• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D. Aspek Ekonomi dan Keuangan Dalam Studi

Untuk melakukan uji kelayakan bisnis terhadap peternakan ayam pedaging yang tersebar di eks-Karesidenan Surakarta, penulis akan menggunakan aspek ekonomi dan keuangan untuk menentukan kelayakan industri tersebut. Penilaian dari aspek ekonomi dan keuangan menyangkut dengan hal-hal berikut:

1. Investasi

Jumlah dan investasi apa saja yang diperlukan dalam rencana kegiatan usaha atau proyek yang akan dikerjakan harus jelas, baik mengenai jumlah dan jenisnya, maupun harga dari masing-masing investasi. Biaya investasi adalah biaya yang diperlukan dalam pembangunan usaha atau proyek, terdiri atas pengadaan tanah, gedung, mesin, peralatan, biaya pemasangan, biaya feasibility study, dan biaya lainnya yang berhubungan dengan pembangunan proyek. Investasi juga

commit to user

dapat diartikan sebagai keseluruhan jumlah biaya pembangunan awal dan modal kerja yang dibutuhkan sampai suatu usaha dapat beroperasi dan menghasilkan produknya.

2. Pendapatan

Pendapatan merupakan arus masuk yang menambah harta bersih (ekuitas) dari seluruh transaksi yang bersifat peripheral atas kegiatan operasional pokok entitas dalam satu periode tertentu. Dalam SAK, IAI (2007: 23.1) menyatakan bahwa pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti, dan sewa. Jenis pendapatan yang diperoleh dari usaha peternakan ayam ras pedaging adalah penjualan atas ayam pedaging. Pendapatan atau benefit yang diterima dari usaha atau proyek yang harus benar-benar dapat diperhitungkan secara benar-benar sehingga keputusan yang diambil untuk periode berikutnya dapat dipertanggungjawabkan.

3. Biaya

Biaya merupakan arus keluar yang mengurangi harta bersih (ekuitas) dari seluruh transaksi yang bersifat peripheral atas kegiatan operasional pokok entitas dalam satu periode tertentu. IAI (2007: 13) mendefinisikan beban sebagai penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Istilah biaya dan beban yang tersebut di atas memiliki pengertian yang sama. Perhitungan biaya ini harus disusun dan dihitung sedemikian rupa sehingga tidak ada unsur biaya yang tertinggal.

commit to user

Biaya operasi dan pemeliharaan terdiri atas biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost), dan biaya semi variabel (semi vaiable cost). Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu, contohnya adalah biaya depresiasi, asuransi, dan bahan bakar. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding (proporsional) dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan maka semakin tinggi jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan maka semakin rendah pula jumlah biaya variabelnya, contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku. Biaya semi variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding, contohnya adalah biaya listrik. Karena perilaku biaya semi variabel mendekati perilaku biaya tetap, maka biaya semi variabel diasumsikan sebagai biaya tetap.

4. Laba

Laba adalah keuntungan bersih yang diperoleh dari pengurangan jumlah keseluruhan pendapatan yang diperoleh dengan keseluruhan biaya operasional setiap periodenya. Laba usaha dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Laba = Pendapatan – Biaya 5. Analisis Kriteria Investasi

Analisis kriteria yang dimaksud ini adalah mengadakan perhitungan mengenai feasible atau tidaknya usaha atau proyek yang dikembangkan dilihat dari segi kriteria investasi. Analisis ini sangat diperlukan apabila usaha yang direncanakan dalam bentuk jenis kegiatan produksi. Analisis kriteria dilihat dari segi berikut ini:

commit to user

a. Return on Investment (ROI)

Return on Investment (ROI) adalah kriteria investasi yang digunakan untuk menilai kompensasi keuangan kepada penyediaan pendanaan ekuitas dan utang, yaitu investor dan kreditur. Rasio ini digunakan untuk melakukan analisis profitabilitas dari suatu usaha atau proyek. ROI digunakan untuk membandingkan laba atas investasi antara investasi-investasi yang sulit dibandingkan dengan menggunakan nilai moneter. Sebagai contoh, suatu investasi senilai Rp1.000.000 yang menghasilkan bunga Rp50.000 jelas memberikan lebih banyak uang daripada investasi senilai Rp100.000 yang memberikan bunga Rp20.000, tetapi investasi Rp100.000 memberikan ROI yang lebih besar. Semakin tinggi ROI sebuah usaha atau proyek, maka proyek tersebut semakin bagus kinerjanya. Rumus dari ROI adalah sebagai berikut:

Investasi Total

Bersih Laba

ROI=

b. Pay Back Period (PBP)

Pay back period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas bersih (net cash flows). Dengan demikian PBP dari suatu investasi menggambarkan panjangnya waktu yang dibutuhkan agar dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya. Ibrahim (2009: 154) menyatakan bahwa semakin cepat pengembalian biaya investasi sebuah proyek, semakin baik proyek tersebut, karena semakin lancar perputaran modalnya. Berikut ini adalah formula untuk menghitung pay back period:

Tahunan Bersih Masuk Kas Aliran dibutuhkan yang Investasi PBP =

commit to user

c. Break-Even Point (BEP)

Analisa break-even adalah suatu teknik untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan, dan volume kegiatan (Rianto, 2010: 359). Sedangkan break-even point adalah titik pulang pokok di mana totalrevenue = total cost, sehingga perusahaan tidak mendapatkan keuntungan atau menderita kerugian. Semakin lama sebuah perusahaan mencapai titik pulang pokok, semakin besar saldo rugi karena keuntungan yang diterima masih menutupi segala biaya yang telah dikeluarkan.

Perhitungan break-even point dapat dilakukan dengan menggunakan rumus aljabar, dan dapat dlakukan dengan dua cara, yaitu:

1) Break-even point atas dasar kuantitas (Quantity). BEP (Q) VC P FC -=

2) Break-even point atas dasar sales dalam Rupiah. BEP (Rupiah) P VC FC -= 1 Keterangan:

Q = Quantity (Kuantitas produk yang dihasilkan dan dijual). FC = Fixed Cost (Biaya tetap).

P = Price (Harga jual per unit).

commit to user

Dokumen terkait