• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

C. Aspek Kajian

1. Analisa Kelayakan Usaha

Dalam penelitian ini aspek yang akan dikaji adalah analisa kelayakan usaha. Analisa kelayakan usaha merupakan kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha/proyek. Pengertian layak dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan usaha/proyek yang akan dilaksanakan memberikan manfaat (benefit), baik dalam arti financial (keuangan) benefit maupun dalam arti

social benefit (Ibrahim, 2003). Faktor-faktor yang perlu dinilai dalam menyusun analisa kelayakan usaha antara lain adalah aspek teknis proses produksi, aspek keuangan, aspek pemasaran ; serta pola pembelian dan perilaku konsumen.

a) Aspek Teknis Proses Produksi

Proses produksi dari gagasan usaha/proyek yang akan direncanakan perlu diketahui untuk menentukan jumlah biaya investasi, jenis mesin yang digunakan, serta bentuk bangunan yang diperlukan. Dengan mengetahui kegiatan secara teknis dari proses produksi, penyusunan analisa kelayakan dapat menghitung biaya yang diperlukan dalam pengadaan mesin-mesin dan gedung-gedung yang diperlukan di samping peralatan lainnya, karena biaya bangunan dan mesin merupakan biaya

investasi yang perlu diketahui dalam analisa kriteria investasi (Ibrahim, 2003). Suatu usaha/proyek dapat dinyatakan layak berdasarkan aspek teknis proses produksi apabila teknologi dan proses produksi efisien dan mampu diimplementasikan oleh tenaga kerja dengan baik (Suratman, 2001).

b) Aspek Keuangan

Aspek keuangan adalah aspek yang berhubungan dengan bagaimana menentukan kebutuhan dana yang bersangkutan secara efisien sehingga memberikan tingkat keuntungan yang menjanjikan bagi investor (Suratman, 2001). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek keuangan antara lain : dana investasi, biaya modal kerja, perhitungan laba/rugi, Benefit cost Ratio (B/C Ratio), Break Even Point (BEP) (Ibrahim, 2003).

Dana Investasi

Penentuan jumlah dana investasi secara keseluruhan disesuaikan dengan aspek teknis produksi, yaitu mengenai : tanah, gedung, mesin, peralatan, biaya pemasangan mesin dan biaya lainnya.

Biaya Modal Kerja

Biaya modal kerja dalam kegiatan usaha/proyek terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh naik turunnya produksi yang dihasilkan, seperti biaya tenaga kerja tidak langsung, penyusutan, bunga bank, asuransi dan lain sebagainya. Biaya tidak tetap (variable cost) adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan/bahan pembantu, upah tenaga kerja langsung, biaya transportasi, biaya pemasaran dan lain sebagainya (Ibrahim, 2003).

Perhitungan Laba/Rugi

Laba adalah tujuan utama dalam membuka usaha/proyek yang direncanakan. Semakin besar keuntungan yang diterima, semakin layak pembukaan usaha/proyek yang dikembangkan. Perhitungan laba/rugi dapat dilakukan dengan cara mengurangi total penerimaan (total revenue)

yang dihasilkan suatu proyek dengan total biaya yang dikeluarkan (total

cost), apabila penerimaan lebih besar daripada biaya berarti usaha/proyek mengalami keuntungan, demikian juga sebaliknya (Ibrahim, 2003).

Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)

Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) merupakan perbandingan antara total penerimaan (Total Revenue) dengan total biaya (Total Cost).

Break Even Point (BEP)

Break Even Point (BEP) merupakan nilai di mana hasil penjualan produksi sama dengan biaya produksi sehingga pengeluaran sama dengan pendapatan.

c) Aspek Pemasaran

Meliputi kondisi permintaan, penawaran, harga, persaingan dan peluang pasar, serta proyeksi permintaan pasar.

1. Permintaan

Hal ini memberikan gambaran tentang permintaan produk nila puff

untuk memenuhi kebutuhan pasar, baik permintaan di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.

2. Penawaran

Hal ini memberikan gambaran tentang produksi nila puff dan faktor keseimbangan antara permintaan dan penawaran.

3. Harga

Hal ini memberikan gambaran tentang mekanisme penetapan harga jual produk nila puff dalam hal ini adalah hubungan antara harga jual dengan permintaan dan penawaran oleh pihak pembeli serta faktor lain yang mempengaruhi harga jual produk nila puff.

4. Persaingan dan Peluang Pasar

Hal ini memberikan gambaran tentang pasar yang dituju, baik pasar yang sudah ada maupun pasar lain yang akan dikembangkan.

5. Pemasaran Produk

Hal ini memberikan gambaran tentang sistem pemasaran di unit usaha nila puff.

d) Pola Pembelian dan Perilaku Konsumen

Aspek dalam kajian ini adalah pola konsumsi produk nila puff di wilayah Kota Bogor. Dalam hal ini, ada dua faktor yang mempengaruhi sikap konsumen dan pola pembelian produk nila puff. Kedua faktor tersebut adalah faktor internal berupa karakteristik konsumen dan faktor eksternal yang berasal dari lingkungan luar. Dalam kajian ini, faktor internal yang dikaji adalah tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, ukuran keluarga, jumlah konsumsi, golongan etnis dan simbol status. Faktor eksternal terdiri dari karakteristik produk nila puff yaitu rasa, harga, mutu, kemasan dan faktor lingkungan luar seperti lokasi penjualan, kelompok acuan dan sumber informasi (Engel dkk, 1994).

Untuk menganalisis secara deskriptif profil konsumen, maka pada kajian ini akan dilihat dari jenis umur, jenis kelamin dan pekerjaan. Untuk menganalisis secara kuantitatif pola konsumsi produk nila puff, dilihat jumlah dan frekuensi konsumen mengkonsumsi beserta pola pembeliannya.

Pola konsumsi ini menggambarkan bagaimana perilaku dan tanggapan konsumen terhadap produk nila puff yang dapat mempengaruhi prospek pengembangan pasarnya dengan analisis SWOT kualitatif. Sedangkan untuk menganalisis strategi bauran pemasaran secara kualitatif akan dilihat dari perilaku pembelian yang didasarkan pada strategi produk, harga, promosi dan distribusi (Umar, 2003).

2. Perumusan dan Pemilihan Strategi Pengembangan Usaha

Dari hasil analisis data baik melalui metode deskriptif maupun metode analisis berupa matriks Importance Performance Analysis (IPA), External Factor Evaluation (EFE) – Internal Factor Evaluation (IFE), serta analisis

Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats (SWOT), selanjutnya dilakukan pembahasan secara komprehensif sehingga akan diperoleh kondisi lingkungan internal perusahaan, lingkungan ekternal perusahaan (lingkungan makro, lingkungan mikro dan lingkungan industri) serta potensial ancaman dan peluang bagi perusahaan.

Selanjutnya diperoleh rumusan bagaimana perusahaan mengantisipasi dan menghadapi kekuatan persaingan yang sangat potensial serta bagaimana strategi perusahaan dalam menghadapi persaingan tersebut.

Mengidentifikasi sumber daya perusahaan dan bagaimana perusahaan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki tersebut (kapabilitas perusahaan) dalam upayanya untuk menciptakan nilai (value creation) yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari strategi pengembangan usaha bagi perusahaan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait