• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1 ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI

Provinsi Bengkulu dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan Provinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2828). Pada awalnya, Provinsi Bengkulu merupakan Karesidenan yang tergabung dengan Provinsi Sumatera Selatan. Sejak Tahun 1967, Provinsi Bengkulu mengalami beberapa kali pemekaran. Semula Provinsi Bengkulu terdiri dari 3 (tiga) Kabupaten dan 1 (satu) Kota, akan tetapi sejak dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Seluma, dan Kabupaten Kaur kemudian Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Lebong dan Kabupaten Kepahiang, serta dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng), maka Provinsi Bengkulu terdiri dari 9 (Sembilan) Kabupaten dan 1 (satu) Kota, dan 128 (seratus dua puluh delapan) Kecamatan. Provinsi Bengkulu terletak di wilayah pantai barat Pulau Sumatera yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia dengan garis pantai sepanjang 525 km. Wilayah di bagian timur merupakan daerah berbukit-bukit yang merupakan bagian dari Bukit Barisan yang membentang di sepanjang Pulau Sumatera dan bagian lainnya merupakan wilayah yang relatif datar. Secara astronomis, Provinsi Bengkulu terletak di pantai barat Pulau Sumatera pada garis lintang 2°16´ - 3°31’ LS dan garis bujur 101°1´ - 103°41’ BT, sedangkan secara administratif berbatasan dengan wilayah-wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara dengan Provinsi Sumatera Barat

2. Sebelah Selatan dengan Samudera Hindia dan Provinsi Lampung. 3. Sebelah Barat dengan Samudera Hindia.

4. Sebelah Timur dengan Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan.

Adapun luas wilayahnya sendiri mencapai ± 32.365,6 Km² dengan luas daratan ± 20.030,5 Km² dan luas perairan (laut) mencapai ± 12.335,2 Km² dengan panjang garis pantai mencapai ±525 Km yang seluruhnya terletak di bagian barat Provinsi Bengkulu. Selain itu, Provinsi Bengkulu memiliki beberapa pulau kecil baik yang berpenghuni seperti Pulau Enggano, serta pulau-pulau kecil yang tidak berpenghuni seperti Pulau Dua, Pulau Merbau, Pulau Bangkai, Pulau Satu, Pulau Mega dan Pulau Tikus.

14

Tabel 2.1

Luas Wilayah Provinsi Bengkulu dirinci menurut Kabupaten/Kota No. Kabupaten/ kota Luas darat (km²) Luas Laut(km²)

1 Bengkulu Selatan 1.218,5 307,7 2 Rejang Lebong 1.506,8 0,0 3 Bengkulu Utara 4.392,96 1.495,93 4 Kaur 2.547,0 606,0 5 Seluma 2.461,5 422,7 6 Mukomuko 4.143,7 862,2 7 Lebong 1.672,2 0,0 8 Kepahiang 713,1 0,0 9 Kota Bengkulu 151,7 387,6 10. Bengkulu Tengah 1.223,94 622,27 Jumlah 20.030,5 12.335,2

Sumber : RTRW Provinsi Bengkulu 2012-2032

Berdasarkan luas wilayah, Kabupaten Bengkulu Utara merupakan kabupaten yang paling luas yang mencapai 4.392,96 Km², atau sebesar 21,93% dari total wilayah Provinsi Bengkulu. Sedangkan Kota Bengkulu menjadi satu-satunya kota administratif di Provinsi Bengkulu, yang juga menjadi Ibukota Provinsi dan memiliki wilayah terkecil.

Gambar 2.1

Peta Administratif Provinsi Bengkulu

15 Provinsi Bengkulu terdiri dari 128 Kecamatan dan 1.515 Desa/Kelurahan. Jumlah Kecamatan dan Desa/Kelurahan dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut :

Tabel 2.2

Jumlah Kabupaten, Kecamatan dan Kelurahan/Desa Provinsi Bengkulu Tahun 2016

No Kabupaten/Kota Ibu Kota Kecamatan Desa/Kelurahan

1 Bengkulu Selatan Manna 11 159

2 Rejang Lebong Curup 15 156

3 Bengkulu Utara Arga Makmur 19 220

4 Kaur Bintuhan 15 195

5 Seluma Tais 14 202

6 Mukomuko Mukomuko 15 152

7 Lebong Muara Aman 12 104

8 Kepahiang Kepahiang 8 117

9 Bengkulu Tengah Karang Tinggi 10 143

10 Kota Bengkulu Kota Bengkulu 9 67

J u m l a h 128 1.515

Sumber : Bengkulu Dalam Angka Tahun, 2017.

Secara geografis, Provinsi Bengkulu terletak di Pantai Barat Pulau Sumatera, membujur dari Utara ke Selatan. Di sebelah Timur merupakan hutan suaka alam dan hutan lindung, dan Samudera Indonesia di sebelah Barat serta dataran tinggi yang membentang dari ujung utara sampai ujung selatan dengan lebar +50 Km. Dataran tinggi merupakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan. Provinsi Bengkulu memiliki bentuk wilayah relatif memanjang sejajar garis pantai, dengan panjang garis pantai +525 Km. Wilayah Provinsi Bengkulu memiliki kontur yang bergelombang dengan ketinggian tempat (altitude) berkisar antara 0 - 1.938 meter di atas permukaan laut (dpl). Titik terendah dijumpai di sepanjang pantai sedang titik tertinggi terletak di Puncak Gunung Kaba. Ditinjau berdasarkan kelas ketinggian tempat, maka wilayah Provinsi Bengkulu dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Wilayah dengan ketinggian tempat 0 - 250 m dpl, meliputi areal seluas 976.624 ha yang menyebar disepanjang pantai dari utara sampai bagian selatan yang merupakan dataran

aluvium;

b. Wilayah dengan ketinggian tempat >250 - 500 m dpl, meliputi areal seluas 338.365 ha yang menyebar disepanjang pantai dari utara sampai bagian selatan yang merupakan peralihan dari

16 c. Wilayah dengan ketinggian tempat >500 - 750 m dpl, meliputi areal seluas 228.881 ha yang

menyebar disebagian besar Kabupaten Lebong dan Kabupaten Rejang Lebong;

d. Wilayah dengan ketinggian tempat >750 - 1000 m dpl, meliputi areal seluas 181.548 ha yang menyebar di Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Bengkulu Utara, dan Kabupaten Kaur yang merupakan Taman Nasional;

e. Wilayah dengan ketinggian tempat >1.000 - 1.250 m dpl, meliputi areal seluas 128.664 ha di sepanjang bagian bawah pegunungan bukit barisan yang merupakan Taman Nasional;

f. Wilayah dengan ketinggian tempat >1.250 - 1.500 m dpl, meliputi areal seluas 78.630 ha yang sebagian besar menyebar di sepanjang bagian bawah pegunungan bukit barisan di Kabupaten Lebong, Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Kaur;

g. Wilayah dengan ketinggian tempat >1.500 - 2.000 m dpl, meliputi areal seluas 70.338 ha yang merupakan puncak gunung-gunung di sepanjang pegunungan Bukit Barisan.

Gambar 2.2

Ketinggian Tempat di Provinsi Bengkulu

Sumber : Bengkulu Dalam Angka Tahun, 2017.

Pada tahun 2016, total luas areal hutan di Provinsi Bengkulu adalah 924.630,77 hektar yang terdiri atas: hutan lindung seluas 250.749,96 ha, suaka alam seluas 462.964,33 ha, hutan produksi terbatas seluas 173.280,03 ha, hutan produksi tetap seluas 25.871,7 ha dan hutan fungsi khusus seluas 11.762,75 ha. Komoditas hasil hutan Provinsi Bengkulu adalah kayu bulat dan kayu gergajian.

17 Tabel 2.3

Luas Hutan Menurut Fungsinya Dan Kabupaten/Kota (Ha) Provinsi Bengkulu Tahun 2016

Uraian Kabupaten/Kota - Regency/Municipality Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu

Utara Kaur Seluma Mukomuko Kepahiang Lebong

Bengkulu Tengah Kota Bengkulu A. Kawasan Swaka Alam/Pelestarian Alam 594,7 32.492,4 89.854,53 66.560,9 6.163,7 150.817,5 8.456,9 101.282,7 4.957,8 1.783,2 - Taman Nasional 0 25.813,9 72.973,56 66.483,1 0 148.649,9 0 98.404,1 0 0 - Cagar Alam 0 0,6 2.656,91 0 748,6 124,1 8,8 154,1 3,7 610,6

- Taman Wisata Alam 8,7 6.677,9 6.469,27 77,8 0 2.043,5 8.448,1 2.724,5 0 1.172,6

- Taman Buru 0 0 7.754,79 0 5.415,1 0 0 0 3.792,4 0

- Taman Hutan Raya 586 0 0 0 0 0 0 0 1.161,7 0

B. Hutan Lindung 32.756,2 20.830,4 40.821,36 44.584,1 66.527,6 0 9.245 17.557,6 18.427,7 0

C. Hutan Produksi terbatas 14.244,6 125,4 45.306,93 31.565,4 15.708,6 63.356,2 0 46,7 2.927,2 0

D. Hutan Produksi Tetap 1.704,2 0 9.762,6 2.069,4 0 11.318,8 0 0 1.017,7 0

E. Konversi 0 0 8.877,25 0 0 2.885,5 0 0 0 0

18 2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah

2.1.2.1. Pertanian Tanaman Pangan

Sektor pertanian berperan penting dalam perekonomian Provinsi Bengkulu karena merupakan sektor utama yang memberikan peranan terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pada tahun 2015 rata-rata produksi/Ha padi sawah mencapai 4,59 ton/Ha, sedangkan padi ladang sebesar 3,08 ton/Ha. Untuk total produksi, padi ladang sebesar 25.941 ton sementara padi sawah sebesar 552.713 ton.

Tabel 2.4

Luas Panen dan Produksi Padi Sawah dan Ladang menurut Kabupaten/Kota, Provinsi Bengkulu Tahun 2014 dan Tahun 2015

Kabupaten/ Kota

Padi Sawah Padi Ladang

Luas Panen (Ha) Produksi

(Ton) Luas Panen (Ha)

Produksi (Ton) 2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015 Bengkulu Selatan 19.488 17.355 87.724 88.180 331 248 583 609 Rejang Lebong 20.016 19.490 89.108 83.555 2.399 757 4.648 1.629 Bengkulu Utara 22.827 15.872 102.530 71.665 2.407 1.076 4.337 2.042 Kaur 8.951 10.010 36.451 43.399 1.383 1.697 4.175 8.619 Seluma 20,108 16.024 61.608 54.095 1.048 1.485 1.831 5.366 Mukomuko 10.026 13.085 46.530 79.231 2.838 1.174 6.051 2.524 Lebong 9.685 9.348 44.771 51.034 1.039 250 1.685 456 Kepahiang 10.983 10.913 50.743 47.206 852 282 1.508 532 Bengkulu Tengah 7.167 6.169 26.159 27.461 3.120 1.465 8.548 4.164 Kota Bengkulu 2.904 2.138 14.205 6.888 0 0 0 0 Provinsi Bengkulu 132.155 120.404 559.829 552.713 15.417 8.429 33.366 25.941

Sumber: Bengkulu Dalam Angka, 2017.

2.1.2.2. Perkebunan

Selain pertanian tanaman pangan, perkebunan juga merupakan salah satu sub sektor penyumbang PDRB yang cukup besar di Provinsi Bengkulu. Dukungan luas wilayah dan kondisi lahan di Provinsi Bengkulu terhadap komoditas tanaman perkebunan menjadikan wilayah ini banyak dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan. Selain dikelola oleh perusahaan pemerintah (Perkebunan Besar Negara) dan swasta (Perkebunan Besar Swasta), terdapat juga perkebunan yang dimiliki dan dikelola rakyat. Komoditi yang dihasilkan antara lain kelapa sawit, karet, kopi, dan lain- lain. Pada tahun 2015, kelapa sawit dengan produksi sebesar 451.919 ton atau 73,42 %, karet dengan produksi sebesar 88.476 ton atau 14,37 %, dan kopi robusta dengan produksi sebesar 55.168 atau 8,96 % ton.

19 Tabel 2.5

Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Swasta Menurut Lokasi Komoditi dan Keadaan Tanaman Provinsi Bengkulu Tahun 2015

Lokasi Komoditi

Keadaan Tanaman (Ha)

Produksi (ton)

Produksi Rata-Rata (ton/Ha)

TBM TM TTM Jumlah

2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015

Bengkulu Utara Kelapa Sawit 2.739 2.690 18.139 18.139 - 49 20.787 20.878 74.188 74.200 4,09 4,09

Karet 1.178 1.178 3.299 3.299 - - 4.477 4.477 5.262 5.264 1,59 1,59

Seluma Kelapa Sawit 1.454 1.404 6.375 6.425 - - 7.829 7.829 24.964 25.100 3,91 3,90

Bengkulu Tengah Kelapa Sawit 1.762 1.762 10.635 10.635 - - 12.397 12.397 34.702 34.700 3,26 3,26

Mukomuko Kelapa Sawit 8.884 8.884 31.251 31.251 296 296 40.431 40.431 125.879 125.879 4,02 4,02

