2.1. Gambaran Kondisi Umum Daerah
2.1.3. Aspek Pelayanan Umum
Kondisi umum pembangunan pada aspek pelayanan umum merupakan gambaran dan hasil dari pelaksanaan pembangunan selama periode tertentu yang mencakup layanan urusan wajib dan pilihan.
2.1.3.1. Pendidikan
a. Angka Partisipasi Sekolah
Angka partisipasi sekolah di Kabupaten Magelang pada Tahun 2014 pada jenjang SD/MI 95.10; pada jenjang SMP/MTs 83.35 dan pada SMA/SMK/MA 41.82; sedangkan perkembangan APS selengkapnya disajikan pada table berikut.
Tabel 2.18. Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah Kabupaten Magelang Tahun
2010-2014
Indikator Tahun 2010 2011 2012 2013 2014* SD/ MI (7 – 12 th) 98.32 98.03 99.36 98.20 95.10 SMP/ MTs (13 – 15 th) 85.21 85.89 86.49 89.36 83.35 SMA/SMK/MA (16-18 th) 48.02 68.25 62.96 59.29 41.82Sumber : BPS Kabupaten Magelang. 2014. *) Dinas Dikpora Kab. Magelang 2015
b. Rasio Ketersediaan Sekolah
Rasio ketersediaan sekolah menunjukkan jumlah sekolah per 10.000 jumlah penduduk usia sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan jumlah sekolah dalam menampung penduduk usia pendidikan pada setiap
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang II-24 jenjang. Perkembangan rasio ketersediaan sekolah di Kabupaten Magelang dapat dilihat dalam tabel berikut
Tabel 2.19. Perkembangan Rasio Ketersediaan Sekolah Tahun 2010-2014
Indikator 2010 2011 2012 Tahun 2013 2014*
SD/ MI 73.67 74.00 75.66 76.04 74.13
SMP/ MTs 33.37 33.72 33.49 33.49 31.48
SMA/SMK/MA 15.55 15.93 15.37 15.37 16.06
Sumber : BPS Kabupaten Magelang. 2014. *) Dinas Pendidikan. Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Magelang. 2015
c. Rasio Guru dan Murid
Rasio guru terhadap murid merupakan perbandingan jumlah guru per 10.000 jumlah murid. yang mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar. Perkembangan rasio ketersediaan sekolah di Kabupaten Magelang dapat dilihat dalam tabel berikut
Tabel 2.20. Perkembangan Rasio Guru dan Murid Tahun 2010-2014
Indikator Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
SD/ MI 13.76 13.56 13.57 13.59 13.63
SMP/ MTs 12.21 12.40 8.90 8.98 13.05
SMA/SMK/MA 10.36 10.60 11.09 10.13 11.68
Sumber : Dinas Pendidikan. Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Magelang. 2015
2.1.3.2. Kesehatan
Kinerja makro urusan kesehatan antara lain bisa dilihat dari beberapa indikator yang mengacu pada SPM bidang kesehatan yaitu:
1. Cakupan pelayanan kesehatan dasar yang terdiri dari cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani. cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan. cakupan kunjungan bayi. cakupan desa/kelurahan
Universal Child Immunization (UCI). cakupan pemberian makanan pendamping ASI
pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin. cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan. cakupan peserta KB aktif. cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit. cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang II-25 2. Pelayanan kesehatan rujukan terdiri dari cakupan pelayanan kesehatan rujukan
pasien masyarakat miskin.
3. Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa/KLB terdiri dari cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam dan
4. Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat cakupan desa siaga aktif.
