C. Wilayah Rawan Bencana
2.1. Pendidikan a Angka Melek Huruf dan RataRata Lama Sekolah
Pembangunan di sektor pendidikan, diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pendidikan dengan memanfaatkan secara optimal fasilitas pendidikan yang ada. Keberhasilan pembangunan di sektor pendidikan dapat dilihat dari beberapa indikator, antara lain yaitu: Angka Melek Huruf (AMH), Ratarata Lama Sekolah (RLS), Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Berikut perkembangan AMH Provinsi Sulawesi Tengah selama periode 20092013: Gambar 2.22 Perkembangan Angka Melek Huruf Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 20092013 Sumber: BPS,Tahun 2014.
Perkembangan AMH Provinsi Sulawesi Tengah Selama Periode 2009 2013 cenderung meningkatdan beradadiatasnasional.Pada tahun 2009 AMH Sulteng mencapai 95,78% meningkat menjadi 96,22% pada tahun 2013, atau meningkat sebesar 0,44% poin selama periode 20092013. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan membaca dan menulis penduduk usia
Selanjutnya dilihat dari capaian AMH kabupaten/kota se Sulawesi Tengah tahun 2013, capaian AMH tertinggi berada di Kota Palu yaitu sebesar 99,37%, sedangkan AMH terendah di Kabupaten Donggala yaitu sebesar 94,75%. Gambar 2.23 Capaian Angka Melek Huruf Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2013 Sumber: BPS, Tahun 2014. Dari sisi angka Ratarata Lama Sekolah (RLS), hingga tahun 2013 RLS mencapai 8,22 tahun, capaian ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu 8,13 tahun.Hal ini mengidikasikan bahwa ratarata lama sekolah bagi penduduk usia sekolah di Sulawesi Tengah telah mencapai kelas 2 (dua) pada jenjang pendidikan tingkat pertama (SLTP).
Perkembangan Angka RataRata Lama Sekolah Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2009 2013
Sumber: BPS, Tahun 2014.
Selanjutnya dilihat dari capaian Ratarata Lama Sekolah (RLS) kabupaten/kota tahun 2013, capaian RLS tertinggi berada di Kota Palu yaitu 11,07 tahun dan terendah di Kabupaten Parigi Moutong yaitu 7,19 tahun. Gambar 2.25 Capaian Angka RataRata Lama Sekolah Kabupaten/Kota SeSulawesi Tengah Tahun 2013 Sumber: BPS, 2014.
b. Angka Partisipasi Kasar (APK)
Perkembangan Angka Partisipasi Kasar untuk jenjang pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama selama periode 2009 2013 cenderung fluktuatif, sedangkan pada jenjang pendidikan atas (SLTA) cenderung meningkat.Berikut perkembangan APK di Provinsi Sulawesi Tengah:
Gambar 2.26
Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) di Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 20092013
Sumber: BPS,Indikator Sosial Budaya Sulteng 2013
Terlihat bahwaselama periode 20122013, APK SD/MI/Paket A cenderung meningkat dari 103,80% pada tahun 2012 menjadi 103,96% pada tahun 2013. Pada APK SMP/MTs/Paket B juga mengalami peningkatan signifikan dari 79,22% di Tahun 2012 menjadi 141,54% pada tahun 2013,Dan pada APK SMA/MA/SMK/Paket C meningkat dari 69,73% pada tahun 2012 menjadi 89,39% pada tahun 2013.
Selanjutnya jika dilihat dari capaian APK SD/MI kabupaten/kota tahun 2013, maka APK SD/MI tertinggi berada di Kabupaten Banggai Kepulauan yaitu 107,49%, sedangkan terendah di Kota Palu yaitu 99,65%.
Capaian APK SD/MI Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2013
Sumber: BPS, 2014.
Kemudian dilihat dari capaian APK SMP/MTs kabupaten/kota tahun 2013, APK SMP/MTs tertinggi berada di Kabupaten Poso yaitu 91,09%, sedangkan terendah di Kabupaten Tojo Unauna yaitu 64,69%.
Gambar 2.28
Capaian APK SMP/MTs Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2013
Selanjutnya pada jenjang SMA/MA/SMK Tahun 2013, APK SMA/MA/SMK tertinggi berada di Kabupaten Poso yaitu 89,09%, sedangkan terendah di Kabupaten Tojo UnaUna sebesar 56,32%. Gambar 2.29 Capaian APK SMA/MA/SMK Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2013 Sumber: BPS, 2014. c. Angka Partisipasi Murni (APM)
Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) Provinsi Sulawesi Tengah selama periode 20092013 hampir seluruh jenjang pendidikan juga cenderung mengalami peningkatan kecuali pada jenjang pendidikan SD/MI.
Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) di Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 20092013
Sumber: BPS, Tahun 2014.
Terlihat bahwaselama periode 20122013APM SD/MI cenderung menurun, yakni dari 91,08% pada tahun 2012 menjadi 90,68% pada tahun 2013. Sementara APM SMP/MTs cenderung meningkat yakni dari 60,98% pada Tahun 2012 menjadi 62,91% pada tahun 2013. Selanjutnya APM SMA/MA/SMK juga mengalami kenaikan dari 50,75% pada tahun 2012 menjadi 56,97% pada tahun 2013.Selanjutnya dilihat dari capaian APM SD/MI kabupaten/kota tahun 2013, Capaian APM SD/MI tertinggi berada di Kabupaten Banggai sebesar 92,72%, dan terendah di Kabupaten Banggai Kepulauan yaitu 87,14%.
Gambar 2.31
Capaian APM SD/MI Kabupaten/Kota se Sulteng Tahun 2013
Sumber: BPS,2014
Sementara pada jenjang SMP/MTs, capaian APM SMP/MTs tertinggi berada di Kabupaten Poso sebesar 73,25%, dan terendah di Kabupaten Tojo UnaUna yaitu 46,68%. Gambar 2.32 Capaian APM SMP/MTs Kabupaten/Kota se Sulteng Tahun 2013 Sumber: BPS,Tahun 2014
SMA/MA/SMKtertinggi berada di Kabupaten Poso yaitu 67,21%, sedangkan terendah di Kabupaten Tojo UnaUna yaitu 40,22%. Gambar 2.33 Capaian APM SMA/MA/SMK Kabupaten/Kota se Sulteng Tahun 2013 Sumber: BPS, Tahun 2014. 2.2. Kesehatan Pemerintah telah berupaya secara optimal dalam membangun derajat kesehatan masyarakat melalui kebijakan pembangunan kesehatan yang diejawantahkan dalam bentuk pelaksanaan program dan kegiatan. Berikut capaian kinerja pelaksanaan pembangunan di bidang kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah selama periode 20102013:
Tabel 2.18
Capaian Indikator Kinerja Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 20102013 No. Bidang Urusan/Indikator KinerjaPembangunan Daerah Capaian Setiap Tahun
2010 2011 2012 2013
1. Angka usia harapan hidup (tahun) 66,60 66,86 67,11 67,21 2. Angka Kematian Ibu (per 100.000 KH) 247,9 220,9 181,3 244,5 3. Angka Kematian Bayi (per 1000 KH) 8,5 9,27 10,7 10,2 4. Persentase balita gizi buruk (%) 1,6 7,9 1,98 0,14 Sumber: Dinkesda, Tahun 2014.
Pada tabel diatas terlihat bahwa perkembangan Angka Usia Harapan Hidup (UHH) selama periode 20102013 cenderung meningkat yaitu dari 66,6 tahun di tahun 2010 menjadi 66,86 tahun pada tahun 2011, pada tahun 2012 meningkat menjadi 67,11 tahun, dan pada tahun 2013 UHH meningkat menjadi 67,21 tahun.
Dari segi Angka Kematian Ibu (AKI), selama periode 20102012 AKI cenderung menurun, yakni dari 247,9 per 100.000 Kelahiran Hidup pada Tahun 2010 turun menjadi 220,9 per 100.000 Kelahiran Hidup pada Tahun 2011, pada Tahun 2012 turun menjadi 181,3 per 100.000 Kelahiran Hidup, dan pada tahun 2013 AKI meningkat menjadi 244,5 per 100.000 Kelahiran hidup. Selanjutnya Perkembangan Angka Kematian Bayi (AKB) selama periode 20092012 cenderung meningkat, yakni dari 8,5 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2010 menjadi 9,27 per 1000 Kelahiran Hidup pada tahun 2011, pada tahun 2012 meningkat menjadi 10,7 per 1000 kelahiran hidup, selanjutnya pada tahun 2013 AKI menurun menjadi 10,2 per 1000 Kelahiran Hidup.
Sedangkan perkembangan persentase balita gizi buruk selama periode 20102013 cenderung fluktuatif, yakni dari 1,6persenpada tahun 2010meningkat menjadi 7,9persenpada tahun 2011, selanjutnya pada tahun 2012menurun menjadi 1,98persen, dan pada tahun 2013 kembali menurun hingga menjadi 0,14 persen.