• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

5. Assessment for Learning (AfL)

Asesmen pendidikan yang juga sering disebut penilaian menurut Popham dalam Budiyono (2009:1) adalah sebuah usaha formal untuk menentukan kedudukan atau status siswa terkait dengan variabel pedidikan yang ditentukan. Menurut Agus Suprijono (2009:135) asesmen adalah prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinerja peserta didik yang hasilnya akan digunakan untuk evaluasi.

Dewasa ini asesmen kadang disalah artikan oleh banyak guru yang cenderung menganggap asesmen merupakan usaha pengumpulan nilai yang dilakukan melalui pemberian tes. Oleh karenanya, yang terjadi adalah bahwa kegiatan asesmen yang merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap guru kurang memberikan peranan dalam membantu siswa dalam belajar.

Latta dkk (2007:2) mengatakan “Assessment as an integral part of instruction, supporting and enhancing learning. Such means of assessment

assumes that learning products cannot be separated from learning

processes”. Latta dkk mengatakan bahwa asesmen adalah sesuatu yang

terintegrasi dari pembelajaran, mendukung dan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Ini berarti asesmen mengasumsikan bahwa produk-produk pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari proses belajar.

Lebih lanjut dalam kesimpulan penelitiannya Latta dkk (2007:17) menyatakan,

“Assessment as a moving force became more difficult to betray. We conclude that learning processes and products must affirm and

perpustakaan.uns.ac.id manifest the vitality of each other within formative assessments. To act digilib.uns.ac.id in accordance with the dynamics of formative assessments it seems critical that educating teacher artistic vision must be cultivated and embraced”.

Dari uraian tersebut Latta dkk menyatakan bahwa asesmen sebagai kekuatan penggerak dalam pembelajaran menjadi semakin sulit untuk dipungkiri. Mereka menyimpulkan bahwa proses pembelajaran dan produknya harus menegaskan dan memanifestasikan hal yang vital antara satu dengan yang lain dalam penilaian formatif. Untuk bertindak sesuai dengan dinamika penilaian formatif, tampaknya penting bahwa mendidik guru dengan visi yang baik harus diolah dan dirangkul.

Setiap kegiatan asesmen tentunya menitikberatkan pada aspek-aspek tertentu. Menurut Popham dalam Budiyono (2010:2), target asesmen aspek kognitif menitikberatkan kepada operasi intelektual (intellectual operations) siswa, target asemen aspek afektif menitikberatkan kepada sikap (attitudes) dan nilai-nilai (values) yang dipunyai oleh siswa, dan target asesmen aspek psikomotor menitikberatkan kepada keterampilan gerak otot (large-muscle and small-muscle skills).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa asesmen adalah prosedur untuk memperoleh informasi pencapaian belajar siswa yang hendaknya terintegrasi dalam proses pembelajaran sehingga mampu mendukung pembelajaran itu sendiri yang pada akhirnya tujuan pembelajaran akan dapat tercapai. Dalam peneltian ini asesmen akan dimunculkan dalam proses pembelajaran yang beriorientasi pada target asesmen aspek kognitif.

perpustakaan.uns.ac.id b. Definisi AfL digilib.uns.ac.id AfL yang dapat diartikan penilaian untuk pembelajaran didefinisikan sebagai “using evidence and feedback to identify where students are in their learning, what they need to do next and how best to achieve this”

(www.geography.org.uk). Dari definisi tersebut AfL dapat diartikan sebagai penggunaan umpan balik dan bukti untuk mengidentifikasi dimana siswa telah belajar, apa yang dibutuhkan siswa untuk berbuat berikutnya dan bagaimana cara terbaik untuk mencapainya.

Dalam www.assessmentfor learning.edu.au/default.asp AfL dapat juga diartikan sebagai “the process of seeking and interpreting evidence for use by learners and their teachers to decide where the learners are in their learning,

where they need to go, and how best to get there”. Berdasarkan hal-hal

tersebut dapat dikatakan AfL adalah proses untuk mencari dan menginterpretasikan bukti-bukti yang ada untuk digunakan bagi siswa dan guru untuk menentukan pada posisi mana siswa-siswa telah belajar, apa yang harus dikerjakan kemudian, dan bagaimana cara terbaik untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Dalam makalahnya Budiyono (2010:8) menyatakan bahwa pada dasarnya AfL adalah asesmen formatif, yang kemudian diberi nama AfL karena mempunyai tujuan untuk perbaikan pembelajaran, bukan untuk melihat seberapa banyak pengetahuan yang telah dikusai siswa.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa AfL merupakan bentuk asesmen formatif yang bertujuan untuk meningkatkan

perpustakaan.uns.ac.id kualitas pembelajaran melalui pemberian umpan balik (feedback) dan digilib.uns.ac.id penggunaan bukti-bukti yang ada dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

c. Prinsip-Prinsip dalam AfL

Terdapat 10 prinsip dalam AfL, yaitu (http://languagetesting.info/ features/afl/ 4031aflprinciples.pdf):

1) AfL should be part of effective planning of teaching and learning (AfL

merupakan bagian dari perencanaan pembelajaran yang efektif),

2) AfL should focus on how students learn (AfL harus memfokuskan kepada bagaimana siswa belajar),

