• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Di Apotek Kimia Farma 162 Pematang Siantar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Di Apotek Kimia Farma 162 Pematang Siantar"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

FARMASI KOMUNITAS

di

Apotek Kimia Farma 162

Pematang Siantar

Disusun oleh :

Sumantri S., S. Farm. 073202100

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

APOTEK KIMIA FARMA 162 PEMATANG SIANTAR

Disusun Oleh: Sumantri S, S. Farm.

073202100

Disetujui Oleh: Pembimbing,

Drs. Yudo Cahyanta, Apt. Apoteker Pengelola Apotek Kimia Farma 162 Pematang Siantar

Disahkan Oleh : Dekan Fakultas Farmasi,

Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. NIP 131 283 716

(3)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan

Praktek Kerja Profesi dan penyusunan Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek

Kimia Farma 162 Pematang Siantar.

Penulis mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang tak terhingga

atas segala bimbingan dan arahan selama melakukan Praktek Kerja Profesi

Apoteker di Apotek Kimia Farma 162 Pematang Siantar. Penghargaan ini

dipersembahkan kepada :

1. Bapak Hendra Farma Johar, M.Si., Apt., selaku Manager Bisnis PT. Kimia

Farma Apotek Medan, yang telah berkenan memberikan fasilitas kepada

penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja Profesi, dan Bapak

Drs. Yudo Cahyanta, Apt., selaku pembimbing dan Apoteker Pengelola

Apotek di Apotek Kimia Farma 162 Pematang Siantar, serta seluruh staf

karyawan Apotek Kimia Farma 162 Pematang Siantar yang telah memberi

petunjuk dan bantuan selama melaksanakan Praktek Kerja Profesi.

2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra., Apt. selaku Dekan Fakultas

Farmasi USU Medan dan Bapak Drs. Wiryanto, MS., Apt. selaku

koordinator Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi USU

Medan yang telah memberikan fasilitas dan sarana kepada penulis untuk

melaksanakan Praktek Kerja Profesi.

(4)

Akhir kata, penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas

budi baik Bapak dan Ibu, serta laporan ini dapat menjadi kontribusi yang

bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang farmasi.

Medan, Juni 2008

Penulis

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

(6)

2.2.2.5 Laporan Pemakaian Narkotika/Psikotropika... 12

2.2.2.6 Pengelolaan Obat Rusak dan Kadaluarsa ... 12

2.2.3 Pengelolaan Sumber Daya Manusia ... 12

2.3 Aspek Pelayanan Kefarmasian (Pharmaceutical Care) ... 13

(7)

3.4.2.1 Pembuatan Buku Defekta Barang ... 24

3.4.2.2 Perencanaan Pembelian ... 24

3.4.2.3 Prosedur Pembelian ... 25

3.4.2.4 Prosedur Penerimaan Barang ... 25

3.4.2.5 Penyimpanan ... 26

3.4.3 Pelayanan ... 26

IV KONSULTASI DAN KONSELING ... 27

4.1 Komunikasi ... 27

4.1.1 Komunikasi Berbicara ... 27

4.1.2 Komunikasi Teknik ... 28

4.1.3 Komunikasi Mendengarkan ... 29

4.2 Berbicara dan Menulis ... 30

4.2.1 Berbicara dan Menulis Poin Utama ... 30

4.2.2 Berbicara dan Menulis-Penulisan ... 31

4.3 Petunjuk-petunjuk Umum ... 31

V PEMBAHASAN ... 32

VI KESIMPULAN DAN SARAN... 35

6.1 Kesimpulan ... 35

6.2 Saran... 35

DAFTAR PUSTAKA... 36

PELAYANAN RESEP DAN SWAMEDIKASI ... 37

(8)

RINGKASAN

Penulis melakukan Praktek Kerja Profesi (PKP) Apotek BUMN di Apotek

Kimia Farma 162 Pematang Siantar, Jalan Kartini No. 19 Pematang Siantar pada

tanggal 26 Mei 2008 sampai 21 Juni 2008.

PKP ini bertujuan agar calon apoteker dapat melihat dan mengetahui

secara langsung pengelolaan Apotek Kimia Farma baik dalam bidang manajemen

maupun dalam hal pelayanan kefarmasian.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada PKP ini adalah mempelajari

manajemen apotek, melakukan pelayanan resep dan swamedikasi. Dari hasil

pelayanan resep dan swamedikasi, maka pada laporan ini diangkat 5 kasus untuk

pelayanan resep dan 10 kasus swamedikasi.

Sebagai tugas khusus penulis pada PKP ini adalah melihat pelaksanaan

konseling di Apotek Kimia Farma 162 Pematang Siantar yang dilaksanakan oleh

Apoteker Pengelola Apotek di apotek tersebut.

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT. Kimia Farma Tbk. adalah perusahaan publik sekaligus Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) yang berkomitmen penuh untuk melaksanakan tata kelola

perusahaan yang baik sebagai suatu kebutuhan sekaligus kewajiban sebagaimana

diamanatkan Undang-undang No. 19 tahun 2003 tentang BUMN.

PT. Kimia Farma Tbk. merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan

yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir, yaitu: industri, marketing, distribusi,

ritel, laboratorium klinik dan klinik kesehatan.

PT. Kimia Farma Apotek, adalah anak perusahaan yang dibentuk oleh PT.

Kimia Farma untuk mengelola apotek-apotek milik perusahaan yang ada. Apotek

Kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep dokter dan

menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter dan pelayanan OTC

(swalayan) serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia Farma dipimpin

oleh tenaga Apoteker yang bekerja full timer sehingga dapat melayani informasi

obat dengan baik.

Untuk melihat dan mengetahui manajemen apotek Kimia Farma dan peran

apoteker dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian di apotek Kimia Farma,

maka Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara menyelenggarakan Praktek

Kerja Profesi (PKP) bagi Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Apoteker di

apotek BUMN yaitu Apotek Kimia Farma dan penulis melakukannya di Apotek

(10)

Kimia Farma 162 Pematang Siantar. PKP ini memberikan pengalaman kepada

calon apoteker untuk mengetahui pengelolaan suatu apotek BUMN yaitu apotek

Kimia Farma dan pelaksanaan pengabdian profesi apoteker khususnya di apotek

tersebut.

1.2 Tujuan

• Memahami manajemen PT. Kimia Farma Apotek.

• Mengetahui pelaksanaan pelayanan kefarmasian khususnya konsultasi dan

konseling di Apotek Kimia Farma.

• Mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi di apotek.

(11)

BAB II

TINJAUAN UMUM APOTEK

1.1 Aspek Administrasi dan Perundang-undangan Pendirian Apotek

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1027/Menkes/SK/IX/2004, apotek adalah tempat tertentu, tempat dilakukan

pekerjaan kefarmasian, penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan

lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan

obat, obat tradisional dan kosmetik.

Sebelum suatu apotek didirikan harus terlebih dahulu dilakukan studi

kelayakan. Studi kelayakan adalah suatu kajian yang dilakukan secara menyeluruh

mengenai suatu usaha dalam proses pengambilan keputusan yang mengandung

resiko yang belum jelas. Studi kelayakan suatu apotek hanya berfungsi sebagai

pedoman atau landasan pelaksanaan pekerjaan, karena dibuat berdasarkan

data-data dari berbagai sumber yang dianalisis dari banyak aspek.

Tingkat keberhasilan pendirian sebuah apotek dapat dipengaruhi oleh:

1. Kemampuan sumber daya internal (kecakapan manajemen, kualitas pelayanan,

produk yang dijual, dan kualitas karyawan).

2. Lingkungan eksternal yang tidak dapat dipastikan (pertumbuhan pasar,

pesaing, pemasok, dan perubahan peraturan).

Aspek-aspek yang menjadi bahan penilaian studi kelayakan terdiri dari

analisis manajemen, analisis pasar, analisis teknis dan analisis keuangan.

(12)

Analisis Manajemen

Penilaian terhadap aspek manajemen meliputi:

- Strategi manajemen mengenai visi, misi, program kerja dan standar prosedur

operasional suatu kegiatan.

- Bentuk dan tata letak bangunan.

- Jenis produk yang akan dijual.

Analisis Pasar

Dalam menilai aspek pasar hal yang harus diperhatikan adalah potensi

pasar yaitu sejumlah pembeli yang memiliki uang dan keinginan untuk

membelanjakannya. Kemudian adalah target pasar yaitu jenis konsumen tertentu

yang akan dilayani atau yang akan menjadi sasaran pemasaran.

Dalam suatu studi kelayakan, pemilihan target pasar akan mempengaruhi

penyiapan pemilihan produk, pemilihan lokasi apotek, desain interior dan exterior

gedung, penampilan karyawan dan kualitas pelayanan (Umar, 2004)

Untuk mengembangkan efektivitas biaya apotek, maka apotek sebaiknya

mengelompokkan pelanggan dalam beberapa segmen. Pendekatan dalam

segmentasi pasar ini antara lain adalah segmentasi geografis, segmentasi

demografis dan segmentasi gaya hidup. Kemudian adalah penentuan target

(targetting), yaitu menetapkan segmen pasar tertentu sebagai sasaran program

pemasaran apotek. Terdapat dua macam upaya penentuan target yaitu target pasar

utama dan target pasar sekunder. Apotek yang telah memutuskan segmen tertentu

yang akan dilayani, perlu menindaklanjuti dengan menetapkan bagaimana

(13)

seharusnya apotek tersebut dipersepsikan di benak pelanggannya. Penentuan

posisi (positioning) adalah membentuk citra apotek tersebut (Utami, 2006).

Analisis Teknis

Hal penting yang menjadi pertimbangan pada penilaian aspek teknis antara

lain adalah mengenai lokasi dan lingkungan sekitarnya yang meliputi jarak lokasi

dengan supplier harus relatif dekat dan mudah dicapai, jarak lokasi dengan

domisili konsumennya harus relatif dekat dan mudah dicapai dengan berbagai

macam jenis alat transportasi, bentuk dan luas lahan (bangunan), kenyamanan dan

keamanan daerah tersebut, serta prospek pertumbuhan pasarnya harus relatif cepat

dan besar.

Analisis Keuangan

Pertimbangan dalam menilai aspek keuangan meliputi:

a. Modal minimal

Modal minimal adalah modal minimum yang diperlukan untuk pengadaan

sarana dan prasarana sebagai syarat untuk diperolehnya izin apotek. Modal

minimal digunakan untuk tujuan pengadaan aktiva tetap, aktiva lancar, biaya awal

yang dibutuhkan untuk pendirian dan kas yang berupa uang kontan baik di tangan

maupun di bank dalam bentuk rekening yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan.

b. Sumber modal, dapat diperoleh dari:

1. Modal sendiri yaitu modal yang tidak mempunyai jangka waktu

pengembalian, misalnya modal milik apoteker sendiri atau keluarga.

2. Modal kredit yaitu modal yang diperoleh dari pembeli kredit (kreditur)

kepada penerima kreditur (debitur). Dalam hal ini ada hubungan

(14)

kepercayaan antara kedua pihak bahwa dimasa mendatang debitur akan

sanggup memenuhi segala sesuatu sesuai perjanjian. Sumber-sumber modal

kredit ini antara lain adalah bank, teman sejawat, dan PBF.

Berdasarkan pada penggunaannya, modal dapat dibagi atas:

1. Modal tetap (aktiva tetap), yaitu modal yang keadaannya relatif tetap

misalnya gedung, tanah, mesin-mesin, kendaraan.

2. Modal lancar (aktiva lancar) yaitu modal yang sewaktu-waktu dapat

berubah misalnya uang tunai (kas/bank), piutang, barang dagangan, uang

muka (Umar, 2004).

Perubahan tata cara dalam mengurus Surat Izin Apotek ditetapkan oleh

Kepmenkes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan Permenkes RI

No. 922/Menkes/Per/X/1992 mengenai Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin

Apotek. Dengan demikian, maka tata cara mengurus izin apotek saat ini adalah:

• Yang berwenang memberi izin SIA adalah Kadinkes Kabupaten/ Kota.

• Yang berhak memperoleh izin adalah Apoteker.

2.2 Aspek Manajerial

2.2.1 Administrasi

2.2.1.1 Administrasi pembukuan

Administrasi pembukuan di apotek meliputi:

1. Administrasi umum

Pencatatan, pengarsipan, pelaporan narkotika, psikotropika dan

dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(15)

2. Administrasi pelayanan

Pengarsipan resep, pengarsipan catatan pengobatan pasien, pengarsipan

hasil monitoring penggunaan obat.

(Kepmenkes RI No. 1027/MENKES/SK/IX/2004).

2.2.1.2 Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah suatu proses pencatatan, pengukuran, dan

pengkomunikasian informasi keuangan yang dibuat dalam berbagai bentuk antara

lain berupa laporan laba rugi, aliran kas (cash flow) dan neraca.

Laporan laba rugi adalah laporan akuntansi keuangan yang

menggambarkan tentang jumlah penjualan (sales), biaya variable (variable cost),

biaya tetap (fix cost) dan laba (earning).

Laporan aliran kas dibuat untuk menggambarkan tentang perkiraan

rencana jumlah penerimaan dan jumlah pengeluaran uang kas apotek selama

periode waktu tertentu. Unsur-unsur yang terdapat pada laporan aliran kas adalah

saldo awal, penerimaan kas dari hasil operasi dan investasi, pengeluaran kas dari

kegiatan operasi dan investasi, dan saldo akhir.

Neraca adalah laporan akuntansi keuangan yang menggambarkan tentang

kondisi harta (aktiva), hutang (pasiva) dan modal sendiri (ekuity) yang dimiliki

apotek pada tanggal tertentu.

2.2.1.3 Pengelolaan Resep

Apotek wajib menyimpan resep minimal selama 3 tahun dan dapat

memberikan informasi kembali tentang resep tersebut apabila konsumen atau

dokter penulis resep tersebut memerlukannya (Umar, 2004).

(16)

2.2.2 Pengelolaan Perbekalan Farmasi

Pengelolaan persediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya

dilakukan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.

2.2.2.1 Perencanaan pengadaan

Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi perlu

diperhatikan:

a. Pola penyakit.

b. Kemampuan masyarakat.

c. Budaya masyarakat (Kepmenkes No. 1027/MENKES/SK/IX/2004).

Perencanaan pengadaan memberi gambaran pada bagian pembelian dan

perencana mengenai berapa banyak uang yang harus dihabiskan pada beberapa

bagian dari kategori barang dagangan dalam setiap bulannya sehingga prediksi

penjualan dan prediksi objek keuangan lain dapat terpenuhi.

Bagian perencanaan pengadaan membagi seluruh rencana keuangan ke

dalam berapa banyak item yang dibeli dan bagaimana sistem yang digunakan

untuk perencanaan barang dagangan dan keberagamannya (Utami, 2006).

Faktor-faktor yang harus diperhatikan pada pembelian barang yaitu:

a. Kondisi keuangan

Kondisi likuiditas keuangan yang baik, selalu tepat waktu membayar

hutang, memberikan peluang untuk memperoleh diskon yang lebih besar.

b. Jenis sediaan farmasi yang dibutuhkan.

Dalam menentukan jenis sediaan farmasi yang akan dibeli apotek, harus

berdasarkan data yang dibutuhkan oleh konsumen. Data ethical dapat diperoleh

(17)

dari resep-resep yang masuk ke apotek, sedangkan data OTC dapat didasarkan

pada kondisi pemukiman di sekitar lokasi apotek dan obat-obat bebas yang sering

diiklankan di media elektronik.

c. Untuk menentukan jumlah yang harus dibeli.

Ditentukan berdasarkan data historis jumlah sediaan farmasi yang

dibutuhkan, kebutuhan apotek setiap bulan, kondisi diskon, dan ukuran gudang.

d. Jarak apotek dengan pemasok.

Jarak apotek yang jauh dari supplier, lamanya waktu pengiriman dan

resiko kehabisan barang dapat dijadikan dasar dalam menentukan jumlah

pembelian.

e. Kondisi sosial politik

Kondisi sosial politik yang tidak stabil dapat menyebabkan turunnya nilai

uang, oleh karena itu membeli dalam jumlah besar dapat dipertimbangkan.

f. Kondisi gudang

Pembelian barang harus disesuaikan dengan kapasitas gudang dan sarana

tempat penyimpanan obat seperti lemari pendingin.

g. Tanggal daluarsa

Batas tanggal daluarsa yang pendek memiliki resiko kerugian barang rusak

yang tinggi. Oleh sebab itu harus ada garansi dari supplier tentang batas maksimal

daluarsa (paling lambat) daluarsa, misalnya paling lambat 6 bulan sebelum batas

tanggal daluarsa, dapat ditukar dengan obat yang baru (Umar, 2004).

(18)

2.2.2.2 Cara Pemesanan/pengadaan

Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan sediaan

farmasi harus melalui jalur resmi (Kepmenkes No. 1027/MENKES/SK/IX/2004).

