LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI
FARMASI KOMUNITAS
di
Apotek Kimia Farma 162
Pematang Siantar
Disusun oleh :
Sumantri S., S. Farm. 073202100
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI
APOTEK KIMIA FARMA 162 PEMATANG SIANTAR
Disusun Oleh: Sumantri S, S. Farm.
073202100
Disetujui Oleh: Pembimbing,
Drs. Yudo Cahyanta, Apt. Apoteker Pengelola Apotek Kimia Farma 162 Pematang Siantar
Disahkan Oleh : Dekan Fakultas Farmasi,
Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. NIP 131 283 716
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan
Praktek Kerja Profesi dan penyusunan Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek
Kimia Farma 162 Pematang Siantar.
Penulis mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang tak terhingga
atas segala bimbingan dan arahan selama melakukan Praktek Kerja Profesi
Apoteker di Apotek Kimia Farma 162 Pematang Siantar. Penghargaan ini
dipersembahkan kepada :
1. Bapak Hendra Farma Johar, M.Si., Apt., selaku Manager Bisnis PT. Kimia
Farma Apotek Medan, yang telah berkenan memberikan fasilitas kepada
penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja Profesi, dan Bapak
Drs. Yudo Cahyanta, Apt., selaku pembimbing dan Apoteker Pengelola
Apotek di Apotek Kimia Farma 162 Pematang Siantar, serta seluruh staf
karyawan Apotek Kimia Farma 162 Pematang Siantar yang telah memberi
petunjuk dan bantuan selama melaksanakan Praktek Kerja Profesi.
2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra., Apt. selaku Dekan Fakultas
Farmasi USU Medan dan Bapak Drs. Wiryanto, MS., Apt. selaku
koordinator Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi USU
Medan yang telah memberikan fasilitas dan sarana kepada penulis untuk
melaksanakan Praktek Kerja Profesi.
Akhir kata, penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas
budi baik Bapak dan Ibu, serta laporan ini dapat menjadi kontribusi yang
bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang farmasi.
Medan, Juni 2008
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN... ii
2.2.2.5 Laporan Pemakaian Narkotika/Psikotropika... 12
2.2.2.6 Pengelolaan Obat Rusak dan Kadaluarsa ... 12
2.2.3 Pengelolaan Sumber Daya Manusia ... 12
2.3 Aspek Pelayanan Kefarmasian (Pharmaceutical Care) ... 13
3.4.2.1 Pembuatan Buku Defekta Barang ... 24
3.4.2.2 Perencanaan Pembelian ... 24
3.4.2.3 Prosedur Pembelian ... 25
3.4.2.4 Prosedur Penerimaan Barang ... 25
3.4.2.5 Penyimpanan ... 26
3.4.3 Pelayanan ... 26
IV KONSULTASI DAN KONSELING ... 27
4.1 Komunikasi ... 27
4.1.1 Komunikasi Berbicara ... 27
4.1.2 Komunikasi Teknik ... 28
4.1.3 Komunikasi Mendengarkan ... 29
4.2 Berbicara dan Menulis ... 30
4.2.1 Berbicara dan Menulis Poin Utama ... 30
4.2.2 Berbicara dan Menulis-Penulisan ... 31
4.3 Petunjuk-petunjuk Umum ... 31
V PEMBAHASAN ... 32
VI KESIMPULAN DAN SARAN... 35
6.1 Kesimpulan ... 35
6.2 Saran... 35
DAFTAR PUSTAKA... 36
PELAYANAN RESEP DAN SWAMEDIKASI ... 37
RINGKASAN
Penulis melakukan Praktek Kerja Profesi (PKP) Apotek BUMN di Apotek
Kimia Farma 162 Pematang Siantar, Jalan Kartini No. 19 Pematang Siantar pada
tanggal 26 Mei 2008 sampai 21 Juni 2008.
PKP ini bertujuan agar calon apoteker dapat melihat dan mengetahui
secara langsung pengelolaan Apotek Kimia Farma baik dalam bidang manajemen
maupun dalam hal pelayanan kefarmasian.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada PKP ini adalah mempelajari
manajemen apotek, melakukan pelayanan resep dan swamedikasi. Dari hasil
pelayanan resep dan swamedikasi, maka pada laporan ini diangkat 5 kasus untuk
pelayanan resep dan 10 kasus swamedikasi.
Sebagai tugas khusus penulis pada PKP ini adalah melihat pelaksanaan
konseling di Apotek Kimia Farma 162 Pematang Siantar yang dilaksanakan oleh
Apoteker Pengelola Apotek di apotek tersebut.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. Kimia Farma Tbk. adalah perusahaan publik sekaligus Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang berkomitmen penuh untuk melaksanakan tata kelola
perusahaan yang baik sebagai suatu kebutuhan sekaligus kewajiban sebagaimana
diamanatkan Undang-undang No. 19 tahun 2003 tentang BUMN.
PT. Kimia Farma Tbk. merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan
yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir, yaitu: industri, marketing, distribusi,
ritel, laboratorium klinik dan klinik kesehatan.
PT. Kimia Farma Apotek, adalah anak perusahaan yang dibentuk oleh PT.
Kimia Farma untuk mengelola apotek-apotek milik perusahaan yang ada. Apotek
Kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep dokter dan
menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter dan pelayanan OTC
(swalayan) serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia Farma dipimpin
oleh tenaga Apoteker yang bekerja full timer sehingga dapat melayani informasi
obat dengan baik.
Untuk melihat dan mengetahui manajemen apotek Kimia Farma dan peran
apoteker dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian di apotek Kimia Farma,
maka Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara menyelenggarakan Praktek
Kerja Profesi (PKP) bagi Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Apoteker di
apotek BUMN yaitu Apotek Kimia Farma dan penulis melakukannya di Apotek
Kimia Farma 162 Pematang Siantar. PKP ini memberikan pengalaman kepada
calon apoteker untuk mengetahui pengelolaan suatu apotek BUMN yaitu apotek
Kimia Farma dan pelaksanaan pengabdian profesi apoteker khususnya di apotek
tersebut.
1.2 Tujuan
• Memahami manajemen PT. Kimia Farma Apotek.
• Mengetahui pelaksanaan pelayanan kefarmasian khususnya konsultasi dan
konseling di Apotek Kimia Farma.
• Mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi di apotek.
BAB II
TINJAUAN UMUM APOTEK
1.1 Aspek Administrasi dan Perundang-undangan Pendirian Apotek
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1027/Menkes/SK/IX/2004, apotek adalah tempat tertentu, tempat dilakukan
pekerjaan kefarmasian, penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan
obat, obat tradisional dan kosmetik.
Sebelum suatu apotek didirikan harus terlebih dahulu dilakukan studi
kelayakan. Studi kelayakan adalah suatu kajian yang dilakukan secara menyeluruh
mengenai suatu usaha dalam proses pengambilan keputusan yang mengandung
resiko yang belum jelas. Studi kelayakan suatu apotek hanya berfungsi sebagai
pedoman atau landasan pelaksanaan pekerjaan, karena dibuat berdasarkan
data-data dari berbagai sumber yang dianalisis dari banyak aspek.
Tingkat keberhasilan pendirian sebuah apotek dapat dipengaruhi oleh:
1. Kemampuan sumber daya internal (kecakapan manajemen, kualitas pelayanan,
produk yang dijual, dan kualitas karyawan).
2. Lingkungan eksternal yang tidak dapat dipastikan (pertumbuhan pasar,
pesaing, pemasok, dan perubahan peraturan).
Aspek-aspek yang menjadi bahan penilaian studi kelayakan terdiri dari
analisis manajemen, analisis pasar, analisis teknis dan analisis keuangan.
Analisis Manajemen
Penilaian terhadap aspek manajemen meliputi:
- Strategi manajemen mengenai visi, misi, program kerja dan standar prosedur
operasional suatu kegiatan.
- Bentuk dan tata letak bangunan.
- Jenis produk yang akan dijual.
Analisis Pasar
Dalam menilai aspek pasar hal yang harus diperhatikan adalah potensi
pasar yaitu sejumlah pembeli yang memiliki uang dan keinginan untuk
membelanjakannya. Kemudian adalah target pasar yaitu jenis konsumen tertentu
yang akan dilayani atau yang akan menjadi sasaran pemasaran.
