LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI KOMUNITAS
di
APOTEK KIMIA FARMA NO. 106 MEDAN
Disusun Oleh:
Naiti Rofiya, S. Farm. 073202063
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Lembar Pengesahan
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI KOMUNITAS
di
APOTEK KIMIA FARMA NO. 106 MEDAN
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan
Disusun oleh:
Naiti Rofiya, S. Farm. 073202063
Apotek Kimia Farma No. 106 Medan
Pembimbing,
Dra. Azwinar, Apt
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Dekan,
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan syukur alhamdulillah kepada ALLAH SWT. karena
atas berkah, rahmah, taufiq, hidayah dan inayah-Nya dapat menyelesaikan
Praktek Kerja Profesi (PKP) Apoteker di Apotek Kimia Farma No. 106 Medan.
Laporan ini ditulis berdasarkan teori dan hasil pengamatan selama melakukan
PKP di Apotek Kimia Farma No. 106 Medan. Selama melaksanakan Praktek
Kerja Profesi penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak berupa
bimbingan, arahan dan masukan. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya, ingin penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Drs. Hendra Farma Johar, M.Si., Apt., selaku Manajer Bisnis PT. Kimia
Farma Apotek Medan, Ibu Dra. Azwinar, Apt., selaku Apoteker Pengelola
Apotek di Apotek Kimia Farma No. 106 Medan beserta staf.
2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
USU Medan dan Bapak Drs. Wiryanto, M.S., Apt., selaku koordinator Program
Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi USU Medan
Penulis berharap semoga laporan ini dapat menambah ilmu dan pengetahuan di
bidang Farmasi, khususnya pengetahuan perapotekan. Semoga laporan ini berguna bagi
semua pihak.
Medan, Juni 2008
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR TABEL ... vii
RINGKASAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan ... 2
BAB II TINJAUAN UMUM APOTEK ... 3
2.1 Pengertian dan Peran Apotek ... 3
2.2 Aspek Administrasi dan Perundang-undangan Apotik ... 4
2.2.1 Pendirian Apotik ... 4
2.2.2 Studi Kelayakan ... 5
2.2.3 Analisis Impas ... 8
2.3 Aspek Manajerial ... 10
2.3.1 Administrasi ... 10
2.3.1.1 Administrasi Pembukuan ... 10
2.3.1.2 Laporan Keuangan ... 11
2.3.2 Pengelolaan Obat dan Pengendalian Perbekalan Farmasi. 11
2.3.2.1 Pengadaan Perbekalan ... 13
2.3.2.2 Penyimpanan dan penataan ... 13
2.3.2.3 Penjualan dan Pelayanan ... 14
2.3.3 Pengelolaan Narkotika/Psikotropika... 16
2.3.3.1 Pengelolaan Narkotika ... 16
2.3.3.2 Pengelolaan Psikotropika... 17
2.3.4 Pengelolaan Obat Rusak dan Kadaluarsa... 17
BAB III KIMIA FARMA ... 19
3.1 Sejarah Kimia Farma ... 19
3.2 Visi dan Misi Kimia Farma ... 19
3.3 Bisnis Kimia Farma ... 20
3.3.1 Holding ... 20
3.3.2 Anak Perusahaan ... 21
3.3.2.1 PT.Kimia Farma Trading & Distribution ... 21
3.3.2.2 PT. Kimia Farma Apotek ... 22
3.3.3 Laboratorium Klinik ... 22
3.3.4 Klinik ... 23
3.4 PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Manajer Medan... 24
3.5 Apotek Kimia Farma No. 106 Medan ... 25
3.5.1 Letak dan Bangunan ... 25
3.5.2 Struktur Organisasi ... 26
3.5.3 Pengadaan Perbekalan Farmasi dan Kelengkapan Produk ... 26
3.5.3.1 Pembuatan Buku Defekta Barang ... 26
3.5.3.2 Perencanaan Pembelian ... 26
3.5.3.3 Prosedur Pembelian ... 27
3.5.3.4 Penerimaan Barang ... 27
3.5.3.5 Penyimpanan ... 28
3.5.4 Penjualan/Pelayanan ... 28
BAB IV PETA PASAR ... 30
4.1 Prinsip dan Dasar Manajemen Pemasaran ... 30
4.1.1 Arti dan Kegunaan Manajemen pemasaran ... 30
4.1.2 Konsep Pemasaran ... 30
4.2 Segmentasi Pasar ... 31
4.3 Pemetaan Pasar ... 32
4.4 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ... 32
4.5 Sasaran dan Strategi Pemasaran... 33
4.5.1 Sasaran Pemasaran ... 33
BAB V PELAYANAN RESEP DAN SWAMEDIKASI ... 35
5.1 Pelayanan Resep ... 35
5.2 Pelayanan Swamedikasi... 57
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN ... 67
6.1 Hasil ... 67
6.2 Pembahasan ... 69
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN... 72
7.1 Kesimpulan ... 72
7.2 Saran ... 72
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1 Spesialite Obat Resep 1 ... 37
Tabel 5.2 Spesialite Obat Resep 2 ... 41
Tabel 5.3 Spesialite Obat Resep 3 ... 45
Tabel 5.4 Spesialite Obat Resep 4 ... 50
Tabel 5.5 Spesialite Obat Resep 5 ... 54
Tabel 5.6 Spesialite Obat Swamedikasi 1 ... 57
Tabel 5.7 Spesialite Obat Swamedikasi 2 ... 58
Tabel 5.8 Spesialite Obat Swamedikasi 3 ... 59
Tabel 5.9 Spesialite Obat Swamedikasi 4 ... 60
Tabel 5.10 Spesialite Obat Swamedikasi 5 ... 61
Tabel 5.11 Spesialite Obat Swamedikasi 6 ... 62
Tabel 5.12 Spesialite Obat Swamedikasi 7 ... 63
Tabel 5.13 Spesialite Obat Swamedikasi 8 ... 64
Tabel 5.14 Spesialite Obat Swamedikasi 9 ... 65
Tabel 5.15 Spesialite Obat Swamedikasi 10 ... 66
Tabel 6.1 Hasil Survei Praktek Dokter ... 67
Tabel 6.2 Hasil Survei Klinik ... 68
RINGKASAN
Telah selesai dilakukan Praktek Kerja Profesi (PKP) farmasi komunitas di
apotek Kimia Farma No. 106 Medan. PKP ini dilaksanakan dalam upaya memberikan
perbekalan, keterampilan dan keahlian kepada calon apoteker dengan melihat secara
langsung pengelolaan suatu apotek serta melihat peran dan tugas Apoteker Pengelola
Apotek (APA) dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian di apotek. PKP
dilaksanakan pada tanggal 21 Mei – 19 Juni 2008. Kegiatan PKP di apotek Kimia
Farma No. 106 Medan meliputi: melihat sistem pelayanan di apotek dari segi
pelayanan kefarmasian dan sebagai usaha bisnis ritel serta melihat dan memahami
manajemen apotek Kimia Farma sebagai suatu perusahaan Badan Usaha Milik Negara
yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan. Selain itu juga ikut berperan dalam
pelayanan swamedikasi dan informasi obat ke pada pasien serta pelayanan obat dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan dan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakannya
disebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi untuk melakukan upaya
kesehatan dasar atau upaya kesehatan rujukan dan/atau upaya kesehatan
penunjang. Selain itu, sarana kesehatan dapat juga dipergunakan untuk
kepentingan pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan. Salah satu sarana
kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat tersebut
adalah apotek.
PT. kimia Farma sebagai salah satu perusahaan milik negara yang
bergerak di bidang kesehatan mempunyai peranan penting dalam mewujudkan
upaya kesehatan di Indonesia, yaitu dengan memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat dalam bentuk memberikan pelayanan prima atas ritel farmasi
dan jasa terkait serta memberikan jasa layanan kefarmasian bagi pelanggan.
Sebagai suatu perusahaan, selain memberikan pelayanan kefarmasian
kepada masyarakat, Apotek Kimia Farma juga dituntut untuk dapat
mengembangkan perusahaan dan memberikan keuntungan financial bagi
peningkatan nilai perusahaan. Secara teknis bisnis, apotek membutuhkan
manajemen khusus karena diferensiasi serta spesifikasi produk yang kuat pada
produk kesehatan, khususnya obat. Sedangkan untuk mewujudkan sinergi yang
leluasa, serta ramah dengan pasien atau konsumen dan memberikan informasi
kesehatan kepada konsumen.
Untuk melihat dan mengetahui manajemen apotek Kimia Farma dan peran
apoteker dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian di apotek Kimia Farma,
maka mahasiswa Apoteker yang merupakan calon apoteker perlu dibekali
keterampilan dan keahlian dalam mengelola apotek melalui Praktek Kerja Profesi
di apotek Kimia Farma dan penulis melakukannya di Apotek Kimia Farma No
106. PKP ini memberikan pengetahuan kepada calon apoteker tentang
pengelolaan apotek sebagai suatu usaha bisnis serta melihat peran dan tugas
Apoteker Pengelola Apotek (APA) dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian di
apotek Kimia Farma.
1.2 Tujuan
Tujuan Praktek kerja Profesi di Apotek Kimia Farma adalah :
1. Melihat pelaksanaan pelayanan kefarmasian di apotek Kimia Farma No
106 Medan
2. Memahami manajemen PT. Kimia Farma Apotek sebagai suatu perusahaan
BAB II
TINJAUAN UMUM APOTEK 2.1 Pengertian dan Peran Apotik
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1027/MENKES/SK/IX/2004, apotek adalah tempat tertentu, tempat dilakukan
pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya
kepada masyarakat. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan
kosmetika. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan selain obat dan peralatan yang
diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Yang bertanggung jawab dalam
mengelola apotek adalah seorang Apoteker yang telah diberi Surat Izin Apotek (SIA).
Pengelolaan apotek menurut Permenkes nomor 1332/Menkes/SK/X/2002
yakni:
1. Pembuatan, pengelolaan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran,
penyimpanan dan penyerahan obat atau bahan obat
2. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan farmasi
lainnya
3. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan
telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai
apoteker. Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah apoteker yang telah diberi
Surat Izin Apotek (SIA). Izin apotek berlaku untuk seterusnya selama apotek yang
bersangkutan masih aktif melakukan kegiatan dan APA dapat melaksanakan
Apoteker merupakan tenaga kesehatan yang profesional yang banyak
berhubungan langsung dengan masyarakat sebagai sumber informasi obat. Oleh
karena itu, informasi obat yang diberikan pada pasien haruslah informasi yang
lengkap yang mengarah pada orientasi pasien bukan pada orientasi produk. Dalam
hal sumber informasi obat, seorang apoteker harus mampu memberi informasi
yang tepat dan benar sehingga pasien memahami dan yakin bahwa obat yang
digunakannya dapat mengobati penyakit yang dideritanya dan merasa aman
menggunakannya. Dengan demikian peran seorang apoteker di apotek sungguh-
sungguh dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Selain memiliki fungsi sosial, sebagai tempat pengabdian dan
pengembangan jasa pelayanan pendistribusian dan informasi obat dan perbekalan
farmasi, apotek juga memiliki fungsi ekonomi yang mengharuskan suatu apotek
memperoleh laba untuk meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga kelangsungan
usahanya. Oleh karena itu apoteker sebagai salah satu tenaga profesional
kesehatan dalam mengelola apotek tidak hanya dituntut dari segi teknis
kefarmasian saja tapi juga dari segi manajemen.
2.2 Aspek Administrasi dan perundang-undangan Apotik 2.2.1 Pendirian Apotik
Menurut KepMenKes RI No.1332/Menkes/SK/X/2002, disebutkan bahwa
persyaratan-persyaratan apotik adalah sebagai berikut :
Untuk mendapatkan izin apotik, apoteker atau apoteker bekerjasama dengan
perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan farmasi yang lain yang
merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.
Sarana apotik dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan pelayanan
komoditi yang lain diluar sediaan farmasi. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan
komoditi yang lain diluar sediaan farmasi.
2.2.2 Studi Kelayakan
Studi kelayakan merupakan suatu kajian sebagai bagian dari perencanaan yang
dilakukan secara menyeluruh mengenai suatu usaha dalam proses pengambilan
keputusan yang mengandung resiko yang belum jelas. Studi kelayakan pendirian suatu
apotik hanya berfungsi sebagai pedoman ataui landasan pelaksanaan pekerjaan, karena
dibuat berdasarkan data-data dari berbagai sumber yang dianalisis dari banyak aspek.
Tingkat keberhasilan pendirian sebuah apotik dapat dipengaruhi oleh :
1. Kemampuan sumber daya internal (kecakapan manajemen, kualitas pelayanan,
produk yang dijual, kualitas karyawan).
2. Lingkungan eksternal yang tidak dapat dipastikan (pertumbuhan pasar, pesaing,
pemasok, perubahan peraturan).
Beberapa aspek penting yang menjadi bahan penilaian studi kelayakan
pendirian sebuah apotik antara lain : aspek manajemen, teknis, pasar dan keuangan.
Aspek Manajemen
Penilaian terhadap aspek manajemen operasional meliputi :
1. Rencana strategi manajemen yang mencakup visi atau cita-cita yang akan
dicapai oleh pendiri atau pemiliknya, misi utamanya, strategi untuk mencapai
tujuan, program kerja, dan standar prosedur operasional (SPO) yang berlaku
2. Bentuk dan tata letak bangunan.
3. Jenis produk yang akan dijual, berkaitan dengan :
- Target konsumen, bila target konsumennya menengah-atas, maka
barang yang dijual juga barang menengah-atas.
- Jumlah dan jenis produk kebutuhan konsumen.
Aspek Pasar
Dalam menilai aspek pasar harus diperhatikan potensi pasar apotik yaitu,
sejumlah pembeli yang memiliki uang dan keinginan untuk membelanjakannya.
Kemudian adalah target pasar yaitu jenis konsumen tertentu yang akan dilayani
atau yang akan menjadi sasaran pemasaran.
Dalam suatu studi kelayakan, pemilihan target pasar akan mempengaruhi
penyiapan pemilihan produk, pemilihan lokasi apotek, desain interior dan exterior
gedung, penampilan karyawan dan kualitas pelayanan.
Aspek Teknis
Hal penting yang menjadi pertimbangan pada penilaian aspek teknis antara
lain adalah mengenai lokasi dan lingkungan sekitarnya yang meliputi jarak lokasi
dengan supplier harus relatif dekat dan mudah dicapai, jarak lokasi dengan
domisili konsumennya harus relatif dekat dan mudah dicapai dengan berbagai
macam jenis alat transportasi, bentuk dan luas lahan (bangunan), kenyamanan dan
keamanan daerah tersebut, serta prospek pertumbuhan pasarnya harus relatif cepat
Aspek Keuangan
Analisis keuangan diperlukan untuk mengetahui untung rugi suatu usaha,
mengukur liquiditas apotek dan mengukur efektifitas penggunaan dana. Beberapa hal
penting yang harus diperhatikan dalam membuat analisis keuangan:
1. Modal Minimal
Modal minimal adalah modal untuk pengadaan sarana dan prasarana sebagai
syarat untuk memperoleh izin apotek.
Modal minimal, meliputi :
- Aktiva tetap yaitu harta yang tidak dapat diuangkan untuk jangka waktu kurang
dari satu tahun, termasuk didalamnya adalah tanah, bangunan, dan
barang-barang inventaris.
- Aktiva lancar yaitu harta yang relatif mudah diuangkan dalam jangka waktu
kurang dari satu tahun. Berupa sediaan farmasi dan barang-barang dagang lain
yang di perbolehkan dijual di apotik.
- Biaya awal yaitu biaya yang di keluarkan untuk pendirian apotik, seperti sewa
gedung ,renovasi untuk mengubah penampilan gedung dan lain-lain.
- Kas yaitu uang kontan berupa uang tunai ataupun di bank dalam bentuk
rekening yang sewaktu-waktu dapat digunakan.
2. Sumber Modal
Kesulitan modal merupakan masalah yang sangat sering dijumpai bagi seorang
apoteker sewaktu akan mendirikan apotek sendiri. Untuk itu, seorang apoteker harus
mempunyai keberanian dan mau bekerja keras untuk mengusahakan modal dari
Modal untuk mendirikan apotek dapat berasal dari modal sendiri atau kredit.
Modal sendiri merupakan modal yang tidak mempunyai jangka waktu pengembalian,
misalnya modal milik apoteker sendiri atau modal milik keluarga. Sedangkan modal
kredit adalah modal pinjaman dari pemberi kredit (kreditur). Sumber modal kredit
antara lain adalah bank, teman sejawat, PBF yang pada umumnya berupa perbekalan
farmasi yang bersifat fast moving.
Berdasarkan pada penggunaannya, modal dapat dibagi atas:
a. Modal tetap (aktiva tetap), yaitu modal yang keadaannya relatif tetap misalnya
gedung, tanah, mesin-mesin, kendaraan.
b. Modal lancar (aktiva lancar), yaitu modal yang sewaktu-waktu dapat berubah
misalnya uang tunai (kas/bank), piutang, perbekalan kesehatan/barang dagangan.
2.2.3 Analisis Impas
Analisis impas adalah suatu cara yang digunakan untuk mempelajari hubungan
antara penjualan, biaya dan laba atau keuntungan. Apotek dikatakan mencapai titik
impas apabila di dalam laporan perhitungan rugi-laba pada periode tertentu, apotek
tersebut tidak memperoleh laba dan juga tidak mengalami kerugian. Dari analisis titik
impas, pengelola apotek dapat mengetahui pada jumlah penjualan tertentu apotek yang
bersangkutan tidak menderita kerugian dan tidak memperoleh keuntungan (laba).
