• Tidak ada hasil yang ditemukan

173264443 Aldehid Dan Keton

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "173264443 Aldehid Dan Keton"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Reduksi Aldehid dan Keton Reduksi Aldehid dan Keton

Kata Kunci:

Kata Kunci: aldehidaldehid,, ketonketon,, reduksireduksi

Ditulis oleh

Ditulis oleh Jim Clark Jim Clark  pada 02-11-2007 pada 02-11-2007

Halaman ini menjelaskan tentang reduksi aldehid dan keton dengan dua agen Halaman ini menjelaskan tentang reduksi aldehid dan keton dengan dua agen  pereduksi yang mirip, yaitu litium tetrahidridaluminat(III) (juga dikenal sebagai  pereduksi yang mirip, yaitu litium tetrahidridaluminat(III) (juga dikenal sebagai

litium aluminium hidrida) dan natrium tetrahidridborat(III) (natrium borohidrida). litium aluminium hidrida) dan natrium tetrahidridborat(III) (natrium borohidrida). Dasar-dasar reaksi

Dasar-dasar reaksi Agen-agen pereduksi Agen-agen pereduksi

Meskipun kedua agen pereduksi yang digunakan memiliki nama

Meskipun kedua agen pereduksi yang digunakan memiliki nama yang cukupyang cukup rumit, namun struktur dari kedua agen pereduksi ini sangat sederhana. Pada rumit, namun struktur dari kedua agen pereduksi ini sangat sederhana. Pada masing-masing pereduksi ada empat hidrogen ("tetrahidrid") mengelilingi masing-masing pereduksi ada empat hidrogen ("tetrahidrid") mengelilingi aluminium atau boron pada sebuah ion negati

aluminium atau boron pada sebuah ion negatif (ditunjukkan dengan akhiran "at"f (ditunjukkan dengan akhiran "at"  pada namanya).

 pada namanya).

Angka romawi "(III)" menunjukkan bilangan oksidasi dari

Angka romawi "(III)" menunjukkan bilangan oksidasi dari aluminium atau boron,aluminium atau boron, dan sering tidak dituliskan karena

dan sering tidak dituliskan karena unsur-unsur ini memang hanya menunjukkanunsur-unsur ini memang hanya menunjukkan  bilangan oksidasi +3 dalam senyawa-senyawanya. Olehny

 bilangan oksidasi +3 dalam senyawa-senyawanya. Olehnya itu pada penjelasana itu pada penjelasan selanjutnya angka romawi (III) tidak lagi dituliskan.

selanjutnya angka romawi (III) tidak lagi dituliskan. Rumus molekul untuk kedua agen pereduksi ini masi

Rumus molekul untuk kedua agen pereduksi ini masing-masing adalah LiAlHng-masing adalah LiAlH44

dan NaBH dan NaBH44..

Strukturnya ditunjukkan pada gambar berikut: Strukturnya ditunjukkan pada gambar berikut:

Pada masing-masing ion negatif, salah satu dari ikatan-ikat

Pada masing-masing ion negatif, salah satu dari ikatan-ikat an yang ada adalahan yang ada adalah ikatan kovalen kordinat (kovalen datif)

ikatan kovalen kordinat (kovalen datif) yang menggunakan pasangan elektronyang menggunakan pasangan elektron  bebas pada sebuah ion hidrogen

 bebas pada sebuah ion hidrogen (H(H--) untuk membentuk sebuah ikatan dengan) untuk membentuk sebuah ikatan dengan sebuah orbital kosong pada aluminium atau

sebuah orbital kosong pada aluminium atau boron.boron. Reaksi secara keseluruhan

Reaksi secara keseluruhan

Re

(2)

Untuk reduksi aldehid, produk organik yang diperoleh akan sama per

Untuk reduksi aldehid, produk organik yang diperoleh akan sama per sis baik agensis baik agen  pereduksi yang digun

 pereduksi yang digunakan adalah litium tetrahidridoaluminat atau natriumakan adalah litium tetrahidridoaluminat atau natrium tetrahidriborat.

tetrahidriborat.

Sebagai contoh, reduksi etanal akan menghasilkan etanol: Sebagai contoh, reduksi etanal akan menghasilkan etanol:

Perlu diperhatikan bahwa persamaan reaksi di atas

Perlu diperhatikan bahwa persamaan reaksi di atas adalah persamaan yangadalah persamaan yang disederhanakan. [H] menunjukkan “atom hidrogen dari sebuah

disederhanakan. [H] menunjukkan “atom hidrogen dari sebuah agen pereduksi”.agen pereduksi”. Secara umum, reduksi sebuah aldehid akan menghasilkan sebuah

Secara umum, reduksi sebuah aldehid akan menghasilkan sebuah alkohol prialkohol pri memer r ..

Re

Reduksi duksi keton keton 

Pada reduksi keton, produk yang dihasilkan tetap

Pada reduksi keton, produk yang dihasilkan tetap sama untuk kedua agensama untuk kedua agen  pereduksi.

 pereduksi.

Sebagai contoh, reduksi propanon akan menghasilkan propan-2-ol: Sebagai contoh, reduksi propanon akan menghasilkan propan-2-ol:

Reduksi sebuah keton akan menghasilkan sebuah

Reduksi sebuah keton akan menghasilkan sebuah alkalk ohol seohol sekuku nder nder .. Rincian reaksi

Rincian reaksi

Litium tetrahidridaluminat (litium aluminium hidrida) sebagai agen Litium tetrahidridaluminat (litium aluminium hidrida) sebagai agen pereduksi

pereduksi

Litium tetrahidridaluminat jauh lebih reaktif dibanding natrium tetrahidridborat. Litium tetrahidridaluminat jauh lebih reaktif dibanding natrium tetrahidridborat. Agen pereduksi ini bereaksi hebat dengan air dan alkohol, sehingga setiap reaksi Agen pereduksi ini bereaksi hebat dengan air dan alkohol, sehingga setiap reaksi yang menggunakan litium tetrahidridaluminat tidak boleh melibatkan pelarut air yang menggunakan litium tetrahidridaluminat tidak boleh melibatkan pelarut air maupun alkohol.

maupun alkohol.

Reduksi keton biasanya dilakukan dalam larutan dalam sebuah eter yang Reduksi keton biasanya dilakukan dalam larutan dalam sebuah eter yang

dikeringkan dengan hati-hati seperti etoksietana (dietil eter). Reaksi terjadi pada dikeringkan dengan hati-hati seperti etoksietana (dietil eter). Reaksi terjadi pada suhu kamar, dan berlangsung dalam dua tahapan terpisah.

suhu kamar, dan berlangsung dalam dua tahapan terpisah. Pada tahap pertama, sebuah garam

Pada tahap pertama, sebuah garam yang mengandung ion aluminium kompleksyang mengandung ion aluminium kompleks terbentuk. Persamaan-persamaan reaksi berikut menunjukkan apa yang terjadi jika terbentuk. Persamaan-persamaan reaksi berikut menunjukkan apa yang terjadi jika

(3)

digunakan aldehid atau keton sederhana yang umum. R dan R’ bisa berupa kombinasi dari hidrogen atau gugus alkil.

Produk yang terbentuk selanjutnya diperlakukan dengan asam encer (seperti asam sulfat encer atau asam hidroklorat encer) untuk melepaskan alkohol dari ion

kompleks.

Alkohol yang terbentuk bisa direcovery dari campuran dengan metode distilasi fraksional.

Natrium tetrahidridborat (natrium borohidrida) sebagai agen pereduksi  Natrium tetrahidridborat merupakan sebuah reagen yang lebih lemah (sehingga

lebih aman) dibanding litium tetrahidridaluminat. Reagen ini bisa digunakan dalam larutan dalam alkohol atau bahkan larutan dalam air –  selama larutan itu  bersifat basa.