Dalam suatu studi kelayakan, pemilihan target pasar akan mempengaruhi
penyiapan pemilihan produk, pemilihan lokasi apotek, desain interior dan exterior
gedung, penampilan karyawan dan kualitas pelayanan (Umar, 2004)
Untuk mengembangkan efektivitas biaya apotek, maka apotek sebaiknya
mengelompokkan pelanggan dalam beberapa segmen. Pendekatan dalam
segmentasi pasar ini antara lain adalah segmentasi geografis, segmentasi
demografis dan segmentasi gaya hidup. Kemudian adalah penentuan target
(targetting), yaitu menetapkan segmen pasar tertentu sebagai sasaran program
pemasaran apotek. Terdapat dua macam upaya penentuan target yaitu target pasar
utama dan target pasar sekunder. Apotek yang telah memutuskan segmen tertentu
yang akan dilayani, perlu menindaklanjuti dengan menetapkan bagaimana
seharusnya apotek tersebut dipersepsikan di benak pelanggannya. Penentuan
posisi (positioning) adalah membentuk citra apotek tersebut (Utami, 2006).
Analisis Teknis
Hal penting yang menjadi pertimbangan pada penilaian aspek teknis antara
lain adalah mengenai lokasi dan lingkungan sekitarnya yang meliputi jarak lokasi
dengan supplier harus relatif dekat dan mudah dicapai, jarak lokasi dengan
domisili konsumennya harus relatif dekat dan mudah dicapai dengan berbagai
macam jenis alat transportasi, bentuk dan luas lahan (bangunan), kenyamanan dan
keamanan daerah tersebut, serta prospek pertumbuhan pasarnya harus relatif cepat
dan besar.
Analisis Keuangan
Pertimbangan dalam menilai aspek keuangan meliputi:
a. Modal minimal
Modal minimal adalah modal minimum yang diperlukan untuk pengadaan
sarana dan prasarana sebagai syarat untuk diperolehnya izin apotek. Modal
minimal digunakan untuk tujuan pengadaan aktiva tetap, aktiva lancar, biaya awal
yang dibutuhkan untuk pendirian dan kas yang berupa uang kontan baik di tangan
maupun di bank dalam bentuk rekening yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan.
b. Sumber modal, dapat diperoleh dari:
1. Modal sendiri yaitu modal yang tidak mempunyai jangka waktu
pengembalian, misalnya modal milik apoteker sendiri atau keluarga.
2. Modal kredit yaitu modal yang diperoleh dari pembeli kredit (kreditur)
kepada penerima kreditur (debitur). Dalam hal ini ada hubungan
kepercayaan antara kedua pihak bahwa dimasa mendatang debitur akan
sanggup memenuhi segala sesuatu sesuai perjanjian. Sumber-sumber modal
kredit ini antara lain adalah bank, teman sejawat, dan PBF.
Berdasarkan pada penggunaannya, modal dapat dibagi atas:
1. Modal tetap (aktiva tetap), yaitu modal yang keadaannya relatif tetap
misalnya gedung, tanah, mesin-mesin, kendaraan.
2. Modal lancar (aktiva lancar) yaitu modal yang sewaktu-waktu dapat
berubah misalnya uang tunai (kas/bank), piutang, barang dagangan, uang
muka (Umar, 2004).
Perubahan tata cara dalam mengurus Surat Izin Apotek ditetapkan oleh
Kepmenkes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan Permenkes RI
No. 922/Menkes/Per/X/1992 mengenai Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin
Apotek. Dengan demikian, maka tata cara mengurus izin apotek saat ini adalah:
• Yang berwenang memberi izin SIA adalah Kadinkes Kabupaten/ Kota.
• Yang berhak memperoleh izin adalah Apoteker.
2.2 Aspek Manajerial
2.2.1 Administrasi
2.2.1.1 Administrasi pembukuan
Administrasi pembukuan di apotek meliputi:
1. Administrasi umum
Pencatatan, pengarsipan, pelaporan narkotika, psikotropika dan
dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Administrasi pelayanan
Pengarsipan resep, pengarsipan catatan pengobatan pasien, pengarsipan
hasil monitoring penggunaan obat.
(Kepmenkes RI No. 1027/MENKES/SK/IX/2004).
2.2.1.2 Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah suatu proses pencatatan, pengukuran, dan
pengkomunikasian informasi keuangan yang dibuat dalam berbagai bentuk antara
lain berupa laporan laba rugi, aliran kas (cash flow) dan neraca.
Laporan laba rugi adalah laporan akuntansi keuangan yang
menggambarkan tentang jumlah penjualan (sales), biaya variable (variable cost),
biaya tetap (fix cost) dan laba (earning).
Laporan aliran kas dibuat untuk menggambarkan tentang perkiraan
rencana jumlah penerimaan dan jumlah pengeluaran uang kas apotek selama
periode waktu tertentu. Unsur-unsur yang terdapat pada laporan aliran kas adalah
saldo awal, penerimaan kas dari hasil operasi dan investasi, pengeluaran kas dari
kegiatan operasi dan investasi, dan saldo akhir.
Neraca adalah laporan akuntansi keuangan yang menggambarkan tentang
kondisi harta (aktiva), hutang (pasiva) dan modal sendiri (ekuity) yang dimiliki
apotek pada tanggal tertentu.
2.2.1.3 Pengelolaan Resep
Apotek wajib menyimpan resep minimal selama 3 tahun dan dapat
memberikan informasi kembali tentang resep tersebut apabila konsumen atau
dokter penulis resep tersebut memerlukannya (Umar, 2004).
2.2.2 Pengelolaan Perbekalan Farmasi
Pengelolaan persediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya
dilakukan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.
2.2.2.1 Perencanaan pengadaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi perlu
diperhatikan:
a. Pola penyakit.
b. Kemampuan masyarakat.
c. Budaya masyarakat (Kepmenkes No. 1027/MENKES/SK/IX/2004).
Perencanaan pengadaan memberi gambaran pada bagian pembelian dan
perencana mengenai berapa banyak uang yang harus dihabiskan pada beberapa
bagian dari kategori barang dagangan dalam setiap bulannya sehingga prediksi
penjualan dan prediksi objek keuangan lain dapat terpenuhi.
Bagian perencanaan pengadaan membagi seluruh rencana keuangan ke
dalam berapa banyak item yang dibeli dan bagaimana sistem yang digunakan
untuk perencanaan barang dagangan dan keberagamannya (Utami, 2006).
Faktor-faktor yang harus diperhatikan pada pembelian barang yaitu:
a. Kondisi keuangan
Kondisi likuiditas keuangan yang baik, selalu tepat waktu membayar
hutang, memberikan peluang untuk memperoleh diskon yang lebih besar.
b. Jenis sediaan farmasi yang dibutuhkan.
Dalam menentukan jenis sediaan farmasi yang akan dibeli apotek, harus
berdasarkan data yang dibutuhkan oleh konsumen. Data ethical dapat diperoleh
dari resep-resep yang masuk ke apotek, sedangkan data OTC dapat didasarkan
pada kondisi pemukiman di sekitar lokasi apotek dan obat-obat bebas yang sering
diiklankan di media elektronik.
c. Untuk menentukan jumlah yang harus dibeli.
Ditentukan berdasarkan data historis jumlah sediaan farmasi yang
dibutuhkan, kebutuhan apotek setiap bulan, kondisi diskon, dan ukuran gudang.
d. Jarak apotek dengan pemasok.
Jarak apotek yang jauh dari supplier, lamanya waktu pengiriman dan
resiko kehabisan barang dapat dijadikan dasar dalam menentukan jumlah
pembelian.
e. Kondisi sosial politik
Kondisi sosial politik yang tidak stabil dapat menyebabkan turunnya nilai
uang, oleh karena itu membeli dalam jumlah besar dapat dipertimbangkan.
f. Kondisi gudang
Pembelian barang harus disesuaikan dengan kapasitas gudang dan sarana
tempat penyimpanan obat seperti lemari pendingin.
g. Tanggal daluarsa
Batas tanggal daluarsa yang pendek memiliki resiko kerugian barang rusak
yang tinggi. Oleh sebab itu harus ada garansi dari supplier tentang batas maksimal
daluarsa (paling lambat) daluarsa, misalnya paling lambat 6 bulan sebelum batas
tanggal daluarsa, dapat ditukar dengan obat yang baru (Umar, 2004).
2.2.2.2 Cara Pemesanan/pengadaan
Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan sediaan
farmasi harus melalui jalur resmi (Kepmenkes No. 1027/MENKES/SK/IX/2004).