Analisis titik impas tentunya dapat dipakai untuk mengetahui pada volume
penjualan berapa apotek dapat memperoleh laba atau menderita kerugian tertentu.
Titik impas dihitung sebagai volume penjualan dimana total pendapatan
Rumus umum yang digunakan untuk menentukan titik impas adalah sebagai berikut: Omzet HPP -1 BT impas Titik atau Penjualan BV -1 BT impas
Titik = =
Keterangan:
BT = Biaya tetap, yaitu biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah
barang yang terjual.
BV = Biaya variabel, yaitu biaya yang besarnya tergantung pada jumlah
barang yang terjual. Untuk apotek, BV adalah nilai pembelian dari
barang yang terjual.
Penjualan = Nilai penjualan dari barang yang terjual (Nilai penjualan adalah
penjumlahan dari nilai pembelian dengan margin keuntungan).
HPP = Harga pokok penjualan, yaitu nilai pembelian dari barang yang terjual
pada kurun waktu tertentu, merupakan hasil perhitungan harga pokok
dari persediaan awal + pembelian barang pada kurun waktu tertentu –
persediaan akhir.
Omzet = Nilai penjualan dari barang yang terjual pada kurun waktu tertentu.
Setelah mendapatkan nilai titik impas, kita akan mengetahui posisi kita dalam
suatu usaha atau sasaran (target) yang akan dicapai. Untuk menjaga kelangsungan
hidup apotek, target yang direncanakan harus tercapai. Pencapaian target ditentukan
oleh kebijakan apoteker dalam melakukan upaya-upaya pengelolaan apotek. Upaya
yang dilakukan dapat berupa manajemen personil, pengadaan perbekalan farmasi
sesuai kebutuhan pasar, menekan biaya pengeluaran seminimal mungkin, memberikan
2.3 Aspek Manajerial Apotek 2.3.1 Administrasi
Dalam menjalankan pelayanan kefarmasian di apotek, perlu dilaksanakan
kegiatan administrasi. Administrasi merupakan proses pencatatan seluruh kegiatan
teknis yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Seperti juga sistem usaha lain,
kegiatan pengendalian operasional di apotek harus dilakukan secara cermat demi
tercapainya tertib administrasi dan manajemen yang baik. Administrasi sangat
diperlukan dalam pengelolaan suatu apotek untuk memperoleh sumber informasi
yang dapat dipercaya dalam rangka pengambilan keputusan oleh apoteker
pengelola apotek. Oleh sebab itu, diperlukan strategi khusus yang terencana
dengan mantap sehingga proses pengelolaan bisa berjalan dengan baik.
2.3.1.1 Administrasi pembukuan
Accounting (pembukuan) adalah sistem pencatatan transaksi dagang dan
keuangan serta penganalisaan, pembuktian, dan pembuatan laporan. Administrasi
pembukuan di apotek meliputi :
1. Administrasi umum
Pencatatan, pengarsipan, pelaporan narkotika, psikotropika dan
dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Administrasi pelayanan
Pengarsipan resep, pengarsipan catatan pengobatan pasien, pengarsipan
2.3.1.2 Laporan Keuangan
Akuntasi keuangan adalah suatu proses pencatatan dan pengukuran
informasi mengenai perkembangan keuangan suatu perusahaan. Laporan
keuangan pada hakikatnya berfungsi sebagai pemberi informasi mengenai
perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-unsur kekayaan (neraca) yang
dimiliki apotek dari kondisi neraca awal menjadi neraca akhir sebagai akibat
adanya kegiatan operasional transaksi jual-beli barang atau jasa selama pada
kurun waktu tertentu.
Bentuk-bentuk laporan keuangan yang ada di apotek umumnya terdiri dari
tiga bentuk yaitu :
1. Laporan laba-Rugi, yaitu laporan yang menggambarkan tentang aliran
pendapatan dan biaya operasional yang dikeluarkan selama periode waktu
tertentu.
2. Laporan neraca, yaitu laporan yang menggambarkan tentang potret kondisi
kekayaan apotek pada tanggal tertentu.
3. Laporan aliran kas, yaitu laporan yang menggambarkan tentang aliran kas
yang masuk dan keluar pada periode tertentu.
2.3.2 Pengelolaan Obat dan Pengendalian Perbekalan Farmasi
Pengelolaan adalah segala pekerjaan yang mengarah kepada terjaminnya
ketersediaan obat dan perbekalan farmasi lainnya dengan kualitas yang benar, termasuk
sistem pengendalian keuangan serta sumber daya manusia. Pengendalian persediaan
sangat penting baik untuk apotek besar maupun kecil. Persediaan obat merupakan harta
persediaan, pengendalian persediaan obat yang tepat memiliki pengaruh yang kuat dan
langsung terhadap perolehan kembali atas investasi apotek.
Pengendalian yang efektif berakibat pada investasi yang lebih kecil. Bila
apoteker pengelola apotek dapat menurunkan persediaan dengan menjual lebih sedikit
obat atau dengan menyingkirkan barang/obat yang tidak mudah dijual dan bila
pengurangan ini digunakan untuk menurunkan modal sendiri, maka perolehan kembali
atas modal sendiri akan meningkat. Sebaliknya, bila investasi/penanaman modal atas
persediaan obat/barang dagangan dinaikkan, maka perolehan kembali atas modal
sendiri dengan sendirinya akan menurun.
Pengendalian persediaan obat juga penting sebab apotek harus mempunyai stok
yang benar agar dapat melayani pasiennya dengan baik. Apotek harus mempunyai
produk yang dibutuhkan pasien/konsumen dalam jumlah yang dibutuhkan konsumen.
Bila pada sebuah apotek umum tidak tersedia obat yang dibutuhkan pasiennya pada
waktu mereka memerlukan, apotek akan kehilangan penjualan. Bila hal ini sering
terjadi, apotek akan kehilangan konsumen. Oleh karena itu, pengendalian persediaan
yang efektif adalah mengoptimalkan 2 tujuan yaitu memperkecil total investasi pada
persediaan obat dan menjual berbagai produk yang benar untuk memenuhi permintaan
konsumen.
Pengelolaan persediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya dilakukan
sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku meliputi: perencanaan,
pengadaan, penyimpanan dan pelayanan. Pengeluaran obat memakai sistem FIFO
2.3.2.1. Pengadaan Perbekalan
Pada perencanaan pembelian perlu diperhatikan, antara lain : pola penyakit
yang ada di sekitar, kemampuan ekonomi masyarakat, budaya masyarakat. Secara
umum, komoditi di apotek dapat berupa obat, bahan obat dan alat kesehatan yang
pengadaannya dilakukan sewaktu pembelian. Pembelian perbekalan farmasi didasarkan
atas kebutuhan penjualan melalui resep dan penjualan bebas. Pembelian harus
direncanakan dengan baik untuk mencegah terjadinya kekosongan ataupun
penumpukan barang sehingga perputaran barang tidak mengalami hambatan.
Dalam proses pembelian banyak pertimbangan-pertimbangan yang
diperlukan untuk menentukan keputusan yang terbaik. Salah satu pertimbangan
tersebut tentunya adalah visi dari farmasis yakni pengadaan yang mengarah
kepada terjaminnya ketersediaan obat yang tepat baik dari sisi kualitas maupun
kuantitasnya. Sebagai contoh, misalnya perlu diperhatikan keabsahan sumber,
jaminan kualitas, pelayanan purna jual, jangka waktu pelayanan dan sebagainya.
2.3.2.2. Penyimpanan dan Penataan
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1027/MENKES/SK/IX/2004 yang perlu diperhatikan pada penyimpanan, yaitu :
1. Obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus
dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah
baru, sekurang-kurangnya memuat nomor batch dan tanggal kadaluarsa.
2. Semua bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai, layak dan menjamin
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan di dalam penyimpanan dan gudang,
yaitu:
1. Masalah keamanan dan bahaya kebakaran merupakan resiko terbesar dari
penyimpanan.
2. Pergunakan ruangan yang tersedia seefisien mungkin baik dari segi besar ruangan
dan pembagian ruangan.
3. Memelihara gudang dan peralatannya dengan sebaik mungkin.
4. Menciptakan suatu sistem yang lebih efektif untuk lebih memperlancar arus barang.
Barang yang datang lebih dulu harus dikeluarkan lebih dulu (metode First In First
Out/FIFO) dan obat dengan tanggal kadaluarsa lebih dekat harus dikeluarkan lebih
dulu walaupun obat tersebut datangnya belakangan (metode First Expired First
Out/FEFO).
Penataan dilakukan dengan memperhatikan efektivitas dan efisiensi
pelayanan, pembagian farmakologis dan urutan abjad. Keterbatasan seringkali
bisa disiasati dengan optimalisasi penggunaan ruang yang ada serta
menyederhanakan alur pelayanan.
