C. Wilayah Rawan Bencana
2. Pemuda dan Olahraga
2.1.3. Aspek Pelayanan Umum 1 Fokus Layanan Urusan Wajib
Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan suatu daerah adalah tersedianya Sumberdaya Manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing. Untuk itu pembangunan atau investasi dibidang pendidikan dan kesehatan menempati posisi urgen dalam skala prioritas pembangunan daerah harus terus ditingkatkan, sesuai dengan visi pembangunan daerah Sulawesi Tengah 20112016 yakni mewujudkan ”Sulawesi Tengah Sejajar Dengan Provinsi Maju di Kawasan Timur Indonesia Melalui Pengembangan Agribisnis dan Kelautan Dengan Kualitas Sumber Daya Manusia Yang Berdaya Saing Tahun 2020” .
dimana luasnya wilayah yang harus dijangkau merupakan faktor yang cukup berpengaruh disamping faktorfaktor lainnya dalam menjalankan program program pendidikan yang berimplikasi terciptanya SDM yang handal dan siap bersaing di era globalisasi.
a) Pendidikan
Capaian indikator kinerja bidang pendidikan di Provinsi Sulawesi Tengah selama periode 20112013, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.18
Capaian Indikator Kinerja Pembangunan Pendidikan Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 20112013
No. Indikator Kinerja Pembangunan DaerahBidang Pendidikan Capaian Setiap Tahun 2011 2012 2013 1. Angka Partisipasi Sekolah (APS) (%) :
a. APS SD/MI 96,58 84,73 97,67
b. APS SMP/MTs 84,14 60,06 86,84
c. APS SMA/MA/SMK 57,59 59,60 64,80
2. Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah (per 1000 penduduk)
a. SD/MI 9,07 9,28 11,77
b. SMP/MTs 3,21 3,37 4,13
c. SMA/MA/SMK 1,63 1,75 1,79
3. Rasio guru terhadap murid (per 1000 penduduk) a. SD/MI 67,97 70,56 74,93 b. SMP/MTs 97,07 103,06 94,63 c. SMA/MA/SMK 92,72 103,19 61,63 Sumber: BPS, Tahun 2014 (Data diolah kembali). Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Sulawesi Tengah selama periode 20112013 sebagai berikut:
Pada Tingkat Sekolah Dasar (SD/MI), APS cenderung fluktuatif, dimana pada tahun 2011 APS sebesar 96,58 % menurun menjadi 84,73% pada tahun 2012, selanjutnya tahun 2013 meningkat menjadi 97,67%.
Pada jenjang SMP/MTs, APS cenderung fluktuatif, dimana pada tahun 2011 sebesar 84,14% menurun menjadi 60,06% pada tahun 2012, selanjutnya tahun 2013 meningkat menjadi 86,84%.
57,59% pada tahun 2011 menjadi 59,60% pada tahun 2012, dan tahun 2013 meningkat menjadi 64,80%.
Selanjutnya perkembangan rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah di Sulawesi Tengah selama periode 20112013 sebagai berikut:
Pada jenjang SD/MI, rasio ketersediaan sekolah terhadap jumlah penduduk usia sekolah SD/MI cenderung meningkat, yakni dari 9,07 per 1000 penduduk usia sekolah pada tahun 2011 menjadi 9,28 per 1000 penduduk usia sekolah pada tahun 2012, dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 11,77 per 1000 penduduk usia sekolah. Pada jenjang SMP/MTs, rasionya cenderung meningkat yakni dari 3,21 per 1000 penduduk usia sekolah pada tahun 2011 menjadi 3,37 per 1000 penduduk usia sekolah pada tahun 2012, selanjutnya pada tahun 2013 meningkat menjadi 4,13 per 1000 penduduk usia sekolah. Pada jenjang SMA/MA/SMK, rasio ketersediaan sekolah terhadap jumlah penduduk usia sekolah SMA/MA/SMK cenderung meningkat, yaitu dari 1,63 per 1000 penduduk usia sekolah pada tahun 2011 menjadi 1,75 per 1000 penduduk usia sekolah, dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 1,79 per 1000 penduduk usia sekolah. Rasio Murid Terhadap Guru Perkembangan rasio guru terhadap murid seluruh jenjang pendidikan di Sulawesi Tengah selama periode 20112013 sebagai berikut: Pada jenjang pendidikan SD/MI, rasio guru terhadap murid cenderung meningkat, yakni dari 67,97 per 1000 murid pada tahun 2011 menjadi 70,56 per 1000 murid pada tahun 2012, dan pada tahun 2013 rasionya meningkat menjadi 74,93 per 1000 murid. Pada tingkat SMP/MTs, rasio guru terhadap murid cenderung flutuatif, dimana pada tahun 2011 sebesar 97,07 per 1000 murid meningkat menjadi 103,06 per 1000 murid, dan pada tahun 2013 rasionya menurun
Untuk jenjang SMA/SMK/MA, rasio guru terhadap murid cenderung fluktuatif, yakni dari 92,72 per 1000 murid pada tahun 2011 meningkat menjadi 103,19 per 1000 murid pada tahun 2012, dan pada tahun 2013 rasionya menurun menjadi 61,63 per 1000 murid.
