• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORITIS

A. Kajian Teori

2. Assessment Pembelajaran

Poerwanti berpendapat Assessment adalah suatu proses pengukuran dan non pengukuran untuk mendapatkan data karakteristik siswa melalui aturan tertentu. Arti dari pengukuran adalah suatu kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk memberikan nilai pada suatu gejala/peristiwa, atau benda, sehingga hasil pengukuran akan selalu berupa angka. Sedangkan

21

non pengukuran adalah suatu kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk mempertimbangkan situasi dan memberikan keterangan secara rinci dalam bentuk deskripsi.22

Menurut Gagne & Briggs assesment adalah alat ukur yang digunakan guru dan siswa untuk mengevaluasi diri mereka sendiri (self assesment) dalam meningkatkan keberhasilan dan inisiatif diri dalam proses belajar mengajar di sekolah.23 Sedangkan Hopkins & Antes (1990:31) berpendapat tentang assessment adalah alat ukur bagi guru dalam mengevaluasi, untuk mengetahui kemajuan siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran.24

Dapat disimpulkan bahwa assessment adalah alat ukur yang digunakan guru dalam mengevaluasi peserta didik untuk mengetahui sejauh mana kemajuan yang dicapai peserta didik selama proses pembelajaran di sekolah, dimana telah disesuaikan dengan program pembelajaran yang telah ditentukan.

Menurut Hasan Baharun Penilaian pada sistem pembelajaran adalah suatu proses kegiatan yang berkelanjutan mengenai pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai (assess) keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pengajaran.25

Menurut Zainal Arifin sebagaimana dikutip oleh Evi Nurjanah penilaian adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan

22

Endang Poerwanti, “Konsep Dasar Asesmen Pembelajaran” (Tersedia: http://www. scribd. com/doc/129983959/1-Konsep-Dasar-Asesmen …, 2015).hlm.1-4

23

Ririanti Rachmayanie, “Penggunaan Asesmen Portofolio Pada Pembelajaran Anak Usia Dini,”

2017.https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=penggunaan+portofolio+pada +pembelajaran+anak+usia+dini &btnG= diakses pada Selasa, 14 April 2020 14:55

24

Rachmayanie.Ibid.

25

Hasan Baharun, “Penilaian Berbasis Kelas Pada Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam Di Madrasah,” MODELING: Jurnal Program Studi PGMI 3, no. 2 (2016): 204–16

secara sistematis dan berkesinambungan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan.26

Secara umum menurut Ana Assessment dan penilaian saling berkesinambungan, namun pada hakikatnya terdapat perbedaan antara Assessment dan penilaian. secara khusus Assessment menilai secara luas baik menyangkut kompetensi akademik dan non akademik siswa, perbaikan program pembelajaran, kurikulum, pengambilan keputusan dalam program pembelajaran, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah.27 Sedangkan penilaian menurut endang poerwanti hanya untuk menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang siswa.28

Assessment dan penilaian saling berkesinambungan, akan tetapi pada hakikatnya masing-masing mempunyai fungsinya tersendiri. Assessment berfungsi untuk menilai secara luas baik menyangkut kompetensi akademik maupun non akademik siswa, perbaikan program pembelajaran, kurikulum, maupun kebijakan sekolah. sedangkan penilaian berfungsi hanya sebatas untuk melihat hasil atau prestasi belajar siswa.

b. Pengertian Assessment Anak Usia Dini

Menurut Waseso dkk Assessment adalah proses pengumpulan data atau bukti guna menelaah kebutuhan, keunggulan, kemampuan/abilitas selama proses belajar peserta

26

Evi Nurjanah, “TEKNIK DAN INSTRUMEN ASESMEN PAUD RANAH AFEKTIF: TEKNIK NON TES” Jurnal Pendidikan Institut Ilmu Keislaman Sultan Hasan Genggong , 2017. https://ejournal.inzah.ac.id/

27

Ana Ratna Wulan, “Pengertian Dan Esensi Konsep Evaluasi, Asesmen, Tes, Dan

Pengukuran,” Jurnal, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, 2007. https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/34534033/pengertian_asesmen.pdf?responsec ontentdisposition=inline%3B%20filename%3DPENGERTIAN_DAN_ESENSI_KONSEP_EVAL UASI_AS.pdf

28

didik dalam kegiatannya di lembaga pendidikan anak usia dini, antara lain di TPA, KB Posyandu dan TK/RA anak dalam bentuk deskripsi pencapaian perkembangan.29

