• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI KOMUNITAS/APOTEK

di

Apotek Kimia Farma

Pematang siantar

Disusun oleh ;

Juliana Sari Pasaribu 073202045

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

Lembar Pengesahan

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI KOMUNITAS/APOTEK

di

Apotek Kimia Farma 85 Pematang Siantar

Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan

Disusun Oleh:

Juliana Sari Pasaribu, S.Farm 073202045

Apotek Kimia Farma 85 Pematang Siantar

Pembimbing,

Rosmanto Pramudya, Ssi, Apt 3094/SIK/VI/2007

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Dekan,

(3)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Praktek Kerja Profesi dan penyusunan Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Kimia Farma 85 Pematang Siantar. Praktek Kerja Profesi ini merupakan salah satu program pendidikan di tingkat Apoteker Fakultas Farmasi USU Medan dalam menyelesaikan studinya. Praktek Kerja Profesi ini dapat selesai berkat bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang tak terhingga atas segala bimbingan dan arahan selama melakukan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma 85 Pematang Siantar. Penghargaan ini dipersembahkan kepada :

1. Bapak Hendra Farma Johar, M.Si, Apt, selaku Manager Bisnis PT. Kimia Farma Apotek Medan, yang telah berkenan memberikan fasilitas kepada penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja Profesi, Bapak Rosmanto Pramudya, Ssi, Apt sebagai pembimbing dan Apoteker Pengelola Apotek di Apotek Kimia Farma 85 Pematang Siantar, serta seluruh staf karyawan Apotek Kimia Farma 85 Pematang Siantar yang telah membantu selama melaksanakan Praktek Kerja Profesi.

(4)

Penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang berlipat ganda atas semua yang telah diberikan. Kiranya laporan ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang farmasi.

(5)

DAFTAR ISI

2.2 Pengadaan/pembelian... 4

2.3 Pelayanan ... 5

3.2.2 Pabrik (Industri Farmasi) ... 9

3.2.3 Laboratorium Klinik Dan Klinik Kesehatan... 10

3.2.4 Anak Perusahaan ... 11

3.2.4.1 PT Kimia Farma Trading and Distribution ... 11

3.2.4.2 PT. Kimia Farma Apotek ... 13

3.3 Store Manager Apotek Kimia Farma Medan ... 15

3.4 Apotek Kimia Farma 85 Pematang siantar ... 15

3.4.1 Sejarah Dan Lokasi ... 15

(6)

3.4.2.1 Pembuatan Buku Defekta Barang ... 16

3.4.2.2 Pembelian... 16

3.4.2.3 Prosedur Pembelian... 17

3.4.2.4 Prosedur Penerimaan Barang ... 17

3.4.3 Penyimpanan ... 18

3.4.4 Pelayanan ... 18

BAB IV TUGAS KHUSUS MERCHANDISING ... 19

4.1 Pengertian Merchandising... 19

4.2 Fungsi Merchandising... 21

4.3 Mengoptimalkan Store Lay Out... 22

4.4 Kriteria Barang Dan Posisi Pajangan... 27

BAB V PEMBAHASAN ... 29

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 31

6.1 Kesimpulan... 31

6.2 Saran... 31

DAFTAR PUSTAKA... .... 32

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Apotek Kimia Farma Yang Ada di Indonesia...14

Tabel 2 Spesialite obat resep I...35

Tabel 3 Spesialite obat resep II...39

Tabel 4 Spesialite obat resep III...42

Tabel 5 Spesialite obat resep IV...45

Tabel 6 Spesialite obat resep V...49

Tabel 7 Spesialite Obat Swamedikasi I...51

Tabel 8 Spesialite Obat Swamedikasi II...52

Tabel 9 Spesialite Obat Swamedikasi III...53

Tabel 10 Spesialite Obat Swamedikasi IV...54

Tabel 11 Spesialite Obat Swamedikasi V...55

Tabel 12 Spesialite Obat Swamedikasi VI...56

Tabel 13 Spesialite Obat Swamedikasi VII...57

Tabel 14 Spesialite Obat Swamedikasi VIII...58

Tabel 15 Spesialite Obat Swamedikasi IX...59

(8)

RINGKASAN

Telah dilakukan Praktek Kerja Profesi di Apotek Kimia Farma No.85 yang teletak di Jalan Diponegoro No.5N Pematang Siantar. Sebagai Apoteker Pengelola Apotek adalah Bapak Rosmato Pramudya, Ssi, Apt. Praktek Kerja Profesi di Apotek Kimia Farma No.85 dilaksanakan mulai tanggal 26 Mei 2008 sampai dengan tanggal 21 Juni 2008, dengan alokasi waktu 7 jam setiap hari kerja.

Tujuan dilakukan Praktek Kerja Profesi di Apotek adalah sebagai pengembangan pendidikan yang telah diperoleh selama perkuliahan Apoteker, mengetahui peran Apoteker dan mempelajari permasalahan serta mengatasi permasalahan yang ada di apotek.

(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Menurut Kepmenkes RI No.1332/Menkes/SK/X/2002, apotek adalah suatu tempat tertentu dilakukannya perkerjaan farmasi, penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Apotek merupakan salah satu sarana yang turut serta mewujudkan tercapainya pembangunan nasional di bidang kesehatan.

Adapun tugas dan fungsi apotek adalah:

1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan.