2.3.2.3. Penjualan dan Pelayanan
Penjualan perbekalan farmasi dapat berupa pelayanan resep, penjualan obat
bebas, obat bebas terbatas, kosmetik dan alat kesehatan. Harga jual obat merupakan
faktor yang mempengaruhi pelayanan kefarmasian di apotek. Pelayanan harga obat
yang wajar bagi kemampuan masyarakat sekitar apotek perlu dipertimbangkan
sehingga masyarakat dapat memperoleh obat dengan harga yang terjangkau dengan
Harga jual obat di apotek harus mempertimbangkan faktor jual obat terutama
dari apotek sekitarnya. Bila sebuah apotek tidak memiliki kelebihan khusus dibanding
apotek sekitarnya, misalnya lokasi yang lebih nyaman, perbekalan farmasi yang lebih
lengkap, lebih banyak jumlah dan pilihannya atau pelayanan yang lebih baik, tentunya
apotek tidak dapat menetapkan harga tinggi. Apotek yang mempunyai kelebihan
khusus dapat menetapkan harga yang lebih tinggi hanya bila apotek dapat meyakinkan
konsumennya akan kelebihan tersebut.
Persepsi pasien/konsumen didasarkan pada kesan yang dimiliki sebuah apotek.
Kesan sebuah apotek sebagian ditentukan oleh harga-harga yang ditetapkan apotek
tersebut. Faktor lain yang cukup mempengaruhi kesan sebuah apotek mencakup luas
dan lokasi apotek, kualitas dan keanekaragaman barang dagangan non resep yang dijual
(alat kesehatan, kosmetik) dan kualitas pelayanan yang ditawarkan.
Pelayanan apotek ditentukan oleh produktivitas karyawan dan pelayanan
profesi seorang apoteker di apotek. Biaya pelayanan profesional (professional fee)
adalah nilai yang telah ditentukan yang ditambahkan pada biaya obat untuk
menentukan harga resep obat. Sistem biaya pelayanan profesional memberi perhatian
pada aspek profesional dari pelayanan apotek. Apoteker melakukan fungsi profesional
yang sama pada setiap resep yang dilayani tanpa mempedulikan biaya obat. Apakah itu
produk mahal atau murah, apoteker harus menjalankan proses yang sama dalam
menyeleksi obat yang sesuai, meracik dan memberi label secara benar, memberi
konseling pada pasien dan memeriksa interaksi obat. Karena besarnya usaha dan
keahlian yang sama untuk setiap resep obat, jumlah yang dikenakan untuk usaha dan
Selain itu keadaan tempat yang mendukung penjualan dari suatu apotek, seperti
kemudahan parkir, keamanan, kenyamanan ruang tunggu dan faktor lain, dapat
memberikan nilai tambah bagi apotek sehingga apotek tersebut menjadi pilihan para
konsumen yang membutuhkan obat.
2.3.3 Pengelolaan Narkotika / Psikotropika 2.3.3.1 Pengelolaan Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintesis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan
tingkat atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
1. Pemesanan Narkotika
Apotek memesan narkotika ke PBF Kimia Farma dengan menggunakan
Surat Pesanan (SP) yang ditanda tangani oleh Apoteker Pengelola Apotik
dengan dilengkapi nama jelas, nomor SIK, SIA dan stempel apotik,
dimana untuk 1 lembar SP hanya untuk 1 macam narkotik saja.
2. Pelaporan Narkotika
Undang-undang No. 22 tahun 1997 pasal 11 ayat (2) menyatakan bahwa
importir, eksportir, pabrik obat, pabrik farmasi, PBF, apotek rumah sakit,
puskesmas, balai pengobatan, dokter, lembaga ilmu pengetahuan wajib
membuat, menyampaikan, menyimpan laporan berkala setiap bulannya,
dan paling lambat dilaporkan tanggal 10 bulan berikutnya.
Laporan ini dilaporkan kepada Sudin Yankes dengan tembusan ke Balai
2.3.3.2 Pengelolaan Psikotropika
Psikotropika menurut UU No. 5 tahun 1997 merupakan zat atau obat, baik
alamiah maupun sintetik bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif menurut susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktifitas mental dan perilaku. Secara garis besar pengelolaan psikotropika
meliputi :
1. Pemesanan Psikotropika
Obat-obat psikotropika dapat dipesan apotek dari Pedagang Besar Farmasi
(PBF) dengan menggunakan Surat Pemesanan (SP) yang diperoleh dari
PBF PT. Kimia Farma dan ditanda tangani oleh APA (apabila dilakukan
pemesanan).
2. Pelaporan Psikotropika
Apotek wajib membuat dan meminta catatan kegiatan yang berhubungan
dengan psikotropika dan melaporkan kepada Menteri Kesehatan secara
berkala sesuai dengan UU No. 5 tahun 1997 pasal 33 ayat (1) dan pasal 34
tentang psikotropika.
2.3.4 Pengelolaan Obat Rusak dan Kadaluwarsa
Obat rusak atau kadaluwarsa dapat dimusnahkan dengan cara: membuat
berita yang ditandatangani oleh saksi dari pemerintah (balai POM atau Dinkes)
dan dilaporkan kepada Direktorat Jenderal pengawasan Obat dan Makanan
2.4 Perpajakan
Pajak adalah suatu kewajiban setiap warga negara untuk menyerahkan
sebagian kekayaannya atau penghasilannya kepada negara menurut peraturan
perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah dan dipergunakan untuk
kepentingan masyarakat.
Berdasarkan UU RI No. 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan, PPh
pasal 21 adalah tentang pembayaran pajak atas penghasilan yang diterima oleh
orang pribadi (pegawai) atau badan (laba usaha perusahaan) yang berdomisili di
dalam negeri. Dan berdasarkan UU RI No. 18 tahun 2000 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang/ Jasa dan Pajak Penjualan Barang Mewah, pada pasal 7
dijelaskan bahwa besarnya tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% untuk
BAB III KIMIA FARMA 3.1 Sejarah Kimia Farma
Kimia Farma merupakan pioner dalam industri farmasi Indonesia. Cikal
bakal perusahaan dapat dirunut balik ke tahun 1917, ketika NV Chemicalien
Handle Rathkamp & Co., perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur, didirikan.
Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi eks perusahaan-perusahaan Belanda, pada
tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF
Bhinneka Kimia Farma. Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971 bentuk
hukumnya diubah menjadi Perseroan Terbatas, menjadi PT Kimia Farma
(Persero). Sejak tanggal 4 Juli 2001 Kimia Farma tercatat sebagai perusahaan
publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 91 tahun dan
nama yang identik dengan mutu, hari ini Kimia Farma telah berkembang menjadi
sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang kian memainkan
peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat.
3.2 Visi dan Misi Kimia farma Visi
Menjadi perusahaan jaringan layanan Farmasi yang terkemuka di
Misi Memberikan jasa layanan prima atas ritel farmasi dan jasa terkait serta memberikan jasa layanan kefarmasian bagi pelanggan
Meningkatkan nilai perusahaan untuk pemegang saham dan pihak-pihak
yang berkepentingan
Mengembangkan kompetensi dan komitmen SDM yang lebih profesional
untuk meningkatkan nilai perusahaan dan kesejahteraan SDM
3.3 Bisnis Kimia Farma 3.3.1 Holding
PT. Kimia Farma Tbk.
Dibentuk : 16 Agustus 1971
Jalur Usaha : Pelayanan Kesehatan
Sebagai perusahaan publik sekaligus BUMN, Kimia Farma berkomitment
penuh untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu
kebutuhan sekaligus kewajiban sebagaimana diamanatkan Undang-undang No.
19/2003 tentang BUMN.
PT. Kimia Farma Tbk. Merupakan sebuah perusahaan pelayanan
kesehatan yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir, yaitu : industri, marketing,
distribusi, ritel, laboratorium klinik dan klinik kesehatan.
Dengan dukungan kuat Riset dan Pengembangan, segmen usaha yang
dikelola oleh perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional,
yodium, kina dan produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas
punggung dari segmen industri, dimana kelimanya telah mendapat sertifikat Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan sertifikat ISO 9001, ISO 9002 dan ISO
14001 dari institusi luar negeri. (Llyod's, SGS, TUV).
Hasil produksi yang di buat oleh Pabrik Farmasi perusahaan baik produk
obat-obat kimia, Formulasi dan herbal, dibagi dalam 6 (enam) lini produksi yaitu
etikal, obat bebas, generik, narkotika, lisensi dan bahan baku.
Hampir semua kelas terapi diakomodasi oleh produk perusahaan yang
terdiri lebih dari 260 item produk dan dipasarkan keseluruh Indonesia serta di
ekspor ke beberapa negara melalui jaringan distribusi perseroan atau yang
memiliki perjanjian dengan perseroan.
Sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya Kimia Farma berkomitmen
untuk memastikan pasokan obat generik yang tetap ke pasar dalam negeri sesuai
dengan misi perusahaan.
3.3.2 Anak Perusahaan
3.3.2.1 PT. Kimia Farma Trading & Distribution
Dibentuk : 4 Januari 2003
Jalur Usaha : Distribusi Obat dan Alat Kesehatan
PT. Kimia Farma Trading & Distribution, yang memiliki 40 cabang yang
mendistribusikan obat-obatan dan alat-alat kesehatan yang diproduksi sendiri
maupun yang diproduksi oleh pihak ketiga dengan perpegang pada prinsip untuk
memenuhi kepuasan dan kebutuhan pelanggannya.
Dalam operasionalnya didukung dengan fasilitas pergudangan yang besar
system informasi untuk mendukung kelancaran pengiriman barang ke seluruh
Indonesia.
3.3.2.2 PT. Kimia Farma Apotek
Dibentuk : 4 Januari 2003
Jalur Usaha : Farmasi
PT. Kimia Farma Apotek, adalah anak perusahaan yang dibentuk oleh
Kimia Farma untuk mengelola Apotek-apotek milik perusahaan yang ada, dalam
upaya meningkatkan kontribusi penjualan untuk memperbesar penjualan PT.
Kimia Farma Tbk.
Apotek Kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep
dokter dan menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter, optik, dan
pelayanan OTC (swalayan) serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia
Farma dipimpin oleh tenaga Apoteker yang bekerja full timer sehingga dapat
melayani informasi obat dengan baik.
PT. Kimia Farma Apotek mengelola sebanyak 340 Apotek yang tersebar
diseluruh tanah air, yang memimpin pasar dibidang perapotekan dengan
penguasaan pasar sebesar 19% dari total penjualan apotek di seluruh Indonesia.
Penambahan jumlah apotek merupakan bagian dari strategi perusahaan
dalam memanfaatkan momentum pasar bebas AFTA, dimana pihak yang
memiliki jaringan luas seperti Kimia Farma akan diuntungkan.
3.3.3 Laboratorium Klinik
Sejak tahun 2004 Kimia Farma mencanangkan perubahan arah bisnis dari
perusahaan farmasi menjadi perusahaan pelayanan kesehatan. Perubahan
mengobati penyakit dan mengelola penyakit menjadi mencegah penyakit dan
mengelola kesehatan. Oleh sebab itu Kimia Farma melakukan pengembangan
usaha baru yang meliputi Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan
Menangkap peluang dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya arti Kesehatan, pembentukan unit usaha baru ini terutama ditujukan
untuk memberikan layanan pemeriksaan Laboratorium Klinik dan Pemeriksaan
Mikrobiologi Industri.
Layanan yang diberikan, yaitu :
o Pemeriksaan Atas Permintaan Sendiri (APS)
o Pemeriksaan Atas Permintaan Dokter(APD)
o Medical Check Up
o Pemeriksaan Mikrobiologi Industri
o Pemeriksaan Rujukan
3.3.4 Klinik
Sebagai salah satu upaya mewujudkan visi perusahaan menjadi
Healthcare Company, maka Kimia Farma telah merintis infrastruktur bisnisnya
memasuki usaha jaringan penyedia layanan kesehatan (klinik kesehatan) yang
terpadu dan terintegrasi dengan membangun sistem informasi yang mendukung.
Klinik Kesehatan Kimia Farma dengan konsep one stop healthcare
services menyediakan layanan klinik dokter yang didukung dengan layanan
pemeriksaan kesehatan (laboratorium), layanan farmasi (apotek) dan layanan
pendukung lainnya.
Jasa layanan kesehatan yang akan diberikan meliputi konsultasi,
perorangan dan perusahaan, serta perencanaan administrasi pelayanan kesehatan
dan pengelolaan medical record untuk karyawan.
Layanan tersebut diatas juga akan diupgrade sesuai dengan kebutuhan
konsumen melalui layanan e-care service. Klinik Kimia Farma ke depan
dihadirkan oleh perusahaan sebagai suatu solusi total kesehatan.
3.4 PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Manajer Medan
PT. Kimia Farma Apotek merupakan apotek pelayanan yang
menggunakan sistem grouping, dimana proses pengadaan, pemesanan atau
pembelian, pembayaran dan pelaporan digabungkan jadi satu pada Bisnis Manajer
(BM) dan kemudian Bisnis Manajer yang membuat laporan ke PT. Kimia Farma
Pusat di Jakarta.
Apotek Kimia Farma Medan memiliki 20 store yang tersebar diseluruh
Sumatera Utara, yaitu:
1. Apotek KF Pel. No.2 RS Inalum
2. Apotek KF Pel. No.14 RS Pirngadi Medan
3. Apt.Kimia Farma No.27 Palang Merah (pusat) Medan
4. Apt.Kimia Farma No.28 Belawan
5. Apt.Kimia Farma No.29 Siantar
6. Apt.Kimia Farma No.30 Tebing Tinggi
7. Apt.Kimia Farma No.39 Sei Sikambing Medan
8. Apt.Kimia Farma No.41 Kaban Jahe
9. Apt. Kimia Farma pel 41 R.S. Tebing Tinggi
11. Apt.Kimia Farma No.84 Tanjung Balai
12. Apt.Kimia Farma No.85 Pematang Siantar
13. Apt.Kimia Farma No.90 Kisaran
14. Apt. Kimia Farma 96 Rantau Prapat
15. Apt.Kimia Farma No.106 Aksara
16. Apt.Kimia Farma No.107 Gatot Subroto
17. Apt.Kimia Farma No. 160 Setia Budi
18. Apt.Kimia Farma No. 162 Pematang Siantar
19. Apt.Kimia Farma No. 255 Sisingamangaraja Medan
20. Apt. Kimia Farma Basri Medan
21.Apt. Kimia Farma Namso P.Siantar
22.Apt. Kimia Farma 313 Padang Sidimpuan
23.Apt. Kimia Farma 314 Binjai.
3.5 Apotek Kimia Farma No. 106 Medan 3.5.1 Letak dan Bangunan
Apotek Kimia Farma No. 106 Medan bertempat di Jalan Aksara No. 102
A Medan. Lokasi apotek ini cukup strategis karena berada di daerah pemukiman
yang ramai dengan penduduk, lokasi yang mudah dijangkau oleh kendaraan
umum, tersedia tempat parkir dan dekat dengan tempat-tempat pelayanan
kesehatan lain seperti praktek dokter di lokasi dan juga disekitar lokasi apotek
Kimia Farma.
Luas bangunan apotek ± 4m x 16m yang terdiri dari ruang tunggu, ruang
3.5.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi Apotek Kimia Farma No. 106 Medan dapat dilihat pada
bagan berikut :
Manajer Apotek Pelayanan Bisnis Manajer
- Asisten Apoteker - Asisten Apoteker
SHIFT SORE SHIFT PAGI
- Kasir - Kasir
- HV - HV
- Kurir - Kurir
3.5.3 Pengadaan Perbekalan Farmasi dan Kelengkapan Produk 3.5.3.1 Pembuatan Buku Defekta Barang
Buku defekta adalah buku yang memuat daftar barang yang kosong atau
hampir habis. Pembuatan buku defekta barang dilakukan sebagai berikut: setiap
hari petugas memeriksa barang yang kosong atau hampir habis, lalu melakukan
pencatatan dalam buku defekta meliputi nama barang, dosis, satuan, dan jumlah
yang dibutuhkan, kemudian membuat Bon Pembelian Barang Apotik (BPBA).
3.5.3.2 Perencanaan Pembelian
Perencanaan pembelian dilakukan seminggu dua kali, kecuali
barang-barang yang dibeli secara mendesak karena adanya permintaan pasien.
petugas menetapkan jumlah barang yang akan dibeli berdasarkan defekta dengan
memperhatikan jumlah kebutuhan per bulan.
3.5.3.3 Prosedur Pembelian
Prosedur pembelian di apotek Kimia Farma No. 106 dilakukan sebagai
berikut: petugas membuat defekta mengenai kebutuhan perbekalan farmasi,
kemudian merekapitulasi defekta dan membuatnya dalam bentuk Bon Pemesanan
Barang Apotek (BPBA) dan dikirim kepada bagian Pengadaan di apotek
pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi yang kemudian dikirin ke BM Palang Merah,
lalu bagian pengadaan di BM Palang Merah mengirim Surat Pemesanan (SP)
kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF), kemudian PBF mengirim barang dan
faktur kepada masing-masing Apotek Kimia Farma, dan barang diterima dan
dicocokkan oleh petugas Kimia Farma.