Menurut Carol S. Lizd dalam buku yang berjudul Early Childhood Assessment menyatakan bahwa penilaian adalah sebuah proses yang luas dan komprehensif, penilaian merupakan proses pengumpulan data untuk menginformasikan pembuatan keputusan.30 Menurut Dominic F.Gullo dalam bukunya yang berjudul Understanding assessment, assessment adalah sebuah prosedur yang digunakan untuk menentukan sejauh mana seorang anak individual memiliki sifat tertentu yang bertujuan untuk memahami perkembangan keseluruhan anak.31

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Assessment adalah proses pengumpulan data atau bukti yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan guna menelaah kebutuhan, keunggulan, kemampuan/abilitas anak agar penilai (guru) dapat menentukan sejauh mana perkembangan seorang anak secara individual dimana data tersebut akan menjadi informasi kepada para orangtua tentang perkembangan anak-anak mereka selama di sekolah untuk dijadikan evaluasi kedepannya.

c. Prinsip dan Hakikat Assessment Anak Usia Dini

Tahun 2014 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan peraturan Nomor 137 tentang “Standar Pendidikan Anak Usia Dini” dimana standar tersebut menjadi tolak ukur dalam penilaian anak usia dini. Standar tersebut menetapkan persyaratan formal dimana terdapat kriteria, metode, teknik dan

29

Waseso, Amini, and Tatminingsih, “Evaluasi Pembelajaran TK.” Op.cit

30

Carol S Lidz, Early Childhood Assessment (John Wiley & Sons, 2002). 2

31

Dominic F Gullo, Understanding Assessment and Evaluation in Early Childhood

proses seragam yang harus dipenuhi, dan standar tersebut merujuk kepada kurikulum 2013 PAUD.32 Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan atas dasar pengkajian landasan filosofi, sosiologis, teoritis, psikologis-pedagogis, dan yuridis yang sudah jelas teruji secara empiris.33

Standar PAUD yang berpacu pada kurikulum 2013 tersebutlah yang menjadi acuan guru dalam mengasesmen Anak Usia Dini, dimana standar PAUD terdiri atas delapan standar yaitu, (1) Standar Tingkat Pencapaian Anak (STPPA), (2) Standar Isi, (3) Standar Proses, (4) Standar Penilaian, (5) Standar Pendidikan dan Kependidikan, (6) Standar Pengelolaan, (7) Standar Sarana dan Prasarana, dan yang ke (8) Standar Pembiayaan 34. dari beberapa macam standar PAUD yang telah disebutkan di atas, tertulis Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA).

Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak sebagaimana yang telah dijelaskan dalam pasal 1 Bab I Ketentuan Umum Permendikbud No. 137 tahun 2014 bahwa Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) adalah kriteria mengenai kemampuan yang dicapai anak pada seluruh aspek pertumbuhan dan perkembangan, dimana mencangkup aspek Nilai Agama dan Moral, Fisik Motorik, Kognitif, Bahasa, Sosial-emosional, serta Seni 35.

Tujuan pendidikan anak usia dini untuk mengembangkan segala aspek perkembangan anak baik dalam segi fisik maupun

32

Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, “Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini: Apa, Mengapa, Dan Bagaimana” (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015).

33

Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini and Tim Penulis, “Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini,” PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, 2015.

34

Dini, “Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini: Apa, Mengapa, Dan Bagaimana.”op.cit.

35

psikis dan untuk tercapainya kemajuan tersebut perlu adanya Assessment, dan Assessment anak usia dini berpacu pada Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA).

Assessment dalam pendidikan merupakan suatu proses pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan secara berulang dan sistematis guna mengukur hasil belajar siswa. Dalam proses pengumpulan dan pengolahan data tersebut dapat dilakukan dengan cara apapun yang sesuai dengan standar penilaian pendidikan. Hakikat Assessment Anak Usia Dini harus dilakukan secara nyata, berkelanjutan, berkesinambungan dan alami tanpa adanya rekayasa, dan penilaian atau assesment yang cocok untuk anak usia dini adalah Assessment autentik.

