• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.3 ASPEK PELAYANAN UMUM

1. Pendidikan

Rasio murid-sekolah dan rasio murid-guru adalah indikator yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kebijakan peningkatan mutu dan relevansi pendidikan. Jumlah murid per sekolah adalah indikator input yang erat kaitannya untuk menentukan perlunya suatu sekolah baru harus dibangun di suatu wilayah. Sedangkan rasio murid-guru digunakan untuk menggambarkan beban guru dalam mengajar.

Berdasarkan Tabel 2.21, pada tahun ajaran 2016/2017 rasio murid sekolah jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA menunjukkan masih kurang ideal. Di jenjang pendidikan SD rasio murid-sekolah sebesar 160,29, di jenjang pendidikan SMP sebesar 214,00 dan di jenjang pendidikan SMA sebesar 358,54. Angka-angka tersebut mencerminkan bahwa penyediaan sarana pendidikan di semua jenjang pendidikan belum dapat mengimbangi pertambahan murid. Diharapkan peningkatan fasilitas belajar pada pendidikan dasar dan menengah akan meningkatkan partisipasi sekolah penduduk pada kedua jenjang pendidikan tersebut.

Rasio murid-guru di jenjang pendidikan SD pada tahun ajaran 2016/2017 sebesar 15,82. Rasio murid-guru di jenjang SD tersebut mengungkapkan bahwa secara rata-rata setiap satu guru untuk lebih kurang 16 orang murid. Rasio murid-guru yang relatif kecil juga terdapat dijenjang pendidikan SMP dan SMA yaitu sebesar 12,69 untuk SMP dan 12,49 untuk SMA. Rasio murid-guru di SMP dan SMA yang rendah, mengindikasikan bahwa rasio murid-guru semakin ideal.

47 Tabel 2.21

Rasio Murid-Guru dan Murid-Sekolah

Sedangkan jika melihat data akreditasi SD di Provinsi Bengkulu tahun 2015, dari total 1.330 SD se Provinsi Bengkulu, SD yang belum terakreditasi sebanyak 185 SD atau 13,91 % dimana Kabupaten belum memiliki akreditasi tertinggi adalah Kabupaten Kaur sebanyak 59 SD sedangkan Kota Bengkulu tinggal 1 SD yang belum terakreditasi.

Tabel 2.22

Data Akreditasi SD Di Provinsi Bengkulu Tahun 2015

Kab/Kota Jumlah Sekolah Terakreditasi Belum

terakreditasi A B C Jumlah Kota Bengkulu 91 30 54 6 90 1 Bengkulu Utara 225 14 97 84 195 30 Bengkulu Selatan 124 10 66 37 113 11 Rejang Lebong 180 16 93 58 167 13 Kaur 131 2 21 49 72 59 Seluma 179 5 52 99 156 23 Bengkulu Tengah 91 1 32 47 80 11 Kepahiang 97 4 50 24 78 19 Lebong 96 2 36 51 89 7 Mukomuko 116 3 61 41 105 11 Provinsi Bengkulu 1.330 87 562 496 1.145 185

Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Bengkulu, 2016.

Data akreditasi SLTP di Provinsi Bengkulu tahun 2015, dari total 406 SLTP se Provinsi Bengkulu, SLTP yang belum terakreditasi sebanyak 70 SLTP dimana Kabupaten belum memiliki akreditasi tertinggi adalah Kabupaten Kaur dan Mukomuko masing-masing sebanyak sebanyak 14 SLTP sedangkan kabupaten Lebong dan Kota Bengkulu masing-masing tinggal 1 SLTP dan 2 SLTP yang belum terakreditasi.

48 Tabel 2.23

Data Akreditasi SLTP Di Provinsi Bengkulu Tahun 2015

Kab/Kota Jumlah Sekolah Terakreditasi Belum

di-akreditasi A B C Jumlah Kota Bengkulu 37 17 14 4 35 2 Bengkulu Utara 69 14 23 24 61 8 Bengkulu Selatan 35 7 12 12 31 4 Rejang Lebong 50 12 19 10 41 9 Kaur 39 4 10 11 25 14 Seluma 47 3 19 18 40 7 Bengkulu Tengah 32 3 10 11 24 8 Kepahiang 28 4 10 11 25 3 Lebong 24 4 8 11 23 1 Mukomuko 45 4 17 10 31 14 Provinsi Bengkulu 406 72 142 122 336 70

Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Bengkulu, 2016

Data akreditasi SLTA di Provinsi Bengkulu tahun 2015, dari total 123 SLTA se Provinsi Bengkulu, SLTA yang belum terakreditasi sebanyak 3 SLTA tersebar di kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Kaur dan Kabupaten Seluma.

Tabel 2.24

Data Akreditasi SLTA Di Provinsi Bengkulu Tahun 2015

Kab/Kota Jumlah Sekolah Terakreditasi Belum

di-akreditasi A B C Jumlah Kota Bengkulu 22 12 8 2 22 - Bengkulu Utara 15 8 5 2 15 - Bengkulu Selatan 14 6 5 3 14 - Rejang Lebong 15 7 6 1 14 1 Kaur 11 2 4 4 10 1 Seluma 11 2 5 3 10 1 Bengkulu Tengah 6 2 2 2 6 - Kepahiang 8 2 4 2 8 - Lebong 7 2 4 1 7 - Mukomuko 14 5 3 6 14 - Provinsi Bengkulu 123 48 46 26 120 3

49

Data akreditasi SMK di Provinsi Bengkulu tahun 2015, dari total 233 kompetensi kejuruan se Provinsi Bengkulu, kompetensi kejuruan yang belum terakreditasi sebanyak 21 kompetensi kejuruan.

Tabel 2.25

Data Akreditasi SMK Di Provinsi Bengkulu Tahun 2015

Kab/Kota Kompetensi Kejuruan (KK) KK Belum di-akreditasi Jumlah Sekolah Jumlah KK Terakreditasi A B C Jumlah Kota Bengkulu 20 68 24 40 2 66 2 Bengkulu Utara 10 33 4 18 9 31 2 Bengkulu Selatan 5 18 2 10 3 15 3 Rejang Lebong 13 37 5 24 7 36 1 Kaur 7 16 - 8 4 12 4 Seluma 3 11 - 4 6 10 1 Bengkulu Tengah 2 6 - 2 2 4 2 Kepahiang 6 19 - 13 2 15 4 Lebong 4 12 - 6 6 12 - Mukomuko 5 13 - 8 3 11 2 Provinsi Bengkulu 75 233 35 133 44 212 21

Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Bengkulu, 2016.

2. Kesehatan

Fasilitas kesehatan merupakan salah satu tolak ukur dalam pencapaian pelaksanaan pembangunan di Provinsi Bengkulu. Pada tahun 2016 terdapat 20 rumah sakit di wilayah Provinsi Bengkulu, baik rumah sakit pemerintah maupun swasta. Jumlah Puskesmas di Provinsi Bengkulu pada tahun 2016 tidak mengalami penambahan, yaitu sebanyak 180 puskesmas. Terdiri dari 45 puskesmas perawatan dan 135 puskesmas non perawatan. Hingga tahun 2016, 30.000 jiwa penduduk Provinsi Bengkulu sudah dapat dilayani 3 Puskesmas atau 1 puskesmas sudah dapat melayani 10.000 jiwa penduduk. Untuk jumlah puskesmas pembantu di Provinsi Bengkulu pada tahun 2016 belum mengalami penambahan masih berjumlah 469 puskesmas pembantu, dengan Rasio 1 pustu per 2.500 jiwa penduduk.

50 Gambar 2.6

Jumlah Puskesmas Per Kabupaten/Kota Tahun 2015

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun 2016

Gambar 2.7

Jumlah Puskesmas Pembantu Per Kabupaten/Kota Tahun 2016

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun 2016

Data tenaga kesehatan yang disajikan terdiri dari tenaga medis (Dokter umum, Dokter Gigi, Dr/Drg Spesialis), perawat & bidan (termasuk lulusan DIII dan S1), farmasi (Apoteker, Asisten Apoteker), gizi (Lulusan D-I, D-III Gizi (SPAG dan AKZI dan D-IV), teknisi medis (Analis, ATEM dan Penata Rontgen, Penata Anestesi, Fisioterapi), sanitasi (Lulusan SPPH, APK, dan DIII Kesehatan Lingkungan) dan kesehatan masyarakat (SKM),dll. Persentase tenaga kesehatan menurut jenisnya disajikan pada gambar berikut:

51 Gambar 2.8

Jumlah tenaga kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun 2015

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun 2016

Apabila mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1202 Tahun 2003 standar Indonesia Sehat, rasio dokter dengan jumlah penduduk adalah 1 banding 2.500 orang (40 dokter untuk 100 ribu penduduk). Jumlah Dokter di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 ada 529 orang (29 dokter per.100 ribu penduduk),. Sehingga dapat diasumsikan jumlah dokter di Bengkulu untuk melayani 1.874.944 jiwa dibutuhkan sekitar 720 dokter maka dengan demikian menurut perhitungan metode ratio Provinsi Bengkulu masih mengalami kekurangan sekitar 191 dokter. Secara keseluruhan Rasio tenaga kesehatan di Provinsi Bengkulu tahun 2015 sebesar 464 per 100.000 penduduk. Ini berarti bahwa setiap 100.000 penduduk dilayani oleh sekitar 464 tenaga kesehatan. Rasio untuk masing-masing jenis tenaga kesehatan per 100.000 penduduk dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.9

Rasio Tenaga Kesehatan per 100.000 penduduk tahun 2015

52

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa rasio tenaga kesehatan terbesar adalah rasio tenaga bidan yaitu sebesar 309 per 100.000 penduduk, dan tenaga Perawat 177 per 100.000 penduduk, dan rasio yang paling kecil adalah rasio dokter spesilais yaitu sebesar 0,2 per 100.000 penduduk. Persebaran tenaga kesehatan menurut unit kerja, sebagian besar tersebar di Puskesmas (termasuk Pustu dan Polindes) yaitu sebesar 60%, di Rumah sakit sebesar (31%), Klnik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 8%, di Institusi sarana kesehatan lain 1% dan Klinik di Institusi Diklat/Diknakes 0%.

Gambar 2.10

Sebaran Tenaga Kesehatan menurut Sarana Kesehatan Tahun 2015

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun 2016

3. Sarana Prasarana Jalan

Pembangunan dan peningkatan fasilitas transportasi seperti jalan dan jembatan penting demi memudahkan hubungan komunikasi dan proses mobilisasi penduduk antar daerah dalam menunjang kelancaran distribusi barang dan jasa sehingga berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi, utamanya untuk daerah-daerah yang sulit terjangkau dan terisolir. Pada tahun 2016, panjang jalan Provinsi Bengkulu adalah 1.562,7 km. Sekitar 23,80 persen dari panjang tersebut dalam kondisi baik, 18,29 persennya dalam kondisi sedang dan kondisi rusak sebanyak 18,10 persen. Sementara itu, sebagian besar jalan dalam kondisi rusak berat, yakni 37,39 persen dan sisanya 2,43 persen dalam tahap pengerjaan.

53 Tabel 2.26

Kondisi Jalan di Provinsi Bengkulu Tahun 2016

Kabupaten/kota

Kondisi jalan (km)

Baik Sedang Rusak Rusak

Berat Belum tembus Bengkulu selatan 39,9 39,9 21,8 62,2 Rejang lebong 51,7 21,7 19,3 57,27 Bengkulu utara 112,78 93 120,77 245,53 Kaur 41,65 18 28,8 31,85 Seluma 24,2 23,8 30,2 58,3 38,8 Mukomuko 15,96 38,87 19,17 23,22 Lebong 13,8 15,5 8,2 28,66 Kepahiang 29 20,5 19,72 54,4 Bengkulu tengah 9,1 10,3 11,5 20 Kota bengkulu 33,9 4,18 3,3 2,8

Sumber : Bengkulu Dalam Angka, 2017

Kondisi jalan rusak di Provinsi Bengkulu diakibatkan percepatan kerusakan yang sangat signifikan karena perkerasan yang semula kondisi rusak ringan kemudian menjadi rusak berat dan tidak diimbangi pendanaan yang cukup serta kondisi Momen Sumbu Tekan (MST) jalan yang tidak seragam ditambah kendaraan yang lewat melebihi tonase, juga disebabkan Provinsi Bengkulu belum memiliki Jalan Lingkar Luar (Outer Ring Road) yang saat ini masih dalam proses penyelesaian izin prinsip dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Tabel 2.27

Kondisi Jalan Desa se Provinsi Bengkulu Tahun 2015

NO

KABUPATEN

KONDISI JALAN DESA TIDAK ADA JALAN TANAH BATU KERIKIL JALAN SETAPAK AIR RUSAK BERAT 1 SELUMA - 10 51 1 - 5 2 BENGKULU SELATAN - 1 18 - - 1 3 KAUR 3 12 18 - - 12 4 KEPAHIANG 1 1 5 - - - 5 REJANG LEBONG - 2 2 - - 1 6 LEBONG 10 - 10 1 - 1 7 BENGKULU TENGAH - 9 37 1 - 6 8 BENGKULU UTARA - 6 9 1 1 18 9 MUKOMUKO 3 4 21 - - 1 JUMLAH 17 45 171 4 1 45

54 4. Transportasi

Provinsi Bengkulu saat ini memiliki bandara Fatmawati Soekarno yang merupakan gerbang utama lalu lintas angkutan udara di Provinsi Bengkulu, yang saat ini dapat melayani pesawat jenis Boeing 737 – 900, serta memiliki Bandara Perintis di Mukomuko dan Pulau Enggano. Bandara Fatmawati saat ini memiliki Panjang Landasan 2.250 M dan Lebar 45 M. Pengembangan Bandara Fatmawati Soekarno dari bandara domestik menjadi bandara bertaraf Internasional dan Embarkasi Haji Antara serta Bandara Evakuasi Bencana. Untuk rencana kedepan akan dilakukan Perluasan dan penambahan gedung terminal, perluasan dan penambahan jalur masuk dan keluar bandara serta perpanjangan runway. Jadwal Penerbangan Eksisting Domestik dan Perintis di Provinsi Bengkulu dapat dilihat dari tabel berikut ini :

Tabel 2.28

Jalur Penerbangan di Provinsi Bengkulu Tahun 2017

NO MASKAPAI RUTE JADWAL FREKUENSI

1 Lion Air Bengkulu-Jakarta Setiap Hari 4 x 2 Garuda

Indonesia

Bengkulu-Jakarta Setiap Hari 2 x Bengkulu-Palembang Setiap Hari 2 x 3 Citilink Bengkulu-Jakarta Setiap Hari 1 x 4 Sriwijaya Air Bengkulu-Jakarta Setiap Hari 2 x 5 Batik Air Bengkulu-Jakarta Setiap Hari 2 x 6 Wings Air Bengkulu-Batam Setiap Hari 1 x Bengkulu-Palembang Setiap Hari 2 x 7 Susi Air

Bengkulu-Mukomuko-Padang

2 x seminggu 1 x

Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu, 2017

Dari tahun ke tahun jumlah penumpang yang memanfaatkan transportasi udara di Provinsi Bengkulu selalu mengalami peningkatan. Peningkatannya sebesar 16,20 persen dari tahun 2015 ke tahun 2016. Pada tahun 2016, dalam waktu satu tahun jumlah penumpang yang berangkat sebanyak 441.750 orang, sedangkan yang datang sebanyak 468.436 orang.