Pada saat menerima barang, petugas menerima dan memeriksa fisik
barang dari supplier sesuai dengan Surat Pesanan dan faktur barang. Kemudian
membuat tanda terima barang di faktur (stempel dan tanda tangan) berdasarkan
fisik barang yang diterima. Petugas pembelian memeriksa jumlah, jenis, harga dan
diskon serta masa pembayaran hasil negosiasi dengan supplier. Lalu mengirimkan
seluruh faktur pembelian barang yang telah diperiksa ke fungsi Tata Usaha
(Umar,2004).
2.2.2.3 Penyimpanan/pergudangan
Obat / bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam
hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka
harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada
wadah baru, wadah sekurang-kurangnya memuat nomor batch dan tanggal
daluarsa.
Semua obat dan bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai, layak
dan menjamin kestabilan obat/bahan obat tersebut.
2.2.2.4 Penjualan
Penjualan atau pengeluaran obat memakai sistem FIFO (First In First
Out) dan FEFO (First Expire First Out) (Kepmenkes No.
1027/MENKES/SK/IX/2004).
Desain apotek yang baik akan menarik keinginan konsumen untuk
mengetahui lebih dalam segala sesuatu yang ditawarkan oleh apotek tersebut.
Suasana apotek dapat dibangun melalui sistem pencahayaan, pengaturan tata
letak, dan penataan atau pengaturan barang dagangan yang baik yang akan
menarik pelanggan (Utami, 2006).
Tata cara penataan perbekalan farmasi (obat) di apotek dapat dibagi
menjadi 2 bagian, yaitu:
a. Di ruang peracikan atau penyiapan obat (ethical counter)
Dalam menata perbekalan farmasi di ethical counter perlu diperhatikan
peraturan yang berlaku yaitu obat-obat golongan narkotika dan psikotropika harus
dipisahkan dan disimpan pada lemari tersendiri, sedangkan untuk obat ethical
lainnya disimpan dalam lemari yang didesain khusus sehingga dapat memberikan
kemudahan dan kecepatan kepada petugas dalam menyiapkan obat yang
dibutuhkan konsumen.
b. Di ruang penjualan obat bebas (OTC counter)
Dalam menata perbekalan farmasi di OTC counter yang perlu diperhatikan
antara lain adalah estetika yaitu seni keindahan dalam menata dan mendesain rak
atau lemari obat bebas, bebas terbatas (OTC) agar dapat menimbulkan rasa ingin
tahu dan membeli bagi setiap konsumen yang datang ke apotek. Lay out juga
harus diperhatikan yaitu tata letak, susunan barang yang dapat memberikan
kenyamanan dan kemudahan bagi konsumen dalam memperoleh obat yang
dibutuhkan (Umar, 2004).
2.2.2.5 Laporan Pemakaian Narkotika / Psikotropika
Apotek membuat laporan pemakaian narkotik dan psikotropik
berdasarkan dokumen penerimaan dan pengeluarannya setiap bulan. Untuk
obat-obat golongan narkotika, pelaporan dilakukan sekali dalam sebulan,
selambat-lambatnya tanggal 10 setiap bulannya. Sedangkan untuk obat-obat psikotropika,
pelaporannya dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu tiap 6 bulan.
Laporan-laporan ini ditandatangani oleh APA lalu diberi stempel apotek, difoto kopi
rangkap 4, 1 lembar untuk pertinggal. Laporan ini ditujukan kepada:
a. Kepala Kantor Dinas Kesehatan Kota Medan.
b. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.
c. Kepala Balai Besar POM Medan.
2.2.2.6 Pengelolaan Obat Rusak dan Kadaluarsa
Obat rusak atau kadaluarsa dapat dimusnahkan dengan cara: membuat
berita yang ditandatangani oleh saksi dari pemerintah (balai POM atau Dinkes)
dan dilaporkan kepada Direktorat Jenderal pengawasan Obat dan Makanan
dengan tembusan kepala Dinas Kesehatan Dati II (Umar, 2004).
2.2.3 Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sesuai ketentuan perundangan yang berlaku Apotek harus dikelola oleh
seorang apoteker yang profesional. Dalam pengelolaan apotek, apoteker
senantiasa harus memiliki kemampuan menyediakan dan memberikan pelayanan
yang baik, mengambil keputusan yang tepat, kemampuan berkomunikasi antar
profesi, menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi multidisipliner,
kemampuan mengelola SDM secara efektif, selalu belajar sepanjang karier, dan
membantu memberi pendidikan dan memberi peluang untuk meningkatkan
pengetahuan.
2.3 Aspek Pelayanan Kefarmasian (Pharmaceutical Care)
2.3.1 Pelayanan resep
Skrining resep
Apoteker melakukan skrining resep yang meliputi persyaratan administrasi,
kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis. Jika ada keraguan terhadap resep
hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan memberikan
pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan
setelah pemberitahuan.
Penyiapan obat
Penyiapan obat meliputi peracikan, etiket, kemasan obat yang diserahkan,
penyerahan obat, informasi obat, konseling, dan monitoring penggunaan obat.
Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhir
terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh
apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien.
Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah
dimengerti, etis dan bijaksana kepada pasien. Informasi obat kepada pasien
sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat,
jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus
dihindari selama terapi.
Apoteker juga harus memberikan konseling, mengenai sediaan farmasi,
pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat memperbaiki
kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar dari bahaya
penyalahgunaan atau penggunaan yang salah sediaan farmasi atau perbekalan
kesehatan lainnya.
Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus melaksanakan
pemantauan (monitoring) penggunaan obat terutama untuk pasien tertentu seperti
TBC, diabetes, kardiovaskular dan penyakit kronis lainnya.
2.3.2 Promosi dan Edukasi
Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, apoteker harus berpartisipasi
secara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu memberikan
informasi, antara lain dengan penyebaran leaflet/brosur, poster, penyuluhan, dan
lain-lainnya.
2.3.3 Pelayanan residensial (Home Care)
Apoteker sebagai care giver diharapkan juga dapat melakukan pelayanan
kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk kelompok lansia
dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya. Untuk aktivitas ini
apoteker harus membuat catatan berupa catatan pengobatan (medication record)
(Kepmenkes RI No. 1027/MENKES/SK/IX/2004).
2.4 Aspek Bisnis
2.4.1 Peluang Bisnis Ritel
Usaha atau bisnis ritel seperti apotek di Indonesia mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Hal ini sebagai akibat dari adanya
perkembangan usaha manufaktur dan peluang pasar yang cukup terbuka, maupun
upaya pemerintah untuk mendorong perkembangan bisnis ritel. Pemerintah
berperan dalam melakukan perlindungan terhadap ritel nasional melalui peraturan
dan undang-undang. Investasi perusahaan ritel asing tetap berinvestasi ke
Indonesia adalah dengan tiga cara yaitu kemitraan sistem waralaba, kerja sama
operasi (KSO) dan kemitraan bersama pengusaha kecil (joint venture).
2.4.2 Aspek Keuangan Ritel
Metode dalam menjalankan operasional bisnis ritel akan berdampak pada
penjualan dan akhirnya berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh
perusahaan ritel. Oleh karena itu keputusan di bidang keuangan juga merupakan
hal yang penting dalam bisnis ini. Keputusan keuangan adalah komponen integral
pada setiap aspek ritel.
Terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan dalam mengukur
kinerja keuangan dalam bisnis ritel antara lain:
1. Margin kotor
• Persentase margin kotor.
• Kerusakan.
• Persediaan barang.
2. Biaya operasional sebagai persentase penjualan
• Gaji.
• Biaya sewa.
• Listrik.
• Total biaya operasi.
2.4.3 Strategi Pengembangan Ritel (Apotek)
Empat tipe kesempatan pertumbuhan yang diusahakan oleh ritel yaitu
penembusan pasar, perluasan pasar, pengembangan format ritel, dan diversifikasi.
Kesempatan penembusan pasar (market penetration) meliputi usaha-usaha
langsung terhadap konsumen yang ada, dengan menggunakan format ritel yang
telah ada. Ritel dapat mencapai strategi pertumbuhan ini dengan menarik
konsumen pada target pasar sekarang yang tidak berbelanja di apoteknya untuk
lebih sering mengunjungi apotek tersebut atau untuk membeli lebih banyak
barang pada tiap kunjungan.