2. Sarana farmasi yang melakukan pengubahan bentuk dan penyerahan obat atau bahan obat.

3. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.

(10)

Untuk mengelola apotek dibutuhkan seorang Apoteker sebagai tenaga profesional yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku berhak untuk melakukan pekerjaan kefarmasian, karena memiliki pengetahuan tentang obat-obatan serta manajemen apotek mulai dari kelayakan, pengadaan barang hingga pengelolaan apotek.

Sebagai tenaga profesional, Apoteker dituntut keahliannya dari segi kefarmasian dan juga harus memiliki keahlian dalam bidang manajemen. Hal ini dikarenakan sebuah apotek selain memiliki fungsi sosial juga memiliki fungsi ekonomi. Fungsi sosial untuk pemerataan distribusi obat dan salah satu tempat pelayanan informasi obat kepada masyarakat. Sedangkan fungsi ekonomi agar apotek dapat memperoleh laba untuk menjaga kelangsungan hidup apotek.

B. Tujuan

Pelaksanaan praktek kerja profesi di Apotek Kimia Farma 85 di jalan Diponegoro No. 5N Pematang Siantar, Sumatera Utara merupakan salah satu program dalam pendidikan profesi apoteker yang bertujuan untuk:

1. Mengetahui dan melihat secara langsung peran dan fungsi Apoteker Pengelola Apotek yang profesional.

(11)

BAB II

TINJAUAN UMUM APOTEK

Menurut Kepmenkes RI No.1332/Menkes/SK/X/2002, apotek adalah suatu tempat tertentu dilakukannya perkerjaan farmasi dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Apotek merupakan salah satu sarana yang turut serta mewujudkan tercapainya pembangunan nasional di bidang kesehatan.

Untuk mengelola apotek dibutuhkan seorang Apoteker sebagai tenaga profesional dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian, karena memiliki pengetahuan tentang obat-obatan serta manajemen apotek.

Karena terjadinya perubahan orientasi produk menjadi orientasi pasien maka Apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan untuk dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien. Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah melaksanakan pemberian informasi, monitoring penggunaan obat dan mengetahui tujuan akhirnya sesuai harapan pengobatan.

(12)

2.1 Perencanaan (Planning)

Perencanaan (Planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi serta penentuan strategi, kebijaksanaan, program, prosedur, sistem anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Perencanaan dalam mendirikan suatu apotek meliputi pemilihan lokasi, studi kelayakan, rencana anggaran belanja dan memperhitungkan sumber modal.

Dalam perencanaan pembelian produk obat harus sesuai keinginan pelanggan. Perencanaan ini dapat memberikan keakuratan dalam menentukan apa yang sebaiknya dibeli, bagaimana menyimpannya, kapan produk obat itu datang, kapan membeli lagi atau bagaimana dipajangkan.

2.2 Pengadaan/Pembelian

Dalam pengelolaan perbekalan farmasi penting dipertimbangkan pemilihan distributor yang meliputi legalitas, harga yang kompetitif, pelayanan yang cepat, potongan harga yang diberikan, tenggang waktu pembayaran yang ditawarkan serta dapat membeli barang dalam jumlah yang sedikit. Pemesanan barang dapat dilakukan dengan cara menghubungi pemasok melalui telepon atau dengan menggunakan surat pesanan yang dibawa oleh salesmen.

Cara melakukan pembelian dapat dilakukan anatara lain ; 1. Pembelian dalam jumlah terbatas.

(13)

2. Pembelian secara spekulasi.

Pembelian ini dilakukan dalam jumlah yang lebih besar dari kebutuhan, dengan harapan akan ada kenaikan harga dalam waktu dekat atau karena ada diskon atau bonus. meskipun apabila spekulasinya dapat untung besar, tetapi cara ini mengandung resiko mengenai barang rusak dan kadaluarsa.

2.3 Pelayanan

Apotek wajib melayanai resep dokter, dokter gigi dan dokter hewan dan pelayan non resep. Pelayanan resep dan non resep adalah menjadi tanggung jawab Apoteker Pengelola Apotek. Karena tanpa pelayanan yang baik setinggi apapun kualitas produk kalau tidak dibarengi dengan pelayanan maka pelanggan akan lari ke apotek lain. Untuk itu aspek pelayanan semakin mendapatkan perhatian agar pelanggan puas berbelanja di apotek kita. Dalam memberikan pelayanan kepada konsumen beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:

1. Kelengkapan obat

Obat-obatan yang dibutuhkan konsumen hendaknya tersedia dengan lengkap sehingga dapat melayani dan memenuhi kebutuhan konsumen, baik obat bebas, obat bebas terbatas maupun obat keras.

2. Harga obat

(14)

3. Lingkungan

Pelayanan yang baik di apotek terhadap konsumen sangat diperlukan. Pelayanan yang cepat, karyawan yang ramah, keadaan tempat yang mendukung pelayanan dari suatu apotek seperti kemudahan parkir, keamanan, kenyamanan ruang tunggu dan faktor lain dapat memberikan nilai tambahan bagi apotek sehingga menjadi pilihan bagi para konsumen yang membutuhkan obat.

