GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP
DAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN
DAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN
SEHAT
SEHAT
DI TATANAN RUMAH TANGGA KELUARGA
DI TATANAN RUMAH TANGGA KELUARGA
MISKIN DESA AIR MELES BAWAH KECAMATAN
MISKIN DESA AIR MELES BAWAH KECAMATAN
CURUP TIMUR KABUPATEN REJANG LEBONG
CURUP TIMUR KABUPATEN REJANG LEBONG
PERIODE Juli – Agustus 2012
PERIODE Juli – Agustus 2012
Disusun oleh :
Disusun oleh :
Vellyana Lie
Vellyana Lie
Bobby Nagandi
Bobby Nagandi
Ellysia Budiman
Ellysia Budiman
DOKTER INTERNSHIP
DOKTER INTERNSHIP
PUSKESMAS PERUMNAS
PUSKESMAS PERUMNAS
PERIODE MEI- AGUSTUS 2012
PERIODE MEI- AGUSTUS 2012
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PERSETUJUAN
JUDUL:
JUDUL:
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP
DANPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI
DANPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI
TATANAN RUMAH TANGGA KELUARGA MISKIN
TATANAN RUMAH TANGGA KELUARGA MISKIN
DESA AIR MELES BAWAH KECAMATAN CURUP
DESA AIR MELES BAWAH KECAMATAN CURUP
TIMUR KABUPATEN REJANG LEBONG
TIMUR KABUPATEN REJANG LEBONG
PERIODE Juli – Agustus 2012
PERIODE Juli – Agustus 2012
Penyusun: Penyusun:
Vellyana Lie
Vellyana Lie
Bobbby Nagandi
Bobbby Nagandi
Ellysia Budiman
Ellysia Budiman
Curup,Curup, Agustus Agustus 20122012 Mengetahui, Mengetahui,
Pembimbing Puskesmas Perumnas Pembimbing Puskesmas Perumnas
( dr. Yuli Astikasari ) ( dr. Yuli Astikasari )
NIP. 140.367.822 NIP. 140.367.822
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PERSETUJUAN
JUDUL:
JUDUL:
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP
DANPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI
DANPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI
TATANAN RUMAH TANGGA KELUARGA MISKIN
TATANAN RUMAH TANGGA KELUARGA MISKIN
DESA AIR MELES BAWAH KECAMATAN CURUP
DESA AIR MELES BAWAH KECAMATAN CURUP
TIMUR KABUPATEN REJANG LEBONG
TIMUR KABUPATEN REJANG LEBONG
PERIODE Juli – Agustus 2012
PERIODE Juli – Agustus 2012
Penyusun: Penyusun:
Vellyana Lie
Vellyana Lie
Bobbby Nagandi
Bobbby Nagandi
Ellysia Budiman
Ellysia Budiman
Curup,Curup, Agustus Agustus 20122012 Mengetahui, Mengetahui,
Pembimbing Puskesmas Perumnas Pembimbing Puskesmas Perumnas
( dr. Yuli Astikasari ) ( dr. Yuli Astikasari )
NIP. 140.367.822 NIP. 140.367.822
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Seg
Segala puji ala puji dan syukudan syukur r penpenuliulis s panpanjatkjatkan an ke ke hadhadirairat t TuhTuhan an YanYang g MahMaha a EsaEsa kar
karena ena atas atas berberkat kat dan dan pimpimpinpinan-an-NyNya a padpada a akhakhirnyirnya a penpenuliulis s dapdapat at menmenyeyelesalesaikanikan penelitian dan penulisan laporan penelitian ini.
penelitian dan penulisan laporan penelitian ini.
Penelitian dan laporan penelitian ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Penelitian dan laporan penelitian ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dalam menjalani Internship sebagai syarat menyelesaikan Kepaniteraan Internship dalam menjalani Internship sebagai syarat menyelesaikan Kepaniteraan Internship
Judul yang dipilih pada penelitian ini adalah Judul yang dipilih pada penelitian ini adalah
GAMB
GAMBARAN PERILAKARAN PERILAKU U HIDUHIDUP P BERSBERSIH IH DAN SEHAT DAN SEHAT DI DI TATANTATANANAN RUM
RUMAH AH TANTANGGA GGA KELKELUARUARGA GA MIMISKISKIN N DESDESA A AIR AIR MEMELES LES BAWBAWAHAH KE
KECACAMAMATATAN N CUCURURUP P TITIMUMUR R KAKABUBUPAPATETEN N REREJAJANG NG LELEBOBONGNG PERIODE
PERIODE JULI JULI – AGUST– AGUSTUS 2012US 2012
Penelitian dan penyusunan laporan penelitian ini tentunya tak lepas dari bantuan Penelitian dan penyusunan laporan penelitian ini tentunya tak lepas dari bantuan berbagai
berbagai pihak, pihak, oleh oleh karena karena itu itu pada pada kesempatan kesempatan ini, ini, penulis penulis ingin ingin mengucapkan mengucapkan terimaterima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu yaitu:
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu yaitu: 1.
1. Kepala Kepala Dinas KDinas Kesehataesehatan Kabn Kabupaten upaten Rejang Rejang LebonLebong besg beserta seerta seluruh luruh staf.staf.
2.
2. Drg. Asep Setiabudi selaku Kepala Puskesmas Perumnas, beserta seluruh staf Drg. Asep Setiabudi selaku Kepala Puskesmas Perumnas, beserta seluruh staf Puskesmas.
Puskesmas.
3.
3. dr Yuli Astikasari selaku pembimbing dokter internship di puskesmas.dr Yuli Astikasari selaku pembimbing dokter internship di puskesmas. 4.
4. Rekan – Rekan – rekan dorekan dokter inkter internshternship atas banip atas bantuan, dutuan, dukungkungan dan pean dan perhatianrhatiannya selamnya selamaa penelitian ini.
penelitian ini. 5.
5. KeluarKeluarga yga yang telang telah mah memberikemberikan peran perhatiahatian, don, doa dan a dan dukundukungannygannya.a. 6.
6. TemaTeman – teman – teman dan pn dan pihak – pihak – pihak laihak lain yin yang tidak ang tidak dapat ddapat disebutkisebutkan satu an satu per satper satu,u, yang telah memberikan dorongan, semangat, saran, serta masukan yang bersifat yang telah memberikan dorongan, semangat, saran, serta masukan yang bersifat membangun.
membangun. Den
Dengan gan memmemanfanfaatkaatkan an wakwaktu tu dan dan sarsarana ana yayang ng tertersedsedia, ia, penpenuliulis s berberusausahaha mel
melakuakukan kan penpenelielitian tian dan dan penpenuliulisan san lapolaporan ran penpenelitelitian ian ini ini dendengan gan sebsebaikaik-ba-baiknyiknya.a. Walau
Walaupun pun demikdemikian, ian, penulpenulis is menymenyadari adari masih masih terdaterdapat pat banybanyak ak kekurkekuranganangan, , sehingsehinggaga masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.
Curup, November 2012 Hormat saya,
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL...v DAFTAR LAMPIRAN...ix BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...12 1.2. Identifikasi Masalah...13 1.3. Tujuan Penelitian...15 1.4. Manfaat Penelitian...151.5. Ruang Lingkup Penelitian...16
1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian... .16
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Di Tatanan Rumah Tangga ( Depkes RI, 1999/2000 )...17
2.1.1. Pengertian...17
2.1.1.1. PHBS...17
2.1.1.2. Rumah Tangga... 17
2.1.1.3 PHBS di Tatanan Rumah Tangga...18
2.1.2. Sasaran...19
2.1.3. Langkah-langkah Pembinaan Program PHBS Di Tatanan Rumah Tangga... 20
2.1.4. Indikator PHBS...21
2.2. Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehaatn ( Soekidjo, 2003 )...22
2.2.1. Batasan Perilaku...23
2.2.2. Perilaku Kesehatan...24
2.2.3. Domain Perilaku...28
2.2.4. Perubahan (Adopsi) Perilaku dan Indikatornya...34
BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Pemikiran...41
3.2. Definisi Operasional...50
BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Metode Penelitian...51
4.2. Instrumen Penelitian...51
4.3. Populasi dan Sampel...51
4.4. Pengumpulan Data...51
4.5. Cara Pengolahan Data...52
BAB V. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian...53
5.2. Hasil Penelitian...54
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan...69
6.2. Saran...69
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Keluarga di Kecamatan Curup Timur...13
Tabel 1.2. Indikator, target, cakupan program, dan kesenjangan...14
Tabel 1.3. Peringkat Masalah menurut sistem PAHO di Kecamatan Curup Timur...15
Tabel 2.1. Indikator PHBS di Tatanan Rumah Tangga...19
Tabel 5.1. Distribusi responden berdasarkan usia ibu... .47
Tabel 5.2. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan...48
Tabel 5.3. Distribusi respoden berdasarkan pekerjaan...48
Tabel 5.4. Distribusi responden berdasarkan pendapatan perkapita...48
Tabel 5.5. Distribusi responden yang pernah mengetahui tentang PHBS……….49
Tabel 5.6 Distribusi responden yang mengetahui kepanjangan PHBS50…...49
Tabel 5.7 Distribusi responden yang mengetahui aspek PHBS………..50
Tabel 5.8 Distribusi responden yang mengetahui syarat rumah sehat………….50
Tabel 5.9 Distribusi responden yang mengetahui pemberian ASI………..1
Tabel 5.10 Distribusi responden yang mengetahui manfaat TT pada ibu hamil Tabel 5.11 Distribusi responden yang mengetahui program pemerintah tentang Persalinan………52
Tabel 5.12 Distribusi responden yang mengetahui jarak yang baik antara jamban dengan sumber air……….52
Tabel 5.13 Distribusi responden mengenai tersedianya JAGA d rumah………52
Tabel 5.14 Distribusi responden mengenai merokok di dalam rumah membahayakan anggota keluarga yang lain ………53
Tabel 5.15 Distribusi responden yang mengetahui tentang mencuci makan tidak bersih dapat mengakibatkan diare………53
Tabel 5.16 Distribusi responden yang mengetahui tempat dimana membuang Sampah………53
Tabel 5.17 Distribusi responden yang mengetahui lantai rumah terbuat dari apa.54 Tabel 5.18 Distribusi jawaban responden mengenai oleh siapa ibu melakukan
persalinan ...54 Tabel 5.19 Distribusi jawaban responden mengenai jenis makanan apa yang ibu
makan setiap harinya ...54 Tabel 5.20 Distribusi jawaban responden mengenai “apakah ibu menjadi anggota
dana sehat (JPKM………54 Tabel 5.21 Distribusi jawaban responden mengenai apakah ibu memcuci tangan
dengan menggunakan sabun sebelum makaN...55 Tabel 5.22 Distribusi jawaban responden mengenai apakah rumah ibu setiap hari
Dibersihkan...55 Tabel 5.23 Distribusi jawaban responden mengenai apakah setiap ruangan
mempunyai jendela ………...56 Tabel 5.24 Distribusi jawaban responden mengenai seberapa sering responden
membersihkan jamban di rumah………56 Tabel 5.25 Distribusi jawaban responden mengenai apakah ibu selalu melakukan aktifitas fisik setiap hari...57 Tabel 5.26 Distribusi jawaban responden mengenai kemakah ibu selalu membuang sampah rumah tangga...57 Tabel 5.27 Distribusi jawaban responden mengenai bagi ibu yang pernah mempunyai bayi, berapa seringkah menimbang bayi di posyandu...57 Tabel 5.28 Distribusi jawaban responden mengenai berapa kali dalam seminggu ibu
memotong...58 Tabel 5.29 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Apakah ibu pernah mendapatkan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang diadakan oleh kader/ bidan desa/ tenaga kesehatan ?”…...58 Tabel 5.30 Distribusi jawaban responden yang pernah mendapatkan penyuluhan PHBS terhadap pertanyaan ”Berapa kali mendapatkan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?”………59
Tabel 5.31 Distribusi responden yang pernah mendapatkan penyuluhan PHBS terhadap pertanyaan “Kapan terakhir kali ibu diberi penyuluhan tentang Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat ?”………59
Tabel 5.32 Distribusi jawaban responden yang tidak pernah mendapatkan penyuluhan PHBS terhadap pertanyaan “apakah penyuluhan tersebut bermanfaat ?”...60
Tabel 5.33 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Dimana tempat berkumpul yang paling cocok untuk melakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ?”………60
Tabel 5.34 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Kapan sebaiknya dilakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ?”……….60
Tabel 5.35 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Siapa sebaiknya yang melakukan penyuluhan tersebut ?”...61
Tabel 5.36 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Bagaimana cara yang diinginkan dalam menyampaikan penyuluhan tersebut ?”………..61
Tabel 5.37. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang PHBS……….62
Tabel 5.38. Distribusi Sikap Responden Tentang PHBS ...62
Tabel 5.39. Distribusi Perilaku Responden Tentang PHBS………62
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.FotoKegiatan...65 Lampiran 2. Kuesioner.………66
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN
Derajat kesehatan suatu masyarakat pada garis besarnya dipengaruhi oleh 4 faktor utama, yaitu: lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan ( herediter ). Dimana untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, maka 4 faktor utama tersebut diperlukan secara bersama-sama.
Perilaku, khususnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) merupakan komponen penting dalam pembangunan kesehatan dimana diperlukan adanya kesadaran, kemampuan, dan kemauan hidup sehat dari setiap penduduk sehingga derajat kesehatan yang optimal dapat terwujud, dan dengan demikian masyarakat diharapkan mampu berpartisipasi dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya sendiri. Sedangkan pembangunan kesehatan mempunyai peran dalam menentukan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang merupakan fokus pembangunan nasional. Oleh karena itu, PHBS ini perlu diselenggarakan sebaik-baiknya agar dapat memberikan sumbangan yang nyata baik dalam pembangunan kesehatan maupun pembangunan nasional.
Persentase cakupan angka cakupan kunjungan K-1, Linakes, gizi ( N/S, D/S, dan Vit A ), imunisasi dan kesling ( rumah sehat, air bersih, jamban, SPAL ) di wilayah kerja Puskesmas Perumnas masih rendah, terutama dalam bidang kesling ( rumah sehat ). Selain itu, peringkat pertama dari 10 penyakit terbanyak menurut PAHO adalah diare. Sedangkan tingginya angka kejadian diare ini telah kita ketahui sangat dipengaruhi oleh PHBS yang kurang baik.
Keluarga miskin di wilayah kerja Puskesmas Perumnas semakin meningkat jumlahnya setiap tahun, sebagaimana kita ketahui juga bahwa tingkat sosial ekonomi sangat berpengaruh terhadap PHBS. Desa Air Meles Bawah merupakan salah satu dari 6 dusun yang termasuk wilayah kerja Puskesmas Perumnas, dipilih sebagai lokasi penelitian, berdasarkan tingginya persentase kemiskinan di desa tersebut.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) adalah bentuk perwujudan Paradigma Sehat dalam budaya hidup perorangan, keluarga, dan masyarakat yang berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental spiritual, maupun sosial. Selain itu, PHBS ini dapat dijadikan indikator dari derajat kesehatan suatu daerah tertentu. Bila PHBS di suatu daerah cukup baik, dengan sendirinya akan memperkecil masalah-masalah kesehatan, juga meperkecil kemungkinan terjadinya suatu wabah penyakit. Dengan kata lain, PHBS ini merupakan salah satu bentuk tindakan preventif dalam bidang kesehatan.
