6. DESAIN KEBIJAKAN PEMANFAATAN RUANG DALAM KONSEP
6.2. Desain Kebijakan Pemanfaatan Ruang Dengan Marine Cadastre
6.2.2 Aspek Ekonomi
kepada pengaplikasian konsep “marine cadastre” karena adanya tambahan nilai ekonomi dari hasil penerapannya
Sintesis ini didukung oleh hasil simulasi melalui pemberian Hak Pengelolaan (HPL) kawasan mangrove dan terumbu karang, serta Hak Guna Usaha (HGU) atas Kawasan Pengembangan Perikanan Budidaya, kepada Pemerintah Daerah, yang mengakibatkan timbulnya “hubungan hukum” antara keduanya. Hubungan hukum ini mengakibatkan pelaksanaan hak, kewajiban, dan batasan dalam pemanfaatannya, di mana ketiganya melahirkan pula nilai tambah ekonomi dalam penyelenggaraannya.
Di samping hal tersebut di atas, masih terdapat beberapa pemanfaatan kawasan budidaya di wilayah pesisir dan laut yang lain, yaitu: ruang permukiman di pesisir, ruang pariwisata bahari, ruang pelabuhan dan perhubungan, ruang industri maritim, dan ruang arkeologi bawah laut. Semua pemanfaatan kawasan atau ruang ini apabila dilaksanakan dalam kerangka “marine cadastre”, maka dapat menghasilkan nilai tambah yang signifikan, baik dari aspek ekonomi maupun aspek lingkungan hidup.
Nilai tambah ekonomi dan ekosistem penyelenggaraan “marine cadastre” dapat didekati dengan asumsi sebagai berikut:
• Peningkatan ekonomi berasal dari penyelenggaraan administrasi kepentingan (3R: rights, responsibility, restriction) dan pemanfaatan ruang pesisir dan lautan (“marine cadastre”), diasumsikan sebesar 3% dari PDRB tahun 2005 (sama dengan rata-rata kenaikan PDRB dalam empat tahun terakhir);
• Pajak dan retribusi pemanfaatan ruang dan sumberdaya pesisir dan laut dalam rangka penyelenggaraan “marine cadastre”, diasumsikan sebesar 1% dari nilai peningkatan ekonomi tersebut di atas (1% dari 3% PDRB).
Hasil simulasi selengkapan disajikan dalam Lampiran 2, sedangkan ringkasannya disajikan dalam Tabel 18 di atas. Perbedaan yang sangat mencolok dihasilkan oleh simulasi analisis valuasi ekonomi “best use” atau “ex-ante” tersebut di atas. Simulasi sederhana menunjukkan bahwa, apabila ada komitmen
138
sungguh-sungguh dari pemerintah dan masyarakat terhadap pengejawantahan hak, kewajiban, dan batasan kebijakan dan program pemanfaatan ruang (melalui pelaksanaan konsep “marine cadastre”), maka tujuan ekonomi dan ekologi dalam trilogi EES dapat ditingkatkan secara signifikan.
Tabel 18. Simulasi Analisis TEV “Best Use” untuk Analisis Prospektif (Ex-Ante) di wilayah pesisir dan lautan Pulau Bintan, Kabupaten Kepulauan Riau*
No. ECONOMIC COSTS Dalam Jutaan Rp. No. ECONOMIC BENEFITS Dalam Jutaan Rp.
