Kanker Indonesia tercatat sebanyak 115 Orang selama pertengahan tahun 2011 dimana 15 orang lainnya positif terkena kanker payudara dan 100 orang sisanya terkena tumor jinak payudara. (YKI, 2011)

Penyebab langsung kanker payudara hingga saat ini belum diketahui, namun hasil penelitian Simanjuntak dalam Hawari (2004) menyatakan bahwa ternyata banyak faktor resiko yang menyebabkan terjadinya kanker payudara yang di antaranya yakni wanita yang berumur 25 tahun keatas, wanita tidak kawin dan wanita yang memiliki anak pertama setelah usia 35 tahun.

(20)

payudaranya. Dimana tumor yang terjadi bisa menjadi kanker, bila tidak terdeteksi lebih awal. Meskipun tidak semuanya ganas, tetapi ini menunjukkan bahwa saat ini sudah ada tren gejala kanker payudara yang semakin tinggi di usia remaja (Lily, 2008).

Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Pada usia ini fisik seseorang terus berkembang, demikian pula aspek sosial maupun psikologisnya. Perubahan ini membuat seorang remaja banyak ragam gaya hidup, perilaku, tidak terkecuali pengalaman dalam menentukan makanan apa yang dikonsumsi yang sangat berpengaruh terhadap keadaan gizi seorang remaja, Pada zaman sekarang sudah sangat beragam penyakit mematikan yang bermunculan terutama pada wanita dan remaja. Salah satu penyakit mematikan tersebut adalah kanker payudara (Yuniastuti, 2008).

(21)

terutama kanker payudara dan usus besar (Yuniastuti, 2008).

Berdasarkan data yang diperoleh dari RSHS di Provinsi Jawa Barat selama Tahun 2011 di kutip dari Siahaan (2012) Jumlah kunjungan pasien dengan keluhan menderita benjolan pada payudara atau kanker payudara mengalami kenaikan yang signifikan yaitu sebanyak 1.502 terdiri dari criteria remaja berumur 11-24 tahun sebanyak 45 0rang sedangkan usia 25-44 tahun sebnyak 673 orang dan usia lebih dari 45 tahun sebagai sisanya masih menempati urutan pertama jumlah penderita kanker payudara.

Berdasarkan data tahun 2012 yang diperoleh dari ruang rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh pada bulan Januari hingga Desember 2011 sebanyak 524 kasus yang terkena Neoplasma ganas kanker payudara yang diantaranya berusia 15-24 tahun sebanyak 12 orang, usia 25-44 tahun sebanyak 191 orang, dan yang berusia 45-64 tahun sebanyak 260 orang, sedangkan pada usia 65 keatas sebanyak 61 orang, serta yang meninggal dunia sebanyak 13 orang.(Sari, 2013).

Berdasarkan hasil penelitian Azri (2010) di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, terdapat 312 kasus kanker payudara termasuk diantaranya berusia 13-25 tahun sebanyak 13 orang. Berdasarkan hasil penelitian Fransiskus di Hope Clinik Medan, Terdapat 78 penderita kanker payudara terdapat diantaranya berusia 15- 25 tahun sebanyak 6 orang.

(22)

gen untuk kanker payudara familiar telah berhasil di identifikasi dan tampaknya diwariskan sebagai suatu sifat dominan. Diet tinggi lemak dan konsumsi alkohol juga dapat dikaitkan dengan kanker payudara. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara teratur setiap bulan penting untuk deteksi dini tumor, sadari harus dilakukan oleh semua wanita yang berusia diatas maupun dibawah 20 tahun (Elizabeth, 2001).

SADARI merupakan metode paling efektif dan efesien untuk menentukan kanker payudara pada stadium dini. Masalah utama pada sadari adalah ketidakteraturan dan jarang sekali dilakukan (Erniyati, 2006).

Berdasarkan hasil penelitian Chestella (2008) di falkultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, dari 79 Responden menunjukkan bahwa terdapat responden dengan tingkat pengetahuan tentang kanker payudara dan SADARI, tinggi sejumlah 54 orang (68,4%), rendah sejumlah 2 orang (2,5%). Sedangkan responden dengan perilaku SADARI yang baik sejumlah 19 orang (24,1%), perilaku SADARI yang cukup baik sejumlah 41 orang (51,9%) dan perilaku kurang baik sejumlah 19 orang (24,1%).

Berdasarkan hasil penelitian Putri (2011) di MA KMI DINIYYAHPUTRI Padang Panjang dari 115 responden, diperoleh hasil responden yang memiliki pengetahuan baik (11,3%), pengetahuan sedang (35,7%), pengetahuan kurang (53%). Sikap mereka masuk dalam kategori baik (9,6%), kategori sedang (68,7%), kategori kurang (21,7%). Perilaku mereka termasuk dalam kategori kurang (97,4%) sedangkan sisanya termasuk kategori sedang (2,6%).

(23)

dapat memperoleh informasi tentang kanker payudara dan SADARI dengan begitu mudah, salah satunya dengan mengakses internet ataupun jejaring sosial, sehingga pengetahuan remaja tentang kanker payudara dan sadari dapat meningkat dan remaja mau melakukan SADARI.

