• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN EKOWISATA DESA DI DESA GUNUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERENCANAAN EKOWISATA DESA DI DESA GUNUN"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI

KABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT

SITI HALAZAHRA FUTI YAMIN

PROGRAM KEAHLIAN EKOWISATA

PROGRAM DIPLOMA

(2)
(3)
(4)

Dengan ini saya menyatakan laporan akhir Perencanaan Ekowisata Desa di Desa Gunungmanik Taman Nasional Gunung Ciremai Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat adalah karya saya dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir laporan ini.

Bogor, Agustus 2017

(5)
(6)

SITI HALAZAHRA FUTI YAMIN Perencanaan Ekowisata Desa di Desa Gunungmanik Taman Nasional Gunung Ciremai Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat. Dibimbing oleh BEDI MULYANA, SHut, MPar, MoT.

Ekowisata desa merupakan kegiatan yang menjadikan desa sebagai suatu objek. Tujuan adanya kegiatan perencanaan ekowisata desa di Desa Gunungmanik yaitu untuk mengetahui potensi sumberdaya ekowisata dan menganalisis persepsi dan kesiapan masyarakat, menganalisis motivasi, dan persepsi pengunjung serta menganalisis persepsi dan kesiapan pengelola terhadap perencanaan ekowisata desa. Tujuan lain yaitu merancang media promosi. Metode yang digunakan yaitu wawancara, observatif, studi literatur dan partisipatif. Terdapat dua sumberdaya yang dapat dijadikan sebagai potensi ekowisata desa. Potensi sumberdaya ekowisata alam Desa Gunungmanik dan potensi sumberdaya ekowisata budaya Desa Gunungmanik. Potensi sumberdaya alam Desa Gunungmanik terdiri dari 7 kategori yaitu flora khas, flora lahan pertanian, flora pekarangan rumah, fauna ternak, fauna liar, gejala alam dan bentang alam. Sumberdaya ekowisata budaya terdapat 7 unsur yaitu keyakinan, bahasa, sistem kekerabatan, sistem pengetahuan, sistem peralatan hidup, sistem mata pencaharian dan kesenian. Persepsi masyarakat, pengunjung dan pengelola rata-rata telah setuju dengan adanya perencanaan ekowisata desa di Desa Gunungmanik. Media promosi yang akan digunakan yaitu media promosi poster.

Kata kunci: Desa Gunungmanik, Ekowisata Desa, Program Ekowisata Desa, Media Promosi

ABSTRACT

SITI HALAZAHRA FUTI YAMIN Planning Ecotourism Village In The Village Gunungmanik Taman Nasional Gunung Ciremai Majalengka District West Java Province . Superviced by BEDI MULYANA, SHut , MPar , MoT.

Ecotourism village activity can made village as an object.The purpose of the implementation of planning ecotourism village in the village Gunungmanik which is to examine the potential ecotourism resources and analyzing perception and readiness the community, analyze motivation, and perception visitors and analyzes perception and readiness to planning management ecotourism village.The purpose in being designed media promotion.Methods used the interview, observatif, literature study and participatory.There are two resources which can be used as potential ecotourism village.Potential ecotourism natural resources village Gunungmanik and the potential resources village Gunungmanik ecotourism culture. Potential natural resources village Gunungmanik consisting of 7 categories flora typical, flora agricultural land, flora of home-lots, fauna cattle, fauna wild, symptoms nature and landscape. Ecotourism resources culture 7 element that is belief, language, sistem kinship, sistem knowledge, sistem equipment life, job sistem and arts.Perceptions of, visitors and management of the average has agreed with the planning ecotourism village in the village Gunungmanik.Media promotion to be used the media promotion posters.

(7)
(8)

SITI HALAZAHRA FUTI YAMIN Perencanaan Ekowisata Desa di Desa Gunungmanik Taman Nasional Gunung Ciremai Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat. Dibimbing Oleh BEDI MULYANA, SHut, MPar, MoT.

Ekowisata merupakan bentuk wisata yang dikelola dengan pendekatan konservasi. Ekowisata yang dapat dilakukan di pedesaan dilakukan dengan beberapa pendekatan yang nantinya dapat dijadikan sebagai acuan perencanaan desa. Desa yang dipilih untuk kegiatan ekowisata yaitu Desa Gunungmanik yang merupakan desa yang berdekatan dengan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).

Perencanaan ekowisata desa memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah mengidentifikasi dan menganalisis potensi sumberdaya alam dan budaya yang ada di Desa Gunungmanik, menganalisis karakteristik, persepsi dan kesiapan masyarakat, mengidentifikasi dan menganalisis karakterstik, motivasi dan persepsi pengunjung terhadap perencanaan desa, mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik, persepsi, dan kesiapan pengelola untuk kegiatan ekowisata desa, merancang program dan media promosi ekowisata desa.

Metode yang digunakan dalam perencanaan ekowisata terdapat 4 jenis pengambilan data yaitu wawancara, observatif, kuesioner dan partisipatif. Desa Gunungmanik terdapat di Kecamatan Talaga Kabupaten majalengka. Gunungmanik merupakan salah satu desa dari 17 desa yang ada di Kecamatan Talaga. Luas wilayah Desa Gunungmanik seluruhnya yaitu 799.225 Ha. Desa Gunungmanik merupakan kawasan pedesaan yang bersifat agraris dengan mata pencaharian sebagian penduduknya adalah petani dan peternak. Mata pencaharian tersebut terkait dengan perekonomian desa yang cenderung baik. Sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Gunungmanik sudah cukup mendukung adanya kegiatan ekowisata desa.

Desa Gunungmanik memiliki sumberdaya alam dan sumberdaya budaya yang dapat dijadikan sebagai potensi perencanaan ekowisata desa. Sumberdaya wisata alam yang ada di Desa Gunungmanik yaitu flora khas Desa Gunungmanik, flora lahan pertanian, flora pekarangan rumah, fauna ternak, dan fauna liar. Gejala alam yang terdapat di Desa Gunungmanik yaitu sunset yang dapat dilihat di lahan pertanian warga saat langit cerah. Bentang alam juga menjadi salahsatu daya tarik wisata di Desa Gunungmanik. Sumberdaya budaya yang terdapat di Desa Gunungmanik yaitu keyakinan, bahasa, sistem kekerabatan, sistem pengetahuan, sistem peralatan hidup, sistem mata pencaharian, dan kesenian.

Penilaian masyarakat Desa Gunungmanik terhadap perencanaan ekowisata dinilai setuju oleh responden. Penilaian masyarakat terhadap dampak lingkungan, ekonomi, dan budaya yaitu setuju. Kesiapan masyarakat terkait dengan adanya perencanaan ekowisata desa dinilai siap oleh responden. Penilaian pengelola Desa Gunungmanik tentang perencanaan ekowisata desa telah setuju dengan adanya perencanaan ekowisata desa. Kesiapan pengelola terhadap perencanaan ekowisata desa juga rata-rata telah siap dengan adanya perencanaan ekowisata desa. Pengunjung menilai aktivitas yang dapat dilakukan di Bumi Perkemahan B5 tidak beragam karena saat ini hanya dapat digunakan untuk aktivitas motor trail dan berkemah saja.

(9)
(10)

TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI

KABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT

SITI HALAZAHRA FUTI YAMIN

Laporan Kegiatan Tugas Akhir

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Keahlian Ekowisata

Program Diploma Institut Pertanian Bogor

PROGRAM KEAHLIAN EKOWISATA

PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(11)
(12)

Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat Nama Mahasiswa : Siti Halazahra Futi Yamin

NIM : J3B114037

Program Keahlian : Ekowisata

Disetujui oleh,

Bedi Mulyana, SHut, MPar, MoT. Dosen Pembimbing

Diketahui Oleh,

Dr.Ir Bagus P. Purwanto, MAgr

Direktur Program Diploma Bedi Mulyana, SHut, MPar, MoT.Koordinator Program Keahlian Ekowisata

(13)
(14)

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran kepada penulis, karena berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul “Perencanaan Ekowisata Desa di Desa Gunungmanik Taman Nasional Gunung Ciremai Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat”. Tugas Akhir (TA) merupakan laporan yang ditulis oleh mahasiswa ekowisata tingkat 3 sebagai suatu syarat untuk kelulusan. Informasi yang telah diperoleh dalam kegiatan tersebut adalah kondisi umum desa dan kawasan wisata, pengelolaan kawasan, dan data pengunjung. Metode pengambilan data yang telah dilakukan tersebut dengan studi pustaka atau literatur, wawancara dan diskusi, pembagian kuesioner serta observasi dan dokumentasi langsung di kawasan.

Terimakasih penulis ucapkan kepada bapak Bedi Mulyana, SHut, MPar, MoT selaku dosen pembimbing, Bapak Gandi Mulyawan, SHut selaku pembimbing lapangan serta bapak Maman Khaeruman yang telah memberikan banyak saran. Disisi lain penghormatan penulis sampaikan kepada bapak Ihing Solihin Akbar selaku pengelola Desa Gunungmanik. Penulis juga berterimakasih pada masyarakat Desa Gunungmanik yang telah membantu penulis dalam pengumpulan data. Terimakasih juga saya sampaikan kepada ibu, ayah, serta keluarga atas do’a dan kasih sayang yang telah tercurah.

Penulis berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2017

Siti Halazahra Futi Yamin

(15)
(16)

RINGKASAN i

3. Prasarana dan Sarana Perekonomian Desa 7

4. Luas dan Produksi Tanaman Utama 7

5. Sosial Ekonomi Masyarakat 7

IV. METODE PELAKSANAAN TUGAS AKHIR 19

A. Lokasi dan Waktu Praktik 19 B. Alat dan Obyek 19

A. Potensi Sumberdaya Ekowisata Alam di Desa Gunungmanik 23

(17)

3. Gejala Alam 35

4. Bentang Alam 36

B. Potensi Sumberdaya Ekowisata Budaya Desa Gunungmanik 37

1. Keyakinan 37

2. Bahasa 40

3. Sistem Kekerabatan 41

4. Sistem Pengetahuan 42

5. Sistem Peralatan Hidup 43

6. Sistem Mata pencaharian 50

7. Kesenian 53

C. Karakteristik, Persepsi dan Kesiapan Masyarakat 58 D. Karakteristik, Motivasi, dan Persepsi Pengunjung 63 E. Karakteristik, Persepsi, dan Kesiapan Pengelola 70 F. Program Ekowisata Desa di Desa Gunungmanik 77

1. Rancangan Program Wisata Harian 77

2. Program Wisata Bermalam 79

3. Program Wisata Tahunan 83

G. Media Promosi Ekowisata Desa 84

SIMPULAN DAN SARAN 87

A. Simpulan 87 B. Saran 87

LAMPIRAN 89

DAFTAR PUSTAKA 97

(18)

No. Halaman

1 Demografi Desa Gunungmanik 6

2 Organisasi Masyarakat 8

3 Mata Pencaharian Masyarakat 8

4 Majelis Ta'lim 9

5 Alat Dan Fungsi 19

6 Jenis Pengambilan Data 20

7 Sumberdaya Wisata Alam 23

8 Potensi Sumberdaya Ekowisata Budaya Desa Gunungmanik 37

10 Penilaian Potensi Unggulan Desa Gunungmanik 58

11 Karakteristik Masyarakat 58

12 Persepsi Masyarakat 60

13 Etika Pelayanan Pada Pengunjung 63

14 Krakterisrik Pengunjung 63

15 Karakteristik Pengelola 70

16 Penilaian Pengelola Desa Gunungmanik Tentang Perencanaan

Ekowisata Desa 72

17 Itenerary Program Ekowisata Harian 77

18 Itenerary Program Ekowisata Bermalam 80

19 Itenerary Program Ekowisata Tahunan 83

(19)

No. Halaman

1 Peta Desa Gunungmanik 5

2 Pohon Kesemek 24

3 Kantong Semar Di Kawasan Penyangga TNGC 25

4 Padi 26

17 Bentang Alam Di Dusun Citaman 36

18 Upacara Adat Pernikahan 38

19 Upacara Adat 7 Hari Kelahiran 39

20 Prosesi Pencukuran Rambut Bayi 39

21 Prasmanan Di Upacara Adat 7 Hari Kelahiran 40

22 Alat Pertanian Modern 42

23 Tungku 44

24 Seeng 44

25 Cetakan Surabi 45

26 Nyiru 45

27 Doko-Doko, Putu Ayu, Pais Pipis 46

(20)

47 Motivasi Budaya 67

48 Motivasi Sosial 68

49 Motivasi Status 69

50 Penilaian Pengunjung Terkait Objek Wisata 69

51 Sumberdaya Budaya 70

52 Anggaran Pengalokasian Dana 73

53 Etika Pelayanan 74

54 Keamanan Dan Keselamatan 75

55 Mengatur Kualitas Bahan Baku 76

56 Keamanan, Kebersihan Pengunjung Dan Masyarakat 77

(21)

No Halaman

1 Peta Persebatan Flora Khas Desa Gunungmanik 91

2 Peta Persebaran Flora Lahan Pertanian Desa Gunungmanik 91 3 Peta Persebaran Flora Pekarangan Rumah Di Desa Gunungmanik 92 4 Peta Persebaran Fauna Ternak Di Desa Gunungmanik 92 5 Peta Persebaran Fauna Liat Di Desa Gunungmanik 93

6 Kosakata Bahasa Sunda 93

7 Ilustrasi Program Wisata Harian Di Desa Gunungmanik 94 8 Ilustrasi Program Wisata Bermalam Di Desa Gunungmanik 95 9 Ilustrasi Program Wisata Tahunan Di Desa Gunungmanik 95

(22)

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekowisata merupakan bentuk wisata yang dikelola dengan pendekatan konservasi. Ekowisata memiliki 3 pilar diantaranya adalah ekologi, ekonomi, dan sosial budaya. Sosial budaya merujuk pada kebudayaan dan keseharian penduduk desa yang masih belum mengenal istilah budaya modern. Pilar sosial budaya tersebut merujuk pada perilaku penduduk pedesaan yang masih tradisional.

Desa merupakan bagian wilayah dari pemerintahan Kabupaten yang berada di bawah Kecamatan yang di pimpin oleh Kepala Desa

.

Wilayah desa terletak jauh dari daerah perkotaan yang berada di daerah dataran tinggi atau di daerah pegunungan yang kondisi wilayahnya terdapat banyak hamparan dataran yang luas yang terdiri dari pesawahan, perkebunan, dan kehutanan yang merupakan sumber mata pencaharian masyarakat desa, karena kehidupan masyarakat desa sangat erat sekali hubungannya dengan alam sekitar

.

Salah satu daratan tinggi di Jawa Barat yang dihuni oleh penduduk desa adalah masyarakat Desa Gunungmanik.

Desa Gunungmanik terletak di Kecamatan Talaga Kabupaten Majalengka. Desa Gunungmanik merupakan salah satu desa penyangga dari Taman Nasional Gunung Ciremai. Hal tersebut menjadikan banyak sumberdaya ekowisata desa yang dapat dijadikan sebagai sebagai potensi perencanaan ekowisata desa. Desa Gunungmanik memiliki banyak keanekaragaman alam dan tradisi yang berbeda.

TNGC adalah sebuah kawasan konservasi yang terletak di provinsi Jawa Barat. Taman nasional tersebut dimaksudkan untuk melindungi kekayaan hayati dan lingkungan di wilayah Gunung Ceremai. Perlindungan kekayaan hayati terkait pula dengan sumber daya manusia yang memadai. Sebagian besar perlindungan hutan dilakukan oleh penduduk asli atau masyarakat yang tinggal di sekitar TNGC.

2. Mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik, persepsi dan kesiapan masyarakat terhadap perencanaan ekowisata desa di Desa Gunungmanik 3. Mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik, motivasi, dan persepsi,

pengunjung terhadap perencanaan ekowisata desa di Desa Gunungmanik 4. Mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik, persepsi, dan kesiapan

(23)

C. Manfaat

Kegiatan perencanaan desa di Desa Gunungmanik memiliki beberapa manfaat. Manfaat yang diharapkan adalah:

1. Memberikan informasi keanekaragaman budaya masyarakat yang terdapat di Desa Gunungmanik.

2. Membangun kesadaran bersama tentang pentingnya sumberdaya alam dan budaya sebagai potensi ekowisata di Desa Gunungmanik.

(24)

D. Kerangka Berpikir

Perencanaan Ekowisata Desa di Desa Gunungmanik

Taman Nasional Gunung Ciremai Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat 1. Desa

2. Ekowisata 3. Taman Nasional

Identifikasi dan Inventarisasi

Masyarakat

-Persepsi -Motivasi -preferensi

Pengunjung

-Persepsi -Motivasi -preferensi

Pengelola

-Persepsi -Motivasi -preferensi

Investigasi dan Analisa

Sumberdaya Ekowisata Desa

Potensi Unggulan Sumberdaya Ekowisata Desa

Indikator

 Program Ekowisata Desa Harian

 Program Ekowisata Desa Bermalam

 Program Ekowisata Desa Tahunan

Media Promosi

 Poster

Rancangan Program Ekowisata Desa

Sumberdaya

(25)

II.

KONDISI UMUM

A. Letak Wilayah

Desa Gunungmanik memiliki luas wilayah yang luas serta daerah administrasi tersebut memiliki banyak potensi jika dibandingkan dengan desa lain yang terdapat di Kecamatan Talaga. Luas keseluruhan Desa Gunungmanik mencapai 799.225 Ha. Gunungmanik merupakan salah satu desa yang memiliki wilayah terluas di Kecamatan Talaga. Hal tersebut menjadikan banyak potensi ekowisata desa yang terdapat di Desa Gunungmanik. Peta desa gunungmanik dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Peta Desa Gunungmanik

Desa Gunungmanik berada pada ketinggian ±750-800 mdpl dengan curah hujan ±200 mm dan dengan rata-rata suhu udara 28º-32ºC. Desa Gunungmanik

terletak di timur Kecamatan Talaga.

Batas Wilayah Desa Gunungmanik adalah sebagai berikut: Utara : Desa Sunia Baru

Timur : Desa Kertarahayu Selatan : Desa Sukasari Barat : Desa Argasari

B. Karakteristik Desa

(26)

peternak. Mata pencaharian lainnya berada di sektor industri kecil yang bergerak di bidang kerajian dan pemanfaatan hasil olahan pertanian dan perkebunan.

1. Flora

Tumbuhan yang terdapat di Desa Gunungmanik cukup beragam. Sebagian besar tanaman yang ditanam merupakan tanaman padi dan sayur yang merupakan salah satu mata pencaharian bagi masyarakat Gunungmanik. Tanaman khas yang terdapat di Gunungmanik adalah tanaman buah kesemek (Diospyros kaki) pohon yang berukuran kecil tersebut tumbuh di sekitar Desa Gunungmanik. Masyarakat Gunungmanik memanfaatkan keberadaan tanaman tersebut hanya untuk dikonsumsi oleh pribadi karena keberadannya yang cenderung sedikit.

