• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Peralatan Hidup

Dalam dokumen PERENCANAAN EKOWISATA DESA DI DESA GUNUN (Halaman 61-76)

B. Potensi Sumberdaya Ekowisata Budaya Desa Gunungmanik

5. Sistem Peralatan Hidup

a. Alat Rumah Tangga 1) Tungku

Tungku merupakan tempat memasak tradisional dengan menggunakan kayu sebagai bahan bakar. Kayu yang dipilih haruslah kayu kering dan memiliki ketebalan yang sesuai atau tidak terlalu kecil. Tungku yang terdapat di Desa Gunungmanik memiliki bentuk persegi dengan lubang diatasnya sebagai penghantar api. Tungku yang dibuat menggunakan batu bata tersebut telah ada sejak zaman dahulu (Gambar 23). Masyarakat Gunungmanik sebagian besar telah tidak menggunakan tungku sebagai kompor karena agak sulit untuk menyalakannya. Alasan lain masyaralat Gunungmanik masih menggunakan tungku tersebut takut ada kebocoran dalam gas dan meledak.

Gambar 23 Tungku

2) Seeng

Seeng merupakan alat memasak yang digunakan untuk mengkukus makanan. Seeng terbuat dari besi yang dapat menghantarkan panas hingga ke atas permukaan seeng. Masyarakat Desa Gunungmanik memanfaatkan seeng sebagai alat untuk memasak makanan dan juga untuk menanak nasi (Gambar 24). Seeng masih digunakan karena masyarakat Gunungmanik menganggap ruang yang terdapat di dalam seeng lebih banyak dibandingkan panci. Seeng dapat digunakan dengan menggunakan tungku maupun kompor gas biasa karena permukaan seeng yang bulat dengan ukuran yang sama dengan tungku dan kompor gas.

Gambar 24 Seeng

3) Cetakan Surabi

Surabi merupakan makanan yang banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia. Surabi tradisional tidak menggunakan taburan meses untuk toppingnya karena surabi tradisional merupakan makanan pengganti nasi bagi sebagian orang. Surabi yang berbentuk bulat sempurna tidak bisa menggunakan cetakan biasa (Gambar 25). Hal tersebut dikarenakan adanya cetakan surabi yang terbuat dari tanah liat sehingga adonan surabi tidak menempel saat diangkat. Cetakan surabi memiliki diameter sekitar 10 cm dan berbentuk mengerucut. Tidak hanya cetakan surabi saja, namun ada juga tutup supaya uap panas merata ke seluruh permukaan surabi.

Gambar 25 Cetakan Surabi

4) Nyiru

Nyiru merupakan tempat yang bebentuk bulat dan menggunakan batang bambu sebagai bahan baku pembuatannya. Fungsi benda tersebut sangatlah beragam, mulai dari menyaring beras dari padinya hingga untuk menghidangkan makanan tradisional (Gambar 26). Terdapat berbagai macam ukuran nyiru tergantung fungsinya. Masyarakat Desa Gunungmanik masih banyak yang menggunakan nyiru untuk berjualan gorengan maupun surabi.

Gambar 26 Nyiru

b. Makanan Tradisional 1) Putu Ayu

Makanan pertama yang berbentuk persegi dinamakan putu ayu kue tersebut dibuat dengan menggunakan bahan baku tepung beras dan kelapa dengan cara memasak dikukus hingga adonan dalam matang merata (Gambar 27). Kue putu ayu pada umumnya menggunakan topping kelapa parut namun karena kekhasan kue yang terdapat di Desa Gunungmanik tersebut menjadikan tidak adanya topping kelapa parut di atasnya dikarenakan kelapa telah terdapat pada adonan kue yang telah terkenal di Jawa Barat tersebut.

Gambar 27 Doko-Doko, Putu Ayu, Pais Pipis

2) Doko-Doko

Makanan khas Desa Gunungmanik tersebut merupakan makanan yang biasanya disajikan pada saat perta pernikahan dan acara resmi lainnya. Doko-doko terbuat dari tepung ketan dan ditambahkan sedikit gula merah untuk menambah citarasa. Cara membuat kue tersebut tersebut dengan menggunakan oven sebagai alat memanggang kue yang memiliki rasa manis tersebut.

3) Pais Goblog

Makanan selanjutnya adalah makanan yang dibungkus dengan daun pisang. Makanan ringan tersebut umumnya dikonsumsi dengan tambahan sambal untuk penambah cita rasa. Makanan yang terbuat dari tepung beras tersebut dimasak dengan cara dikukus hingga adonan matang merata (Gambar 28). Terdapat dua jenis pais yang khas dari Desa Gunungmanik tersebut pais goblog dan pais pipis yang diisi pisang sebagai tambahan rasa.