Pada saat menerima barang, petugas menerima dan memeriksa fisik

barang dari supplier sesuai dengan Surat Pesanan dan faktur barang. Kemudian

membuat tanda terima barang di faktur (stempel dan tanda tangan) berdasarkan

fisik barang yang diterima. Petugas pembelian memeriksa jumlah, jenis, harga dan

diskon serta masa pembayaran hasil negosiasi dengan supplier. Lalu mengirimkan

seluruh faktur pembelian barang yang telah diperiksa ke fungsi Tata Usaha

(Umar,2004).

2.2.2.3 Penyimpanan/pergudangan

Obat / bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam

hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka

harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada

wadah baru, wadah sekurang-kurangnya memuat nomor batch dan tanggal

daluarsa.

Semua obat dan bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai, layak

dan menjamin kestabilan obat/bahan obat tersebut.

2.2.2.4 Penjualan

Penjualan atau pengeluaran obat memakai sistem FIFO (First In First

Out) dan FEFO (First Expire First Out) (Kepmenkes No.

1027/MENKES/SK/IX/2004).

(19)

Desain apotek yang baik akan menarik keinginan konsumen untuk

mengetahui lebih dalam segala sesuatu yang ditawarkan oleh apotek tersebut.

Suasana apotek dapat dibangun melalui sistem pencahayaan, pengaturan tata

letak, dan penataan atau pengaturan barang dagangan yang baik yang akan

menarik pelanggan (Utami, 2006).

Tata cara penataan perbekalan farmasi (obat) di apotek dapat dibagi

menjadi 2 bagian, yaitu:

a. Di ruang peracikan atau penyiapan obat (ethical counter)

Dalam menata perbekalan farmasi di ethical counter perlu diperhatikan

peraturan yang berlaku yaitu obat-obat golongan narkotika dan psikotropika harus

dipisahkan dan disimpan pada lemari tersendiri, sedangkan untuk obat ethical

lainnya disimpan dalam lemari yang didesain khusus sehingga dapat memberikan

kemudahan dan kecepatan kepada petugas dalam menyiapkan obat yang

dibutuhkan konsumen.

b. Di ruang penjualan obat bebas (OTC counter)

Dalam menata perbekalan farmasi di OTC counter yang perlu diperhatikan

antara lain adalah estetika yaitu seni keindahan dalam menata dan mendesain rak

atau lemari obat bebas, bebas terbatas (OTC) agar dapat menimbulkan rasa ingin

tahu dan membeli bagi setiap konsumen yang datang ke apotek. Lay out juga

harus diperhatikan yaitu tata letak, susunan barang yang dapat memberikan

kenyamanan dan kemudahan bagi konsumen dalam memperoleh obat yang

dibutuhkan (Umar, 2004).

(20)

2.2.2.5 Laporan Pemakaian Narkotika / Psikotropika

Apotek membuat laporan pemakaian narkotik dan psikotropik

berdasarkan dokumen penerimaan dan pengeluarannya setiap bulan. Untuk

obat-obat golongan narkotika, pelaporan dilakukan sekali dalam sebulan,

selambat-lambatnya tanggal 10 setiap bulannya. Sedangkan untuk obat-obat psikotropika,

pelaporannya dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu tiap 6 bulan.

Laporan-laporan ini ditandatangani oleh APA lalu diberi stempel apotek, difoto kopi

rangkap 4, 1 lembar untuk pertinggal. Laporan ini ditujukan kepada:

a. Kepala Kantor Dinas Kesehatan Kota Medan.

b. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.

c. Kepala Balai Besar POM Medan.

2.2.2.6 Pengelolaan Obat Rusak dan Kadaluarsa

Obat rusak atau kadaluarsa dapat dimusnahkan dengan cara: membuat

berita yang ditandatangani oleh saksi dari pemerintah (balai POM atau Dinkes)

dan dilaporkan kepada Direktorat Jenderal pengawasan Obat dan Makanan

dengan tembusan kepala Dinas Kesehatan Dati II (Umar, 2004).

2.2.3 Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Sesuai ketentuan perundangan yang berlaku Apotek harus dikelola oleh

seorang apoteker yang profesional. Dalam pengelolaan apotek, apoteker

senantiasa harus memiliki kemampuan menyediakan dan memberikan pelayanan

yang baik, mengambil keputusan yang tepat, kemampuan berkomunikasi antar

profesi, menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi multidisipliner,

kemampuan mengelola SDM secara efektif, selalu belajar sepanjang karier, dan

(21)

membantu memberi pendidikan dan memberi peluang untuk meningkatkan

pengetahuan.

2.3 Aspek Pelayanan Kefarmasian (Pharmaceutical Care)

2.3.1 Pelayanan resep

Skrining resep

Apoteker melakukan skrining resep yang meliputi persyaratan administrasi,

kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis. Jika ada keraguan terhadap resep

hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan memberikan

pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan

setelah pemberitahuan.

Penyiapan obat

Penyiapan obat meliputi peracikan, etiket, kemasan obat yang diserahkan,

penyerahan obat, informasi obat, konseling, dan monitoring penggunaan obat.

Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhir

terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh

apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien.

Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah

dimengerti, etis dan bijaksana kepada pasien. Informasi obat kepada pasien

sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat,

jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus

dihindari selama terapi.

(22)

Apoteker juga harus memberikan konseling, mengenai sediaan farmasi,

pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat memperbaiki

kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar dari bahaya

penyalahgunaan atau penggunaan yang salah sediaan farmasi atau perbekalan

kesehatan lainnya.

Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus melaksanakan

pemantauan (monitoring) penggunaan obat terutama untuk pasien tertentu seperti

TBC, diabetes, kardiovaskular dan penyakit kronis lainnya.

2.3.2 Promosi dan Edukasi

Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, apoteker harus berpartisipasi

secara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu memberikan

informasi, antara lain dengan penyebaran leaflet/brosur, poster, penyuluhan, dan

lain-lainnya.

2.3.3 Pelayanan residensial (Home Care)

Apoteker sebagai care giver diharapkan juga dapat melakukan pelayanan

kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk kelompok lansia

dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya. Untuk aktivitas ini

apoteker harus membuat catatan berupa catatan pengobatan (medication record)

(Kepmenkes RI No. 1027/MENKES/SK/IX/2004).

(23)

2.4 Aspek Bisnis

2.4.1 Peluang Bisnis Ritel

Usaha atau bisnis ritel seperti apotek di Indonesia mengalami

perkembangan yang cukup pesat. Hal ini sebagai akibat dari adanya

perkembangan usaha manufaktur dan peluang pasar yang cukup terbuka, maupun

upaya pemerintah untuk mendorong perkembangan bisnis ritel. Pemerintah

berperan dalam melakukan perlindungan terhadap ritel nasional melalui peraturan

dan undang-undang. Investasi perusahaan ritel asing tetap berinvestasi ke

Indonesia adalah dengan tiga cara yaitu kemitraan sistem waralaba, kerja sama

operasi (KSO) dan kemitraan bersama pengusaha kecil (joint venture).

2.4.2 Aspek Keuangan Ritel

Metode dalam menjalankan operasional bisnis ritel akan berdampak pada

penjualan dan akhirnya berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh

perusahaan ritel. Oleh karena itu keputusan di bidang keuangan juga merupakan

hal yang penting dalam bisnis ini. Keputusan keuangan adalah komponen integral

pada setiap aspek ritel.

Terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan dalam mengukur

kinerja keuangan dalam bisnis ritel antara lain:

1. Margin kotor

• Persentase margin kotor.

• Kerusakan.

• Persediaan barang.

(24)

2. Biaya operasional sebagai persentase penjualan

• Gaji.

• Biaya sewa.

• Listrik.

• Total biaya operasi.

2.4.3 Strategi Pengembangan Ritel (Apotek)

Empat tipe kesempatan pertumbuhan yang diusahakan oleh ritel yaitu

penembusan pasar, perluasan pasar, pengembangan format ritel, dan diversifikasi.

Kesempatan penembusan pasar (market penetration) meliputi usaha-usaha

langsung terhadap konsumen yang ada, dengan menggunakan format ritel yang

telah ada. Ritel dapat mencapai strategi pertumbuhan ini dengan menarik

konsumen pada target pasar sekarang yang tidak berbelanja di apoteknya untuk

lebih sering mengunjungi apotek tersebut atau untuk membeli lebih banyak

barang pada tiap kunjungan.

Kesempatan perluasan pasar (market expansion) menggunakan format ritel

yang ada dalam segmen pasar baru. Kesempatan pengembangan format ritel

meliputi penawaran format ritel baru, atau format dengan gabungan ritel yang

berbeda pada target pasar yang sama..

Kesempatan diversifikasi dilakukan pada saat ritel memperkenalkan

format ritel baru secara langsung pada segmen pasar yang tidak sedang dilayani.

Empat ciri ritel yang menggunakan kesempatan-kesempatan pertumbuhan

adalah keunggulan bersaing yang bisa dipertahankan secara global, kemampuan

untuk menyesuaikan, budaya global dan kemampuan finansial (Utami, 2006).

(25)

2.4.4 Perpajakan

Pajak adalah suatu kewajiban setiap warga negara untuk menyerahkan

sebagian kekayaannya atau penghasilannya kepada negara menurut peraturan

perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah dan dipergunakan untuk

kepentingan masyarakat.

Berdasarkan UU RI No. 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan, PPh

pasal 21 adalah tentang pembayaran pajak atas penghasilan yang diterima oleh

orang pribadi (pegawai) atau badan (laba usaha perusahaan) yang berdomisili di

dalam negeri. Dan berdasarkan UU RI No. 18 tahun 2000 tentang Pajak

Pertambahan Nilai Barang/ Jasa dan Pajak Penjualan Barang Mewah, pada pasal 7

dijelaskan bahwa besarnya tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% (sepuluh

persen) untuk semua barang kena pajak.

(26)

BAB III

KIMIA FARMA

3.4 Sejarah Kimia Farma

Kimia Farma merupakan pioneer dalam industri farmasi Indonesia. Cikal

bakal perusahaan dapat dirunut balik ke tahun 1917, ketika NV Chemicalien

Handle Rathkamp & Co, perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur didirikan.

Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi bekas perusahaan-perusahaan Belanda,

pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi

Bhinneka Kimia Farma (PNF). Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk

hukumnya diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT), menjadi PT. Kimia Farma

(Persero). Sejak tanggal 4 Juli 2001, Kimia Farma tercatat sebagai perusahaan

publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187 tahun dan

nama yang identik dengan mutu, saat ini Kimia Farma telah berkembang menjadi

sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang memainkan

peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat.

3.2Bisnis Kimia Farma

3.2.1 Holding

PT. Kimia Farma Tbk

Dibentuk : 16 Agustus 1971

Jalur Usaha : Pelayanan Kesehatan

(27)

Visi : Menjadi perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia

yang berdaya saing global.

Misi : 1. Menyediakan produk dan jasa pelayanan kesehatan yang

unggul untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan

meningkatkan mutu kehidupan.

2. Mengembangkan bisnis pelayanan kesehatan untuk

meningkatkan nilai perusahaan bagi pemegang saham,

karyawan, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan, tanpa

meninggalkan prinsip-prinsip pengelolaan usaha yang baik.

3. Meningkatkan kompetensi dan komitmen sumber daya

manusia untuk guna pengembangan perusahaan serta dapat

berperan aktif dalam pengembangan industri farmasi nasional.

Sebagai perusahaan publik sekaligus Badan Usaha Milik Negara (BUMN),

Kimia Farma berkomitmen penuh untuk melaksanakan tata kelola perusahaan

yang baik sebagai suatu kebutuhan sekaligus kewajiban sebagaimana diamanatkan

Undang-Undang No. 19/2003 tentang BUMN.

PT. Kimia Farma Tbk, merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan

yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir yaitu: industri, marketing, ritel,

laboratorium klinik dan klinik kesehatan.

Hasil produksi yang dibuat oleh Pabrik Farmasi perusahaan baik produk

obat-obat kimia, Formulasi dan herbal, dibagi dalam 6 (enam) lini produksi yaitu

etikal, obat bebas, generik, narkotika, lisensi dan bahan baku.

(28)

Hampir semua kelas terapi diakomodasi oleh produk perusahaan yang

terdiri lebih dari 260 item produk dan dipasarkan keseluruh Indonesia serta di

ekspor ke beberapa negara melalui jaringan distribusi perseroan atau yang

memiliki perjanjian dengan perseroan.

Sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya Kimia Farma berkomitmen

untuk memastikan pasokan obat generik yang tetap ke pasar dalam negeri sesuai

dengan misi perusahaan.

Budaya perusahaan mengandung tiga nilai utama :

1. Profesionalisme

Profesionalisme merupakan nilai intelektual yang terwujud dalam bekerja

lebih giat, cerdik dan kreatif serta jeli mengamati dan memanfaatkan

peluang bisnis. Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

untuk diterapkan secara profesional dalam melaksanakan tugas menjadi

komitmen untuk mencapai hasil tersebut.

2. Integritas

Totalitas dalam berkarya adalah budaya kerja kami, integritas merupakan

nilai spiritual yang mempunyai makna kepercayaan, menekankan integritas

sebagai landasan utama dalam menerapkan totalitas kerja dengan didukung

ketulusan hati dan semangat untuk mempersembahkan yang terbaik bagi

kesehatan masyarakat.

3. Kerja Sama

Kerja sama merupakan nilai emosional yang melandasi semangat kerja sama

melalui keterbukaan dan kepercayaan, serta mensinergikan kemampuan tiap

(29)

individu untuk saling melengkapi dalam membangun tim yang tangguh

untuk mencapai sukses.

3.2.2 Anak Perusahaan

3.2.2.1 PT. Kimia Farma Trading and Distribution

Dibentuk : 4 Januari 2003

Jalur usaha : Distribusi Obat dan Alat Kesehatan

PT. Kimia Farma Trading & Distribution, yang memiliki 40 cabang yang

mendistribusikan obat-obatan dan alat-alat kesehatan yang diproduksi sendiri

maupun yang diproduksi oleh pihak ketiga dengan berpegang pada prinsip untuk

memenuhi kepuasan dan kebutuhan pelanggannya.

Dalam operasionalnya didukung dengan fasilitas pergudangan yang besar

dan peralatan yang efisien serta armada transportasi yang terintegrasi dengan

sistem informasi untuk mendukung kelancaran pengiriman barang ke seluruh

Indonesia.

3.2.2.2 P.T. Kimia Farma Apotek

Dibentuk : 4 Januari 2003

Jalur Usaha : Farmasi

P.T. Kimia Farma Apotek adalah anak perusahaan yang dibentuk oleh

Kimia Farma untuk mengelola apotek-apotek milik perusahaan yang ada, dalam

upaya meningkatkan kontribusi penjualan untuk memperbesar penjualan

konsolidasi PT. Kimia Farma Tbk.

(30)

PT. Kimia Farma Apotek mengelola sebanyak 340 Apotek yang tersebar

diseluruh tanah air, yang memimpin pasar dibidang perapotekan dengan

penguasaan pasar sebesar 19% dari total penjualan apotek di seluruh Indonesia.

Apotek Kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep

dokter dan menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter, optik, dan

pelayanan OTC (swalayan) serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia

Farma dipimpin oleh tenaga Apoteker yang bekerja full timer sehingga dapat

melayani informasi obat dengan baik.

Penambahan jumlah apotek merupakan bagian dari strategi perusahaan

dalam memanfaatkan momentum pasar bebas AFTA, dimana pihak yang

memiliki jaringan luas seperti Kimia Farma akan diuntungkan.

1.1 PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Manager Medan

PT. Kimia Farma Apotek bergerak di bidang ritel farmasi dan jasa layanan

kesehatan. Fokus utama layanan PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Manajer Medan

meliputi:

• Apotek.

• Klinik umum/gigi, spesialis.

• Laboratorium klinik.

• Optik.

• Praktek dokter bersama.

Apotek Kimia Farma Medan memiliki 23 store yang tersebar diseluruh

Sumatera Utara yaitu :

(31)

3. Kimia Farma Pelengkap No. 2 Rumah Sakit Inalum

4. Kimia Farma Pelengkap No. 14 Rumah Sakit Pirngadi Medan

5. Kimia Farma 27 Palang Merah (Pusat)

6. Kimia Farma 28 Belawan

7. Kimia Farma 29 Pematang Siantar 1

8. Kimia Farma 30 Tebing Tinggi

9. Kimia Farma 39 Sei Sikambing Medan

10. Kimia Farma 41 Kabanjahe

11. Kimia Farma Pelengkap No. 54 Rumah Sakit Rantau Prapat

12. Kimia Farma 84 Tanjung Balai

13. Kimia Farma 85 Pematang Siantar 2

14. Kimia Farma 90 Kisaran

15. Kimia Farma 106 Aksara Medan

16. Kimia Farma 107 Gatot Subroto 72 C Medan

17. Kimia Farma 160 Setia Budi Medan

18. Kimia Farma 162 Pematang Siantar 3

19. Kimia Farma 255 Sisingamangaraja Medan

20. Kimia Farma Basri Medan

21. Kimia Farma Pelengkap No. 41 Rumah Sakit Tebing Tinggi.

22. Kimia Farma Namso Pematang Siantar 4.

23. Kimia Farma 312 Rantau Prapat.

24. Kimia Farma 313 Padang Sidimpuan.

25. Kimia Farma 314 Binjai.

(32)

1.2Apotek Kimia Farma 162 Pematang Siantar

1.2.1 Lokasi Apotek

Apotek Kimia Farma 162 Pematang Siantar bertempat di Jalan Kartini No.