Karet 409 489 1.560 1.560 - - 2.0049 2.049 2.546 2.549 1,63 1,63

Kaur Kelapa Sawit 1.164 11.055 350 500 - - 1.514 11.555 1.053 1.504 3,01 3,01

Rejang Lebong Teh 268 268 141 141 - - 1.514 409 214 214 1,51 1,51

Lebong Kopi Arabika 5 5 192 192 208 208 405 405 144 140 0,75 0,72

Kepahiang Teh - 67 539 544 275 270 814 881 1.102 1.105 2,04 2,03

Provinsi Bengkulu Total 17.943 27.802 72.481 72.686 779 823 91.203 101.311 270.054 270.655

20

Dari data produksi perkebunan besar swasta per kabupaten terlihat bahwa komoditi kelapa sawit paling besar di produksi di Kabupaten Mukomuko yaitu pada tahun 2014 sebesar 125.879 ton dan pada tahun 2015 sebesar 125.879 ton sedangkan di Kabupaten Bengkulu Utara pada tahun 2014 sebesar 74.188 ton dan pada tahun 2015 sebesar 74.200 ton. Untuk komoditi karet paling besar diproduksi di Kabupaten Bengkulu Utara yaitu pada tahun 2014 sebesar 5.262 ton dan tahun 2015 sebesar 5.264 ton serta di Kabupaten Mukomuko pada tahun 2014 sebesar 2.546 ton dan pada tahun 2015 sebesar 2.549 ton.

Tabel 2.6

Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat Menurut Kabupaten/Kota, Provinsi Bengkulu Tahun 2014 dan 2015

Kabupaten/Kota Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) 2014 2015 2014 2015 Bengkulu Selatan 24.264 24.452 40.854 21.186 Rejang Lebong 35.686 35.682 21.305 21.102 Bengkulu Utara 75.157 75.256 102.380 102.340 Kaur 24.479 33.215 21.335 21.690 Seluma 68.850 68.835 100.135 99.821 Mukomuko 110.288 110.969 282.242 285.654 Lebong 26.195 26.403 8.098 7.652 Kepahiang 33.253 33.238 22.120 22.076 Bengkulu Tengah 25.429 25.439 27.871 28.154 Kota Bengkulu 2.213 2.220 6.586 5.778 Provinsi Bengkulu 434.101 435.723 637.969 615.455 Sumber : Bengkulu Dalam Angka, 2017.

Dari data per kabupaten/kota, produksi perkebunan rakyat terbesar ada di Kabupaten Mukomuko yaitu pada tahun 2014 sebesar 282.242 ton dan tahun 2015 sebesar 285.654 ton, diikuti Kabupaten Bengkulu Utara pada tahun 2014 sebesar 102.380 ton dan tahun 2015 sebesar 102.340 ton. Selanjutnya Kabupaten Seluma pada tahun 2014 sebesar 100.135 ton dan tahun 2015 sebesar 99.821.

2.1.2.3. Pertambangan dan Industri

Subsektor pertambangan juga merupakan subsektor yang kecil peranannya dalam perekonomian Provinsi Bengkulu seperti terlihat dari relatif rendahnya peranan subsektor pertambangan dalam PDRB Provinsi Bengkulu. Selama waktu 2000-2016 peranan subsektor pertambangan dalam PDRB rata-rata berkisar antara 3% - 4% per tahun. Rendahnya peranan subsektor pertambangan dalam

21

perekonomian disebabkan belum optimalnya eksploitasi bahan-bahan tambang yang terkandung di bumi Provinsi Bengkulu.

Batubara merupakan bahan tambang unggulan pada subsektor pertambangan di Provinsi Bengkulu. Pada tahun 2016, produksi batubara di Provinsi Bengkulu mencapai 3,16 juta ton, lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 4,54 juta ton dan tahun 2014 sebesar 6,29 juta ton. Sedangkan volume penjualan juga mengalami penurunan selama 3 tahun terakhir dimana volume penjualan tahun 2014 sebesar 5,6 juta ton, turun menjadi 4,85 juta ton tahun 2015 dan turun lagi menjadi 4,27 juta ton tahun 2016.

Potensi tambang di Provinsi Bengkulu meliputi batubara, pasir besi, serta emas dan mineral pengikutnya. Kegiatan eksploitasi tambang batubara berada di Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kabupaten Seluma. Di Kabupaten Bengkulu Utara kegiatan eksplorasi batubara berada di beberapa wilayah seperti Kecamatan Ketahun, Kecamatan Batik Nau dan Kecamatan Lais. Sementara di Kabupaten Bengkulu Tengah eksplorasi batubara berada di wilayah Kecamatan Air Napal, Kecamatan Karang Tinggi dan Kecamatan Taba Penanjung. Di Kabupaten Seluma eksplorasi batubara berada di wilayah kecamatan Sukaraja, Kecamatan Seluma dan Kecamatan Talo. Di Kabupaten Bengkulu Selatan eksplorasi batubara berada di wilayah Kecamatan Kedurang. Di Kabupaten Kaur eksplorasi batubara berada di wilayah Kecamatan Kaur Utara.

Kegiatan pertambangan pasir besi di Provinsi Bengkulu, pada umumnya terdapat di kawasan pantai barat yang tersebar di beberapa wilayah di masing-masing Kabupaten. Sedangkan untuk potensi tambang emas dan mineral pengikutnya (dmp), telah dikeluarkan beberapa SIPP (Surat Ijin Penyelidikan Pendahuluan) di Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Lebong, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Kaur.

2.1.2.4. Kelautan dan Perikanan

Subsektor perikanan memiliki potensi yang cukup besar, terutama perikanan laut. Hal ini disebabkan letak wilayah Provinsi Bengkulu yang sebagian besar menghadap ke Samudera Hindia dengan panjang pantai ±525 Km, dengan luas Laut Teritorial sebesar 11.667,6 km2 dan luas Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) yaitu batas jarak 12-200 mil laut dari pantai dengan luas sebesar 194.460 km2. Wilayah Provinsi Bengkulu yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia menunjukkan besarnya potensi perikanan tangkap. Produksi perikanan tangkap pada tahun 2016 sebesar 65.749 ton, turun dari produksi perikanan tahun 2015 sebesar 65.827ton.

22

Sedangkan total rumah tangga perikanan tahun 2016 sebanyak 16.437 rumah tangga turun dibandingkan dengan tahun 2015 sebanyak 17.001.

Sementara itu, usaha budidaya pengembangan perikanan air tawar (perikanan darat) di Provinsi Bengkulu pada umumnya diusahakan melalui tambak, keramba, sawah dan perairan umum lainnya. Adapun luasnya mencapai 50.867,5 ha yang tersebar di Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Kaur, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Rejang Lebong, serta Kabupaten Lebong. Luas kawasan yang digunakan untuk perikanan darat di Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten Mukomuko mencapai 14.106,25 ha, dan di Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Selatan, serta Kabupaten Kaur seluas 19.545 ha. Sedangkan di Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Kepahiang, dan Kabupaten Lebong mencapai 10.000 ha.

Tabel 2.7

Produksi dan Rumah Tangga Nelayan Provinsi Bengkulu Tahun 2015 dan 2016

No Usaha

Perikanan

Produksi (Ton) Nilai (juta Rp) Rumah Tangga

Nelayan 2015 2016 2015 2016 2015 2016 1 Perikanan Laut 62.290 62.213 1.345.008 1.383.751 7.583 7.583 2 Perairan Umum : 1.769 1.790 48.899 49.335 4.709 4.427 a Sungai 1.106 1.122 31.478 31.923 3.869 3.869 b Waduk 201 207 5.143 5.266 291 254 c Danau 80 70 2.485 2.159 296 51 d Rawa 381 389 9.793 9.986 253 253 Jumlah 65.827 65.791 1.442.806 1.482.420 17.001 16.437

Sumber : Bengkulu dalam Angka 2017

2.1.2.5. Pariwisata dan Budaya

Sumberdaya pariwisata di Provinsi Bengkulu pada dasarnya cukup potensial untuk dikembangkan agar berdaya saing tinggi dibandingkan dengan provinsi sekitar. Namun demikian, dari data yang ada jumlah wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Bengkulu relatif masih terbatas. Pada tahun 2016, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Bengkulu berjumlah 492.841 orang dengan tingkat hunian hotel dan rata-rata lama menginap untuk hotel berbintang sebesar 57 persen dan 1,54 hari serta hotel melati sebesar 22 persen dan 1,17 hari. Sedangkan jumlah hotel stahun 2016

23

sebanyak 60 hotel terdiri atas hotel berbintang sebanyak 9 hotel dan hotel melati sebanyak 51 hotel.

Berikut ini merupakan beberapa objek wisata yang dimiliki Provinsi Bengkulu adalah sebagai berikut: Kota Bengkulu; (1) Pantai Panjang (2) Danau Dendam Tak Sudah (3) Tapak Padri & Pantai Jakat, (4) Benteng Marlborough, (5) Rumah Peninggalan Bung Karno, (6) Monumen Parr & Hamilton (7) Makam Sentot Ali Basya (8) Masjid Jamik. Kabupaten Rejang Lebong; (1) Telaga 7 Warna (2) Air Terjun & Air Panas Suban, (3) Bukit Kaba. Kabupaten Lebong (1) Danau Tes. Kabupaten Bengkulu Utara; (1) Pantai Lais, (2) Air Terjun Kemumu, (3) Taman Nasional Kerinci Seblat, (4) Air Terjun 9 Tingkat, (5) Danau Gedang, (6) Peninggalan Kerajaan Balai Buntar. Kabupaten Bengkulu Selatan; (1) Pantai Pasar Bawah, (2) Danau Ulu Seginim, (3) Pantai Gunung Perak Mutiara Kedurang, (4) Air Sungai Manna. Kabupaten Mukomuko; (1) Pantai Indah, (2) Bendungan Air Manjunto. Kabupaten Kaur; (1) Pantai Muara Kedurang, (2) Pantai Linau. Kabupaten Seluma; (1) Air Terjun Batu Bekinyau, (2) Bendungan Seluma, (3) Pantai Seluma. Kabupaten Kepahiang; (1) Air Terjun Curug Embun Kabawetan, (2) Kebun Teh Kabawetan, (3) Cagar Alam Bunga Rafflesia. Kabupaten Bengkulu Tengah; (1) Pantai Sungai Suci

Saat ini jenis wisata yang dapat menarik perhatian wisatawan mancanegara maupun domestik adalah wisata budaya berupa perayaan Tabot yang setiap tahunnya diagendakan pemerintah daerah dengan acara puncaknya setiap tanggal 10 Muharam Tahun Hijriah. Pembangunan infrastruktur dan fasilitas penunjang kepariwisataan dilaksanakan secara lintas sektoral dan mendapat dukungan dari dinas/ instansi terkait melalui program multi years seperti penataan kawasan wisata pantai panjang, berupa pembuatan jalan dua jalur, jogging track, sea wall, sunset

deck, gazebo, revitalisasi objek wisata sejarah, panggung terbuka, sport center, view tower, mess

pemda, marina, dan lain-lain.

2.1.3. Wilayah Rawan Bencana

Secara geomorfologi Provinsi Bengkulu mempunyai empat karakter utama yaitu dataran pantai yang membentang dari Kabupaten Mukomuko sampai Kabupaten Kaur, dataran alluvial dan zona vulkanik yang merupakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan dengan karakter pegunungan yang dikenal dengan Patahan Semangko. Dengan kondisi ini, maka Provinsi Bengkulu termasuk wilayah yang rawan bencana, terutama untuk pulau-pulau kecil yang berada di Samudera Hindia seperti Pulau Enggano, Pulau Merbau, Pulau Tapak Balai dan lain-lain. Bencana alam yang cukup tinggi yang terjadi baru-baru ini adalah gempa bumi yang berkekuatan 7,9 SR tanggal 12 September 2009 di Kabupaten Mukomuko dengan korban meninggal 14 (empat belas) jiwa, luka

24

berat 12 (dua belas) orang dan 26 (dua puluh enam) orang luka ringan serta menimbulkan kepanikan isu tsunami.

Tabel 2.8

Potensi Bencana Alam di Provinsi Bengkulu

NO JENIS BENCANA LOKASI KETERANGAN

1 Banjir (Rawan Banjir) Kota Bengkulu Muara Bangkahulu,

Bengkulu Utara Talang Empat

Mukomuko Mukomuko Utara

Lebong Lebong Selatan, Lebong Tengah

Kepahyang Bermani Ilir

Seluma Ilir Talo, Sukaraja dan Air Periukan.

Kaur Kaur Selatan, Nasal, Tanjung Iman

2 Tanah longsor Bengkulu Utara Pagar Jati, Taba Penanjung, Karang Tinggi

Mukomuko Lubuk Pinang, Teras Terunjam, Pondok

Suguh

Rejang Lebong Bermani Ulu Raya, Padang Ulak Tanding,

Lebong Lebong Selatan, dan Lebong Atas

Kepahyang Bermani Ilir

Seluma Ulu Talo, Talo, Seluma Utara dan Lubuk Sandi

Bengkulu Selatan Pino Raya, Ulu Manna, Kedurang Ilir

Kaur Nasal, Tanjung Iman, Tanjung Kemuning

3 Gunung Berapi Rejang Lebong Gunung Kaba

Lebong Gunung Belerang

4 Gempa bumi Gempa mengguncang pada tanggal 20 Juni

2000 sekitar pukul 23.38 WIB kekuatan 7,3 SR dan hari Rabu tanggal 12 September 2007 sekitar pukul 18.10 WIB.

Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bengkulu 2010-2030

Pemerintah Provinsi Bengkulu telah menetapkan prioritasnya yaitu mengurangi dampak bencana dengan mengidentifikasi daerah-daerah rawan bencana, mengurangi kerentanan bencana dan meningkatkan kapasitas untuk menanggapi bencana alam, yang didukung oleh Bappenas dan UNDP melalui program kerjasama SCDRR (Safer Communities Through Disaster Risk Reduction). Dalam rangka program BDRM (Bengkulu Disaster Risk Mapping), Pemerintah Provinsi Bengkulu telah membentuk tim kerja multi-stakeholder sebagai ‘pemain’ utama, yang dibantu oleh tim ahli

25

dari Swisscontact sebagai ‘pelatih’. Tim kerja multi-stakeholder ini terdiri atas perwakilan dari pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, DPRD, masyarakat, sektor swasta, lembaga perguruan tinggi dan media massa.

Berdasarkan masukan dari tim kerja multi-stakeholder, telah disiapkan peta detail tentang risiko bencana yang dipresentasikan dalam atlas. Tipe-tipe bencana yang terkait dengan Provinsi Bengkulu adalah gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, angin puting beliung, kekeringan, banjir, tanah longsor, abrasi pantai dan kebakaran hutan. Untuk masing-masing tipe bencana, juga telah disiapkan peta tematis yang meliputi Peta Bahaya, Peta Kerentanan, Peta Kapasitas dan Peta Risiko. Peta risiko bencana ini berfungsi sebagai dasar untuk merumuskan rekomendasi untuk menyiapkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang berbasis mitigasi bencana seperti dimandatkan oleh Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004.

2.1.4. Demografi

Jumlah penduduk Provinsi Bengkulu pada tahun 2016 berjumlah 1.904.793 jiwa sedangkan pada tahun 2015 berjumlah 1.874.900. Kepadatan rata-ratanya 91 jiwa/meter persegi dan tingkat pertumbuhan penduduk kurun waktu tahun 2011-2016 sebesar 1,70% per tahun di atas rata-rata pertumbuhan penduduk nasional sebesar 1,40 %.

Tabel 2.9

Jumlah Penduduk Menurut Kab/Kota Tahun 2012 – 2016

No Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk (jiwa)

2012 2013 2014 2015 2016 1. Bengkulu Selatan 147.106 148.854 150.601 152.200 153.930 2. Rejang Lebong 251.201 253.020 254.583 256.100 257.498 3. Bengkulu Utara 270.216 275.858 281.699 287.400 293.099 4. Kaur 111.405 112.894 114.398 115.800 117.269 5. Seluma 178.888 181.242 183.420 185.600 187.807 6. Mukomuko 164.603 168.654 172.882 177.100 181.343 7. Lebong 103.505 105.421 107.296 109.200 111.063 8. Kepahiang 128.179 129.706 131.016 132.400 133.703 9. Bengkulu Tengah 102.403 104.179 106.017 107.800 109.593 10. Kota Bengkulu 326.219 334.529 342.876 351.300 359.488 JUMLAH 1.783.725 1.814.357 1.844.788 1.874.900 1.904.793 Sumber : Bengkulu Dalam Angka Tahun 2017

26

Hasil analisa Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu terhadap Bonus Demografi menggunakan proyeksi Penduduk dari Sensus Penduduk tahun 2010, Provinsi Bengkulu telah memasuki apa yang disebut dengan Bonus Demografi tahun 2015 dan pada masa tahun tersebut di proyeksikan fertilitas pada 2,3 rata-rata anak per Wanita Usia Subur dan akan memasuki masa Window Of Opportunity pada tahun 2026 suatu kondisi dimana wilayah bersangkutan masyarakatnya maju, mandiri, adil, makmur dan sejahtera , rentang masa panjang dari 2015 sampai tahun 2026 harus dapat dimanfaatkan oleh pemerintah dalam pembangunan berwawasan kependudukan, hal ini disebabkan tingkat pendidikan, kemiskinan, fertilitas masih menjadi catatan garapan serius bagi pembangunan di Provinsi Bengkulu. Pada tahun 2029 akan terjadi peledakan penduduk usia lanjut (Lansia) atau Population Aging Explosion suatu kondisi yang tidak menguntungkan bilamana Pemerintah Provinsi Bengkulu tidak dapat memperbaiki kondisi terutama bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi.

Total Fertility Rate (TFR) Tahun 2013 hasil olahan BKKBN sebesar 2,38 dengan Age Spesific Fertility

Rate (ASFR) pada kelompok umur muda yaitu kelompok umur 15 – 19 tahun jumlah anak

dilahirkan sebesar 43, tertinggi di Kabupaten Seluma dan Bengkulu Tengah masing-masing 74 dan 69, terendah Kota Bengkulu sebesar 8, pada kelompok umur 25 – 29 tahun sebesar 133, kelompok 30 – 34 sebesar 101, pada kelompok umur 35 – 39 tahun sebesar 57, kelompok umur 40 – 44 tahun sebesar 17 dan kelompok umur 45 – 49 tahun sebesar 3. Tingginya anak dilahirkan pada kelompok 15 – 19 tahun disebabkan oleh Usia Kawin Pertama 19,57 tahun dan Usia kawin Pertama dibawah 14 tahun sebesar 2,99%, Usia kawin Pertama 15 – 16 tahun sebesar 15,74%, Usia Kawin Pertama 17 – 18 tahun sebesar 24,77%.

2.1.5. Struktur Ruang dan Pola Ruang 2.1.5.1. Rencana Struktur Ruang

Rencana struktur ruang yang memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, meliputi: a) sistem perkotaan; b) sistem jaringan trasportasi; c) sistem jaringan energi; d) sistem jaringan telekomunikasi; e) sistem jaringan sumberdaya air; f) sistem prasarana lingkungan.

A. Rencana Sistem Perkotaan

Berdasarkan kriteria dan arahan kebijakan pengembangan tata ruang Provinsi Bengkulu, maka rencana struktur pusat kegiatan di Provinsi Bengkulu sampai tahun 2032 terdiri dari 1 (satu) kota PKNp yaitu ibukota Provinsi Bengkulu yaitu Kota Bengkulu yang dipromosikan menjadi PKN, 3 (tiga) kota PKW, 3 (tiga) Kota PKL yang diusulkan menjasi PKW promosi (PKWp) dan 10 (sepuluh) Pusat Kegiatan Lokal Kota PKL. Sistem Perkotaan fungsional wilayah Provinsi Bengkulu diarahkan memiliki 3 (tiga) hirarki pusat pelayanan, yaitu :

27

1. Pusat Kegiatan Nasional promosi (PKNp) yaitu pusat yang melayani wilayah Provinsi Bengkulu dan wilayah nasional/internasional yang lebih luas. Pusat pelayanan ini terletak di kawasan perkotaan Bengkulu (Bengkulu, Sungai Hitam, Betungan dan Nakau). Pengembangan Kota Bengkulu dan sekitarnya ini dipromosikan sebagai pusat pelayanan primer.

2. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yaitu pusat yang melayani satu atau lebih daerah Kabupaten/Kota. Pusat pelayanan sekunder ini dikembangkan dengan intensitas yang lebih tinggi untuk memacu pertumbuhan perekonomian di wilayah sekitarnya.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008, maka ada 3 (tiga) Pusat Kegiatan Wilayah yang telah ditetapkan yaitu Kota Curup (ibukota Kabupaten Rejang Lebong), Manna (ibukota Kabupaten Bengkulu Selatan) dan Mukomuko ibukota Kabupaten Mukomuko. Selanjutnya, selain PKW yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008, maka ibukota-ibukota kabupaten yang merupakan hasil pemekaran dan saat ini berstatus sebagai PKL dipromosikan dalam perencanaan Provinsi Bengkulu 20 (dua puluh) tahun mendatang untuk menjadi PKWp yaitu Kota Kepahiang, Arga Makmur dan Bintuhan. 3. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu kota-kota pusat pelayanan tersier yang dikembangkan untuk

melayani satu atau lebih kecamatan. Pusat pelayanan tersier ini terutama dikembangkan untuk menciptakan satuan ruang wilayah yang lebih efisien sebagai sentra pelayanan kegiatan lokal. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) ditentukan berdasarkan analisis kebutuhan ruang kawasan perkotaan di Provinsi Bengkulu hingga akhir tahun perencanaan adalah meliputi Kota Ipuh di Kabupaten Mukomuko; Ketahun dan Malakoni (Pulau Enggano) di Kabupaten Bengkulu Utara; Karang Tinggi di Kabupaten Bengkulu Tengah; Kota Padang di Kabupaten Rejang Lebong; Dan selanjutnya Bermani Ilir di Kabupaten Kepahiang, Kota Muara Aman di

Dokumen terkait