LAMPIRAN VI : PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG
MONITORING DANEVALUAS
B. Kondisi Eksisting Pengembangan Drainase
1. Aspek teknis
Penanganan drainase perkotaan selama ini dihubungkan dengan saluran drainase utama yang telah ada. Saluran drainase utama Kota Magelang masih memanfaatkan sungai yang ada dan saluran pengairan yang saat ini telah berkembang menjadi saluran drainase Kota Magelang. Pada lokasi tertentu, kawasan perkotaan masih ada genangan akibat luapan/limpasan yang disebabkan drainase perkotaannya kurang optimal atau tidak sesuai lagi dengan dimensi badan saluran karena tekanan terhadap ruang dan lingkungan untuk kebutuhan perumahan, kawasan jasa dan perdagangan menjadi kawasan terbangun. Pembuangan air dari jalan ke saluran drainase pada beberapa ruas jalan kurang terpelihara dan bahkan tidak memiliki saluran drainase tepi, sehingga pengeringan air dari muka jalan
sangat sulit selain apabila hanya dengan penguapan air pada muka jalan saja. Pada lokasi tertentu ada yang salurannya dari dimensi besar dan kemudian mengecil (saluran tersier), sehingga pada saat hujan dengan curah hujan yang agak tinggi akan menggenangi jalan. Kemiringan saluran yang ada di lapangan sangat bervariasi. Di beberapa kawasan saluran miring dengan sangat curam, tetapi di beberapa kawasan saluran hampir landai. Di beberapa tempat, saluran drainase menjadi sempit bahkan mengalami kerusakan karena terdesak oleh akar pohon yang terdapat di sepanjang jalan. Sistem pengelolaan drainase lingkungan di Kota Magelang pada dasarnya telah diatur sebagaimana pola permukiman yang ada, namun seiring dengan berjalannya waktu, jumlah penduduk meningkat dan secara fisik mengalami perkembangan terutama adalah target pemenuhan kualitas lingkungan hidup, penurunan permukaan tanah, peningkatan debit air, kerusakan – kerusakan ekologi lingkungan, dsb. Setiap kawasan permukiman telah memiliki saluran drainase sekunder dan tersier sampai ke tiap – tiap rumah dan terintegrasi ke dalam saluran drainase primer (Riol Kota), namun genangan pada musim penghujan akibat dari naiknya debit air pada saluran drainase primer dan adanya penurunan sudut elevasi pada saluran drainase sekunder sehingga air yang seharusnya mengalir dari saluran drainase tersier menuju saluran drainase sekunder kemudian berakhir di saluran drainase berbalik arah.
Secara umum kawasan Kota Magelang sudah mempunyai jaringan drainase yang sudah dibangun oleh Belanda sesuai dengan kondisi Kota Magelang seperti topografi, tata guna lahan/permukiman, dan fungsi-fungsi lain dari sebuah kota, seperti pasar, stasiun kereta api,
terminal, alun-alun, dsb. Jaringan drainase di Kota Magelang di beberapa lokasi banyak tebing saluran (pasangan batu) yang sudah rusak, tertimbun endapan lumpur (sedimentasi), di wilayah yang padat permukiman penduduk banyak dijumpai saluran terbuka yang dijadikan tempat membuang sampah oleh masyarakat, ada beberapa lokasi yang di atas saluran drainase didirikan warung dan rumah makan. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi jaringan drainase Kota Magelang dapat di lihat pada tabel berikut :
Tabel 4.50 Kondisi Drainase Lingkungan di Tingkat Kecamatan/ Kelurahan No Jumlah Kondisi Drainase Saat Ini Pembersihan
Drainase Pengelola Oleh Masyarakat Dibangun di atas saluran RW RT Lancar Mampet Rutin
Tidak
Rutin PemKot Kelurahan RT/RW Swasta
L P L P L P Ada Tidak
KECAMATAN MAGELANG SELATAN a. Kelurahan Jurangombo Utara
8 37 √ √ √
b Kelurahan Jurangombo Selatan
9 46 √ √ √ √ √ √
c Kelurahan Magersari
13 73 √ √ √ √ √ √
d Kelurahan Rejowinangun Selatan
15 67 √ √ √ √ √ √ √ √
e Kelurahan Tidar Selatan
12 45 √ √ √ √ √ √ √ √
f Kelurahan Tidar Utara
13 55 √ √ √ √ √ √ √
KECAMATAN MAGELANG TENGAH g Kelurahan Kemirirejo
9 57 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
h Kelurahan Cacaban
12 74 √ √ √ √ √ √
i Kelurahan Rejowinangun Utara
21 91 √ √ √ √ √ √ √
j Kelurahan Panjang
8 59 √ √ √ √ √ √ √
No Jumlah Kondisi Drainase Saat Ini Pembersihan
Drainase Pengelola Oleh Masyarakat Dibangun di atas saluran RW RT Lancar Mampet Rutin
Tidak
Rutin PemKot Kelurahan RT/RW Swasta
L P L P L P Ada Tidak
13 52 √ √ √ √ √ √ √ √
l Kelurahan Gelangan
10 64 √ √ √ √ √ √ √
KECAMATAN MAGELANG UTARA m Kelurahan Potrobangsan
7 64 √ √ √ √ √ √ √ √
n Kelurahan Kedungsari
10 58 √ √ √ √ √ √ √
o Kelurahan Kramat Utara
8 40 √ √ √ √ √ √
k Kelurahan Kramat Selatan
10 52 √ √ √ √ √ √
l Kelurahan Wates
12 80 √ √ √ √ √ √ √
Sumber Data :Kantor Kelurahan se - Kota MagelangTahun 2012
2. Kelembagaan
Penyusunan rencana program investasi infrastruktur Sub Bidang Drainase mengacu kepada Keputusan Menteri Pekerjaan Umum nomor 239/KPTS/1987 tentang Fungsi Utama Saluran Drainase sebagai drainase kota dan fungsi utama sebagai pengendalian banjir. Selain itu harus memperhatikan keterpaduan pelaksanaannya dengan prasarana dan sarana kota lainnya (persampahan, air limbah, perumahan dan tata bangunan serta jalan kota), sehingga dapat meminimalkan biaya pelaksanaan, biaya operasional dan pemeliharaan. Program dan kegiatan Sub-Bidang Drainase bertujuan untuk mencapai masyarakat hidup sehat dan sejahtera dalam lingkungan yang bebas dari genangan.Pengaturan sistem drainase di Kota Magelang di sesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Magelang yang diatur dalam Peraturan Daerah N0. 4Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Magelang.
Secara umum pengelolaan Drainase Perkotaan dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum atau sekitar 80% sedangkan 20% peran pengelolaan Drainase ini dilakukan oleh Masyarakat yakni hanya berkaitan dengan Drainase Lingkungan Permukiman, akan tetapi permasalahan yang terjadi melibatkan semua pihak/ tidak dapat diselesaikan secara parsial.
Sampai saat ini memang belum ada Perda yang mengatur mengenai pengelolaan Drainase dan baru direncanakan untuk menyusun Masterplan Drainase pada tahun ini namun demikian selama ini pengaturan terhadap sistem drainase ini telah dilaksanakan namun secara parsial/ belum komprehensif dan berjalan dengan baik atau dengan kata lain peraturan yang ada tersebut berjalan dengan efektif.
Tabel 4.51 Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Lingkungan
Fungsi Pemangku Kepentingan
Pemerintah Kabupaten/Kota Swasta Masyarakat PERENCANAAN
*Menyusun target pengelolaan drainase lingkungan skala Kab./Kota DPU *Menyusun rencana program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target DPU *Menyusun rencana anggaran program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target DPU
PENGADAAN SARANA
*Menyediakan / membangun sarana drainase lingkungan DPU
PENGELOLAAN
*Membersihkan saluran drainase lingkungan DPU √
*Memperbaiki saluran drainase lingkungan yang rusak DPU √
*Melakukan pengecekan kelengkapan utlitas teknis bangunan (saluran drainase lingkungan) dalam
pengurusan IMB DPU √
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
*Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman, DPU termasuk penataan drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangun
*Memastikan integrasi sistem drainase lingkungan (sekunder) dengan sistem drainase sekunder dan
primer DPU
*Melakukan sosialisasi peraturan dan pembinaan dalam hal pengelolaan drainase lingkungan DPU *Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase lingkungan DPU
Fungsi Pemangku Kepentingan
Pemerintah Kabupaten/Kota Swasta Masyarakat
MONITORING DAN EVALUASI
*Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase lingkungan skala
kota DPU √
*Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan drainase
lingkungan DPU √
*Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan drainase lingkungan, dan atau
menampung serta mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase lingkungan DPU √
3. Peran Serta Masyarakat
Kesadaran masyarakat dalam pengelolaan drainase berbeda – beda, hal ini tergantung dari kondisi geografis, kelembagaan dan kesadaran individu dalam suatu kelompok. Namun demikian secara umum kesadaran Masyarakat dalam pengelolaan drainase sudah cukup baik dengan partisipasi aktif masyarakat baik, namun pada lokasi – lokasi tertentu, semisal adalah saluran drainase yang tidak berhubungan langsung dengan lingkungan permukiman kurang mendapat perhatian dari masyarakat. Untuk lebih jelasnya mengenai peran serta masyarakat dalam pembangunan drainase di Kota Magelang dapat diamati pada tabel berikut :
Tabel 4.52 Daftar Program/Proyek Drainase Berbasis Masyarakat
No. Sub Sektor Nama Program/Proyek/Layanan Pelaksana/PJ Tahun Kondisi Sarana Saat Ini Aspek PMJK Fungsi Tidak Rusak PM JDR MBR KECAMATAN MAGELANG SELATAN
a. Kelurahan Jurangombo Utara
1 Drainase Lingkungan Pembangunan Saluran U 20 (1 x 125 m)
RT 03 RW II KSM AS - 2 2010 √ √ √ √
2 Pembangunan Saluran Air dan Bak Kontrol
(1 x 100 m) RT 05 RW II KSM AS - 2 2010 √ √ √ √
3 Saluran Air Kotor (1 x 30 m) RT 04 RW II KSM AS - 2 2010 √ √ √ √
4 Pembangunan Selokan RT 05 RW II Partelima 2010 √ √ √ √
b. Kelurahan Jurangombo Selatan
1 Drainase Lingkungan Pembangunan/ Pengecoran Selokan (RT
01 RW 01) PNPM 2009 √ √
2 Pembangunan atas selokan/ nutup selokan
( RW 01) PNPM 2009 √ √
3 Pembangunan Selokan (RW 07,08,09) PNPM 2009 √ √
4 Normalisasi Selokan (RT 03 RW 09) PNPM 2009 √ √
5 Pendalaman Selokan (RT 03 RW 08) PNPM 2009 √ √
6 Gorong - gorong/ Pembangunan Grill (RT
04 RW 08) PNPM 2009 √ √
c. Kelurahan Magersari
1 Drainase Lingkungan PNPM KSM di tingkat RT/
RW 2009 √ √ √
2 PNPM KSM di tingkat RT/
RW 2010 √ √ √
3 DAK KSM Sidosari Asri
dan Tidar Sejahtera 2010 √ √ √ √
No. Sub Sektor Nama Program/Proyek/Layanan Pelaksana/PJ Tahun Kondisi Sarana Saat Ini Aspek PMJK Fungsi Tidak Rusak PM JDR MBR
5 BLM (APBN) KSM Empuk Eyup IV 2011 √ √ √
6 Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (APBD)
CV. Adhi Karya
Nugraha 2011 √ √ √ √
d Kelurahan Rejowinangun Selatan
1 Drainase Lingkungan Pembangunan SPAL PNPM 2009, 2010
& 2011 √ √ √ √
2 Rehabilitasi SPAL PNPM 2009 &
2010 √ √ √ √
3 Pembangunan tutup SPAL PNPM 2009, 2010
& 2011 √ √ √ √
e Kelurahan Tidar Utara
1 Drainase Lingkungan Pembangunan Saluran Drainase
Lingkungan PNPM
2010
&2011 √ √ √ √
2 Pembangunan Gorong - gorong PNPM 2009 √ √ √ √
f Kelurahan Tidar Utara
1 Drainase Lingkungan Pembangunan Saluran Air RW I, RW III,
RW V dan RW IX PNPM
2010, 2011
& 2012 √ √ √ √
KECAMATAN MAGELANG TENGAH