TUGAS KHUSUS MERCHANDISING 4.1 Pengertian Merchandising
4.3 Mengoptimalkan Store Lay Out
Lay out toko dan lokasi produk yang sangat penting dalam strategi merchandising. Keputusan membuat lay out interior toko mestinya disesuaikan dengan tipe bisnis toko dan faktor tingkat penetapan konsep self service.
Store lay out didefenisikan sebagai pengaturan bagian selling dan non- selling, lorong, rak pajangan, serta pemajangan barang dan alat-alat yang saling berhubungan dan menjadi elemen yang menyatu dalam struktur bangunan.
kenyamanan pelanggan. Hal yang penting adalah bagaimana mempresentasikan sebanyak mungkin barang kepada pelanggan. Ada tiga prinsip yang harus selalu dipertimbangkan dalam membuat lay out lebih produktif dan sekaligus memenuhi harapan kenyamanan pelanggan, yaitu :
1. Pajangan akhir (end display) untuk supermarket di depan mesin kasir
a. Studi tentang antrian konsumen menunjukkan bahwa frekuensi pembelian barang yang terpajang pada pajangan akhir relatif rendah. b. Item-item yang memiliki dampak paling besar dalam mendukung
penjualan selayaknya dipresentasikan di lokasi pajangan akhir. 2. Penempatan oleh kekuatan yang menggerakkan
a. Produk yang banyak dibeli pelanggan biasanya sering kali karena barang itu sendiri sudah memiliki kekuatan yang menggerakkan pelanggan untuk membeli, biasanya merupakan kebutuhan harian seperti susu, sabun cuci, pasta gigi, dan pembersih lain di supermarket. b. Dalam hal pemajangan, semakin besar kekuatan yang menggerakkan
dari suatu barang atau kelompok barang, semakin besar aliran lalu lintas konsumen untuk membeli barang atau kelompok barang tersebut.
c. Agar persediaan lebih lengkap, isilah masing-masing lorong pajangan sedikitnya dengan dua kategori barang yang memiliki kekuatan yang menggerakkan pelanggan untuk membeli.
Lay out yaitu penataan letak dan susunan lemari atau rak obat di toko bertujuan untuk memberikan kemudahan dan kecepatan kepada pada petugas
dalam menyiapkan obat yang dibutuhkan konsumen, serta dapat menjaga keamanan dan kebersihannya. Jenis –jenis Lay Out :
1. Lay out dengan pola kotak-kotak besi (lay out beraliran lurus) Disini rak disusun satu dengan lainnya dan menutupi dinding. Kelebihan pola ini adalah sebagai berikut :
a. Aliran lalu lintas pelanggan akan efisien
b. Memungkinkan semua lantai ruangan digunakan c. Pelanggan dapat berbelanja dengan cepat
d. Keamanan dan kontrol barang lebih baik Kekurangan pola ini adalah sebagai berikut : a. Suasana dingin biasa-biasa saja
b. Pelanggan serba ingin cepat-cepat
c. Mengurangi kesukaan pelanggan untuk melihat-lihat 2. Desain kurva atau aliran bebas
Lay out ini umumnya dipakai oleh departement store dan memungkinkan pelanggan bergerak keseluruh apotek serta dapat melihat-lihat bagian yang bervariasi secara bebas. Kekurangan pola ini, dimana petugas lebih sulit dalam mengontrol keamanan dan stock barang, dan lebih banyak menggunakan ruangan.
Tata cara penataan perbekalan farmasi (obat) di apotek dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Di ruang peracikan atau penyiapan obat (ethical counter)
Hal-hal yang menjadi dasar pertimbangan dalam menata perbekalan farmasi di bagian ethical counter antara lain:
a. Peraturan, terutama yang mengatur tentang obat narkotika, psikotropika dan obat keras daftar K. Golongan narkotika di ruang peracikan, disimpan di lemari khusus
narkotika ditempatkan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Golongan psikotropika di ruang peracikan, disimpan di lemari khusus terpisah dengan perbekalan farmasi lainnya.
Untuk golongan obat daftar K dan obat ethical lainnya di ruang peracikan, disimpan di lemari yang didisain khusus dan dibagi menjadi 4 bentuk perbekalan farmasi yaitu:
Lemari perbekalan obat solid yaitu tempat penyimpanan obat yang berbentuk solid seperti tablet, kaplet, kapsul, pil.
Lemari perbekalan obat semi solid yaitu tempat penyimpanan obat yang berbentuk semi solid seperti salep, cream, pasta, jelly.
Lemari perbekalan obat cairan yaitu tempat penyimpanan obat yang berbentuk cairan seperti injeksi, infus, sirup.
Lemari pendingin (kulkas) yaitu tempat penyimpanan obat yang harus disimpan di tempat sejuk atau dingin seperti vaccin, suppose, ovule, injeksi.
b. Bentuk dan tanda lemari (rak) obat - Bentuk lemari (rak) obat
Mengingat jenis obat – obat ethical memiliki merek yang sangat banyak jumlahnya, maka bentuk lemarinya dibuat seperti sarang tawon yang dapat menampung banyak jenis obat, sehingga pemakaian ruangan menjadi lebih efisien dan dapat mempermudah proses penyiapan pembuatan obat.
- Tanda lemari (rak) obat yaitu petunjuk mengenai tempat-tempat bentuk perbekalan farmasi di setiap lemari atau rak obat yang terdapat di ruang peracikan, agar dapat memberikan kemudahan dan kecepatan dalam menyiapkan obat-obat yang dibutuhkan konsumen. Tanda ini dapat berupa:
1 Tergantung di atas lemari obat 2 Nempel pada lemari obat
c. Kebersihan obat yang berada di dalam lemari, agar kualitas obat dapat terjamin dan dapat menjaga obat menjadi tidak rusak (dimakan tikus, banyak debu, terurai terkena cahaya atau kelembaban udara).
2. Di ruang penjualan obat bebas (OTC counter)
Hal – hal yang menjadi dasar pertimbangan dalam menata perbekalan farmasi di OTC counter antara lain yaitu:
a. Estetika yaitu seni keindahan dalam menata dan mendisain rak atau lemari obat bebas, bebas terbatas dan obat OTC agar dapat menimbulkan rasa ingin tahu dan membeli (impuls buying) bagi setiap konsumen dalam memperoleh obat yang dibutuhkan.
b. Lay out yaitu tata letak, susunan barang yang dapat memberikan kenyamanan, kemudahan (keluar–masuk) bagi konsumen dalam memperoleh obat yang dibutuhkan.
c. Tanda yaitu petunjuk mengenai tempat-tempat golongan fungsi obat yang terdapat di setiap lemari atau rak obat.
3. Cara Menata Ethical dan OTC Counter
Dalam menata kedua ruang pelayanan tersebut terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain, yaitu:
a. Pada OTC Counter
Estetika, bersih, indah, dan menyenangkan
Informatif, ada tanda (petunjuk) tentang golongan fungsi obat b. Pada Ethical Counter harus dibuat menjadi 2 ruang yaitu:
Tempat membuat atau meracik obat seperti pulveres, capsul, salep, krim pada ruangan khusus tertutup kaca (transparan), agar konsumen dapat melihat bagaimana obat tersebut disiapkan.
Tempat menyiapkan dan memberi etiket obat jadi, pada ruangan peracikan tidak perlu dilihat oleh konsumen (confidential room) c. Kenyamanan (Comfortriess), ethical dan OTC counter harus dipisah
untuk mencegah penumpukan (antrian) konsumen pada satu tempat. 4.4 Kriteria Barang Dan Posisi Pajangan
Secara umum kategori barang dan kebutuhan pajangannya adalah sebagai berikut:
1. Barang paling laku (best seller)
Ada dua tipe barang best seller yang posisi pajangannya perlu dipertimbangkan secara berbeda, yaitu :
a. Jenis barang kebutuhan dasar, harus diletakkan di tempat yang memungkinkan untuk memacu penjualan barang lain.
b. Jenis barang promosi (sale item), posisikan di tempat yang utama. 2 Barang dengan laba tinggi (hight profit)
Barang jenis ini harus diletakkan ditempat utama. 3 Barang yang memancing untuk di beli (impuls item)
Barang jenis ini diletakkan di pajangan yang mudah dilihat dan didekati untuk memancing pelanggan agar berani melihat dan pada akhirnya membeli.
