BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.8 Relevansi Hasil Analisis Konflik Batin Dua Tokoh Utama
4.8.3 Aspek Latar Belakang Budaya
Latar belakang budaya juga penting dalam pengajaran sastra. Hal ini akan menambah minat dan ketertarikan peserta didik dalam menganalisis sebuah novel. Novel Pasung Jiwa menggunakan latar belakang budaya kaum transgender, anak
jalanan, dan buruh, sehingga siswa dapat memahami permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam kehidupan. Berikut kutipan yang menggambarkan hal tersebut
(200) “Begini lho, Mas, kami mau menyunatkan anak lanang. Ingin ada sedikit rame-ramean. Lihat tulisan di depan itu jadi mau nanya- nanya,” kata si tamu laki-laki. “Wah… bisa. Bisa sekali! Kami sering kok ditanggep buat sunatan,” balas Cak Jek. (Madasari, 2013: 74) (201) Penampilan nyeleneh mereka justru sangat sangar. Rambut dicukur di
salah satu telinga. Kaus hitam dengan gambar-gambar seram. Celana jins robek-robek dengan rantai menggelantung di saku. Ada tato di tangan, leher, atau kaki mereka. Gambarnya macam-macam. Dari ular hingga gambar perempuan. (Madasari, 2013: 65)
(202) “Soal biaya gimana?” tanya perempuan itu. “Jangan mahal-mahal… ini sambatan lho..” “Itu mboten sah dipikirne. Kami jadi penghibur sudah panggilan jiwa.” (Madasari, 2013: 75)
(203) Setiap hari dari jam delapan pagi sampai jam empat sore, aku berdiri di hadapan meja besar ini, mengusap dan memasang ratusan bahkan bisa sampai ribuan kaca setiap hari. (Madasari, 2013: 159)
Kutipan di atas melukiskan kehidupan para kaum buruh, anak jalanan, dan kebiasaan yang ada di daerah Malang. Ini merupakan gambaran suasana kehidupan orang marjinal. Berasarkan hasil analisis dalam pemilihan bahan pembelajaran sastra di SMA. Pertama, jika dilihat dari aspek bahasa, dapat diketahui bahwa bahasa yang digunakan tidak jauh dari penguasaan bahasa siswa. Meskipun ada beberapa yang menggunakan bahasa Jawa tetapi dapat dilihat dalam bahasa Indonesia di halaman bawah (note kaki) sehingga dapat dimengerti
oleh siswa.
Kedua, dari aspek psikologis, novel ini mempunyai kesesuaian dalam tahap perkembangan siswa karena pada umumnya siswa SMA sudah pada tahap dapat memahami masalah-masalah kehidupan dengan berusaha menganalisis fenomena dalam kehidupan nyata. Ketiga, dilihat dari aspek latar belakang budaya, makan novel ini menghadirkan latar sosial budaya yang ada di lingkungan masyarakat pada umunya.
4.9 Silabus (terlampir) 4.10 RPP (terlampir)
4.11 Pembahasan
Setelah melakukan penelitian dengan menjawab semua rumusan masalah. Konflik batin telah ditemukan dengan cara mencermati tokoh dan penokohan, latar, dan alur. Dalam teori terdapat 5 tingkatan yang menggolongkan kebutuhan- kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan cinta dan keberadaan, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Pada hasil analisis, peneliti menemukan konflik batin yang terjadi dalam diri tokoh Sasana dan Jaka akibat tidak terpenuhinya 5 kebutuhan dasar manusia. Penemuan tersebut sudah bisa dijadikan gambaran tentang bentuk konflik batin.
Peneliti mennggunakan tiga penelitian yang relevan. Penelitian yang pertama menemukan 5 kebutuhan dasar manusia yang tidak terpenuhi pada tokoh utama. Penelitian relevan yang kedua menemukan kebutuhan akan aktualisasi diri yang tidak terpenuhi pada tokoh utama, sedangkan penelitian yang ketiga menemukan adanya pertentangan antara dua kekuatan yang berbeda dalam diri tokoh utama. Dalam penelitian relevan yang ketiga peneliti menggunakan teori psikoanalisis Sigmeund Freud, dimana ada id, ego, dan superego dalam diri
manusia ketika salah satu diantaranya tidak seimbang maka akan menimbulkan konflik batin dalam diri manusia.