Kesempatan perluasan pasar (market expansion) menggunakan format ritel
yang ada dalam segmen pasar baru. Kesempatan pengembangan format ritel
meliputi penawaran format ritel baru, atau format dengan gabungan ritel yang
berbeda pada target pasar yang sama..
Kesempatan diversifikasi dilakukan pada saat ritel memperkenalkan
format ritel baru secara langsung pada segmen pasar yang tidak sedang dilayani.
Empat ciri ritel yang menggunakan kesempatan-kesempatan pertumbuhan
adalah keunggulan bersaing yang bisa dipertahankan secara global, kemampuan
untuk menyesuaikan, budaya global dan kemampuan finansial (Utami, 2006).
2.4.4 Perpajakan
Pajak adalah suatu kewajiban setiap warga negara untuk menyerahkan
sebagian kekayaannya atau penghasilannya kepada negara menurut peraturan
perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah dan dipergunakan untuk
kepentingan masyarakat.
Berdasarkan UU RI No. 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan, PPh
pasal 21 adalah tentang pembayaran pajak atas penghasilan yang diterima oleh
orang pribadi (pegawai) atau badan (laba usaha perusahaan) yang berdomisili di
dalam negeri. Dan berdasarkan UU RI No. 18 tahun 2000 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang/ Jasa dan Pajak Penjualan Barang Mewah, pada pasal 7
dijelaskan bahwa besarnya tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% (sepuluh
persen) untuk semua barang kena pajak.
BAB III
KIMIA FARMA
3.4 Sejarah Kimia Farma
Kimia Farma merupakan pioneer dalam industri farmasi Indonesia. Cikal
bakal perusahaan dapat dirunut balik ke tahun 1917, ketika NV Chemicalien
Handle Rathkamp & Co, perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur didirikan.
Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi bekas perusahaan-perusahaan Belanda,
pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi
Bhinneka Kimia Farma (PNF). Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk
hukumnya diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT), menjadi PT. Kimia Farma
(Persero). Sejak tanggal 4 Juli 2001, Kimia Farma tercatat sebagai perusahaan
publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187 tahun dan
nama yang identik dengan mutu, saat ini Kimia Farma telah berkembang menjadi
sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang memainkan
peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat.
3.2Bisnis Kimia Farma
3.2.1 Holding
PT. Kimia Farma Tbk
Dibentuk : 16 Agustus 1971
Jalur Usaha : Pelayanan Kesehatan
Visi : Menjadi perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia
yang berdaya saing global.
Misi : 1. Menyediakan produk dan jasa pelayanan kesehatan yang
unggul untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan
meningkatkan mutu kehidupan.
2. Mengembangkan bisnis pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan nilai perusahaan bagi pemegang saham,
karyawan, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan, tanpa
meninggalkan prinsip-prinsip pengelolaan usaha yang baik.
3. Meningkatkan kompetensi dan komitmen sumber daya
manusia untuk guna pengembangan perusahaan serta dapat
berperan aktif dalam pengembangan industri farmasi nasional.
Sebagai perusahaan publik sekaligus Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
Kimia Farma berkomitmen penuh untuk melaksanakan tata kelola perusahaan
yang baik sebagai suatu kebutuhan sekaligus kewajiban sebagaimana diamanatkan
Undang-Undang No. 19/2003 tentang BUMN.
PT. Kimia Farma Tbk, merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan
yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir yaitu: industri, marketing, ritel,
laboratorium klinik dan klinik kesehatan.
Hasil produksi yang dibuat oleh Pabrik Farmasi perusahaan baik produk
obat-obat kimia, Formulasi dan herbal, dibagi dalam 6 (enam) lini produksi yaitu
etikal, obat bebas, generik, narkotika, lisensi dan bahan baku.
Hampir semua kelas terapi diakomodasi oleh produk perusahaan yang
terdiri lebih dari 260 item produk dan dipasarkan keseluruh Indonesia serta di
ekspor ke beberapa negara melalui jaringan distribusi perseroan atau yang
memiliki perjanjian dengan perseroan.
Sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya Kimia Farma berkomitmen
untuk memastikan pasokan obat generik yang tetap ke pasar dalam negeri sesuai
dengan misi perusahaan.
Budaya perusahaan mengandung tiga nilai utama :
1. Profesionalisme
Profesionalisme merupakan nilai intelektual yang terwujud dalam bekerja
lebih giat, cerdik dan kreatif serta jeli mengamati dan memanfaatkan
peluang bisnis. Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
untuk diterapkan secara profesional dalam melaksanakan tugas menjadi
komitmen untuk mencapai hasil tersebut.
2. Integritas
Totalitas dalam berkarya adalah budaya kerja kami, integritas merupakan
nilai spiritual yang mempunyai makna kepercayaan, menekankan integritas
sebagai landasan utama dalam menerapkan totalitas kerja dengan didukung
ketulusan hati dan semangat untuk mempersembahkan yang terbaik bagi
kesehatan masyarakat.
3. Kerja Sama
Kerja sama merupakan nilai emosional yang melandasi semangat kerja sama
melalui keterbukaan dan kepercayaan, serta mensinergikan kemampuan tiap
individu untuk saling melengkapi dalam membangun tim yang tangguh
untuk mencapai sukses.
3.2.2 Anak Perusahaan
3.2.2.1 PT. Kimia Farma Trading and Distribution
Dibentuk : 4 Januari 2003
Jalur usaha : Distribusi Obat dan Alat Kesehatan
PT. Kimia Farma Trading & Distribution, yang memiliki 40 cabang yang
mendistribusikan obat-obatan dan alat-alat kesehatan yang diproduksi sendiri
maupun yang diproduksi oleh pihak ketiga dengan berpegang pada prinsip untuk
memenuhi kepuasan dan kebutuhan pelanggannya.
Dalam operasionalnya didukung dengan fasilitas pergudangan yang besar
dan peralatan yang efisien serta armada transportasi yang terintegrasi dengan
sistem informasi untuk mendukung kelancaran pengiriman barang ke seluruh
Indonesia.
3.2.2.2 P.T. Kimia Farma Apotek
Dibentuk : 4 Januari 2003
Jalur Usaha : Farmasi
P.T. Kimia Farma Apotek adalah anak perusahaan yang dibentuk oleh
Kimia Farma untuk mengelola apotek-apotek milik perusahaan yang ada, dalam
upaya meningkatkan kontribusi penjualan untuk memperbesar penjualan
konsolidasi PT. Kimia Farma Tbk.
PT. Kimia Farma Apotek mengelola sebanyak 340 Apotek yang tersebar
diseluruh tanah air, yang memimpin pasar dibidang perapotekan dengan
penguasaan pasar sebesar 19% dari total penjualan apotek di seluruh Indonesia.
Apotek Kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep
dokter dan menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter, optik, dan
pelayanan OTC (swalayan) serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia
Farma dipimpin oleh tenaga Apoteker yang bekerja full timer sehingga dapat
melayani informasi obat dengan baik.
Penambahan jumlah apotek merupakan bagian dari strategi perusahaan
dalam memanfaatkan momentum pasar bebas AFTA, dimana pihak yang
memiliki jaringan luas seperti Kimia Farma akan diuntungkan.
1.1 PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Manager Medan
PT. Kimia Farma Apotek bergerak di bidang ritel farmasi dan jasa layanan
kesehatan. Fokus utama layanan PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Manajer Medan
meliputi:
• Apotek.
• Klinik umum/gigi, spesialis.
• Laboratorium klinik.
• Optik.
• Praktek dokter bersama.
Apotek Kimia Farma Medan memiliki 23 store yang tersebar diseluruh
Sumatera Utara yaitu :
3. Kimia Farma Pelengkap No. 2 Rumah Sakit Inalum
4. Kimia Farma Pelengkap No. 14 Rumah Sakit Pirngadi Medan
5. Kimia Farma 27 Palang Merah (Pusat)
6. Kimia Farma 28 Belawan
7. Kimia Farma 29 Pematang Siantar 1
8. Kimia Farma 30 Tebing Tinggi
9. Kimia Farma 39 Sei Sikambing Medan
10. Kimia Farma 41 Kabanjahe
11. Kimia Farma Pelengkap No. 54 Rumah Sakit Rantau Prapat
12. Kimia Farma 84 Tanjung Balai
13. Kimia Farma 85 Pematang Siantar 2
14. Kimia Farma 90 Kisaran
15. Kimia Farma 106 Aksara Medan
16. Kimia Farma 107 Gatot Subroto 72 C Medan
17. Kimia Farma 160 Setia Budi Medan
18. Kimia Farma 162 Pematang Siantar 3
19. Kimia Farma 255 Sisingamangaraja Medan
20. Kimia Farma Basri Medan
21. Kimia Farma Pelengkap No. 41 Rumah Sakit Tebing Tinggi.
22. Kimia Farma Namso Pematang Siantar 4.
23. Kimia Farma 312 Rantau Prapat.
24. Kimia Farma 313 Padang Sidimpuan.
25. Kimia Farma 314 Binjai.
1.2Apotek Kimia Farma 162 Pematang Siantar
1.2.1 Lokasi Apotek
Apotek Kimia Farma 162 Pematang Siantar bertempat di Jalan Kartini No.