A Program dan
Pembangunan (Tahun ke 0) A DUV: Direct Use Value (Tahun ke 0)
1 Perikanan dan Kelautan 5 246 1 Perikanan 38 280 2 Pariwisata dan
Telekomunikasi 9 577 2 Industri maritim 444 740 3 Lingkungan Hidup dan
Tata Ruang (Mitigasi: Sosialisasi dan Survei &
Pemetaan)** 35 349 3
Wisata bahari 23 120 4 Industri 4 811 4 Angkutan laut 47 260 5 Transportasi dan
Pekerjaan Umum 99 782 5 Jasa-jasa penunjang 1 800 6
Perhubungan 9 695 6 Pajak pelaksanaan
Marine Cadastre 347
B Nilai Kerusakan
Sumberdaya 7 Pengeluaran wisatawan 1 889 127
1 Mangrove 1 080 500 8 Investasi industri maritim 1 776 325 2
Terumbu karang 1 528 236
9 Added value pelaksanaan
Marine Cadastre 34 686
3 Akibat penambangan
pasir laut 3 255 522 B IUV (Indirect Use Value)
1 Fungsi mangrove 345 261 2 Fungsi terumbu karang 30 068
C NON-USE VALUE C.1 OV (Option Value) 1 Biodiversity mangrove 541 2 Biodiversity terumbu krg. 613 C.2 BV (Bequest Value) 1 Pelestarian mangrove 211 709 2 Pelestarian terumbu krg. 276 085 C.3 EV (Exsistence Value) 1 Keberadaan mangrove 77 771 2 Keberadaan terumbu krg. 97 003 TOTAL ECONOMIC COSTS 6 028 718 TOTAL ECONOMIC BENEFITS 5 294 736 NET BENEFITS - 733 982 CASH FLOW - 733 982 DR (r) 0.08 PV - 733 982 NPV 3 084 999 EIRR 33.31 % Net B/C 5.54 NPV (DR = 33.0) 11 721 NPV ( DR = 33.1) (7 889) EIRR SIMULASI 33.00 %
* DR = 8% (mengambil nilai tengah antara DR untuk soft loan dan commercial loan proyek- proyek pembangunan selama sepuluh tahun terakhir 1995 - 2005)
** Untuk analisis “ex-ante”, efisiensi penggunaan program Lingkungan Hidup & Tata Ruang difokuskan kepada program mitigasi, berupa sosialisasi dan survei dan pemetaan wilayah
139
Interpretasi simulasi analisis valuasi ekonomi ini adalah sebagai berikut:
a. Program pembangunan yang berkelanjutan telah nampak nyata dalam
implementasinya, bahkan dari hasil perhitungan menunjukkan “nilai kerusakan” sumberdaya dan ekosistem secara gradual menurun, sementara itu “nilai ekonomi” kawasan semakin meningkat (hasil hitungan TEV “Best Use” secara lengkap disajikan dalam Lampiran 2);
Tabel 19. Perbandingan Analisis TEV Eksisting (“Ex-Post”) versus “Best Use”
(“Ex-Ante”) di wilayah pesisir dan lautan Pulau Bintan, Kabupaten
Kepulauan Riau.
No. TEV “Ex-Post” Dalam Jutaan Rp. (Tahun ke nol) No. TEV “Ex-Ante” Dalam Jutaan Rp. (Tahun ke nol)
1 TOTAL ECONOMIC COSTS 6 028 718 1 TOTAL ECONOMIC COSTS 6 028 718 2 TOTAL ECONOMIC BENEFITS 5 259 703 2 TOTAL ECONOMIC BENEFITS 5 294 736
3 NET BENEFITS - 769 015 3 NET BENEFITS - 733 982
4 CASH FLOW - 769 015 4 CASH FLOW - 733 982
5 DR (r) 0.08 5 DR (r) 0.08
6 Soc DF=SOCC (DR=8%) 1.0 6 Soc DF= SOCC (DR=8%) 1.0
7 PV - 769 015 7 PV - 733 982
NPV [Rumus (2)] - 682 861 NPV [Rumus (2)] 3 084 999
EIRR - 0.86 EIRR 33.31 %
Net B/C 0.04 Net B/C 5.54
b. Net Present Value (NPV) tahun 2005 bernilai sebesar Rp. 3 085milyar dan
Rp. 3 331.8 milyar dengan dua formula berbeda. Nilai ini akan terus meningkat sebagaimana tergambar dari peningkatan nilai Net Benefits (NB) yang juga merupakan Present Value (PV) terus mengalami peningkatan secara gradual (meskipun diawali dengan besaran minus (-) Rp. 733.9milyar pada tahun ke nol (2005)), hingga masing-masing mencapai sebesar Rp. 2 124.3 milyar dan Rp. 1 062.7 milyar pada tahun ke 9 (tahun 2014);
c. Nilai EIRR (Economic Internal Rate of Return) mencapai nilai 33.3 % (dan EIRR Simulasi = 33.00 %), dengan nilai Net B/C sebesar 5.54;
d. Ringkasan hasil: NPV > 0, B/C > 1, dan EIRR > DR (r), maka kebijakan eksisting pemanfaatan ruang pesisir dan laut sangat layak untuk dilaksanakan;
140
Gambar 40. Dekomposisi komponen serta aliran aliran masukan (inflow) dan aliran keluaran (outflow) model TEV kebijakan pemanfaatan ruang pesisir dan laut dengan konsep “Marine Cadastre” di wilayah Pulau Bintan (2005 – 2014)
Angka-angka yang diperoleh dari hasil perhitungan TEV melalui program Microsoft Excel© di atas kemudian dimodelkan dengan menggunakan program
pemodelsn sistem dinamik STELLA© V.4.02. Langkah pertama adalah
dekomposisi komponen serta aliran masukan (inflow) dan aliran keluaran
141
Gambar 41. Model sistem dinamik analisis ekonomi kebijakan pemanfaatan ruang pesisir dan laut: “ex-post” (eksisting) dan “ex-ante” (Marine
Cadastre)
Dekomposisi komponen dan aliran ini merupakan dasar pemodelan sistem dinamik komponen dan aliran nilai-nilai ekonomi kawasan. Model ini disusun dari komponen awal berupa “Kegiatan Manusia” (baik program pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun aktivitas masyarakat secara individual dan kolektif). Nilai awal komponen “Kegiatan Manusia” adalah total
142
nilai aktivitas ekonomi eksisting (pada saat ini) setelah dikurangi “Rent Ekonomi” dan “Biaya Ekonomi” yang keduanya merupakan “flow” atau aliran masuk dan keluar
Gambar 40 di atas menunjukkan bahwa model sistem dinamik ini merupakan model sistem terbuka, dengan kontrol pertama berupa nilai awal yang sama, yaitu nilai eksisting. Kemudian model diberikan kontrol kedua (sekaligus sebagai kontrol dinamika sistem) yaitu nilai penerapan “Marine Cadastre”.