Dalam teori yang digunakan dan hasil penelitian yang ditemukan, keduanya dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA kelas XII semester 1. Standar kompetensi yang sesuai dengan penelitian ini adalah memahami pembacaan novel dan kompetensi dasar yang sesuai dengan hal ini adalah menjelaskan unsur-unsur intrinsik dari pembacaan penggalan novel.
110 BAB V PENUTUP
Ada tiga hal utama yang akan dikemukakan pada bab lima ini, yaitu kesimpulan hasil penganalisisan, implikasi, dan saran.
5.1 Kesimpulan
Novel Pasung Jiwa karya Okky Madasari memiliki dua tokoh utama.
Tokoh utama dalam novel ini yaitu Sasana atau kerap dipanggil Sasa dan Jaka atau kerap dipanggil Jaka Wani atau Jaka Baru. Sasana memiliki kepribadian yang cerdas, patuh terhadap orang tuanya, optimis, pemberontak, keras kepala, dan pantang menyerah. Sedangkan, tokoh Jaka digambarkan sebagai provokator atau ahli persuasui, pengecut, sombong, kejam, dan egois. Tokoh tambahan yang berkaitan dengan konflik batin tokoh utama adalah Ibu, Ayah, Cak Man, Masita, Banua, Elis, dan Kalina.
Novel Pasung Jiwa ini berlatar tempat di Malang, Jakarta, Batam, dan Sidoarjo.
Latar waktu yang mempengaruhi konflik batin tokoh Sasana dan Jaka adalah ketika Sasana naik kelas 4 SD, saat libur sekolah ketika Sasana bersiap masuk SMP, pada pagi hari, malam hari, ketika pukul 11.00 siang, pada tanggal 17 Agustus 1993, hari keempat belas setelah keluar dari penjara, bulan Maret 1995, pada bulan Mei 1995, Sabtu malam pukul 01.00, dan pada bulan Maret 1998, pada bulan Desember 1999. Latar sosial digambarkan melalui kehidupan masyarakat yang kompleks mengenai adanya pandangan masyarakat tentang transgender, kehidupan buruh pabrik, pelacuran, serta organisasi massa yang mengatasnamakan agama.
Alur yang terdapat dalam novel Pasung Jiwa karya Okky Madasari adalah
alur kronologis atau alur maju. Pengarang menceritakan dari awal hingga akhir secara jelas. Mulai dari Sasana dilahirkan, bertemu dengan Jaka di warung nya Cak Man di Malang, saat menyewa rumah di Batu dan mengamen bersama, ketika Sasana diperlakukan tidak manusiawi waktu masuk penjara karena demonstrasi, saat Sasana masuk Rumah Sakit Jiwa dan Jaka pergi ke Batam untuk memulai hidup baru, saat Sasana tidak dianggap oleh Ayah nya, saat Jaka bergabung dengan Laskar keagamaan, saat Sasana dimasukkan ke penjara oleh Jaka, dan saat Jaka menyesal kemudian mengeluarkan Sasana dari penjara.
Peneliti menganalisis konflik batin tokoh Sasana dengan menggunakan teori psikologi Abraham Maslow. Tidak terpenuhinya kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan memiliki dan cinta, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan akan aktualisasi diri menyebabkan Sasana dan Jaka tidak dihargai sebagai manusia, kuatir, cemas, takut, dan sedih. Permasalahan itu semua menimbulkan konflik batin yang berupa rasa frustasi, kesedihan, dan ketakutan.
Hasil penelitian ini dapat diimplementasikan sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA kelas XII semester 1. Kurikulum yang digunakan adalah KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dengan Standar Kompetensi (SK) : Memahami pembacaan novel dan Kompetensi Dasar (KD) : Menjelaskan unsur- unsur intrinsik dari pembacaan penggalan novel.
5.2 Implikasi
Analiisis konflik batin dalam novel Pasung Jiwa dapat digunakan dalam
pembelajaran sastra, seperti :
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pengajaran apresiasi sastra di SMA, terutamanya analisis karya sastra yang menggunakan pendekatan psikologi sastra.
2. Penelitian ini dapat memperluas wawasan siswa SMA dan lebih peka dengan permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat mengenai adanya transgender, buruh, pelacuran, dan laskar keagamaan.
3. Siswa diharapkan mempu menerapkan sikap positif dari tokoh utama yang selalu optimis dan berani dalam kehidupan sehari-hari.