2.4 Administrasi

(15)

BAB III

TINJAUAN KHUSUS APOTEK KIMIA FARMA 3.1 Sejarah Kimia Farma

Kimia Farma merupakan pioneer dalam industri farmasi Indonesia. Cikal bakal perusahaan dapat dirunut balik ke tahun 1917, ketika NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co, perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur didirikan. Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi bekas perusahaan-perusahaan Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi Bhinneka Kimia Farma (PNF). Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk hukumnya diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) menjadi PT. Kimia Farma (Persero). Sejak tanggal 4 juli 2001, Kimia Farma tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187 tahun dan nama yang identik dengan mutu, saat ini Kimia Farma telah berkembang menjadi sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang kian memainkan peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat. 3.2 Bisnis Kimia Farma

3.2.1 Holding

(16)

PT. Kimia Farma Tbk., merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir yaitu: industri, marketing, ritel, laboratorium klinik dan klinik kesehatan.

Budaya perusahaan ini mengandung tiga nilai utama : 1. Profesionalisme

Profesionalisme merupakan nilai intelektual yang terwujud dalam bekerja lebih giat, cerdik dan kreatif serta jeli mengamati dan memanfaatkan peluang bisnis. Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk diterapkan secara profesional dalam melaksanakan tugas menjadi komitmen untuk mencapai hasil tersebut.

2. Integritas

Totalitas dalam berkarya adalah budaya kerja kami, integritas merupakan nilai spiritual yang mempunyai makna kepercayaan, menekankan integritas sebagai landasan utama dalam menerapkan totalitas kerja dengan didukung ketulusan hati dan semangat untuk mempersembahkan yang terbaik bagi kesehatan masyarakat.

3. Kerja Sama

(17)

3.2.2 Pabrik (Industri Farmasi)

Dengan dukungan kuat Riset & Pengembangan, segmen usaha yang dikelola oleh perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional, yodium, kina dan produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas produksi yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia merupakan tulang punggung dari segmen industri.

Plant Jakarta memproduksi sediaan tablet, tablet salut, kapsul, sirop kering, suspensi/sirup, tetes mata, krim, antibiotika dan injeksi. Unit ini merupakan satu-satunya pabrik obat di Indonesia yang mendapat tugas dari pemerintah untuk memproduksi obat golongan narkotika. Industri formulasi ini telah memperoleh sertifikat, yaitu: Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ISO-9001.

Plant Bandung memproduksi bahan baku kina dan turunan-turunanya, rifampisin, obat asli indonesia dan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Unit produksi ini telah mendapat US-FDA Approval. Selain itu, Plant Bandung juga memproduksi tablet, sirop, serbuk, dan produk kontrasepsi Pil Keluarga Berencana. Unit produksi ini telah menerima sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ISO-9002.

(18)

Plant Watudakon di Jawa Timur merupakan satu-satunya pabrik yang mengolah tambang yodium di Indonesia. Unit ini memproduksi yodium dan garam-garamnya, bahan baku ferro sulfat sebagai bahan utama pembuatan tablet besi untuk obat tambah darah, dan kapsul lunak ”Yodiol” yang merupakan obat pilihan untuk pencegahan gondok. Plant Watudakon juga mempunyai fasilitas produksi formulasi seperti tablet, tablet salut, kapsul lunak, salep, sirop, dan cairan obat luar/dalam. Unit ini telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), ISO-9002 dan ISO-14001.

Plant Tanjung Morawa di Medan, Sumatera Utara, dikhususkan untuk memasok kebutuhan obat di wilayah sumatera. Produk yang dihasilkan oleh pabrik yang telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), ISO-4002 dan ISO-14001 ini meliputi tablet, krim, kapsul lunak, salep, sirop dan cairan obat luar/dalam.

3.2.3 Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan

Sejak tahun 2004, Kimia Farma mencanangkan perubahan arah bisnis dari perusahaan farmasi menjadi perusahaan pelayanaan kesehatan. Perubahan paradigma ini untuk mengantisipasi munculnya kesadaran baru di masyarakat, dari mengobati penyakit dan mengelola penyakit menjadi mencegah penyakit dan mengelola kesehatan. Oleh sebab itu, Kimia Farma melakukan pengembangan usaha baru yang meliputi Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan.

(19)

Mikrobiologi Industri. Layanan yang diberikan, yaitu: Pemeriksaan Atas Permintaan Sendiri (APS), Pemeriksaan Atas Permintaan Dokter (APD), Medical Check Up, pemeriksaan mikrobiologi industri dan pemeriksaan rujukan.

Sebagai salah satu upaya mewujudkan visi perusahaan menjadi Healthcare Company, maka Kimia Farma merintis infrastruktur bisnisnya memasuki usaha jaringan penyedia layanan kesehatan (klinik kesehatan) yang terpadu dan terintegrasi dengan membangun sistem informasi yang mendukung.

Klinik Kesehatan Kimia Farma dengan konsep one stop healthcare services menyediakan layanan klinik dokter yang didukung dengan layanan pemeriksan kesehatan (laboratorium), layanan farmasi (apotek) dan layanan pendukung lainnya.

Jasa layanan kesehatan yang akan diberikan meliputi konsultasi, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan layanan medical check up dan untuk perorangan dan perusahaan, serta perencanaan administrasi pelayanan kesehatan dan pengelolaan medical record untuk karyawan. Layanan tersebut diatas juga akan diupgrade sesuai dangan kebutuhan konsumen melalui layanan care service. Klinik Kimia Farma ke depan dihadirkan oleh perusahaan sebagai suatu solusi total kesehatan.

3.2.4 Anak Perusahaan

3.2.4.1 PT. Kimia Farma Trading and Distribution

(20)

Distribution (KFTD) sebelumnya merupakan divisi yang bergerak di bidang yang sama, yaitu perdagangan dan distribusi. Oleh karena itu pengalamannya bukan baru satu tahun, tetapi sama dengan umur PT. Kimia Farma (Persero) Tbk sendiri. Hampir sepanjang sejarahnya sejak sebagai Divisi PBF, perusahaan lebih menonjol dalam bidang perdagangan, terlihat dari data tahun ke tahun, komposisi penjualan kepada institusi baik melalui tender atau langsung, lebih dominan daripada penjualan reguler, yang mencerminkan kepada bisnis distribusi.

Di masa yang lalu, divisi/SBU PBF ini terfokus lebih banyak menyalurkan atau menjadi keagenan dari produk perusahaan induk, yaitu produk Kimia Farma sebagai satu satunya prinsipal. Setelah lahir menjadi anak perusahaan, serta melihat kondisi ke depan, perusahaan telah bertekad untuk merubah visi, tidak lagi hanya menyalurkan produk dari perusahaan induk, tetapi akan menyalurkan produk-produk prinsipal lain. Oleh karena itu, perusahaan telah merubah visinya akan menjadi perusahaan distributor pilihan utama bagi prinsipal. Visi ini mengandung arti ke depan perusahaan akan lebih fokus kepada penjualan reguler, tanpa meninggalkan penjualan kepada institusi/tender dan menjadi perusahaan distribusi multi prinsipal.

Jalur Usaha :

(21)

2. Jasa Perdagangan atau Trading.

PT. Kimia Farma Trading & Distribution memiliki 41 cabang yang mendistribusikan obat-obatan dan alat-alat kesehatan, baik yang diproduksi sendiri maupun yang diproduksi oleh pihak ketiga. Operasionalnya didukung dengan fasilitas pergudangan yang besar dan peralatan yang efisien serta armada transportasi yang terintegrasi dengan sistem informasi untuk mendukung kelancaran pengiriman barang ke seluruh Indonesia.

3.2.4.2 PT. Kimia Farma Apotek

Dibentuk pada tanggal 4 Januari 2003 dengan jalur usaha Farmasi. PT. Kimia Farma Apotek mengelola sebanyak 323 Apotek yang tersebar di seluruh tanah air, yang memimpin pasar di bidang perapotekan dengan penguasaan pasar sebesar 19% dari total penjualan apotek di seluruh Indonesia.

Apotek kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep dokter dan menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter, optik, dan pelayanan OTC serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia Farma dipimpin oleh tenaga Apoteker yang bekerja full timer sehingga dapat memberikan informasi obat .

(22)

Tabel 1. Apotek Kimia Farma yang ada di Indonesia :

No. Provinsi No. Provinsi

1. Bali 16. Kepulauan Bangka Belitung

2. Banten 17. Lampung

3. Bengkulu 18. Maluku

4. DIY 19. Maluku Utara

5. DKI 20. Nanggroe Aceh Darusalam

6. Gorontalo 21. NTB

7. Irian Jaya 22. NTT

8. Jambi 23. Riau

9. Jawa Barat 24. Sulawesi Selatan 10. Jawa Tengah 25. Sulawesi Tengah 11. Jawa Timur 26. Sulawesi Tenggara 12. Kalimantan Barat 27. Sulawesi Utara 13. Kalimantan Selatan 28. Sumatera Barat 14. Kalimantan Tengah 29. Sumatera Selatan 15. Kalimantan Timur 30. Sumatera Utara

Visi : Menjadikan apotek berdaya saing di pasar global Misi :

1. Menyediakan, mengadakan dan menyalurkan sediaan farmasi, alat kesehatan lainnya, yang berkualitas dan bernilai tambah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

(23)

3. Mengembangkan SDM untuk meningkatkan kompetensi dan komitmen serta berperan aktif dalam pengembangan perapotekan nasional.

3.3 Store Manager Apotek Kimia Farma Medan

Apotek Kimia Farma Medan memiliki 23 store yang tersebar di seluruh sumatera yaitu: Kimia Farma Pel 2 R.S. Inalum, Kimia Farma Pel 14R.S. Pirngadi, Kimia Farma 27 Palang merah Medan, Kimia Farma 28 Belawan, Kimia Farma 29 P. Siantar, Kimia Farma 30 Tebing Tinggi, Kimia Farma pel 41 R.S. Tebing Tinggi, Kimia Farma 39 Sei Kambing Medan, Kimia Farma 41 Kaban Jahe, Kimia Farma Pel 54 RS. Rantau Prapat, Kimia Farma 84 Tanjung Balai, Kimia Farma 85 P. Siantar, Kimia Farma 90 Kisaran, Kimia Farma 106 Aksara Medan, Kimia Farma 107 Gatot Subroto 72 C Medan, Kimia Farma 160 Setia Budi Medan, Kimia Farma 162 Pematang Siantar, Kimia Farma 255 Sisingamangaraja Medan, Kimia Farma Basri Medan, Kimia Farma Namso P. Siantar, Kimia Farma 313 Padang Sidimpuan, Kimia Farma 96 Rantau Prapat, dan Kimia Farma 314 Binjai.

3.4 Apotek Kimia Farma 85 Pematang Siantar 3.4.1 Sejarah dan Lokasi

(24)

dokter. Apotek Kimia Farma 85 juga bekerja sama dengan dokter yang praktek di ruangan-ruangan tersendiri yang ada di bangunan apotek.

Apotek Kimia Farma 85 merupakan apotek pelayanan, pengelolaannya dipimpin oleh seorang Apoteker Pengelola Apotek yang saat ini adalah Bapak Rosmanto Pramudya, Ssi, Apt dan dibantu oleh 3 orang karyawan yang terdiri dari 1 orang asisten apoteker dan 2 orang juru resep.

3.4.2 Pengadaan Perbekalan Farmasi 3.4.2.1 Pembuatan Buku Defekta Barang

Pembuatan buku defekta barang dilakukan sebagai berikut: setiap hari petugas memeriksa barang yang kosong atau hampir habis, lalu melakukan pencatatan dalam buku defekta meliputi nama barang, satuan, dan jumlah yang dibutuhkan, kemudian menyerahkan buku defekta ke petugas pembelian.

3.4.2.2 Pembelian

(25)

3.4.2.3 Prosedur Pembelian

Prosedur pembelian di apotek Kimia Farma No. 85 Pematang Siantar dilakukan sebagai berikut: petugas membuat defekta mengenai kebutuhan perbekalan farmasi dan menyerahkannya ke bagian pengadaan di apotek Kimia Farma No. 29 Pematang Siantar, lalu bagian pengadaan Kimia Farma No. 29 Pematang Siantar merekapitulasi defekta dan membuatnya dalam bentuk Bon Pemesanan Barang Apotek (BPBA) dan dikirim kepada bagian pengadaan di BM Palang Merah. Lalu bagian pemesanan di BM Palang Merah mengirim Surat Pemesanan (SP) kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF), kemudian PBF mengirim barang dan faktur ke Apotek Kimia Farma 29 Pematang Siantar dan kemudian akan memberikan barang yang dipesan oleh Apotek Kimia Farma 85 Pematang Siantar. Pegawai Kimia Farma 85 Pematang Siantar akan menerima barang tersebut dan dicocokkan sesuai dengan faktur.

3.4.2.4 Prosedur Penerimaan Barang

(26)

3.4.3 Penyimpanan

Penyimpanan dapat dilakukan di etalase dengan konsep Marchendising (farmakologis/kelompok terapi dan warna). Sedangkan di ruang peracikan penyimpanan perbekalan farmasi di apotek Kimia Farma No.85 Pematang siantar dilakukan berdasarkan bentuk sediaan dan disusun menurut abjad dengan menggunakan prinsip FIFO (first in first out), yaitu obat yang lebih awal masuk dikeluarkan lebih dahulu. Untuk obat generik penyimpanannya disusun berdasarkan abjad. Untuk obat golongan narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus.

3.4.4 Pelayanan

Pelayanan di Apotek Kimia Farma 85 sudah cukup baik karena melayani konsumen dengan ramah, sopan, santun, dan siap membantu selama konsumen berada di apotek. Pelayanan di Apotek Kimia Farma 85 telah memakai sistem komputerisasi sehingga memudahkan dalam pelayanan dan pengadaan barang. Sistem komputerisasi yang digunakan sekaligus berperan sebagai mesin kasir.

(27)

BAB IV

TUGAS KHUSUS MERCHANDISING 4.1 Pengertian Merchandising

Merchandising merupakan perpaduan antara ilmu pengetahuan dan seni. Merchandising juga merupakan suatu aktivitas untuk mendapatkan barang-barang atau jasa tertentu dan menjadikannya tersedia pada waktu, tempat, serta jumlah yang mampu membuat peritel mencapai tujuannya. Namun dalam implementasinya, banyak hal yang membutuhkan aspek rasa dan penyesuaian dengan kondisi dalam apotek serta keberadaan pelanggan saat itu. Merchandising menekankan pada persediaan, harga, kualitas dan manfaat produk bagi konsumen. Prinsip respon cepat terhadap kebutuhan dan keinginan pelanggan harus dapat dilaksanakan dengan baik.

4.2 fungsi Merchandising

Secara umum merchandising berfungsi sebagai berikut:

1. Menolong pelanggan mengelompokkan barang, dengan logika urutan dari suatu visualisasi (petunjuk arah, warna, ukuran, dan jenis), pelanggan akan lebih mudah menemukan barang yang dibutuhkan.

2. Menarik perhatian pelanggan, dengan pajangan yang sesuai dengan prinsip visualisasi warna, ukuran, dan keselarasan interior, pelanggan cenderung tertarik dengan apa yang dilihatnya.

(28)

4. Menstimulasi ketertarikan pada produk, ini dapat terjadi melalui kemasan, informasi, atau pamflet/selebaran dalam toko.

5. Menolong pelanggan untuk segera membuat keputusan. 6. Mempunyai stok di rak barang-barang yang fast moving.

7. Menjaga keamanan stok. Dengan merchandise yang dipajang rapi keamanan barang akan lebih terjaga.

Elemen- elemen yang Termasuk di dalam Merchandising antara lain : 1. Pemajangan, yaitu teknik memajang barang di dalam apotek, baik dalam

rangka mengkomunikasikan di bagian depan apotek maupun mengoptimalkan pajangan barang stok di dalam apotek.