19 Pematang Siantar. Lokasi apotek ini sangat strategis karena berada di dalam
lingkungan yang dekat dengan praktek-praktek dokter dan berada diantara
pemukiman penduduk dan pusat perbelanjaan.
Apotek kimia farma 162 ini merupakan apotek pelayanan, pengelolaannya
dipimpin oleh seorang apoteker dan karyawan yang terdiri dari asisten apoteker
dan non asisten apoteker.
3.4.2 Pengadaan Perbekalan Farmasi dan Kelengkapan Produk
3.4.2.1 Pembuatan Buku Defekta Barang
Pembuatan buku defekta barang dilakukan sebagai berikut: setiap hari
petugas memeriksa barang yang kosong atau hampir habis, lalu melakukan
pencatatan dalam buku defekta meliputi nama barang, dosis, satuan, dan jumlah
yang dibutuhkan, kemudian menyerahkan buku defekta ke petugas pembelian.
1.1.1.1Perencanaan Pembelian
Perencanaan pembelian dilakukan seminggu dua kali, kecuali
barang-barang yang dibeli secara mendesak karena adanya permintaan pasien.
Perencanaan pembelian dilakukan sebagai berikut: petugas pengadaan menerima
informasi mengenai kebutuhan perbekalan farmasi melalui defekta barang,
kemudian petugas menetapkan jumlah barang yang akan dibeli berdasarkan
defekta dengan memperhatikan jumlah kebutuhan per bulan.
1.1.1.2Prosedur Pembelian
Prosedur pembelian di apotek Kimia Farma 162 Pematang siantar
dilakukan sebagai berikut: petugas membuat defekta mengenai kebutuhan
perbekalan farmasi dan menyerahkannya ke bagian pengadaan, lalu bagian
pengadaan merekapitulasi defekta dan membuatnya dalam bentuk Bon
Permintaan Barang Apotek (BPBA) dan dikirim kepada bagian Pengadaan di
apotek Kimia Farma 29 Pematang Siantar, dan kemudian apotek Kimia Farma 29
Pematang Siantar mengirim ke BM Palang Merah, lalu bagian pengadaan di BM
Palang Merah mengirim Surat Pemesanan (SP) kepada Pedagang Besar Farmasi
(PBF), kemudian PBF mengirim barang dan faktur kepada Apotek Kimia Farma
29 Pematang Siantar sebagai apotek induk di Pematang Siantar, dan barang
diterima dan dicocokkan oleh petugas Kimia Farma, kemudian Apotik Kimia
Farma 29 Pematang siantar mengirim barang (dropping) ke apotik Kimia Farma
162 Pematang Siantar sesuai dengan bon penerimaan barang apotek (BPBA).
1.1.1.3Prosedur Penerimaan Barang
Penerimaan barang di Apotek Kimia Farma 162 Pematang Siantar
dilakukan sebagai berikut: petugas menerima barang di apotek Kimia Farma 162
Pematang Siantar disertai dengan surat pengiriman barang (dropping) dari apotek
Kimia Farma 29 Pematang Siantar. Petugas memeriksa kesesuaian permintaan
barang yang ada, kemudian petugas memberikan nomor urut barang, lalu petugas
mencatat barang masuk pada kartu stok masing-masing barang.
3.4.2.5 Penyimpanan
Penyimpanan dapat dilakukan di etalase atau ruang peracikan.
Penyimpanan perbekalan farmasi di Apotek Kimia Farma 162 Pematang Siantar
dilakukan berdasarkan bentuk sediaan dan efek farmokologinya yang disusun
menurut abjad dengan menggunakan prinsip FIFO (first in first out), yaitu obat
yang lebih awal masuk dikeluarkan lebih dahulu.
Untuk obat generik penyimpanannya disusun berdasarkan abjad. Untuk
obat golongan narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus.
Obat-obat yang penyimpanannya harus dibawah suhu kamar, disimpan dalam lemari
pendingin.
1.1.3 Pelayanan
Pelayanan di Apotek Kimia Farma 162 Pematang Siantar sudah cukup
baik karena melayani konsumen dengan ramah, sopan, santun, dan siap membantu
selama konsumen berada di apotek. Pelayanan di Apotek ini telah memakai sistem
komputerisasi sehingga memudahkan dalam pelayanan dan pengadaan barang.
Sistem komputerisasi yang digunakan sekaligus berperan sebagai mesin kasir.
BAB IV
KONSULTASI DAN KONSELING
1.1 Komunikasi
4.1.1 Komunikasi Berbicara.
Untuk melakukan komunikasi diperlukan beberapa hal yang perlu
diketahui yaitu: ketahuilah apa yang ingin kita katakan, dengan mendengarkan,
memikirkan, dan merumuskan gagasan-gagasan kita sebelum berbicara, kita akan
meningkatkan efektivitas kita sebagai seorang komunikator andal, contohnya
yaitu : berpikirlah sebelum kita berbicara, ketahuilah pesan kita, rencanakan
sebelumnya apa yang ingin kita katakan.
Kendalikan rasa takut. Rasa takut adalah mekanisme pertahanan untuk
melindungi diri kita. Rasa takut mengarah pada hal paling buruk yang dapat
terjadi. ”Saya akan gagal. Saya nanti lupa mengenai apa yang akan saya katakan.
Saya akan dipermalukan.” Sebaliknya, gantilah fokus anda dengan
petunjuk-petunjuk yaitu : tarik napas dalam-dalam, rileks, dan jadilah diri sendiri,
pahamilah apa yang ingin kita sampaikan.
Berhentilah berbicara dan dengarkanlah. Seni yang sesungguhnya dari
percakapan adalah berbicara dan mendengarkan, contohnya : Berilah kesempatan
rekan bincang kita untuk berbicara, pusatkan pikiran pada perbincangannya.
Berpikirlah sebelum kita berbicara. Jika kita berhati-hati dengan memberi
perhatian pada apa yang akan kita katakan, kita memperbesar peluang untuk
meyakinkan orang lain terhadap sudut pandang kita. Kita juga akan mengurangi
kemungkinan melakukan kekeliruan atau kesalahan yang besar, contohnya :
pilihlah kata-kata yang tepat, yang secara jelas mengungkapkan pesan kita. Diam
sebentar, pikirkanlah dan pertimbangkan apa yang kita ingin katakan.
Yakinlah akan pesan kita, karena inilah yang terpenting pada komunikasi
yang berhasil. Apabila kita dengan penuh gairah percaya pada pesan kita, maka
komunikasi lisan dan tertulis akan dengan bebas mengalir, contohnya :
berbicaralah dengan keinginan keras dan keyakinan. Biarkan pesan kita mengalir
alamiah.
Ulangi poin-poin utama. Pengulangan akan memperkuat poin-poin utama
pembicaraan dan membantu ingatan pendengar, contohnya : ajukan pertanyaan
yang akan mengungkapkan apakah pendengar memahami poin-poin utama.
Mintalah umpan balik dari para pendengar kita.
Ketahuilah apa yang diinginkan oleh pendengar kita. Untuk memperoleh
sebanyak mungkin hal yang diinginkan dari suatu percakapan, pusatkan perhatian
pada pendengar kita. Ajukan pertanyaan dan dengarkan jawabannya. Ajukan
pertanyaan, banyak pertanyaan. Gunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka, ajukan
pertanyaan-pertanyaan yang tidak mudah dijawab dengan ”ya” atau ”tidak”.
4.1.2 Komunikasi Teknik.
Defenisi akronim, akronim dapat mempunyai beberapa arti. Arti tersebut
bergantung pada masyarakat di mana akronim digunakan. Untuk itu dalam
komunikasi sebaiknya digunakan akronim secara hemat karena akronim tidak
dapat dipahami dengan jelas oleh setiap orang.
