• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D. Tanaman sawi ( Brassica juncea )

4. Aspek Produksi

Menurut Haryanto dan Tina (2002), kegiatan budidaya sawi meliputi tahapan sebagai berikut :

1. Pengolahan tanah

Kegiatan membersihkan lahan dari segala vegetasi atau tanaman yang tidak diinginkan seperti sisa-sisa perakaran, tunggul, dan batu-batu (apabila untuk pembukaan lahan baru). Menyiapkan lahan yang bersih permukaannya dan layak sebagai tempat tumbuhnya tanaman sawi sehingga memudahkan penyiapan dan pengolahan tanah selanjutnya. Kegiatan pengolahan tanah secara umum sebelum menanam sayuran adalah pengemburan tanah serta pembuatan bedengan. Pada tahap pengemburan tanah, untuk jenis semua tanaman akan mempunyai perlakuan yang relatif hampir sama, tetapi dalam hal pembuatan bedengan mempunyai perlakuan yang berbeda – beda. Pengemburan tanah dapat menciptakan kondisi yang dibutuhkan oleh tanaman agar mampu tumbuh dengan baik. Tahap-tahap pengemburan meliputi pencangkulan untuk memperbaiki stuktur tanah serta sirkulasi udaranya dan pemberian pupuk organik atau pupuk kimia sebagai pupuk dasar untuk memperbaiki stuktur fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan. Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau bahkan pepohonan yang

tumbuh. Lahan harus bersih dantidak boleh terus ternaungi. Lokasi yang teduh dan ternaungi tidak baik untuk pertumbuhan sawi karena jenis sayuran ini merupakan jenis tanaman sayur yang menyukai cahaya, untuk lahan yang akan ditanami sawi pengemburan biasanya dilakukan dengan cara mencangkul tanah sedalam 20-40 cm. Pengolahan tanah ini dilakukan secara sempurna hingga tidak ada lagi gumpalan-gumpalan tanah yang akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan akar tanaman. Tanah yang digunakan sebagai tempat atau lahan untuk penanaman sawi harus gembur karena tanah yang bergumpal atau keras akan menghambat pertumbuhan sehingga masa panen dapat lebih lama atau tanaman tumbuh kerdil tidak seperti yang diinginkan. Pada saat melakukan pengemburan tanah sebaiknya dilakukan juga pemberian pupuk organik sebagai pupuk dasar. Tanaman sawi membutuhkan pupuk kandang sebanyak 10 ton/ha (Haryanto dan Tina, 2002). Pemberian pupuk kandang pada saat pengemburan bertujuan agar pupuk kandang dapat lebih cepat bercampur merata denga tanah sehingga unsur hara dan stuktur tanah dapat dengan mudah tergantikan, untuk daerah yang mempunyai derajat keasaman yang terlalu rendah (tanah bersifat terlalu asam) sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengampuran bertujuan untuk menaikkan derajat keasaman tanah sehingga tanah tidak terlalu asam, semakin bersifat asam, maka tanah itu memerlukan kapur yang lebih banyak. Setelah lahan digemburkan,

kemudian tanah diratakan dan membuat bedengan. Bedengan ini berfungsi untuk memberikan perlakuan pada tanaman agar tumbuh lebih teratur dan baik. Bedengan sebaiknya dibuat memanjang dari arah timur ke barat agar tanaman dapat menerima cahaya matahari yang perlu untuk pertumbuhan tanaman.

2. Pembibitan

Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk penanaman, hal ini bertujuan untuk mengefisiensikan waktu yang digunakan. Ukuran bedegan yang akan digunakan untuk pembibitan tidak perlu terlalu lebar dan luas, karena pembibitan tidak memerlukan jarak tanam yang jauh dan besar. Dua minggu sebelum penaburan benih dilakukan bedengan pembibitan terlebih dahulu ditaburi dengan 2 kg pupuk kandang, 20 g urea, 10 g TSP dan 7,5 g KCL. Cara melakukan pembibitan di awali dengan benih ditaburkan pada permukaan bedengan pembibtan, selanjutnya benih ditutupi dengan tanah yang halus setebal 1-2 cm. Melakukan perawatan dengan penyiraman menggunakan sprayer atau gembor. Benih yang baik akan tumbuh 3-5 hari setelah penaburan benih. Setelah berdaun 3-5 helai (kira-kira berumur 3-4 minggu setelah benih ditaburkan) bibit dapat dipindahkan ke bedengan penanaman.

3. Penanaman

Bedengan penanaman sawi dibuat dengan ukuran 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedengan penanaman ini dibuat sekiar 20-30 cm dengan jarak antar bedengan 30 cm. Jarak antar bedengan ini bertujuan sebagai parit drainase dan tempat lalu lalang pekerja. Satu minggu sebelum penanaman sawi dilakukan, bedengan penanaman ditaburi serta diaduk dengan pupuk kandang, TSP, dan KCL yang dosisnya berturut-turut 10 ton, 100 kg, dan75 kg per ha lahan. Jarak tanam antar tanaman adalah 20 x 20 cm sampai dengan 30 x 30 cm.

Memilih bibit yang pertumbuhannya baik, ciri-ciri bibit yang baik adalah batang tubuh tegak, daun hijau segar mengkilap dan tidak terserang hama atau penyakit. Memindahkan bibit dengan hati- hati dari bedengan pembibitan. Pemindahan bibit dapat menggunakan alat bantu seperti cetok atau sendok tanaman untuk memindahkan tanaman agar sebagian tanah yang membalut perakaran bibit dapat terikut pada saat pencabutan. Langkah selanjutnya adalah penggalian lubang tanam di bedengan penanaman. Penggalian dilakukan dengan tangan atau tugal pada titik yang sesuai dengan jarak tanam. Ukuran lubang tidak perlu terlalu besar, cukup 4-8 x 6-10cm, namun yang terpenting bibit dapat tumbuh dengan baik dan tidak gampang tercabut. Bibit dimasukkan ke lubang tanam

dengan hati-hati. Selanjutnya lubang dirapikan dan tanahnya sedikit dipadatkan pada pangkal batang.

4. Pemeliharaan

Pemeliharaan adalah tahapan kerja yang terpenting dalam pembudidayaan tanaman. Hasil yang optimal hanya akan dicapai apabila pemeliharaan tanaman dilakukan secara baik. Tindakan pemeliharaan ini meliputi penyiraman, panjarangan, penyulaman, penyiangan dan pengemburan, pemupukan tambahan, serta pengendalian hama dan penyakit.

a. Penyiraman

Air adalah faktor pembatas tumbuh tanaman, tanpa air yang cukup sawi tumbuh kerdil layu dan bahkan dapat mati. Sejak tanaman disemai hingga tumbuh besar air selalu dibutuhkan oleh tanaman sawi. Pada musim hujan, air hujan yang turun biasanya mampu mencukupi kebutuhan air yang diperlukan sawi. Bahkan saat hujan turun deras, air dapat berlimpah sehingga harus disalurkan dari areal pertanaman karena dapat mengganggu pernapasan akar dan pertumbuhan tanaman. Parit yang juga merupakan jarak antar bedengan harus dijaga agar tidak mampat sehingga mampu menyalurkan kelebihan air tersebut. Di musim kemarau atau saat hujun turun tidak menentu, siraman tanaman menjadi sangat penting.

Penyiraman dapat dilakukan dengan menggunakan gembor, pipa penyemprot, sprinkler, atau dengan sistem leb. Sistem leb ialah memasukkan air ke areal melalui parit drainase selama beberapa waktu (2-8 jam), tergantung kebutuhan dan situasi kekeringan. Namun, penyiraman dengan gembor hingga air cukup membasahi tanah pada pagi dan sore hari umunya sudah memadai.

b. Penjarangan

Penanaman sawi yang tanpa melalui tahap pembibitan pada umumnya tumbuh tidak teratur. Jika hal ini dibiarkan dan tidak dilakukan penjarangan makaakan menyebabkan adanya persaingan dalam mengambil unsur hara dalam tanah. Penjarangan ini bertujuan untuk mendapatkan kualitas dan hasil sawi yang baik. Penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh berdekatan atau terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur, untuk penanaman bibit dengan jarak tanam yang sudah ditentukan misalnya 20 x 20 cm atau 40 x 40cm.

c. Penyulaman

Penyulaman merupakan kegiatan penggantian tanaman yang mati. Tanaman sulaman biasanya diambil dari bibit tanaman yang masih tersisa di bedengan pembibitan, hal ini bertujuan agar umur

dan tingkat pertumbuhan tanaman yang sudah tumbuh dengan baik di bedengan penanaman dengan tanaman sulaman tidak berbeda jauh. Cara penyulaman cukup sederhana dan muda, tanaman yang mati dibuang dengan cara dicabut kemudian lubang penanaman dibuat pada bekas tempat penanaman sebelumnya, selanjutnya tanaman sulaman ditanam sebagai penggantinya.

d. Penyiangan, penggemburan dan pengguludan

Penyiangan biasanya dilakukan 2-4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedengan penanaman. Setelah tanaman berumur 2 minggu di bedengan penanaman biasanya gulma sudah mulai banyak. Penyiangan ini dilakukan agar pengambilan unsur hara dari dalam tanah dapat berlangsung sempurna tanpa diganggu oleh tumbuhan- tumbuhan liar yang lainnya. Perlu diperhatikan bahwa penyiangan harus dilakukan dengan hati-hati jangan sampai menimbulkan luka pada tanaman intinya. Penggemburan dan pengguludan dilakukan apabila tekstur tanah berubah menjadi keras dan padat. Penggemburan dan pengguludan biasanya dilakukan bersamaan dengan penyiangan. Penggemburan harus dilakukan dengan hati-hati karena seringkali dapat merusak tanaman. Pengguludan di bedengan untuk tanaman sawi tidak terlalu dibutuhkan karena pengguludan yang dilakukan pada bedengan bertujuan untuk tetapmemfungsikan

parit drainase sebagai sarana pelancar kelebihan air. Pengguludan dilakukan dengan cara menaikan tanah yang jatuh kebagian parit pengairan kebedengan semula.

e. Pemupukan tambahan

Pupuk tambahan diberikan pada saat 3 minggu setelah tanam yaitu urea dengan dosis 50 kg per ha. Pupuk TSP dan KCl tidak terlalu dibutuhkan untuk pemupukan tambahan ini hal ini dikarenakan sawi merupakan sayuran daun yang lebih membutuhkan pupuk untuk membantu pertumbuhan daun, sehingga pupuk urea yang lebih penting dan lebih dibutuhkan sebagai pupuk tambahan. Pemberian urea sebagai pupuk tambahan dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali atau dapat juga dengan melarutkan pupuk urea tersebut dengan air, lalu disiramkan pada bedengan penanaman dengan perbandingan 25 g pupuk urea dilarutkan dalam 25 liter air untuk 5 meter bedengan.

Dokumen terkait