19 Pematang Siantar. Lokasi apotek ini sangat strategis karena berada di dalam

lingkungan yang dekat dengan praktek-praktek dokter dan berada diantara

pemukiman penduduk dan pusat perbelanjaan.

Apotek kimia farma 162 ini merupakan apotek pelayanan, pengelolaannya

dipimpin oleh seorang apoteker dan karyawan yang terdiri dari asisten apoteker

dan non asisten apoteker.

3.4.2 Pengadaan Perbekalan Farmasi dan Kelengkapan Produk

3.4.2.1 Pembuatan Buku Defekta Barang

Pembuatan buku defekta barang dilakukan sebagai berikut: setiap hari

petugas memeriksa barang yang kosong atau hampir habis, lalu melakukan

pencatatan dalam buku defekta meliputi nama barang, dosis, satuan, dan jumlah

yang dibutuhkan, kemudian menyerahkan buku defekta ke petugas pembelian.

1.1.1.1Perencanaan Pembelian

Perencanaan pembelian dilakukan seminggu dua kali, kecuali

barang-barang yang dibeli secara mendesak karena adanya permintaan pasien.

Perencanaan pembelian dilakukan sebagai berikut: petugas pengadaan menerima

informasi mengenai kebutuhan perbekalan farmasi melalui defekta barang,

kemudian petugas menetapkan jumlah barang yang akan dibeli berdasarkan

defekta dengan memperhatikan jumlah kebutuhan per bulan.

(33)

1.1.1.2Prosedur Pembelian

Prosedur pembelian di apotek Kimia Farma 162 Pematang siantar

dilakukan sebagai berikut: petugas membuat defekta mengenai kebutuhan

perbekalan farmasi dan menyerahkannya ke bagian pengadaan, lalu bagian

pengadaan merekapitulasi defekta dan membuatnya dalam bentuk Bon

Permintaan Barang Apotek (BPBA) dan dikirim kepada bagian Pengadaan di

apotek Kimia Farma 29 Pematang Siantar, dan kemudian apotek Kimia Farma 29

Pematang Siantar mengirim ke BM Palang Merah, lalu bagian pengadaan di BM

Palang Merah mengirim Surat Pemesanan (SP) kepada Pedagang Besar Farmasi

(PBF), kemudian PBF mengirim barang dan faktur kepada Apotek Kimia Farma

29 Pematang Siantar sebagai apotek induk di Pematang Siantar, dan barang

diterima dan dicocokkan oleh petugas Kimia Farma, kemudian Apotik Kimia

Farma 29 Pematang siantar mengirim barang (dropping) ke apotik Kimia Farma

162 Pematang Siantar sesuai dengan bon penerimaan barang apotek (BPBA).

1.1.1.3Prosedur Penerimaan Barang

Penerimaan barang di Apotek Kimia Farma 162 Pematang Siantar

dilakukan sebagai berikut: petugas menerima barang di apotek Kimia Farma 162

Pematang Siantar disertai dengan surat pengiriman barang (dropping) dari apotek

Kimia Farma 29 Pematang Siantar. Petugas memeriksa kesesuaian permintaan

barang yang ada, kemudian petugas memberikan nomor urut barang, lalu petugas

mencatat barang masuk pada kartu stok masing-masing barang.

3.4.2.5 Penyimpanan

(34)

Penyimpanan dapat dilakukan di etalase atau ruang peracikan.

Penyimpanan perbekalan farmasi di Apotek Kimia Farma 162 Pematang Siantar

dilakukan berdasarkan bentuk sediaan dan efek farmokologinya yang disusun

menurut abjad dengan menggunakan prinsip FIFO (first in first out), yaitu obat

yang lebih awal masuk dikeluarkan lebih dahulu.

Untuk obat generik penyimpanannya disusun berdasarkan abjad. Untuk

obat golongan narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus.

Obat-obat yang penyimpanannya harus dibawah suhu kamar, disimpan dalam lemari

pendingin.

1.1.3 Pelayanan

Pelayanan di Apotek Kimia Farma 162 Pematang Siantar sudah cukup

baik karena melayani konsumen dengan ramah, sopan, santun, dan siap membantu

selama konsumen berada di apotek. Pelayanan di Apotek ini telah memakai sistem

komputerisasi sehingga memudahkan dalam pelayanan dan pengadaan barang.

Sistem komputerisasi yang digunakan sekaligus berperan sebagai mesin kasir.

(35)

BAB IV

KONSULTASI DAN KONSELING

1.1 Komunikasi

4.1.1 Komunikasi Berbicara.

Untuk melakukan komunikasi diperlukan beberapa hal yang perlu

diketahui yaitu: ketahuilah apa yang ingin kita katakan, dengan mendengarkan,

memikirkan, dan merumuskan gagasan-gagasan kita sebelum berbicara, kita akan

meningkatkan efektivitas kita sebagai seorang komunikator andal, contohnya

yaitu : berpikirlah sebelum kita berbicara, ketahuilah pesan kita, rencanakan

sebelumnya apa yang ingin kita katakan.

Kendalikan rasa takut. Rasa takut adalah mekanisme pertahanan untuk

melindungi diri kita. Rasa takut mengarah pada hal paling buruk yang dapat

terjadi. ”Saya akan gagal. Saya nanti lupa mengenai apa yang akan saya katakan.

Saya akan dipermalukan.” Sebaliknya, gantilah fokus anda dengan

petunjuk-petunjuk yaitu : tarik napas dalam-dalam, rileks, dan jadilah diri sendiri,

pahamilah apa yang ingin kita sampaikan.

Berhentilah berbicara dan dengarkanlah. Seni yang sesungguhnya dari

percakapan adalah berbicara dan mendengarkan, contohnya : Berilah kesempatan

rekan bincang kita untuk berbicara, pusatkan pikiran pada perbincangannya.

Berpikirlah sebelum kita berbicara. Jika kita berhati-hati dengan memberi

perhatian pada apa yang akan kita katakan, kita memperbesar peluang untuk

meyakinkan orang lain terhadap sudut pandang kita. Kita juga akan mengurangi

(36)

kemungkinan melakukan kekeliruan atau kesalahan yang besar, contohnya :

pilihlah kata-kata yang tepat, yang secara jelas mengungkapkan pesan kita. Diam

sebentar, pikirkanlah dan pertimbangkan apa yang kita ingin katakan.

Yakinlah akan pesan kita, karena inilah yang terpenting pada komunikasi

yang berhasil. Apabila kita dengan penuh gairah percaya pada pesan kita, maka

komunikasi lisan dan tertulis akan dengan bebas mengalir, contohnya :

berbicaralah dengan keinginan keras dan keyakinan. Biarkan pesan kita mengalir

alamiah.

Ulangi poin-poin utama. Pengulangan akan memperkuat poin-poin utama

pembicaraan dan membantu ingatan pendengar, contohnya : ajukan pertanyaan

yang akan mengungkapkan apakah pendengar memahami poin-poin utama.

Mintalah umpan balik dari para pendengar kita.

Ketahuilah apa yang diinginkan oleh pendengar kita. Untuk memperoleh

sebanyak mungkin hal yang diinginkan dari suatu percakapan, pusatkan perhatian

pada pendengar kita. Ajukan pertanyaan dan dengarkan jawabannya. Ajukan

pertanyaan, banyak pertanyaan. Gunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka, ajukan

pertanyaan-pertanyaan yang tidak mudah dijawab dengan ”ya” atau ”tidak”.

4.1.2 Komunikasi Teknik.

Defenisi akronim, akronim dapat mempunyai beberapa arti. Arti tersebut

bergantung pada masyarakat di mana akronim digunakan. Untuk itu dalam

komunikasi sebaiknya digunakan akronim secara hemat karena akronim tidak

dapat dipahami dengan jelas oleh setiap orang.

(37)

Kurangi jargon ( kosa kata yang digunakan dalam kehidupan / lingkungan

tertentu). Gunakan humor, gunakan humor spontan dengan memanfaatkan

kesempatan dari situasi yang ada, gunakan humor untuk menyampaikan poin

pembicaraan. Tertawa merupakan nilai lebih.

Mintalah umpan balik. Pertanyaan-pertanyaan kita dapat membingungkan.

Umpan balik dari pendengar kita memberikan penjelasan. Mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang bersifat umum kepada pendengar, ”Apakah hal-hal

yang saya utarakan bisa dipahami?” atau ”Apakah penjelasan saya mudah

dipahami?”. Tambah perbendaharaan kata kita. Lingkarilah kata-kata yang kita

tidak mengerti waktu kita sedang membaca kemudian carilah arti kata-kata

tersebut di dalam kamus dan perbanyaklah membaca

Lakukan kontak mata. Saat berbicara kepada seseorang, penting sekali

mengadakan kontak mata yang baik untuk mendapatkan umpan balik seksama

atas isyarat-isyarat nonverbal. Gerakan isyarat. Gerak isyarat termasuk ekspresi

wajah, gerakan tangan dan tubuh. Perhatikan nada suara kita. Nada suara

mengungkapkan perasaan-perasaan misalnya ketidak sabaran, kemarahan, atau

penolakan. Lembutkan nada suara kita untuk menunjukkan rasa hormat dan kasih

sayang.

4.1.3 Komunikasi Mendengarkan.

Bersiaplah untuk mendengarkan. Mendengarkan secara aktif berarti

memberikan umpan balik nonverbal dan kadang-kadang verbal kapada pembicara.

Mendengarkan mengharuskan kita untuk memusatkan pikiran dan mengambil

bagian dalam percakapan. Sediakan waktu untuk mendengarkan, dengarkan

(38)

dengan mata dan telinga, pusatkan pada mendengarkan secara aktif. Abaikan

gangguan. Pusatkan diri pada orang yang sedang berkomunikasi dengan kita,

matikan semua gangguan seperti televisi, radio, penghasil bunyi, dan abaikan

dering telepon.

Ajukan pertanyaan. Apakah kita pembicara atau pendengar, mengajukan

pertanyaan memudahkan pertukaran informasi. Tunjukkan perhatian dengan

mengajukan pertanyaan mengenai ide-ide dan pengalaman pembicara. Jangan

melamun. Dengarkan pembicara kita dan berinteraksilah dengan memberikan

umpan balik verbal dan nonverbal kepada pembicara. Gunakan isyarat nonverbal

seperti mengangguk atau tersenyum.

1.2 Berbicara dan Menulis

1.2.1 Berbicara dan Menulis Poin Utama

Gunakan garis besar. Garis besar membantu kita mengatur pikiran-pikiran kita

sebelum berbicara atau menulis. Di saat pikiran-pikiran kreatif kita mengalirkan

ide-ide, catatlah mereka dengan cepat, kemudian kembalilah ke garis besar dan

sortirlah ide-ide tersebut. Mintalah apa yang kita inginkan. Mintalah informasi,

Nyatakan permintaan kita sejelas mungkin. Dukung pertanyaan dengan rincian.

Sampaikan pertanyaan kita yang paling penting terlebih dahulu dan ikutilah

dengan bahan-bahan pendukung, berilah fakta-fakta tambahan serta angka-angka

untuk menambah kreadibilitas.

(39)

1.2.2 Berbicara dan Menulis-Penulisan

Catatan harian adalah rekaman harian mengenai pikiran, ide, dan perasaan

secara tertulis. Dengan berlalunya waktu catatan tersebut akan menjadi sejarah

pribadi dan referensi untuk meninjau ulang kemajuan kita ke suatu sasaran.

Catatan ini bisa membantu kita memisahkan dan menarik kesimpulan terhadap

hal-hal yang terjadi pada kita.

1.3Petunjuk-petunjuk Umum

Petunjuk-petunjuk umumnya seperti: Kita harus banyak membaca, jadikan

membaca sebagai suatu kebiasaan, luangkan waktu setiap hari untuk membaca.

Ikutilah perkembangan peristiwa sekarang, bacalah sesuatu yang mendatangkan

ilham, buku-buku seperti Alkitab dan Qur’an tidak hanya memberikan garis

pedoman untuk hidup, buku-buku tersebut juga menyejukkan jiwa. Buku tersebut

menyajikan sumber-sumber informasi dan penghiburan.Gunakan internet karena

internet menyediakan begitu banyak informasi. Berpakaianlah yang pantas,

Kenakan pakaian yang sesuai dengan pesan lisan kita misalnya kita wanita

pengusaha dalam situasi bisnis, baju tipis, berenda tidak akan memberikan pesan

serius. Hormatilah sudut pandang orang lain, Cobalah memahami mengapa orang

berpikir dengan cara mereka. Pengalaman atau pembelajaran apa yang telah

terjadi sehingga mempengaruhi cara pikir mereka. Tampilkan citra diri yang baik,

orang memperoleh persepsi awal tentang diri kita sebelum kita mengucapkan

sepatah kata pun. Pakaian, penampilan, dan sikap kita menyampaikan

sinyal-sinyal pertama.

(40)

BAB V

PELAYANAN RESEP DAN SWAMEDIKASI

5.1 Pelayanan Resep

RESEP 1

(41)

1. Resep dari drg. Editha E. Siregar

Berdasarkan komposisi obat pada resep dapat diguga pasien menderita

sakit gigi.

3. Three Prime Questions

• Penjelasan dokter tentang Obat: Obat ini untuk mengurangi rasa sakit dan

mencegah infeksi.

• Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : Jika rasa sakit tidak ada lagi

pemakaian mefinal dihentikan

• Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat : Setelah minum

obat diharapkan rasa sakit yang dialami pasien akan berkurang dan lekas

sembuh.

4. Spesialite Obat pada Resep

Nama Obat

(Pabrik) Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

(42)

Forinfec

gargle®(Lapi) Povidone iodine 1% x 200 ml

Septadine® (Prafa)

Sterox® (Mecosin) W

Antiinfeksi topical

5. Pelayanan Informasi Obat

Mefinal®

Kegunaan : nyeri ringan sampai sedang, sakit kepala, sakit gigi

Bentuk sediaan : kaplet

Cara pakai : 3 kali sehari 1 kaplet atau jika sakit

Hal-hal yang perlu diinformasikan :

• obat diminum sesudah makan

• hentikan pemakaian obat jika sakit telah hilang

• jika terjadi efek merugikan segera hubungi dokter

• simpan obat pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya

Forinfec®

Kegunaan : antiinfeksi topikal (mulut/tenggorokan)

Bentuk sediaan : obat kumur

Cara pakai : 2 kali sehari 2 sendok makan untuk dikumur

Hal-hal yang perlu diinformasikan :

• obat untuk dikumur,

• dijaga kebersihan mulut,

• obat disimpan di tempat sejuk dan terlindung dari cahaya matahari

langsung.

(43)

RESEP 2

(44)

1. Resep dari dr. Fitrianti, Sp.OG

Berdasarkan komposisi obat di atas diduga pasien kekurangan nutrisi dan

vitamin ibu hamil.

3. Three Prime Questions

• Penjelasan dokter tentang Obat: Obat ini digunakan untuk mencukupi

kebutuhan vitamin dan mineral selama kehamilan.

• Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : Tidak ada.

• Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat : Tidak ada.

4. Spesialite Obat pada Resep

Nama Obat

-karoten 10000 iu, Ca laktat 250 mg, Ca pantotenat 7,5 mg, CuSO4 0,1 mg, folic acid 1 mg,

Fe fumarat 90 mg, nikotinamid 20 mg, KI 100 mcg, NaF 1 mg,

Ca hydrogen pospat dihidrat

500 mg, kolekalsiferol 133 iu - W

Suplemen Kalsium

(45)

5. Pelayanan Informasi Obat

Folamil®

Kegunaan : nutrisi dan vitamin tambahan untuk ibu hamil

Bentuk sediaan : kaplet

Cara pakai : 1 kali sehari 1 kaplet

Hal-hal yang perlu diinformasikan:

• obat diminum setelah makan

• simpan obat pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya

Cavid D3®

Kegunaan : suplemen Kalsium

Bentuk sediaan : tablet

Cara pakai : 1 kali sehari 1 tablet

Hal-hal yang perlu diinformasikan :

• minum obat sesuai dosis

• simpan obat pada tempat sejuk dan terlindung dari cahaya matahari

langsung

(46)

RESEP 3

(47)

1. Resep dari dr. Fitrianti, Sp.OG

Berdasarkan komposisi obat di atas diduga pasien mengalami kekurangan

vitamin dan kalsium.

3. Three Prime Questions

• Penjelasan dokter tentang Obat: Obat ini digunakan untuk mencukupi

kebutuhan vitamin dan mineral selama kehamilan.

• Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : Tidak ada.

• Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat : Tidak ada.

4. Spesialite Obat pada Resep

Nama Obat iodine 0,1 mg, fluoride 1 mg.