Sesuai dengan kaidah model, khususnya dengan program STELLA© V.4.02 ini, perlu dilakukan beberapa “normalisasi” nilai-nilai komponen dan aliran agar model dapat dijalankan. Normalisasi artinya menetapkan nilai relatif dan bukan nilai absolut karena tidak mungkin dilakukan (Tutorial STELLA© V.4.02). Selengkapnya persamaan (equation) dari model ini diuraikan dalam Lampiran 3.
Gambar 42. Grafik model sistem dinamik analisis ekonomi kebijakan pemanfaatan ruang pesisir dan laut:
“ex-post” (eksisting) dan “ex-ante” (Marine
Cadastre) untuk nilai NB (Cash Flow) dan PV
Sebagaimana terlihat dalam Gambar 41 di atas, hasil pemodelan menunjukkan perbedaan yang signifikan antara nilai PV eksisting (garis nomor 3 warna jingga) dengan nilai PV “marine cadastre” (garis nomor 4 warna hijau). PV eksisting berada jauh di bawah nilai PV “marine cadastre” dengan “trend”
143
kenaikan terbatas hingga tahun 2014. Sebaliknya, grafik nilai PV “Marine
Cadastre” terus meningkat secara signifikan hingga ke level yang sangat tinggi.
Demikian pula nilai NB (Net Benefit) eksisting (garis nomor 1 warna merah) menunjukkan peningkatan terbatas dan terus berada jauh di bawah nilai NB
“marine cadastre” (garis nomor 2 warna biru) yang terus meningkat secara
signifikan.
Gambar 43. Grafik model sistem dinamik analisis ekonomi kebijakan pemanfaatan ruang pesisir dan laut: “ex- post” (eksisting) dan “ex-ante” (Marine Cadastre) untuk nilai NPV dan EIRR
144
Indikator utama lainnya dari metode TEV adalah besaran nilai NPV dan EIRR. Gambar 42 di atas menunjukkan bahwa nilai NPV “marine cadastre” (garis nomor 2 warna merah) jauh berada di atas nilai NPV eksisting (garis nomor
2 warna hijau), dan nilai NPV “marine cadastre” terus menunjukkan
kecenderungan meningkat, sementara nilai NPV eksisting sedikit meningkat namun tetap berada di bawah grafik NPV “marine cadastre”. Demikian pula nilai EIRR “marine cadastre” (garis biru) berada dalam grafik jauh di atas nilai EIRR eksisting (garis merah) yang pergerakannya relatif stagnant.
Melalui fasilitas test “Sensitivity Analysis” yang ada dalam program STELLA© V.4.02, maka telah dilakukan simulasi sensitifitas model dengan memasukkan nilai-nilai DR (r) antara 10% hingga 30% (Gambar 43). Hasil simulasi atau test menunjukkan bahwa, bahkan dengan nilai DR sebesar 30% pun, nilai NPV tetap secara signifikan layak.
Gambar 44. Grafik “Sensitivity Analysis” untuk nilai-nilai NPV
“Marine Cadastre” dengan rentang nilai DR (r)
antara 10% hingga 30%.
Hal ini selaras dengan hasil simulasi hitungan EIRR, yaitu dengan NPV+ pada level DR = 33.0 % (break event point) dan NPV-pada level DR = 33.1 %, nilai EIRR simulasi berada pada angka 33 % (pada DR = 8% nilai EIRR = 33.31 %). Selengkapnya data hasil hitungan disajikan dalam Lampiran 2.
145
6.2.3 Aspek Lingkungan: Arahan dan pemanfaatan harus menegaskan