2. Iklan, yaitu mengkomunikasikan tema dan konsep barang dagangan kepada pelanggan melalui media cetak, media elektronik, serta media in door dan out door.

3. Promosi, maksudnya memberikan potongan harga melalui coupon, sampling,premium, bonus pack, discount, stamps, contest, dan bazar. 4. Tata letak dalam apotek, menyangkut pengkondisian suasana apotek yang

berdampak langsung pada kenyamanan berbelanja pelanggan.

5. Kemasan, yaitu keberadaan kemasan yang dapat menimbulkan citra bagi barang tersebut.

(29)

merchandising. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan secara seksama dan dapat menarik konsumen melalui merchandising adalah :

1. Citra toko (Store Image)

Pelanggan akan mempunyai kesan mendalam terhadap suatu toko berdasarkan pada pengalamannya. Semakin banyak kesukaan akan citra toko yang pernah dilihatnya, semakin memungkinkan bagi pelanggan untuk loyal.

Aspek eksterior (logo, nama toko, petunjuk, pesan toko/slogan yang ditonjolkan) juga perlu dioptimalkan. Meskipun hanya bagian kecil, kebersihan pintu masuk, keset, dan bagian depan toko juga harus terus diupayakan.

2. Pajangan depan (Window Display)

Pajangan di depan toko yang mengesankan dan jendela samping (kiri dan kanan) sangat berpengaruh dalam menciptakan kesan positif pelanggan. Pajangan di depan semestinya memiliki tema khusus. Ini berguna untuk mempengaruhi pelanggan agar bersedia memiliki barang yang dijual apotek tersebut. Tema yang sering diangkat sepanjang tahun adalah tahun baru (masehi, imlek), liburan sekolah, hari Valentine, Lebaran, dan Natal. Pajangan di depan juga dianjurkan memakai warna yang harmonis dan dioptimalkan dengan penyinaran lampu yang luks. Kebersihan kaca-kaca dan bagian dalam harus terus dijaga. Secara periodik pajangan depan harus diganti sesuai dengan jangka waktu yang dijadwalkan dan tema yang ditentukan.

3. Bagian dalam toko (Inside the Store)

(30)

semrawut, dan berkesan mengundang rasa ingin tahu serta membangkitkan minat pembeli.

4. Lampu penerangan

Penerangan yang baik sangat efektif dalam membangkitkan perhatian pelanggan. Penerangan bahkan terbukti mampu menciptakan semangat membeli pelanggan. Penerangan juga memilki kualitas dan warna untuk memberikan gambaran terbaik bagi merchandise toko. Untuk menciptakan semangat membeli pelanggan, dianjurkan memakai lampu berwarna dan penerangan yang lembut. Barang yang ada di tempat-tempat pajangan harus diberi penerangan khusus agar lebih menarik pelanggan.

5. Kekuatan warna

Warna adalah alat yang sangat kuat dalam visualisasi merchandising. Warna dipakai untuk menciptakan daya tarik, menumbuhkan perhatian, menciptakan semangat, dan merangsang setiap orang untuk bertindak.

4.3 Mengoptimalkan Store Lay Out

Lay out toko dan lokasi produk yang sangat penting dalam strategi merchandising. Keputusan membuat lay out interior toko mestinya disesuaikan dengan tipe bisnis toko dan faktor tingkat penetapan konsep self service.

Store lay out didefenisikan sebagai pengaturan bagian selling dan non- selling, lorong, rak pajangan, serta pemajangan barang dan alat-alat yang saling berhubungan dan menjadi elemen yang menyatu dalam struktur bangunan.

(31)

kenyamanan pelanggan. Hal yang penting adalah bagaimana mempresentasikan sebanyak mungkin barang kepada pelanggan. Ada tiga prinsip yang harus selalu dipertimbangkan dalam membuat lay out lebih produktif dan sekaligus memenuhi harapan kenyamanan pelanggan, yaitu :

1. Pajangan akhir (end display) untuk supermarket di depan mesin kasir

a. Studi tentang antrian konsumen menunjukkan bahwa frekuensi pembelian barang yang terpajang pada pajangan akhir relatif rendah. b. Item-item yang memiliki dampak paling besar dalam mendukung

penjualan selayaknya dipresentasikan di lokasi pajangan akhir. 2. Penempatan oleh kekuatan yang menggerakkan

a. Produk yang banyak dibeli pelanggan biasanya sering kali karena barang itu sendiri sudah memiliki kekuatan yang menggerakkan pelanggan untuk membeli, biasanya merupakan kebutuhan harian seperti susu, sabun cuci, pasta gigi, dan pembersih lain di supermarket. b. Dalam hal pemajangan, semakin besar kekuatan yang menggerakkan

dari suatu barang atau kelompok barang, semakin besar aliran lalu lintas konsumen untuk membeli barang atau kelompok barang tersebut.

c. Agar persediaan lebih lengkap, isilah masing-masing lorong pajangan sedikitnya dengan dua kategori barang yang memiliki kekuatan yang menggerakkan pelanggan untuk membeli.