Tabel 2.21. Kinerja Makro Urusan Kesehatan Tahun 2010-2014
Indikator Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
1. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar a. Cakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani 100% 100% 100% 100% 127.68%
b. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan 95.42% 100% 99.8% 99.81% 99.87% c. Cakupan kunjungan bayi 100% 92.90% 100% 96.50% 104.26% d. Cakupan desa/kelurahan Universal
Child Immunization (UCI) 98.66% 100% 100% 100% 100% e. Cakupan pemberian makanan
pendamping ASI pada anak usia 6 –
24 bulan keluarga miskin 99.37% 0 100%
100%
100% f. Cakupan balita gizi buruk mendapat
perawatan 100% 100% 100% 100% 100%
g. Cakupan peserta KB aktif 79.14% 81.3% 78.3% 79.9% 79.70% h. Cakupan penemuan dan
penanganan penderita penyakit 1. Acute Flacid Paralysisrate per
100.000 penduduk < 15 tahun 2. Penemuan Penderita Pneumonia
Balita
3. Penemuan pasien baru TB BTA positif
4. Penderita DBD ditangani 5. Penemuan penderita diare
3.90/ 100.000 pddk 11.90% 100% 100% 94.59% 2.60/ 100.000 pddk 9.30% 94.51% 100% 94.59% 1.64/ 100.000 pddk 6.80% 84.94% 100% 100% 0/ 100.000 pddk 12.80% 89.01% 100% 91.54% 1.31/ 100.000 pddk 12.80% 28.30% 100% 91.54% i. Cakupan pelayanan kesehatan dasar
masyarakat miskin 55.22% 74.7% 67.18% 62.77% 58.87% 2. Pelayanan Kesehatan Rujukan
a. Rasio Rumah Sakit Pemerintah per
satuan penduduk 1.181.723 1/ jiwa 1/ 1.191814 jiwa 1/ 1.219.371 jiwa 1/ 1.221.681 jiwa 1/ 1.221.681 jiwa b. Rasio Puskesmas per satuan
penduduk 40.75 41.10 42.05 42.05 42.05
3. Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa/KLB
Cakupan Desa/ Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan
epidemiologi < 24 jam 100% 100% 100% 100% 100%
4. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat Cakupan Desa Siaga Aktif 100% 100% 100% 100% 100% Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang. 2015
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang II-26 Cakupan pelayanan kesehatan dasar sebagian besar terfokus kepada upaya pelayanan kesehatan kepada ibu dan anak. penanganan penderita penyakit dan cakupan pelayanan untuk masyarakat miskin. Apabila diperhatikan. dalam kurun 2010-2014 cenderung stabil. Perubahan signifikan terjadi biasanya pada Tahun 2010/2011 sebagai akibat adanya erupsi Gunung Merapi yang berpengaruh pada semua sendi kehidupan masyarakat.
Hal yang hampir sama terjadi pada data cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit.
Sedangkan mengenai cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin pada Tahun 2011 melonjak persentasenya karena pada tahun itu seluruh penduduk terdampak erupsi Gunung Merapi. Sesuai kebijakan Menteri Kesehatan. dijamin kesehatannya melalui jamkesmas pasca bencana.
Pada Tabel 2.45 di atas rasio rumah sakit pemerintah tidak bergerak dari angka 1 karena Pemerintah Kabupaten Magelang hanya memiliki 1 rumah sakit tipe C yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muntilan. Demikian juga dengan rasio puskesmas per satuan penduduk yang cenderung stabil karena jumlah puskesmas tetap. Perubahan terjadi semata-mata jumlah penduduk yang bertambah.
Sedangkan untuk penyelidikan epidemiologi. penanggulangan KLB. promosi kesehatan dan pemberdayaan bisa mencapai 100%.
2.1.3.3. Pekerjaan Umum
Pembangunan dan peningkatan sarana prasarana dasar bagi warga masyarakat meliputi pembangunan dan peningkatan jalan. jaringan irigasi. bendung. penyediaan air bersih. perumahan layak huni dan sebagainya.
Kinerja makro urusan pekerjaan umum antara lain bisa dilihat dari beberapa indikator yaitu proporsi panjang jaringan dalam kondisi baik. rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk. rasio permukiman layak huni. panjang jalan dilalui roda 4. jalan penghubung dari ibu kota kecamatan ke kawasan permukiman penduduk. panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik. panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase. sempadan jalan yang dipakai pedagang kaki lima atau bangunan rumah liar. sempadan sungai yang dipakai bangunan liar. drainase dalam kondisi baik. pembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota. luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik. dan lingkungan permukiman. Data historis pencapaian kinerja pekerjaan umum disajikan pada tabel berikut
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang II-27
Tabel 2.22. Kinerja Makro Urusan Pekerjaan Umum Tahun 2010-2014
Indikator 2010 2011 Tahun 2012 2013 2014
Proporsi panjang jaringan jalan
dalam kondisi baik 70.70 67.90 65.07 67.58 65.32
Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk
1.03 0.95 0.94 0.96 0.98
Panjang jalan dilalui roda 4
(km) 641.11 641.11 836.84 836.84 887.83
Panjang jalan Kabupaten dalam
kondisi baik ( > 40 KM/Jam ) 453.29 435.29 544.56 565.50 579.94 Panjang jalan yang memiliki
trotoar dan drainase/saluran pembuangan air ( minimal 1.5 m)
41.1 41.5 43 43.48 43.83
Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat
518.96 575.96 638.96 708.96 710.010
Luas irigasi Kabupaten dalam
kondisi baik 15.962.90 16.295.44 17.489.82 18.549.16 20.025
Rasio jaringan irigasi 43 33.02 33.02 33.02 56.10
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum. Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Magelang. 2015
2.1.3.4. Perumahan
Kinerja makro urusan perumahan antara lain bisa dilihat dari beberapa indikator yaitu rumah tangga pengguna air bersih. rumah tangga pengguna listrik. rumah tangga bersanitasi. lingkungan permukiman kumuh dan pembangunan rumah layak huni.
Tabel 2.23. Kinerja Makro Urusan Perumahan Tahun 2010-2014
Indikator Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
Rumah Tangga 319.643 322.766 331.085 336.432 336.452
Rumah tangga pengguna air
bersih (%) 51.60 56.44 61.28 66.12 84.79
Rumah tangga pengguna
listrik 217.960 256.857 244.089 287.059 322.121
Rumah tangga bersanitasi
(%) 62.81 64.2 65.50 70.58 81.31
Lingkungan pemukiman
kumuh (%) 2.25 2.59 2.59 2.59 2.59
Rumah layak huni (%) 55.3 55.3 55.3 55.94 53.04
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum. Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Magelang. 2015
Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni dilakukan dengan memberikan bantuan pada keluarga berumah tidak layak huni pada tahun 2011 sebanyak 24 unit. pada tahun 2012 sebanyak 363 unit dan pada 2013 sebanyak 554 unit; pada tahun 2014 sebanyak 527 unit dengan anggaran APBD Kabupaten. .
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang II-28 Dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah memberikan bantuan dana rehab rumah tidak layak huni sebanyak 10 unit di tahun 2011. 10 unit di tahun 2012 dan 35 unit di tahun 2013; pada tahun 2014 sebanyak 50 unit
Usaha pemenuhan rumah layak huni di Kabupaten Magelang tidak hanya dari sumber APBD Kabupaten Magelang dan APBD Provinsi Jawa Tengah. namun juga dari sumber dana lain. yang salah satunya adalah dari Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Kementerian Perumahan Rakyat. sebanyak 125 unit di tahun 2011. 187 unit di tahun 2012 dan 744 unit di tahun 2013; pada tahun 2014 sebanyak 788 unit.