5.3 Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyarankan agar para guru dapat mengambil nilai yang terkandung dalam novel Pasung Jiwa untuk diajarkan
kepada peserta didiknya. Bagi para mahasiswa, agar penelitian ini dapat dijadikan reverensi dalam penyusuhan skripsi Peneliti juga menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat mengangkat permasalahan yang berbeda dari sudut pandang lain sebagai obyek penelitiannya.
113
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1990. Manajemen Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Baron, Robert. A. 2005. Psikologi Sosial. Edisi kesepuluh. Jakarta: Erlangga.
Bukit Shintawati, Maria Devy. 2010. Konflik Batin Tokoh Dimas dalam Menghadapi Kemelut Hidup pada Novel Pacarku Ibu Kosku Karya Wiwik Karyono (Suatu Tinjauan Psikologis) dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra SMA. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta, Edisi Keempat : Balai Pustaka.
Fadlillah. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, & SMA/MA. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
Faruk.2012. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Feist, Jess dan Gregory J. Feist. 2010. Teori Kepribadian: Theories of Personality. Edisi 7. Jakarta: Salemba Humanika.
_______________________________. 2008. Theories of Personality. Edisi 6. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hariyanto, P. 2000. Pengantar Belajar Drama. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Heerdjan, Soeharto. 1987. Apa Itu Kesalahan Jiwa? Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Madasari, Okky. 2013. Pasung Jiwa. Jakarta: Gramedia.
Minderop, Albertine. 2010. Psikologi Sastra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muslich, Masnur. 2007. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Dasar Pemahaman dan Pengembangan). Jakarta: Bumi Aksara.
Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Prabaningtyas, Agustina Galuh. 2009. Konflik Batin Tokoh Satadewa dalam Novel Burung-burung Manyar Karya YB. Mangunwijaya dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA (Suatu Tinjauan Psikologi Sastra). Skripsi. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD.
Ratna, I Nyoman Kutha. 2011. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra dari Strukturalisme hingga Postrukturalisme Perspektif Wacana Naratif.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.
Sudjiman, Panuti. 1988. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.
Sukada, Made. 1987. Pembinaan Kritik Sastra Indonesia Masalah Sistematika Analisis Struktur Fiksi. Bandung: Angkasa.
Suryadi, A. Nico. 2011. Konflik Batin Tokoh Utama dalam Cerpen “Jaring Laba- laba” Karya Ratna Indraswari Ibrahim dan Implementasinya dalam Pembelajaran di SMA Kelas XII. Skripsi. Yogyakarta : PBSI, JPBS, FKIP, USD.
Tjahjono, Liberatus Tengsoe.1988. Sastra Indonesia Pengantar Teori dan Apresiasi. NTT: Nusa Indah.
Wahyuningtyas, Sri & Santosa, Wijaya Heru. 2011. Sastra: Teori dan Implementasi. Surakarta: Yuma Pustaka.
115
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 : Silabus
LAMPIRAN 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran LAMPIRAN 3 : Lembar Soal
LAMPIRAN 4 : Penilaian
LAMPIRAN 5 : Materi Pembelajaran LAMPIRAN 6 : Penggalan Novel
116 LAMPIRAN 1
SILABUS Nama Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semster : XII/ 1
Standar Kompetensi : Mendengarkan
5. Memahami pembacaan novel
Kompetensi Dasar Indikator Nilai Karakter Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Alat/ Bahan/ Sumber Belajar 5.2 Menjelaskan unsur-unsur intrinsik dari pembacaan penggalan novel Menganalisis tokoh, penokohan, latar, dan alur yang terdapat dalam penggalan novel di dalam kelompok. Kreatif Bersahabat/ Komunikat if Disiplin Rasa ingin tahu Kerja sama Pengertian Novel Tokoh, penokohan, latar, dan alur Konflik batin Membaca penggalan novel Pasung Jiwa karya Okky Madasari. Menganalisis tokoh, Jenis tes -Lisan -Tulisan -Perbuatan Bentuk tes -Uraian 2x90 menit Alat : - Viewer - Laptop - Novel Bahan : - Lembar Kerja
Kompetensi Dasar Indikator Nilai Karakter Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Alat/ Bahan/ Sumber Belajar Mengidentifikasi konflik batin yang dialami tokoh Sasana dan Jaka dalam penggalan novel. Menghubungkan nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam novel dengan kehidupan sehari-hari secara sistematis. penokohan, latar, dan alur yang terdapat dalam penggalan novel di dalam
kelompok. Mengidentifikasi
konflik batin yang terdapat dalam penggalan novel Menemukan dan menghubungkan nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam novel dengan kehidupan sehari- hari Mempresentasikan hasil penemuan di depan kelas Sumber : - Madasari, Okky. 2013. Pasung Jiwa. Jakarta: PT. Gramedia. - Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. - Pusat Bahasa. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka - Kosasih, Engkos. 2007. Cerdas
Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga
119 LAMPIRAN 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII/ 1
Standar Kompetensi : 5. Memahami Pembacaan Novel
Kompetensi Dasar : 5.2 Menjelaskan unsur-unsur intrinsik dari pembacaan penggalan novel
