• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

4.3. Metode Analisis Data 1 Indeks Williamson

4.3.2. Tahapan Membangun Model

Model ekonometrika merupakan gambaran dari hubungan masing-masing

variabel penjelas (explanatory variables) dan variabel endogen (endogenous

variables) khususnya menyangkut tanda dan besaran (sign and magnitude) dari

penduga parameter yang sesuai dengan harapan teoritis. Model ekonometrika yang baik haruslah memenuhi tiga kriteria yaitu : (1) kriteria teori ekonomi

dilihat dari derajat ketepatan (goodness of fit) yang dikenal dengan koefisien

determinasi (R2) dan nyata secara statistika yang menyangkut uji statistiknya; dan

(3) kretria a menetapkan apakah suatu taksiran memiliki sifat-sifat yang

dibutuhkan seperti unbiasedness, consistency, sufficiency, dan efficiency. Statistik

Dh adalah salah satu kriteria ekonometrika yang digunakan untuk menguji apakah

dipenuhi asumsi autocorrelation (Koutsoyiannis, 1977).

Model Perekonomian Daerah Provinsi Bengkulu dibangun berdasarkan kerangka teori ekonomi, studi terdahulu yang diharapkan mampu menunjukkan keterkaitan kinerja fiskal dan kinerja perekonomian daerah (yang di dalamnya termasuk kinerja sektor pertanian) secara sederhana dan jelas. Tahapan membangun model diawali dengan suatu fenomena ekonomi yang dihepotesiskan terjadi akibat diberlakukannya konsep pemerintahan yang baru yang disebut dengan otonomi daerah yang luas di mana secara bersamaan penyerahan kewenangan kepada daerah diiringi juga dengan kewenangan dalam hal keuangan yang disebut desentralisasi fiskal. Tahapan membangun model disajikan pada Gambar 6.

Untuk dapat menangkap fenomena desentralisasi fiskal dan keterkaitannya dengan perekenomian antar Kabupaten dan Kota di Provinsi Bengkulu, maka model disusun dalam suatu sistem persamaan atau persamaan simultan dengan mengintegrasikan sektor produksi atau sisi penawaran agregat, dan investasi dari

sisi permintaan agregat menggunakan data cross section-time series (pool data)

dari 3 Kabupaten dan Kota dari tahun 1993 sampai dengan 2003. Model dibuat dalam persamaan simultan dengan alasan jumlah persamaan cukup banyak dan terdapat keterkaitan antar persamaan dalam model.

Gambar 6. Tahapan Membangun Model Perekonomian Daerah Provinsi Bengkulu

Pemberlakuan UU no.22/1999 dan UU no.25/1999 yang diperbaharui dengan UU no. 32/2004 tentang

Pemerintah Daerah dan dan no. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah

Masalah dan Tujuan Penelitian

Kerangka Pemikiran

Model Perekonomian Daerah Provinsi Bengkulu

Spesifikasi Model Identifikasi dan Estimasi Model Evaluasi/ Validasi Model Aplikasi Model

Teori Ekonomi dan konsep-konsep yang terkait

Kajian terhadap studi terdahulu yang relevan

• Variabel yang relevan

• Hipotesis tanda dan besaran

• Sistem persamaan simultan

Pooled data (Cross

section & time series)

Kriteria : • Ekonomi • Statistika • Ekonometrika • Analisis Struktural • Evaluasi/Analisis Kebijakan • Ramalan

Kerangka model perekonomian daerah (Gambar 7) menunjukkan keterkaitan antar blok dalam Model Perekonomian Daerah Provinsi Bengkulu. Model ini dibangun dalam empat blok yaitu : (1) blok fiskal daerah, (2) blok Produksi dan Tenaga Kerja, (3) blok Investasi, dan (4) blok perekonomian daerah. Blok fiskal daerah terdiri dari penerimaan daerah, kapasitas fiskal daerah, pengeluaran daerah, dan kesenjangan fiskal daerah. Penerimaan daerah yang menggambarkan kemampuan daerah akan mempengaruhi pengeluaran pemerintah daerah baik yang dialokasikan untuk pembiayaan rutin maupun pembiayaan pembangunan dan selanjutnya akan berpengaruh pada blok Produksi. Di sisi lain, besarnya penerimaan daerah khususnya besarnya pajak dan retribusi daerah akan berpengaruh pada iklim Investasi di daerah. Besarnya pengeluaran daerah untuk pembangunan sektoral akan berpengaruh pada produksi sektoral pada blok Produksi, dan selanjutnya akan mempengaruhi besarnya kredit investasi maupun investasi di sektor industri. Keterkaitan ketiga blok tersebut akan berdampak pada kinerja perekonomian daerah dan selanjutnya akan mempengaruhi besarnya penerimaan daerah khususnya yang berasal dari PAD dan dana bagi hasil pada blok fiskal daerah.

Pengeluaran (belanja) pemerintah Kabupaten terdiri dari pengeluaran pembangunan dan rutin. Pengeluaran pembangunan dalam penelitian ini hanya akan dilihat pada sektor ekonomi yang terdiri dari sektor pertanian dan non pertanian. Secara umum, pengeluaran pemerintah diduga dipengaruhi oleh penerimaan daerah, luas usaha pada masing-masing subsektor, dan pengeluaran tahun lalu.

Gambar 7. Keterkaitan antar Blok dalam Model Perekonomian Daerah Provinsi Bengkulu

Blok Kinerja Perekonomian Daearah 1.Pertumbuhan Ekonomi 2.Jumlah Pengangguran 3.Pendapatan Disposibel 4.PDRB per kapita 5.Distribusi Pendapatan

Blok Tenaga Kerja

1.Tenaga Kerja Pertanian 2.Tenaga Kerja Industri 3.Tenaga Kerja

Pertambangan

4.Penyerapan Tenaga Kerja

Blok Investasi

1.Investasi Industri 2.Kredit Investasi

Blok Fiskal Daerah

Penerimaan Daerah : • Pajak Daerah • Retribusi • PAD • DAU

• Bagi Hasil Pajak • Bagi Hsl N Pajak • Total Bagi Hasil • Transfer Pusat Total Penerimaan Kapasitas Fiskal

Blok Fiskal Daerah

Pengeluaran Daerah : A. G Rutin B. G Pembangunan: • S. Pertanian : • SS. Tan Pangan • SS. Perkebunan • SS. Peternakan • SS. Perikanan • S. Pertambangan • S. Industri • S. Infrastruktur Total Pengeluaran Kesenjangan Fiskal Blok Produksi

1.Produksi Sektor Pertanian : • Produksi Subsektor Tanaman

Pangan

• Produksi Subsektor Perkebunan • Produksi Subsektor Peternakan • Produksi Subsektor Perikanan 2.Produksi Sektor Industri 3.Produksi Sektor Pertambangan 4.Produksi Sektor Jasa

5.Produksi Sektor Pariwisata 6.PDRB Sektoral

dari hasil estimasi tingkat pertumbuhan ekonomi sektor pertanian dan non pertanian. Sedangkan tingkat pertumbuhan ekonomi diduga dipengaruhi oleh dana yang dialokasikan ke sektor pertanian dan non pertanian oleh pemerintah daerah sebagai proxy tingkat desentralisasi fiskal, pertumbuhan investasi sebagai proxy pertumbuhan stok modal, dan pertumbuhan tenaga kerja. Banyaknya pekerja diduga dipengaruhi oleh aktifitas ekonomi yang diindikasikan oleh PDRBS dan tingkat upah.