3.5.3.4 Penerimaan Barang
Penerimaan barang di apotek Kimia Farma dilakukan sebagai berikut:
petugas menerima barang dari pemasok disertai dengan Surat Pengantar
Barang/Faktur (SPB/F), petugas memeriksa kesesuaian permintaan barang yang
ada di SP dan SPB/F, petugas menandatangani dan membubuhkan stempel apotik
Kimia Farma No. 106 pada faktur. Faktur asli diserahkan kepada pemasok dan
foto copy faktur sebagai pertinggal, lalu petugas mencatat barang masuk pada
3.5.3.5 Penyimpanan
Penyimpanan perbekalan farmasi di apotek Kimia Farma No. 106
dilakukan berdasarkan bentuk sediaan dan efek farmokologinya yang disusun
menurut abjad dengan menggunakan prinsip FIFO (first in first out), yaitu obat
yang lebih awal masuk dikeluarkan lebih dahulu.
Penyimpanan perbekalan farmasi di apotek dilakukan sebagai berikut:
1. Obat bebas dan bebas terbatas disimpan di etalase penjualan bebas berdasarkan
bentuk sediaan. Misalnya kelompok sediaan obat bentuk sirup, semisolid dan solid.
2. Obat keras disimpan di ruang peracikan yang disusun menurut bentuk sediaan, efek
farmakologi dan golongan obat generik kemudian diurutkan menurut abjad.
3. Barang fast moving yang dipesan dalam jumlah besar, sebagian disimpan di gudang
sebagai stok.
4. Bahan baku obat disimpan dalam wadah tertutup rapat dan diberi label.
5. Sediaan supositoria dan obat yang penyimpanannya di bawah suhu kamar disimpan
dalam lemari pendingin.
6. Narkotika disimpan di lemari khusus.
3.5.4 Penjualan/Pelayanan
Apotek Kimia Farma No. 106 memberikan pelayanan atas resep dokter
baik secara tunai maupun kredit dan pelayanan swamedikasi.
Pelayanan di Apotek Kimia Farma No. 106 sudah cukup baik karena
melayani konsumen dengan ramah, sopan, santun, dan siap membantu selama
konsumen berada di apotek. Pelayanan di Apotek telah memakai sistem
komputerisasi sehingga memudahkan dalam pelayanan dan pengadaan barang.
Apotek Kimia Farma No. 106 memberikan pelayanan khusus kepada
konsumen yang tidak mendapatkan obat yang dibutuhkannya secara lansung.
Yaitu bersedia mencarikan obat tersebut ke apotik Kimia Farma yang lain dan
mengantarkan obat tersebut ke alamat konsumen (delivery order) atau ke ruangan
BAB IV PETA PASAR 4.1 Prinsip dan Dasar Manajemen Pemasaran 4.1.1 Arti dan Kegunaan Manajemen Pemasaran
Kata pemasaran mengandung suatu pengertian bahwa bila suatu
perusahaan tidak berhasil memperoleh pembeli, maka perusahaan tidak mampu
hidup.
Secara umum pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan yang meliputi
kegiatan-kegiatan bisnis yang saling mempengaruhi yang ditujukan untuk
merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk
agar dapat memuaskan kebutuhan untuk mencapai pasar sasaran sehingga dapat
mencapai tujuan organisasi.
Aktivitas pemasaran merupakan hasil kerja dan interaksi beberapa hal
yang terkoordinasi dalam proses yang integratif, menyeluruh dalam aktivitas
penjualan, merencanakan serta mengembangkan yang tepat untuk memenuhi
keinginan dankebutuhan konsumen. Supaya semua aktivitas pemasaran
terkoordinasi diperlukan manajemen pemasaran yang terpadu, menyeluruh dan
menyangkut semua pihak dalam perusahaan dari tingkat atas sampai tingkat
bawah.
4.1.2 Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran (marketing concept) merupakan suatu filisofi bisnis
berorientasi pada konsumen yang menekankan pada pemuasan kebutuhan dan
keinginan konsumen. Secara intern keputusan yang menguntungkan, sekarang
bagian kepegawaian, keuangan, manajemen dan accounting. Tiap bagian
perusahaan mempunyai aspek pemasaran, sebaliknya pemasaran mengandung
fungsi dari semua bagian yang lain.
Konsep dasar pemasaran ialah :
1. Kebutuhan konsumen
2. Keinginan konsumen
3. Kemampuan membeli
4. Adanya produk (penawaran)
5. Transaksi (ukuran dan pemasaran)
6. Pasar (kumpulan pembeli)
Dan konsep dasar pemikiran manajemen pemasaran ialah :
1. Memperbaiki produksi dan distribusi supaya sedapat mungkin yang efisien
2. Meningkatkan mutu dan penampilan produk
3. Melakukan promosi penjualan
4. Memasarkan kebutuhan pelanggan
5. Memikirkan kepentingan konsumen, perusahaan dan masyarakat.
4.2 Segmentasi Pasar
Pasar biasanya masuk kedalam grup alamiah, atau segmen, yang berisi
pelanggan yang menunjukkan karakteristik umum yang sama. Segmen ini
membentuk pasar terpisah dalam diri mereka sendiri dan sering dalam ukuran
yang cukup besar. Setiap individu konsumen adalah suatu segmen pasar yang unik
karena semua orang berbeda dalam keinginannya. Akan tetapi, jelas tidak
kebutuhan individu. Produk dibuat untuk menarik perhatian grup pelanggan yang
memiliki kebutuhan yang diperkirakan sama.
4.3 Pemetaan Pasar
Salah satu cara menghadapi isu rumit segmentasi pasar adalah dengan
memulainya dengan penggambaran suatu peta pasar sebagai langkah awal untuk
penelitian yang lebih mendalam tentang siapa membeli apa. Suatu peta pasar
(market map) mendefinisikan rantai nilai antara pemasok dan pengguna akhir,
yang mempertimbangkan berbagai mekanisme pembelian yang dijumpai dalam
suatu pasar, termasuk bagian yang diperankan oleh faktor-faktor yang
mempengaruhi. Secara umum, jika produk atau jasa suatu organisasi bergerak
melalui saluran distribusi yang sama menuju pengguna akhir yang sama, suatu
peta pasar komposit dapat dibuat. Jika, beberapa produk atau jasa bergerak
melalui saluran distribusi yang sangat berbeda atau menuju pasar yang sangat
berbeda, dibutuhkan lebih dari satu peta pasar.
4.4 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang digunakan pemasar
untuk mengejar/mencapai sasaran pemasaran dalam pasar sasaran (target
market)nya. Tantangan dari perencanaan pemasaran adalah pengoptimalan bauran
dengan menyesuaikan setiap variabel serta anggaran untuk setiap variabel untuk
memaksimalkan nilai bagi konsumen dan kontribusi bagi perusahaan yang diukur
Bauran pemasaran terdiri atas 4 variabel yang biasanya dinyatakan dalam
bentuk 4P, yaitu :
1. Product (produk)
Kebijakan umum untuk penghapusan, pemodifikasian, penambahan,
desain, pengepakan produk dan sebagainya.
2. Price (harga)
Kebijakan harga umum yang harus diikuti grup produk dalam segmen
pasar.
3. Place (distribusi)
Kebijakan umum untuk tingkatan distribusi dan layanan konsumen.
4. Promotion (promosi)
Kebijakan umum dalam berkomunikasi dengan konsumen melalui iklan,
penjualan personal, promosi penjualan, hubungan masyarakat, hubungan
masyarakat pemasaran, pemasaran langsung melalui pos, telepon, internet
dan pameran.
4.5 Sasaran dan Strategi Pemasaran 4.5.1 Sasaran Pemasaran
Sasaran pemasaran adalah seleksi komitmen kuantitatif dan kualitatif
pemasaran, biasanya dinyatakan baik dalam bentuk standar kinerja untuk suatu
periode operasi atau kondisi tertentu untuk dicapai dalam tenggang waktu yang
Ansoff menetapkan empat alternatif tindakan yang mungkin bagi
perusahaan untuk menetapkan sasaran pemasarannya, yaitu :
• Menjual produk yang ada ke pasar yang ada.
• Memperpanjang (memperluas) produk yang ada ke pasar baru.
• Mengembangkan produk baru untuk pasar yang ada
• Mengembangkan produk baru untuk pasar baru
4.5.2 Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan seperangkat tindakan yang berintegrasi
dalam upaya memberikan nilai bagi konsumen dan keunggulan bersaing bagi
perusahaan. Strategi pemasaran adalah cara untuk mencapai sasaran pemasaran
dan biasanya berkaitan dengan empat elemen utama bauran pemasaran. Daftar
strategi pemasaran berikut mencakup sebagian besar pilihan terbuka dibawah
nama 4P, yaitu :
1. Produk
- Ubah kinerja, kualitas, atau ciri/kelengkapan
- Standarisasi desain
2. Harga
- Ubah harga, aturan atau kondisi kredit
3. Promosi
- Ubah iklan atau promosi
- Ubah penjualan
4. Distribusi
- Ubah pengiriman atau distribusi
BAB V
PELAYANAN RESEP DAN SWAMEDIKASI 5.1 Pelayanan Resep
1. Resep
Resep drg. Minar Naiborhu
R/ Amoxsan cap 500 mg No. X S 3 dd cap I
R/ Flamar tab 25 mg No. X
S 3 dd tab I
Pro : Eny
2. Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep tersebut yaitu tablet
Amoxsan®, dan Flamar® maka diindikasikan untuk sakit gigi yang disertai dengan
infeksi.
3. Three Prime Question
• Bagaimana penjelasan dokter mengenai obat anda : -
• Penjelasan dokter mengenai cara pakai obat : -
4. Spesialite Obat yang Diberikan
Tabel 5.1Spesialite Obat Resep 1
No Nama obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat
1 Amoxsan®
(Sanbe)
Tiap capsul :
Amoxicillin 500 mg
Kalmoxillin®
(Kalbe)
Lapimox
(Lapi)
K Antibiotik
2 Flamar®
(Sanbe)
Tiap tablet:
Na. diklofenak 25 mg
Kaflam®
(Dankos)
Voltaren®
(Novartis)
Linac® (Soho)
K
analgetik-antiradang
5. Pelayanan Informasi Obat a. Amoxsan®
1. Kegunaan : Sebagai antibiotik
2. Bentuk sediaan : Kapsul 500 mg
3. Aturan pakai : 3 x sehari 1 kapsul
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:
- Obat ini berkhasiat sebagai antibiotik, maka harus diminum sampai habis
walaupun telah merasa sehat.
- Obat diminum setiap 8 jam sekali.
- Simpan ditempat yang kering pada temperatur kamar dan jauhkan dari
jangkauan anak-anak
Keterangan :
Amoxicillin merupakan senyawa penisilina semisintetik dengan aktivitas
menghambat pembentukan dinding sel mikroba, efektif terhadap sebagian besar
bakteri gram positif dan beberapa gram negatif yang patogen. Amoxillin bersifat
tahan asam namun tidak tahan penisilinase.
b. Flamar®
1. Kegunaan : Analgetik-antiradang
2. Bentuk sediaan : Tablet 25 mg
3. Aturan pakai : 3 x sehari 1 tablet
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :
- Sebaiknya obat diminum setelah makan.
- Simpan ditempat yang kering pada temperatur kamar dan jauhkan dari
jangkauan anak-anak
Keterangan:
Na. diklofenak merupakan obat anti inflamasi non steroid non selektif
derivat asam fenilasetat, bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenase
1. Resep
Resep dr. Isfanuddin N. Kaoy, Sp.JP (Spesialis Jantung).
R/ Bisoprolol No. XV
S 2 dd tab 1
R/ HCT No XV
S 2 dd tab 1
Pro : Syamsiar
2. Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep tersebut yaitu Bisoprolol,
dan HCT (hidroklorotiazid), maka diindikasikan untuk penyakit hipertensi.
3. Three Prime Question
• Bagaimana penjelasan dokter mengenai obat anda :
Merupakan obat untuk menurunkan tekanan darah
• Penjelasan dokter mengenai cara pakai obat : -
4. Spesialite Obat yang Diberikan
Tabel 5.2Spesialite Obat Resep 2
No Nama obat Komposisi Produk
lain
Gol Khasiat
1 Bisoprolol
(Dexa medika)
Tiap tablet:
Bisoprolol 5 mg
Concor®
(Merck)
Hapsen®
(Pharos)
K Antihipertensi
2 HCT®
(Kimia Farma)
Tiap tablet:
Hidroklorotiazid 25 mg
- K Diuretik
5. Pelayanan Informasi Obat a. Bisoprolol
1. Kegunaan : Pengobatan hipertensi
2. Bentuk sediaan : Tablet 5 mg
3. Aturan pakai : 2 x sehari 1 tablet
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:
- Obat diminum pada pagi dan malam hari.
- Minum sesuai dosis yang dianjurkan dokter, jangan menambah atau
mengurangi dosis tanpa sepengetahuan dokter.
- Simpan ditempat yang kering pada temperatur kamar dan jauhkan dari
Keterangan:
Bisoprolol merupakan senyawa selektif ß-bloker yang bersifat antihipertensi
berdasarkan blokade reseptor ß-1 di jantung yang menyebabkan penurunan
volume-menit jantung juga penurunan daya tahan dinding pembuluh darah perifer setelah
beberapa minggu juga mengurangi sekresi renin oleh ginjal karena pengaruh blokade
reseptor ß setempat.
b. HCT®
1. Kegunaan : Diuretik, terapi tambahan pada hipertensi.
2. Bentuk sediaan : Tablet 25 mg
3. Aturan pakai : 2 x sehari 1 tablet
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:
- Minum sesuai dosis yang dianjurkan dokter.
- Setelah minum obat akan menyebabkan volume urine menjadi meningkat
- Sebaiknya jangan diminum sebelum tidur karena dapat mengganggu tidur
- Simpan ditempat yang kering pada temperatur kamar dan jauhkan dari
jangkauan anak-anak.
Keterangan:
HCT® (Hidroklorotiazid) merupakan suatu diuretik tiazid yang bekerja dengan
mempertinggi ekskresi Na+, Cl- dan sejumlah air. Efek natriuresis dan klorouresis ini
disebabkan oleh penghambatan mekanisme reabsorbsi elektrolit pada tubuli ginjal.
Selain bersifat diuretik juga menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah arteriol,
1. Resep
Resep dari dr. Sahala Sinaga, Sp.PD
Spesialis Penyakit Dalam (Internist)
R/ Cap Lansoprazole No. XX
S 2 dd cap I
R/ Vometa FT No. XX
S 3 dd tab I
R/ Syr Polysilane fls I
S 3 dd cth II
Pro : Bahar
Umur : 34 tahun
2. Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep tersebut yaitu Lansoprazole,
Vometa® FT, dan Polysilane®, maka diindikasikan untuk pasien yang mengalami
tukak lambung.
3. Three Prime Question
• Bagaimana penjelasan dokter mengenai obat anda :
• Penjelasan dokter mengenai cara pakai obat :
4. Spesialite Obat yang Diberikan
Tabel 5.3 Spesialite Obat Resep 3
No Nama obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat
1 Lansoprazole
(Novell)
Tiap kapsul :
Lansoprazole 30 mg Lapraz® (Sanbe) K Menghambat sekresi asam lambung
2 Vometa® FT
(Dexa medika)
Tiap tablet :
Domperidon
10 mg
DOM® (Lapi)
Dometic® (Dankos) Vosedon® (Sanbe) K Anti-emetis, memperkuat motilitas lambung
3 Polysilane®
(Pharos)
Tiap 5 ml :
Dimetilpoli- siloksan
80 mg
Al. Hidroksida 200 mg
Mg. Hidroksida 200 mg
Polycrol® (Nicholas) Plantacid® (Kalbe) B Untuk pengobatan hiperasiditas lambung
5. Pelayanan Informasi Obat a. Lansoprazole
1. Kegunaan : Mengurangi sekresi asam lambung.
2. Bentuk sediaan : Kapsul 30 mg
3. Aturan pakai : 2 x sehari 1 kapsul
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:
- Obat diminum 1 jam sebelum makan pada pagi dan malam hari
- Simpan ditempat yang kering pada temperatur kamar dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Keterangan :
Lansoprazol adalah derivat-piridil sebagai penghambat pompa proton. Obat ini
mengurangi sekresi asam lambung dengan jalan menghambat enzim H+/K+-ATPase
secara selektif dalam sel-sel parietal. Kerjanya panjang akibat kumulasi di sel-sel
tersebut.
b. Vometa® FT
1. Kegunaan : Memperkuat motilitas lambung.
2. Bentuk sediaan : tablet 10 mg
3. Aturan pakai : 3 x sehari 1 tablet
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:
- Obat diminum sebelum makan.
- Gunakan sesuai dengan petunjuk dokter.
- Simpan ditempat yang kering pada temperatur kamar dan jauhkan dari jangkauan anak-anak
Keterangan:
Vometa® FT (Domperidon) merupakan derivat benzimidazolinon yang
berkhasiat anti-emetis dan memperkuat motilitas lambung. Obat ini dianjurkan pada
terapi tukak lambung dengan jalan menghindarkan refluks empedu dari duodenum ke
lambung (duodeno-gastric reflux). Dengan demikian, pemborokan dari mukosa tidak
c. Polysilane®
1. Kegunaan : Untuk pengobatan hiperasiditas lambung.
2. Bentuk sediaan : Suspensi
3. Aturan pakai : 3 x sehari 2 sendok teh
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:
- Sebaiknya obat diminum 2 jam sebelum makan.
- Simpan ditempat yang kering pada temperatur kamar dan jauhkan dari jangkauan anak-anak
Keterangan:
Polysilane® mengandung Al. Hidroksida yang berperan dalam melindungi
permukaan mukosa lambung dari reaksi asam yang berlebihan, Mg. Hidroksida yang
berperan menetralkan asam lambung dan dimetilpolisiloksan yang berperan
menurunkan ketegangan permukaan sehingga gelembung-gelembung gas dalam
lambung-usus lebih mudah penguraiannya yang dapat diresorbsi oleh usus, selain itu
1. Resep
Resep dari dr. Ira Kirana Siregar, SpM.