Transportasi laut melalui Pelabuhan Pulau Baai yang merupakan pintu gerbang utama lalu lintas angkutan barang melalui Barat Laut bagi Provinsi Bengkulu yang terletak sekitar 25 km dari pusat kota dan mempunyai akses yang cukup dekat dengan sentra produksi pertanian di bagian Selatan Pulau Sumatera. Dan secara ekonomis mempunyai potensi strategis sebagai Pelabuhan untuk laut lepas di bagian Barat Pulau Sumatera.

55

Pelabuhan Pulau Baai ditunjang dengan prasarana pokok seperti : lahan Pelabuhan seluas 1.200 Ha, wilayah perairan seluas 3.180 Ha, kolam pelabuhan seluas 250 Ha. Kondisi fisik Pelabuhan Pulau Baai saat ini panjang alur masuk pelabuhan adalah 800 m dengan jumlah dermaga sebanyak 3 buah yaitu Dermaga Samudera panjang 165 m dan lebar 18 m, Dermaga Nusantara panjang 84 m dan lebar 18 m serta Dermaga Lokal panjang 124 m dan lebar 10 m. Peralatan bongkar muat sebanyak 2 unit dengan kapasitas 500 ton/jam dan 1000 ton/jam. Break water kanan panjang 420 m dan tinggi 4,7 m; break water kiri panjang 395 m dan tinggi 4,7 m.

Sebagai pelabuhan terbesar dan merupakan pintu utama transportasi laut di Provinsi Bengkulu, Pelabuhan Pulau Baai menjadi pelabuhan terpenting di Provinsi Bengkulu. Pada tahun 2016, volume barang angkutan dalam negeri yang dimuat di pelabuhan ini sebanyak 738,83 ribu ton, demikian halnya dengan volume barang yang dibongkar pula pada tahun yang sama tercatat 881,34 ribu ton.

2.3.2. Fokus Layanan Urusan Pilihan 2.3.2.1 Industri Kecil Dan Menengah

Jumlah industri di Provinsi Bengkulu tahun 2016 berjumlah 5.642 unit terdiri dari 37 industri menengah dan besar dan 5.605 industri kecil. Industri kecil ini tersebar di seluruh kabupaten/kota se Provinsi Bengkulu dimana pada tahun 2016, jumlah industri kecil terbanyak terdapat di Kabupaten Mukomuko sebanyak 1.160 unit dan paling sedikit terdapat di Kabupaten Kaur sebanyak 210 unit.

Jumlah industri kecil meningkat sebanyak 699 unit selama periode 2015-2016 dimana jumlah jumlah industri kecil pada tahun 2015 berjumlah 4.906 unit. Selain jumlah industri, kenaikan juga terjadi pada nilai investasi dan jumlah tenaga kerja yang terserap. Jumlah investasi pada tahun 2015 sebesar Rp. 162 M dan naik sebesar menjadi Rp. 169 M pada tahun 2016. Sedangkan jumlah tenaga kerja naik dari 14.872 orang pada tahun 2015 menjadi 16.141 orang tahun 2016. Namun sebaliknya jumlah produksi mengalami penurunan yaitu pada tahun 2015 sebesar Rp. 559 M menjadi sebesar Rp. 420 M tahun 2015.