Di sisi permintaan agregat tidak mampu dijelaskan pada penelitian ini karena keterbatasan data di tingkat Kabupaten khususnya data ekspor dan impor sehingga hanya mampu disajikan blok Investasi yang teridi dari kredit Investasi dan Investasi di sektor Industri yang merupakan sasaran dampak besarnya pajak daerah dan PDRB sektoral. Besarnya Kredit Investasi merupakan jumlah kredit di sektor perbankan yang dialokasikan ke kredit usaha dan kredit Investasi. Tingkat Investasi diduga dipengaruhi oleh besarnya pajak daerah, retribusi, tingkat suku bunga, dan aktifitas ekonomi di daerah. Besarnya investasi ini akan menggambarkan stok modal daerah yang akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan keterkaitan blok Fiskal daerah, blok Investasi, blok Produksi dan Tenaga kerja, serta blok Perekonomian daerah, maka kerangka model Perekonomian Daerah Provinsi Bengkulu secara rinci dijelaskan dalam model aaa yang tersusun dalam suatu sistem persamaan / persamaan simultan dengan jumlah persamaan 43 yang terdiri dari 26 persamaan struktural dan 17 persamaan identitas pada Tabel 1.

Tabel 1. Pembagian Blok Persamaan Model Perekonomian Daerah Provinsi Bengkulu

Blok / Persamaan Jenis Persamaan

Blok Fiskal Daerah (1 - 22)

A.Penerimaan Daerah ( 1 -10 ) 1. Pajak Daerah

2. Retribusi Daerah 3. Pendapatan Asli Daerah 4. Dana Alokasi Umum 5. Bagi Hasil Pajak 6. Bagi Hasil Bukan Pajak 7. Total Bagi Hasil

8. Transfer Pusat ke Daerah 9. Total Penerimaan Daerah 10. Kapasitas Fiskal Daerah B. Pengeluaran Daerah ( 11 - 22 ) 11. Pengeluaran Rutin

12. Pengel Pembangunan Tan Pangan 13. Pengel Pembangunan Perkebunan 14. Pengel Pembangunan Peternakan 15. Pengel Pembangunan Perikanan

16. Pengeluaran Pembangunan Sektor Pertanian 17. Pengeluaran Pembangunan Sektor Industri 18. Pengeluaran Pembangunan Pertambangan 19. Pengeluaran Pembangunan Sektor Infrastruktur 20. Total Pengeluaran Pembangunan

21. Total Pengeluaran Daerah 22.Kesenjangan Fiskal Daerah

Struktural Struktural Identitas Struktural Struktural Struktural Identitas Identitas Identitas Identitas Struktural Struktural Struktural Struktural Struktural Identitas Struktural Struktural Struktural Identitas Identitas Identitas

Blok Produksi dan Tenaga Kerja Daerah ( 23-64 )

A. Blok Produksi (23 – 32)

23. Produksi Subsektor Tanaman Pangan 24. Produksi Subsektor Perkebunan 25. Produksi Subsektor Peternakan 26. Produksi Subsektor Perikanan 27. Produksi Sektor Pertanian 28. Produksi Sektor Industri 29. Produksi Sektor Pertambangan 30. Produksi Sektor Pariwisata 31. Produksi Sektor Jasa

32. Produk Domestik Regional Bruto Sektoral B. Blok Tenaga Kerja (33 – 36)

33. Tenaga Kerja Sektor Pertanian 34. Tenaga Kerja Sektor Industri 35. Tenaga Kerja Sektor Pertambangan 36. Total Tenaga Kerja Daerah

Blok Investasi (37-38) 37. Kredit Investasi 38. Investasi Industri

Blok Kinerja Perekonomian Daerah (39-43) 39. Pertumbuhan Ekonomi 40. Tingkat Pengangguran 41. Pendapatan Disposibel 42. PDRB per kapita 43. Distribusi Pendapatan Struktural Struktural Struktural Struktural Identitas Struktural Struktural Struktural Struktural Identitas Struktural Struktural Struktural Identitas Struktural Struktural Identitas Identitas Identitas Identitas Identitas

Dokumen terkait