Angka Putus Sekolah
Perkembangan Angka Putus Sekolah di Sulawesi Tengah selama periode 20112013 sebagai berikut:
Pada jenjang SD/MI, Angka Putus Sekolah cenderung fluktuatif, yakni dari 1,8% pada tahun 2011 menurun menjadi 3,19% pada tahun 2012, dan pada tahun 2013 menurun signifikan hingga menjadi 1,19%.
pada tingkat SMP/MTs, Angka Putus Sekolah cenderung fluktuatif, dimana pada tahun 2011 sebesar 7,07% meningkat menjadi 13,96% pada tahun 2012, dan pada tahun 2013 menurun menjadi 12,12%.
pada tingkat SMA/MA/SMK angka putus sekolah juga mengalami fluktuatif, dimana pada tahun 2011 sebesar 2,62% meningkat menjadi 3,32% pada tahun 2012, dan pada tahun 2013 menurun menjadi 3,15%. Angka Kelulusan
Perkembangan Angka Kelulusan di Sulawesi Tengah selama periode 20112013 sebagai berikut:
Pada jenjang SD/MI, selama tiga tahun terakhir angka kelulusan mencapai 100%.
Pada jenjang SMP/MTs, angka kelulusan cenderung fluktuatif, yaitu dari 94,69% pada tahun 2011 meningkat menjadi 98,44% pada tahun 2012, dan pada tahun 2013 menurun menjadi 97,06%.
Sementara pada jenjang SMA/MA/SMK, Angka Kelulusan cenderung meningkat, dimana pada tahun 2011 sebesar 96,88% menjadi 97,75% pada tahun 2012, dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 98,25%.
Perkembangan Angka Putus Sekolah dan Angka Kelulusan Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 20112013
No. Indikator Kinerja Pembangunan DaerahBidang Pendidikan Capaian Setiap Tahun 2011 2012 2013 1. Angka Putus Sekolah (%):
a. Angka Putus Sekolah SD/MI 1,8 3,19 1,19 b. Angka Putus Sekolah SMP/MTs 7,07 13,96 12,12 c. Angka Putus Sekolah SMA/MA/SMK 2,62 3,32 3,15 2. Angka Kelulusan:
a. Angka Kelulusan (AL) SD/MI (%) 100,00 100,00 100,00 b. Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs (%) 94,69 98,44 97,06 c. Angka Kelulusan (AL) SMA/MA/SMK (%) 96,88 97,75 98,25 Sumber: BPS, 2014 (Data diolah kembali)
b) Kesehatan
Capaian kinerja pembangunan bidang kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah selama periode 20112013 dapat dilihat dari perkembangan indikator kesehatan pada tabel berikut:
Tabel 2.20
Capaian Indikator Kinerja Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 20112013
No. Indikator Kinerja Pembangunan DaerahBidang Kesehatan Capaian Setiap Tahun 2011 2012 2013 1. Rasio posyandu per satuan balita (per 1000) 10,93 10,73 11,06 2. Rasio puskesmas per satuan penduduk (per
1000)
0,065 0,064 0,066 3. Rasio Pustu per satuan penduduk (per
1000) 0,258 0,263 0,255
4. Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk
(per 1000) 0,009 0,007 0,008
5. Rasio Dokter gigi per satuan penduduk (per 1000)
0,044 0,036 0,034 6. Rasio Dokter spesialis per satuan penduduk
(per 1000) 0,032 0,042 0,038
7. Rasio Dokter Umum per satuan penduduk
(per 1000) 0,181 0,178 0,159
8. Rasio perawat persatuan penduduk (per
1000) 1,380 1,836 1,736
9. Rasio bidan per satuan penduduk (per 1000) 0,775 1,128 1,044 Sumber: BPS, 2014 (Data diolah kembali)
Pada tabel diatas terlihat perkembangan indikator kinerja kesehatan di Sulawesi Tengah selama periode 20112013 sebagai berikut:
Perkembangan rasio posyandu per satuan balita cenderung fluktuatif, dimana pada tahun 2011 sebesar10,93 per 1000 balita menurun menjadi 10,73 per 1000 balita pada tahun 2012, dan tahun 2013 rasionya meningkat signifikan menjadi 11,06 per 1000 balita.
Perkembangan rasio puskesmas per satuan penduduk cenderung fluktuatif, yakni dari 0,065 per 1000 penduduk pada tahun 2011 menjadi 0,064 per 1000 penduduk pada tahun 2012, dan pada tahun 2013 rasionya meningkat menjadi 0,066 per 1000 penduduk.