- B Multivitamin

dan mineral

Cal- 95® (Lapi)

(48)

5. Pelayanan Informasi

Nufagrabion®

Kegunaan : multivitamin dan mineral

Bentuk sediaan : kaplet

Cara pakai : 1 kali sehari 1 kaplet

Hal-hal yang perlu diinformasikan:

• pemakaian obat harus sesuai dengan anjuran dokter

• simpan obat pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya

Cal-95®

Kegunaan : suplemen kalsium dan vitamin

Bentuk sediaan : kaplet

Cara pakai : 1 kali sehari 1 kaplet

Hal-hal yang perlu diinformasikan :

• obat diminum sesuai dosis yang dianjurkan

• simpan obat di tempat sejuk dan terlindung dari cahaya matahari langsung,

banyak minum air putih

(49)

RESEP 4

(50)

1. Resep dari dr. Fitrianti, Sp.OG

Berdasarkan komposisi obat di atas diduga pasien mengalami kurang

darah.

3. Three Prime Questions

• Penjelasan dokter tentang Obat: Tidak ada.

• Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : Tidak ada.

• Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat : Tidak ada.

4. Spesialite Obat pada Resep

Nama Obat

Fe fumarat 360 mg, folic acid 1,5 mg, vit C 75 mg, Ca karbonat 200 mg, kolekalsiferol 400 iu

- B Antianemia

5. Pelayanan Informasi

Hemobion®

Kegunaan : antianemia

Bentuk sediaan : kapsul

Cara pakai : 1 kali sehari 1 kapsul

(51)

Hal-hal yang perlu diinformasikan :

• pemakaian obat harus sesuai dengan anjuran dokter

• simpan obat pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya

• menyebabkan tinja berwarna kehitaman

(52)

RESEP 5

(53)

1. Resep dari dr. Fitrianti, Sp.OG

Berdasarkan komposisi obat di atas diduga pasien mengalami gangguan

kehamilan.

3. Three Prime Questions

• Penjelasan dokter tentang Obat: Tidak ada.

• Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : Tidak ada.

• Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat : Tidak ada.

4. Spesialite Obat pada Resep

Nama Obat

(Pabrik) Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

Hystolan® (Dexa Medica)

Isoxsuprine HCl 20 mg

Duvadilan® (Solvay

Pharmaceuticals) G

Relaksasi uterus

Folavit®

(Sanbe Farma) Folic acid 400 mcg

Folac® (Otto)

Folacite® (Erlimplex) B

Defisiensi asam folat

(54)

5. Pelayanan Informasi

Hystolan®

Kegunaan : relaksasi uterus

Bentuk sediaan : tablet

Cara pakai :1 kali sehari ½ tablet

Hal-hal yang perlu diinformasikan :

• pemakaian obat harus sesuai dengan anjuran dokter

• simpan obat pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya

• jika terjadi efek samping yang merugikan segera hubungi dokter

Folavit®

Kegunaan : defisiensi asam folat

Bentuk sediaan : tablet

Cara pakai : 1 kali sehari 1 tablet

Hal-hal yang perlu diinformasikan :

• obat diminum sesuai dengan dosis

• simpan obat di tempat sejuk dan terlindung dari cahaya matahari langsung

(55)

5.2 SWAMEDIKASI

KASUS 1

1. Keluhan

Seorang ibu datang ke apotek dengan keluhan selera makan anaknya

berkurang sejak 3 hari yang lalu. Berdasarkan keluhan tersebut, obat yang

dianjurkan adalah Curcuma Plus®

2. Spesialite Obat

1. Kegunaan : Perangsang nafsu makan

2. Bentuk obat : Larutan

3. Aturan pakai : Tiga kali sehari 1 sendok teh

4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

• konsumsilah makanan yang bergizi seperti sayur dan buah-buahan guna

menambah vitamin alami buat tubuh

• sebaiknya dicari akar permasalahan penyebab hilangnya nafsu makan

agar selera makan timbul dengan sendirinya

(56)

KASUS 2

1. Keluhan

Seorang ibu datang ke apotek ingin mencari obat demam untuk anaknya

yang berumur 4 tahun. Berdasarkan keluhan tersebut, obat yang dianjurkan

adalah Tempra®

1. Kegunaan : Analgetik-antipiretik

2. Bentuk obat : Larutan

3. Aturan pakai : 2 kali sehari 2 sendok teh

4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

• obat pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya

• segeralah ke dokter bila demam tidak sembuh dalam 3 hari

• perbanyak konsumsi sayur, buah dan air putih guna mempercepat

penyembuhan

(57)

KASUS 3

1. Keluhan

Seorang ibu datang ke apotek mencari vitamin dan penambah nafsu makan

untuk anaknya yang berumur 2 tahun. Berdasarkan keluhan tersebut, obat yang

dianjurkan adalah Apialys®.

1. Kegunaan : Penambah nafsu makan, mengatasi kekurangan vitamin

dan membantu pertumbuhan

2. Bentuk obat : Larutan

3. Aturan pakai : 1 kali sehari 1 sendok teh

4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

• simpan obat pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya

• diberikan makanan yang bergizi dan bervariasi guna menambah

selera makan anak serta membantu pertumbuhannya

(58)

KASUS 4

1. Keluhan

Seorang bapak akan melakukan perjalanan dengan bus, ia mengeluh sering

mengalami mual dan muntah jika melakukan perjalanan jauh. Berdasarkan

keluhan tersebut, obat yang dianjurkan adalah Antimo®.

2. Spesialite Obat

1. Kegunaan : Mengobati mabuk dan muntah di perjalanan

2. Bentuk obat : Tablet

3. Aturan pakai : 1 tablet diminum ½ jam sebelum bepergian

4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

• jika mengemudikan kendaraan bermotor dan operator mesin berat

jangan menggunakan obat ini

(59)

KASUS 5

1. Keluhan

Seorang ibu mengeluh, anaknya mengalami penyakit kulit berupa

gatal-gatal yang disertai bercak putih (panu). Berdasarkan keluhan tersebut, obat yang

dianjurkan adalah Daktarin®

2. Spesialite Obat

No. Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat

1. Daktarin® Miconazole

nitrat

3. Aturan pakai : 1-2 kali sehari dioleskan pada tempat yang sakit

4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

• gunakan obat secara teratur pada tempat yang sakit setelah sebelumnya

dibersihkan

• jaga kebersihan diri dan pakaian

• jangan menggunakan pakaian yang basah ataupun lembab

• jangan menggunakan pakaian orang lain terutama yang terinfeksi

jamur

(60)

KASUS 6

1. Keluhan

Seorang bapak mengeluh staminanya yang tidak begitu baik dalam waktu

seminggu ini. Berdasarkan keluhan di atas, maka obat yang dianjurkan adalah

Hemaviton Jreng®

1. Kegunaan : Suplemen/pemulih stamina

2. Bentuk obat : Puyer yang dilarutkan dalam air

3. Aturan pakai : 3 kali sehari 1 sachet

4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

• sebaiknya pasien beristirahat dengan cukup untuk memulihkan stamina

• konsumsilah makanan yang bergizi seperti sayur dan buah-buahan

guna menambah vitamin alami buat tubuh

(61)

KASUS 7

1. Keluhan

Seorang ibu mengeluh anaknya yang berusia 9 tahun mengalami

gatal-gatal pada anusnya dan selera makannya berkurang. Berdasarkan keluhan

tersebut, obat yang dianjurkan adalah Combantrin tablet®.

2. Spesialite Obat

1. Kegunaan : menimbulkan depolarisasi pada otot cacing dan

menimbulkan frekuensi, implus sehingga cacing mati dalam keadaan

spastis

2. Bentuk obat : Tablet 125 mg dan 250 mg

3. Aturan pakai : 1 kali sehari 2 tablet 250 mg

4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

• diminum sebelum tidur pada malam hari, perhatikan dan ikuti

dengan cermat aturan pakainya

(62)

KASUS 8

1. Keluhan

Seorang gadis datang ke apotek mengeluhkan bahwa dia mengalami batuk

yang berdahak. Berdasarkan keluhan tersebut, maka obat yang dianjurkan adalah

Woods Expectorant®.