2. Fauna

Hewan yang terdapat di Desa Gunungmanik sebagian besar merupakan hewan ternak seperti kambing, sapi dan ayam. Keberadaan hewan tersebut dikarenakan berternak merupakan mata pencaharian bagi sebagian masyarakat Desa Gunungmanik. Terdapat pula hewan yang sering merusak ladang masyarakat Gunungmanik yaitu babi hutan. Babi hutan (Sus verrucosus) merupakan salahsatu spesies babi liar yang tersebar di Pulau Jawa dan Bawean.

C. Sejarah Kawasan

Keberadaan Desa Gunungmanik bermula saat para wali berkelana menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Suatu ketika para wali tersebut ingin beristirahat di suatu tempat sebelum shalat dzuhur. Para wali tersebut bingung karena saat akan shalat namun tidak ada air untuk wudhu. Salah satu wali memasukkan tongkat ke dalam tanah dan tiba-tiba keluarlah air. Para wali bisa melaksanakan shalat dzuhur dan setelah shalat para wali sepakat memberikan nama tempat keluarnya air tersebut Cai Jambe dan memberikan nama desa tersebut sebagai Gunungmanik di tahun 1678.

Wilayah Gunungmanik sebelumnya belum dimekarkan. Pada 1985 Desa Gunungmanik dimekarkan menjadi dua desa yaitu Desa Gunungmanik dan Gunungmanik Kulon karena wilayah desa tersebut berada di sebelah timur jalan dan sebelah barat jalan desa dengan perbatasan jalan desa. Di tahun 1879 Desa Gunungmanik akhirnya mulai melaksanakan pemilihan kepala desa hingga berurutan hingga tahun 2015.

1. Demografi

a. Demografi Wilayah Admstratif Desa Gunungmanik 1) Keadaan Penduduk

Berdasarkan pemutahiran data penduduk pada bulan September 2016 jumlah penduduk Desa Gunungmanik terdiri dari 3,343 Jiwa. Data demografi masyarakat desa gunungmanik dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Demografi Desa Gunungmanik

No Nama Blok Jumlah Dps Jumlah Keterangan

Blok RT RW Laki-Laki Perempuan

1 Gunungsari 001 s.d 003 001 217 228 445

(27)

3 Babakan 011 s.d 017 003 430 442 872

4 Winusakti 018 s.d 024 004 404 412 816

5 Citaman 025 s.d 031 005 261 263 524

Jumlah 1.671 1.672 3,343

Sumber: Kantor Balai Desa Gunungmanik 2016

2) Data Jumlah Dusun, RT, dan RW Jumlah Dusun : 5 Wilayah Jumlah RW : 5 Wilayah Jumalah RT : 31 Wilayah

2. Perekonomian

a. Perekonomian Desa

Perekonomian yang ada di Desa Gunungmanik merupakan aset yang besar bagi pertumbuhan perekonomian penduduk Desa. Selain mayoritas penduduk

3. Prasarana dan Sarana Perekonomian Desa

a. Sarana Jalan

Jalan desa yang merupakan akses menuju pusat kota telah di hotmix dan keadanya ada yang rusak. Jalan gang untuk tiap RW belum semuanya di rabat beton.

b. Sarana Irigasi

Saluran irigasi yang ada di Desa Gunungmanik masih dalam sistem tradisional, sehinga fungsinya belum maksimal.

c. Sarana Telekomunikasi Dan Informasi

Banyaknya alat telekomunikasi yang ada layaknya telepon gengam, dan akses internet menjadikan komunikasi semakin lancar dan mudah. Sebagian keluarga telah memilki fasilitas TV, radio, dan komputer yang menjadikan pengetahuan perkembangan telekomunikasi semakin baik.

4. Luas dan Produksi Tanaman Utama

(28)

Tabel 2 Organisasi Masyarakat

No Nama Jabatan Tgl Lahir Pendidika n

1 M. SUHARJO, S, Ag Ketua BPD Majalengka, 16/08/1964 S 1

2 SUHAYA,S,Pd Wakil Ketua Majalengka, 15/11/1963 S 1

3 AHMAD SIDIK, S,

Pd Sekretaris BPD Majalengka, 25/02/1965 S 1

4 N . NAHNUDIN Anggota BPD Majalengka,24/09/1969 S 1

5 OON BAHRONI Anggota BPD Majalengka, 20-08-1969 SLTA

6 H. SAMSUL ARIPIN Anggota BPD Majalengka, 25/03/1960 SLTP 7 K. JAPAR SIDIK Anggota BPD Majalengka, 15-06-1966 SD Sumber: Kantor Balai Desa Gunungmanik 2016

Penyusunan dan pelaksanaan program-program pembangunan pemerintahan Desa Gunungmanik dibantu oleh Lembaga Sosial kemasyarakatan diantaranya Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Karang Taruna, Majelis Ulama dan Dewan Keluarga Masjid (DKM) Lembaga-lembaga Sosial Kemasyarakatan yang selalu aktif

bersama-Jumlah angkatan tenaga kerja produktif yang tersebar dalam berbagai sektor diantanya sektor pertanian yang paling banyak menyerap tenaga kerja sisanya disektor perdagangan, Industri Pengolahan, Wiraswasta, POLRI dan PNS. Data mata pencaharian masyarakat desa gunungmanik dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Mata pencaharian Masyarakat

No Mata pencaharian Jumlah

1 Petani 801

2 Buruh Petani 550

3 Buruh Migran Perempuan 4

4 Buruh Migran Perempuan 8

5 Pengrajin Industri Rumah Tangga 9

6 Pembantu Rumah Tangga 135

12 Dukun Kampung Terlatih/Jasa Pengobatan 3

13 Dosen Swasta 1

14 Seniman 6

15 Karyawan Swasta 19

16 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 35

17 Pengemudi/Jasa Transpormasi 37

Sumber: Kantor Balai Desa Gunungmanik 2016 6. Kesenian dan Kebudayaan

(29)

Desa Gunungmanik melalui empat kelompok seni. Kesenian yang terdapat di Desa Gunungmanik diantaranya adalah Seni Gemyung, , Seni Qosidah, Marawis dan Seni Kuda Renggong.

Budaya yang masih terpelihara dengan baik dalam kehidupan masyarakat di Desa Gunungmanik tersebut yaitu tahlilan sebagai budaya religi, serta penyelenggaraan syukuran tepung tahun desa dengan istilah Pareresan untuk mensyukuri hasil panen selama satu tahun dan Budaya Gotong Royong dalam membangun sarana umum.

Penduduk Desa Gunungmanik seluruhnya memeluk agama islam. Hal tersebut tercermin dalam kehidupan sehari-hari yang Islami. Kehidupan Islami masyarakat Desa Gunungmanik bukan hanya tercermin dari kegiatan ibadah vertikal yang sifatnya hablum minallah seperti sholat lima waktu, pelaksanaan puasa dan pergi haji, namun tercermin pula dalam sikap ibadah horizontal yang sifatnya Hablum Minannas atau sikap saling tolong menolong dianatara masyarakat sekitar dan terciptanya kerukunan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk kesalehan sosial dengan adanya sarana ibadah seperti terdapat Mesjid Jami, Mushola, pondok pesantren dan Kelompok Pengajian (Majlis Ta’lim). Data fasilitas keagamaan desa gunungmanik dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Majelis Ta'lim

No Kelompok Pengajian Jumlah

1 Mesjid Jami 5 buah

2 Mushola 34 buah

3 Pondok Pesantren 4 buah

4 Kelompok Pengajian (Majlis Ta’lim) 17 buah Sumber: Kantor Balai Desa Gunungmanik 2016

7. Aksesibilitas

Aksesibilitas menuju Desa Gunungmanik:

Dari arah Jakata pengunjung dapat menggunakan 2 pilihan sarana transportasi diantaranya adalah bus dan kereta api.

Bus : Terminal Kampung Rambutan – Kuningan – Terminal Maja – Naik Ojek Ke Desa Gunungmanik

(30)

III.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perencanaan

Perencanaan menurut Yoeti (1997) adalah prederminasi dari tujuan-tujuan yang dicapai, dengan menyusun secara sistematis dengan menggunakan berbagai alat, metode dengan cara-cara lain yang diperlukan hingga mendapat tujuan yang ekonomi

.

Perencanaan menurut Alfarisi (2002) merupakan suatu rangkaian persiapan atau rencana tindakan untuk mencapai tujuan dengan memperhatikan hal yang akan dikerjakan untuk mengetahui kegiatan apa saja yang dikerjakan

.

Perencanaan menurut Kunarjo (2002) adalah suatu proses penyiapan keputusan untuk dilaksanakan pada waktu yang akan datang yang akan mengarahkan pada tujuan tertentu

.

B. Ekowisata

Ekowisata menurut Fandeli (2000) merupakan kata yang popular digunakan dalam terjemahan yang seharusnya dari istilah ecotourism atau ekoturisme istilah tersebut banyak digunakan oleh para penulis

.

Ekoturisme secara singkat dapat didefinisikan sebagai wisata ekologis atau dapat juga dideftersebutsikan ekowisata berarti suatu bentuk wisata yang bertanggungjawab terhadap kelestarian kawasan yang masih alami yang memberikan manfaat secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya bagi masyarakat setempat

.

Ekowisata menurut WWF (2009) merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh seorang peserta dengan tujuan menikmati dan mempelajari tentang alam, budaya, dan sejarah dari daerah terpencil

.

Pola wisata tersebut digunakan memiliki tujuan untuk membantu perekonomian serta mendukung pelestarian alam dan budaya yang dimiliki oleh daerah tersebut

.

Ekowisata menurut Hardinoto (1996) merupakan bagian dari wisata alam yang dapat dilakukan di kawasan yang dilindungi dan tidak dilindungi. Kawasan yang tidak dilindungi tersebut dapat berupa daerah yang alami dan non alami

.

Dalam kegiatan ekowisata tidak hanya melakukan kegiatan yang mengandung unsur sosial dan budaya seperti kesenian maupun kehidupan tradisional

.

Ekowisata menurut Avenzora (2003) adalah terminologi tiga pola yaitu:

1. Berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai dari konsep yang ditawarkan

2. Berorientasi pada sumberdaya wisata yang digunakan

3. Berorientasi pada bentuk-bentuk kegiatan wisata yang diselenggarakan

C. Perencanaan Ekowisata

(31)

Perencanaan ekowisata menurut yoeti (1997) merupakan dapat dilakukan secara rinci dengan menginventarisasi fasilitas dan potensi wisata yang telah ada dan melakukan perencanaan wisata di masa depan dengan mempertimbangkan aspek demand dan supply

.

D. Desa

Desa menurut Dwinarni (2013) adalah suatu bentuk lingkungan permukiman yang memiliki ciri khusus baik alam maupun budaya yang sesuai dengan tuntutan wisatawan dimana mereka dapat menikmati, mengenal, menghayati dan mempelajari kekhasan desa beserta segala daya tariknya

.

Pemerintahan Desa menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun 1979 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan pemerintahan desa adalah “kegiatan dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintahan Desa dan Pemerintah Kelurahan

.

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa berdasarakan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 pengaturannya berdasarkan pemikiran keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat

.

Penyelenggraan pemerintahan desa merupakan subsistem penyelenggaraan pemerintahan, sehingga desa mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

.

Musyawarah dan jiwa musyawarah menurut Sajogyo (1982) merupakan satu gejala sosial yang ada dalam banyak masyarakat pedesaan yang umumnya dan khususnya di Indonesia

.

Artinya adalah bahwa keputusan-keputusan yang diambil dalam rapat-rapat tidak berdasarkan suatu mayoritas yang menganut suatu pendirisn yang tertentu, melainkan seluruh rapat, seolah-oleh sebagai suatu badan

.

Menurut Jessen (1970) dalam suatu desa terdapat organisasi sosial yang menaungi keberlangsungan kehidupan masyarakat diantaranya:

1. Golongan-Golongan Terpenting

Golongan terpenting yang dijumpai dalam desa merupakan golongan fungsional, golongan menurut umur dan kelamin serta golongan menurut keturunan

.

Diantara golongan fungsional terdapat:

a. Pemerintahan

Pemerintahan di desa dilaksanakan oleh Pamong desa, tersebut kepala Desa, Kepala Dukuh, Pani Tera, petugas kepolisian, petugas pengairan, utusan-utusan, petugas keagamaan serta petugas lain

.

Tidak jarang terdapat Pamong Praja atau anggota tentara pensiunan di desa yang tidak dapat diabaikan pengaruhnya

.

b. Organisasi Keagamaan

Dekat dengan golongan pemerintahan adalah organisasi-organisasi keagamaan seperti hansip atau hanra. Pemimpin organisasi jangan pula diabaikan

.

c. Para Pengantar Agama

Pada suatu desa terdapat pula pengantar-pengantar agama seperti alim-ulama, kyai, pendeta, guru agama dan lain sebagainya

.

d. Pegawai Lain-Lain

(32)

banyak orang dari desa dan hal tersebut beraku khusus misalnya untuk mantra pembacaan dan penulisan surat-surat, penafsitan, dan berita

.

f. Pengusaha

Terdapat pengusaha-pengusaha dalam bidang perdagangan, perindustrian dan pengangkutan. Terkadang ada bidang lain lagi seperti perahan susu, perusahaan telur ayam dan itik dll

.

g. Para Sesepuh

Para sesepuh dimaksudkan rang-orang yang tua yang tidak bekerja lagi

.

Diantara mereka terdapatlah orang yang digani karena pengetahuan mereka tentang adat istiadat dan riwayat desa karena sikap dan kelakuan mereka yang arif dan bijaksana

.

h. Kaum Wanita

Dalam golongan kaum wanita tersebut telah dengan sendirinya terdapatlah bukan sedikit kaum wanita, sebagai misalnya diantara para pedagang di pasar dan pemilik toko dan warung

.

Kaum wanita memerlukan juga perhatian sebagai golongan tersendiri karena pengaruh mereka besar sekali, walaupun tidak selalu terlihat dengan jelas

.

i. Golongan Pemuda

Orang muda mempunyai cita-cita yang tinggi dan gaya hidup yang masih kuat

.

Mereka harus diberikan suatu tujuan mulia yang dapat mengisi otak dan hati mereka dan mereka juga harus diberikan suatu lapangan pekerjaan untuk menyalurkan gaya hidup uang berupa aktivitas

.

j. Golongan Keturunan

Terkadang terdapatlah di dalam desa orang-otang yang diberi berbagai suku atau keturunan yang harus diintegrasikan dalam pembangunan masyarakat

.

Setiap Negara merdeka terdiri atas berbagai suku dan orang-orang berbagai keturunan

.

2. Kelompok-Kelompok

Kelompok-kelompok merupakan satuan kolektif yang lebih padat daripada golongan-golongan

.

Makadari tersebut sering aka nada kecenderungan pada kelompok-kelompok untuk maju dalam usaha pembangunan masyarakat sebagai satuan khusus

.

a. Perkumpulan-Perkumpulan Kesenian.

Perkumpulan penggemar berbagai kesenian misalnya seni suara, seni musik dll

.

b. Perkumpulan-Perkumpulan Olahraga

(33)

c. Perkumpulan Gotong-Royong

Di desa terdapat berbagai perkumpulan gotong-royong misalnya dalam hal kematian, pernikahan, dan kelahiran.

d. Serikat Tani Dan Buruh

Sering terdapat pula di desa berbagai serikat buruh dan tani yang berusaha dengan cara-cara mereka sendiri dalam bidangnya masing-masing untuk memelihara dan memperbaiki kesejahteraan anggotanya

.

e. Perkumpulan-Perkumpulan Koperasi

Koperasi dan khususnya koperasi pertanian harus menjalankan peranan penting di masa depan untuk mempertinggi taraf perekonomian rakyat

.

E. Sumberdaya Wisata

Menurut Adi (2008) komunitas di tingkat lokal dalam perjalanan waktu telah mengembangkan suatu aset yang menjadi sumber daya ataupun potensi bagi komunitas tersebut guna menghadapi perubahan yang terjadi

.

Terkait tersebut, Adi (2008) mengembagkan enam aset berdasakan pemikiran Green dan Haines (2002) yang menyoroti enam aset dalam komunitas

.

Keenam aset tersebut adalah:

1.

Modal fisik (physical capital), teridiri dari dua kelompok utama tersebut bangunan dan insfrastruktur

2.

Modal finansial (financial capital), adalah dukungan keuangan yang dimiliki suatu komunitas yang dapat digunakan untuk membiayai proses pembangunan yang diadakan dalam komunitas tersebut

3.

Modal lingkungan (environmental capital), berupa potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, serta mempunyai nilai yang tinggi dalam upaya pelestarian alam dan juga kenyaman hidup

4.

Modal teknologi (technological capital), terkait dengan ketersediaan teknologi tepat guna yang bermanfaat untuk masyarakat, dan bukan sekedar teknologi digital yang canggih, akan tetapi belum tentu bermanfaat bagi masyarakat tersebut

.

5.

Modal manusia (human capital), sumber daya manusia yang berkualitas sehingga dapat menguasai teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat, baik tersebut teknologi yang sederhana maupun teknologi yang canggih

.

6.

Modal sosial (sosial capital), adalah norma dan aturan yang mengikat masyarakat masyarakat yang berada didalamnya, dan mengatur pola prilaku masyarakat, juga unsur kepercayaan (trust) dan jaringan (networking) antar masyarakat masyarakat ataupun kelompok masyarakat.

Menurut Sajogyo dan Pujiwati (1984) tingkah laku masyarakat pedesaan meliputi 9 proses. Diantaranya:

1. Komunikasi

(34)

2. Peranan pembawa perubahan

Gambaran mengenai seseorang pembawa perubahan seperti yang dilihat oleh para penerima pembaruan, bergantung pada kemampuannya dalam bahasa, pengertian budaya, kesanggupan teknis dan keanggotaan dalam masyarakat secara resmi

.

3. Demonstrasi

Mewujudkan ide atau teknik baru kepada penerima pembaruan sebagai sebuah metode yang meyakinkan mereka untuk menerimanya

.

4. Pertisipasi

Partisipasi sukarela yang diterima dari para penerima pembaruan dalam merencanakan dan perwujudan sebuah proyek

.

5. Peranan kebudayaan lama

Usaha-usaha dari pihak pembawa perubahan untuk menyesuaikan pembauan dengan pola-pola kebudayaan setempat, atau kurangnya usaha-usaha kearah tersebut

.

6. Peranan lingkungan

Penggunaan positif atau negatif dari lingkungan setempat jika relevan dengan penrerima pembaruan

.

7. Ketepatan waktu

Suatu pembaharuan yang dimasukkan pada waktu yang menguntungkan atau tidak menguntungkan sehubungan dengan kebudayaan setempat atau suatu peristiwa setempat

.

8. Fleksibilitas

Kesediaan dari pihak pembawa perubahan untuk merubah proyeknya agar sesuai dengan kondisi yang tidak dilihat sebelumnya dalam rencana semula

.

9. Kelangsungan

Kelangsungan yang konsisten dari sebuah rencana dalam suatu unit masyarakat tertentu, meskipun kadang-kadang diperbaiki

.

F. Aksesibilitas

Menurut Sammeng (2001) aksesibitas merupakan faktor yang penting bagi berjalannya kegiatan wisata

.

Aksesibilitas berfungsi untuk perpindahan seseorang dari satu tempat ke tempat lainnya

.

Perpindahan tersebut dapat dalam jarak yang dekat, jauh meupun sedang. Berbagai macam moda transportasi meliputi:

1. Transportasi udara 2. Transporasi laut 3. Transportasi darat

G. Akomodasi

(35)

H. Persepsi

Persepsi menurut Sunaryo (2004) merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses pengindraan, tersebut dengan proses diterimanya stimulis oleh alat indra, kemudian individu ada perhatian, kemudian diteruskan ke otak dan kemudian individu menyadari tentang sesuatu hal

.

Persepsi proses internal yang dilakukan dengan memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan eksternal

.

Persepsi merupakan suatu cara untuk mengubah energi fisik lingkungan menjadi pengalaman yang bermakna

.

I. Pemasaran dan Promosi

Pemasaran menurut Plant (1992) merupakan fungsi manajemen yang mengorganisasikan dan mengarahkan semua kegiatan bisnis yang berkaitan dengan penelusuran kebutuhan konsumen dan merubah kemampuan beli konsumen menjadi permintaan efektif atas produk atau jasa tertentu, kemudian mengalihkan produk atau jasa tersebut ke pembeli atau pemakai sehingga memperoleh keuntungan sesuai dengan sasaran atau tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan atau suatu organisasi

.

Pasar wisatawan menurut Abraham merupakan kelompok konsumen untuk suatu produk pariwisata tertentu atau suatu rangkaian produk parwisata. Wisatawan merupakan konsumen yang membeli suatu atau sejumlah produk rangkaian pariwisata

.

Promosi merupakan suatu aspek penting dalam memasarkan suatu produk, sebagai proses lebih lanjut. Devtersebutsi dari promosi menurut Swastha (2002), adalah arus informasi atau persuasi yang dibuat untuk mengarahkan seseorang kepada tindakan pertukaran dalam pemasaran. Arti penting dari promosi adalah sebagai alat penyebaran keberadaan suatu produk. Selain tersebut juga promosi berfungsi untuk memperkenalkan, memberitahukan, menciptakan kesan, memuaskan keinginan dan bahkan membujuk konsumen agar bersedia membeli produk yang ditawarkan.

Promosi memiliki beragam kegiatan yang umum dilakukan, seperti periklanan, promosi, pemasaran, personal selling serta hubungan dengan masyarakat publik. Kegiatan promosi diperlukan sebagai media dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat. Media promosi dapat berbentuk cetakan maupun elektronik, seperti booklet, leaflet maupun siaran radio dan iklan di jangka waktu kurang dari 24 jam dan tidak bermalam di tempat yang dikunjungi

.

(36)

RI No 9 tahun 1990 yang mengatakan bahwa wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata

.

1. Prinsip Wisata Berkelanjutan

Menurut Mckecher (2003) lebih dari 10 tahun seperangkat prinsip pariwisata berkelanjutan telah dikebnagkan

.

a.

Keberlanjutan Ekonomi

Dalam arti keuntungan ekonomi harus dapat diciptakan baik dalam jangka menengah maupun dalam jangka panjang

.

b.

Keberlanjutan Ekologis

Pembangunan yang sesuai dengan keperluan pemeliharaan proses ekologia, sumberdaya, dan keanekaragaman biologis

.

c.

Keberlanjutan Budaya

.

Meningkatkan pengendalian masyarakat terhadap kehidupannya sendiri dan sesuai dengan nilai-nilai budaya dari mereka yang terpengaruhi dan memperkuat identitas komunitas

.

d.

Keberlanjutan Total

Didesain untuk memberikan keuntungan komunitas lokal dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat

.

(37)

IV.

METODE PELAKSANAAN TUGAS AKHIR

A. Lokasi dan Waktu Praktik

Lokasi pelaksanaan Tugas Akhir perencanaan ekowisata desa dilaksanakan di Desa Gunungmanik. Tugas akhir yang dilaksanakan dipilih berdasarkan pada potensi ekowisata yang dimiliki Desa Gunungmanik berupa potensi sumberdaya ekowisata alam dan budaya. Kegiatan pelaksanaan tugas akhir dimulai pada bulan Mei dan berakhir pada bulan Juni 2017.

B. Alat dan Obyek

Kegiatan Tugas Akhir menggunakan alat bantu untuk mengumpulkan dan mengambil data mengenai objek

.

Penggunaan alat selama pelaksanaan kegiatan Tugas Akhir adalah untuk membantu kegiatan dan mengolah data lapangan

.

Alat yang digunakan adalah peta kawasan, alat tulis, laptop, kuisioner, kamera digital, tallysheet, dan jurnal harian

.

Alat-alat tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda

.

Alat dan fungsi dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Alat dan Fungsi

No Alat Fungsi

1 Peta kawasan Mempelajari kawasan 2 Alat tulis

menulis Mencatat data yang diperolehh 3 Laptop Mengolah data yang diperoleh

4 Kuisioner Mengetahui karakteristik, motivasi, dan persepsi baik dari masyarakat, pengunjung dan penelola

5 Kamera digital Mengambil gambar obyek, potensi, dan sumberdaya wisata yang terdapat di kawasan beserta dengan prasarana dan sarana

6 Tallysheet Penuntun untuk mencari data dan informasi hasil pengamatan

Obyek penelitian adalah materi yang digunakan untuk mendukung dalam pengambilan dan pengumpulan data, pada kegiatan Tugas Akhir (TA) objek penelitian berupa masyarakat, pengunjung dan pengelola Desa Gunungmanik

.

C. Jenis Pengambilan Data

(38)

Tabel 6 Jenis Pengambilan Data

No Jenis Data Data yang Dikumpulkan Teknik Pengumpulan Data

1. Sumberdaya wisata

a. alam - flora nama jenis, jumlah jenis, lokasi, dan daya Tarik

Studi literarur, observasi, dan wawancara

- Fauna nama jenis, jumlah jenis, lokasi dan daya Tarik

- gejala alam jenis potensi, sumberdaya, lokasi, daya tarik, kondisi fisik, dan keterangan

- bentang alam jenis potensi,number daya, lokasi, daya tarik, kondisi fisik, dan keterangan

b. Budaya Kepercayaan, bahasa, sistem kekerabatan, sistem pengetahuan, peralatan hidup, kesenian dan mata pencaharian

Studi literarur, observasi, dan wawancara

c. Penilaian Penilaian sumberdaya Kuesioner (7 indikator menurut avenzora, 2008) - Pengelola Karakteristik, persepsi dan kesiapan Kuesioner

- Masyarakat Karakteristik, motivasi dan persepsi Kuesioner

-Pengunjung Karakteristik, motivasi dan persepsi Kuesioner

Data yang diambil secara langsung mengenai sumberdaya wisata, pengelola, masyarakat, tokoh masyarakat, pengunjung dan asesor. Sumberdaya wisata meliputi sumberdaya alam serta sumberdaya budaya. Sumberdaya alam mengenai gejala alam, data yang diambil mengenai objek lokasi, daya tarik dan kondisi fisik. Sumberdaya budaya terdiri dari tujuh unsur tersebut agama, bahasa, sistem kekerabatan, sistem pengetahuan, peralatan hidup, kesenian, dan sistem mata pencaharian.

Data yang dikumpulkan dari pihak pengelola mencakup informasi mengenai sistem dan tujuan pengelolaan dan merencanakan destinasi ekowisata. Data mengenai konsisi umum kawasan dapat disebut sebagai data sekunder. Pengambilan data utama mengenai persepsi dan kesiapan pengelola dalam perencanaan ekowisata desa yang dilakukan oleh Desa Gunungmanik.

Menurut Selo Soemardjan (1998), pengertian masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.Masyarakat merupakan pihak yang berhubungan langsung dengan pengunjung. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik, persepsi, dan kesiapan masyarakat Desa Gunungmanik terhadap perencanaan ekowisata desa. Persepsi masyarakat mengenai sumberdaya wisata dan aktivitas wisata. Kesiapan masyarakat dapat ditinjau dari pengarahan dan sosialisasi terhadap perencanaan ekowisata di Desa Gunungmanik. Dalam suatu kelompok masyarakat terdapat beberapa tokoh masyarakat yang dapat membimbing masyarakat kearah lebih baik.

(39)

pernikahan, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan pendapatan setiap bulan. Persepsi mengenai perencanaan ekowisata desa dapat dinilai dari aspek sosial budaya, aspek ekonomi, dan aspek agama.

Pengunjung merupakan individu atau sekelompok manusia yang sedang melakukan kunjungan wisata. Data yang dapat diambil dari pengunjung adalah karakteristik, motivasi, dan persepsi. Karakteristik pengunjung meliputi jenis kelamin, status pernikahan, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan pendapatan setiap bulan. Motivasi pengunjung berasal dari kunjungan, dan jumlah kunjungan perbulan. Motivasi pengunjung berasal dari sumberdaya wisata yang ada. Persepsi pengunjung mengarah pada penilaian terhadap sumberdaya wisata dan aktivitas wisata. Data penilaian pengunjung dapat dijadikan sebagai acuan penentuan potensi wisata unggulan untuk perencanaan ekowisata di Desa Gunungmanik.

Menurut International Union of Official Travel Organization (IUOTO), pengunjung yaitu setiap orang yang datang ke suatu negara atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah.

Pengunjung digolongkan dalam dua kategori, yaitu: 1. Wisatawan (tourist)

Pengunjung yang tinggal sementara sekurang-kurangnya selama 24 jam di negara yang kunjunginya dan tujuan perjalanannya dapat digolongkan kedalam klasifikasi sebagai berikut:

a. Pesiar (leisure), untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi, keagamaan dan olahraga.

b. Hubungan dagang (business), keluarga, konferensi, misi, dan lain sebagainya.

c. Pelancong (exursionist)

Pengunjung sementara yang tinggal di suatu negara yang dikunjungi dalam waktu kurang dari 24 jam.

Beberapa pengertian tersebut yang dimaksud dengan pengunjung adalah seseorang yang melakukan kunjungan pada objek dan daya tarik wisata yang dalam hal tersebut adalah Desa Gunungmanik sebagai lokasi penelitian.

Karakteristik pengunjung dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu karakteristik sosial-ekonomi dan karakteristik perjalanan wisata Smith (1989:13). Dalam hal tersebut karakteristik pengunjung memberikan pengaruh yang tidak langsung terhadap pengembangan pariwisata. Tidak dapat diterapkan secara langsung langkah-langkah yang harus dilakukan hanya dengan melihat karakteristik pengunjung, melainkan perlu melihat keterkaitan dengan persepsi pengunjung.

Pengunjung pada suatu objek wisata memiliki karakteristik dan pola kunjungan, kebutuhan ataupun alasan melakukan kunjungan ke suatu objek wisata masing-masing berbeda hal tersebut perlu menjadi pertimbangan bagi penyedia pariwisata sehingga dalam menyediakan produk dapat sesuai dengan minat dan kebutuhan pengunjung.

karakteristik pengunjung meliputi:

1. Jenis kelamin yang dikelompokkan menjadi laki-laki dan perempuan 2. Usia adalah umur responden pada saat survey

(40)

5. Status pekerjaan responden 6. Status perkawinan responden 7. Pendapatan perbulan responden Pola kunjungan responden

Pola kunjungan responden merupakan alasan utama perjalanan adalah motif atau tujuan utama dilakukannya perjalanan tersebut meliputi:

1. Maksud kunjungan yang merupakan tujuan utama melakukan perjalanan wisata.

2. Frekuensi kunjungan adalah banyaknya kunjungan ke objek wisata yang pernah dilakukan oleh responden.

3. Teman perjalanan adalah orang yang bersama-sama dengan responden melakukan perjalanan wisata.

4. Lama Waktu kunjungan adalah jumlah waktu yang dihasilkan responden selama berada di objek wisata.

5. Besar pengeluaran adalah jumlah pengeluaran atau biaya selama melakukan perjalanan wisata.

D. Metode Pengambilan Data

Pengambilan data Tugas Akhir dilaksanakan dengan menggunakan teknik pengambilan data

.

Teknik pengambilan data yang digunakan diantaranya:

1. Studi Literatur

Pengambilan data dengan metode studi literatur diperoleh melalui pencarian arsip pemerintahan atau informasi yang akurat dari pengelolaan atau sumber lain yang terkait kondisi umum seperti kondisi fisik, biotik, masyarakat dan kelembagaan

.

Sumber tersebut digunakan agar mengetahui informasi yang berkaitan dengan perencanaan desa, masyarakat dan segala hal yang berkaitan dengan Tugas Akhir

.

2. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan dengan mengunjungi dan mengamati langsung lokasi di Desa Gunungmanik

.

Data yang dicari, tersebut sumberdaya budaya dan sumberdaya alam serta kegiatan yang berkaitan dengan Tugas Akhir

.

Hasil yang diperoleh akan dicatat dan didokumentasikan dalam bentuk foto.

3. Wawancara

(41)

V.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Potensi Sumberdaya Ekowisata Alam di Desa Gunungmanik

Desa Gunungmanik memiliki sumberdaya ekowisata alam yang dapat digunakan sebagai potensi ekowisata alam. Sumberdaya alam yang terdapat di Desa Gunungmanik terdapat dua jenis yaitu flora dan fauna. Flora yang dapat dijadikan wisata alam tersebut berupa lahan pertanian yang luas dan fauna yang dapat dijadikan wisata alam yaitu sapi yang diternakkan di Desa Gunungmanik. Potensi sumberdaya alam desa gunungmanik dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Sumberdaya Wisata Alam

(42)

1. Flora

Flora menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia merupakan keseluruhan kehidupan jenis tumbuh-tumbuhan suatu habitat atau daerah, atau disebut juga alam tumbuh-tumbuhan. Flora yang terdapat di Desa Gunungmanik sebagian besar flora berjenis sayuran. Hal tersebut dikarenakan kawasan Gunungmanik yang agraris dan cocok dikembangkan pada sektor pertanian. Berikut adalah beberapa kategori flora yang ditemukan di Desa Gunungmanik.

a. Flora Khas Desa Gunungmanik 1) Kesemek

Kesemek merupakan tumbuhan yang berjenis buah-buahan. Pohon kesemek dapat tumbuh dengan ketinggian hingga mencapai 15 m. Batangnya berukuran cukup pendek dan berbentuk melengkung. Daun kesemek berwarna hijau kuning mengkilap, berbentuk bundar telur, dan berukuran sekitar 5 x 25 cm. Pada musim tertentu, pohon kesemek akan menggugurkan daunnya. Tumbuhan kesemek tumbuh subur di Desa Gunungmanik. Hal tersebut dikarenakan Desa Gunungmanik karena ketinggian Desa Gunungmanik. Buah kesemek dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Gunungmanik karena buahnya yang dapat dimakan langsung setelah diolesi dengan air. Buah tersebut juga dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan selai karena mengandung pectin yang cukup. Masyarakat Gunungmanik tidak memanfaatkan buah kesemek sebagai mata pencaharian karena keberadaanya yang tidak banyak (Gambar 2). Peta persebaran tumbuhan kesemek dapat dilihat pada lampiran.

Gambar 2 Pohon Kesemek

2) Kantong Semar

(43)

Potensi wisata nepenthes atau yang biasa disebut kantong semar tersebut yaitu wisata minat khusus yang mengangkat kantong semar sebagai objeknya. Kantong semar hidup di semua daratan yang minim zat nitrat dan fosfat. Tanaman tersebut sebagian besar hidup di Kalimantan. Kelangkaan tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi aktivitas wisata minat khusus.

Tanaman nepenthes tersebut tersebar di Bumi Perkemahan B5. Dari lokasi Bumi Perkemahan B5 wisatawan dapat menempuh jarak 800 meter menuju pengembangbiakan tumbuhan karnivora tersebut. Masyarakat Desa Gunungmanik kurang mengetahui keberadaan kantong semar yang berada di blok citaman tersebut. Penanaman kantong semar di kawasan TNGC karena kondisi tanah yang memadai tumbuhnya kantong semar (Gambar 3). Kantong semar tersebut berada di zona rimba TNGC.

Gambar 3 Kantong Semar Di Kawasan Penyangga TNGC

b. Flora Pertanian 1) Padi

Padi merupakan tanaman yang paling penting di Indonesia. Hal tersebut karena makanan pokok di Indonesia adalah nasi dari beras yang dihasilkan oleh tanaman padi. Padi merupakan tanaman berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian tersebut berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Hama yang banyak menyerang tanaman tersebut adalah tikus, orong-orong, kepinding tanah (lembing batu), walang sangit dan wereng coklat. Hama-hama tersebutlah yang sering menyebabkan padi gagal panen dan tentunya membuat petani merugi.

(44)

Gambar 4 Padi

2) Tomat

Tomat (Lycopersicum esculentum) merupakan tumbuhan siklus hidup singkat dan dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tumbuhan tersebut memiliki buah berawarna hijau, kuning, dan merah yang biasa dipakai sebagai sayur dalam masakan atau dimakan secara langsung tanpa diproses. Tomat memiliki batang dan daun yang tidak dapat dikonsumsi karena masih sekeluarga dengan kentang dan Terung. Tanaman tomat cukup sensitif dan perlu perawatan yang intensif. Tanaman tersebut sangat rentan terhadap hama dan penyakit, terutama yang ditanam di dataran rendah. Setelah pemanenan, resiko kerusakan buah tomat masih tinggi sekitar 20-50%. Perawatan tomat yang dilakukan oleh masyarakat Desa Gunungmanik yaitu:

a) Penyulaman

Penyulaman berfungsi untuk mengganti tanaman yang gagal tumbuh, baik sakit atau rebah karena cuaca. Penyulaman dilakukan setelah seminggu tomat ditanam.

b) Penyiangan

Penyiangan dalam penanaman tomat dilakukan 3-4 kali selama musim tanam. Lahan pertanian yang ditutup mulsa penyiangan dapat lebih jarang. Penyiangan bertujuan untuk mengangkat gulma yang ada di areal tanam. Pertumbuhan gulma akan menganggu tanaman, karena tanaman harus bersaing dalam mendapatkan nutrisi. Gulma juga mengundang hama dan penyakit yang bisa menyerang tanaman utama.

c) Pemangkasan

Pemangkasan pada tanaman tomat dilakukan setiap minggu. Pemangkasan tunas yang tumbuh pada ketiak daun harus segera agar tidak tumbuh menjadi batang. Pemangkasan tunas muda dapat dilakukan dengan tangan. Bila batang sudah terlalu keras, sebaiknya gunakan pisau atau gunting untuk mengatur ketinggian tanaman tomat, ujung tanaman bisa dipotong. Pemotongan ujung tanaman dilakukan setelah terlihat jumlah dompolan buah sekitar 5-7 buah.

d) Penyiraman dan pengairan

(45)

e) Pemasangan lenjeran

Pemasangan lenjeran atau ajir bertujuan sebagai tempat mengikatkan tanaman agar tidak roboh. Lenjeran dibuat dari bambu sepanjang 1,5-2 meter. Lenjeran ditancapkan pada jarak sekitar 10-20 cm dari tanaman. Lenjeran biasanya dibiarkan tegak mandiri atau ujungnya diikatkan dengan lenjeran lain yang berdekatan. Pengikatan ujung berguna untuk memperkokoh posisi lenjeran.