Perkembangan rasio Puskesmas Pembantu per satuan penduduk cenderung fluktuatif dari 0,258 per 1000 penduduk pada tahun 2011 meningkat menjadi 0,263 per 1000 penduduk pada tahun 2012, dan pada tahun 2013 rasionya menurun menjadi 0,255 per 1000 penduduk;
Perkembangan rasio Rumah Sakit per satuan penduduk cenderung fluktuatif, dimana pada tahun 2011 sebesar 0,009 per 1000 penduduk menurun menjadi 0,007 per 1000 penduduk pada tahun 2012, dan tahun 2013 rasionya meningkat menjadi 0,008 per 1000 penduduk. Perkembangan rasio dokter gigi per satuan penduduk cenderung menurun yakni dari 0,044 per 1000 penduduk pada tahun 2011 menurun menjadi 0,036 per 1000 penduduk, dan pada tahun 2013 menurun menjadi 0,034 per 1000 penduduk;
Perkembangan rasio dokter spesialis per satuan penduduk cenderung fkutuatif, dimana pada tahun 2011 sebesar 0,032 per 1000 penduduk meningkat menjadi 0,042 per 1000 penduduk pada tahun 2012, dan tahun 2013 rasionya menurun menjadi 0,034 per 1000 penduduk.
Perkembangan rasio dokter umum per satuan penduduk cenderung menurun, yakni dari 0,181 per 1000 penduduk pada tahun 2011 meningkat menjadi 0,18 per 1000 penduduk pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 tidak mengalami perubahan yaitu 0,18 per 1000 penduduk.
yakni dari 1,38 per 1000 penduduk pada tahun 2011 menurun menjadi 1,84 per 1000 penduduk pada tahun 2012, dan pada tahun 2013 rasionya menurun menjadi 1,736 per 1000 penduduk.
Perkembangan rasio bidan per satuan penduduk cenderung fluktuatif, yakni dari 0,775 per 1000 penduduk pada tahun 2011 meningkat menjadi 1,13 per 1000 penduduk pada tahun 2012, dan pada tahun 2013 menurun menjadi 1,044 per 1000 penduduk.
Selanjutnya perkembangan cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) di Provinsi Sulawesi Tengah sejak periode 20102013 cenderung meningkat, dimana pada tahun 2010 sebesar 60,2 pensen menjadi 78,1 persen pada tahun 2011, pada tahun 2012 meningkat menjadi 82,92 persen, dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 90,9 persen. Gambar 2.34 Perkembangan Cakupan Desa/Kelurahan UCI Tahun 2010 2013 Sumber: Dinkesda Provinsi Sulteng, 2014
Sedangkan perkembangan cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan di Sulawesi Tengah pada tahun 2013 sebesar 100%, capaian ini meningkat dibanding tahun 2012 yang hanya sebesar 98,0%.
Gambar 2.35
Perkembangan Cakupan Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Di Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2010 – 2013
Sumber: Dinkesda Provinsi Sulteng, 2014.
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu instrumen untuk mengendalikan tingkat kelahiran penduduk melalui upaya memaksimalkan akses dan kualitas pelayanan KB terutama bagi keluarga miskin dan rentan serta daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan, meningkatkan kualitas kesehatan reproduksi remaja dalam rangka menyiapkan kehidupan berkeluarga yang lebih baik, serta pendewasaan usia perkawinan melalui upaya peningkatan kesehatan reproduksi keluarga. Disamping itu melalui program KB juga diharapkan dapat meningkatkan pemberdayaan dan ketahanan keluarga dalam kemampuan pengasuhan dan penumbuhkembangan anak, peningkatan pendapatan keluarga khususnya bagi keluarga (kelompok masyarakat miskin), peningkatan kualitas lingkungan keluarga dan masyarakat.
Perkembangan pelaksanaan program KB di Sulawesi Tengah dapat dilihat dari beberapa indiktor pada gambar berikut:
Perkembangan Jumlah Anak per Keluarga, Rasio Akseptor KB dan Cakupan Perserta KB Aktif di Provinsi Sulawesi Tengah
Tahun 20112014
Sumber: BKKBN Provinsi Sulteng, 2015.