Alokasi Waktu : 4x45 menit
I. Indikator
1. Menganalisis tokoh, penokohan, latar, dan alur yang terdapat dalam penggalan novel di dalam kelompok.
2. Mengidentifikasi konflik batin tokoh Sasana dan Jaka dalam penggalan novel.
3. Menghubungkan nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam novel dengan kehidupan sehari-hari secara sistematis.
II. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menganalisis tokoh, penokohan, latar, dan alur yang terdapat dalam penggalan novel di dalam kelompok.
2. Siswa mampu mengidentifikasi konflik batin tokoh Sasana dan Jaka dalam penggalan novel.
3. Siswa mampu menghubungkan nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam novel dengan kehidupan sehari-hari secara sistematis.
III. Materi Pembelajaran
Pengertian novel (terlampir)
Tokoh, penokohan, latar, dan alur (terlampir)
Konflik batin (terlampir)
IV. Model dan Metode Pembelajaran 1. Model Pembelajaran Cooperatif Learning 2. Metode Pembelajaran Penugasan Diskusi Tanya Jawab V. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan I
Kegiatan Metode Alokasi
Waktu 1. Kegiatan Awal
Guru memberikan salam
Guru menjelaskan SK, KD, dan tujuan pembelajaran.
Guru mengajukan sejumlah pertanyaan lisan tentang novel.
Misalnya :
a. Novel apa yang sedang atau pernah kalian baca atau sedang kalian lihat? b. Coba jelaskan hal yang menarik dari novel tersebut sehingga kalian tertarik membacanya?
Ceramah Tanya jawab
2. Kegiatan Inti Eksplorasi
Guru memberikan pertanyaan pancingan yang terkait dengan tokoh, penokohan, latar, dan alur.
Siswa distimulus berupa pemberian materi tentang pengertian novel, tokoh, penokohan, latar, dan alur.
Siswa dibentuk kelompok menjadi 4-5 orang. Kemudian masing-masing kelompok dibagi satu lembar penggalan novel Pasung Jiwa.
Masing-masing siswa di dalam kelompok membacakan penggalan novel Pasung Jiwa
karya Okky Madasari. Elaborasi
Siswa berdiskusi kelompok untuk
menganalisis tokoh, penokohan, latar, dan alur.
Konfirmasi
Siswa diajak untuk merangkum apa yang sudah dipelajari dan dapat menghubungkan nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam novel dengan kehidupan sehari-hari. Siswa menanggapi rangkuman yang
dibacakan 3. Kegiatan Akhir
Siswa diajak merefleksikan nilai-nilai serta kecakapan hidup yang bisa dipetik dari pembelajaran. Ceramah Diskusi Presentasi Tanya jawab 10’ 15’ 10’ 30’ 10’ 10’
Pertanyaan reflektif :
a. Bagaimana pembelajaran memahami unsur-unsur yang terkandung dalam novel hari ini?
b. Apakah kamu mengalami kesulitan? c. Apa yang kamu senangi ketika belajar
memahami unsur-unsur yang terkandung dalam novel?
Guru menyimpulkan dan memberi peneguhan pembelajaran ini.
Pertemuan II
Kegiatan Metode Alokasi
Waktu Kegiatan Awal
Guru memberikan salam
Guru menjelaskan SK, KD, dan tujuan pembelajaran.
Guru mengajukan sejumlah pertanyaan lisan tentang konflik batin.
Guru mengulang materi yang telah dipelajari (tokoh, penokohan, latar, tema, dan nilai patriotisme
Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru
Guru memberikan motivasi kepada siswa
Kegiatan Inti Eksplorasi
Guru memberikan pertanyaan
Ceramah Tanya jawab
pancingan yang terkait dengan konflik batin.
Siswa distimulus berupa pemberian materi tentang pengertian konflik batin. Siswa masuk ke dalam kelompok yang
sudah dibentuk sebelumnya. Masing-masing siswa di dalam
kelompok membacakan kembali penggalan novel Pasung Jiwa karya Okky Madasari.
Elaborasi
Siswa mengidentifikasi konflik batin yang dialami tokoh Sasana dan Jaka di dalam kelompok.
Setiap kelompok menukarkan hasil analisis yang sudah dibuat ke kelompok lain.
Setiap kelompok menanggapi hasil analisis yang sudah dibuat oleh kelompok lain dan mendiskusikannya bersama.
Konfirmasi
Perwakilan kelompok melaporkan hasil analisis penggalan novel yang dibuat oleh kelompok lain di depan kelas. Guru memberikan pembetulan dan
pengarahan atas hasil kerja siswa 3. Kegiatan Akhir
Guru mengajak siswa untuk
merangkum apa yang sudah dipelajari
Ceramah Diskusi Presentasi 10’ 10’ 30’ 15’ 10’ 10’
Guru menyimpulkan dan memberi peneguhan pembelajaran ini.
Tanya jawab
VI. Sumber Belajar, Alat dan Bahan Sumber :
Madasari, Okky. 2013. Pasung Jiwa. Jakarta: PT. Gramedia
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Pusat Bahasa. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
Kosasih, Engkos. 2007. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga
Alat dan Bahan :
Alat peraga : lembar kerja Laptop
LCD VII.Penilaian
Jenis tes : tertulis Bentuk tes :
1. Penilaian kognitif
Uraian Singkat (terlampir)
2. Penilaian Afektif
Lembar Pengamatan (terlampir)
3. Penilaian Psikomotorik
Mengetahui, Yogyakarta, 21 Mei 2015
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
126 LAMPIRAN 3
Lembar soal
Penggalan Novel Pasung Jiwa (terlampir)
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Sebutkan tokoh dan karakter dari masing-masing tokoh yang terlibat dalam penggalan novel Pasung Jiwa yang sedang kalian baca?
2. Bagaimana alur yang digunakan dalam penggalan novel Pasung Jiwa?
Jelaskan!
3. Analisis latar tempat dan waktu yang dialami oleh para tokoh dalam penggalan novel Pasung Jiwa! Berikan kutipan yang mendukung
jawabanmu!
4. Jelaskan konflik batin yang dialami oleh tokoh Sasana/ Jaka dalam penggalan novel yang kamu baca!
5. Jika anda mengalami permasalahan hidup seperti yang dialami tokoh Sasana dan Jaka atau melihat orang di sekitar anda mengalami hal serupa, apa yang sebaiknya anda perbuat? Ceritakan alasannya!
Kunci Jawaban
Penggalan Novel Pasung Jiwa 1
1. Tokoh Karakter
a. Sasana Iri hati
Penurut Keras kepala
1.
2. Alur yang digunakan dalam penggalan novel tersebut adalah alur maju. Itu terbukti ketika pengarang menceritakan kehidupan Sasana waktu kecil dan kemudian beranjak ketika Sasana masuk SMP dan mulai mengenal dangdut.
3. Analisis latar
Bentuk latar Latar Bukti kutipan
Latar tempat Kampung belakang kompleks
Rumah Sasana
Di meja makan
Di kamar Sasana
“Malam itu aku sudah berada
di kampung di belakang kompleks rumahku, berdiri di antara puluhan laki-laki dan perempuan menonton sebuah
pertunjukan.” (halaman 17)
“Tapi begitu sampai di rumah,
ia langsung menarik tanganku, membawaku ke ruang tengah, menyuruhku duduk, lalu ia bicara lama dengan suara
tinggi.” (halaman 20)
“Di meja makan, Ayah dan
Ibuku sudah menunggu.”
(halaman 21)
“Aku berbaring tengkurap di
kamar. Tak kujawab semua
a. Ayah Tegas
Otoriter
b. Ibu Pemarah
pertanyaan Ayah dan Ibu.”
(halaman 24) Latar waktu Malam hari
Pagi hari
Sore hari
“Malam itu Ibu marah besar.
Tak pernah aku melihatnya
seperti ini.” (halaman 19)
Pagi hari, pintu kamarku diketuk. Aku bangun
kesiangan hari ini.” (halaman
21)
Sore itu aku bermain-main dengan Melati di rruang
tengah.” (halaman 24)
4. Konflik batin yang dialami tokoh Sasana adalah ketika dia selalu tersiksa dan tidak suka ketika orangtuanya memaksakan dirinya untuk menyukai piano.
