• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Kebiasaan Belajar

2. Aspek Kebiasaan Belajar

Sesungguhnya ada 2 macam kebiasaan studi. Yang pertama ialah kebiasaan studi yang baik yang membantu menguasai pelajaran, mencapai kemajuan studi dan meraih sukses. Yang kedua ialah kebiasaan studi buruk yang mempersulit memahami pengetahuan, menghambat kemajuan dan akhirnya mengalami kegagalan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 246) dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang baik. Kebiasaan tersebut antara lain berupa:

a. Belajar pada akhir semester, b. Belajar tidak teratur,

c. Menyianyiakan kesempatan belajar, d. Bersekolah hanya untuk bergengsi, e. Datang terlambat dengan gaya pemimpin,

f. Bergaya jantan seperti merokok, sok menggurui temannya, dan g. Bergaya minta “belas kasihan” tanpa belajar.

Sejalan yang diungkapkan pendapat sebelumnya Aunurrahman (2012: 185) mengungkapkan ada beberapa bentuk perilaku yang menunjukkan kebiasaan tidak baik dalam belajar yang sering dijumpai pada sejumlah siswa, seperti:

a. Belajar tidak teratur,

b. Daya tahan belajar rendah (belajar secara tergesa-gesa), c. Belajar bilamana menjelang ulangan atau ujian,

d. Tidak memiliki catatan pelajaran yang lengkap, e. Tidak terbiasa membuat ringkasan,

f. Tidak memiliki motifasi untuk memperkaya materi pelajaran, g. Senang menjiplak pekerjaan teman, termasuk kurang percaya diri

didalam menyelesaikan tugas, h. Sering datang terlambat, dan

i. Melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk (misalnya merokok).

Adapun menurut Gie (1995: 193), 2 macam kebiasaan studi yaitu kebiasaan studi yang baik dan kebiasaan studi yang buruk dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1. Kebiasaan Studi yang Baik dan Kebiasaan Studi yang Buruk

No. Kebiasaan Studi yang Baik Kebiasaan Studi yang Buruk 1 Melakukan studi secara teratur

setiap hari.

Hanya melakukan studi secara mati-matian setelah ujian di ambang pintu

2 Mempersiapkan semua keperluan studi pada malamnya sebelum keesokan harinya berangkat.

Sesaat sebelumnya berangkat barulah ribut mengumpulkan buku dan peralatan yang perlu dibawa.

3 Senantiasa hadir dikelas sebelum pelajaran dimulai

Sering terlambat hadir. 4 Terbiasa belajar sampai paham

betul dan bahkan tuntas tak terlupakan lagi.

Umumnya belajar seperlunya saja sehingga butir-butir pengetahuan masih kabur dan banyak terlupakan.

No. Kebiasaan Studi yang Baik Kebiasaan Studi yang Buruk 5 Terbiasa mengunjungi per-

pustakaan untuk menambah bacaan atau menengok buku referensi mencari arti-arti istilah.

Jarang sekali masuk perpustakaan dan tidak tahu caranya mempergunakan ensiklopedia dan berbagai karya acuan lainnya.

Menurut Mulyadi (2010: 110) kebiasaan terbentuk dari berbagai pengalaman yang sering diulang-ulang dan menyebabkan seseorang memiliki tingkah laku tertentu dalam situasi-situasi yang ada. Hamalik (1990: 10) mengemukakan Seseorang yang ingin berhasil dalam belajar hendaknya mempunyai sikap serta kebiasaan belajar yang baik.

Slameto (2003: 82) mengatakan bahwa belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan. Untuk mencapai tujuan tersebut manusia melewati sebuah proses belajar dengan menggunakan berbagai cara. Cara-cara yang digunakan tersebut akan menjadi suatu kebiasaan. Dan lebih lanjut Slameto menegaskan bahwa kebiasaan belajar juga akan mempengaruhi belajar itu sendiri. Selanjutnya Slameto (2003: 82) membagi kebiasaan belajar menjadi lima komponen yaitu :

a. Pembuatan jadwal dan pelaksanaannya

Seluruh kehidupan manusia pada hakikatnya bergelut dalam dimensi waktu. Karena manusia berada dalam lingkaran waktu, semua aktivitas yang dilakukannya bermula dan berkesudahan dalam waktu. Masalah pengaturan waktu inilah yang menjadi persoalan bagi siswa. Banyak siswa yang mengeluh karena tidak bisa membagi waktu dengan

tepat dan baik. Akibatnya waktu yang seharusnya dimanfaatkan terbuang dengan percuma. Oleh karena itu, amatlah penting bagi siswa untuk mengatur waktu belajarnya dengan membuat jadwal.