4 Barang spesial
Barang ini harus mudah dilihat dan punya tanda khusus sehingga pelanggan dapat langsung ke lokasi dan melihat-melihatnya untuk membeli.
5 Barang musiman (seasonal items)
Pajangan barang ini membutuhkan lokasi yang utama agar pelanggan tahu bahwa barang ini ada di toko.
6 Barang dengan persediaan bermasalah
Barang ini jangan memajangnya di tempat utama karena penjualan bisa tidak banyak.
BAB V PEMBAHASAN
Ditinjau dari lokasinya apotek Kimia farma 85 pematang Siantar cukup strategis karena terletak di Jl. Diponegoro No 5 Pematang siantar yaitu berada dipinggir jalan yang mudah dilalui transportasi atau kendaran umum, dekat dengan pusat perbelanjaan, dekat dengan praktek dokter dan dekat dengan pemukiman masyarakat. Jadi memudahkan pelanggan/pasien untuk datang ke apotek.
Pelayanan yang diberikan Apotek Kimia Farma 85 Pematang siantar sama halnya seperti pelayanan apotek secara umum yaitu menyediakan pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan kredit (pada karyawan PLN), resep tunai, swamedikasi/upaya pengobatan sendiri, juga menyediakan praktek Dokter) yang berada di ruangan tersendiri dalam gedung apotek.
Pengadaan perbekalan farmasi di apotek Kimia farma 85 Pematang Siantar dilakukan seminggu sekali. Pengadaan tersebut dimulai dari pembuatan buku defekta yang mencatat semua kebutuhan yang akan dibeli. Defekta di serahkan ke bagian pengadaan di Apotek Kimia Farma 29 Pematang siantar untuk dibuatkan menjadi BPBA (Bon Pemesanan Barang Apotek) yang dikirim ke BM Jl.Palang Merah. Di BM Palang Merah akan membuatkan SP (Surat Pesanan) yang dikirim ke PBF (Pedagang besar Farmasi). PBF akan mengirim batang beserta faktur ke KF 29 Pematang Siantar dan membagikannya ke apotek Kimia Farma 85. Pegawai Kimia Farma 85 yang menerima barang tersebut mencocokkannya sesuai faktur, kemudian disimpan ke ruang etalase atau ruang
peracikan. faktur tersebut disimpan untuk administrasi dan stok obat dicocokkan sesuai yang ada di komputer maupun kartu stok.
Konsep Merchandising yang diterapkan di Apotek Kimia Farma 85 Pematang siantar dibedakan atas ruang racikan dan etalase depan. Pada ruang racikan obat golongan narkotika disimpan di lemari khusus dengan dua pintu dan masing-masing kunci. Untuk obat golongan psikotropika dipisahkan dengan golongan keras lain. Obat keras lain disusun berdasarkan bentuk sediaan, abjad, efek farmakologi. yang masing-masing obat dimasukkan ke dalam kotak-kotak yang terbuat dari kayu dengan stiker nama berwarna-warni. Dengan konsep seperti ini maka karyawan/petugas lebih mudah untuk menemukan obat yang dibutuhkan.
Sedangkan pada etalase depan penataan obat berdasarkan bentuk sediaan, efek farmakologi dan efek obat yang saling berkaitan. Obat ini dipajang beserta dengan kotak aslinya yang menghadap ke pasien. Cara ini akan memudahkan pasien dalam mencari obat yang dibutuhkan atau dapat juga meningkatkan implus buying yang pada akhirnya akan meningkatkan penjualan apotek.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN