• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASPEK SOSIO-PSIKOLOGI PERILAKU KESEHATAN

Dalam dokumen PHBS FINAL.doc (Halaman 37-45)

Di dalam proses pembentukan dan atau perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain: susunan saraf pusat, persepsi, motivasi, emosi, dan belajar. Susunan saral pusat memegang peranan  penting dalam perilaku manusia, karena perilaku merupakan sebuah bentuk   perpindahan dari rangsang yang masuk ke rangsang yang dihasilkan.

Perpindahan ini dihasilkan oleh susuran saraf pusat dengan unit-unit dasarnya yang disebut neuron. Neuron memindahkan energi-energi di dalam impuls-impuls saraf. Impuls-impuls saraf indera pendengaran, penglihatan,  pembauan, pengecapan, dan perubahan disalurkan dari tempat terjadinya

rangsangan melalui impuls-impuls saraf ke susunan saraf pusat.

Perubahan-perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda, meskipun objeknya sama. Motivasi

diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Hasil dari dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk   perilaku.

Perilaku dapat juga timbul karena emosi. Aspek psikologis yang mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani. Sedang keadaan jasmani merupakan hasil keturunan ( bawaan ). Dalam proses  pencapaian kedewasaan pada manusia semua aspek yang berhubungan dengan keturunan dan emosi akan berkembang sesuai dengan hukum  perkembangan. Oleh karena itu perilaku yang timbul karena emosi

merupakan perilaku bawaan.

Belajar diartikan sebagai suatu perilaku yang dihasilkan dari praktek- praktek dalam lingkungan kehidupan. Barelson ( 1964 ) mengatakan bahwa  belajar adalah suatu perubahan perilaku yang dihasilkan dari perilaku

terdahulu.

Dari uraian dia tas dapat disimpulkan bahwa perilaku terbentuk  melalui suatu proses tertentu, dan berlangsung dalam interaksi manusia dengan lingkungannya. Faktor-faktor yang memegang peranan di dalam  pembentukan perilaku dapat dibedakan menjadi dua yakni faktor intern dan ekstern. Faktor intern berupa kecerdasan, persepsi, motivasi, minat, emosi, dan sebagainya untuk mengolah pengaruh-pengaruh dari luar. Faktor ekstern meliputi: objek, orang, kelompok, dan hasil-hasil kebudayaan yang dijadikan sasaran dalam mewujudkan bentuk perilakunya. Kedua faktor  tersebut akan dapat terpadu menjadi perilaku yang selaras dengan lingkungannya apabila perilaku yang terbentuk dapat diterima oleh lingkungannya, dan dapat diterima oleh individu yang bersangkutan.

Perilaku sebagai konsepsi, bukanlah hal yang sederhana. Konsep  perilaku yang diterima secara luas ialah yang memandang perilaku sebagai variabel pencampur ( interventing variable ), oleh karena itu ia mencampuri atau mempengaruhi responsi subjek terhadap stimulus.

Menurut konsepsi ini maka perlaku adalah pengorganisasian proses- proses psikologi oleh seseorang yang memberikan predisposisi untuk 

melakukan responsi menurut cara tertantu terhadap sesuatu kelas atau golongan objek-objek.

Dalam bidang kesehatan masyarakat khususnya pendidikan kesehatah, mempelajari perilaku adalah sangat penting. Karena pendidikan kesehatan sebagai bagian dari kesehatan masyarakat, berfungsi sebagai media atau sarana untuk menyediakan kondisi sosio-psikologis sedemikian rupa sehingga individu atau masyarakat berperilaku sesuai dengan norma-norma hidup sehat. Dengan perkataan lain pendidikan kesehatan bertujuan untuk  merubah perilaku individu atau masyarakat sehingga sesuai dengan norma-norma hidup sehat.

Setiap individu sejak lahir berada di dalam suatu kelompok, terutama kelompok keluarga. Kelompok ini akan membuka kemungkinan untuk  dipengaruhi dan mempengaruhi anggota-anggota kelompok lain. Oleh karena pada setiap kelompok senantiansa berlaku aturan dan norma sosial tertentu, maka perilaku setiap individu anggota kelompok berlangsung di dalam suatu jaringan normatif. Demikian pula perilaku individu tersebut terhadap masalah-masalah kesehatan.

Saparinah Sadli (1982), menggambarkan hubungan individu dengan lingkungan sosial yang saling mempengaruhi dalam diagram di bawah ini:

Hubungan Individu dengan Lingkungan Sosial

Keterangan: Lingkungan umum Lingkungan terbatas Lingkungan keluarga Individu

- Perilaku k esehatan i ndividu: sikap d an k ebiasaan individu yang erat kaitannya dengan lingkungan

- Lingkungan keluarga: kebiasaan-kebiasaan tiap anggota keluarga mengenai kesehatan

- Lingkungan terbatas: tradisi, adat istiadat, dan kepercayaan masyarakat sehubungan dengan kesehatan

- Lingkungan umum: kebijakan-kebijakan pemerintah di  bidang kesehatan, undang-undang kesehatan, program-program

BAB III

KERANGKA PEMIKIRAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 KERANGKA PEMIKIRAN 1. Pertolongan persalinan 2. Imunisasi 3. Jamban 4. Air bersih 5. Sampah 6. Kebersihan kuku 7. Gizi keluarga

8. Kebiasaan tidak merokok dan penyalahgunaan napza 9. Informasi PMS/ AIDS

10. JPKM/ dana sehat, Asuransi Kesehatan lain ( sumber: Dinkes RI, 1999/2000 )

3.2 DEFINISI OPERASIONAL 1. Keluarga miskin

Keluarga dengan kriteria ( MINIMAL MEMENUHI 4 kriteria di bawah ) :

Frekuensi makan < 2 kali sehari

Frekuensi makan lauk (daging/telur/tahu/tempe) 1 kali/minggu

Tidak mampu membeli pakaian baru minimal 1 stel setahun terakhir 

Sebagian besar lantai rumah dari tanah

Anak usia 7 – 15 tahun tidak bersekolah karena alasan ekonomi

PHBS di Tatanan Rumah Tangga Keluarga Miskin

Bila anggota keluarga sakit tidak mampu berobat ke sarana pelayanan kesehatan dasar 

PUS tidak mampu ber KB dengan alasan ekonomi

KK terkena PHK dan atau kehilangan mata pencaharian pokok/utama keluarga

2. Pasangan usia subur  

Ibu-ibu yang pada saat penelitian berusia antara 15-45 tahun, tidak sedang hamil dan belum mempunyai anak 

3. Umur ibu

Ulang tahun terakhir ibu pada bulan dan tahun dilaksanakannya penelitian Cara ukur : Survey

Alat ukur : Kuesioner  Skala : Interval

4. Pendidikan ibu

Pendidikan formal tertinggi yang diikuti ibu Cara ukur : Survey

Alat ukur : Kuesioner   Skala : Ordinal

5. Pekerjaan ibu

Kegiatan tersering yang dilakukan ibu sehari-hari Cara ukur : Survey

Alat ukur : Kuesioner   Skala : Ordinal

6. Pendapatan per kapita per bulan

Cara ukur : Survey Alat ukur : Kuesioner   Skala : Ordinal

7. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS )

Upaya memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi  bagi perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat, dengan memberi informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku sebagai upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan RT, agar dapat menerapkan cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatannya. Indikator dari PHBS antara lain :

7.1 Pengetahuan

Adalah pengetahuan mengenai pengetahuan dari pentingnya hidup  bersih dan sehat, yang dinilai melalui pertanyaan yang dapat dijawab yang terdapat dalam kuesioner. Pertanyaan pengetahuan berjumlah 8 pertanyaan  pilihan berganda. Apabila dijumlahkan, maka responden dikelompokan ke

dalam 2 kategori tingkat pengetahuan, yaitu:

1. Pengetahuan Cukup, apabila responden memperoleh skor antara 5-8 2. Pengetahuan Kurang, apabila responden memperoleh skor antara 0-4 Skala : Ordinal

Alat Ukur : Kuesioner  

7.2 Sikap

Adalah sikap dalam mempraktekkan kebiasaan hidup bersih dan sehat, yang dinilai melalui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner.

Pertanyaan sikap yang berjumlah 8 pertanyaan merupakan pertanyaan  pilihan berganda. Setelah dijumlahkan, responden dikelompokkan dalam 2

1. Sikap Cukup, apabila responden memperoleh skor antara 5-8 2. Sikap Kurang, apabila responden memperoleh skor antara 0-4 Skala : Ordinal

Alat Ukur : Kuesioner  

7.3 Perilaku

Adalah perilaku masyarakat dalam mengamalkan hidup bersih dan sehat terhadap lingkungan serta anggota keluarga , yang dinilai melalui jumlah  jawaban yang dapat dijawab melalui pertanyaan yang terdapat dalam

kuesioner.

Pertanyaan Perilaku berjumlah 8 pertanyaan, merupakan pertanyaan  pilihan berganda. Setelah dijumlahkan, maka responden dikelompokkan

dalam 2 kategori tingkat perilaku, yaitu:

1. Perilaku Cukup, apabila responden memperoleh skor antara 5-7 2. Perilaku Kurang, apabila responden memperoleh skor antara 0-4 Skala : Ordinal

Alat Ukur : Kuesioner  

8. Penyuluhan

Di dalam kuesioner terdapat 8 pertanyaan mengenai penyuluhan yang  bertujuan untuk mengetahui penyuluhan tentang PHBS yang diterima oleh responden dan bagaimana harapan responden akan penyuluhan- penyuluhan kesehatan yang akan datang.

BAB IV

Dalam dokumen PHBS FINAL.doc (Halaman 37-45)

Dokumen terkait