Kurangi jargon ( kosa kata yang digunakan dalam kehidupan / lingkungan
tertentu). Gunakan humor, gunakan humor spontan dengan memanfaatkan
kesempatan dari situasi yang ada, gunakan humor untuk menyampaikan poin
pembicaraan. Tertawa merupakan nilai lebih.
Mintalah umpan balik. Pertanyaan-pertanyaan kita dapat membingungkan.
Umpan balik dari pendengar kita memberikan penjelasan. Mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang bersifat umum kepada pendengar, ”Apakah hal-hal
yang saya utarakan bisa dipahami?” atau ”Apakah penjelasan saya mudah
dipahami?”. Tambah perbendaharaan kata kita. Lingkarilah kata-kata yang kita
tidak mengerti waktu kita sedang membaca kemudian carilah arti kata-kata
tersebut di dalam kamus dan perbanyaklah membaca
Lakukan kontak mata. Saat berbicara kepada seseorang, penting sekali
mengadakan kontak mata yang baik untuk mendapatkan umpan balik seksama
atas isyarat-isyarat nonverbal. Gerakan isyarat. Gerak isyarat termasuk ekspresi
wajah, gerakan tangan dan tubuh. Perhatikan nada suara kita. Nada suara
mengungkapkan perasaan-perasaan misalnya ketidak sabaran, kemarahan, atau
penolakan. Lembutkan nada suara kita untuk menunjukkan rasa hormat dan kasih
sayang.
4.1.3 Komunikasi Mendengarkan.
Bersiaplah untuk mendengarkan. Mendengarkan secara aktif berarti
memberikan umpan balik nonverbal dan kadang-kadang verbal kapada pembicara.
Mendengarkan mengharuskan kita untuk memusatkan pikiran dan mengambil
bagian dalam percakapan. Sediakan waktu untuk mendengarkan, dengarkan
dengan mata dan telinga, pusatkan pada mendengarkan secara aktif. Abaikan
gangguan. Pusatkan diri pada orang yang sedang berkomunikasi dengan kita,
matikan semua gangguan seperti televisi, radio, penghasil bunyi, dan abaikan
dering telepon.
Ajukan pertanyaan. Apakah kita pembicara atau pendengar, mengajukan
pertanyaan memudahkan pertukaran informasi. Tunjukkan perhatian dengan
mengajukan pertanyaan mengenai ide-ide dan pengalaman pembicara. Jangan
melamun. Dengarkan pembicara kita dan berinteraksilah dengan memberikan
umpan balik verbal dan nonverbal kepada pembicara. Gunakan isyarat nonverbal
seperti mengangguk atau tersenyum.
1.2 Berbicara dan Menulis
1.2.1 Berbicara dan Menulis Poin Utama
Gunakan garis besar. Garis besar membantu kita mengatur pikiran-pikiran kita
sebelum berbicara atau menulis. Di saat pikiran-pikiran kreatif kita mengalirkan
ide-ide, catatlah mereka dengan cepat, kemudian kembalilah ke garis besar dan
sortirlah ide-ide tersebut. Mintalah apa yang kita inginkan. Mintalah informasi,
Nyatakan permintaan kita sejelas mungkin. Dukung pertanyaan dengan rincian.
Sampaikan pertanyaan kita yang paling penting terlebih dahulu dan ikutilah
dengan bahan-bahan pendukung, berilah fakta-fakta tambahan serta angka-angka
untuk menambah kreadibilitas.
1.2.2 Berbicara dan Menulis-Penulisan
Catatan harian adalah rekaman harian mengenai pikiran, ide, dan perasaan
secara tertulis. Dengan berlalunya waktu catatan tersebut akan menjadi sejarah
pribadi dan referensi untuk meninjau ulang kemajuan kita ke suatu sasaran.
Catatan ini bisa membantu kita memisahkan dan menarik kesimpulan terhadap
hal-hal yang terjadi pada kita.
1.3Petunjuk-petunjuk Umum
Petunjuk-petunjuk umumnya seperti: Kita harus banyak membaca, jadikan
membaca sebagai suatu kebiasaan, luangkan waktu setiap hari untuk membaca.
Ikutilah perkembangan peristiwa sekarang, bacalah sesuatu yang mendatangkan
ilham, buku-buku seperti Alkitab dan Qur’an tidak hanya memberikan garis
pedoman untuk hidup, buku-buku tersebut juga menyejukkan jiwa. Buku tersebut
menyajikan sumber-sumber informasi dan penghiburan.Gunakan internet karena
internet menyediakan begitu banyak informasi. Berpakaianlah yang pantas,
Kenakan pakaian yang sesuai dengan pesan lisan kita misalnya kita wanita
pengusaha dalam situasi bisnis, baju tipis, berenda tidak akan memberikan pesan
serius. Hormatilah sudut pandang orang lain, Cobalah memahami mengapa orang
berpikir dengan cara mereka. Pengalaman atau pembelajaran apa yang telah
terjadi sehingga mempengaruhi cara pikir mereka. Tampilkan citra diri yang baik,
orang memperoleh persepsi awal tentang diri kita sebelum kita mengucapkan
sepatah kata pun. Pakaian, penampilan, dan sikap kita menyampaikan
sinyal-sinyal pertama.
BAB V
PELAYANAN RESEP DAN SWAMEDIKASI
5.1 Pelayanan Resep
RESEP 1
1. Resep dari drg. Editha E. Siregar
Berdasarkan komposisi obat pada resep dapat diguga pasien menderita
sakit gigi.
3. Three Prime Questions
• Penjelasan dokter tentang Obat: Obat ini untuk mengurangi rasa sakit dan
mencegah infeksi.
• Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : Jika rasa sakit tidak ada lagi
pemakaian mefinal dihentikan
• Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat : Setelah minum
obat diharapkan rasa sakit yang dialami pasien akan berkurang dan lekas
sembuh.
4. Spesialite Obat pada Resep
Nama Obat
(Pabrik) Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
Forinfec
gargle®(Lapi) Povidone iodine 1% x 200 ml
Septadine® (Prafa)
Sterox® (Mecosin) W
Antiinfeksi topical
5. Pelayanan Informasi Obat
Mefinal®
Kegunaan : nyeri ringan sampai sedang, sakit kepala, sakit gigi
Bentuk sediaan : kaplet
Cara pakai : 3 kali sehari 1 kaplet atau jika sakit
Hal-hal yang perlu diinformasikan :
• obat diminum sesudah makan
• hentikan pemakaian obat jika sakit telah hilang
• jika terjadi efek merugikan segera hubungi dokter
• simpan obat pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya
Forinfec®
Kegunaan : antiinfeksi topikal (mulut/tenggorokan)
Bentuk sediaan : obat kumur
Cara pakai : 2 kali sehari 2 sendok makan untuk dikumur
Hal-hal yang perlu diinformasikan :
• obat untuk dikumur,
• dijaga kebersihan mulut,
• obat disimpan di tempat sejuk dan terlindung dari cahaya matahari
langsung.
RESEP 2
1. Resep dari dr. Fitrianti, Sp.OG
Berdasarkan komposisi obat di atas diduga pasien kekurangan nutrisi dan
vitamin ibu hamil.
3. Three Prime Questions
• Penjelasan dokter tentang Obat: Obat ini digunakan untuk mencukupi
kebutuhan vitamin dan mineral selama kehamilan.
• Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : Tidak ada.
• Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat : Tidak ada.
4. Spesialite Obat pada Resep
Nama Obat
-karoten 10000 iu, Ca laktat 250 mg, Ca pantotenat 7,5 mg, CuSO4 0,1 mg, folic acid 1 mg,
Fe fumarat 90 mg, nikotinamid 20 mg, KI 100 mcg, NaF 1 mg,
Ca hydrogen pospat dihidrat
500 mg, kolekalsiferol 133 iu - W
Suplemen Kalsium
5. Pelayanan Informasi Obat
Folamil®
Kegunaan : nutrisi dan vitamin tambahan untuk ibu hamil
Bentuk sediaan : kaplet
Cara pakai : 1 kali sehari 1 kaplet
Hal-hal yang perlu diinformasikan:
• obat diminum setelah makan
• simpan obat pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya
Cavid D3®
Kegunaan : suplemen Kalsium
Bentuk sediaan : tablet
Cara pakai : 1 kali sehari 1 tablet
Hal-hal yang perlu diinformasikan :
• minum obat sesuai dosis
• simpan obat pada tempat sejuk dan terlindung dari cahaya matahari
langsung
RESEP 3
1. Resep dari dr. Fitrianti, Sp.OG
Berdasarkan komposisi obat di atas diduga pasien mengalami kekurangan
vitamin dan kalsium.