2.3.2.2 Ketenagakerjaan

Perkembangan ekonomi suatu wilayah sangat berpengaruh terhadap kondisi ketenagakerjaan di wilayah tersebut. Angkatan kerja adalah penduduk yang sudah memasuki usia kerja, baik yang sudah bekerja maupun belum bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Beberapa permasalahan dalam ketenagakerjaan yang ditemui masyarakat antara lain terkait dengan tingginya tingkat pengangguran, penyediaan lapangan kerja yang terbatas, serta produktivitas tenaga kerja yang rendah. Penyelesaian dari permasalahan tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu barometer

56

keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru sehingga tingkat pengangguran dapat berkurang.

Dilihat dari status pekerjaan utama, penduduk yang bekerja pada tahun 2017 lebih banyak bekerja dengan status buruh karyawan sebanyak 252,6 ribu orang atau sebesar 25,14 persen. Bila dibandingkan dengan kondisi Agustus 2016 penduduk yang bekerja dengan status buruh karyawan mengalami peningkatan sebanyak 42,8 ribu orang atau turun sebesar 14,5 persen. Penduduk yang bekerja dengan status berusaha dibantu buruh tidak tetap sebesar 23,03 persen atau sebanyak 231,4 ribu orang, sedangkan pekerja keluarga sebanyak 221,9 ribu orang atau 22,09 persen.

Penduduk yang bekerja di Provinsi Bengkulu pada tahun 2017 pada umumnya masih berpendidikan rendah yaitu berpendidikan SD ke bawah sebanyak 447,8 ribu orang atau sebanyak 44,57 persen, bila dibandingkan dengan kondisi Agustus 2016 mengalami peningkatan sebanyak 103,4 ribu orang atau 30,0 persen. Sedangkan penduduk yang bekerja dengan tingkat pendidikan tinggi yaitu diploma dan universitas sebanyak 107,0 ribu orang atau sebesar 10,65 persen.

Gambar 2.11

Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Februari 2017

2.3.2.3 Keluarga Berencana

Di bidang Keluarga Berencana (KB), berdasarkan data dari BKKBN Provinsi Bengkulu menunjukkan bahwa jumlah peserta KB aktif atau akseptor aktif di Provinsi Bengkulu mengalami peningkatan dibanding tahun 2015. Pada tahun 2016 jumlah akseptor aktif di Provinsi Bengkulu sebanyak 253.911 pasangan sedangkan tahun 2015 sebanyak 220.896 pasangan. Hal ini dikarenakan jumlah pasangan usia subur (PUS) di Provinsi Bengkulu mengalami peningkatan dari 304.950 tahun 2015 menjadi 318.822 pasangan di tahun 2016.

57 2.3.2.4 Pembangunan dan Pemberdayaan Gender

Indeks Pembangunan Gender (IPG) adalah indeks pencapaian kemampuan dasar pembangunan manusia yang sama seperti IPM dengan memperhitungkan ketimpangan gender. IPG digunakan untuk mengukur pencapaian dalam dimensi yang sama dan menggunakan indikator yang sama dengan IPM, namun lebih diarahkan untuk mengungkapkan ketimpangan antara laki-laki dan perempuan. Indeks Pembangunan Gender (IPG) Provinsi Bengkulu dalam kurun waktu 2005 – 2014, terus mengalami kenaikan dan selalu berada di atas rata – rata Nasional. Terakhir posisi IPG Prov. Bengkulu tahun 2014 berada di angka 69,69. Hal ini menandakan bahwa disparitas gender dalam pembangunan di Provinsi Bengkulu sudah dapat ditekan pada level yang lebih rendah.