5. Jika saya atau teman di sekitar saya mengalami masalah tersebut, saya akan berbicara baik-baik dan jujur dengan orang tua agar mereka dapat mengerti dan tidak salah paham.
Kunci Jawaban
Penggalan novel Pasung Jiwa 2 1. Analisis tokoh
Tokoh Karakter
a. Sasana Berani
b. Masita Optimis
Suka menolong Pandai
2. Alur yang digunakan dalam penggalan novel tersebut adalah alur maju. Itu terbukti ketika pengarang menceritakan Sasana sedang berada di Rumah Sakit Jiwa dan Masita membantunya agar bisa keluar dari Rumah Sakit tersebut.
3. Analisis latar
Bentuk Latar Latar Bukti Kutipan
Latar tempat Di bangku taman
Lorong Rumah Sakit Jiwa
“Pagi ini kami habiskan
dengan duduk di bangku taman. Aku lebih banyak
mendengarkan.” (halaman
150)
“Sepanjang Sabtu siang, aku
dan Masita terus bersama. Kami menyusuri lorong- lorong, memeriksa pintu tiap
kamar.” (halaman 153)
Latar waktu Pagi hari
Sabtu siang
“Pagi ini kami habiskan
dengan duduk di bangku taman. Aku lebih banyak
mendengarkan.” (halaman
150)
“Sepanjang Sabtu siang, aku
dan Masita terus bersama.”
Jam satu dini hari “Jam satu dini hari, Masita membuka pintu kamarku. Lebih cepat satu jam dari rencana karena dengan begitu kami punya cukup waktu untuk keluar dari tempat ini
sebelum jam dua.” (halaman
153)
4. Konflik batin yang dialami oleh tokoh Sasana adalah ketakutannya akan kehilangan seorang teman.
5. Jika saya atau teman di sekitar saya mengalami masalah tersebut, saya tidak akan melakukannya dengan gegabah dalam mengambil keputusan, harus dipikir secara matang apa yang kita putuskan supaya berakhir baik.
Kunci Jawaban
Penggalan novel Pasung Jiwa 3 1. Analisis tokoh Tokoh Karakter a. Jaka b. Amat c. Leman d. Memed Sombong Arogan Kejam Egois Penurut Pasrah
Tidak berani melawan Pasrah
Tidak berani melawan
2. Alur yang digunakan dalam penggalan novel tersebut adalah alur maju. Itu terbukti ketika pengarang menceritakan kehidupan Jaka ketika bergabung dengan Laskar agama dan mengahncurkan café-café yang mereka anggap tidak sesuai dengan kaidah yang mereka anut.
3. Analisis latar
Bentuk Latar Latar Bukti Kutipan
Latar tempat Di Malang
Kafe
Markas Laskar agama
“Aku tetap tinggal di Malang.
Di Jakarta selamanya aku hanya
akan jadi cecunguk.” (halaman
264)
“Lalu kami bergerak ke pusat
kota, mendatangi kafe-kafe yang jadi tempat disko dan mabuk- mabukan. Di sini tak semudah sebelumnya. Centeng-centeng
kafe menghalangi kami masuk.”
(halaman 267)
“Dua polisi datang ke markas
sehari setelah operasi pertama
kami.”(halaman 269)
Latar waktu Malam minggu
Pagi hari
“Malam Minggu kami jadikan
hari serangan. Sebelum magrib orang-orang yang mau ikut operasi sudah berkumpul di
rumahku.” (halaman 266)
salah tingkah, semakin menjadi saat rombongan datang dan satu
persatu polisi keluar dari mobil.”
(halaman 270)
4. Konflik batin yang dialami tokoh Jaka adalah ketika Jaka merasa berat hati menghancurkan drum, keyboard, gitar, mik, dan salon di sebuah café yang
mengingatkan dia terhadap sosok Sasana saat mengamen bersama.
5. Jika saya atau teman di sekitar saya mengalami masalah tersebut, saya akan melihat dulu baik buruknya melakukan tindakan-tindakan tersebut untuk ke depannya.
133 LAMPIRAN 4
Penilaian
Penilaian Kognitif Teknik : Tes tertulis Bentuk : Uraian
No. Aspek Penilaian Skor Bobot Skor x