Berdasarkan survei awal yang dilakukan pada tanggal 23 Desember 2013, terdapat 6 dari 10 remaja putri yang memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang kanker payudara dan SADARI karena mereka telah mengetahui tentang bahaya kanker payudara dan apa itu SADARI. Dan dari 6 orang yang memiliki pengetahuan yang baik, hanya 1 orang yang melakukan tindakan SADARI, karena ibu dari remaja tersebut pernah menjalani operasi tumor payudara sehingga telah mengetahui cara dan tujuan SADARI. Untuk beberapa alasan diatas peneliti memilih SMK Negeri 8 Medan sebagai lokasi Penelitian. SMK Negeri 8 merupakan sekolah menengah kejuruan negeri yang terletak di Jl. Dr. Mansyur/Jl. SMTK-20131 Medan. Mempunyai jumlah siswa sebanyak 1401 orang terdiri dari 203 siswa laki-laki dan 1198 siswa perempuan.

Berdasarkan informasi yang di dapat dari Guru maupun bagian tata usaha SMK Negeri 8 belum pernah ada penelitian maupun penyuluhan tentang kanker payudara di SMK tersebut.

1.2. Perumusan Masalah

(24)

1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui determinan perilaku SADARI remaja putri dalam upaya deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 8 Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran umur, riwayat penyakit keluarga, pengetahuan, sikap,sumber informasi, orang terdekat, dan tindakan melakukan SADARI remaja putri di SMK Negeri 8 Medan.

2. Untuk mengetahui hubungan antara umur terhadap tindakan SADARI remaja putri di SMK Negeri 8 Medan.

3. Untuk mengetahui hubungan antara riwayat penyakit keluarga terhadap tindakan SADARI remaja putri di SMK Negeri 8 Medan.

4. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan terhadap tindakan SADARI remaja putri di SMK Negeri 8 Medan.

5. Untuk mengetahui hubungan antara sikap terhadap tindakan SADARI remaja putri di SMK Negeri 8 Medan.

6. Untuk mengetahui hubungan antara sumber informasi terhadap tindakan SADARI remaja putri di SMK Negeri 8 Medan.

7. Untuk mengetahui hubungan antara orang terdekat terhadap tindakan SADARI remaja putri di SMK Negeri 8 Medan.

(25)

1.4.Manfaat Penelitian

1. Bagi Remaja Putri

Meningkatkan pengetahuan tentang periksa payudara sendiri agar mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Merupakan masukan yang dapat memperkaya kepustakaan atau mungkin dapat dikembangkan dalam penelitian selanjutnya.

3. Bagi Peneliti

Berguna sebagai pengalaman dan tambahan dalam melakukan penelitian ilmiah serta menambah wawasan tentang kanker payudara dan periksa payudara sendiri (SADARI).

4. Bagi Dinas Kesehatan/ Puskesmas

(26)

2.1. Konsep Perilaku

Perilaku adalah suatu aksi reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi yaitu rangsangan (Ensiklopedi Amerika). Robert Kwick (1974) dalam Notoatmodjo 2003 menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dipelajari.

Skinner (1938) dalam Notoatmodjo (2003) merumuskan bahwa perilaku merupakan hasil hubungan antara stimulus (perangsang) dan respon. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme tersebut merespon, maka teori ini disebut juga teori “S-O-R” atau Stimulus -Organisme-Respon, dimana respon tersebut dibedakan menjadi 2 respon yaitu, 1) Respondent respons/reflexive adalah respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus ini disebut eliciting stimulation karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap, misalnya makanan yang lezat menimbulkan

(27)

Berdasarkan teori “S-O-R” tersebut, maka perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1) Perilaku tertutup (covert behavior), perilaku ini terjadi bila respons terhadap stimulus masih belum dapat diamati orang lain secara jelas. Respons seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang ada. Contoh: remaja mengetahui bahayanya kanker payudara untuk dirinya (pengetahuan), kemudian mencari informasi cara mendeteksi dini kanker payudara (sikap). 2) Perilaku terbuka (overt behavior), perilaku ini terjadi bila respons terhadap stimulus sudah berupa tindakan atau praktik yang dapat diamati orang lain dari luar. Contoh: remaja rutin melakukan SADARI.

2.1.1. Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaiatan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan.

Menurut Becker (1979) dalam Notoatmodjo 2007, terdapat 3 klasifikasi tentang perilaku kesehatan, yaitu :

a. Perilaku hidup sehat, mencakup : makan dengan menu seimbang, olahraga teratur, tidak merokok, tidak minum minuman keras dan narkoba, istirahat yang cukup, mengendalikan stres, dan perilaku atau gaya hidup yang positif bagi kesehatan.

(28)

c. Perilaku peran sakit, mancakup : tindakan untuk memperoleh kesembuhan, mengenal/mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan/penyembuhan penyakit yang layak, mengetahui hak tentang penyakit dan perawatnnya.

2.1.2.Domain Perilaku

Menurut Benyamin Bloom (1908) dalam Notoatmodjo 2007, membagi perilaku manusia dalam 3 domain, yaitu :

2.1.2.1.Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga, pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkatan yaitu :

1. Mengetahui (Know)

(29)

yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pendidikan yang paling rendah.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan mampu menjelaskan secara benar mengenai objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini diartikan sebagai aplikasi penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (Syntesis)

Sintesis merupakan kepada kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

(30)

Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut. Apabila penerima perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama

(Notoatmodjo, 2003).

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan remaja tentang penyakit kanker payudara dipengaruhi oleh banyaknya informasi yang didapat. Banyak kejadian yang menderita kanker payudara hanyalah karena masalah kurangnya pengetahuan terutama dari orang tua khusunya ibu, sekedar memahami kanker payudara diperlukan pemahaman yang mendalam, baik dalam hal manfaat maupun segala sesuatu yang berkaitan dengan pencegahannya. Tanpa pengetahuan dan pemahaman yang cukup, remaja bisa saja terjebak oleh opini yang keliru tentang penyakit kanker payudara yang beredar di masyarakat. Orang yang berpengetahuan baik akan mengupayakan kemampuan dan menerapkan pengetahuannya didalam kehidupan sehari-hari (Notoatmodjo, 2003).

2.1.2.2.Sikap

(31)

Sikap merupakan suatu reaksi atau respon yang mencerminkan pendapatnya, atau pendapat seseorang yang merupakan pernyataan dari sikapnya yang mengenali jawaban-jawaban mengenai perasaan, kepercayaan, konsepsi/pendapat/ide, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Newcomb dalam Notoatmodjo (2003), mengatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan pelaksanaan motif tertentu. Sikap merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap masih merupakan reaksi tertutup, bukan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dan lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

1. Komponen Pokok Sikap

Menurut Azwar (2010), menjelaskan bahwa dalam mengikuti skema triadik, struktur sikap terdiri atas 3 (tiga) komponen yang saling menunjang, yaitu:

a. Komponen kognitif, yaitu berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap.

b. Komponen efektif, yaitu menyangkut masalah kehidupan emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap.

(32)

2. Berbagai Tingkatan Sikap

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan antara lain menurut Notoatmodjo (2003), yaitu:

a. Menerima (receiving), yaitu menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan.

b. Merespon (responding), yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.

c. Menghargai (valuing), yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

d. Bertanggung jawab (responsible), yaitu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.

3. Fungsi Sikap

Teori fungsional yang dikemukakan oleh Katz (1953) dalam Azwar (2010) mengatakan bahwa untuk memahami sikap menerima dan menolak perubahan haruslah beranjak dari dasar motivasional sikap itu sendiri. Apa yang dimaksud oleh Katz sebagai dasar motivasional merupakan fungsi sikap bagi individu yang bersangkutan.

(33)

a. Fungsi instrumental, fungsi penyesuaian, fungsi manfaat.

Fungsi ini menyatakan bahwa individu dengan sikapnya berusaha untuk memaksimalkan hal-hal yang diinginkan dan meminimalkan hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan demikian, individu akan membentuk sikap positif terhadap hal-hal yang dirasakannya akan mendatangkan keuntungan dan membentuk sikap negatif terhadap hal-hal yang dirasakan akan merugikan dirinya.

b. Fungsi pertahanan ego

Sewaktu individu tidak mengalami hal yang tidak menyenangkan dan dirasa akan mengancam egonya atau sewaktu ia mengetahui fakta dan kebenaran yang tidak mengenakkan bagi dirinya maka sifatnya dapat berfungsi sebagai mekanisme pertahanan ego yang akan melindunginya dari kepahitan kenyataan tersebut. Sikap dalam hal ini, merefleksikan problem kepribadian yang tidak terselesaikan.

c. Fungsi pertahanan nilai

(34)

d. Fungsi pengetahuan

Menurut fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencapai penalaran dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Adanya unsur-unsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu akan disusun, ditata kembali, atau diubah sedemikian rupa sehingga tercapai suatu konsistensi. Jadi sikap berfungsi sebagai suatu skema, yaitu suatu cara strukturisasi agar dunia di sekitar tampak logis dan masuk akal. Sikap digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap fenomena luar yang ada dan mengorganisasikannya.

4. Pembentukan Sikap

Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Interaksi sosial mengandung arti lebih dari pada sekedar adanya kontak sosial dan hubungan antara individu sebagai anggota kelompok sosial. Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan saling mempengaruhi diantara individu yang satu dengan yang lainnya, terjadi hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masing-masing individu sebagai anggota masyarakat (Azwar, 2010).

Menurut Azwar (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap antara lain:

a. Pengalaman Pribadi

(35)

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivitas oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

c. Pengaruh Kebudayaan

Tanpa disadari, kebudayaan telah menemukan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan yang memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya.

d. Media Masa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual ditampilkan secara objektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya.

e. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.

f. Faktor Emosional

(36)

5. Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Sikap

Menurut Kelman (1958) dalam Azwar (2010), telah dijelaskan bahwa ada tiga proses sosial yang berperanan dalam proses perubahan terjadinya perubahan sikap adalah:

a. Kesediaan, yaitu suatu proses ketika individu bersedia menerima pengaruh dari orang lain atau kelompok lain dikarenakan ia berharap untuk memperoleh reaksi atau tanggapan positif dari pihak lain tersebut.

b. Identifikasi, yaitu suatu proses yang terjadi apabila individu meniru perilaku atau sikap seseorang atau sikap kelompok lain dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa yang dianggapnya sebagai bentuk hubungan yang menyenangkan antara dia dengan pihak lain termaksud.

c. Internalisasi, yaitu suatu proses yang terjadi apabila individu menerima pengaruh dan bersedia bersikap menuruti pengaruh itu dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa yang ia percayai dan sesuai dengan system nilai yang dianutnya.

(37)

Sikap dapat dibedakan menjadi beberapa karakteristik, yaitu sebagai berikut: 1. Sikap positif

Sikap positif yaitu sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan, menerima mengakui, menyetujui, serta melaksanakan norma-norma yang berlaku dimana individu itu berbeda.

2. Sikap negatif

Sikap negatif yaitu sikap yang menunjukkan penolakan terhadap suatu norma yang berlaku dimana individu itu berada.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap tidak hanya menentukan apa yang dikerjakan oleh seseorang tetapi juga cara yang kiranya akan memuaskan baginya. sikap yang baik akan menentukan seberapa jauh kesuksesan yang dapat dicapai seseorang, karena sikap adalah sebagai ekspresi dari sebuah perasaan. Percaya diri merupakan suatu sikap yang positif, karena dengan kepercayaan pada diri sendiri akan menuntun kita untuk selalu berbuat yang lebih baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Sikap remaja yang mempengaruhi terhadap penyakit kanker payudara digencarkan oleh berbagai masyarakat yang menyatakan unsur budaya yang kadang kala bertentangan dengan ilmu kesehatan. Pasalnya makanan remaja tidak boleh sembarangan dikonsumsi, apalagi makanan yang sudah siap saji (Notoatmodjo, 2003).

2.1.2.3.Tindakan

(38)

Tindakan terdiri dari empat tingkatan, yaitu : 1. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.

2. Respon Terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.

3. Mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga.

4. Adopsi (adoption)

Adaptasi adalah praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

2.1.3. Determinan Perilaku

Perilaku menurut teori dari Lawrence Green (1980) yang membedakan masalah kesehatan menjadi 2 determinan yaitu faktor perilaku dan non perilaku. Untuk faktor perilaku sendiri bertujuan untuk mendorong terjadinya perubahan perilaku pada setiap individu. Green membagi faktor perilaku menjadi 3 faktor utama yaitu faktor predisposisi, pemungkin dan penguat.

a. Faktor predisposisi

(39)

dengan faktor predisposisi seperti umur, pendidikan, pendapatan keluarga, pengetahuan, sikap, dan riwayat penyakit keluarga.

b. Faktor pemungkin

Merupakan faktor lanjutan dari faktor predisposisi, dimana motivasi untuk terjadinya perubahan perilaku tersebut dapat terwujud. Biaya, informasi kesehatan, pelayanan kesehatan, dan media informasi menjadi faktor pemungkin bagi setiap individu untuk berperilaku. Hal ini disebabkan karena seseorang akan mendapat dan mencari informasi kesehatan maupun mendapat atau mencari informasi mengenai pencegahan dan pengobatan apabila adanya akses ke informasi dan pelayanan kesehatan tersebut. Selain informasi kesehatan dan media informasi, faktor lingkungan juga memiliki andil untuk mempengaruhi perilaku karena faktor lingkungan dapat memfasilitasi perilaku atau tindakan tersebut seperti biaya akses informasi dan biaya ke fasilitas kesehatan sehingga individu dapat mencari informasi mengenai perkembangan tren kesehatan , pencegahan penyakit dan pengobatan yang dibutuhkan (Green et al, 1980 yang dikutip oleh Gielen dan McDonald dalam Glanz, Rimer, Lewis 2002).

c. Faktor penguat

(40)

2.2. Remaja

2.2.1. Pengertian

Remaja adalah anak berusia 13-25 tahun, dimana usia 13 tahun merupakan batas usia pubertas pada umumnya, yaitu secara biologis sudah mengalami kematangan seksual dan usia 25 tahun adalah usia ketika mereka pada umumnya secara sosial dan psikologis mampu mandiri (Notoatmodjo,2007).

Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun, yaitu menjelang masa dewasa muda. Remaja tidak mempunyai tempat yang jelas, yaitu bahwa mereka tidak termasuk golongan anak-anak tetapi juga tidak termasuk golongan dewasa (Soetjiningsih, 2004).

Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak dan masa dewasa, dimana terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kognitif (Soetjiningsih, 2004).

Menurut Soetjiningsih, (2004) berdasarkan umur kronologis dan berbagai kepentingan, terdapat berbagai definisi tentang remaja, yaitu :

a. Pada buku-buku pediatri, umumnya mendefinisikan remaja adalah bila seorang anak telah mencapai umur 10-18 tahun untuk anak perempuan dan untuk anak laki-laki 12-20 tahun.

(41)

c. Menurut undang-undang Perburuhan, anak dianggap remaja apabila telah mencapai umur 16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat untuk tinggal.

d. Menurut UU Perkawinan No.1 tahun 1974, anak dianggap sudah remaja apabila cukup matang untuk menikah, yaitu umur 16 tahun untuk anak perempuan dan 19 tahun untuk anak laki-laki.

e. Menurut pendidikan nasional anak dianggap remaja bila anak sudah berumur 18 tahun, yang sesuai dengan saat lulus Sekolah Menengah.

f. Menurut WHO, remaja bila anak telah mencapai umur 10-18 tahun. Menurut WHO, remaja adalah suatu masa dalam Hurlock (2000), yaitu:

Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.

Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.

Terjadi perubahan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.

2.2.2. Batasan Remaja

Menurut Hurlock dalam BKKBN (2006), reproduksi sehat remaja terbagi atas beberapa batasan, yaitu:

a. Remaja Awal usia 11-13 tahun

(42)

mereka. Remaja seringkali mengalami perubahan kejiwaan seperti rasa cemas, rendah diri dan masalah pergaulan. Pada tahap ini remaja perlu mengetahui tentang tumbuh kembang remaja.

b. Remaja Tengah usia 14-18 tahun

Usia 14-18 tahun merupakan tahap lanjut dari remaja awal dan mulai memasuki tahap aktif seksual. Pada tahap ini seharusnya remaja telah mempunyai informasi dan pengetahuan yang benar tentang kesehatan reproduksi yang diperoleh dari sumber yang benar, sehingga mereka bisa menghindari hal-hal yang beresiko pada kehidupannya, seperti kanker payudara dapat menimbul kematian apabila tidak cepat ditangani atau di obati.

c. Remaja Akhir usia 19-21 tahun

Usia 19-21 tahun merupakan tahap akhir remaja. Kebutuhan pada usia ini adalah persiapan untuk mencegah terjadinya terjadinya kanker payudara, salah satunya dengan melakukan SADARI dengan rutin, sehingga kanker payudara dapat di deteksi dini.