Tabel 2.29

IPG Provinsi Bengkulu Tahun 2013-2014

Kabupaten/Kota Angka Harapan Hidup (Tahun) Harapan Lama Sekolah (Tahun) Rata-rata lama Sekolah (Tahun) Pengeluaran per Kapita disesuaikan (Ribu Rupiah) IPG L P L P L P L P 2013 2014 BENGKULU 66.47 70.35 12.86 13.19 8.67 7.88 12,653 7,489 90.55 91.02 Bengkulu Selatan 65.12 68.91 13.03 13.60 9.23 8.26 11,954 8,749 93.60 94.00 Rejang Lebong 65.46 69.28 12.73 12.78 7.94 7.13 12,376 8,447 92.44 92.55 Bengkulu Utara 65.40 69.23 12.40 13.10 8.29 7.28 13,554 8,047 91.09 91.32 Kaur 63.54 67.28 13.11 12.40 8.40 7.14 10,884 5,525 85.34 85.66 Seluma 64.46 68.24 12.18 12.92 7.87 6.86 10,725 4,578 83.51 84.80 Mukomuko 63.89 67.65 11.75 12.46 7.82 6.93 14,303 5,293 83.84 84.25 Lebong 60.17 63.76 10.97 11.87 8.05 7.18 15,874 8,847 90.45 91.11 Kepahiang 64.70 68.49 12.01 12.92 8.39 7.29 10,631 8,325 93.75 94.99 Bengkulu Tengah 65.64 69.47 12.50 12.18 7.52 6.20 12,250 5,544 80.83 84.68 Kota Bengkulu 67.46 71.35 14.19 14.52 11.75 11.15 14,968 11,716 94.34 95.71 Sumber: BPS Provinsi Bengkulu, 2015.

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) merupakan ukuran untuk menggambarkan persamaan peranan antara perempuan dan laki-laki dalam aspek-aspek tersebut yaitu kehidupan ekonomi, politik dan pengambilan keputusan. Sehingga, IDG menggambarkan besarnya peranan perempuan dalam hal pencapaian kapabilitas berdasarkan status dan kedudukan perempuan dibandingkan dengan laki-laki. IDG Provinsi Bengkulu Tahun 2013 merupakan IDG tertinggi yang mencapai 73,45. Namun pada tahun 2014 menurun menjadi 68,76 dan berada di bawah capaian IDG Nasional. Hal ini menadakan jika semakin sempitnya peluang perempuan untuk berpartisipasi

58

di dalam penciptaan output perekonomian, pengambilan keputusan, dan kapabilitasnya sebagai bagian dari angkatan kerja.

Tabel 2.30

IDG Provinsi Bengkulu Tahun 2013-2014

Kabupaten/Kota Keterlibatan Perempuan dalam Parlemen (%) Perempuan sbg Tenaga Profesional (%) Sumbangan Pendapatan Perempuan (%) IDG 2013 2014 BENGKULU 15.56 50.75 34.34 73.45 68.76 Bengkulu Selatan 4.00 57.57 41.61 63.45 58.63 Rejang Lebong 13.33 50.99 23.97 57.23 57.76 Bengkulu Utara 10.00 53.16 38.25 64.81 65.15 Kaur 8.00 46.11 36.68 60.77 61.69 Seluma 16.67 57.45 33.32 68.56 66.86 Mukomuko 8.00 57.80 32.54 54.21 59.74 Lebong 28.00 41.31 37.93 69.77 77.91 Kepahiang 28.00 51.89 35.56 66.65 77.61 Bengkulu Tengah 12.00 49.98 40.00 64.50 66.22 Kota Bengkulu 25.71 47.86 32.08 75.64 75.97

Sumber: BPS Provinsi Bengkulu, 2015.

2.3.2.5 Perlindungan terhadap Perempuan dan Anak

Jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Provinsi Bengkulu masih tergolong tinggi. Pada tahun 2014, jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak tercatat sebanyak 425 kasus. Kasus kekerasan fisik adalah kasus terbanyak yang dialami oleh perempuan dan anak dengan persentase sebesar 48,3%, dan kasus human traficking adalah jenis kasus terkecil yang ditemukan yang hanya sebesar 0,5%.

59 Gambar 2.12

Persentase Perempuan dan Anak Korban Kekerasan menurut Jenis Kekerasan di Provinsi Bengkulu Tahun 2014

Dokumen terkait