• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sesuai dengan rencana Pengembangan Kebun Plasma, maka di perlukan kerja dan investasi yang berasal dari dana sendiri maupun kredit perbankan. Selanjutnya dengan berbagai asumsi yang meliputi rencana produksi, ongkos produksi, secara keseluruhan dapat dilihat dalam lampiran-lampiran. Namun secara ringkas pembagian pembiayaan tersebut di uraikan sebagai berikut : Kebutuhan modal kerja untuk kegiatan penanaman pisang abaca per hektar adalah dari tahun ke-1 s/d ke- 6 terus meningkat, dengan gambaran untuk tahun 1 sebagai berikut :

1 Saprodi :

1.1 Pupuk kandang/kompos Rp 900.000

1.2 Urea Rp 1.400.000

1.3 TSP Rp 640.000

1.4 Insektisida Rp 240.000

2 Biaya tenaga kerja :

2.1 Penyiapan Rp 105.000 2.2 Pemupukan Rp 210.000 2.3 Pemeliharaan Rp 70.000 3 Biaya panen Rp 140.000 4 Gaji pengelola Rp 1.000.000 5 Administrasi (PBB, dll) Rp 250.000 JUMLAH Rp 4.995.000

b. Struktur Permodalan

Di dalam struktur pinjaman di asumsikan memerlukan jangka waktu rata-rata 5 tahun dengan tingkat suku bungan 16% sesuai dengan skim KKPA / KPKM. Jumlah kredit bank Rp.10.018.000 (65%) dan modal sendiri Rp. 1.750.000 (15%) dengan rincian seperti pada Lampiran 3 dan Lampiran 3a.

c. Penjaminan Kredit

Untuk menjamin kesediaan bank dan keamanan kreditnya, perlu di usahakan agar baik petani plasma dan UB, dapat memahami perlunya memanfaatkan penjaminan kredit yang paling potensial dan dapat diterima oleh bank.

Beberapa kemungkinan bentuk penjaminan kredit dan mekanismenya dapat di sajikan sebagai berikut :

1. Jaminan (agunan) pokok

Dapat berupa beberapa unsur kelayakan PKT yang di biayai kredit, yakni proyek pisang abaca yang dibiayai bank.

2 .Jaminan tambahan

Jaminan tambahan ini diperlukan bank untuk mendapatkan jaminan penuh terhadap keamanan kredit atau dengan kata lain kemampuan PKT mengembalikan kredit dan memenuhi kewajibannya

Beberapa kemungkinan yang dapat di tempuh untuk memenuhi aspirasi bank tersebut adalah tanggung renteng kelompok. Dengan cara me-motong hasil keuntungan bersih sebesar 10%, disamping itu bermanfaat juga sebagai pemupukan modal bagi UK atau Plasma.

Pada tahun kedua petani plasma mulai mendapatkan pendapatan bersih setelah pembayaran bunga. Pada saat ini kegiatan kelompok yang pembina annya telah di mulai sejak awal-awal proyek, mulai dengan kegiatan simpan pinjam, dimana sebagian dari akumulasi simpananan dapat di sisihkan

sebagai tabungan beku mempunyai fungsi ganda yaitu jaminan

kelangsungan proses pembayaran pokok dan pembayaran bunga, maupun untuk pemupukan modal masing-masing UK.

UB Sebagai Avalis

Pada UB sebagai ini di tempatkan pula sebagai penjamin kredit (Avalist) yang diterima UK yang menjadi binaannya. Mekanismenya adalah dengan

menyediakan jaminan korpirasi dari perusahaannya yang bersangkutan (corporate guarantee)

Bentuk lain yang dilaksanakan oleh UB sehingga lebih yakin terhadap keamanan kreditnya adalah dalam bentuk kesedian UB untuk melaksanakan proses ambil alih proyek (Buy -back system) bilamana oleh karena sebab UK tidak dapat melanjutkan kegiatannya sehingga cendrung mengakibatkan proyek gagal.

Cara ini dapat dilaksanakan seandainya tidak ada sama sekali kemungkinan kegagalan UK tersebut dapat diganti oleh UK yang lain mungkin memiliki kemampuan lebih besar dan mampu menjadi UK dalam PKT yang sesuai dengan yang diinginkan bank.

Dalam hal ini yang menjamin berupa hak atas Tanah.

3. Kombinasi dengan lembaga penjamin kredit

Format keamanan kredit yang telah ditunjang oleh kedua bentuk

penjaminan tambahan seperti diatas, mungkin dianggap masih belum cukup atau oleh karena beberapa sebab UB hanya bersedia menjamin sebagian dari total jaminan proyek yang dikendaki bank.

Sehubungan dengan itu, perlu diusahakan agar untuk proyek PKT ini

dapat di tunjang pula oleh Lembaga Penjamin Kredit.

Fee atau premi asuransi yang harus di bayar oleh UK (debitur) agar

dapat menyertakan asuransi kredit guna menjamin kredit yang diterimanya, adalah berkisar 2% per tahun dari total plafond kredit selama kredit

Mekanisme penyertaan lembag penjamin tersebut di mulai lebih

dahulu dengan tersusun dan realisasi proses kesepahaman ( MOU )

antara Bank dengan lembaga penjamin kredit, mengenai prosedur dan mekanisme pertanggung jaminan atas kredit yang diterima para UK dan bank bersangkutan.

d. Analisa Keuangan

Dengan menggunakan metode penilaian yang lazim di pakai dalam menilai suatu proyek, diperoleh kesimpulan (kriteria kelayakan / Lampiran 7) sebagai berikut :

Tabel 5.2.