Dengan latar belakang tersebut, maka penyusun memilih judul penelitian: GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI TATANAN RUMAH TANGGA KELUARGA MISKIN DESA AIR
MELES BAWAH KECAMATAN CURUP TIMUR KABUPATEN REJANG LEBONG PERIODE JULI – AGUSTUS 2012
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH ( P2KT,2005 )
Berdasarkan keterangan yang telah disebutkan dalam latar belakang penelitian mengenai tingginya angka kemiskinan di kecamatan Perumnas, rendahnya angka cakupan kunjungan K-1, Linakes, gizi ( N/S, D/S, dan Vit A ), imunisasi dan kesling ( rumah sehat, air bersih, jamban, SPAL ), serta besarnya masalah menurut sistem PAHO maka dapat kita lihat tabel berikut ini:
Tabel 1.2 Indikator, target, cakupan program, dan persentase No. Upaya Kesehatan Indikator Pelayanan Jumlah Cakupan saat ini % 1. KIA Kunjungan K-1 75 71 94,7 Kunjungan K-2 75 72 96,0 Linakes 72 67 93,1 Kunjungan N-2 72 67 93,1 Resti 72 14 KB Peserta KB aktif 462 8 GIZI Tablet Fe 1 75 71 94,7 Tablet Fe 3 75 72 96,0 Imunisasi Bumil TT 1 75 71 94,7 TT 2 75 72 96,0 2. Imunisasi DPT 1 68 66 97,1 DPT 2 68 64 94,1 DPT 3 68 64 94,1 POLIO 1 68 64 94,1 POLIO 2 68 66 97,1 POLIO 3 68 66 97,1 POLIO 4 68 66 97,1 BCG 68 64 94,1 HEP B 1 68 66 97,1 HEP B 2 68 64 94,1 HEP B 3 68 64 94,1 CAMPAK 68 77 113,2 \TT 1 75 71 94,7 TT 2 75 72 96 3. Gizi D / S 217 153 63,8 N / S 217 73 K / S 217 206 94,9 VIT A 291 222
4. Kesling Rumah sehat 583 380 34% Jamban 583 483
SPAL 583 392
Tujuan Umum
Tujuan Umum dari penelitian adalah untuk mengetahui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga Keluarga Miskin di Desa Air Meles Bawah.
Tujuan khusus
Tujuan Khusus dari penelitian adalah untuk mengetahui Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga Keluarga Miskin ( PUS atau keluarga dengan ibu sedang hamil, atau memiliki bayi, atau memiliki Balita ) di Desa Air Meles Bawah
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat lebih jauh mengetahui gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di tatanan rumah tangga, khususnya pada keluarga miskin di desa Air Meles Bawah kecamatan Curup Timur Kabupaten Rejang Lebong periode Juli – Agustus 2012 dan dapat memberikan masukkan kepada puskesmas mengenai :
• Pendataan jumlah keluarga miskin di desa.
• Informasi tentang kendala-kendala PHBS yang ada.
• Bahan pertimbangan dalam memilih jalan keluar yang akan ditempuh untuk memperbaiki kendala PHBS yang ada.
• Bahan literatur untuk penelitian selanjutnya.
1.5 RUANG LINGKUP PENELITIAN
Untuk penelitian ini, penyusun membatasi ruang lingkup penelitian hanya pada keluarga PUS /Pasangan Usia Subur ( ibu yang berusia 15-45 tahun, tidak
hamil) atau keluarga dengan ibu yang sedang hamil atau memiliki bayi atau memiliki Balita.
1.6 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Lokasi penelitian dilakukan di Balai Desa Air Meles Bawah Dusun 01. Dan waktu penelitan berlangsung tanggal 19 juli 2012
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI TATANAN RUMAH TANGGA ( Depkes RI, 1999/2000 )
1.1 PENGERTIAN 2.1.1.1 PHBS
PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi, dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan, bina suasana ( social support ), dan pemberdayaan masyarakat ( empowerment ) sebagai suatu upaya untuk
membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agara dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatannya.
2.1.1.2 RUMAH TANGGA
Adalah wahana atau wadah dimana keduanya yang terdiri dari bapak, ibu, dan anak-anaknya melaksanakan kehidupan sehari-hari.
2.1.1.3 PHBS DI TATANAN RUMAH TANGGA
Adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan kemampuan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
1.2 SASARAN
Sasaran PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga secara keseluruhan tapi lebih diutamakan kepada ibu yang dituju oleh program penyuluhan. Sasaran program Pembinaan PHBS terbagi dalam :
akan diubah perilakunya atau anggota keluarga yang bermasalah. Sasaran primer: individu dalam keluarga yang bermasalah.
2. Sasaran sekunder adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu yang bermasalah.
Sasaran sekunder: Kepala Keluarga, Ibu , orang tua, tokoh keluarga, Kader, tokoh agama, tokoh masyarakat, petugas kesehatan, dan PKK.
3. Sasaran tersier adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam menunjang atau mendukung dalam hal dana, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di rumah tangga.
Sasaran tersier : Kader, guru, tokoh masyarakat, dll.
1.3 LANGKAH-LANGKAH PEMBINAAN PROGRAM PHBS DI TATANAN RUMAH TANGGA
Langkah-langkah kegiatan pembinaan program PHBS di tatanan rumah tangga yang perlu dilakukan oleh petugas kesehatan di tingkat kabupaten / kota secara umum adalah sebagai berikut:
1. Diseminasi informasi PHBS kepada petugas di Puskesmas dan lintas program/ lintas sektor serta mitra kerja di tingkat kabupaten / kota.
2. Mengarahkan dan membimbing pelaksanaan pengkajian
3. Membimbing proses penyusunan rencana kegiatan PHBS seperti menentukan tujuan, menyusun langkah-langkah kegiatan, pengembangan media, dll
4. Monitoring dan supervisi pelaksanaan PHBS
5. Membantu proses penilaian PHBS di Tatanan Rumah Tangga
Dal
Dalam am melmelakuakukan kan penpengkagkajian jian PHPHBS, BS, indindikaikator tor mermerupaupakan kan suasuatutu petunjuk
petunjuk yang yang membatasi membatasi fokus fokus perhatian. perhatian. Sehingga Sehingga dalam dalam kegiatankegiatan penilaian
penilaian nanti nanti kita kita dapat dapat membandingkan membandingkan antara antara hasil hasil pengkajian pengkajian dengandengan hasil penilaian PHBS. Indikator PHBS di rumah tangga meliputi indikator hasil penilaian PHBS. Indikator PHBS di rumah tangga meliputi indikator in
inpuput, t, prprososes, es, dadan n ououtptputut. . KhKhususus us inindidikakatotor r ououtptput ut didigugunanakakan n ununtutuk k melakukan pengkajian PHBS. Sedangkan indikator input, proses, dan output melakukan pengkajian PHBS. Sedangkan indikator input, proses, dan output dikembangkan untuk melakukan penilaian PHBS. Indikator PHBS di
dikembangkan untuk melakukan penilaian PHBS. Indikator PHBS di tatanantatanan keluarga diarahkan pada lima aspek program prioritas penyuluhan, yaitu keluarga diarahkan pada lima aspek program prioritas penyuluhan, yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup dan Upaya Kesehatan.
KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup dan Upaya Kesehatan.
Tabel 2.1 Indikator PHBS di
Tabel 2.1 Indikator PHBS di Tatanan Rumah Tangga.Tatanan Rumah Tangga. No
No VARIABELVARIABEL INDIKATOR INDIKATOR INPUT
INPUT Definisi Definisi PROSESPROSES Definisi Definisi OUTPUTOUTPUT Definisi Definisi 1. 1. PertolonganPertolongan persalinan persalinan Tersediannya Tersediannya Sarana Sarana Kesehatan Kesehatan RS, RS, Puskesmas, Puskesmas, Polindes, Polindes, (pemerintah (pemerintah / swasta) / swasta) Pencarian Pencarian pertolong pertolonganan persalinan persalinan oleh
oleh petupetugasgas kesehatan kesehatan
Dokter, Dokter, bidan, bidan, pera-
pera-wat
wat, , dukdukunun ter
terlatlatih ih di- di-dampingi dampingi petugas petugas ke-
ke-sehatan sehatan
Persalinan Persalinan dit
ditoloolong ng pe pe--tu
tuggas as kkesese- e-hatan
hatan
Ditolong oleh Ditolong oleh bidan,
bidan, dokter dokter dan
dan peraperawatwat,, dukun terlatih dukun terlatih (didampingi (didampingi petugas petugas kesehatan) kesehatan) 2.
2. IImmuunniissaassii MMeennggeettaahhuuii manfaat manfaat imunisasi dan imunisasi dan jadwal jadwal pemberia pemberiann imunisasi imunisasi Manfaat Manfaat imunisasi imunisasi aaddaallaah h :: untuk untuk meningkat-k
kaan n ddaayyaa taha
tahan n tubutubuhh anak
anak
Membawa Membawa an
anak ak ununtutuk k diimunisasi diimunisasi Jenis Jenis imunisasi imunisasi diberikan diberikan sesuai sesuai dengan dengan umur anak umur anak Anak Anak mendapat mendapat imunisasi imunisasi lengka
lengkap p yangyang da
dapat pat dildilihaihatt dari KMS dari KMS Imunisasi Imunisasi lengkap lengkap te
terdrdiriri i dadariri:: BC BCG, G, DPDPTT,, Polio, Polio, Hepatitis, dan Hepatitis, dan Campak Campak Penimbangan Penimbangan Balita Balita Mempunyai Mempunyai KMS dan KMS dan me-ngetahui ngetahui man-fa
faat at pepeninim- m- bangan bangan KMS: Kartu KMS: Kartu yang untuk yang untuk memantau memantau pertumbu pertumbuh- h-an
an dadan n per per--kembangan kembangan kesehatan kesehatan Balita Balita Membawa Membawa balita
balita untuk untuk ditimbang ditimbang
Penimbang-an
an didilalaku ku--k
kaan n ssaattuu bulan bulan sekalisekali
min
minimal imal 8x8x setahun setahun
Bal
Balita ita ditditim- im- bang
bang secarasecara tera
teratur tur sesusesuaiai jadwal jadwal (dapat(dapat
di
dililihahat t papadada KMS) KMS) Angka/ grafik Angka/ grafik penimba penimbanganngan untuk untuk menge-ta
tahuhui i ststatatusus gizi anak gizi anak
3.
3. JJaammbbaann TTeerrsseeddiiaannyyaa jamban jamban yangyang
Jamban Jamban me-liput
liputi i kakkakusus
Memanfaat-kan dan kan dan
me-Al
Alat at pepem- m- bersih bersih ter-
ter-Jamban Jamban digu-na
nakakan n berbersihsih
Jamban Jamban digu-n
memenuhi memenuhi syarat syarat cemplung cemplung ta
tanpnpa a atatauau de
dengngan an le le--h
heer r aannggssaa leng
lengkap kap de- de-n nggaan n p pee--nampungan nampungan kotoran/ kotoran/ septiptank septiptank melihara melihara jamban jamban de-
de-n nggaan n aallaatt pembersih pembersih d diirri i ddaarrii si
sikkat at jajam- m- ban,
ban, sapusapu lliiddii, , ddaann karbol karbol
dan tidak dan tidak ber- bau
bau
se
selulururuh h kke- e-luarga
luarga
4.
4. AAiir r bbeerrssiihh TTeerrsseeddiiaannyyaa aaiir r bbeerrssiihh yang yang memenuhi memenuhi syarat syarat A Aiir r yyaanngg ti
tidadak k beber- r- bau,
bau, ber- ber-wa
warnrna, a, dadann berasa berasa
Memanfaat-kan air bersih kan air bersih da
dan n didipepeli li--harany haranya a tem- tem- pat
pat penam- penam- pungan pungan air air bersih bersih Tempat Tempat penamp penampungung an air bersih an air bersih bebas bebas lum- lum- pur
pur jentik jentik dan lumut dan lumut
Digunakan air Digunakan air bersih
bersih oleholeh se
semumua a kekelu lu--arga
arga
A
Aiir r bbeerrssiihh untu
untuk k minminumum (y
(yang ang susudahdah dimasak) dimasak) mas
masak, ak, man man--di,
di, dadan n memen- n-cuci pakaian cuci pakaian
5.
5. SSaammppaahh TTeerrsseeddiiaannyyaa te
tempmpat at sasam- m- pah
pah yangyang tteerrttuuttuup p ddii dal dalam am dadan n didi luar rumah luar rumah Tempat Tempat sampah sampah yang terbuat yang terbuat da dari ri sseengng,, plastik, plastik, se-
se-men baik di men baik di da
dalalam m dadann di di luluar ar ru ru--mah mah Digunakan Digunakan da
dan n didipepeli li--harany haranya a tem- tem- pat sampa pat sampahh Tempat Tempat sampah sampah da
dalalam m kke- e-ad
adaan aan babaik ik da
dan n didibeber- r-si
sihkhkan an se se--cara teratur cara teratur
Hala
Halaman man dandan rum
rumah ah daladalamm kea
keadaan daan ber- ber-ssiih h beebb baass sampah sampah
Sa
Sampmpah ah di di--tamp
tampung ung dandan d
diibbuuaanng g ddii tem
tempapat t pepem- m- buanga buangann 6. 6. KebersihanKebersihan Kuku Kuku Tersedianya Tersedianya alat pemotong alat pemotong kuku kuku Ketersedia-an an alalat at pe pe--moto
motong ng ku- ku-k
ku u bbeeruruppaa gunting atau gunting atau lainnya lainnya Menggunting Menggunting k kuukku u ddaann membersih-k kaan n seseccaarara teratur teratur Minimal Minimal k
kukuku u anang- g-gota gota keluar-ga dipotong ga dipotong 1
1 kkalali i dadann dibersihkan dibersihkan setiap hari setiap hari K Kuukku u k kee--luarga pendek luarga pendek dan bersih dan bersih B Beerrssiih h aarr--ti
tinynya a titiddak ak ada kotoran / ada kotoran / h
hiittaam m d dii--sek
sekitaitar r kukukuku dan kuku dan kuku ter-sebut pendek sebut pendek
7.
7. GGiizzi i kkeelluuaarrggaa TTeerrsseeddiiaannyyaa bahan
bahan maka- maka-nan yang nan yang ber-giz
gizi i dan ber-dan ber-aneka ragam aneka ragam
Ba
Bahahan n ma ma--ka
kananan n beber- r-gi
gizi zi teterdrdiririi d
daarri i k kaarr-- bohidrat, bohidrat, protein, protein, le-
le-m
maakk, , v vii--ta
tamimin, n, dadann mineral mineral ya
yang ng dadapapatt
Mengolah Mengolah bahan bahan ma-
ma-ka
kananan n yyanangg te
tersrsededia ia de de--ngan benar ngan benar Memilih, Memilih, mencuci, mencuci, dan
dan memmema- a-sa
sak k babahahann makanan makanan y yaanng g tteerr--sedia sedia Mengkonsum Mengkonsum -s
-si i mamakakananann yan
yang g bergbergizi/izi/ beranek beraneka a ra-
ra-gam gam
Se
Semumua a anang- g-gota keluarga gota keluarga mengkonsum mengkonsum -si
-si mamakakananann ya
yang ng berbergizgizii dan
dan beraberaneknekaa ragam
diperoleh di diperoleh di halaman halaman ru-mah dan mah dan pa-sar terdekat sar terdekat
8
8 Kebiasaan tidak Kebiasaan tidak m
mererokokok ok dadann penyala
penyalahgu- hgu-naan Napza naan Napza
Tidak ada Tidak ada ro-ko
kokk, , asasbabakk,, d
daan n aabbuu rok
rokokok. . TidTidak ak ditemukan ditemukan ba-han han penyala penyalahgunahguna -an Napza -an Napza Tid
Tidak ak ditdite- e-mukan mukan roko
rokok, k, pun- pun-ttuunngg, , ddaann abu rokok di abu rokok di da
dalalam m dadann halaman halaman ru-ma
mah. h. TidTidak ak ditemukan ditemukan bahan bahan pe-
pe- nyalahgu-naan napza naan napza
T
Tiiddaak k aaddaa ang
anggogota ta ke ke--lua
luargrga a yayangng me
membmbeli eli ro- ro-kok dan kok dan me- me-nyimpan nyimpan sec
secara ara tidtidak ak sa
sah h bbahahaan n-- bahan Na bahan Napzapza
Tid
Tidak ak adada- a-ny
nya a bibiayayaa pengelu pengeluar-
ar-aan n rrumumaahh tan
tangggga a un un--tuk
tuk membeli membeli ro
rokokok k dadann napza napza
Tida
Tidak k adanadanyaya an
anggggotota a ke ke--lu
luararga ga yyanangg mer
merokok okok dandan menyalahgu-nakan Napza nakan Napza Rumah bebas Rumah bebas as
asap ap rrookkook k d
daan n bbaahhaann Napza Napza 9. 9. Informasi PMS/Informasi PMS/ AIDS AIDS Tersedianya Tersedianya informas informasi i ten- ten-ta tang ng AIAIDS DS // PMS PMS Informasi Informasi A AIIDDS S // P PMMS S m mee--liputi liputi penu-lar
laran, an, pepen- n-ceg
cegahanahan, , && penyeb penyebabab
AIDS/ PMS AIDS/ PMS ya
yang ng dipediper- r-o olleeh h ddaarrii berbag berbagaiai media media Memperoleh Memperoleh informasi informasi tentang AIDS tentang AIDS dari
dari berbagaberbagaii su
summbber er in in--formasi formasi Informasi Informasi tersebut tersebut da- pat
pat diper- diper-o olleeh h ddaarrii berbaga berbagaii sumber sumber ya yaituitu: : TVTV,, Kora Koran, n, Ra- Ra-di
dio, o, CeCera ra--mah, dll. mah, dll.
Da
Dapapat t mmen en-- jelaskan jelaskan 22
car
cara a : : pepencnce- e-g
gaahhaan n ddaann penularan penularan AIDS / PMS AIDS / PMS D Duua a ccaarraa pencega pencegahanhan d
daan n ppeennu u--laran laran 10 10 .. JJPPKKM M ddaannaa se
sehahat t AsAs.K.Keses lainnya lainnya Terbentuknya Terbentuknya JPK JPKM/ M/ DanDanaa sehat dan sehat dan As-ke
kes s lalaininnynyaa yang sejenis yang sejenis Penyeleng-garaan garaan Pemelihara-an
an keskesehat ehat--aan n yyaanngg pembiay pembiayaanaan
-ny
-nya a dildilak- ak-san
sanakaakan n se- se-ccaarra a pprraa up
upayaya a beber- r-az
azasaskakan n u- u-ssaahha a b beerr--ssaamma a ddaann kekeluarga-Menjadi Menjadi peserta peserta danadana
sehat, JPKM, sehat, JPKM, d
daan n AAsskkeess lainnya lainnya Peserta Peserta Dana Sehat, Dana Sehat, JPKM JPKM, , dandan Ask
Askes es lain lain--ny
nya a adadalaalahh peserta peserta yang yang mendapat mendapat kartu kartu anggota anggota Membayar Membayar premi/ premi/ iuraniuran
secara teratur secara teratur
Bi
Biayaya a yyanangg dibayarkan dibayarkan pada
pada jangkajangka wa
waktktu u yyanangg te
telalah h diditeten- n-tukan
an
2.2 KONSEP PERILAKU DAN PERILAKU KESEHATAN ( Soekidjo, 2003 ) 1.1 BATASAN PERILAKU
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme ( makhluk hidup ) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku ( manusia ) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Skiner ( 1938 ) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus ( rangsangan dari luar ). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori Skiner ini disebut teori ”S-O-R” atau Stimulus-Organisme-Respons. Skiner membedakan adanya 2 respons:
1. Respondent response , yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan ( stimulus ) tertentu. Stimulus semacam ini disebut eliciting stimulation karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap. Misalnya: makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup. Sedangkan Respondent response mencakup perilaku emosional, misalnya mendengar berita mudibah menjadi sedih atau menangis, lulus ujian meluapkan kegembiraannya dengan tertawa.
yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer , karena memperkuat respon. Misalnya apabila seorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik ( respon terhadap uraian tugasnya atau job skripsi ), kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya ( stimulus baru ), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua.
1. Perilaku tertutup ( covert behaviou r )
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup ( covert ). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut covert behaviour atau unobservable behaviour , misalnya : seorang ibu hamil tahu pentingnya untuk memeriksakan kehamilan, seorang pemuda tahu bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui hubungan seks, dan
sebagainya.
2. Perilaku terbuka ( overt behaviour )
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek ( practice ), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt behaviour , tindakan nyata atau praktek ( practice ), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt behaviour, tindakan nyata atau praktek ( practice ) misalnya, seorang ibu memeriksakan kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi, penderita TB paru minum obat secara teratur, dan sebagainya.
Seperti telah disebutkan di atas, sebagian besar perilaku manusia adalah operant response. Oleh sebab itu untuk membentuk jenis respon atau perilaku perlu diciptakan adanya suatu kondisi tertentu yang disebut operant
conditioning . Prosedur pembentukan perilaku dalam operant conditioning ini menurut Skiner adalah sebagai berikut:
a. Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat atau reinforcer berupa hadiah-hadiah atau rewards bagi perilaku yang akan dibentuk.
b. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang membentuk perilaku yang dikehendaki. Kemudian komponen-komponen tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya perilaku yang dimaksud. c. Menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan-tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer atau hadiah untuk masing-masing komponen tersebut.
d. Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen yang telah tersusun itu. Apabila komponen pertama telah dilakukan, maka hadiahnya diberikan. Hal ini akan mengakibatkan komponen atau perilaku ( tindakan ) tersebut cenderung akan sering dilakukan. Kalau ini sudah terbentuk maka dilakukan komponen ( perilaku ) yang kedua yang kemudian diberi hadiah ( komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi ). Demikian berulang-ulang sampai komponen kedua terbentuk. Setelah itu dilanjutkan dengan komponen ketiga, keempat, dan selanjutnya sampai seluruh perilaku yang diharapkan terbentuk.