Jadwal adalah pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang setiap harinya. Jadwal juga berperan penting dalam belajar. Agar pelajaran dapat berjalan dengan baik dan berhasil, perlulah seorang siswa mempunyai jadwal yang baik dan melaksanakannya dengan teratur/disiplin. Membuat jadwal pelajaran tidak perlu ideal, dalam bentuk sederhana dan sesuai dengan kemampuan saja sudah cukup. Asalkan pelaksanaannya dapat efektif dan fleksibel sehingga mudah disesuaikan dengan keadaan. Djamarah (2002:19) memberikan acuan tentang cara membuat jadwal pelajaran yang baik yaitu sebagai berikut:

1) Memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperluan-keperluan tidur, belajar, makan, mandi, olahraga, dan lain-lain.

2) Menyelidiki dan menentukan waktu yang tersedia setiap hari. 3) Merencanakan penggunaan belajar itu dengan cara menetapkan

jenis-jenis mata pelajarannya dan urutan-urutan yang seharusnya dipelajari.

4) Menyelidiki waktu-waktu mana yang dapat dipergunakan untuk belajar dengan hasil terbaik. Sesudah waktu itu diketahui, kemudian dipergunakan untuk mempelajari pelajaran yang

dianggap sulit. Pelajaran yang dianggap mudah dipelajari pada jam belajar yang lain.

5) Berhematlah dengan waktu, setiap siswa janganlah ragu-ragu untuk memulai pekerjaan termasuk belajar

b. Membaca dan membuat catatan

Membaca buku merupakan keharusan dan tuntutan. Hampir sebagian kegiatan belajar adalah membaca. Maka dari itu, membaca sangat besar peranannya dalam belajar. Agar dapat belajar dengan baik maka perlulah membaca dengan baik. Untuk dapat membaca dengan baik, juga perlu membuat catatan yang baik dan rapi. Catatan yang baik, rapi, lengkap, dan teratur akan menambah semangat dalam belajar karena tidak terjadi kebosanan. Sebaliknya catatan yang tidak jelas, lusuh dan tidak lengkap akan menimbulkan rasa bosan dalam membaca.

c. Mengulangi bahan pelajaran

Mempelajari kembali bahan pelajaran yang telah dipelajari sewaktu pembelajaran berlangsung besar pengaruhnya dalam belajar. Agar dapat mengulang pelajaran yang telah dipelajari dengan baik, maka perlu disediakan waktu untuk mengulang dan memanfaatkan waktu itu dengan sebaik-baiknya. Mengulangi bahan pelajaran bisa dilakukan pada malam, pagi, atau sore hari.

d. Konsentrasi

Slameto (2003: 86) mengatakan bahwa konsentrasi merupakan pemusatan pemikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dalam belajar konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran tersebut. Ada banyak penyebab mahasiswa tidak dapat berkonsentrasi saat belajar.

Djamarah (2002: 16), mengutip pendapat Hasbullah Thabrany, membagi dua penyebab pelajar atau mahasiswa tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar, yaitu:

1) Gangguan dari dalam atau internal misalnya tekad yang kurang kuat untuk belajar, sifat emosi, sifat mudah marah dan benci, haus, lapar, kurang sehat badan, target kerja yang tidak realistis, masalah pribadi dengan pacar, orang tua atau guru.

2) Gangguan dari luar misalnya suara gaduh, tidak tersedianya alat keperluan belajar, foto pacar, foto bintang film, kondisi kamar, meja, kursi, suhu kamar, ruang belajar, cara menyusun jadwal belajar, dan urutan belajar.

e. Mengerjakan tugas dan latihan

Agar berhasil dalam belajar, perlulah mengerjakan tugas dan latihan dengan sebaik-baiknya. Tugas dan latihan ini mencakup tugas

rumah, kuis, ujian tengah semester, dan ujian semester. Semua tugas yang diberikan oleh guru harus dilaksanakan dan diselesaikan tepat pada waktunya. Tugas yang diselesaikan lebih awal adalah lebih baik daripada menunda-nunda penyelesaiannya. Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa menyelesaikan tugas jauh-jauh hari memudahkan mengadakan perbaikan jika terjadi kesalahan di dalamnya.