2.3. Periksa Payudara Sendiri (SADARI)

2.3.1. Pengertian SADARI

(43)

Pemeriksaan payudara secara rutin sangat diperlukan untuk mendeteksi adanya kanker atau tumor pada payudara sedini mungkin. Hal ini terutama bagi wanita yang memiliki yang memiliki resiko tinggi terkena kanker payudara. Semakin dini kanker tersebut ditemukan dan segera ditangani, akan memberikan harapan kesembuhan dan harapan hidup yang semakin besar (Luwia, 2003).

Pada wanita produktif, SADARI harus dilakukan sebulan sekali, 1 minggu setelah haid terakhir. Jangan melakukan pada waktu sebelumnya, karena pada masa pertengahan siklus haid sampai menjelang haid, payudara biasanya membengkak akibat pengaruh kelenjar susu oleh hormon estrogen dan progesteron, sehingga pemeriksaan akan lebih sulit dilakukan secara akurat. Bagi wanita yang telah mengalami menopause, SADARI dapat dilakukan kapan pun setiap bulan. Cara yang paling tepat adalah dengan memilih tanggal lahir agar selalu ingat untuk melakukan SADARI secara rutin. (Luwia, 2003).

2.3.2. Tujuan SADARI

(44)

Luwia (2003) mengemukakan bahwa beberapa penelitian memang menunjukan SADARI tidak menurunkan angka kematian akibat kanker payudara, namun kombinasi antara SADARI dan mamografi masih dibutuhkan untuk menurunkan resiko kematian akibat kanker payudara.

Menurut Nina (2002) dalam Hawari (2004) mengemukakan bahwa keunggulan SADARI adalah dapat menemukan tumor/benjolan payudara pada saat stadium awal, penemuan awal benjolan dipakai sebagai rujukan melakukan mamografi untuk mendeteksi interval kanker, mendeteksi benjolan yang tidak terlihat saat melakukan mamografi dan menurunkan kematian akibat kanker payudara.

2.3.3.Target dan waktu pelaksanaan

(45)

tanggal yang sama setiap bulan sehingga aktifitas rutin dalam kehidupan wanita tersebut (Luwia, 2003).

2.3.4. Cara melakukan SADARI

1. Berdiri di depan cermin.

Tanggalkan pakaian, berdiri di depan cermin dan bandingkan ukuran kedua payudara, inversi puting (melesak ke dalam), pembengkakan, atau lekukan pada payudara. Perhatikan juga perubahan pada kulit atau puting payudara, misalnya simpul atau discharge dari puting.

Perhatikan payudara dalam 4 tahap: a. Posisi tangan lurus di samping badan

Gambar : 2.1

b. Posisi kedua tangan diangkat lurus ke atas

(46)

c. Posisi kedua tangan di pinggang dan kencangkan otot-otot dada sambil menekan kuat pinggang

Gambar : 2.3

d. Membungkuk ke depan – Lihat payudara

Pada keempat posisi ini, M. pectoralis akan berkontraksi, sehingga jika ada tumor yang mengenai ligamen, lekukan ringan sekalipun akan dapat terlihat (Luwia, 2003).

2. Berbaring

a. Pemeriksaan dimulai dari payudara kanan

b. Letakkan bantal tipis atau lipatan handuk di bawah bahu kanan c. Letakkan tangan kanan di bawah kepala

d. Periksa seluruh bagian payudara menggunakan telapak jari telunjuk, tengah dan jari manis tangan kiri

(47)

f. Pemeriksaan dimulai dari dekat ketiak ke arah bawah sampai bra line, lalu geser sekitar 2cm ke arah selangka dan lanjutkan pemeriksaan ke atas. Setelahnya geser lagi dan ke arah bawah, dst. Gerakan geser, naik dan turun ini dimaksudkan agar jangan sampai ada bagian yang terlewat.

g. Setelahnya, dilanjutkan dengan gerakan melingkari puting sampai ke bagian luar payudara. Lakukan dengan tekanan ringan dan kuat.

h. Periksa juga ketiak untuk meraba adanya benjolan

i. Pada wanita yang tidak sedang menyusui, tekan lembut puting susu dengan jari telunjuk dan ibu jari untuk melihat ada tidaknya discharge.

j. Ulangi langkah yang sama untuk payudara kiri menggunakan tangan kanan

(48)

2.4. Kanker Payudara

2.4.1. Pengertian Kanker Payudara

Kanker payudara adalah segolongan penyakit sebagai akibat pertumbuhan tidak normal dari sel – sel jaringan tubuh pada payudara yang bila tidak cepat ditangani dan diobati akan menyebabkan kematian (Otto, S, 2005).

2.4.2. Etiologi

Sampai saat ini penyebab pasti kanker payudara belum diketahui namum data epidemologik mengisyaratkan bahwa faktor genetik, endokrin dan lingkungan mungkin sangat berperan inisiasi dan/atau promosi pertumbuhan kanker payudara (YKI, 2008).

a. Genetik

Semua saudara dari penderita kanker payudara memiliki peningkatan resiko mengalami kanker payudara namun saudara tingkat pertama (saudara kandung, orang tua, anak) memiliki peningkatan resiko dua sampai tiga kali lipat dibandingkan dengan populasi umum. Hampir 5% dari semua pasien kanker payudara memiliki kelainan genetik spesifik yang berperan dalam pembentukan kanker payudara mereka. Para peneliti menemukan gen dengan nama BRC-1 (Breast Cancer 1) dan BRC-2 (Breast Cancer 2). BRC-1 dapat dideteksi pada 1 dari 400 wanita dan mutasi BRC-2 memyababkan 5% dari kanker payudara yang disebabkan karena faktor keturunan.

b. Lingkungan

(49)

yang disebabkan sinar X pada payudara atau mamogram tidak dapat diperbandingkan dengan terapi radiasi tuberculosis atau kanker lain dan tidak menyebabkan kanker fan tidak perlu dikhawatirkan). Pestisida seperti DDT juga perlu diperhatikan.

c. Endokrin

Banyak faktor yang meningkatkan resiko kanker payudara. Menstruasi yang mulai pada usia terlalu muda, menopouse yang datangnya terlambat (usia lebih dari 51 tahun), mempunyai anak pertama di atas usia 30 tahun atau tidak sama sekali mempunyai anak akan meningkatkan resiko terkena kanker payudara. Semua faktor tersebut berhubungan dengan hormon estrogen. Kanker payudara juga berhubungan dengan penggunaan hormon estrogen yang digunakan sebagai terapi menopouse.

d. Diet

Sejumlah penelitian memperlihatkan bahwa diet tinggi lemak dapat meningkatkan resiko terkena kanker payudara, tetapi penelitian lain tidak memperlihatkan hasil tersebut. Karena mengkonsumsi makanan berlemak tinggi dihunungkan dengan resiko terkena kanker payudara dan penyakit hati maka lebih baik apabila membatasi konsumsi makanan berlemak.

e. Alkohol

(50)

2.4.3. Faktor resiko

Menurut Gale dan Charette (2000), faktor resiko terjadinya kanker peyudara adalah :

a. Usia diatas 40 tahun.

b. Ada riwayat kanker payudara pada individu atau keluarga. c. Menstruasi pada usia muda/usia dini.

d. Menopouse pada usia lanjut.

e. Tidak mempunyai anak atau mempunyai anak pada usia lanjut.

f. Pendidikan lebih tinggi dan atau status sosial ekonomi yang lebih tinggi. g. Penggunaan eksogen esterogen jangka panjang dan progestin.

h. Terpajan pada radiasi pengionisasi berlebihan. i. Riwayat penyakit fibrokistik.

j. Kanker edometrial, ovarium atau kanker kolon.

2.4.4. Tanda dan gejala

(51)

menetap; anoreksia atau berat badan menurun; gangguan pencernaan; pusing; penglihatan kabur dan sakit kepala (Gale dan Charette, 2000).

2.4.5. Tingkatan klinik kanker payudara

a. Stadium I

Tumor kurang dari 2 cm, terbatas pada payudara, tidak ada nodul limfa positif dan belum ada penyebaran.

b. Stadium II

Tumor kurang dari 2 cm dengan adanya nodul limfa positif, tidak ada penyebaran atau tumor 2-5 cm dengan atau tanpa nodul limpa positif, tidak ada penyebaran atau tumor lebih besar dari 5 cm dengan nodul limfa negatif, tidak ada penyebaran yang nyata.

c. Stadium III

Tumor lebih besar dari 5 cm dengan nodul limfa positif dan belum ada penyebaran atau tumor menyebar ke dinding dada atau kulit, terdapat nodul positif pada payudara tanpa ada penyebaran yang nyata.

d. Stadium IV

Beberapa metastase jauh ke otak, paru – paru, hati atau tulang; dengan atau tanpa nodul limfa positif.

2.4.6. Pencegahan, penapisan dan deteksi dini

Beberapa cara yang dipakai untuk scrining kanker payudara adalah :

(52)

b. Pemeriksaan klinis payudara yang dilakukan oleh tenaga kesehatan misalnya dokter spesialis bedah, dokter umum atau perawat terlatih.

c. Pemeriksaan imaging, seperti mamografi dan ultrasonografi. Mamografi merupakan pemeriksaan radiodiagnostik khusus dengan menggunakan teknik foto “soft issue” pada payudara. Pemeriksaan ini digunakan pada program skrining karena mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi sekitas 80-90%.

2.5. Kerangka Teori

Perilaku adalah suatu aksi reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi yaitu rangsangan (Ensiklopedi Amerika). Robert Kwick (1974) dalam Notoatmodjo 2003 menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dipelajari.

(53)

2.6. Kerangka Konsep

Menurut latar belakang dan penelusuran pustaka, maka dapat di gambarkan kerangka konsep penelitian sebagai berikut :

Variabel Indepanden Variabel Dependen

Gambar : 2.5

2.7. Hipotesis Penelitian

1. Ada pengaruh antara umur terhadap perilaku SADARI remaja putri dalam upaya deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 8 Medan.

2. Ada pengaruh riwayat penyakit keluarga terhadap perilaku SADARI remaja putri dalam upaya deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 8 Medan. Faktor Predisposisi :

- Umur

- Riwayat Penyakit Keluarga - Pengetahuan

- Sikap

Faktor Pemungkin : - Sumber Informasi

Faktor Pendorong :

- Orang terdekat (keluarga, guru, teman terdekat)

(54)

3. Ada pengaruh pengetahuan terhadap perilaku SADARI remaja putri dalam upaya deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 8 Medan.

4. Ada pengaruh sikap terhadap perilaku SADARI remaja putri dalam upaya deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 8 Medan.

5. Ada pengaruh sumber informasi terhadap perilaku SADARI remaja putri dalam upaya deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 8 Medan.

(55)

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat korelasi untuk mengetahui hubungan determinan perilaku SADARI remaja putri dalam upaya deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 8 Medan.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 8 Medan, yang beralamat di Jl. Dr. Mansyur/Jl. SMTK-20131 Medan.

3.2.1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian di lakukan mulai Desember 2014 – Maret 2014.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri yang bersekolah di SMK Negeri 8 Medan.

3.3.2. Sampel

Adapun pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Lameshow (1997) yaitu :

Keterangan :

(56)

d : Tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0.1) z : Tingkat kepercayaan (95% = 1,96)

p : Proporsi (ditentukan = 0,5)

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus diatas didapat sampel sebesar 89 orang.

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data primer diperoleh melalui wawancara langsung kepada siswi putri dengan menggunakan kuesioner dimana sampel diambil dengan cara stratified random sampling.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari data siswa/siswi yang didapat dari Guru maupun Karyawan yang bekerja di SMK Negeri 8 Medan.

3.5. Defenisi Operasional

1. Umur yaitu usia remaja putri dalam 1 tahun.

(57)

3. Pengetahuan yaitu pemahaman remaja putri tentang periksa payudara sendiri (SADARI).

4. Sikap yaitu suatu reaksi atau respon remaja putri terhadap periksa payudara sendiri (SADARI).

5. Sumber Informasi yaitu asal/sumber keterangan yang didapat remaja putri tentang sadari dan kanker payudara.

6. Orang terdekat yaitu orang yang mempengaruhi remaja putri dalam melakukan SADARI

7. Tindakan SADARI yaitu kegiatan atau aktivitas periksa payudara sendiri (SADARI) yang dilakukan remaja putri.

3.6. Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran dalam penelitian ini berdasarkan pada jawaban responden terhadap pertanyaan yang telah disediakan dan telah disesuaikan dengan skor yang ada.

Cara pengukuran pada penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut (Arikunto,2007) :

1. Memberi skor pada tiap butir pertanyaan.

2. Menjumlahkan skor dari pertanyaan-pertanyaan.

3. Memberikan penilaian tiga kategori yaitu baik,sedang,dan kurang baik sesuai dengan pengelompokkan skor.

1. Umur

(58)

2. Riwayat Penyakit

Riwayat penyakit keluarga responden diukur melalui 1 pertayaan. Ada 2 hal mengenai riwayat penyakit keluarga yaitu Ya, apabila ada anggota keluarga atau saudara keluarga kandung remaja putri yang menderita kanker payudara. dan Tidak, apabila tidak ada anggota keluarga atau saudara keluarga kandung yang menderita kanker payudara

3. Pengetahuan

Pengetahuan responden diukur melalui 15 pertanyaan,responden yang menjawab benar akan diberi skor 1,sedangkan salah diberi skor 0.sehingga skor tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 15.selanjutnya dikategorikan atas baik, cukup, dan kurang dengan defenisi sebagai berikut:

a. Pengetahuan baik apabila responden mengetahui dan menjawab benar tentang SADARI >75% dengan skor 10-15.

b. Pengetahuan cukup apabila responden menjawab sebagian pertanyaan dengan benar tentang SADARI 45-75% dengan skor 5-9.

c. Pengetahuan kurang baik apabila responden mengetahui sebagian kecil tentang SADARI <45% dengan skor 0-4.

4. Sikap

(59)

dicapai adalah 15. Dapat di kategorikan atas baik, sedang, kurang sebagai berikut :

a. Sikap remaja putri atau responden baik apabila menyetujui sebagian besar tentang SADARI >75% dengan skor 10-15.

b. Sikap remaja putri atau responden cukup apabila responden menyetujui sebagian tentang SADARI 45-75% dengan skor 5-9.

c. Sikap remaja putri atau responden kurang apabila responden menyetujui sebagian kecil tentang SADARI <45% dengan skor 0-4.

5. Sumber Informasi

Sumber informasi diukur melalui 5 pertanyaan. Skala pengukuran sumber informasi berdasarkan pada jawaban yang diperoleh dari responden terhadap semua pertanyaan yang diberikan.

Untuk pertanyaan nomor 1 nilai tertinggi adalah 3, dengan kriteria jawaban : - Jawaban <3, skornya 1

- Jawaban 3-4, skornya 2 - Jawaban >4, skornya 3

Untuk pertanyaan nomor 2 nilai tertinggi adalah 2, dengan kriteria jawaban : - Jawaban sering, skornya 2

- Jawaban pernah, skornya 1 - Jawaban tidak pernah, skornya 0

(60)

- Jawaban kadang-kadang, skornya 1 - Jawaban tidak, skornya 0

Untuk pertanyaan nomor 4 nilai tertinggi adalah 3, dengan kriteria jawaban : - Jawaban 1, skornya 1

- Jawaban 2, skornya 2 - Jawaban 3, skornya 3

Untuk pertanyaan nomor 5 nilai tertinggi adalah 1, dengan kriteria jawaban : - Jawaban pernah, skornya 1

- Jawaban tidak pernah, skornya 0

Dari seluruh pertanyaan didapatkan total nilai terbesar adalah 11. Berdasarkan Arikunto (2007), sumber informasi diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu :

a. Sumber informasi baik, apabila nilai yang diperoleh >75% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 11 yaitu >8.

b. Sumber informasi cukup, apabila nilai yang diperoleh 45%-75% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan nilai total nilai 11 yaitu 5-8.

c. Sumber informasi kurang , apabila nilai yang diperoleh <45% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 11 yaitu <5.

6. Orang Terdekat (Orang tua, Teman dan Guru)

(61)

- Jawaban ya, skornya 1 - Jawaban tidak, skornya 0

Dari seluruh pertanyaan didapatkan total nilai terbesar 10. Orang terdekat diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu :

a. Orang terdekat baik, apabila nilai yang diperoleh ≥50% dari nilai tertinggi

seluruh pertanyaan dengan total nilai 10 yaitu ≥10.

b. Orang terdekat kurang, apabila nilai yang diperoleh <50% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan nilai 10 yaitu<10.

7. Tindakan SADARI

Periksa payudara sendiri (SADARI) merupakan kegiatan atau aktivitas seseorang dalam upaya untuk mendeteksi dini kanker payudara. Tindakan diukur melalui 3 pertanyaan. Ada 2 hal mengenai tindakan yaitu Ya, apabila remaja putri pernah atau rutin melakukan periksa payudara sendiri (SADARI) dan Tidak, jika remaja putri tidak pernah melakukan periksa payudara sendiri (SADARI). Dengan penilaian baik, apabila remaja putri pernah atau rutin melakukan periksa payudara sendiri (SADARI) dan tidak baik apabila remaja putri tidak pernah melakukan periksa payudara sendiri (SADARI).

3.7.Teknik Pengolahan dan Analisa Data

3.7.1 Pengolahan Data

(62)

1. Pengeditan Data (Editing)

Kegiatan ini dilakukan untuk menelitin setiap daftar pertanyaan yang telah diisi, berkaitan dengan kelengkapan pengisian, kejelasan, relevansi dan konsistensi jawaban dan koreksi terhadap kesalahan pengisian.

2. Pengkodean Data (Coding)

Pemberian kode yang dimaksudkan untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saat entry data, yaitu dengan memberikan kode pada pertanyaan penelitian dalam kuesioner.

3. Pemasukan Data (Entry)

Tahapan ini dilakukan dengan cara memasukkan data ke dalam komputer untuk diolah dan dianalisis melalui program SPSS for window.

4. Pengecekan Data (Cleaning)

Adalah pengecekan data yang sudah di entry, apakah ada kesalahan atau tidak.

4.7.2 Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan uji statistik dengan menggunakan bantuan komputer. Analisa data dilakukan dengan beberapa tahap yaitu :

1. Analisis Data Univariat

Untuk melihat gambaran variabel Independen terhadap variabel Dependen. 2. Analisis Data Bivariat

(63)

3. Analisis Data Multivariat

(64)

4.1. Gambaran Umum SMK Negeri 8 Medan

SMK Negeri 8 Medan terletak di Jl. Dr. Mansur Padang Bulan Medan. SMK Negeri 8 Medan berdiri pada tahun 1982, dengan luas 2,2 Ha, dengan batas wilayah sebelah timur berbatasan Jl. Gatot Subroto, sebelah barat berbatasan dengan Kel.Tanjung Sari, sebelah utara berbatasan dengan Kel.Padang Selayang Bulan dan sebelah selatan berbatasan dengan Jl.Jamin Ginting. SMK Negeri 8 adalah sekolah yang berbentuk sebuah yayasan yang terdiri dari jurusan perhotelan, tata boga, tata busana, dan kecantikan yang berada di bawah tanggung jawab Drs. H. Ali Hasmi Nasution, MM sebagai kepala sekolah SMK Negeri 8 Medan.

Tabel 4.1. Jumlah Siswa dan Siswi di SMK Negeri 8 Medan Tahun 2013

(65)

4.2. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan melihat distribusi frekuensi dari variabel umur, variabel riwayat penyakit keluarga, variabel pengetahuan, variabel sikap, variabel sumber informasi, variabel orang terdekat dan variabel tindakan remaja putri di SMK Negeri 8 Medan tentang periksa payudara sendiri.

4.2.1. Umur Responden

Berdasarkan hasil penelitian, umur responden dapat dilihat dari tabel berikut ini :

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

No Umur (tahun) F %

1 15 22 24,7

2 16 37 41,6

3 17 29 32,6

4 18 1 1,1

Jumlah 89 100

Berdasarkan tabel 4.2. di atas diketahui bahwa umur responden terbanyak adalah umur 16 tahun sebanyak 37 orang (41,6%) dan umur 17 tahun sebanyak 29 orang (32,6%), kemudian umur 15 tahun sebanyak 22 orang (24,7%) dan paling sedikit berumur 18 tahun sebanyak 1 orang (1,1%) di SMK Negeri 8 Medan.

4.2.2. Riwayat Penyakit Keluarga Responden

Gambar

Gambar : 2.1
Gambar : 2.4
Gambar : 2.5
Tabel 4.1. Jumlah Siswa dan Siswi di SMK Negeri 8 Medan Tahun 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara terhadap pengetahuan dan sikap remaja putrid di SMK N 1 Karanganyar. S1

Teristimewa penulis sampaikan rasa hormat dan cinta yang sebesar-besarnya dengan tulus hati kepada kedua orang tua saya (Zakaria &amp; Nurlida) yang telah banyak

Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan, sikap, keterpaparan informasi dan dukungan keluarga terhadap perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

Hasil penelitian ini yang telah dilakukan tentang pengaruh pendidikan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) terhadap pengetahuan siswi dalam upaya deteksi dini kanker

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disesuaikan maka dapat disimpulkan bahwa Penyuluhan terbukti meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku remaja putri

Simulasi adalah kegiatan pembelajaran yang memberi kesempatan kepada pembelajar untuk meniru satu kegiatan yang dituntut dalam pekerjaan sehari-hari atau yang berkaitan

Maka sangat penting bagi para remaja putri untuk melakukan pemeriksaan payudara secara rutin dengan menggunakan teknik SADARI karena cara ini yang paling efektif dan

Hasil uji Spearman Rank Rho hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara didapatkan nilai p value = 0,000 < 0,05 berarti H0