Terlihat bahwa perkembangan ratarata jumlah anak per keluarga sepanjang periode tahun 20112014 sebanyak 3 anak per keluarga. Sementara jumlah pengguna akseptor KB diantara pasangan usia subur pada tahun 2014 sebesar 18,70 persen, angka ini menurun jika dibanding tahun 2013 sebesar 39,30 persen. Hal ini juga terjadi penurunan pada cakupan peserta KB aktif dari 80,58 persen pada tahun 2013 menjadi 71,85 persen pada tahun 2014.
c). Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
Perkembangan dan pertumbuhan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah di Sulawesi Tengah dari tahun ke tahun menunjukan peningkatan yang cukup bagus. Bahkan saat ini UKM menjadi ujung tombak stabilisator dan penopang pertumbuhan perekonomian baik nasional maupun daerah. Perkembangan koperasi yang aktif, Usaha Mikro Kecil dan Jumlah UKM non BPR/LKM UKM di Suawesi Tengah dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.37
Perkembangan Persentase Koperasi Aktif, Usaha Mikro Kecil dan Jumlah UKM non BPR/LKM UKM di Provinsi Sulawesi Tengah
Tahun 2010 2013
Sumber: Dinas KUMKM Perindag Daerah Provinsi Sulteng, 2014.
Pada gambar diatas terlihat bahwa jumlah persentase koperasi yang aktif di Sulawesi Tengah selama periode tahun 20102013 cenderung menurun, yaitu dari 68,44 persen pada tahun 2010 menjadi 66,14 persen pada tahun 2011, pada tahun 2012 menurun menjadi 64,45%, dan pada tahun 2013 turun menjadi 62,97 persen.
Sementara perkembangan usaha mikro kecil dan kecil selama periode tahun 20102012 cenderung meningkat yakni dari 96,80 persen pada tahun 2010 menjadi 96,97 persen pada tahun 2012, dan pada tahun 2013 mengalami penurunan hingga menjadi 96,94 persen.
Selanjutnya jumlah UKM dan BPR/LKM selama periode 20102013 mengalami peningkatan dimana pada tahun 2010 sebanyak 664.304 unit meningkat hingga menjadi 694.459 unit pada tahun 2013.
d). Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Dalam rangka mensukseskan program/kegiatam pemberdayaan masyarakat baik program nasional maupun program yang dibangun melalui pemerintah daerah sangat dibutuhkan kesiapan institusi/Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) di daerah. Sepanjang tahun 20112014 Perkembangan LPM terus mengalami peningkatan. Hingga Tahun 2014 rata
Dari jumlah binaan LPM tersebut, yang menjadi LPM berprestasi sebanyak 6 LPM. Sedangkan jumlah kelompok binaan PKK di Provinsi Sulawesi Tengah sebanyak 12. Gambar 2.38 Perkembangan Kelompok Binaan LPM, Kelompok Binaan PKK, dan LPM Berprestasi di Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2011 2014 Sumber: BPPMD Provinsi Sulteng, Tahun 2014. e). Kebudayaan
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan Sulawesi Tengah dan sekaligus sebagai pendorong perekonomian daerah. Untuk itu potensi pariwisata, seni dan budaya perlu terus untuk dikembangkan dan dipasarkan melalui kegiatan promosi, baik dalam negeri maupun manca negara.
Penyelenggaraan festival seni dan budaya di Sulawesi Tengah selama Tahun 20112014 cenderung menigkat, dari 14 kali penyelenggaraan pada tahun 2011 menjadi 16 kali penyelenggaraan pada tahun 2014.
penyelenggaraan seni dan budaya mengalami peningkatan yaitu dari 15 fasilitas pada tahun 2011 menjadi 20 fasilitas pada tahun 2014.
Selanjutnya jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan di Sulawesi Tengah sejak Tahun 20112014 mengalami peningkatan yakni dari 8 situs/BCB pada tahun 2011 meningkat menjadi 18 situs/BCB pada tahun 2014. Gambar 2.39 Perkembangan Penyelenggaraan Festival Seni & Budaya serta Benda Situs Cagar Budaya di Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 20112014 Sumber: Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Daerah Provinsi Sulteng, 2015. f). Perpustakaan Perpustakaan merupakan salah satu pilar dalam mewejudkan kualitas sumberdaya manusia di Sulawesi Tengah. Sejak empat tahun terakhir, jumlah perpustakaan dan pengunjung perpustakaan semakin meningkat, yang juga diikuti meningkatnya jumlah koleksi buku yang tersedia.
Perkembangan Jumlah Perpustakaan, Pengunjung dan Koleksi Buku Perpustakaan di Provinsi Sulawesi Tengah
Tahun 2011 2014
Sumber: Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Daerah Provinsi Sulteng, 2015
Jumlah perpustakaan di Sulawesi Tengah sejak periode tahun 2011 2014 mengalami peningkatan yaitu dari 1.683 unit pada tahun 2011 menjadi 1.733 unit pada tahun 2014. Sejalan dengan itu jumlah pengunjung perpustakaan juga mengalami peningkatan dari 361.077 pengunjung pada Tahun 2011 menjadi 398.087 pengunjung pada tahun 2014. Sedangkan koleksi buku yang tersedia dari 210.088 buku pada tahun 2011 meningkat menjadi 261.088 buku pada Tahun 2014.