• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.1 Aspek Permodalan

a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Modal

Berdasarkan dari hasil perhitungan rasio aspek permodalan tersebut diperoleh rasio modal sendiri terhadap total modal pada tahun 2012 tercatat sebesar 33,87%, sedangkan pada tahun 2013 naik menjadi 34,79%. Sesuai pedoman penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi , pada tahun 2012 dengan nilai skor 3,76 – 5,00 masuk dalam kriteria sehat karena koperasi dikatakan sehat apabila berada

pada nilai rasio >20% atau 0,2 , sedangkan pada tahun 2013 nilai skor 3,761 – 5,00 juga termasuk dalam kriteria sehat karena nilai rasio >20% atau 0,2. Dikatakan koperasi tersebut masuk dalam kategori sehat karena dilihat dari perbandingan antara modal sendiri dan total modal dari tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami kenaikan karena simpanan pokok dan simpanan wajib dari tahun 2012 ke 2013 mengalami kenaikan, hal ini menandakan bahwa koperasi mampu menghimpun dana untuk kelancaran kegiatan koperasi, yang brarti pula bahwa koperasi tersebut masuk dalam tingkat kategori sehat. b. Rasio Kecukupan Modal (CAR)

Berdasarkan dari hasil perhitungan rasio kecukupan modal pada KJKS Makmur pada tahun 2012 tercatat sebesar 11,86% sedangkan tahun 2013 naik menjadi 15,20% dimana nilai rasio tersebut masuk dalam kriteria sehat karena nilai rasio >8% atau 0,8. Sesuai pedoman penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi apabila rasio CAR >8% atau 0,8 dengan skor 5,00 maka koperasi tersebut masuk dalam kategori sehat. Rasio kecukupan modal (CAR) mengalami kenaikan dari tahun 2012 ke 2013 yang dilihat dari kenaikan modal tertimbang karena total modal mengalami kenaikan , tetapi ATMR mengalami penurunan dari tahun 2012 ke 2013 dimana poin-poin dalam ATMR mengalami penurunan baik simpanan yang ada di bank, pembiayaan yang diberikan artinya ATMR untuk membiayai modal tertimbang mengalami penurunan, sehingga kemampuan untuk membiayai risiko modal tertimbang kembali menjadi turun, karena modal tertimbang tidak mengalami perubahan yang signifikan/cenderung tetap. Rasio kecukupan modal yaitu

mendapatkan nilai pada tahun 2012 yaitu 11,86 dan pada tahun 2013 yaitu 15,20 adalah perbandingan antara modal tertimbang dan ATMR mengalami kenaikan yang menjadikan koperasi tersebut bisa masuk dalam kategori sehat.

4.3.2 Aspek Kualitas Aktiva Produktif

a. Rasio Tingkat Pembiayaan dan piutang bermasalah terhadap jumlah piutang dan pembiayaan

Dari hasil perhitungan rasio tingkat pembiayaan dan piutang bermasalah tahun 2012 diperoleh rasio 1,9% sedangkan pada tahun 2013 diperoleh 1,90%. Sesuai dengan Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi rasio <5% atau 0,5 dengan rentang skor 7,50 – 10,00 masuk dalam kategori lancar. Kualitas aktiva produktif yang dilihat dari jumlah pembiayaan dan piutang bermasalah dikatakan lancar karena mengalami kenaikan dari tahun 2012 ke 2013 karena dilihat dari prosentase kemacetan koperasi tersebut mengalami kenaikan yang brarti koperasi tersebut mampu mengatasi piutang yang bermasalah dari pembiayaan yang diberikan.

b. Rasio Portofolio Pembiayaan Berisiko

Rasio portofolio pembiayaan beresiko tahun 2012 diperoleh rasio 20% dan pada tahun 2013 juga diperoleh rasio 20%, sesuai dengan pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi rasio <21% atau 0,2 dengan rentang skor 3,75 – 5,0 masuk dalam kriteria tidak berisiko. Kualitas Aktiva Produktif yang dilihat dari komponen jumlah portofolio berisiko mengalami penurunan dari tahun 2012 ke 2013

yang dikarenakan kolektibilitas koperasi yang terdiri dari kurang lancar, diragukan, dan macet mengalami penurunan, dan dilihat dari rasio portofolio berisiko dan jumlah piutang dan pembiayaan hasilnya juga mengalami penurunan, tetapi koperasi tersebut masih masuk dalam kategori tidak berisiko artinya koperasi mampu mengatasi piutang yang bermasalah.

c. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

Sedangkan rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif tahun 2012 diperoleh rasio 108,84% dan pada tahun 2013 diperoleh rasio 180,90%. Sesuai dengan pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi rasio >100 dengan skor 3,75 – 5,0 masuk dalam kriteria lancar. Aspek kualitas aktiva produktif dilihat dari komponen PPAP mengalami penurunan karena pada poin dalam kolektibilitasnya yang terdiri dari lancar, kurang lancar, dan macet koperasi tersebut mengalami penurunan dari tahun 2012 ke 2013 dan untuk hasil PPAPWD pun juga mengalami penurunan dihitung dari prosentase kolektibilitas perumusan dari kementrian koperasi.

4.3.3 Aspek Efisiensi

a. Rasio Biaya Operasional Pelayanan terhadap Partisipasi Bruto

Dari hasil perhitungan diperoleh rasio biaya operasional terhadap partisipasi bruto tahun 2012 sebesar 96% dan pada tahun 2013 diperoleh 95,64% masuk dalam kategori kurang efisien, maka sesuai dengan Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah koperasi dikatakan kurang efisien apabila rasio masuk dalam rentang 85-100 dengan skor 2 sehingga ada pada kategori kurang efisien. Aspek efisiensi

dilihat dari komponen biaya operasional pelayanan mengalami penurunan dari tahun 2012 ke 2013, yang sebenarnya penurunan pada biaya operasional pelayanan yang terjadi ini bagus, karena koperasi dapat menekan biaya operasional tetapi partisipasi bruto yang di dapat juga mengalami penurunan yang menyebabkan koperasi kurang efisien karena poin-poin dalam pendapatan pembiayaan mengalami penurunan, meskipun rasio biaya operasional pelayanan terhadap partisipasi bruto mengalami penurunan, tetapi koperasi tersebut masih masuk dalam kategori kurang efisien.

b. Rasio Aktiva Tetap terhadap Total Asset

Rasio aktiva tetap terhadap total asset tahun 2012 diperoleh rasio 14% dan pada tahun 2013 mengalami peningkatan rasio yaitu 14,65% sehingga koperasi tersebut masuk dalam kategori baik, maka sesuai dengan Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi koperasi dikatakan baik apabila nilaii rasio terletak pada rentang 0-25% dengan skor 4 maka koperasi tersebut masuk kategori baik. Aspek efisiensi dilihat dari komponen aktiva tetap mengalami kenaikan dari tahun 2012 ke 2013 karena adanya penambahan pada aktiva peralatan kantor, dan total asset mengalami penurunan karena poin-poin dalam aktiva lancar yang terdiri dari kas, bank, dan pembiayaan yang diberikan mengalami penurunan, jadi dilihat dari rasio aktiva tetap terhadap total asset mengalami kenaikan, tetapi koperasi tersebut masih masuk dalam kategori tingkat kesehatan yang baik.

c. Rasio Efisiensi Staff

Hasil perhitungan rasio efisiensi staf tahun 2012 diperoleh rasio 66,58% masuk dalam kriteria kurang baik dan pada tahun 2013 diperoleh rasio 94,13% masuk dalam kategori cukup baik, maka sesuai dengan Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah koperasi dikatakan kurang baik karena rasio berada pada rentang 50-74 dengan skor 1, dan koperasi dikatakan cukup baik karena rasio berada pada rentang 75-99 dengan skor 1,5. Aspek efisiensi dilihat dari komponen efisiensi staff mengalami kenaikan karena mitra pembiayaan (nasabah & anggota) koperasi bertambah dari tahun 2012 ke 2013, jadi koperasi tersebut cukup dalam mitra pembiayaannya, meskipun jumlah staff menurun dari tahun 2012 ke 2013, sedangkan dilihat dari rasio efisiensi staff perbandingan antara jumlah mitra pembiayaan dan jumlah staff mengalami kenaikan , sehingga koperasi tersebut masuk dalam kategori cukup baik.

4.3.4 Aspek Likuiditas

a. Rasio Kas

Dari hasil perhitungan rasio kas tahun 2012 diperoleh rasio 31% koperasi masuk dalam kategori likuid dan pada tahun 2013 diperoleh rasio 15,76% koperasi masuk dalam kategori kurang likuid. Sesuai dengan Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan koperasi dikatakan likuid apabila rasio berada pada rentang 26-34 dengan skor 10, sedangkan koperasi dikatakan kurang likuid apabila rasio berada pada rentang (14-20) dan (46-56) dengan skor 5. Aspek likuiditas dilihat dari komponen kas dan bank mengalami penurunan dari tahun 2012 ke

2013 tetapi kewajiban lancarnya mengalami kenaikan pada poin-poin dalam kewajiban lancarnya, baik simpanan sirela, simpanan berjangka, maupun dana cadangan risiko pembiayaan, brarti bahwa koperasi mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya, dilihat dari rasio kas yaitu perbandingan antara kas+bank dan kewajiban lancarnya mengalami penurunan sehingga tingkat kesehatan koperasi tersebut masuk dalam kategori kurang likuid.

b. Rasio Pembiayaan terhadap Dana yang Diterima

Sedangkan rasio pembiayaan terhadap dana yang diterima dari tahun 2012 dan 2013 masing-masing sebesar 79.9% dan 82,57% dengan perolehan skor sebesar 3,75 sehingga masuk kategori cukup likuid. Dengan demikian dari aspek likuiditas keuangan koperasi maka tingkat kesehatan keuangan koperasi masuk kategori cukup likuid dan kurang likuid. Pada tahun 2012 masuk dalm kategoru cukup likuid karena pmbiayaan yang diberikan oleh koperasi lebih kecil dibandng dana yang diterima yang diperoleh, begitu jua pada tahun 2013 juga masuk dalam kriteria cukup likuid karena adanya peningkatan kewajiban lancarnya dari tahun sebelumnyasedangkan kas nya turun drastis. Jadi pada rasio pembiayaan terhadap dana yang diterima pada tahun 2012 dan 2013 masuk dalam kriteria cukup likuid walaupun dengan kriteria kesehatan yang sama tetapi penurunan rasio kas, penurunan tersebut disebabkan karena adanya penurunan jumlah kas yang lebih besar daripada penurunan kewajiban lancarnya.

4.3.5 Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan

Dari hasil perhitungan rasio rentabilitas asset diperoleh rasio pada tahun 2012 yaitu 7,42% dan pada tahun 2013 yaitu 7,1%. Sesuai Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah, pada tahun 2012 dan 2013 koperasi masuk dalam rentang rentabilitas asset 7,5 – 10 dengan skor 2,25 sehingga masuk dalam kriteria kemandirian dan pertumbuhan yang cukup. Aspek kemandirian dan pertumbuhan dilihat dari komponen rentabilitas asset pada SHU sebelum nisbah, zakat, dan pajak dan total asset mengalami kenaikan karena dari hasil perhitungan pendapatan-biaya mengalami kenaikan dari tahun 2012 ke 2013. Hal ini bahwa koperasi tersebut masuk dalam kriteria cukup mandiri apabila dilihat dari perbandingan perhitungan hasil rasio rentabilitas antara SHU sebelum nisbah, zakat, dan pajak berbanding dengan total asset mengalami penurunan yang menunjukkan koperasi tersebut dikatakan cukup mandiri.

b. Rasio Rentabilitas Modal Sendiri

Hasil perhitungan rasio rentabilitas modal sendiri pada tahun 2012 diperoleh rasio sebesar 17,01% dan pada taun 2013 diperoleh rasio sebesar 18,53%. Sesuai Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi, pada tahun 2012 dan 2013 rasio rentabilitas modal sendiri dikatakan masuk dalam kriteria tinggi apabila rasio rentabilitas ekuitas (modal sendiri) >10%. Semakin tinggi nilai rasio rentabilitas modal sendiri, semakin besar pula keuntungan yang mungkin bisa didapatkan terhadap modal sendiri di aspek rentabilitas modal senidiri dilihat dari SHU dan total mdalnya mengalami peningkatan. Aspek kemandirian dan pertumbuhan dilihat dari komponen rentabilitas modal sendiri yang terdiri

dari SHU bagian anggota dan total modal sendiri mengalami kenaikan pada tahun 2012 ke 2013, brarti koperasi tersebut mempunyai kemampuan dalam menghasilkan SHU bagian anggota (simpanan pokok+simpanan wajib), dilihat dari hasil perhitungan rasio rentabilitas yang terdiri dari perbandingan SHU bagian anggota dengan total modal sendiri mengalami kenaikan yang menunjukkan tingkat kesehtan koperasi tersebut bisa masuk dalam kategori tinggi untuk kemandirian dan pertumbuhannya.

c. Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan

Hasil perhitungan rasio kemandirian operasional pelayanan pada tahun 2012 sebesar 104,04% dan pada tahun 2013 sebesar 104,55% rasio ini masuk dalam kategori kurang. Sesuai Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi, rasio kemandirian operasional pada tahun 2012 dan 2013 dikatakan kurang apabila rasio terletak pada rentang 100-125 dengan skor 2. Aspek kemandirian dan pertumbuhan dilihat dari komponen kemandirian operasional pelayanan yang terdiri dari pendapatan usaha dan biaya operasional pelayanan mengalami penurunan dari tahun 2012 ke 2013, karena poin-poin dalam pendapatan dan beban operasional mengalami penurunan. Dilihat dari hasil perhitungan rasio kemandirian operasional yang terdiri dari perbandingan antara pendapatan usaha dan biaya operasional pelayanan mengalami sedikit kenaikan pada tahun 2012 ke 2013, sehingga koperasi tersebut masuk dalam kategori kurang dalam kemandirian dan pertumbuhannya.

BAB V

Dokumen terkait