Kurikulum 2013 menjelaskan mengenai beberapa karakteristik pendidikan anak usia dini salah satu karakteristik pendidikan AUD adalah menggunakan penilaian autentik (authentic assessment). Penilaian autentik dilakukan secara komprehensif untuk menilai sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Autentik berarti keadaan sebenarnya, yaitu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh anak didik.36

Penilaian autentik (Authentic Assessment) dikembangkan karena sesuai dengan konteks dunia nyata dan menggambarkan kemampuan siswa secara menyeluruh.37 Assessment autentik adalah upaya mengevaluasi pengetahuan maupun keahlian

36

Ni Nyoman dkk., “Pengaruh Bimbingan Berkelanjutan Terhadap Kemampuan Melaksanakan Asesmen Autentik Pada Guru TK Jurusan Administrasi Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha Abstrak JP2 , Vol 3 No 1 , Tahun 2020” 3, no. 1 (2020): 84–94. https://ejournal.undiksha.ac.id/ diakses pada 9 februari 17:00

37

Mafaaiz Saila, “IMIPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2O13 DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS II DI MI NEGERI PURWOKERTO TAHUN

PELAJARAN 2015/2016” (IAIN Purwokerto, 2016)

http://repository.iainpurwokerto.ac.id/695/1/COVER_BAB%20I_BAB%20V_DAFTAR%20PUS TAKA.pdf di akses pada 19 Januari 2020 14:34.

peserta didik dalam konteks yang mendekati kehidupan nyata. Dimana dalam penilaian ini, siswa ditantang untuk menerapkan informasi dan keterampilan baru dalam situasi nyata untuk tujuan tertentu.38

Assesment autentik menghasilkan data deskriptif guna menganalisis tentang perkembangan dan hasil belajar peserta didik dan informatif sehingga guru dan orangtua mengetahui apakah ada kemajuan pada peserta didik atau tidak. Bentuk assesment berdasarkan pada keadaan individu yaitu dengan menyesuaikan kebutuhan peserta didik dengan cara membandingkan keadaan perkembangan anak itu sendiri dengan keadaan perkembangan sebelumnya.

Dalam penilaian proses dan hasil belajar peserta didik di PAUD haruslah berdasarkan pada prinsip penilaian AUD, yaitu:39

Gambar 2.1 Prinsip Penilaian AUD

38

Harun Rasyid, “Pengembangan Instrumen Asesmen Autentik Bagi Perkembangan Anak Usia Dini,” in SEMINAR NASIONAL EVALUASI PENDIDIKAN II, 2015 http://repository.iainpurwokerto.ac.id/695/1/COVER_BAB%20I_BAB%20V_DAFTAR%20PUS TAKA.pdf di akses pada 15 Januari 2020 16:52.

39

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, “Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini,” 2014.

Mendidik Berkesinambungan Akuntabel Objektif Transparan Sistematis Menyeluruh Bermakna Prinsip

Prinsip penilaian dalam pendidikan Anak Usia Dini haruslah mencangkup delapan aspek yang terdapat di gambar. Tertulis bahwa dalam penilaian haruslah mendidik, yaitu dalam proses dan hasil penilaian dapat menjadi perbandingan dan acuan untuk memotivasi siswa agar dapat tumbuh dan berkebang secara optimal dan sesuai dengan tahapannya. Yang kedua adalah berkesinambungan, dalam sebuah penilaian haruslah tertata, terencana, dilakukan secara bertahap dan dilakukan setiap hari agar mendapatkan bayangan tentang tumbuh kembang anak. Yang ketiga penilaian harus bersifat objektif dimana harus didasari prosedur yang sesuai dan kriteria yang jelas dan tidak dipengaruhi oleh subjektivitas penilaian. keempat akuntabel, yaitu penilaian harus dilakukan sesuai dengan ketetapan yang telah ditentukan, jelas dan dapat dipertanggung jawabkan keasliannya tanpa adanya rekayasa. Kelima prinsip penilaian haruslah transparan, yaitu sebuah penelitian dapat dilihat oleh pihak-pihak yang berkaitan seperti orangtua, kepala sekolah atau anak itu sendiri guna dapat memotivasi orang tua dan siswa agar dapat memperbaiki yang masih belum berkembang. Keenam sistematis, dalam melakukan sebuah penilaian haruslah secara teratur dan terprogram dimana penilaian tersebut disesuaikan dengan kebutuhan anak yang mencangkup pertumbuhan dan perkembangan anak . Ketujuh yaitu adalah menyeluruh, dalam sebuah penilaian haruslah bersifat menyeluruh, khususnya dalam penilaian Anak Usia Dini haruslah mencakup enam aspek perkembangan anak. Dan yang terakhir adalah bermakna, sebuah penilaian haruslah bermanfaat bagi anak pendidik dan orangtua sebagai acuan dalam mendidik kedepannya.

d. Proses Penilaian Anak Usia Dini

Penilaian proses dan hasil kegiatan belajar merupakan salah satu proses untuk mengkaji informasi secara sistematis, terukur dan berkelanjutan.40

Sistem assessment terdiri dari dua komponen yaitu strategi assessment formal (tes standar) dan strategi asesmen informal. Assessment formal atau Tes standar adalah sebuah kegiatan penilaian yang dirancang untuk mengukur karakteristik individu. Pelaksanaan tes ini dapat dilakukan baik secara individual maupun secara kelompok. terdapat berbagai macam tujuan tes, salah satunya adalah untuk mengukur kemampuan, prestasi, minat, dan bakat serta karakteristik kepribadian. Assessment informal adalah sebuah kegiatan penilaian untuk mengakses kemajuan perkembangan anak.41

Dalam program Anak Usia Dini Assessment informal adalah Assessment yang lebih sering dipakai dalam proses pembelajaran di sekolah. terdapat berbagai macam jenis Assessment informal antaranya adalah, catatan ceklis, anekdot, hasil karya dan portofolio.

Enah Suminah mengatakan bahwa “proses penilaian dilaksanakan oleh guru, guru sebagai pelaksana dan asesor dalam kegiatan belajar mengajar. Maksud guru sebagai asesor adalah, guru menjadi pengamat untuk memberikan penilaian setiap perkembangan anak di sekolah dengan mengamati segala tingkah laku dalam setiap kegiatan yang dilakukan anak baik

40

Ardhani Dwi Kinasih, Faizatul Amalia, and Bayu Priyambadha, “Pengembangan Sistem Evaluasi Pembelajaran Paud ( Studi Kasus Di,” Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi

Dan Ilmu Komputer 2, no. 3 (2018): 1027, h. 2 http://j-ptiik.ub.ac.id. Diakses pada 20 april 2020

10:00

41

Suyadi Suyadi, “Perencanaan Dan Asesmen Perkembangan Pada Anak Usia Dini,”

Golden Age: Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini 1, no.1 (2016): 65–74,

https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0,5&q=suyadi+perencanaan+dan+asesmen diakses pada 9 Januari 2020 pukul 18:27.

dalam segi sikap, bahasa, ekspresi wajah, gerakan maupun karya anak”. Dalam sebuah penilaian, mesti ada teknik dan instrumen untuk menilai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan anak.42

Guru harus mampu mengorganisasikan aspek perkembangan sesuai dengan karakteristik anak usia dini. Dengan menelaah aspek perkembangan sesuai dengan karakteristik anak usia dini, mampu mengelompokkan anak usia dini sesuai dengan kebutuhan pada berbagai aspek perkembangan, mampu mengidentifikasi kemampuan awal anak usia dini dalam berbagai bidang pengembangan, dan mampu mengidentifikasi kesulitan anak usia dini dalam berbagai bidang pengembangan.43

Kurikulum 2013 PAUD tertulis bahwa penilaian yang dilakukan oleh pendidik dalam Pendidikan Anak Usia Dini menggunakan penilaian autentik.44 Penilaian autentik adalah suatu kegiatan penilaian dengan cara melihat interaksi antara individu dengan lingkungannya dan kemampuan anak sesuai kebutuhan anak.45

Ketika melakukan pengamatan dalam penilaian, guru memerlukan pencatatan sebagai bukti dan pengingat dalam mengumpulkan data dimana catatan tersebut akan menjadi penilaian hasil pelaporan perkembangan anak. Terdapat berbagai macam teknik yang akan dipakai dalam

42

Enah Suminah et al., “Pedoman Penilaian Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini” (Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, 2015).

43

Reiska Primanisa and Nurul Zahriani Jf, “Tindak Lanjut Hasil Asesmen Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Anak Usia Dini Di Taman Kanak-Kanak ( TK ),” Jurnal Uin Sunan Kalijaga 2020. https://core.ac.uk/download/pdf/304914770.pdf

44

Ifat Fatimah Zahro, “Penilaian Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini,” Tunas Siliwangi:

Jurnal Program Studi Pendidikan Guru PAUD STKIP Siliwangi Bandung 1, no. 1 (2015): 92–111.

https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=ifat+fatimah+&btnG= di akses pada 9 Januari 2020 17:59