Berdasarkan data Permasalahan Kesejahteraan dan Penanganan Menurut Jenis Penanganannya didapat Data Jumlah Rumah Tidak Layak Huni sebagai mana tabel berikut:
Tabel 2.24. Perkembangan Jumlah Rumah Tidak Layak Huni
Indikator Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah Rumah Tidak
Layak Huni 11.962 27.238 9.780 14.194 12.829
Sumber : BPS Kabupaten Magelang. 2015
Kebutuhan rumah di Kabupaten Magelang berdasarkan Sensus Penduduk 2010 sebanyak 30.207 unit atau 9.47% dari Keluarga yang ada. Dengan prosentase kebutuhan rumah tertinggi berada di Kecamatan Mertoyudan sebanyak 20.64% dan prosentase kebutuhan rumah terendah berada di kecamatan Windusari sebanyak 2.75 %.
Tabel 2.25. Kebutuhan Rumah Menurut Kecamatan
No Kecamatan Jumlah KK Jumlah Rumah Kebutuhan Rumah Persentase Kebutuhan Rumah (%) 1 Salaman 18.377 16.822 1.555 8.46 2 Borobudur 15.389 14.217 1.172 7.62 3 Ngluwar 8.752 7.933 819 9.36 4 Salam 12.479 11.534 945 7.57 5 Srumbung 12.394 11.692 702 5.66 6 Dukun 12.525 11.704 821 6.55 7 Muntilan 20.432 17.286 3.146 15.40 8 Mungkid 18.531 15.934 2.597 14.01 9 Sawangan 15.466 14.576 890 5.75 10 Candimulyo 12.168 11.371 797 6.55
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang II-29 No Kecamatan Jumlah KK Jumlah Rumah Kebutuhan Rumah Persentase Kebutuhan
Rumah (%) 11 Mertoyudan 27.989 22.212 5.777 20.64 12 Tempuran 11.978 11.001 977 8.16 13 Kajoran 14.360 13.524 836 5.82 14 Kaliangkrik 13.748 13.088 660 4.80 15 Bandongan 14.576 13.121 1.455 9.98 16 Windusari 11.708 11.386 322 2.75 17 Secang 19.442 16.908 2.534 13.03 18 Tegalrejo 12.154 11.299 855 7.03 19 Pakis 13.965 13.307 658 4.71 20 Grabag 21.610 19.967 1.643 7.60 21 Ngablak 10.941 9.895 1.046 9.56 Jumlah 318.984 288.777 30.207 9.47
Sumber : BPS Kabupaten Magelang. 2014
2.1.3.5. Lingkungan Hidup
Kinerja urusan lingkungan hidup antara lain bisa dilihat dari beberapa indikator yaitu persentase penanganan sampah. persentase luas pemukiman yang tertata. dan tempat pembuangan sampah per satuan penduduk. jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran air. jumlah usaha dan atau kegiatan yang mentaati peryaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran udara. persentase luasan lahan yang telah ditetapkan status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa yang diinformasikan dan jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti.
Dari data historis diketahui bahwa kinerja makro urusan lingkungan hidup selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.26. Kinerja Makro Urusan Lingkungan Hidup Tahun 2010-2014
Indikator 2010 2011 2012 Tahun 2013 2014
Persentase penanganan sampah (%) 12 14 16 18 21.1
Persentase penduduk berakses air minum
(%) 51.66 56.44 61.28 66.12 84.79
Tempat pembuangan sampah (TPS) per
satuanpenduduk (%) 1.03 0.95 0.94 0.94 0.98
Jumlah usaha dan/atau kegiatan yang menaati persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran air (%)
40 60 80 100 100
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang II-30
Indikator Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
menaati peryaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran udara (%) Persentase luasan lahan yang telah
ditetapkan status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa yang diinformasikan (%)
0 0 0 0.20 20.57
Jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindak lanjuti (%)
100 100 75 100 166.67
Sumber: Badan Lingkungan Hidup dan Dinas Pekerjaan Umum. Energi dan Sumber daya Mineral Kabupaten Magelang. 2015
Pelayanan persampahan baru mampu menjangkau wilayah di 7 (tujuh) ibu kota kecamatan dari 21 (dua puluh satu) kecamatan. Sedangkan untuk status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa telah dilakukan identifikasi areal yang dipergunakan untuk produksi biomassa dalam RTRW (areal kerja efektif). Luas areal efektif untuk potensi kerusakan tanah untuk produksi biomassa di Kabupaten Magelang adalah 95.054.665 ha dan sudah selesai dilakukan proses identifikasi kondisi awal tanah. overlay peta kondisi awal tanah. Verifikasi lapangan terbatas dan uji laboratorium. diharapkan bisa ditetapkan statusnya pada Th 2014 ini.