Kami sedikit menemukan kendala dalam menjelaskan kondisi-kondisi reaksi untuk agen pereduksi ini, karena agen pereduksi ini digunakan dengan berbagai cara yang berbeda-beda. Rincian praktis yang ditemukan di berbagai situs

universitas sangat bervariasi, dan tidak harus sesuai dengan sumber teori yang ada.

Berikut kami memilih salah satu dari berbagai metode yang ada. Kami memilih kondisi reaksi berikut utamanya karena kami berpikir bahwa kami memahami  proses yang berlangsung.

Padatan natrium tetrahidridborat dimasukkan ke dalam sebuah larutan aldehid atau keton dalam sebuah alkohol seperti metanol, etanol atau propan-2-ol. Campuran ini bisa dipanaskan di bawah refluks atau dibiarkan beberapa waktu  pada suhu kamar. Prosedur yang dipilih berbeda-beda tergantung pada sifat-sifat

aldehid atau keton.

Pada akhir prosedur, terbentuk sebuah kompleks yang mirip dengan kompleks yang terbentuk jika digunakan agen pereduksi litium tetrahidridaluminat.

(4)

Pada tahap-kedua reaksi, air ditambahkan dan campuran dididihkan untuk melepaskan alkohol dari kompleks yang terbentuk.

Alkohol kembali terbentuk dan bisa direcovery dari campuran dengan metode distilasi fraksional.

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/sifat_senyawa_organik/aldehid_dan_keton/reduksi_aldehid_  dan_keton/

laporan Aldehid-Keton Kimia Organik

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam dunia kefarmasian, kita akan di pertemukan dengan berbagai macam larutan, dan salah satu dari sekian banyak larutan tersebut adalah aldehid dan keton. Karena mempunyai gugus fungsi yang sama, maka dalam banyak hal, kedua senyawa ini mempunyai sifat yang sama terutama sifat fisiknya.

Salah satu cara sederhana untuk membedakan antara aldehid dan keton adalah  berdasarkan reaksi oksidasi reduksi, dimana keton tidak mudah di oksidasi (bukan

tidak mungkin) dan aldehid dapat dengan mudah dioksidasi menjadi asam karboksilat.

Garam permanganate dan dikromat merupakan bahan pengoksidasi yang banyak digunakan. Zat pengoksidasi yang lain yang sangat l embut dan sering di gunakan adalah Ag+ (pereaksi tollens) atau Cu++ (pereaksi fehing).

Reaksi positif yang dapat teramati dari terbentuknya logam Ag yang melekat pada dinding tabung reaksi (reaksi cermin perak) dan endapan Cu2O yang berwarna merah bata dengan hasil reaksi reduksi.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari praktikum ini adalah :

1. Apa perbedaan antara aldehid dan keton jika di larutkan dalam air?

2. Apa perbedaan antara aldehid dan keton jika di reaksikan dengan KMnO4? 3. Apa perbedaan antara aldehid dan keton jika di reaksikan dengan AgNO3 dan  NH4OH (pereaksi tollens)?

(5)

4. Apa perbedaan antara aldehid dan keton jika di reaksikan dengan fehling A + fehling B?

C. Maksud Praktikum

Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk membedakan antara aldehid dan keton berdasarkan reaksi-reaksi kimia.

D. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:

1. untuk mengetahui kelarutan aldehid dan keton dalam air 2. untuk mengetahui reaksi aldehid keton dengan KMnO4

3. untuk mengetahui reaksi aldehid keton dengan AgNO3 dan NH4OH (pereaksi tollens)

4. untuk mengetahui reaksi aldehid dan keton dengan fehling A + fehling B E. Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah:

1. Kita dapat membedakan kelarutan aldehid dan keton dalam air

2. Kita dapat membedakan antara aldehid dan keton jika di reaksikan dengan KMnO4

3. Kita dapat membedakan antara aldehid dan keton jika di reaksikan dengan AgNO3 dan NH4OH (pereaksi tollens)

4. Kita dapat membedakan antara aldehid dan keton jika di reaksikan dengan fehling A + fehling B

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Teori Umum

Aldehid dan keton merupakan senyawa organik yang mengandung gugus karbonil (C - O). Rumus umum struktur aldehid dan keton seperti tertulis di bawah ini dengan R adalah alkil.

O O

R-C-R R-C-R

Banyak aldehid dan keton mempunyai bau khas yang membedakannya. Umumnya aldehid berbau merangsang dan keton berbau harum. Mi salnya, transnamaldehida adalah komponen utama minyak kayu manis dan enantiomer-enantiomer karbon yang menimbulkan bau jintan dan tumbuhan permen

(Fessenden : 1986).

Sifat fisis dari aldehid dan keton, gugus karbonil terdiri dari sebuah atom karbon Sp2 yang dihubungkan ke sebuah atom oksigen oleh sebuah ikatan si gma dan sebuah ikatan pi. Ikatan-ikatan sigma gugus karbonil terletak dalam suatu bidang dengan sudut ikatan kira-kira 120o C di sekitar karbon Sp2. Ikatan pi yang

menghubungkan C dan O terletak di atas dan di bawah bidang ikatan-ikatan sigma tersebut. Gugus karbonil bersifat polar, dengan elektron-elektron dalam ikatan sigma dan terutama elektron-elektron dalam ikatan pi, ter tarik ke oksigen yang lebih elektronegatif. Oksigen gugus karbonil mempunyai dua pasang elektron

(6)

menyendiri. Semua sifat-sifat struktural ini kedataran, ikatan pi, polaritas dan adanya elektron menyendiri, mempengaruhi sifat dan kereaktifan gugus karbonil (Fessenden : 1990).

Aldehid dan keton dapat membentuk ikatan hidrogen antar molekul, karena tidak ada gugus hidroksil dan dengan demikian titik didihnya menjadi lebih rendah dari alkohol padanannya. Tetapi aldehid dan keton tarik menarik melalui interaksi antara polar-polar, sehingga titik didihnya menjadi lebih tinggi dibanding alkana  padanannya

(Wilbraham, 1992:152).

Ciri polar gugus karbonil memberikan petunjuk untuk mengerti sifat kimia senyawa karbonil. Atom karbon gugus karbonil adalah ujung positif dipol dan atom oksigen adalah ujung negatif. Nukleofil mengadisi pada atom karbon karbonil, dan elektrofil mengadisi pada atom oksigen karbonil

(Pine, 1988:56).

Formaldehida suatu gas tak berwarna, mudah larut dalam air. Larutan 40 % dalam air dinamakan formalin yang digunakan dalam pengawetan cairan dan jaringan. Formaldehida juga digunakan dalam pembuatan resin sintetik. Polimer dari

formaldehida, yang disebut para formaldehida, juga digunakan sebagai antiseptik dan insektisida

(Petrucci, 1999:45).

Aldehid dan keton dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air yang  polar. Anggota deret yang rendah, yaitu formaldehida, asetaldehida dan aseton

yang bersifat larut dalam air dalam segala perbandingan. Aldehida bersifat netral, suku-suku dengan 4 karbon tak larut dalam H2O berbau tajam dan enak, tetapi yang mengandung 8-12 karbon dalam larutan encer baunya seper ti bunga dan di dalam industri wangi-wangian. Aldehid dan keton bersifat netral. Siku-siku yang rendah larut dalam air dan pelarut organik. Siku yang lebih dari 4c akan tid ak larut dalam air. Aldehid-aldehid yang rendah seperti formaldehida dan

asetaldehida berbau tidak sedap dan menyengat. Sedangkan aldehid yang berantai  panjang dalam larutan encer baunya seperti bunga (Riawan, 1989:70).