Parameter Kelayakan Kebun Plasma Abaca

URAIAN NILAI

NPV 6.603.493

IRR (%) 25,01

Pay Back Period (Bulan) 31

BEP Volume (Kg) 4.743

BEP Harga (Rp/Kg) 11.856.847

e. Pendapatan Tambahan

Dalam rangka optimalisasi pemanfaatan lahan maka pada tahun pertama semester satu dapat dilakukan penanaman dengan sistem tumpang sari. Tumpang sari mempunyai beberapa kelebihan antara lain :

Penggunaan lahan lebih efisien

Distribusi tenaga kerja lebih merata karena waktu pemeliharaan dan

panen tidak bersama

Distribusi pendapatan petani lebih berkesinambungan, serta resiko

gagal panen satu jenis komiditas dapat di perkecil.

Pada proyek ini tanaman pisang abaca dapat ditumpang sari dengan kedele. Sebagai gambaran tanaman kedele dapat memberikan pendapatan sampingan seperti uraian pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3.

Analisis Biaya dan Pendapatan Usaha Tani Pisang Abaca Per Hektar

Uraian Volume Satuan

Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) A. Biaya 1.Sarana Produksi 100 Kg 1.200,00 120.000,00 a. Urea 125 Kg 1.600.,00 200.000,00 b. SP-36 100 Kg 2.000.,00 200.000,00 c.KCl - - - 70.000,00 d. Obat-obatan 45 Kg 8.000,00 360.000,00 e. Benih 90 HOK 7.500,00 675.000,00

2. Tenaga Kerja 40 HOK 7.500,00 300.000,00

a. Dalam Keluarga b. Luar Keluarga 3. Peralatan 1 Gulung 1.500,00 1.500,00 a. Rafia - 75.000,00 b. Penyusutan alat Total Biaya 2.001.500,00 B. Produksi 1.300 Kg 2.500,00 3.250.000,00 C. Keuntungan (B-A) 1.248.500,00 D. Pendapatan Keluarga (C + A 2 a ) 1.923.500,00

f. Hasil Analisis Finansial

Analisis ini diharapkan akan dapat menjawab apakah para petani plasma akan mendapatkan nilaitambah dari proyek dan mampu mengembalikan kredit yang di berikan oleh bank dalam jangka waktu yang benar.

Perhitungan ini didasarkan pada kelayakan usaha setiap petani yang akan mengembangkan (ekstensifikasi) kebun pisang abaca seluas 1 ha. Dengan

demikian Inti akan terlibat kegiatan sejak awal, dari mulai kegiatan pembukaan lahan sampai tanaman siap menghasilkan.

Skim kredit yang digunakan adalah KKPA dengan bunga 16% per tahun dan pembayaran angsuran di lakukan pada waktu tanaman petani sudah

menghasilkan, yaitu pada tahun ke 2. Selama tanaman belum

menghasilkan, petani diberikan grace period dan bunga pinjaman adalah 14% per tahun. Parameter teknis untuk perhitungan ini dapat dilihat pada Lampiran 7. Tabel Perhitungan NPV dan IRR.

a. Proyeksi Laba/Rugi

Proyeksi laba/rugi memberikan gambaran tentang kegiatan usaha

perkebunan pisang abaca rakyat dalam periode yang akan datang.

Asumsi dasar yang digunakan untuk perhitungan laba atau rugi ini adalah menyangkut dualitas serat pisang abaca yang dijual petani. Kualitas serat pisang abaca yang dijual petani adalah serat kering dengan kadar air 7 - 8 % dengan harga jual Rp.2.500/Kg. Produktivitas lahan di asumsikan mengikuti pola Lampiran 1. Tabel Asumsi. Berdasarkan asumsi tersebut, sejak tanaman mulai menghasilkan, yaitu tahun pertama sampai analisa tahun ke - 6 pada tahun ke - 2, petani pisang abaca mendapatkan keuntungan yang cukup memadai. Jika pada tahun pertama keuntungan tersebut masih negatif, maka pada tahun berikutnya sudah positif, seiring dengan meningkatnya produktivitas tanaman (Lampiran 5. Tabel Proyeksi Rugi Laba).

b. Proyeksi Arus Kas

Dengan mengatur seluruh dana pembiayaan dari bank dan adanya grace period selama 1 tahun, maka masa proyek tidak terjadi defisit. Petani dapat mengembalikan bungan pinjaman dalam waktu yang ditentukan, yaitu selama 5 tahun dan mendapatkan keuntungan yang wajar (Lampiran 6. Tabel Proyeksi Arus Kas) .

c. Kriteria Kelayakan Proyek

Untuk menilai kelayakan proyek ini digunakan kriteria NPV, IRR, B/C, BEP dan Pay Back period lihat Lampiran 7. Tabel Perhitungan NPV dan IRR. Dari lampiran tersebut terlihat bahwa IRR proyek adalah sebesar 25,01%, jauh lebih tinggi dari bunga KKPA sebesar 16%. Dari nilai pay back ratio, proyek ini akan dapat mengerti secara finansial sangat layak untuk dikembangkan.

6. Aspek Sosial Ekonomi dan Dampak Lingkungan

Dokumen terkait