Sementara itu dari sisi jumlah usaha/kegiatan yang mentaati peryaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran udara dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan telah tercapai 80% pada Tahun 2012. begitu juga dengan pengendalian pencemaran air juga mencapai 80%. Sedangkan jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindak lanjuti pada Tahun 2012 mencapai 75%. Pelayanan persampahan di Kabupaten Magelang baru mampu menjangkau wilayah di 7 (tujuh) ibu kota kecamatan dari 21 kecamatan.
2.1.3.6. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kinerja makro urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak bisa dilihat dari beberapa indikator yaitu: Persentase Partisipasi Perempuan Di Lembaga Pemerintah. Rasio KDRT. Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan Dan Anak Dari Tindakan Kekerasan. Data historis kinerja makro urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak disajikan dalam tabel berikut
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang II-31
Tabel 2.27. Kinerja Makro Urusan Pemberdayaan dan Perlindungan Anak Tahun
2010-2014
Indikator 2010 2011 Tahun 2012 2013
Persentase partisipasi perempuan di lembaga
pemerintah (%) 2.41 2.42 2.43 2.44
Persentase partisipasi perempuan di lembaga swasta
(%) 59.79 59.66 54.45 NA
Persentase keterlibatan perempuan di legislative (%) 12 12 12 12 Indeks Pembangunan Perempuan (IPG) 61.25 69.15 69.41 NA Indeks Pemberdayaan Perempuan (IDG) 68.20 60.79 58.97 NA Jumlah Anak dengan Disabilitas (anak) 2.318 2.482 2.129 2.295
Jumlah Anak Terlantar (anak) 810 1.601 1.678 1.263
Jumlah Kasus Anak Berhadapan dengan Hukum
(ABH)(anak) 128 141 156 194
Jumlah Anak PMKS (anak) 3.654 4.598 4.081 3.776
Jumlah Kekerasan terhadap Anak (anak) 49 41 40 45
Rasio KDRT 0.023 0.030 0.043 0.03
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan
anak dari tindakan kekerasan (%) 100 100 100 100
Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat. Perempuan. dan Keluarga Berencana Kabupaten Magelang. 2015
Dari tabel di atas persentase keterlibatan perempuan di lembaga legislatif menunjukkan angka yang tetap dari tahun ke tahun ini disebabkan selama periode waktu tersebut masa bakti anggota Dewan yang perempuan tidak ada pergantian antar waktu (PAW). Indeks Pemberdayaan Perempuan (IDG) menunjukkan penurunan. ini disebabkan adanya indikator sumbangan perempuan dalam pendapatan kerja. dimana sebagian besar perempuan di Kabupaten Magelang adalah bekerja di sektor informal sebagai petani yang tidak terdata secara jelas.
Angka kekerasan terhadap anak menunjukkan angka yang tinggi ini disebabkan masih kuatnya budaya patriarki. budaya assertive pada anak rendah. dan kebijakan perlindungan anak masih bersifat sektoral. Media hiburan yang tidak mendidik juga merupakan faktor yang sangat berpengaruh disamping kurangnya promosi kebijakan dan kepedulian para pengambil kebijakan terhadap kerentanan anak.
Data penyandang masalah sosial anak di Kabupaten Magelang sangat tinggi. namun penanganannya belum dapat dilaksanakan secara optimal ini disebabkan oleh beberapa masalah diantaranya belum adanya petugas/pekerja sosial yang akan mendampingi pola penanganan berbasis keluarga. Adapun pola penanganan PMKS berbasis panti. permasalahannya adalah Pemerintah Kabupaten
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang II-32 Magelang belum mempunyai panti/LKSA. Sebanyak 30 panti yang ada saat ini dikelola oleh masyarakat.
Data anak berhadapan dengan hukum tiap tahunnya menunjukkan peningkatan yang signifikan. hal ini disebabkan oleh peran keluarga dan lingkungan masih rendah. dan kebijakan perlindungan anak yang belum berpihak.
2.1.3.7. Peribadatan
Dari keseluruhan penduduk Kabupaten Magelang yang beragama Islam 97%. Selebihnya berturut-turut adalah agama Katholik (2.12%). Protestan (0.76%). Hindu (0.02%). Budha (0.03%). dan lainnya (0.007%).
Walaupun terdapat banyak agama dan beragam aliran. namun di Kabupaten Magelang tidak pernah terjadi konflik terkait agama. Harmoni antar elemen masyarakat senantiasa terjaga. Hal ini terjadi karena tingginya sikap toleransi antar pemeluk agama. Sehingga menjadi kewajiban bagi semua pemangku kepentingan untuk menciptakan dan menjaga harmoni dan kondusifitas kehidupan beragama.
Sebagai kabupaten dengan penduduk mayoritas beragama Islam maka wajar apabila di Kabupaten Magelang terdapat 2.627 masjid. Jika dibagi jumlah desa/kelurahan sebanyak 372 maka setiap desa rata-rata terdapat 7 masjid. Ini artinya setiap 406 jama’ah muslim tersedia satu masjid. Sementara itu jumlah mushola sebanyak 3.308 buah (rata-rata per desa terdapat 9 mushola). Jika masjid dan mushola dijumlahkan. dengan asumsi bahwa antara masjid dan mushola bersifat kompatibel maka di setiap desa terdapat 16 masjid/mushola.
Sedangkan sarana peribadatan bagi agama lain adalah Kristen (gereja) sejumlah 34. Katholik (gereja) 40. Hindu (pura) 1. Budha (vihara) 9. dan Klenteng 1. Sementara itu kondisi pendidikan keagamaan berbasis sekolah disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2.28. Banyaknya Sarana Pendidikan Keagamaan Islam. Murid dan Guru
Tahun 2012-213
No Jenjang Sekolah Murid Guru
2012 2013 2012 2013 2012 2013 1 Bustanul Atfal/Raudhotul Atfal 436 429 14.479 15.717 1.079 1.147 2 Madrasah Diniyah 174 180 17.310 17.734 1.388 1.638 3 Madrasah Ibtidaiyah 310 310 32.100 32.535 2.554 2.651 4 Madrasah Tsanawiyah 71 71 12.937 14.018 1.201 1.341 5 Madrasah Aliyah 18 18 3.235 3.897 393 430
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang II-33
2.1.3.8. Kebudayaan
Kinerja makro urusan kebudayaan antara lain bisa dilihat dari beberapa indikator yaitu penyelenggaraan festival seni dan budaya. sarana penyelenggaraan seni dan budaya serta benda. situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan. Data historis kinerja makro urusan kebudayaan selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.29.