Ada beberapa perbedaan antara aldehida dan keton pada sifat dan struktur yang mempengaruhinya, yaitu

(Anonim, 2011) :

a. Aldehid sangat mudah dioksidasi, sedangkan keton sukar untuk beroksidasi.  b. Aldehid biasanya lebih reaktif dari keton, terhadap suatu reagen yang sama. Hal

ini disebabkan karena atom karbonil dari aldehida kurang dilindungi dibandingkan keton.

c. Aldehida jika teroksidasi akan menghasilkan asam karboksilat dengan jumlah atom yang sama tetapi untuk keton tidak, dikarenakan pada keton sering

mengalami pemutusan ikatan yang menghasilkan 2 ikatan asam karboksilat dengan jumlah atom karbon dari keton mula-mula (akibat putusnya ikatan

karbon). Keton siklik menghasilkan asam karboksilat dengan jumlah atom karbon yang sama banyak. Jadi perbedaan kereaktifan antara aldehid dan keton dengan oksidator dapat digunakan untuk membedakan kedua senyawa tersebut.

(7)

1. Aquadest (Ditjen POM, FI III. 1979 : 96)  Nama resmi : AQUA DESTILLATA

 Nama lain : Air suling RM / BM : H2O / 18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,tidak mempunyai rasa. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sebagai pereaksi

2. AgNO3 0,2 N (Ditjen POM, FI III. 1979 : 97)  Nama resmi : ARGENTII NITRAS

 Nama lain : Perak nitrat RM/BM : AgNO3 / 169,87 Rumus struktur : O

Ag –  N –  O O

Pemerian : Hablur transparan atau serbuk hablur putih,tidak berbau, menjadi gelap  jika kena cahaya.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larut dalam etanol (95%) P. Kegunaan : Antiseptikum ekstern, kaostikum.

3. Aseton (Ditjen POM, FI IV. 1995 : 27)  Nama Resmi : ACETONIUM

 Nama Lain : Aseton

RM / BM : CH3COCH3 / 58,08 Rumus molekul : CH3 –  C –  CH3 O

Pemerian : Cairan jenih tidak berwarna, bau khas, mudah terbakar. Penyimpanan : Dapat bercampur dengan air, etanol dan eter

Kegunaan : sampel untuk keton

4. Formaldehid (Ditjen POM, FI III. 1979 : 259)  Nama resmi : FORMALDEHYDI SOLUTIO  Nama lain : Formalin

RM / BM : CH2O / 30,03 O

Rumus struktur : H – C H

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna atau hampir tidak berwarna, bau

menusuk, uap merangsang selaput lender hidung dan te nggorokan. Jika disimpan di tempat dingin dapat menjadi keruh.

Kelarutan : Dapat dicampur dengan air dan dengan etanol (95 %) P. Kegunaan : Sebagai sampel untuk aldehid

5. KMnO4 0,1 N( Ditjen POM, FI III. 1979 : 330 )  Nama resmi : KALII PERMANGANAS

(8)

 Nama lain : Kalium Permanganat RM / BM : KMnO4 / 158,03 Rumus struktur : O

O –  KMn –  O O

Pemerian : Hablur mengkilap, ungu tua atau hamper hitam, tidak berbau, rasa manis atau sepat.

Kelarutan : Larut dalam 16 bagian air, mudah larut dalam a ir mendidih. Kegunaan : Antiseptikum ekstern.

6. NH4OH 0,5 N (Ditjen POM, FI III. 1979 : 86)  Nama resmi : AMMONIA

 Nama lain : Amonia

RM / BM : NH4OH / 35,05 Rumus struktur : H

H –  N –  OH H

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas menusuk kuat. Kelarutan : Mudah larut dalam air.

Kegunaan : Zat tambahan.

7. Pereaksi Fehling (Ditjen POM, FI III, 1979 : 692) Fehling A : CuSO4 dalam H2SO4

Fehling B : Kalium Natrium Tartrat dalam NaOH Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : Sebagai pereaksi

C. Prosedur Kerja (Anonim : 2011) A. 1. siapkan 2 tabung reaksi

2. tabung (1) di isi dengan 0,5ml formaldehid dan tabung ke 2 diisi dengan 0,5ml aseton

3. Perhatikan warna dan baunya

4. Selanjutnya tambahkan setetes demi tetes air dan kocok (+ 10 tetes) 5. Catat pengamatan saudara (larutan jangan dibuang)

B. 1. Ambil larutan A diatas

2. tiap tabung ditambah 1 –  2 tetes KMnO4 0,1N 3. perhatikan warna KMnO4 tersebut

4. catat pengamatan saudara C. 1. Siapkan 2 tabung reaksi

2. masing-masing diisi dengan tabung reaksi 1ml AgNO3 0,1N

3. tambahkan setetes demi tetes NH4OH 0,5 N sampai endapan yang terbentuk larut kembali (NH4OH Berlebih = pereaksi tollens)

4. kedalam tabung (1) ditambahkan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5 ml aseton

5. panaskan beberapa menit dalam penangas air D. 1. Siapkan 2 buah tabung reaksi

(9)

2. masing-masing di isi dengan 1 ml arutan fehling A dan 1 ml larutan fehling B 3. kedalam tabung (1) tambahkan 0,5ml formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5 ml asetin kocok

4. panaskan beberapa menit di atas penangas air

5. perhatikan perubahan yang terjadi, dan catat pengamatan saudara. BAB III

KAJIAN PRAKTIKUM A. Alat

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tabung reakai, rak tabung,  pipet tetes, gelas piala, dan lampu spirtus.

B. Bahan

Adapun bahan yang di gunakan pada praktikum ini adalah aquadest, Aseton, formaldehid, KMnO4, AgNO3, NH4OH fehling A dan Fehling B.

C. Cara Kerja

A. Kelarutan dalam air

Pertama tama disiapkan 2 tabung reaksi, pada tabung (1) di isi dengan 0,5ml formaldehid dan pada tabung ke 2 diisi dengan 0,5ml aseton. diPerhatikan warna dan baunya. Selanjutnya di tambahkan setetes demi tetes ai r dan dikocok (+ 10 tetes) di Catat pengamatan dan larutan jangan dibuang

B. Reaksi dengan KMnO4

Pertama-tama disiapkan 1 tabung reaksi, kemudian di Ambil larutan A diatas kemudian ditambahkan 1 –  2 tetes KMnO4 0,1N. kemudian di perhatikan warna KMnO4 tersebut, di catat hasil pengamatan.

C. Reaksi dengan pereaksi tollens

Pertama-tama diSiapkan 2 tabung reaksi, masing-masing tabung diisi dengan 1ml AgNO3 0,1N. kemudian di tambahkan setetes demi tetes NH4OH 0,5 N sampai endapan yang terbentuk larut kembali (NH4OH Berlebih = pereaksi tollens). dalam tabung (1) ditambahkan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2) di tambahkan dengan 0,5 ml aseton. dipanaskan beberapa menit dalam penangas air.

Dipehatikan dan di catat perubahan yang terjadi. D. Reaksi dengan fehling

Pertama-tama di Siapkan 2 buah tabung reaksi, masing-masing tabung di isi dengan 1 ml arutan fehling A dan 1 ml larutan fehling. kedalam tabung (1) ditambahkan 0,5ml formaldehid dan pada tabung (2) dengan 0,5 ml asetin, kemudian kocok. dipanaskan beberapa menit di atas penangas air. diperhatikan dan dicatat perubahan yang terjadi.

BAB IV

KAJIAN HASIL PRAKTIKUM A. Hasil Praktikum

1. Tabel Hasil pengamatan A. Kelarutan dalam air

(10)

Zat Warna Bau Kelarutan dalam air

Formaldehid Putih, setelah dilarutkan warnanya tetap Menyengat Larut

Aseton Bening, setelah dilarutkan warnanya berubah menjadi putih alkohol Larut

B. Kelarutan dalam KMnO4 Zat Perubahan warna KMnO4

Formaldehid Putih menjadi endapan coklat tua Aseton Putih berubah warna menjadi merah anggur C. Kelarutan dalam pereaksi tollens

Zat Pereaksi tollens

Formaldehid Perak, setelah dipanaskan menjadi endapan cermin perak Aseton Putih kecoklatan, setelah dipanaskan tidak terjadi perubahan D. Kelarutan dalam fehling

Zat Pereaksi fehling

Formaldehid Biru tua, setelah di panaskan membentuk endapan merah bata Aseton Biru tua, setelah dipanaskan tidak terjadi perubahan

2. Reaksi

A. Kelarutan dalam air B. Kelarutan dalam KMnO4 O

H –  C –  H + KMnO4 3 H –  C –  OH + 2MnO4 + H2O OH

O

CH3 –  C –  CH3 + KMnO4 tidak bereaksi C. Kelarutan dalam pereaksi tollens

O O

H –  C –  H + [Ag(NH3)2]+ 2Ag+ + H – C – ONH4 + H2O +3NH3 O

CH3 –  C –  CH3 + [Ag(NH3)2]+ tidak bereaksi D. Kelarutan dalam Fehling

O O

H –  C –  H + Cu2+ OH H –  C –  O + Cu2O + 3H2O O O

CH3 –  C –  CH3 + Cu2+ OH CH3 –  C –  CH2O + Cu2O + 3H2O B. Pembahasan

Aldehid dan keton merupakan isomer gugus fungsi, keduanya mempunyai gugus yang sama,yaitu gugus karbonil,( CO ), perbedaannya, pada aldehida bila tangan aton karbon gugus karbonil yang satu mengikat gugus alkil dan tangan lain

mengikat atom hydrogen. Sedangkan pada keton, kedua tangan atom karbon mengikat gugus alkil.

(11)

Formaldehida merupakan aldehida yang paling banyak di produksi dan mempunyai banyak kegunaan, salah satu kegunaannya yaitu untuk membuat formalin, yang digunakan untuk pengawetan, tapi tidak untuk mengawetkan makanan.

Keton yang paling banyak penggunaanya adalah propanon, yang dalam dunia  perdagangan dan kehidupan sehari-hari di sebut aseton. Kegunaan utama aseton

adaah sebagai pelarut, khususnya untuk zat-zat yang kurang polar dan non polar. Dan juga biasanya di gunakan untuk pembersih pewarna kuku.

Pada praktikum kali ini kita akan melihat kelarutan aldehid, yang mana pada  praktikum ini di gunakan formaldehid dan keton, atau aseton pada air, reaksi

aldehid dan keton dengan KMnO4, pereaksi tollens, dan pereaksi fehling.

Formaldehid larut dalam air,warnanya tetap, tidak terjadi perubahan sebelum dan setelah di larutkan dalam air, menimbulkan bau yang menyengat. Aseton juga larut dalam air, berwarna bening sebelum di larut dalam air, setelah di larutkan dalam air berubah menjadi putih, menimbulkan bau yang seperti bau alcohol. Formaldehid jika di reaksikan dengan KMnO4 akan menimbulkan perubahan warna, yang sebelumnya berwarna putih, berubah menjadi endapan coklat tua. Begitupun dengan aseton, yang awalnya berwarna putih, berubah menjadi warna merah anggur (Ungu).

Formaldehid jika di reaksikan dengan pereaksi tollens (AgNO3 dan NH4OH) menghasikan warna perak, yang jika dipanaskan akan membentuk endapan cermin perak. Sedangkan aseton jika di reaksikan dengan pereaksi tollens menghasilkan warna putih kecoklatan. Yang jika di panaskan tidak terjadi  perubahan.

Formaldehid jika direaksikan dengan pereaksi fehling akan menghasilkan warna  biru tua, yang jika dipanaskan akan membentuk endapan merah bata. Sedangkan

aseton jika direaksikan dengan pereaksi fehling juga akan menghasilkan warna  biru tua yang jika dipanaskan tidak terjadi perubahan.

KMnO4 digunakan dalam praktikum ini karena KMnO4 merupakan oksidator yang kuat. Pereaksi Tollens digunakan dalam praktikum ini untuk melihat

 perubahan yang terjadi pada hasil reaksi dengan formaldehid yang menghasilkan cermin perak pada dinding tabung, sedangkan pada reaksi dengan aseton tidak menghasilkan cermin perak pada dinding tabung. Sehingga percobaan pereaksi tollens biasa disebut dengan reaksi cermin perak. Aseton tidak dapat mem bentuk cermin perak Karena aseton tidak mempunyai atom hidrogen yang terikat pada gugus karbon. Kedua tangan gugus karbonnya sudah mengikat dua gugus alkil sehingga aseton tidak mengalami oksidasi ketika ditambah pereaksi tollens dan dipanaskan. Pada Formaldehid oksidasi terjadi dengan mudah karena ketiganya lebih reaktif.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari praktikum di atas dapat di peroleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Formaldehid dan aseton sama-sama larut dalam air, yang berbeda hanya bau yang di hasilkan dan perubahan warnanya

(12)

2. jika direaksikan dengan KMnO4 ,Formaldehid mengalami perubahan yaitu dari  putih menjadi endapan coklat tua. Dan aseton dari warna putih berubah menjadi

merah anggur (Ungu)

3. jika direaksikan dengan pereaksi tollens, formaldehid berubah warna menjadi warna perak yang jika di panaskan akan membentuk endapan cermin perak. Sedangkan aseton juga mengalami perubahan warna menjadi putih kecoklatan yang jika di panaskan tidak mengalami perubahan.

4. Jika direaksikan dengan pereaksi fehling, formaldehid mengalami perubahan warna menjadi biru tua, yang jika dipanaskan membentuk endapan merah bata  bandingkan aseton juga mengalami perubahan warna menjadi biru tua, tapi jika di  panaskan tidak mengalami perubahan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Penuntun Praktikum KIMIA ANALISIS FARMASI. Universit as Muslim Indonesia : Makassar

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI : Jakarta Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI : Jakarta Hart, Harold. 1990. Kimia Organik. Erlangga : Jakarta

Petrucci, Ralph. 1989. Kimia Dasar. Erlangga : Jakarta

Staley, Dennis. 1992. Penuntun Belajar untuk Kimia Organik. Ha yati : Bandung Sudarmo, Unggul. 2006. Analisis Kimia : Phibeta : Jakarta

Fessenden. 1997. Analisis Kimia Kualitatif. Erlangga : Jakarta

http://rv-reskisari.blogspot.com/2011/05/laporan-aldehid-keton-kimia-organik.html

Laporan Aldehid dan Keton

LAPORAN

REAKSI ALDEHID DAN KETON

KIMIA ORGANIK

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kimia Organik

(13)

Eka Franciska Indra Mulyani 31109011

Farmasi 2A

PRODI FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA

2011 A. Judul Praktikum

Reaksi Aldehid dan Keton

B. Tujuan Praktikum

Mahasiswa mampu mengetahui perubahan dan reaksi reduksi yang terjadi pada aldehida dan keton.

C. Dasar Teori

Salah satu gugus fungsi yang kita yaitu aldehid. Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen. Nama IUPEC dari aldehida diturunkan dari alkana dengan mengganti akhiran “ana“ dengan “al“. Nama umumnya didasarkan nama asam karboksilat ditambahkan dengan akhiran dehida (Petrucci, 1987).

(14)

Aldehid dinamakan menurut nama asam yang mempunyai jumlah atom C sama pada nama alkana yang mempunyai jumlah atom sama. Pembuatan aldehida adalah sebagai berikut: oksidasi alkohol primer, reduksi klorida asam, dari glikol, hidroformilasi alkana, reaksi Stephens dan untuk pembuatan aldehida aromatik (Fessenden, 1997).

Salah satu reaksi untuk pembuatan aldehid adalah oksidasi dari alkohol  primer. Kebanyakan oksidator tak dapat dipakai karena akan mengoksidasi aldehidnya menjadi asam karboksilat. Oksidasi khrompiridin komplek seperti  piridinium khlor kromat adalah oksidator yang dapat merubah alkohol primer

menjadi aldehid tanpa merubahnya menjadi asam karboksilat (Petrucci, 1987). Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil, dua gugus alkil, atau sebuah alkil. Keton  juga dapat dikatakan senyawa organik yang karbon karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon lainnya. Keton tidak mengandung atom hidrogen yang terikat  pada gugus karbonil (Wilbraham, 1992).

