• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 2.2.1.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Jika dilihat dari perkembangan PDRB mulai tahun 2012-2016, kinerja perekonomian Provinsi Bengkulu dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. PDRB menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam dan indikator faktor produksi lainnya untuk memberikan nilai tambah yang diperoleh dari seluruh aktifitas perekonomian disuatu daerah. Nilai PDRB Atas dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan di Provinsi Bengkulu dari tahun 2012 - 2016 untuk jelasnya dapat dilihat pada indikator dibawah ini.

Tabel 2.10

PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu Tahun 2012-2016 Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 PDRB ADHB (Miliar Rupiah) 36.207,6 40.565,5 45.389,9 50.337 55.402,5 PDRB ADHK 2010 (Miliar Rupiah) 32.363 34.326,4 36.206,7 38.067,5 40.082,9 Jumlah Penduduk (Orang) 1.783.725 1.814.357 1.844.788 1.874.900 1.904.793 PDRB perkapita (Rupiah) 20.298.912 22.358.053 24.604.401 26.847.196 29.085.841 Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,83 6,07 5,48 5,13 5,3

Sumber : Bengkulu Dalam Angka, 2017.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Pada tahun 2015 PDRB Provinsi Bengkulu atas dasar harga berlaku telah mencapai 50,34 triliun rupiah, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2010 sebesar 38,07 triliun rupiah. Sedangkan pada tahun 2016 PDRB Provinsi Bengkulu atas dasar harga berlaku telah mencapai 55,40 triliun rupiah, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2010 sebesar 40,08

37

triliun rupiah. Sedangkan pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan dari tahun 2015 sebesar 5,13 persen menjadi 5,30 persen di tahun 2016.

Peranan sektor pertanian dalam perekonomian Provinsi Bengkulu hingga tahun 2016 masih sangat dominan. Kedudukan sektor pertanian sebagai leading sector dalam perekonomian Provinsi Bengkulu masih sulit digeser oleh sektor-sektor lainnya. Fenomena itu terlihat dari relatif besarnya peranan sektor pertanian dalam PDRB Provinsi Bengkulu atas dasar harga berlaku dibandingkan sektor-sektor lainnya. Nilai nominal PDRB sektor pertanian atas dasar harga berlaku pada tahun 2016 16.537,9 Miliar Rupiah dan peranannya dalam PDRB Provinsi Bengkulu sebesar 29,85 %. Kemudian diikuti sektor perdagangan besar dan eceran dengan nilai nominal atas dasar harga berlaku pada tahun 2016 sebesar 7.688,8 Miliar Rupiah dengan peran sebesar 13,88 %. Sedangkan sektor terendah adalah Pengadaan Listrik dan Gas dimana PDRB atas harga berlaku untuk sektor tersebut adalah 43,8 Miliar Rupiah dan perannya dalam PDRB Provinsi Bengkulu sebesar 0,08 %.

Pada tahun 2016, tiga wilayah dengan tingkat PDRB tinggi di Provinsi Bengkulu adalah Kota Bengkulu, Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Bengkulu Utara, sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Lebong.

Tabel 2.11

PDRB ADHB per Kabupaten/Kota Provinsi Bengkulu Tahun 2013-2016

No Kabupaten/Kota PDRB ADHB (Miliar Rp) 2013 2014 2015 2016 1 Bengkulu Selatan 3.225,33 3.621,88 4.038,67 4.431,85 2 Rejang Lebong 5.344,36 5.951,12 6.621,25 7.261,64 3 Bengkulu Utara 4.607,41 5.154,38 5.735,88 6.353,62 4 Kaur 1.914,7 2.106,32 2.345,76 2.715,1 5 Seluma 2.582,54 2.886,39 3.198,2 3.502,08 6 Mukomuko 2.860,42 3.230,73 3.564,97 3.950,32 7 Lebong 1.858,93 2.088,13 2.330,47 2.593,89 8 Kepahiang 2.365,95 2.636,38 2.951,86 3.284,50 9 Bengkulu Tengah 2.612,05 2.952,17 3.286,03 3.559,07 10 Kota Bengkulu 12.710,34 14.190,37 15.815,37 17.510,86 Provinsi Bengkulu 40.565,49 45.389,90 50.336,99 55.402,50

38

Perekonomian Provinsi Bengkulu sepanjang tahun 2016 tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 5,30%. Pertumbuhan ekonomi tersebut lebih tinggi dari tahun 2015 sebesar 5,14%. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu relatif tinggi bila dibandingkan ekonomi Nasional yang tumbuh sebesar 5,02% pada periode yang sama. Namun kontribusi PDRB Provinsi Bengkulu terhadap PDB Nasional tahun 2016 masih sangat kecil yaitu sebesar 0,44 %.

Tabel 2.12

Perbandingan PDRB Provinsi Bengkulu dan PDB Nasional Tahun 2012 – 2016

Tahun

PDRB Provinsi Bengkulu (juta rupiah) PDB Indonesia (triliun rupiah)

Harga berlaku Harga Konstan

2010 Pertumbu han (%) Harga berlaku Harga Konstan 2010 Pertumbuh an (%) 2012 36.207.676,97 32.363.037,83 6,83 8.615,70 7.727,08 6,03 2013 40.565.490,15 34.326.371,68 6,07 9.546,13 8.156,49 5,56 2014 45.392.750,77 36.206.678,91 5,48 10.569,70 8.564,90 5,02 2015 50.341.717,69 38.067.501,98 5,14 11.531,70 8.982,50 4,79 2016 55.402.507,51 40.082.870,83 5,30 12.406,80 9.433,00 5,02

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat dan Provinsi Bengkulu, 2017.

2.2.1.2. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur pencapaian hasil pembangunan dari suatu daerah/wilayah dalam tiga dimensi dasar pembangunan yaitu: pendidikan, kesehatan dan pengeluaran. Kegunaan IPM adalah untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang, atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, IPM Provinsi Bengkulu tahun 2016 berada pada nilai 69,33, naik dari tahun 2015 sebesar 68,59 namun lebih rendah dari IPM Indonesia secara keseluruhan sebesar 70,18. Angka IPM di Provinsi Bengkulu tercatat terus mengalami kenaikan sejak tahun 2010 yang berada pada nilai 65,35. Hal tersebut menunjukkan terjadinya peningkatan kualitas hidup manusia di Provinsi Bengkulu.

39 Gambar 2.3

Perkembangan IPM Provinsi Bengkulu dan Nasional Tahun 2011-2016

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu dan BPS RI Tahun 2016.

Dengan tingkat IPM sebesar 69,33 Provinsi Bengkulu tergolong ke dalam wilayah dengan kategori IPM sedang. Provinsi dengan tingkat IPM tertinggi di Indonesia adalah DKI Jakarta dengan IPM 79,60 sedangkan provinsi yang memiliki IPM terendah adalah Papua, yang tercatat memiliki IPM sebesar 58,05.

Tabel 2.13

Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Provinsi Bengkulu Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011 – 2016

Kabupaten/Kota IPM 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Bengkulu Selatan 66,50 66,77 67,61 68,28 68,57 68,71 Rejang Lebong 64,92 65,51 66,11 66,55 67,51 68,34 Bengkulu Utara 64,61 65,47 66,67 67,27 67,46 67,63 Kaur 61,85 62,32 63,17 63,75 64,47 64,95 Seluma 61,01 61,55 62,10 62,94 63,41 64,04 Muko – Muko 63,71 64,79 64,79 65,31 65,77 66,52 Lebong 62,43 62,84 63,15 63,90 64,72 65,58 Kepahiang 63,44 63,86 64,44 65,22 65,45 66,35 Bengkulu Tengah 62,54 63,12 63,71 64,10 64,68 65,44 Kota Bengkulu 75,31 75,71 76,16 76,49 77,16 77,94 Provinsi Bengkulu 65,96 66,61 67,50 68,06 68,59 69,33

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, 2017.

65.96 66.61 67.50 68.06 68.59 69.33 66.53 67.30 68.20 68.90 69.55 70.18

64

65

66

67

68

69

70

71

2011 2012 2013 2014 2015 2016 Bengkulu Nasional

40

Berdasarkan Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Bengkulu, IPM tertinggi dicapai oleh Kota Bengkulu sebesar 77,94. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat kualitas hidup dengan kriteria pendidikan, kesehatan dan pendapatan di wilayah Kota Bengkulu lebih baik daripada wilayah lain di Provinsi Bengkulu. Kabupaten dengan IPM terendah adalah Kabupaten Seluma, dengan indeks sebesar 64,04. Seluruh Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Bengkulu juga masuk dalam kategori wilayah dengan nilai IPM sedang.

2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial 1. Pendidikan

a. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM)

Indikator kemajuan pendidikan dapat diukur dari Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) disetiap jenjag pendidikan. Di Provinsi Bengkulu APK dan APM tiap jenjang pendidikan dapat dilihat pada Tabel 2.14.

Tabel 2.14

Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) Provinsi Bengkulu Tahun 2011 – 2016

Jenjang Pendidikan APK (%) APM (%) 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2011 2012 2013 2014 2015 2016 SD 105,45 107,6 111,36 113,95 116,16 113,13 92,6 94,1 97,37 98,03 98,10 98,22 SLTP 91,33 95,93 85,06 88,23 88,79 90,38 68,81 71,97 73,07 76,44 76,88 77,02 SLTA 67,61 67,42 72,71 79,49 82,79 83,56 50,78 50,83 60,32 64,61 64,97 65,29

Sumber : Bengkulu Dalam Angka, 2017.

Dari Tabel 2.18 dapat dilihat untuk tingkat SD, Angka Partisipasi Kasar (APK) sudah melebihi 100 %. Ini artinya masih banyak siswa yang berumur di bawah tujuh tahun (underage) dan di atas 12 tahun (overage) yang masih mengikuti pendidikan di tingkat SD.

Angka Partisipasi Murni (APM) menurut jenjang pendidikan bertujuan mengukur banyaknya usia sekolah yang bersekolah tepat waktu dalam suatu jenjang pendidikan dari setiap 100 penduduk usia sekolah, yaitu SD 7-12 tahun, SLTP 13-15 tahun dan SLTA 16-18 tahun. Dari data diatas terlihat bahwa, semakin tinggi tingkat pendidikan maka tingkat partisipasi sekolah semakin kecil, hal ini di sebabkan oleh kurangnya fasilitas pendidikan dan keterbatasan ekonomi yang memaksa mereka harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Angka Partisipasi Murni (APM) per jenjang pendidikan terus meningkat selama kurun waktu 5 tahun terakhir. Ini menunjukan bahwa akses masyarakat untuk memasuki sekolah per jenjang pendidikan terus meningkat.

41 b. Angka Melek Huruf

Pendidikan merupakan sarana dalam pemberantasan buta huruf. Angka melek huruf juga merupakan indikator kualitas sumber daya manusia dan sekaligus merupakan indikator ekonomi daerah. Semakin tinggi angka melek huruf maka semakin kecil tingkat buta huruf, demikian juga sebaliknya. Angka melek huruf di Provinsi Bengkulu dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut ini :

Gambar 2.4

Angka Melek Huruf Menurut Kab/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun 2016

Dari data angka melek huruf per Kabupaten/Kota tahun 2016 dapat terlihat bahwa Kota Bengkulu mencapai angka melek huruf paling tinggi sebesar 99,38 % disusul Kabupaten Lebong sebesar 98,96 %. Sedangkan Kabupaten dengan angka melek huruf paling rendah yaitu Kabupaten Bengkulu Tengah sebesar 93,29 %.

2. Kesehatan

a. Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI)

Salah satu indikator dalam penilaian tingkat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI). Angka kematian bayi adalah angka kematian yang terjadi pada bayi sebelum mencapai usia satu tahun. Angka kematian bayi (umur penduduk dibawah satu tahun) adalah jumlah kematian bayi yang dibandingkan dengan jumlah kelahiran bayi pada tahun tertentu per seribu kelahiran hidup. Angka kematian ibu adalah merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu faktor tingginya angka kematian ibu di Indonesia adalah disebabkan karena relatif masih rendahnya pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Penurunan angka kematian Ibu, bukan saja disebabkan oleh faktor kesehatan, ekonomi, dan cultur tetapi juga ditentukan oleh kecenderungan usia perkawinan.

42

Angka kematian bayi di Provinsi Bengkulu sejak 5 (lima) tahun terakhir menunjukkan kecenderungan menurun. Pada tahun 2012 angka kematian bayi sebesar 27 dan menurun menjadi 10,1 pada tahun 2016. Provinsi Bengkulu memiliki angka kematian ibu yang cukup tinggi. Pada tahun 2012 AKI di Provinsi Bengkulu adalah sebesar 124 dan menurun menjadi 117 pada tahun 2016. seperti pada tabel 2.15.

Tabel 2.15

Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Bayi dan Angka Kematian Ibu Provinsi Bengkulu Tahun 2012-2016

Item 2012 2013 2014 2015 2016

Angka Kematian Bayi (AKB) 27 23 29,7 10 10,1

Angka Kematian Ibu (AKI) 124 102 149 162 117

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, 2017.

b. Angka Harapan Hidup

Dari tahun ke tahun, angka harapan hidup di Provinsi Bengkulu terus mengalami kenaikan. Jika pada tahun 2011, angka harapan hidup di Provinsi Bengkulu berada pada 69,31 tahun maka pada tahun 2016 angka tersebut naik menjadi 69,92 tahun, artinya anak yang lahir hidup pada tahun 2016 diperkirakan akan hidup sampai usia rata-rata 69,92 tahun.

Gambar 2.5

Angka Harapan Hidup Provinsi Bengkulu Tahun 2011-2016

Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat, BPS 2016

3. Kemiskinan

Persentase penduduk miskin terus mengalami penurunan selama 7 tahun terakhir. Selama tahun 2011-2016 angka kemiskinan cenderung stagnan dimana tahun 2011 sebesar 17,36 % dan tahun 2016 sebesar 17,03 %. Namun dalam periode 2016-2017, angka kemiskinan turun cukup drastis sebanyak 0,58 % dimana angka kemiskinan per Maret 2017 sebesar 16,45 %.

43 Tabel 2.16

Angka Kemiskinan Provinsi Bengkulu Tahun 2011 – 2017

Item Satuan 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Provinsi Bengkulu % 17,36 17,51 17,75 17,09 17,16 17,03 16,45

Nasional % 12,49 11,66 11,37 10,96 11,13 10,70 10,12

Sumber: BPS Nasional, 2017

Tabel 2.17

Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota (%) Provinsi Bengkulu Tahun 2013-2017

Kab/Kota 2013 2014 2015 2016 Maret 2017 Bengkulu Selatan 22,59 21,91 22,76 22,10 21,06 Rejang Lebong 18,48 17,99 18,03 17,81 16,97 Bengkulu Utara 14,50 13,95 14,78 13,67 13,11 Kaur 23,25 21,96 22,87 22,36 21,54 Seluma 21,84 21,17 22,98 21,68 20,73 Mukomuko 12,98 12,48 13,45 13,01 12,20 Lebong 12,89 12,44 12,32 12,26 11,83 Kepahiang 16,13 15,65 16,83 16,31 15,95 Bengkulu Tengah 7,24 8,22 8,33 8,71 8,41 Kota Bengkulu 21,51 20,16 21,14 20,72 19,18

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, 2017.

Dari data persentase penduduk miskin menurut kabupaten/kota tahun 2015 terlihat bahwa kabupaten dengan persentase penduduk miskin tertinggi berada di Kabupaten Kaur sebesar 21,54% dan terendah berada di Kabupaten Bengkulu Tengah sebesar 8,41%.

Tabel 2.18

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Garis Kemiskinan dan Koefisien Gini Provinsi Bengkulu Tahun 2014-2017

Uraian 2014 2015 2016 2017

Penduduk Miskin (Ribu jiwa) 316,5 322,8 325,6 302,62

% Penduduk Miskin 17,09 17,16 17,73 15,59

Garis Kemiskinan (000 Rp/kap/bln) 356,6 410,8 437,18 462,77

Koefisien Gini 0,36 0,37 0,35 0,35

44

Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Sedangkan garis kemiskinan adalah nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kalori per hari ditambah kebutuhan minimum non makanan yang mencakup perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Angka Koefisien Gini merupakan ukuran kemerataan pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas pendapatan. Angka koefisien Gini terletak antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nol merupakan kemerataan sempurna dan satu menggambarkan ketidakmerataan sempurna.

4. Kesempatan kerja

Jumlah angkatan kerja keadaan Februari 2017 sebanyak 1,03 juta orang, bila angka angkatan kerja tersebut dibagi dengan jumlah penduduk usia kerja maka diperoleh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) keadaan Februari 2017 sebesar 74,59 persen. Dibandingkan dengan keadaan Agustus 2016 jumlah angkatan kerja bertambah sebanyak 35,7 ribu orang atau naik sebesar 3,57 persen. Namun jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2016, jumlah angkatan kerja mengalami peningkatan sebanyak 33,7 ribu orang atau naik sebesar 3,37 persen.

Jumlah penduduk yang bekerja keadaan Februari 2017 sebanyak 1,0 juta orang, bila angka penduduk yang bekerja tersebut dibagi dengan jumlah angkatan kerja maka diperoleh Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) keadaan Februari 2017 sebesar 97,2 persen. Dibandingkan dengan keadaan Agustus 2016 jumlah penduduk yang bekerja bertambah sebanyak 39,6 ribu orang atau naik sebesar 4,1 persen. Apabila dibandingkan dengan keadaan Februari 2016 jumlah penduduk yang bekerja mengalami peningkatan sebanyak 43,1 ribu orang atau naik sebesar 4,5 persen. Jumlah pengangguran terbuka keadaan Februari 2017 sebanyak 29,0 ribu orang, bila angka pengangguran terbuka tersebut dibagi dengan jumlah angkatan kerja maka diperoleh Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) keadaan Februari 2017 sebesar 2,81 persen. Dibandingkan keadaan Agustus 2016 jumlah pengangguran terbuka berkurang sebanyak 3,9 ribu orang atau turun sebesar 11,9 persen. Bila dibandingkan dengan keadaan Februari 2016 jumlah pengangguran terbuka mengalami penurunan sebanyak 9,3 ribu orang atau turun 24,3 persen.

5. Kriminalitas

Di bidang keamanan, jumlah tindak kejahatan yang berkaitan dengan penganiayaan, pencurian/ perampokan, pembunuhan, penipuan, kesusilaan dan pelanggaran lainnya disajikan menurut kabupaten/kota. Secara umum jumlah tindak kejahatan yang dilaporkan pada tahun 2016 mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya yaitu dari 4.562 kasus menjadi 5.375 kasus di tahun 2016. Demikian juga halnya dengan jumlah kecelakaan lalu lintas yang mengalami peningkatan dari 551 kasus tahun 2015 menjadi 631 kasus pada tahun 2016.

45 2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Pembangunan bidang seni dan budaya sangat terkait erat dengan kualitas hidup manusia dan masyarakat. Pembangunan sektor kebudayaan di Provinsi Bengkulu harus terus dilakukan untuk menjaga kultur budaya Bengkulu yang dihormati dan dijunjung tinggi. Pada tahun 2015, tercatat sedikitnya terdapat 50 grup kesenian di Provinsi Bengkulu. Grup kesenian tersebut merupakan grup kesenian yang bergerak dibidang tari kebudayaan, teater dan musik daerah. Perwujudan Bengkulu yang Berdaya Saing Tinggi diperlukan dengan memulai penguatan pondasi kultur dan budaya melalui grup-grup kesenian daerah. Terkait dengan bidang olahraga, sampai dengan tahun 2015 Pemerintah Provinsi Bengkulu telah membangun sedikitnys 13 sarana olahraga.

Tabel 2.19. Jenis dan Jumlah Sarana Olahraga Pemprov Bengkulu

No. Jenis Sarana Nama Sarana

1. Gedung Olah Raga 1. GOR Sawah Lebar

2. Stadion 1. Stadion Sawah Lebar

3. Lapangan Tenis 1. Lapangan Tenis Sawah Lebar 2. Lapangan Tenis Timur Indah 3. Lapangan Tenis Dinkes 4. Lapangan Tenis Pemprov 5. Lapangan Tenis Kolam Raflesia

4. Kolam Renang 1. Kolam Renang Raflesia

2. Kolam Renang Pantai Panjang 5. Lapangan Futsal 1. Lapangan Futsal Sawah Lebar 6. Lapangan Basket 1. Lapangan Basket Sprot Center

2. Lapangan Basket Sawah Lebar 3. Lapangan Basket Raflesia 7. Lapangan Volly 1. Lapangan Volly Pantai

2. Lapangan Volly Sawah Lebar Sumber : Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Bengkulu, 2016

Dari segi prestasi olahraga, pada gelaran PON Tahun 2012, Provinsi Bengkulu berhasil meraih medali berupa 2 Medali Perak dan 4 Medali Perunggu dan menduduki peringkat 31 Nasional. Selain PON, capaian prestasi yang berhasil diraih oleh Provinsi Bengkulu salah satunya adalah pada gelaran POPNAS yaitu sebagai berikut:

46 Tabel 2.20

Prestasi POPNAS Provinsi Bengkulu No. Tahun Peringkat

Provinsi

Emas Perak Perunggu

1. 2009 24 1 1 2

2. 2011 25 1 2 3

3. 2013 23 1 3 -

4. 2015 30 - 2 4

Sumber : Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Bengkulu, 2016

2.3. Aspek Pelayanan Umum

Dokumen terkait