• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Sosial Ekonomi dan Dampak Lingkungan

Umum

Diantara faktor yang berhubungan dengan aspek sosial ekonomi adalah sumber bahan baku dan suplai bahan baku, status lokasi, perijinan, sarana transportasi, tenaga kerja, alat dan bahan, pasar dan harga serta dukungan pemerintah.

Sumber Bibit Tanaman

Bibit tanaman adalah faktor yang menentukan kelangsungan usaha ini, sehingga bibit tanman harus jelas dan suplai untuk kebutuhan berlangsungnya proyek.

Status Lokasi dan Perijinan

Lokasi yang dipilih untuk penanaman pisang abaca pemilikannya harus jelas sehingga tidak berbenturan dengan kepentingan instansi lain, atau lembaga lain dikemudian hari. Peruntukkan lokasi harus jelas dan pasti, sesuai dengan rencana induk pembangunan daerah setempat. Peruntukkan lahan yang jelas ini sangat penting untuk menghindari terjadi kerugian yang tidak terduga sewaktu-waktu.

Transportasi

Lokasi yang dipilih harus dapat dijangkau, agar pengadaan bibit tanaman, peralatan dan pemasaran hasil produksi dapat berjalan lancar. Sarana transportasi harus memadai, hal ini penting untuk menekan pengeluaran biaya yang sangat serta waktu pengangkutan bibit tanaman dan hasil produksi (serat pisang) dari dan ke lokasi harus se-efisien mungkin.

Tenaga Kerja

Tenaga kerja dalam penanaman pisang abaca ini merupakan faktor yang sangat penting sejajar dengan faktor-faktor penting lainnya. Bahkan tenaga kerjalah yang paling menentukan, terutama dalam skala usaha yang besar. Sedangkan untuk usaha skala kecil, biasanya semua pekerjaan di kerjakan secara kelompok. Dalam usaha skala besar, diperlukan dua bentuk tenaga kerja, yaitu tenaga kerja untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan biasa yang tidak membutuhkan keahlian. Sedangkan tenaga kerja khusus atau ahli untuk pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan keahlian, seperti survey lokasi, tata cara penanaman dan lain-lain yang menyangkut dalam hal teknik budidaya. Tenaga kerja biasa hendaknya direkrut atau didahulukan tenaga kerja lokal selain mereka tidak membutuhkan biaya transportasi menuju

lokasi usaha, juga dengan memanfaatkan tenaga kerja lokal, berarti usaha yang kita lakukan membawa lapangan kerja bagi penduduk di sekitar lokasi usaha. Sedangkan tenaga kerja ahli akan disediakan perusahaan inti atau koperasi. Bagi tenaga kerja biasa yang belum potensial masih dip erlukan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mereka.

Alat dan Bahan

Tersedianya alat dan bahan di sekitar lokasi menunjang kelancaran dan usaha menekan biaya, sedangkan bila bahan dan alat didatangkan dari

tempat lain dengan menggunakan sarana transportasi harus

mempertimbangkan tingkat efisiensi dalam transportasi tersebut.

Keamanan Usaha

Dalam usaha ini harus di perhatikan dari gangguan tangan-tangan jahil (pencuri), termasuk keselamatan dan kesehatan kerja

Dukungan Pemerintah

Dukungan pemerintah dalam usaha ini sangat di perlukan terutama dalam hal periijinan yang berkaitan dengan usaha penanamana pisang abaca.

Aspek yang Timbul

a. Aspek Sosial

Dengan terjadinya kerjasama antara petani pemilik lahan dan Perusahaan inti akan memberikan keuntungan bagi berbagai pihak. Usaha di atas akan membantu pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja baru bagi pencari kerja yang selama ini belum memperoleh tempat, sekaligus untuk mendukung Program Proyek Padat Karya yang dicanangkan Pemerintah. b. Aspek Pendidikan

Adanya budidaya tanaman pisang abaca memberi motivasi masyarakat desa untuk mendorong tumbuhnya suasana yang kondusif dan menyenangkan bagi warga desa dengan cara meningkatkan ketersediaan jasa pelayanan pendidikan, kesehatan dan fasilitas infrastruktur lain yang diperlukan masyarakat desa. Dengan direalisasikannya proyek ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Meningkatkan pendapatan bagi para anggota koperasi, karena adanya lapangan kerja atau tambahan modal kerja bagi mereka dapat meningkatkan produktivitasnya.

2. Usaha yang dikelola dengan baik oleh kelompok dengan itikad menjunjung kebersamaan dalam meningkatkan usaha anggota koperasi maka program pengentasan kemiskinan akan tercapai.

3. Peningkatan usaha anggota koperasi jelas akan meningkatkan pula peluang bagi tenaga kerja di wilayah proyek dan sekitarnya Dapat meningkatkan pendapatan asli daerah setempat dengan retribusi/ pajak daerah

4. Meningkatkan kegiatan perekonomian di pedesaan ini akan

mengurangi tekanan kemiskinan, pengangguran, ketinggalan,

kesenjangan dan perbedaan tingkat partisipasi dalam pembangunan antara desa dengan kota, antara sektor tradisional dan modern.

5. Pemanfaatan lahan tidur untuk menciptakan lapangan kerja bagi

masyarakat di sekitar proyek guna mensejahterakan.

Mengimplementasikan Pola Kemitraan Terpadu (PKT) yang dikoordinir oleh Koperasi Primer dengan perusahaan inti.

b. Dampak Lingkungan

Pembukaan kawasan untuk proyek perkebunan dengan luas lahan yang besar, yang dikembangkan dengan pola kemitraan yang peserta plasmanya berasal dari masyarakat setempat, atau transmigran (baik transmigran lokal maupun luar pulau) termasuk pembangunan pabrik perusahaan inti, langsung maupun tidak langsung akan menimbulkan dampak positif atau negatif terhadap komponen ekosistem baik fisik, hayati maupun sosial ekonomi.

Secara ekologis dampak dari proyek perkebunan ini akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem hutan keterkaitan dengan ekosistem atau sub-ekosistem laiinya. Perubahan ini akan terus berlanjut pada komponen-komponen lingkungan laiinya. Perubahan ini akan terus berlanjut pada komponen-komponen lingkungan lainnya, antara lain satwa liar, hama dan penyakit tanaman air, udara transportasi dan akhirnya berdampak pula pada komponen sosial, ekonomi, budaya serta komponen kesehatan lingkungan. Untuk itu perlu adanya telaan lingkungan yang berguna memberikan informasi lingkungan, mengidentifikasi permasalahan lingkungan, kemudian mengevaluasi dampak penting yang timbul untukkemudian disusun suatu alternatif tindakan pengelolaannya untuk penanggulangan dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positif.

Telaah Amdal yang berkaitan dengan pembangunan proyek perkebunan ini, yang harus di lakukan antara lain, identifikasi permasalahan lingkungan, yaitu telaah "holistik" terhadap seluruh komponen lingkungan yang diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat pengembangan proyek perkebunan ini, seperti perubahan tata guna lahan, iklim mikro, tanah, vegetasi,satwa, hama dan penyakit tanaman, sosial ekonomi, sosial budaya, kesehatan, lingkungan dan sebagainya.

Dokumen terkait