Menurut Sudjana (2005: 165-173) aspek kebiasaan yang perlu diperhatikan dalam proses belajar, yaitu:

a. Cara mengikuti pelajaran

Cara mengikuti pelajaran di sekolah merupakan bagian penting dari proses belajar, siswa dituntut untuk dapat menguasai bahan pelajaran. Ada beberapa kebiasaan yang perlu diperhatikan dalam kebiasaan atau cara mengikuti pelajaran yaitu :

1.) Meyiapkan diri

Persiapan sebelum mengikuti pelajaran sangat perlu dilakukan oleh siswa agar hasil kegiatan mengikuti proses pembelajaran berdaya guna. Pada permulaan belajar siswa harus siap untuk menerima materi yang akan diajarkan oleh guru. Siswa dikatakan siap apabila siswa memang sudah mempersiapkan diri sebelumnya Adapun kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mempersiapkan diri yaitu membaca dan mereview materi sebelumnya, mengerjakan tugas yang sudah diberikan oleh guru

serta membaca sekilas tentang materi selanjutnya. Bila kegiatan tersebut dilakukan oleh siswa maka siswa siap untuk menerima pelajaran selanjutnya.

a.) Membaca dan mereview materi sebelumnya

kegiatan ini berfungsi mengembalikan ingatan siswa pada materi sebelumnya. Meningkatkan pemahaman materi yang lalu akan mempermudah siswa memahami materi selanjutnya. Dengan demikian mempermudah memahami pokok-pokok materi dan dapat membuat catatan secara efektif.

b.) Mengerjakan tugas

Sering kali guru memberikan tugas untuk kegiatan belajar mandiri ataupun kegiatan terstruktur yang harus dikerjakan di rumah dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Tugas ini perlu diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik oleh siswa, karena merupakan kewajiban dan salah satu nilai tugas yang merupakan komponen dari nilai akhir semester.

c.) Membaca sekilas tentang materi selanjutnya

Siswa akan dapat mengetahui materi apa yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Sering kali guru memberitahukan materi selanjutnya pada saat menutup pelajaran. Tingkat pemahaman materi akan lebih tinggi jika siswa telah mempunyai pengetahuan awal tentang hal itu. Catatan siswa akan lebih baik, dan siswa dengan mudah mengajukan

pertanyaan, khusunya materi dan contoh yang kurang dipahami oleh siswa.

2.) Membaca

Membaca tidaklah sukar jika seseorang sudah mengenal huruf. Namun membaca buku hingga mendapatkan manfaat dari buku tersebut adalah suatu kecakapan yang harus sungguh-sungguh diusahakan, terutama bagi siswa yang harus membaca buku tebal dan sulit, mereka harus mempunyai kebiasaan yang baik. Kebiasaan-kebiasaan minimal yang perlu dimiliki oleh siswa yaitu :

- Mengindahkan syarat-syarat kesehatan dalam membaca, terutama untuk kesehatan mata

- Menyusun rencana dan mengatur penggunaan waktu untuk membaca

- Menyiapkan dan menggunakan alat tulis sewaktu membaca untuk keperluan membuat tanda-tanda dan catatan-catatan mengenai apa yang dibaca

- Mengenal-mengenal perpustakaan yang ada serta rajin mengunjungi perpustakaan untuk membaca

- Menelaah buku-buku untuk setiap mata pelajaran secara mendalam sehingga betul-betul memahami dan menguasai isinya - Memusatkan perhatian secara penuh sewaktu membaca

3) Mendengarkan

Bahan pelajaran yang akan siswa pelajari kebanyakan datang kepada mereka tidak melalui bacaan, tetapi diperoleh karena siswa tersebut selalu mendengarkan penjelasan guru tentang pelajaran. Bila siswa telah memiliki kebiasaan mendengarkan pada saat guru menerangkan pelajaran, maka siswa akan lebih mudah mendengarkan orang lain yang menyampaikan informasi-informasi dari siaran televisi, radio yang ada kaitannya dengan bahan pelajaran.