Gambar 28 Pais Goblog

4) Adas

Makanan tradisional khas Desa Gunungmanik selanjutnya adalah adas. Adas merupakan makanan yang terbuat dari tepung ketan dan dicampur dengan kelapa parut dan dicetak menggunakan saringan kelapa sehingga uap air yang terkandung di cetakan kue tersebut tidak basah dan menjadikan kue tersebut tetap kering

lengket antara adonan kue dengan saringan beras. Cara memasak kue tersebut tersebut dengan cara dikukus hingga adonan matang merata.

Gambar 29 Adas

5) Bika-Bika

Bika merupakan kue yang terkenal seantero tanah air. Kue yang memiliki citarasa manis tersebut telah menjadi primadona oleh-oleh bagi wisatawan yang mengunjungi daerah dengan logat khas nya tersebut (Gambar 30). Kue bika ternyata tidak hanya dibuat di sumatera utara saja namun terdapat pula kue bika yang dibuat oleh masyarakat Desa Gunungmanik. Kue yang dibuat menggunakan adonan yang sama dengan bika lainnya, yang membedakan adalah bentuk bika dan warna yang ditampilkan tersebut warna hijau dan kuning. Warna tersebut muncul dikarenakan penggunaan “gincu” atau pewarna makanan yang menjadi daya tarik bagi konsumennya.

Gambar 30 Bika-Bika

6) Keripik Tempe

Tempe merupakan makanan yang sering digunakan sebagai bahan baku memasak. Tempe identik dengan kacang kedelai yang diermentasikan. Masyarakat Desa Gunungmanik menjadikan tempe sebagai bahan baku camilan. Tempe yang digunakan merupakan tempe yang dibuat dengan menggunakan tangan langsung dan tidak menggunakan mesin menjadikan kualitas tempe yang dihasilkan lebih baik daripada tempe yang dibuat oleh pabrikan (Gambar 31). Kualitas tempe yang baik menjadikan rasa keripik tempe yang dibuat juga akan semakin baik.

Gambar 31 Keripik Tempe

7) Surabi

Surabi merupakan makanan yang terbuat dari tepung beras dan kepala parut yang dicampur dan ditambahkan air serta garam. Citarasa surabi di kota besar sangatlah berbeda dari surabi tradisional yang bercitarasa original (Gambar 32). Surabi yang terdapat di Desa Gunungmanik tersebut masih menggunakan tungku sebagai alat masak sehingga menjadikan aroma surabi lebih khas daripada surabi yang dimasak menggunakan kompor. Surabi dapat dijadikan sebagai makanan pokok saat sarapan ditambah dengan gorengan sebagai penambah citarasa. Terdapat 2 macam rasa surabi yang dapat dinikmati yaitu surabi original dan surabi yang ditambahkan topping tempe atau oncom dengan rasa yang cukup pedas.

Gambar 32 Surabi

8) Kue Lidah Kucing

Kue lidah kucing merupakan sejenis kue kering yang berbentuk layaknya lidah kucing yang berasal dari belanda. Kue lidah kucing memiliki rasa yang gurih dan renyah. Kue tersebut dikenal oleh masyarakat Indonesia seiring dengan kolonialisasi belanda. Kue lidah kucing yang dibuat oleh masyarakat Desa Gunungmanik sebagian besar menggunakan susu sapi murni sebagai bahan dasarnya. Masyarakat Desa Gunungmanik biasanya membuat kue lidah kucing saat sebelum perayaan idul fitri.

9) Es Lilin

Es lilin merupakan makanan penyegar berupa es dengan batang kayu sebagai alat untuk dipegang. Makanan tersebut dibuat dengan susu sapi murni dan ditambah cairan minuman berasa. Campuran antara susu sapi murni dan sirup langsung dapat dibekukan dan dinikmati. Masyarakat Desa Gunungmanik banyak membuat es lilin untuk sajian sehari-hari. Es lilin dibuat karena perkembangan pengetahuan masyarakat Desa Gunungmanik di bidang kuliner semakin modern.

c. Rumah Tradisional Dan Modern 1) Rumah Tradisional

Rumah tradisional yang terdapat di Desa Gunungmanik terbuat dari bambu yang disebut “bilik” dalam Bahasa Sunda. Rumah yang terdapat di blok desa tersebut memiliki arsitektur yang sangat simple (Gambar 33). Rumah tersebut masih menggunakan tanah sebagai alas dan tidak adanya kamar mandi di dalamnya.

Gambar 33 Rumah Tradisional

2) Rumah Modern

Rumah adalah salah satu bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu tertentu. Rumah dapat menjadi tempat tinggal manusia maupun hewan, namun untuk istilah tempat tinggal yang khusus bagi hewan adalah sangkar, sarang, atau kandang. Dalam arti khusus, rumah mengacu pada konsep-konsep sosial-kemasyarakatan yang terjalin di dalam bangunan tempat tinggal, seperti keluarga, hidup, makan, tidur, beraktivitas, dan lain-lain. Rumah modern yang terdapat di Desa Gunungmanik memiliki desain yang megah dengan tidak menggunakan genteng sebagai langit-langit rumahnya (Gambar 34). Rumah modern tersebut berwarna kuning dan pada terasnya terdapat 4 pilar berbentuk persegi. Rumah yang memiliki 2 lantai tersebut telah menggunakan keramik sebagai lantai.

Gambar 34 Rumah Modern 6. Sistem Mata Pencaharian

a. Perdagangan

Minoritas masyarakat Desa Gunungmanik memilih mata pencaharian sebagai pedang karena modal yang cukup besar untuk dapat membuka sebuah warung atau kios. Pedagang sebagian besar memanfaatkan rumahnya sebagai tempat untuk berjualan. Rata-rata masyarakat Gunungmanik menjual aneka makanan ringan dan sembako. Ada pula yang berjualan sayur mayur dan lauk di warungnya karena letak Gunungmanik dengan pasar cukup jauh. Pedagang yang berjualan makanan ringan lebih banyak daripada pedagang sayuran. Hal tersebut dikarenakan pedagang yang menjual makanan ringan menanggung resiko lebih sedikit disbanding pedagang sayuan yang menanggung resiko sayurannya akan busuk bila tidak segera terjual.

b. Pertanian

Mata pencaharian yang banyak dilakukan oleh masyarakat Desa Gunungmanik tersebut di bidang pertanian. Pertanian merupakan salah satu sektor yang menjanjikan bagi masyarakat Gunungmanik karena dengan tanah yang subur dan suhu yang baik tanaman yang ditanam tuhmbuh subur di Desa Gunungmanik tersebut.

1) Petani Padi

Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang pertanian, utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman, dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun dijual pada orang lain. Petani juga dapat menyediakan bahan mentah bagi industri, seperti serealia untuk minuman beralkohol, buah untuk jus, dan wol atau kapas untuk penenunan dan pembuatan pakaian. Sawah yang ada di Desa Gunungmanik tersebar di 5 blok dengan luas 192.200 ha. Hal tersebut dikarenakan masyarakat Desa Gunungmanik menjadikan sektor pertanian sebagai mata pencaharian.pemilihan penanaman padi di Desa Gunungmanik dikarenakan kondisi tanah yang subur dan cocok digunakan untuk menanam padi menjadikan masyarakat Gunungmanik memilih padi untuk dijadikan mata pencaharian. Banyaknya sawah yang terdapat di Desa Gunungmanik menjadikan mata pencaharian sebagai petani pun semakin banyak

(Gambar 35). Petani yang menanam dan merawat sawah biasanya merupakan pemilik sawah tersebut.

Gambar 35 Petani Padi

2) Petani Sayuran

Sayuran merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. lahan sayuran yang terdapat di Gunungmanik memiliki peringkat kedua terluas setelah sawah (Gambar 36). Luas tersebut mempengaruhi jumlah mata pencaharian sebagai petani sayuran di Desa Gunungmanik. Hal tersebut karena sayuran yang ditanam di Desa Gunungmanik sebagian besar dikirim ke luar kota dan hanya sebagian kecil yang dijual di warung sayuran. Petani sayuran biasanya mendapatkan hasil yang cukup pada saat panen. Hal tersebut dikarenakan banyaknya sayuran yang dijual. Petani sayuran lebih banyak ditemui di blok citaman. Hal tersebut karena di blok citaman memiliki luas lahan pertanian sayur lebih luas dibandingkan dusun lain di Desa Gunungmanik.

Gambar 36 Petani Sayuran

c. Peternakan

Peternak adalah seseorang yang melakukan kegiatan pemeliharaan dan pengembangbiakan hewan ternak dengan tujuan mendapatkan hasilnya. Mata pencaharian masyarakat Desa Gunungmanik salah satunya tersebut beternak. Berternak merupakan salah satu mata pencaharian yang cukup menguntungkan bagi masyarakat Gunungmanik (Gambar 37). Hewan yang diternakkan tersebut sapi, domba, dan ayam.

1) Sapi

Sapi merupakan hewan yang memiliki tubuh besar. Sapi yang diternakkan di desa gunung manik dikategorikan kedalam 2 ekor jenis sapi tersebut sapi potong dan sapi perah.

2) Sapi Potong

Sapi potong yang diternakkan biasanya dari umur 5 bulan hingga 2 tahun. Sapi tersebut dirawat dengan diberi makan rumput dan ampas tahu. Pemberian ampas tahu dikarenakan ampas tahu mampu memberikan asupan gizi bagi sapi sehingga sapi menjadi gemuk (Gambar 37). Perawatan sapi potong tersebut berbuah harga yang cukup tinggi tersebut 15 juta hingga 30 juta rupiah setiap 1 ekor sapi tergantung dari bobot sapi tersebut. Konsumen yang membeli sapi sebagian besar dari luar daerah Desa Gunungmanik.

Gambar 37 Sapi Potong

3) Sapi Perah

Sapi perah yang diternakkan tidak sebanyak sapi potong. perbandingan jumlah sapi potong dan sapi perah tersebut 1 berbanding 10. Hal tersebut dikarenakan keuntungan yang didapatkan oleh peternak sapi perah lebih sedikit disbanding sapi potong. Setiap harinya peternak dapat memerah susu sapi 2 kali sehari pada jam 08:00 dan pukul 15:00 (Gambar 38). Susu sapi yang telah diperah tersebut didistribusikan pada agen yang dapat mengolah susu sapi tersebut hingga steril. Harga susu sapi perliternya tersebut Rp 7000; harga tersebut dapat berubah sesuai dengan kebutuhan konsumen dan jumlah supply susu sapi.

4) Domba

Peternakan domba yang terdapat di Desa Gunungmanik mayoritas milik pribadi. Domba yang diternakkan bukan merupakan mata pencaharian pokok pemilik. Sebagian besar mata pencaharian pokok pemilik domba merupakan petani. Hal tersebut karena mudahnya mencari makanan untuk domba dari hasil pertanian. Peternak domba terdapat di masing-masing dusun Desa Gunungmanik. Harga 1 ekor domba berkisar 3 hingga 5 juta tergantung berat domba dan jenis domba. Domba yang diternakkan mayoritas domba potong. Hal tersebut menjadikan banyaknya pembeli domba pada saat bulan haji.

5) Ayam

Peternakan ayam terdapat di empat dusun Desa Gunungmanik. Dusun Citaman tidak memiliki peternakan ayam karena masyarakat dusun Citaman sebagian besar memilih mata pencaharian sebagai petani daripada peternak. Peternakan ayam yang terdapat di Desa Gunungmanik tersebut menjalin kerjasama dengan mitra. Peternakan ayam tersebut rata-rata memiliki 75 kandang yang cukup menampung 2000 ekor ayam per kandang (Gambar 39). Ayam yang diternakkan merupakan ayam potong. Hal tersebut karena kerjasama yang dilakukan dengan mitra. Distribusi ayam potong sebagian besar disebar di daerah Jakarta, bandung, dan bekasi.

Gambar 39 Ayam Ternak 7. Kesenian

a. Alat Musik 1) Gamelan

Gamelan merupakan alat musik yang terbuat dari bahan logam. Gamelan berasal dari daerah Jawa tengah, Yogyakarta, Jawa Timur juga di Jawa Barat yang disebut dengan Degung. Pagelaran gamelan sebagian besar diselenggarakan saat upacara kenaikan kelas. Alat musik gamelan yang dimainkan di Desa Gunungmanik tersebut terdiri dari gendang, goong, demung dan bonang (Gambar 40). Terdapat pula sinden atau penyanyi yang menyanyikan lagu dalam Bahasa Sunda.

Gambar 40 Alat Musik Gamelan

2) Gemyung

Gemyung merupakan alat musik sejenis rebana namun dengan diameter lebih besar. Gemyung biasanya dimainkan oleh perkumpulan pemain gemyung yang telah dilatih. Irama yang dihasilkan oleh alat musik tersebut adalah alunan musik islami seperti halnya marawis. Hal tersebut karena masyarakat Desa Gunungmanik yang semuanya menganut agama islam. Gemyung biasanya dimaikan pada saat peringatan mauled nabi Muhammad SAW dengan melantunkan shalawat. Gemyung yang berbentuk setengah lingkaran tersebut terbuat dari kulit dan kayu. Cara menggunakan alat musik tersebut tersebut dengan cara ditabuh di bagian setengah lingkaran yang datar. Gemyung diciptakan karena nada yang dihasilkan lebih renda dari nada rebana.

b. Kesenian Tradisional 1) Kuda Renggong

Kuda renggong merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Barat yang masih dipertunjukkan di Desa Gunungmanik pada saat tertentu. Renggong dalam Bahasa Sunda berarti ronggeng atau keterampilan. Kuda renggong biasanya dipertunjukkan pada saat khitanan. Anak yang dikhitan menunggangi kuda renggong. Pertunjukkan dimulai setelah anak yang dikhitan selesai dibacakan do’a. anak tersebut menggunakan pakaian khas gatot kaca sebahai wujud pangeran khas Sunda. Pertunjukkan dimulai dengan mengarak kuda renggong.

Kuda renggong yang diarak diiringi oleh lantunan musik khas Sunda. Sepanjang jalan kuda renggong menari sesuai irama musik. Pertunjukkan kuda renggong masih di lakukan oleh masyarakat Desa Gunungmanik pada saat khitanan dan pada hari kemerdekaan Indonesia. Makna yang terkandung dalam pertunjukkan kuda renggong adalah symbol hubungan yang erat anara kuda dengan manusia.

2) Tradisi Tepung Taun (Pareresan)

Tradisi tepung taun atau yang biasa disebut dengan pareresan oleh masyarakat Gunungmanik merupakan seuatu acara untuk menunjukkan rasa syukur pada sang pencipta. Tradisi pareresan hanya dilakukan di dusun Citaman. Hal tersebut karena dusun Citaman memiliki lebih banyak hasil pertanian disbanding keempat dusun lainnya. Dusun Citaman masih menjunjung adat istiadat jaman dahulu sedangkan keempat dusun lainnya telah tidak berkeyakinan bahwa tradisi pareresan merupakan cara bersyukur pada sang pencipta.

Pareresan biasanya dilakukan saat pada bulan agustus karena bulan tersebut merupakan musim panen. Tradisi pareresan dilakukan dengan mengumpulkan beberapa hasil pertanian dan diarak keliling dusun Citaman. Setelah hasil tani diarak keliling dusun masyarakat Citaman memotong domba dan dibagikan ke semua masyarakat dusun Citaman. Hal tersebut untuk menciptakan rasa empati yang tinggi antar masyarakat. Disamping tersebut terdapat pula acara pagelaran seni yang dilakukan pada malam hari untuk menghibur masyarakat Gunungmanik.

3) Obrog-Obrog

Obrog-obrog merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh kota majalengka untuk menyambut ulangtahun. Perayaan Obrog-obrog setiap tahun dimeriahkan oleh masyarakat semua kecamatan yang terdapat di kota majalengka termasuk Kecamatan Talaga yang diwakili oleh Desa Gunungmanik. Desa Gunungmanik yang mayoritas beragama islam menonjolkan keislaman yang terdapat di Desa Gunungmanik dengan menghias mobil dengan tema masjid dan diiringi oleh alunan musik shalawat (Gambar 41). Perayaan Obrog-obrog yang berdekatan dengan bulan ramadhan menjadikan mayoritas penampilan dari semua desa diiringi dengan shalawat sebagai wujud rasa syukur dapat menjalankan ibadah puasa.

Gambar 41 Festival Obrog-Obrog

c. Permainan Tradisional

Permainan tradisional merupakan permainan yang dimainkan oleh anak-anak jaman dulu. Sebagian besar permainan tersebut dilakukan dengan cara kelompok. Permainan tradisional yang masih dilakukan oleh anak-anak desa gunung manik tersebut kelereng (Gambar 42).

Kelereng dengan berbagai sinonim gundu, keneker, kelici, guli adalah bola kecil dibuat dari tanah liat, marmer atau kaca untuk permainan anak-anak. Permainan Kelereng tersebut tidak membutuhkan peralatan khusus untuk memainkannya. Pemain hanya memerlukan lapangan kosong sebagai arena kelereng dan kapur atau tongkat untuk membuat garis permainan. Terdapat beberapa jenis peraturan, diantaranya pot-potan dan ban-banan atau jarum- jaruman. Anak-anak desa gunungmannik sebagian besar bermain dengan aturan pot-potan. Aturan main pot-potan adalah dengan membuat gambar persegi yang diantara titik bidangnya diletakkan kelereng kita dan kelereng lawan. Selanjutnya saling mengeluarkan kelereng yang ada dalam persegi tersebut. Kelereng yang

keluar dari persegi maka kelereng tersebut akan menjadi hak milik sang penembak.

Gambar 42 Permainan Kelereng

d. Tarian

Tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta.

1) Tari Jaipong

Tari jaipong merupakan tarian khas Jawa Barat yang masih banyak dipopolerkan oleh sebagian masyarakat suku Sunda. Tari jaipong yang dilakukan oleh siswa-siswi SMPN 3 Talaga tersebut diiringi oleh kesenian lengser. Hal tersebut karena tarian jaipong dilakukan untuk mengiring pengantin. Terdapat pula siswa SMPN 3 Talaga yang memerankan peran sebagai abah dan ambu yang akan melepas menngantinnya. Kegiatan tersebut merupakan symbol dari dilepasnya siswa siswi kelas 9 SMPN3 Talaga.

2) Lengser

Lengser atau sering dipanggil “Oewa Lengser" mencerminkan keakraban dan kedekatan yang demikian menyatu dengan kehidupan masyarakat kecil. Tokoh Lengser senantiasa dihubungkan dengan fungsi-fungsi kekuasaan lengser tersebut sering diposisikan sebagai kepanjangan titah Sang Prabu. Lengser memiliki makna tersebut "utusan" sang Prabu. Peran Lengser tersebut biasanya diperankan oleh seorang pria. Lengser wanita hanyalah berperan sebagai pendamping Lengser pria. Karena peranannya sebagai sosok panutan masyarakat yang dtersebutakan dan juga sebagai simbol penasehat dalam pernikahan maka sosok Lengser lebih sering diperankan sebagai seorang kakek (Gambar 43).

Kegiatan diawali dengan munculnya kakek yang berbicara Bahasa Sunda untuk memanggil istrinya. Kemunculan istrinya disambut baik oleh penonton karena istrinya merupakan penari jaipong. Tarian jaipong pun dimulai dengan musik gamelan yang mengiringi penari. Satupersatu pengikut lengser berjalan menuju pengantin. Pertama tersebut laki laki pembawa payung yang akan memayungi pengantin. Selanjutnya adalah dua orang yang membawa perisai yang akan mengawal pengantin. Terakhir tersebut enam orang pria yang membawa umbul-umbul dan wanita yang menari jaipong.

Gambar 43 Prosesi Tarian Lengser

Pakaian yang digunakan oleh lengser tersebut sangat sederhana. Biasanya terdiri dari baju kampret, celana pangsi dilengkapi dengan sarung yang diselendangkan atau kain setengah dan totopong (ikat kepala). Riasannya lengser selalu menggunakan make up karakter yang memperlihatkan wajah kakek tua renta dengan memperlihatkan gigi yang ompong ditambah dengan gerakan tari yang lucu. Kehadirannya selalu mengundang gelak tawa dan takjub para penonton atau tamu undangan (Gambar 44).

Gambar 44 Pakaian Penari Lengser 5. Penilaian Potensi Unggulan Desa Gunungmanik

Desa Gunungmanik memiliki potensi sumberdaya budaya dan sumberdaya alam yang dapat dijadikan sebagai potensi perencanaan wisata desa. Potensi sumberdaya tersebut dtersebutlai oleh asesor menggunakan media kuesioner. Penilaian asesor dilakukan oleh 3 orang asesor yang terdiri dari sekertaris Desa Gunungmanik, bendahara Desa Gunungmanik dan kepala dusun Citaman. Hasil penilaian asesor menghasilkan sepuluh sumberdaya yang dapat dijadikan potensi perencanaan ekowisata desa diantaranya adalah tradisi berbagi rezeki (BR) pengobatan tradisional susu sapi (PTSSM), Makanan surabi (MS), mata pencaharian ternak sapi (MPTS), alat musik gemyung (AMG), tradisi kuda renggong (KR), festival obrog-obrog (FO), sunset (SNT) bentang alam pertanian (BAP) dan sumberdaya ekstern tersebut TNGC (TNGC). Penilaian potensi unggulan desa gunungmanik dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Penilaian Potensi Unggulan Desa Gunungmanik

No Indikator BR PTSSM MS MPTS AMG KR OBR SNS BAP TNGC

Dalam dokumen PERENCANAAN EKOWISATA DESA DI DESA GUNUN (Halaman 61-76)

Dokumen terkait