3) AfL should be recognized as central to classroom practice (AfL harus

merupakan pusat dari praktik pembelajaran di kelas),

4) AfL should be regarded as a key professional skill for teacher (AfL

merupakan kunci keterampilan professional guru),

5) AfL should be sensitive and constructive because any assessment has an

emotional impact (AfL harus sensitif dan konstruktif, sebab setiap

asesman selalu mempunyai dampak emosional terhadap siswa),

6) AfL should take account of the importance of learner motivation (AfL

harus memperhatikan pentingnya motivasi siswa),

7) AfL should promote commitment to learning goals and a shared

understanding of the criteria by which they assessed (AfL harus

megutamakan komitmen atas tujuan pembelajaran dan pemahaman mengenai kriteria yang harus dinilai),

perpustakaan.uns.ac.id 8) Learner should receive constructive guidance about how to improve (pada digilib.uns.ac.id AfL siswa harus mendapatkan petunjuk konstruktif bagaimana siswa harus memperbaiki diri),

9) AfL should develops learners’ capacity for self-assessment so that they

can become reflective and self managing (AfL harus dapat

mengembangkan kapasitas siswa untuk dapat menilai dirinya sendiri), dan 10) AfL should recognize the full range of achievement of all learners (AfL

harus memperhatikan rentang kemampuan siswa). d. Karakteristik AfL

Empat karakteristik kunci yang harus dipahami oleh guru dalam melaksanakan atau menerapkan AfL dalam pembelajaran adalah sebagai berikut (www.qca.org.uk/qca_4337):

1) Using effective questioning techniques (digunakan teknik bertanya yang

efektif),

2) Using feedback strategies (digunakan strategi pemberian balikan),

3) Sharing learning goals (adanya pengertian bersama mengenai tujuan

pembelajaran), dan

4) Peer and self-assessment (dilakukan penilaian antar teman dan penilaian

diri).

Untuk mewujudkan AfL yang efektif, hal-hal yang harus dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut (http://arc.boardofstu-dies.nsw.edu.au/go/k-6/principles-of-assessment-for-learning/):

perpustakaan.uns.ac.id 1) Menekankan adanya interaksi antara pembelajaran dan asesmen digilib.uns.ac.id (emphases the interactions between learning and manageable assessment strategies that promote learning),

2) Menyatakan secara jelas tujuan pembelajaran (clearly express for the student teacher the goals of the learning activity),

3) Menyatakan pandangan belajar bahwa asesmen dapat membantu siswa belajar lebih baik, bukan sekedar memperoleh nilai yang baik (reflects a view of learning in which assessment helps students learn better, rather

than just achieve a letter mark),

4) Memberikan arahan kepada siswa dengan memberikan balikan kepada mereka (provide ways for students to use feedback from assessment), 5) Membantu siswa untuk bertanggung jawab mengenai kemajuan belajarnya

sendiri (help students take responsibility for their own learning), 6) Berlaku untuk seluruh siswa (is inclusive of all learners).

e. Penerapan AfL di dalam Kelas

AfL dapat diterapkan dalam semua pembelajaran dengan pendekatan, metode, model, atau strategi belajar apapun. Yang perlu diperhatikan adalah penerapan dari prinsip-prinsip dan karakteristik AfL dalam pembelajaran yang dipakai tersebut. Dalam penelitian ini AfL diterapkan dalam pembelajaran langsung dan dipakai sebagai pendekatan pada kelas eksperimen 2.

Langkah-langkah penerapan dari strategi AfL dalam pembelajaran yang dijadikan acuan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.3 yang diadopsi dari penelitian yang dilakukan Budiyono (2010:13).

perpustakaan.uns.ac.id Tabel 2.3 Impelentasi AfL di Kelas digilib.uns.ac.id No. Srategi AfL dari Clarke Implementasi dalam Pembelajaran

1. Clarifying learning objectives and success criteria at the planning stage, as framework for formative assessment processes

Memformulasikan tujuan pembelajaran dan kriteria sukses sebelum pembelajaran

berlangsung. Tujuan pembelajaran dan kriteria sukse mengacu kepada RPP yang dibuat guru 2. Sharing learning objectives

and success criteria with students, both long term and for individual lessons

a. Memberitahukan tujuan pembelajaran dan kriteria sukses kepada siswa di setiap awal pembelajaran

b. Menulis tujuan pembelajaran dan kriteria sukses di papan tulis, sehingga selama pembelajaran berlangsung guru dan siswa dapat memfokuskan kepada tujuan

pembelajaran dan kriteria sukses tersebut 3. Appropriate and effective

questioning which develops the learning rather than attempts to measure it

Menggunakan tujuan pembelajaran dan kriteria sukses sebagai dasar untuk memberikan

pertanyaan (questioning) dan balikan (feed-back) selama pembelajaran berlangsung 4. Focusing oral and written

feedback, whether from teacher or student, around the

development of learning objectives and meeting of targets

a. Memeriksa pekerjaan sesegera mungkin b. Memberikan balikan konstruktif dan

motivasi kepasa siswa pada lembar pekerjaan siswa

5. Organising targets so that students achievement as based on previous achievement as well as aiming for the next step

Menetapkan tujuan pembelajaran dan kriteria sukses berdasarkan pencapaian kemampuan siswa sebelumnya

6. Involving students in self-and peer evaluation

a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan jawaban dan soal-soal yang diberikan dengan teman-temannya

b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan perasannya mengenai

pembelajaran yang sedang berlangsung c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengemukakan kesulitan-kesulitan yang ditemui selama pembelajaran

7. Raising students’ self-efficacy and holding a belief that all students have potential to learn and achieve

a. Selama pembelajaran berlangsung, guru memberikan semangat dan membangun kepercayaan diri kepada siswa bahwa setiap siswa dapat belajar matematika dengan baik b. Memberikan soal-soal mulai dari soal yang

mudah, sehingga setiap siswa merasa dapat mengerjakan soal dengan benar

perpustakaan.uns.ac.id 6. Pendekatan Pembelajaran Langsung yang berbasis AfL digilib.uns.ac.id

Dokumen terkait