2. Spesialite Obat

No. Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat

1. Woods Expectorant®

Tiap5ml:

Bromheksine HCl 4mg Guaiphensin 100mg

- B Obat batuk

(Ekspektoran)

3. Pelayanan Informasi

1. Kegunaan : Obat batuk berdahak/ ekspektoran

2. Bentuk obat : Larutan

3. Aturan pakai : 3 kali sehari 10 ml (2 sendok teh)

4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

• sebaiknya obat diminum sesudah makan, jangan mengkonsumsi

makanan yang dapat merangsang tenggorokan

(63)

KASUS 9

1. Keluhan

Seorang ibu datang ke apotek ingin mencari suplemen untuk matanya

karena lelah selalu menggunakan komputer dikantornya. Berdasarkan keluhan

tersebut, obat yang dianjurkan adalah Biovision®

2. Spesialite Obat

No. Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat

1. Biovision® Ekstrak kering

bilberi 80 mg

1. Kegunaan : Menjaga kesehatan fungsi mata

2. Bentuk obat : Kapsul

3. Aturan pakai : 2 kali sehari 1 kapsul

4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

• konsumsi buah dan sayur yang kaya kan vitamin A seperti rimbang,

tomat, dan sayur-sayuran hijau lainnya

• jangan bekerja dengan komputer, televisi tanpa beristirahat, sebaiknya

dalam jangka waktu 1 jam mata diistirahatkan dengan memandang

pemandangan yang hijau guna menyegarkan mata

(64)

KASUS 10

1. Keluhan

Seorang bapak datang ke apotek dengan keluhan istrinya mengalami

demam dan sakit kepala. Berdasarkan keluhannya maka pasien diberi Panadol®

kaplet.

2. Spesialite Obat

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

Panadol®

B Meringankan rasa

nyeri pada sakit kepala dan

menurunkan demam

3. Pelayanan Informasi

1. Kegunaan : meringankan rasa nyeri pada sakit kepala dan menurunkan

demam

2. Bentuk obat : kaplet

3. Aturan pakai : 3-4 kali sehari 1 tablet

4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

• bila sakit telah sembuh segera hentikan pemakaian obat

• simpan obat di tempat yang kering dan tertutup rapat serta ditaruh di

tempat gelap karena peka terhadap cahaya

(65)

BAB VI

PEMBAHASAN

Apotek Kimia Farma 162 Pematang Siantar adalah Apotek yang berada di

Jalan Kartini No. 19 Pematang Siantar. Di dalam Apotek Kimia Farma ini ada 3

tempat praktek dokter yaitu dokter spesialis kandungan, dokter spesialis saraf, dan

dokter gigi. Apotek ini mempunyai citra yang baik karena item obatnya yang

cukup lengkap dan juga menyediakan alat-alat kesehatan yang diperlukan oleh

pasien. Kemampuan menyediakan produk yang lengkap merupakan salah satu

faktor yang menentukan kepuasan pelanggan.

Sasaran utama dari apotek ini adalah pasien yang berobat dari dokter yang

ada di apotek tersebut dan beberapa praktek dokter yang ada disekitarnya.

Manajemen Apotek Kimia Farma 162 Pematang Siantar ini sudah baik.

Dari segi manajemen operasional, apotek ini telah mampu menyediakan produk

yang sesuai dengan target pasarnya, dan juga telah melaksanakan pelayanan

kefarmasian. Dari segi manajemen keuangan semuanya telah berjalan rapi dan

teratur. Laporan keuangan Apotek ini selanjutnya akan dilaporkan ke Bisnis

Manajer yang berada di Apotek Kimia Farma 27 Jalan Palang Merah Medan.

Manajemen sumber daya manusianya juga sudah cukup baik, dimana apotek ini

dipimpin oleh seorang Apoteker Pengelola Apotek yang profesional dan dibantu

oleh para karyawan yang berpengalaman di bidangnya masing-masing.

Pelayanan yang diberikan oleh apotek ini sudah cukup baik, yaitu

memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan ramah kepada pasien. Pelayanan

(66)

yang dilakukan apotek ini terdiri dari pelayanan resep, obat bebas, obat wajib

apotek dan alat-alat kesehatan. Konseling dan pelayanan informasi obat dilakukan

oleh Apoteker Pengelola Apotek dan Asisten Apoteker yang telah berpengalaman.

Pelayanan konseling dilakukan secara sederhana karena belum tersedianya

ruangan tertutup untuk konseling di apotek ini.

Bidang konseling saat ini telah menjadi topik besar yang sangat relevan

dengan kondisi dunia modern. Bahkan kini konseling semakin diakui sebagai

karier yang amat menjanjikan. Dalam buku ini memaparkan berbagai studi, aliran

pemikiran konseling, dan metode konseling yang berbeda-beda secara sistematis.

Buku ini juga mengetengahkan semua inti pendekatan konseling dan

menggunakan pendekatan kritis dalam memaparkan isu-isu profesional di bidang

konseling, walaupun dalam ringkasan ini tidak dipaparkan semua bab-bab yang

ada di dalam buku tersebut karena tidak semuanya berkaitan dengan konseling di

bidang kesehatan. Pada dasarnya, buku ini memaparkan tentang konseling dalam

dunia psikologi dan tidak terlalu relevan dengan kebutuhan psikologi di bidang

kesehatan, terutama bidang perapotekan. Buku ini lebih mengacu bagaimana

menjadi seorang konselor yang profesional secara umum dan khususnya di bidang

psikologi. Namun, buku ini tetap penting dibaca, terutama bagi pembaca yang

berniat menjadi konselor di masa depannya pada bidang apapun karena buku ini

akan memberikan pemikiran yang luas di bidang konseling.

Apoteker harus menguasai teknik-teknik konseling sehingga tujuan

konseling itu dapat tercapai. Konseling bukan hanya pelayanan informasi obat

kepada pasien tetapi juga merupakan pendekatan secara psikologis kepada pasien.

(67)

Sehingga terjalin kedekatan antara apoteker dengan pasien, hal ini sangat penting

demi kelancaran proses konseling dan tercapainya tujuan konseling itu sendiri

yaitu meningkatkan kualitas hidup pasien. Konseling ini juga penting terhadap

kehidupan sebuah apotek karena dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat

terhadap apotek dan profesi apoteker sendiri. Dengan dilaksanakannya konseling

ini berarti apotek telah melaksanakan Standar Pelayanan Kefarmasian yang

berorientasi kepada pasien (patient oriented).

(68)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

1. Apotek Kimia Farma 162 Pematang Siantar memiliki lokasi yang

strategis, yaitu dekat dengan pusat perbelanjaan dan dekat dengan

beberapa praktek dokter disekitarnya.

2. Manajemen Apotek Kimia Farma162 Pematang Siantar sudah baik.

3. Produk yang ada di Apotek Kimia Farma 162 Pematang Siantar sudah

cukup lengkap dan sesuai dengan obat-obat yang biasa diresepkan oleh

dokter yang ada disekitarnya.

4. Pelayanan di Apotek Kimia Farma 162 Pematang Siantar sudah cukup

baik.

5. Konseling dan pelayanan informasi obat di Apotek Kimia Farma 162

Pematang Siantar sudah terlaksana tetapi belum maksimal.

7.2 Saran

Agar apotek membuat ruangan khusus untuk konseling.

(69)

lxix

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M dkk,. (2000). Panduan Pelayanan Informasi Obat. PT. Kimia Farma, Jakarta.

Bough Bennie, Ph.D & Condrill JO,. (2005), Techniques and Tips of Power Communicating. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Depkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004

Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

Depkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002

Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin

Apotek.

Djuanda, A, dkk,. (2006), MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Edisi VI. Jakarta : PT. InfoMaster Lisensi CMP Medica.

Tjay,T.H & Rahardja, K, (2002), Obat-Obat Penting,Edisi V, Cetakan II, Jakarta : PT.Gramedia.

Umar, M. (2004). Manajemen Apotek Praktis. Cetakan I. Solo: Penerbit Ar- Rahman.

Utami, C.W. (2006). Manajemen Ritel: Strategi dan Implementasi Ritel Modern. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Referensi

Dokumen terkait

Struktur 3D docking enzim tirosinase dengan senyawa baru turunan flavonoid dengan substitusi (-Br) pada atom C 7 cincin A, dan substitusi (-OH) pada atom C nomor 3 ’,

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian tentang “ Perbedaan motivasi berobat pada penderita TB paru pada wilayah

Berdasarkan hasil uji korelasi bivariat antara variabel bebas tingkat stres dan variabel terikat nilai SDLR dengan metode Spearman diperoleh nilai signifikansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi bagi yang hendak meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh pendidikan kesehatan Pertolongan Pertama

keputusan bahwa produk tidak layak lagi untuk diedarkan. Produk kembalian adalah obat jadi yang telah keluar dari industri atau.. beredar, yang kemudian dikembalikan ke

Berdasarkan hasil jawaban di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan arsip media audiovisual pada bidang produksi sudah baik, karena pelaksanaan kegiatan pemeliharaan

Aplikasi ini meliputi input data anggota, input data buku, input data peminjaman buku dan pengembalian buku yang dapat dilakukan secara langsung kemudian semua data akan

salah satu daerah budaya di Indonesia yang didiami oleh masyarakat yang dikenal dengan suku bangsa.. (etnis) Minangkabau, terkenal dengan ciri sosial masyarakat, yaitu taat kepada