1.2 PERILAKU KESEHATAN
Berdasarkan batasan perilaku dari Skiner tersebut, maka perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang ( organisme ) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini,
perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok. 1. Perilaku pemeliharaan kesehatan ( health maintenance )
Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek.
a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah
sembuh dari penyakit.
b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat. Perlu dijelaskan di sini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif, maka dari itu orang yang sehat pun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan
yang seoptimal mungkin.
c. Perilaku gizi ( makanan ) dan minuman. Makanan dan minuman dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi sebaliknya makanan dan minuman dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang, bahkan dapat mendatangkan penyakit. Hal ini sangat tergantung pada perilaku orang terhadap makanan dan minuman tersebut.
2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan ( health seeking behaviour ).
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri ( self treatment )
sampai mencari pengobatan ke luar negeri. 3. Perilaku kesehatan lingkungan.
Adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya. Dengan
perkataan lain, bagaimana seseorang mengelola lingkungannya sehingga tidak mengganggu kesehatannya sendiri, keluarga, atau masyarakatnya. Misalnya bagaimana mengelola pembuangan tinja, air minum, tempat pembuangan sampah, pembuangan limbah, dan sebagainya.
Seorang ahli lain ( Becker, 1979 ) membuat klasifikasi lain tentan perilaku kesehatan ini.
a. Perilaku hidup sehat.
Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya.
Perilaku ini mencakup antara lain:
1. Makan dengan menu seimbang ( appropriate diet ). Menu seimbang di sini dalam arti kualitas (mengandung zat-zat gizi yang diperlukan tubuh), dan kuantitas dalam arti jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh (tidak kurang, tetapi juga tidak lebih). Secara kualitas mungkin di Indonesia dikenal dengan ungkapan empat sehat lima sempurna.
2. Olahraga teratur, yang juga mencakup kualitas ( gerakan ), dan kuantitas dalam arti frekuensi dan waktu yang digunakan untuk olahraga. Dengan sendirinya kedua aspek ini akan tergantung dari usia, dan status kesehatan yang bersangkutan.
3. Tidak merokok. Merokok adalah kebiasaan jelek yang mengakibatkan berbagai macam penyakit. Ironisnya kebiasaan merokok ini, khususnya di Indonesia seolah-olah sudah membudaya. Hampir 50 % penduduk Indonesia usia dewasa merokok. Bahkan dari hasil suatu penelitian, sekitar 15 % remaja kita telah merokok. Inilah tantangan pendidikan kesehatan kita.
4. Tidak minum minuman keras dan narkoba. Kebiasaan minum miras dan mengkonsumsi narkoba (narkotik dan bahan-bahan berbahaya lainnya) cenderung meningkat. Sekitar 1 % penduduk Indonesia dewasa diperkirakan sudah mempunyai kebiasaan minum miras ini.
5. Istirahat cukup. Dengan meningkatnya kebutuhan hidup akibat tuntutan untuk penyesuaian dengan lingkungan modern, mengharuskan orang untuk bekerja keras dan berlebihan, sehingga kurang waktu
istirahat. Hal ini juga dapat membahayakan kesehatan. 6. Mengendalikan stres. Stres akan terjadi pada siapa saja,
dan akibatnya bermacam-macam bagi kesehatan. Lebih-lebih sebagai akibat dari tuntutan hidup yang keras seperti diuraikan di atas. Kecenderungan stres akan meningkat pada setiap orang. Stres tidak dapat kita hindari, maka yang penting agar stres tidak menyebabkan gangguan kesehatan, kita harus dapat mengendalikan atau mengelola stres dengan kegiatan-kegiatan yang positif.
7. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya: tidak berganti-ganti pasangan dalam hubungan seks, penyesuaian diri kita dengan lingkungan, dan sebagainya.
b. Perilaku sakit ( ilness behaviour )
Perilaku sakit ini mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang: penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit, dan
sebagainya.
c. Perilaku peran sakit ( the sick role behaviour )
yang mencakup hak-hak orang sakit ( right ) dan kewajiban sebagai orang sakit ( obligation ). Hak dan kewajiban ini harus diketahui oleh orang sakit sendiri maupun orang lain ( terutama keluarganya ), yang selanjutnya disebut perilaku peran orang sakit ( the sick role ). Perilaku ini meliputi:
1. tindakan untuk memperoleh kesembuhan
2. mengenal / mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan/ penyembuhan penyakit yang layak
3. mengetahui hak ( misalnya: hak memperoleh perwatan, memperoleh pelayanan kesehatan, dsb ) dan kewajiban orang sakit ( memberitahukan penyakitnya kepada orang lain terutama kepada dokter/ petugas kesehatan, tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain, dan sebagainya ).
1.3 DOMAIN PERILAKU
Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangasang dari luar organisme ( orang ), namun dalam memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respon tiap-tiap orang berbeda. Faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni :
1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya: tingkat
kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.
2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.
merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan hasil bersama atau resultante antara berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Dengan perkataan lain perilaku manusia sangatlah kompleks, dan mempunyai bentangan yang sangat luas. Benyamin Bloom ( 1908 ) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia itu ke dalam 3 domain, ranah atau kawasan yakni : a.kognitif, b. Afektif, c.psikomotor. Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni:
1. Pengetahuan ( Knowledge )
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang ( overt behaviour ).
a.Proses Adopsi Perilaku.
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers ( 1974 ) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru ( berperilaku baru ), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:
1. Awareness ( kesadaran ), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus ( objek ) terlebih dahulu.
2. Interest , yakni orang yang mulai tertarik kepada stimulus.
3. Evacuation ( menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya ). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
5. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Namun demikian dari penelitan selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap di atas. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng ( long lasting ). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.
b. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif.
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan:
1. Tahu ( know )
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah diperlajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali ( recall ) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
2. Memahami ( comprehension )
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi ( aplication )
telah dipelajari pada situasi atau kondiri real ( sebenarnya ). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis ( analysis )
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan ( membuat bagan ), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
5. Sintesis ( syntesis )
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 6. Evaluasi ( evaluation )
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria
yang telah ada.
c.Sikap ( attitude )
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Beberapa batasan lain tentang sikap ini dapat dikutipkan sebagai berikut.
” An individual’s social attidude is a syndrome of response consistency with regard to social object” ( Campbell,1950 ).
expertence, exerting a directive or dynamic influence up on the individual’s response to all objects and situation with which it is related” ( Allport, 1954 ).
“Attitude entails an existing predisposition to response to social objecs which in interaction with situational and other dispositional variables, guides and direct the overt behavior of the individual” ( Cardno, 1955 ).
Dari batasan-batasan di atas dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.
Diagram di bawah ini dapat lebih menjelaskan uraian tersebut.
Proses Terbentuknya Sikap dan Reaksi
a. Komponen Pokok Sikap Stimulus Rangsangan Proses Stimulus Reaksi Tingkah laku Sikap (tertutup)
Dalam bagian lain Allport ( 1954 ) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok.
1. Kepercayaan ( keyakinan ), ide, dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
3. Kecenderungan untuk bertindak ( tend to behave ).
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh ( total attitude ). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.
b. Berbagai Tingkatan Sikap.
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan.
1. Menerima ( receiving )
Menerima diartikan bahwa orang ( subjek ) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan ( objek ).
2. Merespon ( responding )
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha unutk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide
tersebut.
3. Menghargai ( valuing )
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4. Bertanggung jawab ( responsible )
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek.
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan ( overt behaviour ). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Sikap ibu yang positif terhadap imunisasi harus mendapat konfirmasi dari suaminya, dan ada fasilitas imunisasi yang mudah dicapai, agar ibu tersebut mengimunisasikan anaknya. Di samping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan ( support ) dari pihak lain, misalnya, dari suami atau istri, orangtua atau mertua, dan
lain-lain. Praktek ini mempunyai beberapa tingkatan: 1. Persepsi ( perception )
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama. Misalnya, seorang ibu dapat memilih makanan yang bergizi tinggi bagi anak Balitanya.
2. Respons terpimpin ( guided response )
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.
3. Mekanisme ( mechanism )
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga.
4. Adopsi ( adoption )
Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung, yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu ( recall ). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan
mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.
1.4 PERUBAHAN ( ADOPSI ) PERILAKU DAN INDIKATORNYA
Perubahan atau adopsi perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan waktu yang relatif lama. Secara teori perubahan perilaku atau seseorang menerima atau mengadopsi perilaku baru dalam kehidupannya melalui 3 tahap.
1. Pengetahuan
Sebelum seseorang mengadopsi perilaku ( berperilaku baru ), ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya. Indikator-indikator apa yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan, dapat dikelompokkan menjadi:
a. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi: - penyebab penyakit
- gejala atau tanda-tanda penyakit
- bagaimana cara pengobatan, atau kemana mencari pengobatan - bagaimana cara penularannya
- bagaimana cara pencegahannya termasuk imunisasi, dan sebagainya. b. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat,
meliputi:
- jenis-jenis makanan yang bergizi
- manfaat makanan yang bergizi bagi kesehatannya - pentingnya olahraga bagi kesehatan
- penyakit-penyakit atau bahaya-bahaya merokok, minum-minuman keras, narkoba, dan sebagainya
- pentingnya istirahat cukup, relaksasi, rekreasi, dan sebagainya bagi kesehatan, dan sebagainya
c. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan - manfaat air bersih
- cara-cara pembuangan limbah yang sehat, termasuk pembuangan kotoran yang
sehat, dan sampah
- manfaat pencahayaan dan penerangan rumah yang sehat
- akibat polusi ( polusi air, udara, dan tanah ) bagi kesehatan, dan sebagainya
2. Sikap
Telah diuraikan di atas bahwa sikap adalah penilaian ( bisa berupa pendapat ) seseorang terhadap stimulus atau objek ( dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk penyakit ). Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek kesehatan tersebut. Oleh sebab itu indikator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan seperti di atas, yakni: a. Sikap terhadap sakit dan penyakit.
Adalah bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap: gejala atau tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, cara penularan penyakit, cara pencegahan penyakit, dan sebagainya.
b. Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat
Adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan.
c. Sikap terhadap kesehatan lingkungan
Adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan.
3. Praktek atau Tindakan ( practice )
Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan
praktek ( practice ) kesehatan, atau dapat juga dikatakan perilaku kesehatan ( overt behaviour ). Oleh sebab itu, indikator praktek kesehatan ini juga mencakup hal tersebut di atas, yakni:
a. Tindakan sehubungan dengan penyakit
Tindakan atau perilaku ini mencakup : a. Pencegahan penyakit , b. Penyembuhan penyakit.
b. Tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
Tindakan atau perilaku ini mencakup antara lain : mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, melakukan olahraga dengan teratur, tidak merokok, tidak minum minuman keras dan narkoba, dan sebagainya.
c. Tindakan kesehatan lingkungan
Perilaku ini antara lain mencakup : membuang air besar di jambanm membuang sampah di tempat sampah, menggunakan air bersih untuk madi, cuci, masak, dsb.
1.5 ASPEK SOSIO-PSIKOLOGI PERILAKU KESEHATAN
Di dalam proses pembentukan dan atau perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain: susunan saraf pusat, persepsi, motivasi, emosi, dan belajar. Susunan saral pusat memegang peranan penting dalam perilaku manusia, karena perilaku merupakan sebuah bentuk perpindahan dari rangsang yang masuk ke rangsang yang dihasilkan.
Perpindahan ini dihasilkan oleh susuran saraf pusat dengan unit-unit dasarnya yang disebut neuron. Neuron memindahkan energi-energi di dalam impuls-impuls saraf. Impuls-impuls saraf indera pendengaran, penglihatan, pembauan, pengecapan, dan perubahan disalurkan dari tempat terjadinya
rangsangan melalui impuls-impuls saraf ke susunan saraf pusat.
Perubahan-perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda, meskipun objeknya sama. Motivasi
diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Hasil dari dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk perilaku.
Perilaku dapat juga timbul karena emosi. Aspek psikologis yang mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani. Sedang keadaan jasmani merupakan hasil keturunan ( bawaan ). Dalam proses pencapaian kedewasaan pada manusia semua aspek yang berhubungan dengan keturunan dan emosi akan berkembang sesuai dengan hukum perkembangan. Oleh karena itu perilaku yang timbul karena emosi
merupakan perilaku bawaan.
Belajar diartikan sebagai suatu perilaku yang dihasilkan dari praktek- praktek dalam lingkungan kehidupan. Barelson ( 1964 ) mengatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan perilaku yang dihasilkan dari perilaku
terdahulu.
Dari uraian dia tas dapat disimpulkan bahwa perilaku terbentuk melalui suatu proses tertentu, dan berlangsung dalam interaksi manusia dengan lingkungannya. Faktor-faktor yang memegang peranan di dalam pembentukan perilaku dapat dibedakan menjadi dua yakni faktor intern dan ekstern. Faktor intern berupa kecerdasan, persepsi, motivasi, minat, emosi, dan sebagainya untuk mengolah pengaruh-pengaruh dari luar. Faktor ekstern meliputi: objek, orang, kelompok, dan hasil-hasil kebudayaan yang dijadikan sasaran dalam mewujudkan bentuk perilakunya. Kedua faktor tersebut akan dapat terpadu menjadi perilaku yang selaras dengan lingkungannya apabila perilaku yang terbentuk dapat diterima oleh lingkungannya, dan dapat diterima oleh individu yang bersangkutan.
Perilaku sebagai konsepsi, bukanlah hal yang sederhana. Konsep perilaku yang diterima secara luas ialah yang memandang perilaku sebagai variabel pencampur ( interventing variable ), oleh karena itu ia mencampuri atau mempengaruhi responsi subjek terhadap stimulus.
Menurut konsepsi ini maka perlaku adalah pengorganisasian proses- proses psikologi oleh seseorang yang memberikan predisposisi untuk
melakukan responsi menurut cara tertantu terhadap sesuatu kelas atau golongan objek-objek.
Dalam bidang kesehatan masyarakat khususnya pendidikan kesehatah, mempelajari perilaku adalah sangat penting. Karena pendidikan kesehatan sebagai bagian dari kesehatan masyarakat, berfungsi sebagai media atau sarana untuk menyediakan kondisi sosio-psikologis sedemikian rupa sehingga individu atau masyarakat berperilaku sesuai dengan norma-norma hidup sehat. Dengan perkataan lain pendidikan kesehatan bertujuan untuk merubah perilaku individu atau masyarakat sehingga sesuai dengan norma-norma hidup sehat.
Setiap individu sejak lahir berada di dalam suatu kelompok, terutama kelompok keluarga. Kelompok ini akan membuka kemungkinan untuk dipengaruhi dan mempengaruhi anggota-anggota kelompok lain. Oleh karena pada setiap kelompok senantiansa berlaku aturan dan norma sosial tertentu, maka perilaku setiap individu anggota kelompok berlangsung di dalam suatu jaringan normatif. Demikian pula perilaku individu tersebut terhadap masalah-masalah kesehatan.
Saparinah Sadli (1982), menggambarkan hubungan individu dengan lingkungan sosial yang saling mempengaruhi dalam diagram di bawah ini:
Hubungan Individu dengan Lingkungan Sosial
Keterangan: Lingkungan umum Lingkungan terbatas Lingkungan keluarga Individu
- Perilaku k esehatan i ndividu: sikap d an k ebiasaan individu yang erat kaitannya dengan lingkungan
- Lingkungan keluarga: kebiasaan-kebiasaan tiap anggota keluarga mengenai kesehatan
- Lingkungan terbatas: tradisi, adat istiadat, dan kepercayaan masyarakat sehubungan dengan kesehatan
- Lingkungan umum: kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang kesehatan, undang-undang kesehatan, program-program
BAB III
KERANGKA PEMIKIRAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 KERANGKA PEMIKIRAN 1. Pertolongan persalinan 2. Imunisasi 3. Jamban 4. Air bersih 5. Sampah 6. Kebersihan kuku 7. Gizi keluarga
8. Kebiasaan tidak merokok dan penyalahgunaan napza 9. Informasi PMS/ AIDS
10. JPKM/ dana sehat, Asuransi Kesehatan lain ( sumber: Dinkes RI, 1999/2000 )
3.2 DEFINISI OPERASIONAL 1. Keluarga miskin
Keluarga dengan kriteria ( MINIMAL MEMENUHI 4 kriteria di bawah ) :
• Frekuensi makan < 2 kali sehari
• Frekuensi makan lauk (daging/telur/tahu/tempe) ≤ 1 kali/minggu
• Tidak mampu membeli pakaian baru minimal 1 stel setahun terakhir
• Sebagian besar lantai rumah dari tanah
• Anak usia 7 – 15 tahun tidak bersekolah karena alasan ekonomi
PHBS di Tatanan Rumah Tangga Keluarga Miskin
• Bila anggota keluarga sakit tidak mampu berobat ke sarana pelayanan kesehatan dasar
• PUS tidak mampu ber KB dengan alasan ekonomi
• KK terkena PHK dan atau kehilangan mata pencaharian pokok/utama keluarga
2. Pasangan usia subur
Ibu-ibu yang pada saat penelitian berusia antara 15-45 tahun, tidak sedang hamil dan belum mempunyai anak
3. Umur ibu
Ulang tahun terakhir ibu pada bulan dan tahun dilaksanakannya penelitian Cara ukur : Survey
Alat ukur : Kuesioner Skala : Interval
4. Pendidikan ibu
Pendidikan formal tertinggi yang diikuti ibu Cara ukur : Survey
Alat ukur : Kuesioner Skala : Ordinal
5. Pekerjaan ibu
Kegiatan tersering yang dilakukan ibu sehari-hari Cara ukur : Survey
Alat ukur : Kuesioner Skala : Ordinal
6. Pendapatan per kapita per bulan
Cara ukur : Survey Alat ukur : Kuesioner Skala : Ordinal
7. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS )
Upaya memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat, dengan memberi informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku sebagai upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan RT, agar dapat menerapkan cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatannya. Indikator dari PHBS antara lain :
7.1 Pengetahuan
Adalah pengetahuan mengenai pengetahuan dari pentingnya hidup bersih dan sehat, yang dinilai melalui pertanyaan yang dapat dijawab yang terdapat dalam kuesioner. Pertanyaan pengetahuan berjumlah 8 pertanyaan pilihan berganda. Apabila dijumlahkan, maka responden dikelompokan ke
dalam 2 kategori tingkat pengetahuan, yaitu:
1. Pengetahuan Cukup, apabila responden memperoleh skor antara 5-8 2. Pengetahuan Kurang, apabila responden memperoleh skor antara 0-4 Skala : Ordinal
Alat Ukur : Kuesioner
7.2 Sikap
Adalah sikap dalam mempraktekkan kebiasaan hidup bersih dan sehat, yang dinilai melalui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner.
Pertanyaan sikap yang berjumlah 8 pertanyaan merupakan pertanyaan pilihan berganda. Setelah dijumlahkan, responden dikelompokkan dalam 2
1. Sikap Cukup, apabila responden memperoleh skor antara 5-8 2. Sikap Kurang, apabila responden memperoleh skor antara 0-4 Skala : Ordinal
Alat Ukur : Kuesioner
7.3 Perilaku
Adalah perilaku masyarakat dalam mengamalkan hidup bersih dan sehat terhadap lingkungan serta anggota keluarga , yang dinilai melalui jumlah jawaban yang dapat dijawab melalui pertanyaan yang terdapat dalam
kuesioner.
Pertanyaan Perilaku berjumlah 8 pertanyaan, merupakan pertanyaan pilihan berganda. Setelah dijumlahkan, maka responden dikelompokkan
dalam 2 kategori tingkat perilaku, yaitu:
1. Perilaku Cukup, apabila responden memperoleh skor antara 5-7 2. Perilaku Kurang, apabila responden memperoleh skor antara 0-4 Skala : Ordinal
Alat Ukur : Kuesioner
8. Penyuluhan
Di dalam kuesioner terdapat 8 pertanyaan mengenai penyuluhan yang bertujuan untuk mengetahui penyuluhan tentang PHBS yang diterima oleh responden dan bagaimana harapan responden akan penyuluhan- penyuluhan kesehatan yang akan datang.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan survey yang menggunakan metode deskriptif, yang bisa memberi gambaran tentang tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, pengetahuan, perilaku, dan penyuluhan para responden yang berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, pengumpulan data dilakukan dengan cara kuesioner.
4.2. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang keterangan umum responden, meliputi nama, alamat, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan perkapita, 24 pertanyaan tentang PHBS dan 8 pertanyaan
tentang penyuluhan.
4.3. POPULASI DAN SAMPEL
a. Populasi penelitian adalah para ibu ( PUS atau sedang hamil atau memiliki bayi atau memiliki Balita ) dari Keluarga Miskin yang bertempat tinggal di desa Air Meles Bawah yang berjumlah 75 orang
ibu.
Sample yang digunakan adalah minimal sample, yaitu sebesar 43 orang ibu.
4.4. PENGUMPULAN DATA
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder, yaitu: a. Data primer
Data ini didapat dengan cara wawancara secara terpimpin dan pengamatan langsung terhadap responden yang memenuhi kriteria berpedoman kepada kuesioner yang telah disusun.
b. Data sekunder
Berupa data-data yang diperoleh dari para petugas kesehatan dan kecamatan di wilayah setempat.
4.5. CARA PENGOLAHAN DATA
Semua data yang diperoleh, dicatat, diolah secara manual lalu disusun ke dalam tabel sesuai dengan penelitian
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.6. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Penelitian ini berlokasi di Desa Air Meles Bawah , yang termasuk ke dalam wilayah kerja Puskesmas Perumnas, yang secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Curup Timur, Kabupaten Rejang Lebong,. Wilayah kerja Puskesmas Perumnas terdiri atas 6 dusun.
Desa Air Meles Bawah
Adapun batas-batas wilayah kerja Desa Air Meles Bawah adalah :
• Batas utara berbatasan dengan wilayah kerja BTN
• Batas selatan berbatasan dengan wilayah kerja Air Bang
• Batas barat berbatasan dengan wilayah kerja Talang Rimbo
• Batas timur berbatasan dengan wilayah kerja Sukaraja
Luas wilayah Air Meles Bawah 403 km2, dengan jumlah penduduk pria :587 jiwa , penduduk wanita: 500 jiwa. Dengan jumlah kepala keluarga: 217 KK yang dengan mata pencaharian sebagian besar adalah: wiraswasta dan petani, dan sebagian kecil adalah dagang. Dan rata- rata penduduknya beragama Islam.
4.7. HASIL PENELITIAN
• USIA RESPONDEN
Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan usia ibu Usia ibu (tahun) Jumlah Persentase
15-21 18 41,86
21-35 13 30,23
>35 12 27,91
JUMLAH 43 100