(32)

dalam menyiapkan obat yang dibutuhkan konsumen, serta dapat menjaga keamanan dan kebersihannya. Jenis –jenis Lay Out :

1. Lay out dengan pola kotak-kotak besi (lay out beraliran lurus) Disini rak disusun satu dengan lainnya dan menutupi dinding. Kelebihan pola ini adalah sebagai berikut :

a. Aliran lalu lintas pelanggan akan efisien

b. Memungkinkan semua lantai ruangan digunakan c. Pelanggan dapat berbelanja dengan cepat

d. Keamanan dan kontrol barang lebih baik Kekurangan pola ini adalah sebagai berikut : a. Suasana dingin biasa-biasa saja

b. Pelanggan serba ingin cepat-cepat

c. Mengurangi kesukaan pelanggan untuk melihat-lihat 2. Desain kurva atau aliran bebas

Lay out ini umumnya dipakai oleh departement store dan memungkinkan pelanggan bergerak keseluruh apotek serta dapat melihat-lihat bagian yang bervariasi secara bebas. Kekurangan pola ini, dimana petugas lebih sulit dalam mengontrol keamanan dan stock barang, dan lebih banyak menggunakan ruangan.

(33)

1. Di ruang peracikan atau penyiapan obat (ethical counter)

Hal-hal yang menjadi dasar pertimbangan dalam menata perbekalan farmasi di bagian ethical counter antara lain:

a. Peraturan, terutama yang mengatur tentang obat narkotika, psikotropika dan obat keras daftar K. Golongan narkotika di ruang peracikan, disimpan di lemari khusus

narkotika ditempatkan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Golongan psikotropika di ruang peracikan, disimpan di lemari khusus terpisah dengan perbekalan farmasi lainnya.

Untuk golongan obat daftar K dan obat ethical lainnya di ruang peracikan, disimpan di lemari yang didisain khusus dan dibagi menjadi 4 bentuk perbekalan farmasi yaitu:

Lemari perbekalan obat solid yaitu tempat penyimpanan obat yang berbentuk solid seperti tablet, kaplet, kapsul, pil.

Lemari perbekalan obat semi solid yaitu tempat penyimpanan obat yang berbentuk semi solid seperti salep, cream, pasta, jelly.

Lemari perbekalan obat cairan yaitu tempat penyimpanan obat yang berbentuk cairan seperti injeksi, infus, sirup.

Lemari pendingin (kulkas) yaitu tempat penyimpanan obat yang harus disimpan di tempat sejuk atau dingin seperti vaccin, suppose, ovule, injeksi.

(34)

Mengingat jenis obat – obat ethical memiliki merek yang sangat banyak jumlahnya, maka bentuk lemarinya dibuat seperti sarang tawon yang dapat menampung banyak jenis obat, sehingga pemakaian ruangan menjadi lebih efisien dan dapat mempermudah proses penyiapan pembuatan obat.

- Tanda lemari (rak) obat yaitu petunjuk mengenai tempat-tempat bentuk perbekalan farmasi di setiap lemari atau rak obat yang terdapat di ruang peracikan, agar dapat memberikan kemudahan dan kecepatan dalam menyiapkan obat-obat yang dibutuhkan konsumen. Tanda ini dapat berupa:

1 Tergantung di atas lemari obat 2 Nempel pada lemari obat

c. Kebersihan obat yang berada di dalam lemari, agar kualitas obat dapat terjamin dan dapat menjaga obat menjadi tidak rusak (dimakan tikus, banyak debu, terurai terkena cahaya atau kelembaban udara).

2. Di ruang penjualan obat bebas (OTC counter)

Hal – hal yang menjadi dasar pertimbangan dalam menata perbekalan farmasi di OTC counter antara lain yaitu:

(35)

b. Lay out yaitu tata letak, susunan barang yang dapat memberikan kenyamanan, kemudahan (keluar–masuk) bagi konsumen dalam memperoleh obat yang dibutuhkan.

c. Tanda yaitu petunjuk mengenai tempat-tempat golongan fungsi obat yang terdapat di setiap lemari atau rak obat.

3. Cara Menata Ethical dan OTC Counter

Dalam menata kedua ruang pelayanan tersebut terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain, yaitu:

a. Pada OTC Counter

Estetika, bersih, indah, dan menyenangkan

Informatif, ada tanda (petunjuk) tentang golongan fungsi obat b. Pada Ethical Counter harus dibuat menjadi 2 ruang yaitu:

Tempat membuat atau meracik obat seperti pulveres, capsul, salep, krim pada ruangan khusus tertutup kaca (transparan), agar konsumen dapat melihat bagaimana obat tersebut disiapkan.

Tempat menyiapkan dan memberi etiket obat jadi, pada ruangan peracikan tidak perlu dilihat oleh konsumen (confidential room) c. Kenyamanan (Comfortriess), ethical dan OTC counter harus dipisah

untuk mencegah penumpukan (antrian) konsumen pada satu tempat. 4.4 Kriteria Barang Dan Posisi Pajangan

(36)

1. Barang paling laku (best seller)

Ada dua tipe barang best seller yang posisi pajangannya perlu dipertimbangkan secara berbeda, yaitu :

a. Jenis barang kebutuhan dasar, harus diletakkan di tempat yang memungkinkan untuk memacu penjualan barang lain.

b. Jenis barang promosi (sale item), posisikan di tempat yang utama. 2 Barang dengan laba tinggi (hight profit)

Barang jenis ini harus diletakkan ditempat utama. 3 Barang yang memancing untuk di beli (impuls item)

Barang jenis ini diletakkan di pajangan yang mudah dilihat dan didekati untuk memancing pelanggan agar berani melihat dan pada akhirnya membeli.

4 Barang spesial

Barang ini harus mudah dilihat dan punya tanda khusus sehingga pelanggan dapat langsung ke lokasi dan melihat-melihatnya untuk membeli.

5 Barang musiman (seasonal items)

Pajangan barang ini membutuhkan lokasi yang utama agar pelanggan tahu bahwa barang ini ada di toko.

6 Barang dengan persediaan bermasalah

(37)

BAB V PEMBAHASAN

Ditinjau dari lokasinya apotek Kimia farma 85 pematang Siantar cukup strategis karena terletak di Jl. Diponegoro No 5 Pematang siantar yaitu berada dipinggir jalan yang mudah dilalui transportasi atau kendaran umum, dekat dengan pusat perbelanjaan, dekat dengan praktek dokter dan dekat dengan pemukiman masyarakat. Jadi memudahkan pelanggan/pasien untuk datang ke apotek.

Pelayanan yang diberikan Apotek Kimia Farma 85 Pematang siantar sama halnya seperti pelayanan apotek secara umum yaitu menyediakan pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan kredit (pada karyawan PLN), resep tunai, swamedikasi/upaya pengobatan sendiri, juga menyediakan praktek Dokter) yang berada di ruangan tersendiri dalam gedung apotek.

(38)

peracikan. faktur tersebut disimpan untuk administrasi dan stok obat dicocokkan sesuai yang ada di komputer maupun kartu stok.

Konsep Merchandising yang diterapkan di Apotek Kimia Farma 85 Pematang siantar dibedakan atas ruang racikan dan etalase depan. Pada ruang racikan obat golongan narkotika disimpan di lemari khusus dengan dua pintu dan masing-masing kunci. Untuk obat golongan psikotropika dipisahkan dengan golongan keras lain. Obat keras lain disusun berdasarkan bentuk sediaan, abjad, efek farmakologi. yang masing-masing obat dimasukkan ke dalam kotak-kotak yang terbuat dari kayu dengan stiker nama berwarna-warni. Dengan konsep seperti ini maka karyawan/petugas lebih mudah untuk menemukan obat yang dibutuhkan.

(39)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

1. Letak Apotek Kimia Farma 85 Pematang Siantar cukup strategis.

2. Pilihan produk yang ada di Apotek Kimia Farma 85 Pematang Siantar belum lengkap dan masih memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan.

3. Merchandising di Apotek Kimia Farma 85 Pematang Siantar belum optimal mengingat ukuran bangunan dan kelengkapan obat yang terbatas.

4. Pelayanan yang diberikan Apotek Kimia farma 85 berupa pelayanan resep kredit, resep tunai dan swamedikasi.

6.2 Saran

1. Produk-produk obat di Apotek Kimia Farma 85 sebaiknya disediakan lengkap terlebih produk yang sering dicari pelanggan.

2. Disarankan sebaiknya tampilan apotek Kimia Farma 85 diperbaharui agar lebih menambah daya tarik dan kenyamanan pada pelanggan.

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. (1995). Manajemen Farmasi. Cetakan ketiga. Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta.

CMP Medica. (2007). MIMS Indonesia . Edisi 106. Penerbit PT. Info Master. Jakarta.

http://www.kimiafarma.co.id

Katzung Bertram, G. (2002). Farmakologi Dasar Dan Klinik. Buku 2. Edisi 8 Penerbit Salemba Medika. Jakarta.

Taufiq, A. (2004). Manajemen Ritel. Penerbit PPM. Jakarta.

Tjay dan Raharja. (2003). Obat-Obat Penting. Cetakan kedua. Edisi ke V. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Utami Christina, W. Manajemen Ritel. Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Gambar

Tabel 1. Apotek Kimia Farma yang ada di Indonesia :

Referensi

Dokumen terkait

Kecepatan pelayanan di Apotek Kimia Farma 160 diusahakan seefektif mungkin, yaitu dengan mengadakan pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing petugas. Namun,

Dalam menata perbekalan farmasi di ethical counter perlu diperhatikan peraturan yang berlaku yaitu obat-obat golongan narkotika dan psikotropika harus dipisahkan dan

Untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan yang telah dilakukan oleh Apotek Kimia Farma adalah dengan cara mengadakan survei kepuasaan pelanggan, yang dilakukan dengan

Pada apotek Kimia Farma 27 pengendalian persediaan dilakukan dengan. cara membuat buku kebutuhan/defekta, buku ini adalah daftar barang

Hubungan antara APA/PSA, karyawan dan dokter praktek di apotek Mitha Farma sudah cukup baik, hal ini menunjang kegiatan apotek dimana karyawan bekerja dengan kesadaran yang

Tingkat kepuasan pelanggan dilihat dari aspek service quality terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh Apotek Kimia Farma No. 96 kepada pelanggan

Frekuensi dari kegiatan konseling dan pelayanan informasi obat yang telah dilakukan di Apotek Kimia Farma 27 dapat ditingkatkan jika ada apoteker yang memberikan konseling

i) Apotek Kimia Farma 381 Bandung adalah apotek pelayanan yang bekerja dibawah Business Manager (BM) yang telah melaksanakan tugas dan fungsinya dengan sangat