Pembuatan keton ynag paling umum adalah oksidasi dari alkohol sekunder. Hampir semua oksidator dapat dipakai. Pereaksi yang khas antara lain khromium oksida (CrO3), phiridinium khlor kromat, natrium bikhromat

(Na2Cr 2O7) dan kalium permanganat (KMnO4) (Respati, 1986).

Reaksi-reaksi pada aldehida dan keton adalah reaksi oksidasi dan reaksi reduksi. Reaksi oksidasi untuk membedakan aldehida dan keton. Aldehid mudah sekali dioksidasi, sedangkan keton tahan terhadap oksidator. Aldehida dapat dioksidasi dengan oksidator yang sangat lemah. Sedangkan reaksi reduksi terbagi menjadi tiga bagian yaitu reduksi menjadi alkohol, reduksi menjadi hidrokarbon dan reduksi pinakol (Wilbraham, 1992).

Sifat-sifat fisik aldehid dan keton, karena aldehid dan keton tidak mengandung hidrogen yang terikat pada oksigen, maka tidak dapat terjadi ikatan hidrogen seperti pada alkohol. Sebaliknya aldehid dan keton adalah polar dan dapat membentuk gaya tarik menarik elektrostatik yang relatif kuat antara

(15)

molekulnya, bagian positif dari sebuah molekul akan tertarik pada bagian negatif dari yang lain (Fessenden, 1997).

Aldehid dan keton bereaksi dengan berbagai senyawa, tetapi pada umumnya aldehid lebih reaktif dibanding keton. Kimiawan memanfaatkan kemudahan oksidasi aldehid dengan mengembangkan beberapa uji untuk mendeteksi gugus fungsi ini (Willbraham, 1992).

Uji Tollen merupakan salah satu uji yang digunakan untuk membedakan mana yang termasuk senyawa aldehid dan mana yang termasuk senyawa keton. Selain dengan menggunakan Uji Tollen untuk membedakan senyawa aldehid dan keton dapat juga menggunakan Uji Fehling dan Uji Benedict. Aldehid lebih mudah dioksidasi dibanding keton. Oksidasi aldehid menghasilkan asam dengan  jumlah atom karbon yang sama ( Hart, 1990).

Hampir setiap reagensia yang mengoksidasi alkohol juga dapat mengoksidasi suatu aldehid. Pereaksi tollens, pengoksidasi ringan yang digunakan dalam uji ini, adalah larutan basa dari perak nitrat. Larutannya jernih dan tidak  berwarna. Untuk mencegah pengendapan ion perak sebagi oksida pada suhu

tinggi, maka ditambahkan beberapa tetes larutan amonia.

Amonia membentuk kompleks larut air dengan ion perak

(Willbraham,1992).

Pereaksi Tollens sering disebut sebagai perak amoniakal, merupakan campuran dari AgNO3 dan amonia berlebihan. Gugus aktif pada pereaksi tollens adalh Ag2O yang bila tereduksi akan menghasilakan endapan perak. Endapan perak ini akan menempel pada tabung reaksi yang akn menjadi cermin perak. Oleh karena itu Pereaksi Tollens sering juga disebut pereaksi c ermin perak (Sudarmo, 2006).

Aldehid dioksidasi menjadi anion karboksilat, ion Ag+ dalam reagensia Tollens direduksi menjadi logam Ag. Uji positf ditandai dengan terbentuknya cermin perak pada dinding dalam tabung reaksi.Reaksi dengan pereaksi Tollens mampu mengubah ikatan C-H pada aldehid menjadi ikatan C-O. Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton selanjutnya keton tidak dapat dioksidasi

(16)

lagi dengan menggunakan pereaksi Tollens. Hal ini disebabkan karena keton tidak mempunyai atom hidrogen yang menempel pada atom karbon karbonil. Keton hanya dapat dioksidasi dengan keadaan reaksi yang lebih keras dibandingkan dengan aldehid. Ikatan antara karbon karbonil dan salah satu karbonnya putus, memberikan hasil-hasil oksidasidengan jumlah atom karbon yang lebih sedikit daripada bahan keton asalnya. Kekecualian adalah dalam oksidasi keton siklik, karena jumlah atom karbonnya tetap sama. Misalnya, sikloheksanon dioksidasi secar besar-besaran menjadi asam dipat, bahan kimia pentinh dalam pembuatan  Nylon.

D. Alat dan Bahan 1. Alat

Tabung reaksi Pipet volume Bola penghisap

Erlenmeyer/ beaker glass Kapas

2. Bahan Acetaldehide

Perak Nitrat (AgNO3)

 Natrium Karbonat (Na2CO3) 10%  Natrium Hidroksida (NaOH) 10%  Natrium Hidrosulfit (NaHSO4)

Larutan fehling Aceton

(17)

E. Prosedur Kerja 1. Acetaldehide

a. Reduksi larutan Perak Amonikal

 Masukkan 1 ml larutan acetaldehyde kedalam tabung reaksi

 Tambahkan 4 tetes larutan perak amonikal, kocok

 Panaskan dalam beaker glass yang sudah berisi aquades 20-25 ml dengan suhu

70oC. Amati perubahannya

 Ulangi percobaan sekali lagi.

 b. Reduksi Larutan Fehling

 Masukkan 1 ml acetaldehyde pada tabung reaksi

 Tambahkan 2 tetes larutan fehling, kocok larutan tersebut

 Kemudian panaskan (seperti halnya pada percobaan A), Amati perubahannya

 Jika perubahan yang terjadi tampak kurang jelas, tambahkan larutan NaCO3 10%

sebanyak 5 tetes, Amati perubahannya.

 Ulangi percobaan sekali lagi.

c. Pembuatan Resin (Pendamaran)

 Masukkan 1 ml acetaldehyde ke dalam tabung reaksi

 Tambahkan 1 ml NaOH 10%, tutup menggunakan tissue atau kapas

 Kemudian panaskan dengan menggunakan beaker glass yang sudah di isi

(18)

 Ulangi percobaan sekali lagi.

2. Keton

 Masukkan 1 ml aceton

 Tambahkan 0,5 ml NaHSO4 pekat ke dalam tabung reaksi, kocok. Amati

 perubahan yang terjadi.

 Kemudian panaskan larutan terssebut ( seperti pada percobaan aldehide)

 Selanjutnya dinginkan, amati perubahan yang terjadi.

 Ulangi percobaan sekali lagi.

F. Data Hasil Pengamatan

No. Reaksi Hasil

1.

1 ml acetaldehyde + 4 tetes perak amonikal + pemanasan

Terdapat larutan bening

dengan bayangan yang

terbalik. 1 ml acetaldehyde + 2 tetes lar fehling

+ pemanasan

Terdapat larutan berwarba hijau dan endapan yang  berwarna coklat

1 ml acetakdehyde + 1 ml NaOH +  pemanasan

Larutan kuning keruh

2. 1 ml aceton + 0,5 ml NaHSO4 pekat + Larutan berwarna bening

(19)

 pemanasan lalu dinginkan karet.

G. Pembahasan

Pada percobaan terhadap asetaldehid ditambahkan dengan pereaksi tollens, lalu larutan ini dipanaskan, dan terjadi perubahan yaitu warna larutan agak keruh abu-abu dan timbal cermin perak pada dinding tabung. Warna larutan berubah menjadi gelap. Dengan munculnya cermin perak pada dinding tabung reaksi pada  percobaan kali ini maka dapat dinyatakan bahwa asetaldehid merupakan salah

satu contoh dari senyawa aldehid.

Aldehid mereduksi ion diamminperak(I) menjadi logam perak. Karena larutan bersifat basa, maka aldehid dengan sendirinya dioksidasi menjadi sebuah garam dari asam karboksilat yang sesuai. Persamaan setengah reaksi untuk reduksi ion diamminperak(I) menjadi perak adalah sebagai berikut:

Ag(NH3)2+ + e- Ag + 2NH3

Menggabungkan persamaan di atas dengan persamaan setengah reaksi dari oksidasi sebuah aldehid pada kondisi basa, yakni

RCHO + 3OH-  RCOO- + 2H2O + 2e

(20)

2Ag(NH3)2+ + RCHO + 3OH- 2Ag + RCOO- + 4NH3+ 2H2O

Pada percobaan Asetaldehid yang direksikan dengan fehling, kemudian dipanaskan dalam penangas selama 2 menit pemanasan dilakukan untuk mempercepat reaksi yang berlangsung . setelah dilakukan pemanasan didapatkan larutan dengan warna hijau dan endapan coklat. Hal tersebut menunjukan teroksidasinya asetaldehid oleh pereaksi fehling, karena asetaldehid termasuk ke dalam asam kuat yang mampu mereduksi larutan fehling. Aldehid mereduksi ion tembaga(II) menjadi tembaga(I) oksida. Karena larutan bersifat basa, maka aldehid dengan sendirinya teroksidasi menjadi sebuah garam dari asam karboksilat yang sesuai. Persamaan untuk reaksi-reaksi ini selalu disederhanakan untuk menghindari keharusan menuliskan ion tartrat atau sitrat pada kompleks tembaga dalam rumus struktur. Persamaan setengah-reaksi untuk larutan Fehling dan larutan Benedict bisa dituliskan sebagai:

2Cu2+(dalam kompleks) + 2OH- + 2e- Cu2O + H2O

Menggabungkan persamaan di atas dengan persamaan setengah reaksi untuk oksidasi aldehid pada kondisi basa yakni :

RCHO + 3OH-  RCOO- + 2H2O + 2e

-akan menghasilkan persamaan lengkap:

(21)

Percobaan menggunakan acetaldehyde yang direaksikan dengan NaOH lalu dilakukan pemanasan menghasilkan warna larutan kuning keruh, hal ini dipengaruhi oleh larutan NaOH yang bersifat elektrolit bereaksi dengan larutan asetaldehid yaitu Senyawa yang dibuat melalui oksidasi etilena dengan bantuan katalis paladium-tembaga, dan setengah dari asetaldehid yang diproduksi dapat dioksidasi menjadi asam asetat.

Pada percobaan aseton yang direaksikan dengan NaHSO4  serta

dilakukanya pemanasan, hal ini dilakukan untuk mempercepat reaksi. Di dapatkan warna larutan bening serta terciumnya bau karet. Hal ini menunjukan adanya  pembentukan ester dari aseton.

H. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapat berdasarkan data hasil pengamatan dan  pembahasan, diantaranya yaitu :

1. Aldehid dan keton adalah atom karbon yang dihubungkan dengan atom oksigen oleh ikatan ganda (dua gugus karbonil)

2. Aldehid adalah senyawa organik yang karbon-karbonilnya (karbon yang terikat  pada oksigen) selalu berikatan dengan paling sedikit satu hidrogen.

Rumus umum aldehid adalah CnH2nO. Keton adalah senyawa organik yang

karbon –  karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon lain.

3. Suatu sampel dapat dikatakan sebagai aldehid apabila direaksikan dengan  pereaksi tollens kemudian dipanaskan akan terbentuk cermin perak pada dinding

(22)

Daftar Pustaka

Hart, Harold. 1990. Kimia Organik . Jakarta : Erlangga.

Willbraham, and Michael S. Matta. 1992. Kimia Organik dan Hayati. Bandung : ITB Staley, Dennis. 1992.  Penuntun Belajar Untuk Kimia Organik dan Hayati. Bandung :

ITB

Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997.  Dasar-dasatr Kimia Organik . Bina Aksara. Jakarta.

Annisafushie. (2009). Aldehi dan Keton. [Online]. Tersedia :

http://annisanfushie.wordpress.com/2009/01/02/aldehid-dan-keton/[29 Mei 2011] Riskaarybuana. (2011). Laporan Kimia. [Online]. Tersedia :

http://riskaarybuana.wordpress.com/tag/laporan-kimia/ [29 Mei 2011].

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/sifat_senyawa_organik/aldehid_dan_keton/oksidasi_aldehid  _dan_keton/ [29 Mei 2011].

Diposkan oleh Eka Franciska Indra Mulyani di 19:33

http://ekafranciskaim.blogspot.com/2011/09/laporan-aldehid-dan-keton.html BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita bergantung pada senyawa kimia, sehingga kita di kimia organic dapat membedakan suatu senyawa mana yang sebenarnya kita gunakan Aldehid dan keton merupakan senyawa karbonil di mana mempunyai gugus fungsiyang sama maka dalam senyawa ini mempunyai sifat yang sama terutama dalam sifat fisisnya.Gugus karbonil bersifat polar yang elektron-elektron ikatan phi tertarik ke oksigen yang lebih keeloktonegatifan merupakan factor yang menyebabkan kereaktifan gugus karbonil.

(23)

tersebar keseluruh molekul maka senyawa karbonil akan lebih stabil dan kurang reaktif.Pada aldehid dan keton yang paling membentuk gugus alkil maka di termasuk golongan alkil.Sedangkan yang mampu membentuk gugus polar maka termasuk aldehid.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari percobaan ini adalah :

1) Bagaimana sifat fisika dan kimia dari aldehid dan keton?

2) Bagaimana perbedaan aldehid dan keton berdasarkan reaksinya kimia dengan  pereaksi oksidator?

C. Maksud Praktikum

Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk membedakan aldehid dan keton  berdasarkan reaksi-reaksi kimia.

D. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :

1) Untuk menentukan perbedaan aldehid dan keton berdasarkan pe rubahan warna,bau,dan kelarutan

2) Untuk menentukan perbedaan aldehid dan keton berdasarkan r eaksinya dengan  pereaksi tollens

3) Untuk menentukan perbedaan aldehid dan keton berdasarkan r eaksinya dengan  pereaksi kalium permangat(KMnO4)

4) Menentukan perbedaan aldehid dan keton berdasarkan reaksinya dengan  pereaksi fehling A dan fehling B

E. Manfaat Praktikum

Manfaat praktikum ini adalah kita dapat membedakan aldehid dan keton  berdasarkan sifat oksidasi reduksinya dengan pereaksi oksidator.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Umum

Aldehid dan keton adalah senyawa-senyawa yang mengandung salah satu dari gugus penting di dalam kimia organic,yaitu gugus karbonil C=O. Semua senyawa yang mengandung gugus ini disebut senyawa karbonil.Gugus karbonil adalah senyawa yang paling menentukan sifat kimia aldehid dan keton.Oleh karena itu  banyak sekali sifat fisik dari yang lain senyawa-senyawa ini adalh mirip satu sama

lainnya. (Tim Dosen Kimi UNHAS, 2008)

Aldehid yang mengandung atom karbon yang dinamai dengan nama umum yaitu nama yang diturunakan dari nama umum asam karboksilat dengan mengganti akhiran at dengan aldehida.Karbonil adalah suatu gugus polar,oleh karenanya aldehid dan keton mempunyai titik didih yang lebih tinggi daripada hidrokarbon yang berat molekulnya setara.Meskipun demikian,oleh karena aldehid dan keton tidak dapat membentuk ikatan hydrogen yang kuat antara molekul-molekulnya sendiri maka mereka mempunyai titik didih yang lebih rendah daripada alcohol yang beratnya setara pada molekulnya.Melalui gugus karbonil,aldehid dan keton dapat membentuk ikatan hydrogen dengan molekul air.Oleh karena it u aldehid dan keton dapat membentuk ikatan hydrogen dengan molekul air.Sifat-sifat fisik

(24)

dari beberapa senyawa aldehid dan keton dapat larut dalam air ada juga yang sulit larut.(Tim Dosen Unhas,2008)

Ada beberapa kenyataan tentang gugus karbonil akan dikemukakan sebagai  berikut:

1) Atom karbonnya adalah hibridisasi sehingga ketiga atom yang terikat padanya terletak pada suatu bidang datar dengan sudut ikat adalah 120.