R/ Cendo Catarlent ED NoI
S 3 dd gtt I OD
R/ Cendo Augentonic ED No. I
S 4 dd gtt I ODS
Pro : Nurmasita
Umur : 35 tahun
2. Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep tersebut yaitu Cendo Catarlent®
dan Cendo Augentonic®, maka diindikasikan untuk pasien yang mengalami katarak.
3. Three Prime Question
• Bagaimana penjelasan dokter mengenai obat anda :
Untuk Pengobatan katarak
• Penjelasan dokter mengenai cara pakai obat : -
4. Spesialite Obat yang Diberikan
Tabel 5.4 Spesialite Obat Resep 4
No Nama obat Komposisi Produk lain
Gol Khasiat
1 Cendo
Catarlent®
(Cendo)
Tiap ml :
K. Iodida 5 mg
K. Klorida 5 mg
Na. Tiosulfat 0,5 mg
Timerosal 0,002 mg
- T Pengobatan katarak
2 Cendo
Augentonic®
(Cendo)
Tiap ml :
Vitamin A 1000 I.U
Zn. Sulfat 0,2 mg
Fenilefrine HCl 1 mg
- T Pengobatan iritasi
mata dan gangguan
penglihatan.
5. Pelayanan Informasi Obat a. Cendo Catarlent®
1. Kegunaan : Pengobatan katarak
2. Bentuk sediaan : Larutan tetes mata
3. Aturan pakai : 3 x sehari 1 tetes pada mata kanan.
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:
- Cuci tangan sebelum meneteskan obat dan jangan memegang ujung penetes dengan tangan
b. Cendo Augentonic®
1. Kegunaan : Pengobatan iritasi mata dan gangguan penglihatan
2. Bentuk sediaan : Larutan tetes mata
3. Aturan pakai : 4 x sehari 1 tetes pada mata kanan dan kiri
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:
- Cuci tangan sebelum meneteskan obat dan jangan memegang ujung penetes dengan tangan
1. Resep
Resep dr. A.L. Nasution, SpKK
R/ Estin tab No X
S 1 dd tab I (malam)
R/ Mesol-8 tab No.VI
S 1 dd tab I (pagi)
R/ Mesone cream No I
S u e
Pro : Parti
Umur : 50 tahun
2. Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep tersebut yaitu Estin®, Mesol®
dan Mesone® krim, maka diindikasikan untuk alergi kulit.
3. Three Prime Question
• Bagaimana penjelasan dokter mengenai obat anda :
Obat kulit
• Penjelasan dokter mengenai cara pakai obat :
Ada Obat makan dan Obat oles
4. Spesialite Obat yang Diberikan
Tabel 5.5Spesialite Obat Resep 5
No Nama obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat
1 Estin®
(Gracia
Pharmindo)
Tiap tablet:
Cetirizin HCl 10 mg
Cetymin® (Yupharin) Intrizin® (Interbat) Ozen® (Pharos)
K Antihistamin dan
anti alergi
2 Mesol®
(Darya varia)
Tiap tablet :
Metilprednisolon 8 mg Lameson® (Lapi) Sanexon® (Sanbe) Urbason® (Aventis) K Antiinflamasi
dan anti alergi
3 Mesone®
krim 0,1 %
(Shcering)
Tiap gram krim:
Mometasone Fuorate 5 mg Elocon® (Schering-Plough) K Antiinflamasi
dan anti alergi
topikal
5. Pelayanan Informasi Obat a Estin®
1. Kegunaan : Untuk mengatasi rasa gatal pada kulit (antihistamin)
2. Bentuk sediaan : Tablet 10 mg
3. Aturan pakai : 1 x sehari 1 tablet pada malam hari
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:
- Obat berkasiat sebagai antihistamin yaitu mengatasi rasa gatal pada kulit
- Simpan di tempat kering, terlindung dari cahaya dan jauhkan dari jangkauan anak-anak
Keterangan:
Estin® (Cetirizin) merupakan antihistamin yang bekerja secara selektif pada
reseptor H1. Cetirizin memblokir reseptor H1 dengan menyaingi histamin pada
reseptornya di otot licin dinding pembuluh dan dengan demikian menghindarkan
terjadinya reaksi alergi.
b. Mesol®
1. Kegunaan : Sebagai antiinflamasi dan anti alergi
2. Bentuk sediaan : Tablet 8 mg
3. Aturan pakai : 1 x sehari 1 tablet pada pagi hari
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:
- Sebaiknya obat diminum pada pagi hari setelah sarapan.
- Simpan di tempat kering, terlindung dari cahaya dan jauhkan dari jangkauan anak-anak
Keterangan:
Mesol® (Metil Prednisolon) merupakan senyawa kortikosteroid dermal untuk
c. Mesone® krim
1. Kegunaan : Mengatasi pembengkakan karena alergi pada kulit.
2. Bentuk sediaan : Krim
3. Aturan pakai : Oleskan tipis pada kulit yang sakit.
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:
- Krim berkasiat untuk mengatasi pembengkakan dan alergi pada kulit
- Krim dipakai dengan cara dioleskan pada kulit yang gatal setiap setelah mandi
- Simpan di dalam wadah tertutup rapat ditempat yang kering dan sejuk serta terhindar dari jangkauan anak-anak
Keterangan:
Mesone® krim (Mometasone Fuorate) merupakan senyawa kortikosteroid
dermal untuk pengobatan gangguan kulit secara topikal. Bekerja dengan jalan
5.2 Pelayanan Swamedikasi Swamedikasi 1
1. Keluhan
Seorang Pria dewasa datang ke apotek dengan keluhan diare, dengan
gejala perut terasa mulas dan sudah 3 kali buang air besar dengan konsistensi cair
maka obat yang dianjurkan adalah New Diatabs®.
[image:65.595.109.531.313.532.2]2. Spesialite Obat
Tabel 5.6 Spesialite Obat Swamedikasi 1
Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat
New Diatabs®
(Medifarma)
Neo Entrostop®
(Kalbe)
Attapulgit aktif
600 mg
B Anti diare
3. Pelayanan Informasi Obat
1. Kegunaan : Pengobatan simptomatik pada diare non spesifik
2. Bentuk Sediaan : Tablet.
3. Cara pakai : 2 tablet setelah buang air besar.
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan pada pasien :
• Maksimum pemakaian 12 tablet sehari.
• Selama pengobatan hendaknya makan makanan lunak, hindari makanan
pedas.
• Jika gejala masih berlanjut segera berobat ke dokter.
• Simpan di tempat kering, terlindung dari cahaya dan jauhkan dari
Swamedikasi 2 1. Keluhan
Seorang ibu datang ke apotik dengan keluhan sakit maag, dengan gejala
perut kembung dan nyeri ulu hati yang disebabkan karena terlambat makan. Maka
obat yang dianjurkan adalah Magasida®.
[image:66.595.113.542.269.754.2]2. Spesialite Obat
Tabel 5.7 Spesialite Obat Swamedikasi 2
Nama Obat Produk lain Komposisi Gol Khasiat
Magasida®
(Kimia Farma)
Mylanta®
(Prizer)
Neosanmag®
(Sanbe)
Al-Mg Hidroksida gel
kering 461 mg
Simetikon 20 mg
B Mengurangi
gejala yang
berhubungan
dengan kelebihan
asam lambung.
3. Pelayanan informasi
1. Kegunaan : Mengurangi gejala yang berhubungan dengan
kelebihan asam lambung.
2. Bentuk Sediaan : Tablet
3. Cara Pemakaian : 3-4 kali sehari 1-2 tablet.
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan kepada pasien:
• Obat dikunyah dan diminum 1 jam sebelum makan dan sebelum
tidur malam/ bila timbul gejala.
• Makan harus teratur dan jangan makan makanan yang terlalu pedas.
• Hindari stres.
• Simpan di tempat kering, terlindung dari cahaya dan jauhkan dari
Swamedikasi 3 1. Keluhan
Seorang pria dewasa datang ke apotik dengan keluhan tangan kebas dan
sering merasa pegal-pegal badannya. Berdasarkan keluhannya, maka obat yang
dianjurkan adalah obat Neurobion®.
[image:67.595.113.512.285.634.2]2. Spesialite Obat
Tabel 5.8 Spesialite Obat Swamedikasi 3
Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat
Neurobion®
(Merck)
Neurosanbe®
(Sanbe)
Tiap tablet :
Vitamin B1 100 mg
Vitamin B6 200 mg
Vitamin B12 200 mcg
B Mengobati
polineuritis
3. Pelayanan Informasi
1. Kegunaan : Mengobati kekurangan vitamin B1, B6 dan B12
2.