Pemasangan lenjeran biasanya dilakukan sedini mungkin oleh masyarakat Desa Gunungmanik untuk mencegah luka pada akar tanaman akibat penancapan. Tanaman yang masih kecil akarnya belum menyebar kemana-mana sehingga kemungkinan tertancap kecil. Luka pada akar yang diakibatkan tusukan lenjeran bisa menghambat pertumbuhan dan mengundang penyakit. Pemasangan lenjeran dilakukan setelah tinggi tanaman berkisar 10-15 cm.

Tomat yang ditanam di Desa Gunungmanik sebagian besar milik pribadi dan tidak bekerja sama dengan mitra (Gambar 5). Mayoritas distribusi tomat yang ditanam di Desa Gunungmanik dijual ke pasar Talaga dan Majalengka. Persebaran tanaman tomat dapat dilihat pada lampiran.

Gambar 5 Tomat

3) Kol

Kol adalah salah satu sayuran yang mudah ditemui di Desa Gunungmanik. Kol, kol, kobis, atau kobis bulat adalah nama yang diberikan untuk tumbuhan sayuran daun yang populer. Tumbuhan dengan nama ilmiah Brassica oleracea L tersebut termasuk kedalam Kelompok Capitata. Tumbuhan tersebut dimanfaatkan daunnya untuk dimakan. Daun tersebut tersusun sangat rapat membentuk bulatan atau bulatan pipih yang disebut krop atau kepala. Kol berasal dari Eropa Selatan dan Eropa Barat.

Kol memiliki ciri khas membentuk krop. Pertumbuhan awal ditandai dengan pembentukan daun secara normal. Saat dewasa daun mulai melengkung ke atas hingga akhirnya tumbuh sangat rapat. Pada kondisi tersebut petani Desa Gunungmanik biasanya menutup krop dengan daun-daun di bawahnya supaya warna krop makin pucat. Saat ukuran krop telah mencukupi maka siap kubis siap dipanen.

(46)

Penggunaan kol tersebut sebagai lalaban yang dapat diproses pemasakan atau juga dimakan mentah. Kol yang ditanam didistribusikan ke pasar Talaga dan Majalengka. Persebaran kol dapat dilihat pada lampiran.

Gambar 6 Kol

4) Jagung

Jagung (Zea mays ssp. mays) adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat yang paling penting (Gambar 7). Terdapat beberapa fase yang dilalui pertumbuhan jagung yaitu:

a) Fase Perkecambahan.

Fase ini diawali dengan proses imbibisi yaitu proses masuknya air ke dalam benih sehingga aktivitas enzim dan respirasi terjadi. Seiring dengan meningkatnya aktivitas enzim dan respirasi, maka embrio (plumula dan radicula) yang semula dorman menjadi aktif dan tumbuh. Keluarnya plumula dan radicula inilah yang dikenal dengan perkecambahan.

b) Fase Vegetatif.

Fase tersebut merupakan fase pembentukan organ vegetatif yang berlangsung ±35 hari yang dimulai saat tanaman membentuk 2-3 helai daun atau berumur 14 hari setelah tanam sampai dengan tanaman membentuk 15 helai daun atau berumur ±50 hari. Awal fase ini perakaran seminal telah berhenti tumbuh dan mulai terbentuk perakaran adventif yaitu perakaran yang tumbuh dari ruas batang yang ada dalam tanah. Akar adventif akan berkembang menjadi akar serabut yang tebal. Akar inilah yang berperan dalam penyerapan air dan unsur hara.

c) Fase Generatif.

Proses pertama yaitu keluarnya organ reproduktif tanaman yaitu bunga jantan dan bunga betina hingga pemasakan biji dalam tongkol. Bunga betina telah keluar dan bunga jantan sudah matang proses yang terjadi adalah penyerbukan yaitu menempelnya serbuk sari yang dilepas bunga jantan pada permukaan bunga betina yang masih segar. Proses selanjutnya yaitu pembuahan dan pembentukan biji dalam tongkol. Selama proses pembentukan biji serapan unsur hara Nitrogen dan Phosphor terjadi sangat cepat dan ketersediaan air masih sangat diperlukan.

(47)

ditanam di blok desa dan Citaman. Hal tersebut karena kedua blok tersebut mempunyai kebutuhan yang lebih terhadap jagung. Persebaran tanaman jagung dapat dilihat pada lampiran.

Gambar 7 Jagung

5) Kentang

Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu tanaman pangan terpenting ketiga di dunia setelah beras dan gandum untuk dikonsumsi manusia. Kentang merupakan tanaman umbi-umbian dan tergolong tanaman berumur pendek. Tumbuhnya bersifat menyemak dan menjalar dan memiliki batang berbentuk segi empat. Batang dan daunnya berwarna hijau kemerahan atau berwarna ungu.

Pertumbuhan tanaman kentang sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca. Tanaman kentang tumbuh baik pada lingkungan dengan suhu rendah, yaitu 15 sampai 20°C, cukup sinar matahari, dan kelembaban udara 80 sampai 90 %.

Tanaman kentang dapat tumbuh baik pada tanah yang mempunyai struktur cukup halus atau gembur, drainase baik, tanpa lapisan kedap air, debu atau debu berpasir dan sedikit kering. Lapisan keras akan menyebabkan genangan air dan perakaran kentang tidak dapat menembus lapisan kedap air.

Tanah lempung berpasir dan subur, rasa umbi lebih enak dan kandungan karbohidratnya lebih tinggi. Pada tanah liat yang berat, umbi cenderung berlemak dan aromanya berkurang. Tanaman kentang memerlukan banyak air, terutama pada stadia berbunga, tetapi tidak menghendaki hujan lebat yang berlangsung terus-menerus. Curah huajn yang baik untuk pertumbuhan tanaman kentang ialah 2.000-3000 mm/tahun. Hujan lebat yang berkepanjangan menghambat pancaran sinar matahari, memperlemah energi surya, hingga fotosintesis tidak berlangsung optimal. Hal ini menyebabkan umbi yang terbentuk kecil dan produksinya rendah. Kentang yang ditanam di lahan pertanian Desa Gunungmanik tergolong sedikit. Hal tersebut karena kebutuhan masyarakat Desa Gunungmanik masih menggunakan padi sebagai makanan pokok. Persebaran tanaman kentang dapat dilihat pada lampiran.

6) Cabai

(48)

dari 320C akan menghasilkan buah cabai yang kurang baik. Pertumbuhan akan

terhambat jika suhu harian di areal budidaya terlalu dingin. Cabai tetap dapat tumbuh pada musim kemarau namun tetap memerlukan pengairan yang cukup. Curah hujan yang dikehendaki tanaman cabai yaitu 800-2000 mm per tahun dengan kelembaban 80%. Tanah yang baik untuk tumbuhan cabai adalah jenis tanah tanah liat berpasir, mempunyai sirkulasi udara yang baik, dapat dengan mudah mengalirkan air serta aerasi yang baik. Pertumbuhsn tanaman cabai akan optimum jika ditanam pada tanah dengan pH 6-7.masyarakat Desa Gunungmanik sebagian besar tidak menanam cabai di lahan pertaniannya. Hal tersebut karena jenis tanah yang terdapat di Desa Gunungmanik cukup kering yang akan mengakibatkan buruknya hasil buah cabai. Persebaran tanaman cabai dapat dilihat pada lampiran.

7) Wortel

Wortel (Daucus carota) termasuk sayur-sayuran paling tua yang dikenal manusia. Manusia mulai mengonsumsi wortel setelah mengetahui beberapa manfaat kesehatan yang terkandung di dalamnya. Tanaman wortel tumbuh pada tanah yang memiliki tekstur struktur tanah yang baik. Jenis tanah yang sesuai adalah andosol, alluvial, regosol dan latosol yang kebanyakannya terdapat di dataran tinggi, namun tidak menutup kemungkinan di dataran rendah dapat diusahakan.

Derajat keasaman tanah yang sesuai untuk budidaya wortel adalah 5.5 – 6.5. Tanah dengan topografi/tingkat kemiringan kurang dari 30% masih dapat dianggap layak untuk budidaya wortel, sedangkan pada kemiringan di atas 30% dianggap tidak menguntungkan. Suhu sangat berpengaruh terhadap proses metabolisme tanaman baik respirasi, fotosintesis, transpirasi, aktifitas enzim, absorpsi (penyerapan air), hara, pembelahan sel, dll. Suhu optimal yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pembentukan umbi yang normal adalah 15.6 – 21.1 °C namun demikian pada suhu 26 °C dengan ketinggian 500 mdpl namun

produksi umbi kurang memuaskan. Pada suhu yang terlalu tinggi, tanaman wortel akan menghasilkan umbi yang pendek dan kecil-kecil.

Cahaya matahari merupakan sumber energy dalam proses fotosintesis. Kekurangan sinar matahari menyebabkan proses fotosintesis terganggu sehingga proses pembelahan organ vegetative dan generative terganggu. Gejala tanaman yang kurang sinar matahari akan menujukan gejala etiolasi sehingga tanaman akan tumbuh memanjang, kurus, lemah dan pucat. Kondisi seperti ini menyebabkan tanaman tidak akan membentuk umbi. Semakin besar energy cahaya matahari yang dapat diterima tanaman, semakin besar pula pengaruhnya terhadap kenaikan hasil. Mayoritas masyarakat Gunungmanik jarang menanam wortel karena permintaan yang kurang dari masyarakat sekitar. Persebaran tanaman wortel dapat dilihat pada lampiran.

c. Flora Pekarangan Rumah 1) Pisang

(49)

tumbuh pada iklim tropis basah. Kondisi lembab dan panas sangat mendukung pertumbuhan pisang. Pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis. Pada kondisi tanpa air pisang masih tetap tumbuh karena air dapat disuplai dari batangnya yang berair tetapi produksinya masih tetap bisa diharapkan. Angin dengan kecepatan tinggi seperti angin kumbang dapat merusak daun dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Persebaran tanaman pisang dapat dilihat pada lampiran.

Gambar 8 Pisang

2) Jeruk

Jeruk merupakan buah yang memiliki rasa asam manis. Buah yang berbentuk bulat tersebut banyak ditemui di pekarangan rumah masyarakat Desa Gunungmanik (Gambar 9). Jenis buah yang ditanam di pekarangan rumah tersebut tersebut (Citrus Sinensis). Hal tersebut dikarenakan jenis jeruk tersebut sangat mudah dirawat dan memiliki buah yang banyak saat panen. Buah jeruk yang telah matang biasanya dipetik dan dimakan langsung atau dijadikan jus jeruk. Jeruk memiliki ukuran pohon kecil, perdu atau semak besar dengan ketinggian 2-15 m dengan batang atau ranting berduri panjang tetapi tidak rapat. Daun hijau abadi dengan tepi rata, tunggal, permukaan biasanya licin dan agak berminyak. Bunga tunggal atau dalam kelompok lima mahkota bunga (kadang-kadang empat) berwarna putih atau kuning pucat, stamen banyak dan seringkali sangat harum.

Buah bertipe semacam buah buni, membulat atau seperti tabung, ukuran bervariasi dengan diameter 2-30cm tergantung jenisnya dengan kulit buah biasanya berdaging dengan minyak atsiri yang banyak. Hama yang sering menyerang tanaman jeruk adalah kutu daun, ulat Pappilio memnon, Philocnitis, sedangkan penyakit yang sering menyerang adalah embun tepung, embun jelaga, virus keriting.

Jeruk dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 0-400 mdpl. Keadaan iklim yang baik bagi tanaman jeruk adalah pada kisaran suhu udara 25 °C-30 °C

atau rata-rata 20 °C curah hujan tidak lebih dari 100 mm/bulan atau

(50)

yang tinggi, memiliki aerasi dan drainase yang baik, dengan nilai kemasaman (pH) 6-7. Persebaran tanaman jeruk dapat dilihat pada lampiran.

Gambar 9 Jeruk

3) Daun Bawang

Daun bawang adalah jenis sayuran dari kelompok bawang yang banyak digunakan dalam masakan (Gambar 10). Daun bawang yang ditanam di pekarangan rumah masyarakat Desa Gunungmanik tersebut memiliki jenis (allium fistulosum). Hal tersebut dikarenakan jenis daun bawang tersebut sangat mudah dalam perawatannya. Pemilihan daun bawang yang tumbuh di pekarangan rumah dikarenakan masyarakat Desa Gunungmanik yang gemar memasak masakan yang mengandung bawang daun seperti martabak telur, sup dan soto. Persebaran daun bawang di desa gunungmanik dapat dilihat pada lampiran.

Gambar 10 Daun Bawang

2. Fauna

(51)

a. Fauna Ternak 1) Kerbau

Kerbau sangat dibutuhkan oleh petani untuk membajak sawah. Kerbau dapat hidup dengan efisien dalam masa-masa kekurangan pakan yang menyebabkan hewan dapat tahan hidup (Gambar 11). Kebutuhan petani pada kerbau yang digunakan untuk membajak sawah sangatlah banyak dikarenakan kerbau tidak membutuhkan bahan bakar seperti traktor Kerbau yang terdapat di Desa Gunungmanik sebagian besar memiliki bobot tubuh yang besar sehingga dapat menopang beban yang berat saat membajak sawah.

Gambar 11 Kerbau

b. Sapi Perah

Kebutuhan susu sapi murni sangatlah banyak di Desa Gunungmanik terbukti dengan banyaknya koperasi yang menjajakan susu murni untuk dikonsumsi. Susu sapi murni dihasilkan dari sapi perah yang berkualitas (Gambar 12). Sapi yang sehat dapat menghasilkan susu yang sehat pula. Asupan makanan yang digunakan juga menjamin kualitas susu yang dihasilkan. Pemerah susu biasanya memerah susu 2 kali sehari. Pagi hari susu sapi diperah pukul 08:00 dan sore hari pukul 15:00. Waktu tersebut berkaitan dengan proses metabolisme sapi agar kualitas susu tetap terjaga dengan baik.

Gambar 12 sapi perah

(52)

Sapi potong banyak dipelihara oleh masyarakat karena harga per ekornya cukup tinggi. Sapi potong diternakkan untuk dimanfaatkan dagingnya. (Gambar 13) Masyarakat Gunungmanik sebagian besar memelihara sapi potong daripada sapi perah dikarenakan untung yang diberikan oleh sapi potong lebih tinggi daripada sapi perah. Harga sapi potong tergantung dari berat sapi dan kualitas sapi yang dijual. Masyarakat Gunungmanik biasanya memberi pakan sapi dengan menggunakan ampas tahu dengan campuran zat kimia yang dapat mempercepat penggemukan sapi. sapi tidak hanya memakan ampas tahu saja melainkan juga memakan rumput agar tumbuh kembangnya alami.

Gambar 13 Sapi Potong

d. Ayam Potong

Ayam merupakan hewan jenis unggas yang dapat hidup liat maupun diternakkan (Gambar 14). Ayam yang diternakkan di Desa Gunungmanik dibagi menjadi 2 jenis tersebut ayam potong dan ayam telur. Mayoritas ayam yang diternakkan di Desa Gunungmanik merupakan ayam potong. Hal tersebut dikarenakan kerjasama dengan mitra ayam potong yang didistribusikan ke luar kota. Keberadaan ayam potong tersebut cukup membantu perekonomian masyarakat Desa Gunungmanik.

Gambar 14 Ayam Potong

(53)

1) Anjing

Anjing yang hidup di Desa Gunungmanik dipelihara oleh masyarakat Desa Gunungmanik untuk mencari bagong di hutan (Gambar 15). Bagong biasanya menjadi hama bagi tanaman pertanian milik masyarakat Desa Gunungmanik. Anjing yang dipelihara merupakan anjing liar (Cuon alpinus) dan telah dilatih oleh pemiliknya untuk mencari bagong di hutan. Umumnya masyarakat Desa Gunungmanik memelihara 1 anjing di rumahnya. Sebagian besar anjing yang dipelihara tersebut anjing yang memiliki jenis kelamin jantan karena daya tahan tubuh yang lebih kuat dari anjing betina.

Gambar 15 Anjing

f. Kucing

Kucing merupakan hewan mamalia yang banyak diemui di Indonesia. Kucing yang terdapat di Desa Gunungmanik merupakan kucing liar yang datang dari desa lain atau dari hutan. Kucing tersebut sebagian besar makan dari sampah makanan manusia. Persebaran kucing liat di Desa Gunungmanik terdapat di semua blok. Hal tersebut dikarenakan kawasan Gunungmanik yang dikelilingi oleh hutan TNGC.

g. Ayam

Ayam kampung yang terdapat di Desa Gunungmanik merupakan ayam liar yang diberi makan oleh masyarakat Desa Gunungmanik. Ada pula ayam kampung yang sengaja diternakkan oleh masyarakat Desa Gunungmanik. Ayam yang hidup Desa Gunungmanik biasanya mencari makan padi yang sedang dijemur. Keberadaan ayam liar yang hidup di Desa Gunungmanik menjadikan masyarakat desa tidak membuang nasi yang telah basi. Nasi tersebut dapat diberikan pada ayam liat tersebut.

3. Gejala Alam

Gejala alam merupakan sesuatu yang disebabkan oleh alam. Gejala alam yang terdapat di Desa Gunungmanik adalah pemandangan matahari terbenam atau sunset. Sunset merupakan terbenamnya matahari di sebelah barat. Sunset yang terlihat di desa gunungmank memiliki warna yang cenderung tidak terlalu merah. Sunset dapat terlihat dengan jelas di lahan pertanian Desa Gunungmanik

Gambar

Gambar 1 Peta Desa Gunungmanik
Tabel 2 Organisasi Masyarakat
Gambar 3 Kantong Semar Di Kawasan Penyangga TNGC
Tabel 8 Potensi sumberdaya ekowisata budaya Desa GunungmanikNoJenis Objek
+7

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN SEKOLAH MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 DI SMA NEGERI 3 BANJAR KOTA BANJAR JAWA BARAT..

Saat ini model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang lebih tepat diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas ini karena seperti yang dikemukakan

Atau mungkinkah ada bocah nakal atau binatang lapar yang mencuri timunku?" Ladang timun itu memang benar-benar berantakan.. Banyak pohon timun yang rusak

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat hidayah-Nya serta memberikan kekuatan, ketabahan, kemudahan, dan kedamaian

Untuk mengatasi masalah yang peran guru dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelaaran sosiologi di kelas X SMA PGRI 1 Pontianak, disarankan

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK MELALUI PENERAPAN METODE PROJECT BASED LEARNING (PBL) BAGI SISWA

Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: PT.. Penggunaan multimedia berbasis komputer adalah media pembelajaran berupa media cetak, media audio-Visual, media

Dalam penelitian ini, pengecekan keabsahan data ( trustworthiness ) didasarkan pada apa yang dikembangkan oleh Lincoln dan Guba yaitu dengan. melalui: derajat keterpercayaan