2) Ikatan rangkap dua karbon-oksigen terdiri atas satu ikatan, sehingga membentuk suatu gugus /atom yang lain.(Stephan,2003)

Reprotonasi terhadap ion enolat dapat terjadi pada karbon menghasilkan

menghasilkan keton atau terjadi pada oksigen menghasilkan enol.Keton selalu  berada dalam kesetimbangan dengan bentuk enolnya ada kondisi yang

sesuai.Posisi kesetimbangan tergantung pada struktur senyawa dan pada kondisi (solventer, temperature, konsentrasi, dan lain-lain). Bentuk keton dan aldehid adalah molekul-molekul yang berbeda-beda dengan bentuk resosnansi yang tdak nyata.Aldehida dan keton dapat bereaksi dengan air menghasilkan diol. Reaski ini adalah dapat balik,gem diol dapat melepaskan air menjadi keton atau ladehida kembali.Formaldehida terhidrasi secara sempurna,sedangkan hidrat aseton pada kesetimbangan dapat diabihibrida logamkan.Kecapatan reaksi pada senyawa aldehid dan keton ini terhadap senyawa karbonil tidak hanya berjalan pada batas netral,bila tejadi kenaikan dan penurunan maka reaski berjalan lebih cepat.(Tim dosen Unhas, 2008)

Untuk reaksi-reaksi pada aldehid dan keton menjadi alcohol biasanya komplek digunakan dari hydrogen logam,dan yang paling digunakan adalah alminium hidrida, natrium boroksida,dan pereaksi-pereaksi ini bertindak sebagai sumber ion hidrida.Reaksi yang digunakan untuk membedakan aldehida adlah dengan

senyawa organic yang paling mudah terisolasi.Mereka dengan mudh teroksidasi menjadi asam karboksilat oleh berbagai agen pengoksida.Bukan hanya oleh

 pereaksi-pereaksi tertentu, reaksi dapat dipercepat dengan penambahan asam atau  basa,Telah ditemukan bahwa kecepatan halogensi suatu keton dengan konsentrasi

asam yang ditambahkan tetapi tidak tergantung pada konsentrasi atau jenis

halogen yang digunakan .Halogensi terhadap keton asimetri seperti metal propel keton memperliatkan bahwa orientasi halogensi terjadi lebih dominan pada

karbon yang lebih tersubsitusi. Hal ini tampaknya sisebabkan oleh kestabilan yang tinggi untuk enol yang karbon yang lebih tersubtitusi.Di dalam halogensi

terkatalis basa terhadap keton,ditemukaan juga bahwa kecepatan reaksi sama sekali tergantung pada konsentrasi reaski sama sekali tidak bergantung (Stephan, 2003)

Jika suatu aldehida sederhana diolah dengan larutan basa encer akan engalami reaksi koni kondensasi aldol.Dimngkinkan pula terjadi kondensasi dengan  propionaldehida yang menghasilakn empat macam produk aldol.Adol aromatis

memungkinkan membentuk system konjugasi sulit untuk diisolasi karena mereka akan mengalami dehidrasi dalam kondis pembuatannya menghasilkan senyawa karbonil.Suatu senyawa yang berasal dari senyawa aldehid dan keto yang

mempunyai reaksi-reaski ayang dapa digunakan digunakan dalam p embentukan senayawa baru dalam reaksi-reaksi.Sehingga reaksi-reaksi,seperti reaksi

(25)

utama,sehingga aldehid dan keton itu merupakan senyawa yang mampu

dibedakan antara kedua semnyawa itu,mana gugus darai aldehid dan keton (Tim dosen Unhas, 2008).

B. Uraian Bahan

1. Aquades (Depkes RI 1979,FI III : 96)  Nama resmi : AQUA DESTILLATA  Nama lain : Air suling

RM/BM : H-O / 18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

2. AgNO3 (Depkes RI,1979 FI III : 97)  Nama resmi : ARGENTI NITRAS  Nama lain : Perak Nitrat

RM/BM : AgNO3/169,87

Pemerian : Hablur transparan atau serbuk hablur berwarna Putih,tidak  berbau,menjadi gelap jika kena cahaya

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, larut dalam etanol, Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pereaksi

3 . NH4OH (Ditjen POM 1979 FI III hal : 86)  Nama resmi : AMMONIA

 Nama lain : amonia

RM/BM : NH4/OH/35,05

Pemerian : Cairan, tidak berwarna, bau khas menusuk kuat, bau Lemah, tidak tengik, rasa khas, pada suhu rendah Sebagian atau seluruhnya membeku. Kelarutan : Mudah larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Kegunaan : Zat tambahan

4. KMnO4 (Ditjen POM 1979 FI III hal : 162)  Nama resmi : KALII PERMANGAT

 Nama lain : Kalium permangat RM/BM : KMnO4/158,03

Pemerian : Hablur ungu tua, hamper tidak tembus oleh cahaya stabil di udara Kelarutan : Larut dalam air,

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, Ditempat sejuk

Kegunaan : Zat tambahan

6. Fehling A (Ditjen POM 1979 FI III hal : 731)  Nama resmi : CUPE II SULFAT

 Nama lain : Tembaga(II) sulfat BM/RM : 227,61/CUSO4

Pemerian : Pisma hillinik atau serbuk hablur

Kelarutan : Larut dalam 5 bagian air, 3 bagian dalam etanol Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pereaksi

(26)

 Nama resmi : CUPE III SULFAT  Nama lain : Tembaga(III) sulfat

BM/RM : 227,61/CUSO4

Pemerian : Pisma hillinik atau serbuk hablur

Kelarutan : Larut dalam 5 bagian air, 3 bagian dalam etanol Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pereaksi C. Prosedur kerja

A. 1. Siapkan 2 buah tabung reaksi

2. Tabung 1 diisi dengan 0,5 ml formaldehid dan tabung 2 diisi 0,5 ml aseton. 3. Perhatiakn warna dan baunya

4. Selanjutnya tambahkan setetes demi setetes air dan kocok (+ 10 tetes). 5. Catat pengamatan saudara (larutan jangan dibuang).

B. 1. Ambil larutan A diatas

2. Tiap tabung ditambahkan 1-2 tetes KMnO4 0,1 N 3. Perhatikan warna KMnO4 tersebut

4. Catat pengamatan saudara

C. 1. Siapkan 2 buah tabung reaksi

2. Masing-masing diisi dengan tabung reaski 1 ml AgNO3 0,1 N.

3. Tambahkan setetes demi setetes NH4OH 0,5 N sampai endapan yang terbentuk larut kembali (NH4¬OH berlebih = pereaksi Tollens).

4. Kedalam tabung 1 tambahkan 0,5 ml formaldehid,dan tabung 2 0,5 ml aseton. 5. Panaskan beberapa menit diatas penangas air.

6. Perhatikan dan catat pengamatan saudara. D. 1. Siapkan 2 tabung reaksi.

2. Masing-masing diisi dengan larutan fehling A 1 ml dan larutan Fehling B. 3. Kedalam tabung 1 tambahkan 0,5 ml formaldehid dan tabung 2 dengan 0,5 ml aseton, kocok.

4. Panaskan beberapa menit diatas penangas air.

5. Perhatikan perubahan yang terjadi dan catat pengamatan saudara. BAB III

KAJIAN PRAKTIKUM A. Alat Yang Dipakai

Adapun alat dan bahan ynag digunakan dalam praktikum aldehid dan keton adalah batang pengaduk, tabung rekasi, rak tabung, pipet tetes, gelas piala, kasa, kaki tiga, lampu spirtus

B. Bahan Yang Digunakan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum aldehid dan keton adal ah, Formaldehid, Aseton, KMnO4, NH4OH, AgNO3, NH4OH, Pereaksi Fehling A dan B.

C. Cara Kerja

Pembuatan pereaksi, disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Alat yang akan digunakan terlebih dahulu dibersihkan dengan aquades. Setelah itu buat  pereaksi. Campurkan antara pereaksi dengan reaksi yang akan digunakan,

(27)

misalnya masukan ke dalam tabung reaksi dan campurkan dengan pereaski yang akan digunakan.

Pembuatan larutan, pereaksi yang telah dibuat ke dalam larutan itu yaitu dengan menambahkan larutan formaldehid dan keton dengan perekasi pertama, tidak menggunakan pereaksi, tetapi dengan mengamati bentuk pada larutan, kedua ditambahakan dengan KMnO4, dan pada pereaksi ketiga dengan uji tollens, keempat pada pereaksi yang sama dengan menunjukan hasil yang berbeda. Pada  pereaski yang dilakukan dimati, kemudian catatlah hasilnya.

BAB IV

KAJIAN HASIL PRAKTIKUM A. Hasil Praktikum

1. Tabel Hasil Pengamatan a. Kelarutan dalam air

Zat Warna Bau Kelarutan dalam air Formaldehid Bening Sangat tajam Larut Aseton Bening Tidak berbau Larut

 b. Reaksi dengan Kalium Permanganat Zat Perubahan warna KMnO4

Formaldehid Coklat Aseton Ungu

c. Reaksi dengan Pereaksi Tollens Zat Pereaksi Tollens

Formaldehid Terbentuk cermin Aseton Tidak terbentuk cermin d. Reaksi dengan Pereaksi Fehling Zat Pereaksi Fehling

Formaldehid Mengendap menjadi Merah bata Aseton Tidak berwarna (tidak ada perubahan) 2. Reaksi

a. Untuk KMnO4  b. Untuk Tollens

c. Untuk fehling B. Pembahasan

Alhedid dan keton adalah senyawa-senyawa yang mengandung gugus-gugus  penting di dalam kimia oragnik.Gugus karbonil adalah gugus yang paling reaktan  pada sifat kimia yang paling menonjol.perbedaan kedua ,aldehid cukup mudah

teroksidasi,sedangkan keton sulit.Pada aldehid lebih relative daripada keton terhadap adisi nukleofilik,yang mana karakteristik terhadap gugus

(28)

karbonil.Karena mempunyai gugus yang sama maka dalam banyak hal kedua senyawa ini mempunyai sifat yang sama terutam sifat fisisnya menunjukan

 perubahan bau, kelarutan, warna,dengan pereaksi Tollens, pereaksi Fehling A dan B.Dimana keberadaan aldehid dan keton ini mampu melakukan perubahan

terhadap reaski-reaksinya.Reaksi-reaski yang terjadi secara fisik dan kimia ini mampu terjadi karena pengujian yang dilakukan secara sempurna,dan juga yhang tedak sempurna.Reaksi yang melibatkan dalam reaksi aldehid dan keton ini,adalah reaksi adisi, enolat. Reaksi Oksidasi.

Pada reaksi pengujian pertama yaitu dengan melakukan pengujian

zat,warna,bau,kelarutan.Dimana pelarutnya adalah formaldehid mempunyai warna  putih,bau dan larut dalam air (H2O). Aseton mengalami perbedaan dengan

Formaldehid,warnanya Putih keruh,kemudian bau yang seperti obat,dan kesamannya mempunyai kelarutan dalam air.Perbedaan dan persamaan yang dimiliki dari senyawa itu akan dibentuk dalam reaksi yang berbeda dari aldehid dan keton.

Pada pereaksi kedua menunjukan pengujian perubahan warna KMnO4 dimana  bentuk keduanya formaldehid yang berwarna putih ditambahkan dengan KMnO4

akan berubah warna menjadi coklat tua,sedangkan Aseton,yang menggunakan  pereaksi KMnO4 menjadi warna merah bata.

Pada pereaksi ini digunakan untuk membedakan antara aldehid dan keton dikenal dengan uji tollen.Dimana pada formaldehida ditambahkan dengan pereaksi tollens ini 2 tetes NaOH membentuk warna coklat dan dipanaskan menghasilkan cermin  perak ditambahkan berlebih akan larut kembali.Sedangkan pada aseton,dengan  pereaksi tollens ini ditambahkan 2 tetes NH4OH membentuk larutan perak

ditambahkan berlebih akan larut kembali,ditambahkan aseton akan berwarna  putih.Keberadaan aldehid diatas ditandai dengan terbentuknya lapisan perak pada

wadah/tabung reaski.

Pada uji reaksi Fehling ini menggunakan Formaldehid itu Fehing A yang  berwarna biru muda,yang ditambahkan dengan Fehling B yang berwarna biru  putih membentuk biru tua,ditambahkan formaldehid warna putih menhasilkan  biru muda ditambah dipanaskan akan menimbulkan endapan merah bata,dan putih  bening,kemudian pada aseton ini Fehling A warna biru muda,ditambahkan

Fekhlinh B warna biru putih,akan menghasilkan biru tua ditambahkan aseton akan tetap ditambah dipanaskan akan tetap.Pada pereaaksii fehling di atas terdiri dari kompleks Cu2+.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum di atas menyatakan bahwa:

1. Pada percobaan pertama yang menyatakan larutan formaldehid dan keton yang mudah mengalami kelarutan.

2. Pada percobaan kedua pada sampel formaldehid dan keton yang tidak dilihat dari kelarutan tapi dari perubahan warna,misalnya formaldehid menjadi coklat,dan keton menjadi merah bata.

(29)

 perubahan warna,bau,dan kelarutan,yang menghasilkan bentuk yang berbeda antara formaldehid dan keton.

4. Pengujian yang keempat dengan menggunakan pereaksi yang sama,tern yata menunjukan perbedaan antara formaldehid dan keton.

B. Saran

Sebaiknya pereaksi-pereaksi yang digunakan dalam praktikum ini dilengkapi, agar pada saat praktikum tidak mengganggu kelompok yang lain, supaya kelanjutan dalam praktikum berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Bresnick, Stephen. 2004. Intisari Kimia Organik. Perpustakaan Nasional : Jakarta. Tim Dosen Kimia. 2008. Kimia Dasar II. UPTMKU UNHAS : Makasar.

Tim Dosen Kimia. 2008. Kimia Dasar. UPTMKU UNHAS : Makasar

Referensi

Dokumen terkait

mengandung hidrogen yang terikat pada atom elektronegatif sehingga antarmolekulnya tidak terdapat ikatan hidrogen, tetapi dapat membentuk ikatan H dengan molekul air..  Aldehida

 Kelarutan aldehida dan keton yang ber-Mr rendah dalam air hampir sama dengan kelarutan alkohol, karena aldehida dan keton dapat membentuk ikatan hidrogen.. dengan atom hidrogen

Keton merupakan senyawa turunan alkana dengan atom H pada gugus C karbonil dari aldehid digantikan oleh alkil.. Struktur keton dapat dituliskan

Ester adalah turunan asam karboksilat yang gugus OH dari karboksilnya diganti gugus OR dari alkohol ester mengandung gugus karbonil dan satu ikatan eter dengan karbon karbonil..

Aldehid dan keton memiliki sifat-sifat fisik yaitu karena aldehid dan keton tidak mengandung hidrogen yang terikat pada oksigen, maka tidak bias menjadi ikatan hidrogen seperti

Asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus karbonil (-COOH ), misalnya : asam formiat, asam asetat, asam propionnat, asam butirat, dan

Rumus umum asam karboksilat adalah R-COOH atau CnH2nO2.Asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus karbonil (-COOH ), misalnya : asam formiat, asam asetat,

Baik pada aldehid maupun keton ikatan rangkap yang ada antara atom karbon dan oksigen dalam gugus karbonil terdiri dari satu ikatan sigma dan satu ikatan phi, seperti pada ikatan