• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN 1 Program Pengembangan Kawasan

8.2 Aspek Sosial

Pelaksanaan safeguard pada dasarnya dipengaruhi oleh : 1. Komponen Sosial Ekonomi

Komponen sosial ekonomi yang mempengaruhi safeguard antara lain kepadatan penduduk, pola pertumbuhan pernduduk, mata pencaharian, pola perpindahan penduduk, pola perkembangan penduduk, tingkat pendidikan, tingkat kesejahteraan dan pendapatan per kapita serta tingkat kesehatan kuantitas dan kualitas ketersediaan SDM, penyerapan tenaga kerja, struktur ekonomi,

2. Komponen Sosial Budaya

Komponen sosial budaya yang berpengaruh antara lain nilai-nilai kearifan lokal, kerukunan antar umat beragama, keragaman serta toleransi antar etnis, keterbukaan masyarakat terhadap informasi baru. kelembagaan masyarakat, nilai dan persepsi masyarakat, dan sebagainya

3. Komponen Lingkungan.

Adapun yang termasuk dalam komponen lingkungan yang berpengaruh terhadap safeguard antara lain : kondisi lingkungan Kabupaten Tapanuli Selatan, ketersediaan ruang terbuka hijau, daya dukung lingkungan, partisipasi dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, ketersediaan aturan hukum di bidang lingkungan. Salah satu contoh partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan safeguard di bidang penyusunan Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) dapat dilihat pada Gambar 8.1.

Gambar 8.1.

Keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan safeguard sektor ANDAL

8.2.1 Aspek Sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Kerangka safeguard lingkungan dimaksudkan untuk memudahkan dan membantu Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan untuk melakukan evaluasi secara sistematis dalam penanganan, minimalisasi, dan pengelolaan resiko pencemaran lingkungan yang tidak diharapkan atau diinginkan; promosi manfaat lingkungan; dan pelaksanaan keterbukaan dan konsultasi publik dengan warga yang terkena dampak. Berdasarkan SK Menteri Lingkungan Hidup No. 86/2003, dinas atau instansi yang terkait dan berkecimpung dalam masalah lingkungan hidup bertanggung jawab untuk mengkaji dan memberikan persetujuan terhadap UPL/UKL yang diusulkan.

PENAMPISAN

PELINGKUPAN

PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANDAL (KA-ANDAL) PENYUSUNAN ANDAL, RKL DAN RPL KEPUTUSAN KELAYAKAN ANDAL, RKL DAN RPL PENGUMUMAN KONSULTASI MASYARAKAT PARTISIPASI MASYARAKAT (Melalui Wakilnya)

Kerangka safeguard Pengadaan Tanah dan Permukiman Kembali ini dimaksudkan untuk memudahkan dan membantu Kabupaten Tapanuli Selatan untuk dapat melakukan evaluasi secara sistematis dalam penanganan, minimalisasi, dan pengelolaan resiko sosial yang tidak diharapkan atau diinginkan; promosi manfaat sosial; dan pelaksanaan keterbukaan dan konsultasi publik dengan warga yang terkena dampak pemindahan atau DP.

Prinsip utama yang harus dipenuhi dalam proses pengadaan tanah adalah bahwa semua langkah yang diambil harus dilakukan untuk meningkatkan, memperbaiki pendapatan dan standar kehidupan warga yang terkena dampak kegiatan pengadaan tanah. Sedapat mungkin, prinsip “ganti rugi” yang berpotensi merugikan warga yang terkena dampak tidak diterapkan dan digantikan dengan konpensasi yang proporsional.

Pengadaan tanah dan permukiman kembali atau land acquisition and resettlement untuk kegiatan RPI2JM mengacu pada prinsip-prinsip transparansi, keadilan, dan partisipatif, agar seluruh warga yang terkena dampak menyepakati atas konpensasi yang ditetapkan. Seluruh proses pengadaan tanah terkait RPI2JM di Kabupaten Tapanuli Selatan harus didasarkan Keputusan Presiden No. 55 Tahun 1993 tentang Pembebasan Tanah untuk Pembangunan bagi Kepentingan Umum.

Prosedur pelaksanaan safeguard pembebasan tanah atau kegiatan permukiman kembali terdiri dari beberapa kegiatan utama, terutama:

 Identifikasi dan penilaian awal atau penapisan awal untuk melihat apakah kegiatan yang bersangkutan memerlukan pembebasan tanah atau kegiatan permukiman kembali atau tidak.  Perumusan Rencana Tindak Pembebasan Tanah dan Permukiman Kembali atau RTPTPK baik

secara sederhana maupun menyeluruh harus didukung oleh SK Bupati.

 Pembebasan tanah dan atau permukiman kembali yang telah selesai sebelum usulan disampaikan harus diperiksa kembali (recheck) dengan kajian pelacakan (tracer study) agar menjamin bahwa proses pembebasan tanah telah sesuai dengan standar yang berlaku.

8.2.2 Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Pemilik kegiatan/ pemrakarsa yang akan melaksanakan pembangunan yang diperkirakan memberi dampak terhadap lingkungan harus memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku. Studi AMDAL wajib dilaksanakan dan didiskusikan sebelum suatu proyek/ kegiatan dilaksanakan/ didirikan atau dibangun. Hasil studi AMDAL menjadi bahan pertimbangan dalam pemberian izin usaha atau kegiatan oleh Bupati/ Walikota atau Gubernur atau Menteri. Apabila rencana kegiatan mendapat izin dan melanjutkan pelaksanaan kegiatan, pemrakarsa diwajibkan melakukan hal-hal yang telah tertera dalam: Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) untuk mengurangi atau mengendalikan dampak, dan Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) untuk memantau dampak yang terjadi.

Pengadaan tanah dan pemukiman kembali biasanya terjadi jika kegiatan investasi berlokasi di atas tanah yang bukan milik pemerintah atau telah ditempati oleh swasta/ masyarakat selama lebih dari satu tahun. Prinsip utama dalam pengadaan tanah adalah bahwa senua langkah yang diambil harus dilakukan untuk meningkatkan atau sedikitnya memperbaiki pendapatan dan standar kehidupan masyarakat yang terkena dampak akibat pengadaan tanah. Pengadaan tanah dan pemukiman kembali atau land acquaisition and resettlement untuk kegiatan RPI2JM Bidang Cipta Karya di Kabupaten Tapanuli Selatan mengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Transparan,

Kegiatan investasi di bidang keciptakaryaan diinformasikan secara transparan kepada semua pihak yang terkena dampak.

2. Partisipatif,

Masyarakat yang berpotensi terkena dampak/ dipindahkan (DP) harus terlibat dalam seluruh tahapan perencanaan kegiatan.

3. Adil,

Pengadaan tanah tidak boleh memperburuk kondisi kehidupan DP dan masyarakat memiliki hak untuk mendapatkan ganti rugi yang memadai sesuai kesepakatan. Warga yang terkena dampak harus sepakat atas ganti rugi yang ditetapkan atau jika memungkinkan secara sukarela menghibahkan sebagian tanahnya untuk kegiatan.

Di Kabupaten Tapanuli Selatan pengadaan tanah untuk pemukiman kembali masyarakat pernah dilakukan, tetapi kasusnya karena bencana alam sehingga masyarakat yang terkena bencana alam tersebut di lakukan relokasi pada lokasi yang lebih baik dan aman. Pengadaan tanah untuk kasus ini dilakukan segera dan cepat karena harus warga masyarakat harus segera dimukimkan kembali. Biasanya lokasi relokasi di tanah desa yang merupakan aset desa/ pemerintah daerah sehingga tidak perlu dilakukan ganti rugi.

Ganti rugi tanah juga pernah dilakukan Pemerintah Daerah dalam merelokasi masyarakat yang terkena bencana alam, karena sifatnya darurat dan segera maka proses ganti rugi tanah dilakukan seiring dalam pelaksanaan relokasi warga setelah ada kesepakatan awal. Pengadaan tanah untuk TPA Sampah juga pernah dilakukan dan proses pengadaan tanah ini dilakukan sesuai prosedur administrasi pertanahan serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi rencana TPA sampah yang baru.

Selain dilakukan ganti rugi dalam pengadaan tanah, tidak menutup kemungkinan masyarakat juga ikut berperan dalam pengadaan tanah berupa hibah atau mengizinkan lokasi tanahnya dilewati sarana dan prasarana investasi bidang keciptakaryaan, seperti: rela tanahnya dilewati jaringan perpipaan, saluran dll. Tetapi pada prinsipnya tidak saling merugikan bahkan saling menguntungkan, seperti: ada peningkatan nilai jual obyek pajak (NJOP) pada lokasi yang sebelumnya tidak dilewati akses jalan, kawasan tidak tergenang/ banjir dll.

8.2.3 Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Output kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya seharusnya memberi manfaat bagi masyarakat. Manfaat tersebut diharapkan minimal dapat terlihat secara kasat mata dan secara sederhana dapat terukur, seperti kemudahan mencapai lokasi pelayanan infrastruktur, waktu tempuh yang menjadi lebih singkat, hingga pengurangan biaya yang harus dikeluarkan oleh penduduk untuk mendapatkan akses pelayanan tersebut.

Safeguard pada Bidang Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum meliputi program dan kegiatan yang bertujuan untuk mewujudkan kondisi masyarakat untuk hidup sehat dan sejahtera dalam lingkungan hidup yang bebas dari pencemaran air limbah pemukiman. Air limbah yang dimaksudkan di sini adalah air limbah pemukiman (municipal wastewater) yang terdiri atas limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci, dapur, dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Air limbah permukiman ini perlu dikendalikan dan dikelola agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan seperti mencemari air permukaan dan air tanah, disamping dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit, terutama diare, thypus, kolera, dan lain-lain.

ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Dokumen terkait