Tabel 2.30. Kinerja Makro Urusan Kebudayaan Tahun 2010-2014
Indikator Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
Penyelenggaraan festival seni dan budaya
(kali) 30 30 33 36 54
Sarana penyelenggaraan seni dan budaya
(buah) 5 5 18 18 25
Benda Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan (buah)
101 400 508 600 681
Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magelang. 2015
2.1.3.9. Kepemudaan dan Olah Raga
Kinerja makro urusan pemuda dan olahraga antara lain bisa dilihat dari beberapa indikator yaitu jumlah organisasi pemuda. jumlah organisasi olah raga. jumlah kegiatan kepemudaan. jumlah kegiatan olah raga. jumlah gelanggang/balai remaja dan jumlah lapangan olah raga. Data historis kinerja makro Makro Urusan Pemuda dan Olah Raga Tahun 2010-2014. disajikan dalam tabel berikut
Tabel 2.31. Kinerja Makro Urusan Pemuda dan Olah Raga Tahun 2010-2014
Indikator Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah organisasi pemuda (buah) 18 21 21 21 14
Jumlah organisasi olah raga (buah) 21 22 28 28 28
Jumlah kegiatan kepemudaan (buah) 12 13 15 17 17
Jumlah kegiatan olah raga (buah) 18 18 25 23 23
Gelanggang / balai remaja (selain milik
swasta) 0 0 0 0 0
Lapangan olah raga (buah) 260 260 260 253 253
Sumber: Dinas Pendidikan. Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Magelang. 2015
2.1.3.10. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dilaksanakan untuk meningkatkan peran serta aktif masyarakat dalam perencanaan. pelaksanaan.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang II-34 pengendalian dan pengawasan pembangunan yang dilaksanakan antara lain melalui kegiatan perencanaan partisipatif pembangunan masyarakat desa. fasilitasi pengembangan masyarakat dan desa melalui pemberian bantuan keuangan kepada Pemerintah Desa. pemasyarakatan dan pemanfaatan tekonologi tepat guna. peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan Posyandu dan PKK. serta Bulan Bhakti Gotong-Royong (BBGR).
Tabel 2.32. Perkembangan Pembentukan Kelembagaan Masyarakat dan Desa
Kabupaten Magelang Tahun 2010-2014
No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
1 Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP
2 3 4 5 7
2 Pasar Desa 58 58 58 58 60
3 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes 1 3 8 9 11
4 Cadangan Pangan
Pemerintah Desa (CPPD) 1 2 3 6 6
5 Usaha Peningkatan
Pendapatan Keluarga (UP2KPKK
10 12 14 16 18
6 Desa Berpartisipasi dalam PNPM-MP
345 345 345 345 345
7 Unit Pengaduan Masyarakat
TKPKD 1 0 0 1 1
Sumber: Bapermaspuan dan KB Kabupaten Magelang Tahun 2015
2.1.3.11. Komunikasi dan Informatika
Pelayanan urusan komunikasi dan informatika di Kabupaten Magelang semakin ditingkatkan untuk mendukung semakin terbukanya jaringan komunikasi dan informasi masyarakat. melalui kegiatan antara lain fasilitasi pembentukan media tradisional (FK Metra). pemantauan isi siaran. pengembangan sumber daya informasi. fasilitasi peningkatan pelayanan informasi. penyampaian informasi hasil-hasil pembangunan melalui media massa serta penyelenggaraan dialog interaktif. Pelayanan komunikasi dan informatika di Kabupaten Magelang tahun 2010 – 2014 dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 2.33. Pelayanan Komunikasi dan Informatika Tahun 2010-2014
No Indikator Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
1 Jumlah jaringan komunikasi 32 32 32 32 47
2 Rasio wartel/warnet terhadap penduduk
0.24 0.25 0.25 0.25 0.25 3 Jumlah surat kabar nasional/lokal 9/3 9/3 9/3 9/3 9/3
4 Jumlah penyiaran radio/TV lokal 6 6 6 6 7
5 Web site milik pemerintah daerah Ada Ada Ada Ada Ada
6 Pameran/expo 8 8 8 8 8
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang II-35 No Indikator Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 (Lembaga Penyiaran 8 Pelayanan Perijinan (Lembaga Penyiaran 0 0 1 1 1 9 Fasilitasi FK-METRA 0 0 1 1 4
Sumber: Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Magelang. 2015
2.1.4. Fasilitas Wilayah/Infrastruktur