• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

2.4. Tinjauan Studi Terdahulu

2.4.1. Aspek Tujuan dan Metodologi Penelitian

Dari 16 penelitian terdahulu, terdapat beberapa model di antaranya menggunakan model dinamik yaitu pendekatan ekonometrika dengan persamaan simultan, sedangkan penelitian menggunakan model statik antara lain pendekatan Input-Output (IO), Social Accounting Matrix (SAM), dan Computable General

Equlibrium (CGE). Dari beberapa penelitian yang menggunakan model dinamik

tersebut dapat mengevaluasi dampak dan kecenderungan desentralisasi secara dinamis dari waktu ke waktu pada lokasi penelitian, namun pada penelitian tersebut tidak tergambar keterkaitan antar sektor. Sedangkan dari model statik mampu

menjelaskan keterkaitan antar sektor, namun hanya mampu menganalisis pada satu titik kejadian atau satu kurun waktu tertentu saja.

Tujuan Penelitian Panjaitan (2006) antara lain mengevaluasi kinerja fiskal sebelum dan sesudah desentralisasi fiskal serta faktor-faktor yang mempengaruhi, mengevaluasi dampak kebijakan desentralisasi fiskal terhadap kinerja fiskal dan perekonomian daerah Kabupaten/Kota di sumatera Utara tahun 1990-2003 serta meramalkan dampak desentralisasi fiskal terhadap kinerja perekonomian Kabupaten/Kota di Sumatera Utara tahun 2006-2008. Untuk mencapai tujuan dimaksud Panjaitan (2006) mengambil ruang lingkup wilayah penelitian di 17 Kabupaten/Kota yang didisagregasi menjadi 24 kabupaten/Kota di sumatera Utara menggunakan panel data tahun 1990 sampai 2003. Model yang dibangun dengan pendekatan ekonometrika terdiri dar blok Fiskal, blok Investasi dan Infrastruktur, dan blok Kinerja Perekonomian yang terdiri dari 11 persamaan struktural dan 5 persamaan identitas yang seluruhnya merupakan suatu sistem persamaan simultan.

Penelititan Nanga (2006) bertujuan menganalisis dampak transfer fiskal terhadap aspek-aspek fiskal dan kinerja perekonomian khususnya terhadap distribusi pendapatan dan kemiskinan di Indonesia. Untuk menjawab tujuan dimaksud, Nanga mengambil sampel dari 25 provinsi di Indonesia mulai tahun 1999 sampai tahun 2002 dengan menggunakan pendekatan ekonometrika dengan enam blok yaitu: blok Fiskal daerah, Output, Tenaga kerja, Pengeluaran Rumah tangga, Distribusi pendapatan, dan blok Kemiskinan. Antar blok saling terkait menjadi satu sistem persamaan simultan yang terdiri dari 20 persamaan struktural dan 8 persamaan identitas. Untuk melihat distribusi pendapatan di pedesaan dan

kota digunakan alat ukur Indeks Gini, sedangkan untuk mengetahui tingkat kemiskinan di pedesaan dan kota menggunakan Indeks kemiskinan.

Tujuan penelitian Usman (2006) mirip dengan penelitian Nanga (2006), yaitu mengevaluasi dampak kebijakan desentralisasi fiskal terhadap kinerja fiskal dan ekonomi daerah yang lebih ditekankan pada distribusi pendapatan dan tingkat kemiskinan di Indonesia. Lingkup penelitian Usman di wilayah Indonesia dengan 308 Kabupaten/Kota dan didisagregasi menjadi 26 Provinsi. Data yang diambil mulai dari tahun 1994 sampai tahun 2003 yang terdiri dari data yang digunakan untuk mengevaluasi dan membandingkan pertumbuhan masyarakat ekonomi bawah dan tas, data cross section rumah tangga tahun 1999 dan 2002 untuk mengetahui faktor penentu kemiskinan, dan data panel tahun 1995 sampai tahun 2003 untuk menganalisis dampak desentralisasi fiskal terhadap perubahan distribusi pendapatan dan tingkat kemiskinan. Pada penelitian ini Usman menggunakan pendekatan ekonometrika dengan empat blok yaitu blok Penerimaan Daerah, blok Pengeluaran Daerah, blok Permintaan Agregat, dan blok Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan. Keempat blok tersebut membentuk sistem persamaan (simultan) dengan 17 persamaan struktural dan 8 persamaan identitas. Untuk menganalisis distribusi pendapatan dan kemiskinan digunakan Indeks Gini dan Indeks Kemiskinan.

Tujuan penelitian Sumedi (2005) hampir serupa dengan empat penelitian terdahulu yaitu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja fiskal daerah dan dampak kebijakan desentralisasi fiskal terhadap kesenjangan antar daerah, kinerja fiskal, dan perekonomian daerah, serta merumuskan alternatif kebijakan pemerintah dalam mendorong kinerja perekonomian daerah. Untuk

menjawab tujuan tersebut Sumedi mengambil sampel penelitian meliputi seluruh wilayah Indonesia dengan basis analisis tingkat Provinsi, sementara untuk melihat dampak desentralisasi fiskal pada tingkat daerah dilakukan pada satu Provinsi yaitu Provinsi Jawa Barat. Data yang digunakan adalah data panel (pool data) meliputi seluruh Provinsi Indonesia dan seluruh Kabupaten di Jawa Barat kecuali Banten yang telah menjadi Provinsi. Deret waktu yang dianalisis mulai tahun 1994 sampai Tahun 2002. Pendekatan analisis yang digunakan adalah pendekatan ekonometrika dengan dua model yaitu model Tingkat Nasional dan Tingkat Daerah (Jawa Barat), pendekatan ini berbeda dengan peneliti-peneliti terdahulu. Model Tingkat Nasional terdiri dari lima blok yaitu blok Penerimaan Daerah, Pengeluaran Daerah, Defisit Fiskal, Kinerja Perekonomian dan Pertanian Daerah, dan blok Permintaan Agregat. Sedangkan model Tingkat Daerah terdiri dari empat blok yaitu blok Penerimaan Daerah, Pengeluaran Daerah, Defisit Fiskal, dan blok Kinerja Perekonomian dan Pertanian Daerah. Berbeda dengan Nanga (2006) dan Usman (2006), untuk menggukur kesenjangan (distribusi) antar daerah Sumedi menggunakan Indeks Williamson, sedangkan untuk mengevaluasi dampak terhadap perekonomian menggunakan analisis simulasi sebagaimana dilakukan dua peneliti terdahulu.

Penelitian Saefudin (2005) bertujuan untuk mengevaluasi dampak desentralisasi fiskal terhadap kinerja perekonomian dan sistem kelembagaan di Provinsi Riau. Penelitian dilakukan di 16 Kabupaten/Kota dengan pengambilan data mulai tahun 1996 sampai 2003. Model yang digunakan adalah pendekatan ekonometrika dan kualitatif menggunakan quesioner yang diperlukan untuk menjawab tujuan evaluasi dampak desentralisasi fiskal terhadap sistem kelembagaan. Pendekatan ekonometrika digunakan untuk menjawab tujuan evaluasi dampak desentralisasi fiskal terhadap kinerja perekonomian di Riau,

terdiri dari tiga blok yaitu blok Penerimaan Fiskal Daerah, Pengeluaran Fiskal Daerah, dan blok Makroekonomi Daerah. Antar blok dalam model saling terkait membentuk sistem persamaan simultan dengan 18 persamaan struktural dan 11 persamaan identitas.

Pakasi (2005) mendeskripsikan kinerja fiskal dan perekonomian, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya, menganalisis dampak kebijakan desentralisasi fiskal dan faktor eksternal terhadap kinerja fiskal dan perekonomian daerah, serta meramalkan dampak desentralisasi fiskal terhadap perekonomian Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara. Sampel yang diambil lima Kabupaten/Kota, dan data yang digunakan pool data (time series tahun 1989 – 2002 dan cross section lima Kabupaten/Kota). Model yang dibangun serupa dengan peneliti-peneliti terdahulu yaitu menggunakan pendekatan ekonometrika yang terdiri dari empat blok yaitu blok Fiskal Daerah, Permintaan Agregat, Produksi dan Tenaga Kerja Daerah, dan Kinerja Perekonomian Daerah. Antar blok terkait satu sama lain membentuk sistem persamaan simultan dengan jumlah persamaan 23 persamaan struktural dan 16 persamaan Identitas. Perbedaan model yang dibangun oleh Pakasi dengan peneliti terdahulu yaitu selain mengevaluasi variabel ekonomi makro, juga mengevaluasi dampak kebijakan fiskal pada level sektoral seperti sektor pertanian, industri, pariwisata, dan sektor jasa.

Sinaga dan Siregar (2003) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran fiskal daerah, penelitian ini mencakup wilayah Indonesia tetapi dengan sampel yang digunakan adalah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Riau, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Pendekatan model menggunakan konometrika dengan persamaan simultan. Setiap Privinsi dibangun model tersendiri sesuai dengan karakteristik wilayah yang

bersangkutan, sehingga hasil penelitian ini akan mampu menggambarkan karakteristik daerah (Provinsi) dalam pelaksanaan desentralisasi fiskal.

Sartiyah (2001) mengkaji dampak implementasi desentralisasi fiskal terhadap pembangunan ekonomi daerah di Kabupaten Aceh Besar dan Aceh Utara menggunakan pendekatan ekonometrika yang terdiri dari blok dan membentuk sistem persamaan simultan. Pendekatan penelitian Sartiyah hanya dari sisi pengeluaran sehingga belum menangkap faktor efisiensi yang menjadi asumsi dasar pelaksanaan desentralisasi.

Hirawan (1993) meneliti faktor yang mempengaruhi besarnya bantuan Inpres dan dampak bantuan Inpres terhadap PDRB, Investasi, dan jumlah tenaga kerja dengan menggunakan persamaan tunggal dengan pooled data 27 Provinsi tahun 1984/85-1990/91

Penelitian Pardede (2005) bertujuan melakukan evalusi dampak desentralisasi fiskal terhadap pembangunan ekonomi Provinsi Sumatera Utara tahun 2001. Berbeda dengan peneliti sebelumnya, Pardede menggunakan pendekatan Input-Output (I-O). Evaluasi dampak yang dilakukan adalah evaluasi dampak pengeluaran pembangunan, dampak pengeluaran rutin, dekonsentrasi dan investasi swasta terhadap output, pendapatan dan kesempatan kerja.

Antara (1999) menganalisis perbedaan dampak alokasi pengeluaran pemerintah terhadap kinerja perekonomian Bali dengan model Social Accounting

Matrix (SAM). Sedangkan penelitian Wuryanto (1996) bertujuan untuk menguji

dampak sistem fiskal yang lebih terdesentralisasi terhadap kinerja ekonomi nasional, serta dampak beberapa skenario fiskal khususnya dampak dari program INPRES terhadap kinerja perekonomian nasional dan regional. Wilayah penelitian

mencakup seluruh Indonesia. Untuk menjawab tujuan dimaksud, Wuryanto menggunakan pendekatan CGE (Computable General Equilibrium) dan pendekatan kualitatif. Untuk membangun model CGE digunakan IRSAM

(Interregional Social Accounting Matrix) metode non survey tahun 1990,

sedangkan untuk prosedur pendugaan menggunakan National SAM dan tabel Input-Output Nasional tahun 1990.

Penelitian Isdijoso (2001) tentang desentralisasi fiskal dan implikasinya terhadap kondusifitas iklim usaha di daerah kota dan kabupaten Provinsi Sulawesi Selatan dengan daerah kasus Kota Makasar dan Kabupaten Mamuju. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif bagaimana respon pemerintah daerah terhadap dunia usaha dalam rangka desentralisasi fiskal.

Dokumen terkait