3. Three Prime Questions
• Penjelasan dokter tentang Obat: Obat ini digunakan untuk mencukupi
kebutuhan vitamin dan mineral selama kehamilan.
• Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : Tidak ada.
• Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat : Tidak ada.
4. Spesialite Obat pada Resep
Nama Obat iodine 0,1 mg, fluoride 1 mg.
- B Multivitamin
dan mineral
Cal- 95® (Lapi)
5. Pelayanan Informasi
Nufagrabion®
Kegunaan : multivitamin dan mineral
Bentuk sediaan : kaplet
Cara pakai : 1 kali sehari 1 kaplet
Hal-hal yang perlu diinformasikan:
• pemakaian obat harus sesuai dengan anjuran dokter
• simpan obat pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya
Cal-95®
Kegunaan : suplemen kalsium dan vitamin
Bentuk sediaan : kaplet
Cara pakai : 1 kali sehari 1 kaplet
Hal-hal yang perlu diinformasikan :
• obat diminum sesuai dosis yang dianjurkan
• simpan obat di tempat sejuk dan terlindung dari cahaya matahari langsung,
banyak minum air putih
RESEP 4
1. Resep dari dr. Fitrianti, Sp.OG
Berdasarkan komposisi obat di atas diduga pasien mengalami kurang
darah.
3. Three Prime Questions
• Penjelasan dokter tentang Obat: Tidak ada.
• Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : Tidak ada.
• Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat : Tidak ada.
4. Spesialite Obat pada Resep
Nama Obat
Fe fumarat 360 mg, folic acid 1,5 mg, vit C 75 mg, Ca karbonat 200 mg, kolekalsiferol 400 iu
- B Antianemia
5. Pelayanan Informasi
Hemobion®
Kegunaan : antianemia
Bentuk sediaan : kapsul
Cara pakai : 1 kali sehari 1 kapsul
Hal-hal yang perlu diinformasikan :
• pemakaian obat harus sesuai dengan anjuran dokter
• simpan obat pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya
• menyebabkan tinja berwarna kehitaman
RESEP 5
1. Resep dari dr. Fitrianti, Sp.OG
Berdasarkan komposisi obat di atas diduga pasien mengalami gangguan
kehamilan.
3. Three Prime Questions
• Penjelasan dokter tentang Obat: Tidak ada.
• Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : Tidak ada.
• Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat : Tidak ada.
4. Spesialite Obat pada Resep
Nama Obat
(Pabrik) Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
Hystolan® (Dexa Medica)
Isoxsuprine HCl 20 mg
Duvadilan® (Solvay
Pharmaceuticals) G
Relaksasi uterus
Folavit®
(Sanbe Farma) Folic acid 400 mcg
Folac® (Otto)
Folacite® (Erlimplex) B
Defisiensi asam folat
5. Pelayanan Informasi
Hystolan®
Kegunaan : relaksasi uterus
Bentuk sediaan : tablet
Cara pakai :1 kali sehari ½ tablet
Hal-hal yang perlu diinformasikan :
• pemakaian obat harus sesuai dengan anjuran dokter
• simpan obat pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya
• jika terjadi efek samping yang merugikan segera hubungi dokter
Folavit®
Kegunaan : defisiensi asam folat
Bentuk sediaan : tablet
Cara pakai : 1 kali sehari 1 tablet
Hal-hal yang perlu diinformasikan :
• obat diminum sesuai dengan dosis
• simpan obat di tempat sejuk dan terlindung dari cahaya matahari langsung
5.2 SWAMEDIKASI
KASUS 1
1. Keluhan
Seorang ibu datang ke apotek dengan keluhan selera makan anaknya
berkurang sejak 3 hari yang lalu. Berdasarkan keluhan tersebut, obat yang
dianjurkan adalah Curcuma Plus®
2. Spesialite Obat
1. Kegunaan : Perangsang nafsu makan
2. Bentuk obat : Larutan
3. Aturan pakai : Tiga kali sehari 1 sendok teh
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:
• konsumsilah makanan yang bergizi seperti sayur dan buah-buahan guna
menambah vitamin alami buat tubuh
• sebaiknya dicari akar permasalahan penyebab hilangnya nafsu makan
agar selera makan timbul dengan sendirinya
KASUS 2
1. Keluhan
Seorang ibu datang ke apotek ingin mencari obat demam untuk anaknya
yang berumur 4 tahun. Berdasarkan keluhan tersebut, obat yang dianjurkan
adalah Tempra®
1. Kegunaan : Analgetik-antipiretik
2. Bentuk obat : Larutan
3. Aturan pakai : 2 kali sehari 2 sendok teh
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:
• obat pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya
• segeralah ke dokter bila demam tidak sembuh dalam 3 hari
• perbanyak konsumsi sayur, buah dan air putih guna mempercepat
penyembuhan
KASUS 3
1. Keluhan
Seorang ibu datang ke apotek mencari vitamin dan penambah nafsu makan
untuk anaknya yang berumur 2 tahun. Berdasarkan keluhan tersebut, obat yang
dianjurkan adalah Apialys®.
1. Kegunaan : Penambah nafsu makan, mengatasi kekurangan vitamin
dan membantu pertumbuhan
2. Bentuk obat : Larutan
3. Aturan pakai : 1 kali sehari 1 sendok teh
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:
• simpan obat pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya
• diberikan makanan yang bergizi dan bervariasi guna menambah
selera makan anak serta membantu pertumbuhannya
KASUS 4
1. Keluhan
Seorang bapak akan melakukan perjalanan dengan bus, ia mengeluh sering
mengalami mual dan muntah jika melakukan perjalanan jauh. Berdasarkan
keluhan tersebut, obat yang dianjurkan adalah Antimo®.
2. Spesialite Obat
1. Kegunaan : Mengobati mabuk dan muntah di perjalanan
2. Bentuk obat : Tablet
3. Aturan pakai : 1 tablet diminum ½ jam sebelum bepergian
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:
• jika mengemudikan kendaraan bermotor dan operator mesin berat
jangan menggunakan obat ini
KASUS 5
1. Keluhan
Seorang ibu mengeluh, anaknya mengalami penyakit kulit berupa
gatal-gatal yang disertai bercak putih (panu). Berdasarkan keluhan tersebut, obat yang
dianjurkan adalah Daktarin®
2. Spesialite Obat
No. Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat
1. Daktarin® Miconazole
nitrat
3. Aturan pakai : 1-2 kali sehari dioleskan pada tempat yang sakit
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:
• gunakan obat secara teratur pada tempat yang sakit setelah sebelumnya
dibersihkan
• jaga kebersihan diri dan pakaian
• jangan menggunakan pakaian yang basah ataupun lembab
• jangan menggunakan pakaian orang lain terutama yang terinfeksi
jamur
KASUS 6
1. Keluhan
Seorang bapak mengeluh staminanya yang tidak begitu baik dalam waktu
seminggu ini. Berdasarkan keluhan di atas, maka obat yang dianjurkan adalah
Hemaviton Jreng®
1. Kegunaan : Suplemen/pemulih stamina
2. Bentuk obat : Puyer yang dilarutkan dalam air
3. Aturan pakai : 3 kali sehari 1 sachet
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :
• sebaiknya pasien beristirahat dengan cukup untuk memulihkan stamina
• konsumsilah makanan yang bergizi seperti sayur dan buah-buahan
guna menambah vitamin alami buat tubuh
KASUS 7
1. Keluhan
Seorang ibu mengeluh anaknya yang berusia 9 tahun mengalami
gatal-gatal pada anusnya dan selera makannya berkurang. Berdasarkan keluhan
tersebut, obat yang dianjurkan adalah Combantrin tablet®.