4) Kebiasaan Praktik

Siswa yang melakukan latihan atau praktek berarti siswa menerapkan bahan pelajaran baik dalam kaitan dengan latihan penginderaan dan anggota tubuh (keterampilan) maupun siswa menerapkan prinsip dalam penggunaan prosedur kerja dalam pemecahan masalah (Ahmadi dan Supriyono, 1991: 129).

5) Menulis atau mencatat

Kegiatan mencatat bahan pelajaran yang dianggap penting pada saat guru menjelaskan bahan pelajaran, sebab sangat berguna bagi siswa untuk merekam informasi yang diperoleh dan mempelajarinya kembali. Kegiatan mencatat bahan pelajaran dalam buku catatan dengan rapi memberi semangat bagi siswa untuk melakukan belajar dengan rutin dan teratur. Menurut Sukirman (2004) ada beberapa keuntungan dari membuat catatan, yaitu :

a.) Membantu untuk mengingat kembali bagian-bagian penting, terutama ketika mempersiapkan diri menghadapi ujian.

b.) Meningkatkan daya ingat tentang materi secara mudah.

c.) Memelihara konsentrasi selama mendengarkan penjelasan dari guru

d.) Bekerja sama dengan otak untuk mengerti materi

e.) Catatan yang baik dapat menghemat waktu ketika belajar dan mengingat materi yang diberikan.

6) Bertanya

Bertanya adalah salah satu umpan balik yang diberikan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun pengertian bertanya adalah meminta keterangan (penjelasan): meminta supaya diberitahu (tentang sesuatu), kalau tidak tahu (Mulyono dkk, 1995). Jadi bisa diartikan jika bertanya adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk meminta keterangan dan untuk memperoleh jawaban yang lebih jelas atas sesuatu yang belum dimengerti atau belum dipahami. Burhanuddin Salam (2004) mengatakan ada dua keuntungan dalam bertanya yaitu:

a.) Dapat memperluas pengetahuan. Penerimaan suatu teori atau contoh yang tidak dimengerti tanpa mempertanyakannya, pengetahuan akan terbatas pada yang diterima saja. Bertanya tentang sebuah teori atau contoh

yang tidak dimengerti akan memberi kemungkinan pada siswa yang bersangkutan dapat mengasosiakan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan teori atau contoh yang sedang dibahas.

b.) Dapat mendorong lebih lanjut, artinya dengan bertanya siswa selalu bersikap tidak menerima sesuatu teori atau contoh dengan membabi buta. Ini mendorongnya untuk selalu ingin tahu, paham dan bisa serta mandalami materi juga dapat mendorong siswa untuk belajar lebih lanjut.

b. Cara belajar mandiri di rumah

Belajar mandiri di rumah merupakan tugas pokok setiap siswa. Syarat utama belajar di rumah adalah keteraturan belajar yaitu memiliki jadwal belajar meskipun waktunya terbatas. Bukan lamanya belajar tetapi kebiasaan teratur dan rutin melakukan belajar setiap harinya meskipun dengan jam yang terbatas.

c. Cara belajar kelompok

Cara belajar sendiri di rumah sering menimbulkan kebosanan dan kejenuhan. Perlu adanya variasi cara belajar seperti belajar bersama dengan teman yang bisa dilakukan di sekolah, perpustakaan, dirumah teman ataupun tempat-tempat yang nyaman untuk belajar. Pikiran dari

banyak orang lebih baik dari pikiran satu orang itulah manfaat belajar bersama.

d. Mempelajari buku teks

Buku adalah sumber ilmu, oleh karena itu keharusan bagi siswa untuk membaca buku. Kebiasaan membaca buku harus dibudayakan oleh siswa agar lebih memahami bahan pelajaran dan dapat pula lebih tahu terlebih dahulu sebelum bahan pelajaran tersebut diberikan guru.

e. Menghadapi ujian

Keadaan yang paling mencemaskan bagi siswa adalah saat menghadapi tes, ulangan atupun ujian. Cemas, sibuk dan kurang istirahat karena mengejar belajar untuk ujian sehingga menimbulkan ketegangan yang berakibat kepercayaan diri menurun. Bagi yang sudah mempersiapkan diri dari awal, ujian adalah hal biasa. Oleh karena itu ujian bukan merupakan kekhawatiran dan ketegangan melainkan sebaliknya.

Keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran banyak bergantung pada kebiasaan belajarnya. Kebiasaan belajar dimulai dari cara mengikuti pelajaran, belajar mandiri di rumah, belajar kelompok, cara mempelajari buku dan sikap dalam menghadapi ujian/ulangan/tes. Cara atau kebiasaan belajar di atas harus dimulai oleh diri sendiri dengan membiasakan diri dan mendisiplinkan diri dalam belajar. Kebiasaan

belajar yang baik harus dimulai sejak dini kepada seorang siswa. Hal ini dimaksudkan agar siswa merasa terbiasa melakukan kegiatan belajar dalam kesehariannya.

Gie (1995:48) mengemukakan bahwa cara belajar adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam usaha belajarnya. Setiap hari siswa melakukan proses pembelajaran atau kegiatan belajar. Kegiatan belajar ini bisa berlangsung di sekolah, di rumah maupun ditempat-tempat yang lain. Dari berbagai kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa maka akan tercipta suatu cara belajar yang menjadi suatu kebiasaan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Djamarah (2002: 40-45) ada beberapa kebiasaan belajar yang dapat dilakukan diluar sekolah, yaitu :

a. Memantapkan materi pelajaran

Setelah menerima pelajaran disekolah, yang perlu dilakukan siswa setelah pulang sekolah adalah memantapkan kembali materi pelajaran di rumah yaitu dengan mengulang pelajaran yang diajarkan di sekolah. Apa yang guru jelaskan tidak mesti semuanya berkesan baik, tentu ada kesan-kesan yang masih samar-samar dalam ingatan.

Pengulangan sangat membantu untuk memperbaiki semua kesan yang masih samar-samar itu untuk menjadi kesan-kesan yang sesungguhnya, yang tergambar jelas dalam ingatan. Selain itu untuk memantapkan materi pelajaran di rumah yaitu dengan belajar melalui internet dan juga dengan membentuk kelompok belajar, cara ini baik

untuk menunjang keberhasilan studi siswa di sekolah dan juga dapat mengatasi rasa kebosanan dan kejenuhan apabila siswa belajar sendiri.

Dalam membentuk kelompok belajar ini anggota tidak perlu terlalu banyak, tetapi cukup lima orang. Sekiranya kelompok belajar sudah terbentuk, merencanakan pembagian waktu, bahan pelajaran yang perlu dibahas dalam kelompok belajar. Memantapkan pelajaran dapat juga dilakukan dengan mencari bahan atau sumber belajar yang lain guna menambah pemahaman terhadap suatu pelajaran. Gerlach dan Donald (1971) menegaskan pada awalnya terdapat 5 jenis sumber belajar yaitu :

1.) Manusia

Manusia dapat dijadikan sebagai sumber belajar, peranannya sebagai sumber belajar dapat dibagi ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah manusia atau orang yang sudah dipersiapkan khusus sebagai sumber belajar melalui pendidikan yang khusus pula seperti guru, konselor, administrator pendidikan, tutor dan sebagainya. Kelompok kedua yaitu manusia atau orang yang tidak dipersiapkan secara khusus untuk menjadi seorang nara sumber akan tetapi memiliki keahlian yang mempunyai kaitan erat dengan program pembelajaran yang akan disampaikan, misalnya dokter, penyuluh kesehatan, petani, polisi dan sebagainya.

2.) Bahan

Bahan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang membawa pesan/ informasi untuk pembelajaran. Baik pesan itu dikemas dalam bentuk buku paket, video, film, bola dunia, grafik, CD interaktif dan sebagainya. Kelompok ini biasanya disebut dengan media pembelajaran.

3.) Lingkungan

Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan yang mampu memberikan pengkondisian belajar. Lingkungan ini juga di bagi dua kelompok yaitu lingkungan yang didesain khusus untuk pembelajaran, seperti laboratorium, kelas dan sejenisnya. Sedangkan lingkungan yang dimanfaatkan untuk mendukung keberhasilan penyampaian materi pembelajaran, di antaranya lingkungan museum, kebun binatang dan sejenisnya.

4.) Alat dan perlengkapan

Sumber belajar dalam bentuk alat atau perlengkapan adalah alat dan perlengkapan yang dimanfaatkan untuk produksi atau menampilkan sumber-sumber belajar lainnya. Seperti TV untuk membuat program belajar jarak jauh, komputer untuk membuat pembelajaran berbasis komputer, tape recorder untuk membuat program pembelajaran audio dalam pelajaran bahasa Inggris, terutama untuk menyampaikan informasi pembelajaran mengenai listening (mendengarkan) dan sejenisnya.

5.) Aktivitas

Biasanya aktivitas yang dapat dijadikan sumber belajar adalah aktivitas yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, dimana didalamnya terdapat perpaduan antara teknik penyajian dengan sumber belajar lainnya yang memudahkan siswa belajar. Seperti aktivitas dalam bentuk diskusi, mengamati, belajar tutorial, dan sejenisnya.

b. Lama Belajar

Waktu merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia. Waktu juga merupakan kesempatan yang digunakan untuk melakukan berbagai macam kegiatan. Adapun yang dimaksud dengan waktu belajar adalah waktu yang digunakan untuk mempelajari sesuatu, sehingga terjadi proses perubahan pada diri seorang yang belajar.

Keteraturan penggunaan waktu untuk belajar memberikan dampak yang bermakna kepada kualitas hasil belajar siswa. Siswa mempunyai alasan sendiri-sendiri dalam belajar, ada belajar yang teratur, namun ada juga yang hanya disuruh oleh orang tuanya. Dapat dikatakan seseorang yang belajar akan mempengaruhi hasil belajarnya apabila dilakukan secara rutin dan teratur dalam waktu tertentu, sehingga akan mencapai prestasi belajar yang optimal.

Keefektifan waktu dalam belajar berbeda-beda, tergantung dari orangnya. Ada siswa yang merasa lebih senang atau lebih berhasil bila

lamanya belajar bertahan satu jam, dua jam atau tiga jam, sehingga lama belajar yang dilakukan oleh seorang siswa sifatnya tidak tentu. Lamanya belajar tergantung pada banyak sedikitnya bahan yang dipelajari. Tetapi perlu diperhatikan, belajar yang terlalu lama akan melelahkan dan tidak efisien. Siswa perlu menyusun jadwal rencana kegiatan agar tidak kehilangan waktu belajarnya.

Setiap siswa mempunyai waktu 24 jam setiap harinya. Menurut Gie (1979; 70-71) jumlah tersebut dapat digolongkan untuk keperluan-keperluan sebagai berikut :

1) Tidur setiap harinya : 8 Jam 2) Makan, mandi dan senam : 3 jam 3) Urusan pibadi : 2 jam 4) Sisanya untuk belajar : 11 jam

Setiap harinya siswa memiliki waktu belajar selama 11 jam. Waktu belajar tersebut digunakan untuk belajar di sekolah selama 7 jam. Sedangkan sisanya 4 jam digunakan untuk belajar di luar sekolah atau di rumah.

c. Menyiapkan diri untuk ujian

Babak yang terakhir dari usaha para siswa di sekolah ialah menempuh ujian secara tertulis ataupun lisan. Tes atau ujian tersebut dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh siswa menguasai ilmu yang telah dipelajarinya. Setiap ujian biasanya hanya mungkin dilalui

dengan berhasil oleh siswa apabila ia menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu landasan utama dan kegiatan pokok untuk maju ujian adalah belajar dengan sebaik-baiknya. Para siswa harus menyiapkan diri dengan belajar secara teratur, penuh disiplin dan konsentrasi pada masa yang cukup jauh sebelum ujian dimulai.

Menurut Burhanuddin (2004) adapun hal-hal yang harus dipersiapkan dan dilakukan siswa sebelum ujian tiba yaitu membaca ulang kembali catatan-catatan maupun rangkuman-rangkuman dan memperbaiki catatan yang perlu diperbaiki dan disempurnakan. Selanjutnya Reviari (1992) mengatakan hal yang juga perlu dilakukan saat mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian yaitu dengan mengerjakan latihan. Pada mata pelajaran fisika diperlukan latihan-latihan atau soal-soal untuk dikerjakan demi mendalamnya pemahaman yang diperoleh mengenai materi. Dalam mengerjakan latihan-latihan, sebaiknya tidak ditunggu sampai dekat pada waktu ujian, tetapi sebaiknya segera setelah pelajaran itu diajarkan.

Dokumen terkait