45

mengumpulkan data yang akan diseleksi dan diubah menjadi sebuah bukti dalam mengetahui adanya kemajuan dalam perkembangan dan hasil belajar anak, teknik yang lazim digunakan dalam mengumpulkan data perkembangan anak usia dini adalah dengan teknik observasi dengan menggunakan pencatatan dalam penilaian antara lain catatan ceklis, catatan anekdot dan catatan hasil karya. Adapun teknik dan instrumen penilaian (assessment) yang dapat digunakan untuk anak usia dini Dalam Permendikbud No 146 tahun 2014 49 Lampiran V Tentang Kurikulum 2013 pendidikan anak Usia Dini.46 berikut penjelasan macam-macam jenis pencatatan penilaian satu persatu :

1) Ceklis

Ceklis adalah daftar suatu hal seperti benda, nama orang, baik secara konkrit maupun abstrak dimana daftar tersebut menjadi rujukan untuk mengetahui benar atau tidaknya tentang suatu hal.47 Ceklis adalah salah satu metode penilain dalam pendidikan untuk meninjau sejauh mana perkembangan yang dicapai siswa.

Sebuah ceklis akan menjadi kerangka dalam memantau perkembangan anak dan pengembangan kurikulum. Pencatatan melalui metode ceklis haruslah berdasarkan kurikulum atau karakteristik perkembangan anak. Untuk itu ketika merancang ceklis, guru haruslah menentukan kategori utama yang akan dijadikan indikator dalam ceklis, setelah itu guru harus mengidentifikasi keterampilan yang akan dimasukan kedalam ceklis, membuat sasaran yang harus dicapai anak,

46

Ulfiani Rahman, “Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini,” Lentera Pendidikan:

Jurnal Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan 12, no. 1 (2009): 46–57.

47

mengorganisasikan urutan ceklis dengan menyusun sesuai dengan tingkatan atau tahapan perkembangan dan kebutuhan peserta didik.48

Catatan ceklis harus menyesuaikan perkembangan dan karakteristik peserta didik, dimana indikator dalam ceklis harus mencangkup enam aspek perkembangan anak, dan sebelum menentukan indikator dalam penilaian, guru harus menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik baik dari segi fisik maupun psikisnya untuk mempermudah guru dalam menentukan kegiatan dan indikator.

Dalam penilaian ceklis terdapat empat skala dalam tingkat pencapaian, yaitu BB (Belum Berkembang), MB (Mulai Berkembang), BSH (Berkembang Sesuai Harapan), BSB (Berkembang Sangat Baik).49 Berikut contoh catatan ceklis :

Tabel 2.1 Skala Capaian Perkembangan Harian/Ceklis Harian

Nama : Aldi Kelompok : B

Minggu : 4 Tanggal : 27 Desember 2018

No Aspek Perkembangan KD Indikator Pencapaian Pencapaian BB MB BSH BSB 1 Nilai Agama Moral 1.1 ● Anak dapat mengenal tanaman buah sekitar sebagai ciptaan Tuhan 2 Fisik-Motorik 3.4- 4.4 ● Anak dapat mengetahui cara hidup sehat 48

Waseso, Amini, and Tatminingsih, op.cit, hal 6.17.

49

● Anak dapat menunjukan cara hidup sehat dalam berbagai kegiatan mengenal buah nanas 3 Kognitif 3.8- 4.8 ● Anak dapat mengenal bagian-bagian, manfaat dan cara menanam buah nanas 4 Sosial Emosional 2.7 ● Anak dapat menunjukan perilaku tidak mudah mengeluh 5 Bahasa 3.11- 4.11 ● Anak dapat mengungkapk an keinginan, perasaan dan pendapatnya tentang buah nanas dengan kalimat sederhana 6 Seni 3.15- 4.15 ● Anak dapat membuat hasil karya berhubungan dengan nanas 2) Catatan Anekdot

Catatan anekdotal adalah suatu catatan yang ditulis secara singkat mengenai suatu peristiwa atau kejadian penting, menarik dan bermakna dalam kehidupan

keseharian peserta didik di sekolah.50 Catatan anekdot dapat berisi kegiatan yang belum pernah berhasil dilakukan anak atau temannya dengan baik, anak membantu temannya, anak bertengkar, anak mengalami kecelakaan. Catatan tersebut dapat digunakan untuk mengetahui kreativitas anak baik yang bersifat positif maupun negatif yang kemudian ditafsirkan guru sebagai bahan penilaian semester.51

Catatan tersebut tertulis secara singkat dan rinci, hanya untuk mencatat kejadian yang jarang atau belum pernah dilakukan anak baik dalam segi positif maupun negatif. Karena dalam setiap tingkah laku peserta didik harus dicatat untuk melihat ada kemajuan atau kemunduran pada peserta didik.

Catatan anekdot adalah catatan guru yang terkait dengan indikator yang muncul dari perilaku anak. Catatan anekdot dibuat dengan menuliskan secara sederhana dan rinci tentang apa yang dilakukan atau dibicarakan anak secara akurat, spesifik tanpa memberikan label pada anak seperti : cengeng, malas, nakal, dll.52

50

Waseso, Amini, and Tatminingsih,op.cit, hal.6.11

51

Wahyu Purwasih, “TEKNIK PENILAIAN UNJUK KERJA DAN CATATAN ANEKDOT SEBAGAI UPAYA PEMANTAUAN PERKEMBANGAN ANAK DI PAUD AISYIYAH CABANG KARTASURA SUKOHARJO JAWA TENGAH” 2018, h.80 https://ejournal.iaiig.ac.id/

52

Tabel 2.2 Catatan Anekdot

Nama : Aldi Kelompok : B

Minggu : 4 Tanggal : 27 Desember 2018

Wakt u Nam a Ana k Peristiwa/ Perilaku Indikator Capaian Perkembang an Foto 09.00 Aldi Aldi berdiri kemudian menunjuk kerah wc. Aldi berkata “mau ke kamar mandi”. Lalu aldi berjalan menuju wc tanpa didamping i. 2.8 Aldi memiliki inisiatif untuk melakukan sesuatu tanpa harus dibantu orang lain sebagai cerminan sikap mandiri 3.14- 4.14 Aldi mengungkapk an yang dirasakan 3.4- 4.4 Aldi mampu menolong diri sendiri untuk hidup sehat dengan menggunakan toilet dengan benar tanpa bantuan BSH BSB BSH

3) Hasil Karya

Hasil karya adalah bentuk karya nyata yang berupa pekerjaan tangan, karya seni atau tampilan anak yang berupa gambar, lukisan, kolase, origami, tari dan hasil prakarya lainnya yang muncul dari buah pikir dan imajinasi anak. Hal-hal yang terkait dalam catatan hasil karya antaranya nama dan tanggal kapan hasil karya tersebut dibuat serta deskripsi hasil karya anak. Data ini diperlukan untuk melihat perkembangan hasil karya yang dibuat anak di waktu sebelumnya. ketika anak sudah menyelesaikan karyanya, guru dapat menanyakan tentang hasil karya tersebut. Tuliskan semua yang dikatakan oleh anak, hal ini untuk mengonfirmasi hasil karya yang telah dibuatnya agar tidak salah saat guru membuat interpretasi karya tersebut.53

Catatan hasil karya adalah catatan mengenai hasil dari suatu kegiatan seni yang dikerjakan oleh anak. Catatan hasil karya dapat mengetahui minat dan bakat peserta didik, untuk mengetahui perkembangan motorik halus anak dan membiarkan anak secara bebas berekspresi dan menuangkan buah pikir mereka. Selain itu hasil karya juga dapat menumbuhkan jiwa seni dan rasa percaya diri pada anak. Berbagai catatan dan hasil karya anak disimpan menjadi satu dalam portofolio untuk selanjutnya dianalisis oleh guru. Cara menganalisis hasil karya anak, guru dapat memilih karya yang terbaik bisa yang paling akhir atau dapat pula yang di pertengahan bulan, dimana karya

53

Suminah et al., “Pedoman Penilaian Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini.” Op.cit, h. 10

tersebut menunjukan tingkat perkembangan tertinggi yang diraih anak.54 Berikut contoh catatan hasil karya

Tabel 2.3 Hasil Karya

Nama : Aldi Kelompok : B

Minggu : 4 Tanggal : 27 Desember 2018

Hasil Karya Anak Hasil Pengamatan KD/Indikator Capaian Perkembangan

Karya Aldi “Nanas Kertas”

Aldi membuat nanas dengan membuat lipatan seperti kipas dan ditempel sampai membentuk lingkaran. Menggunting origami hijau untuk daun dan menggunting origami kuning membentuk lingkaran. Aldi terlihat sudah mampu mengkoordinasik an tangannya. ● 3.3- 4.3 Aldi terlihat terampil menggu nakan tangan kanan dan kiri dalam menggu nting dan menemp el BSB 54 Suminah et al.op.cit.

Karya Aldi “Bayangan nanas”

Membuat gambar buah nanas dari finger painting dengan menjiplak

Dokumen terkait