2. Spesialite Obat
1. Kegunaan : menimbulkan depolarisasi pada otot cacing dan
menimbulkan frekuensi, implus sehingga cacing mati dalam keadaan
spastis
2. Bentuk obat : Tablet 125 mg dan 250 mg
3. Aturan pakai : 1 kali sehari 2 tablet 250 mg
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:
• diminum sebelum tidur pada malam hari, perhatikan dan ikuti
dengan cermat aturan pakainya
KASUS 8
1. Keluhan
Seorang gadis datang ke apotek mengeluhkan bahwa dia mengalami batuk
yang berdahak. Berdasarkan keluhan tersebut, maka obat yang dianjurkan adalah
Woods Expectorant®.
2. Spesialite Obat
No. Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat
1. Woods Expectorant®
Tiap5ml:
Bromheksine HCl 4mg Guaiphensin 100mg
- B Obat batuk
(Ekspektoran)
3. Pelayanan Informasi
1. Kegunaan : Obat batuk berdahak/ ekspektoran
2. Bentuk obat : Larutan
3. Aturan pakai : 3 kali sehari 10 ml (2 sendok teh)
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:
• sebaiknya obat diminum sesudah makan, jangan mengkonsumsi
makanan yang dapat merangsang tenggorokan
KASUS 9
1. Keluhan
Seorang ibu datang ke apotek ingin mencari suplemen untuk matanya
karena lelah selalu menggunakan komputer dikantornya. Berdasarkan keluhan
tersebut, obat yang dianjurkan adalah Biovision®
2. Spesialite Obat
No. Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat
1. Biovision® Ekstrak kering
bilberi 80 mg
1. Kegunaan : Menjaga kesehatan fungsi mata
2. Bentuk obat : Kapsul
3. Aturan pakai : 2 kali sehari 1 kapsul
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:
• konsumsi buah dan sayur yang kaya kan vitamin A seperti rimbang,
tomat, dan sayur-sayuran hijau lainnya
• jangan bekerja dengan komputer, televisi tanpa beristirahat, sebaiknya
dalam jangka waktu 1 jam mata diistirahatkan dengan memandang
pemandangan yang hijau guna menyegarkan mata
KASUS 10
1. Keluhan
Seorang bapak datang ke apotek dengan keluhan istrinya mengalami
demam dan sakit kepala. Berdasarkan keluhannya maka pasien diberi Panadol®
kaplet.
2. Spesialite Obat
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
Panadol®
B Meringankan rasa
nyeri pada sakit kepala dan
menurunkan demam
3. Pelayanan Informasi
1. Kegunaan : meringankan rasa nyeri pada sakit kepala dan menurunkan
demam
2. Bentuk obat : kaplet
3. Aturan pakai : 3-4 kali sehari 1 tablet
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:
• bila sakit telah sembuh segera hentikan pemakaian obat
• simpan obat di tempat yang kering dan tertutup rapat serta ditaruh di
tempat gelap karena peka terhadap cahaya
BAB VI
PEMBAHASAN
Apotek Kimia Farma 162 Pematang Siantar adalah Apotek yang berada di
Jalan Kartini No. 19 Pematang Siantar. Di dalam Apotek Kimia Farma ini ada 3
tempat praktek dokter yaitu dokter spesialis kandungan, dokter spesialis saraf, dan
dokter gigi. Apotek ini mempunyai citra yang baik karena item obatnya yang
cukup lengkap dan juga menyediakan alat-alat kesehatan yang diperlukan oleh
pasien. Kemampuan menyediakan produk yang lengkap merupakan salah satu
faktor yang menentukan kepuasan pelanggan.
Sasaran utama dari apotek ini adalah pasien yang berobat dari dokter yang
ada di apotek tersebut dan beberapa praktek dokter yang ada disekitarnya.
Manajemen Apotek Kimia Farma 162 Pematang Siantar ini sudah baik.
Dari segi manajemen operasional, apotek ini telah mampu menyediakan produk
yang sesuai dengan target pasarnya, dan juga telah melaksanakan pelayanan
kefarmasian. Dari segi manajemen keuangan semuanya telah berjalan rapi dan
teratur. Laporan keuangan Apotek ini selanjutnya akan dilaporkan ke Bisnis
Manajer yang berada di Apotek Kimia Farma 27 Jalan Palang Merah Medan.
Manajemen sumber daya manusianya juga sudah cukup baik, dimana apotek ini
dipimpin oleh seorang Apoteker Pengelola Apotek yang profesional dan dibantu
oleh para karyawan yang berpengalaman di bidangnya masing-masing.
Pelayanan yang diberikan oleh apotek ini sudah cukup baik, yaitu
memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan ramah kepada pasien. Pelayanan
yang dilakukan apotek ini terdiri dari pelayanan resep, obat bebas, obat wajib
apotek dan alat-alat kesehatan. Konseling dan pelayanan informasi obat dilakukan
oleh Apoteker Pengelola Apotek dan Asisten Apoteker yang telah berpengalaman.
Pelayanan konseling dilakukan secara sederhana karena belum tersedianya
ruangan tertutup untuk konseling di apotek ini.
Bidang konseling saat ini telah menjadi topik besar yang sangat relevan
dengan kondisi dunia modern. Bahkan kini konseling semakin diakui sebagai
karier yang amat menjanjikan. Dalam buku ini memaparkan berbagai studi, aliran
pemikiran konseling, dan metode konseling yang berbeda-beda secara sistematis.
Buku ini juga mengetengahkan semua inti pendekatan konseling dan
menggunakan pendekatan kritis dalam memaparkan isu-isu profesional di bidang
konseling, walaupun dalam ringkasan ini tidak dipaparkan semua bab-bab yang
ada di dalam buku tersebut karena tidak semuanya berkaitan dengan konseling di
bidang kesehatan. Pada dasarnya, buku ini memaparkan tentang konseling dalam
dunia psikologi dan tidak terlalu relevan dengan kebutuhan psikologi di bidang
kesehatan, terutama bidang perapotekan. Buku ini lebih mengacu bagaimana
menjadi seorang konselor yang profesional secara umum dan khususnya di bidang
psikologi. Namun, buku ini tetap penting dibaca, terutama bagi pembaca yang
berniat menjadi konselor di masa depannya pada bidang apapun karena buku ini
akan memberikan pemikiran yang luas di bidang konseling.
Apoteker harus menguasai teknik-teknik konseling sehingga tujuan
konseling itu dapat tercapai. Konseling bukan hanya pelayanan informasi obat
kepada pasien tetapi juga merupakan pendekatan secara psikologis kepada pasien.
Sehingga terjalin kedekatan antara apoteker dengan pasien, hal ini sangat penting
demi kelancaran proses konseling dan tercapainya tujuan konseling itu sendiri
yaitu meningkatkan kualitas hidup pasien. Konseling ini juga penting terhadap
kehidupan sebuah apotek karena dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap apotek dan profesi apoteker sendiri. Dengan dilaksanakannya konseling
ini berarti apotek telah melaksanakan Standar Pelayanan Kefarmasian yang
berorientasi kepada pasien (patient oriented).
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
1. Apotek Kimia Farma 162 Pematang Siantar memiliki lokasi yang
strategis, yaitu dekat dengan pusat perbelanjaan dan dekat dengan
beberapa praktek dokter disekitarnya.
2. Manajemen Apotek Kimia Farma162 Pematang Siantar sudah baik.
3. Produk yang ada di Apotek Kimia Farma 162 Pematang Siantar sudah
cukup lengkap dan sesuai dengan obat-obat yang biasa diresepkan oleh
dokter yang ada disekitarnya.
4. Pelayanan di Apotek Kimia Farma 162 Pematang Siantar sudah cukup
baik.
5. Konseling dan pelayanan informasi obat di Apotek Kimia Farma 162
Pematang Siantar sudah terlaksana tetapi belum maksimal.
7.2 Saran
Agar apotek membuat ruangan khusus untuk konseling.
lxix
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M dkk,. (2000). Panduan Pelayanan Informasi Obat. PT. Kimia Farma, Jakarta.
Bough Bennie, Ph.D & Condrill JO,. (2005), Techniques and Tips of Power Communicating. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Depkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
Depkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002
Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin
Apotek.
Djuanda, A, dkk,. (2006), MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Edisi VI. Jakarta : PT. InfoMaster Lisensi CMP Medica.
Tjay,T.H & Rahardja, K, (2002), Obat-Obat Penting,Edisi V, Cetakan II, Jakarta : PT.Gramedia.
Umar, M. (2004). Manajemen Apotek Praktis. Cetakan I. Solo: Penerbit Ar- Rahman.
Utami, C.W. (2006). Manajemen Ritel: Strategi dan Implementasi Ritel Modern. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.