KURIKULUM 2013
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk
Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
( S.Pd )
Disusun Oleh
Indah Putri Nilamsari
11160184000047
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Indah Putri Nilamsari Tempat/Tgl. Lahir : Jakarta, 10 Maret 1997 NIM : 11160184000047
Jurusan/Prodi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Judul Skripsi : Evaluasi Program Assessment Pembelajaran di RA Daarul Ahsan Tangerang Banten Berdasarkan Kurikulum 2013
Dosen Pembimbing : Dr. Siti Khadijah, M. A
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta, 4 Desember 2020 Mahasiswa Ybs.
Indah Putri Nilamsari 11160184000047
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Anak Usia Dini (S.Pd)
Disusun Oleh : Indah Putri Nilamsari
11160184000047
Di Bawah Bimbingan
Siti Khadijah, M.A NIP : 19700727199702004
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020/2021
Nilamsari, NIM 11160184000047 Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Trbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah melalui bimbingan dan dinyatakan sebagai karya ilmiah yang berhak untuk dijadikan sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 4 Desember 2020 Yang mengesahkan Dosen pembimbing
Dr. Siti Khadijah, M.A
disusun oleh INDAH PUTRI NILAMSARI, NIM 11160184000047 Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fkultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah di uji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 4 Desember 2020.
Jakarta, 4 Desember 2020 Yang mengesahkan Dosen pembimbing
Dr. Siti Khadijah, M.A
i
ABSTRAK
INDAH PUTRI NILAMSARI, 11160184000047, “Evaluasi Program
Assessment Pembelajaran di RA Daarul Ahsan Tangerang Banten”, Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini , Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Dosen Pembimbing : Dr. Siti Khadijah, M. A.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pelaksanaan program assessment pembelajaran di RA Daarul Ahsan berjalan dengan baik, sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia no.146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini “Pedoman Penilaian” dengan menggunakan model evaluasi CIPP.
Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi program dengan menggunakan pendekatan deskriptif evaluatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model CIPP dengan prosedur kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) evaluasi konteks (context) sudah baik, adanya Relevansi penerapan assessment pembelajaran dengan kebutuhan, masalah dan sasaran hal tersebut dibuktikan dengan adanya RPPH dan rencana penilaian yang telah disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan anak. (2) evaluasi masukan (input) berada pada kategori baik, hal tersebut dibuktikan dengan adanya RPPH sesuai dengan kurikulum/silabus, rencana dan instrumen penilaian, bahan ajar secara sistematis, logis dan mutakhir. (3) evaluasi proses (process) berada pada kategori cukup baik, guru sudah melaksanakan proses pembelajaran dengan baik dimana sudah dilakukan secara runtut, sesuai tema. (4) produk (product) berada pada kategori cukup baik, dimana raport ditulis dalam bentuk deskripsi dan memuat seluruh aspek perkembangan siswa. Hasil evaluasi program pembelajaran assessment pembelajaran di RA Daarul Ahsan Tangerang Banten dengan menggunakan model evaluasi CIPP secara keseluruhan berjalan
ii
dengan baik, namun masih perlu beberapa perbaikan terkait kegiatan pelaksanaan proses penilaian dan penulisan raport guna menghasilkan kualitas dan kuantitas dalam mencapai tujuan pendidikan pada anak usia dini.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Tiada untaian kata yang lebih indah selain ucapan alhamdulillah, segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir akademis pada Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat beserta salam selalu tercurahkan kepada nabi Muhamad SAW.
Dengan melalui proses yang cukup panjang dan penuh rintangan, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Program Assessment Pembelajaran di RA Daarul Ahsan Tangerang Banten”. Hal ini tidak lepas dari peranan dan dukungan orang-orang sekitar penulis hingga selesainya skripsi ini. Sudilah kiranya penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada yang tercinta dan terkasih yang sangat dalam kepada ayahanda (Alm) Syamsul Bahri dan ibunda (Almh) Alam Feni, curahan kasih dan sayang yang begitu dalam membuat penulis dapat merasakan kekuatan cinta hingga kini, walaupun dalam waktu yang relatif singkat. Semoga Papah dan Mamah mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya (Aamiin), doa Ananda selalu menyertaimu.
Selanjutnya penulis ingin mengucapkan terimakasih penulis kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung skripsi ini, antara lain :
1. Dr. Sururin, M.Ag. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Siti Khadijah, M.A. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus dosen pembimbing, atas bimbingan yang diberikan selama proses penyusunan skripsi dan persetujuan dilaksanakannya ujian skripsi.
iv
3. Dr. Yayah Nurmaliyah, M.A. Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi selama saya kuliah sampai proses selesainya penulisan skripsi.
4. Segenap dosen Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini yang telah menyampaikan ilmunya kepada penulis.
5. Hj. Encuh Supiati, S.Pd.I. Selaku Kepala sekolah RA Daarul Ahsan beserta pendidik dan peserta didik yang telah membantu dalam pengambilan data dalam penyusunan skripsi ini.
6. Terima kasih yang tak terhingga kepada saudaraku Bach Yunof Candra, M.Pd.I, yang telah sabar dan ikhlas dalam memenuhi kebutuhanku, membimbingku, mendukungku setelah kepergian papah dan mamah. Semoga Allah anugerahkan kebaikan untukmu. Aamiin ya Rabbal Aalamiin. 7. Terimakasih untuk kakak iparku Neni Husnawati yang telah ikhlas dan sabar
merawatku, menemaniku, mendengarkan keluh kesahku setelah kepergian mamah. Semoga Allah balas segala kebaikan yang telah kakak berikan kepadaku (Aamiin).
8. Terimakasih untuk saudaraku yang lainnya yaitu : Sani Julfikar Candra, Syahril Budiman, M.Pd.I, Muhammad Fadil dan Aji Ridwan Saputra, yang telah mendoakan dan memberikan semangat dalam penyusunan skripsi ini. 9. Terimakasih kuucapkan kepada Didi Son Haji, S.T, selaku editor dalam
penyusunan skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan rapi dan baik. Semoga Allah membalas kebaikanmu.
10. Terima Kasih kepada sahabat-sahabatku Suci Kamilia H, Dian Rifatul Waffa, Nita Nururrahma, Nida Awaliah Syarif, Andini Lestari, Baiq Ria lestari, Wahyu Khoirunnisa dan Masruroh yang tidak pernah bosan memberikan dukungan, semangat dan do’a untuk ku. Semoga persahabatan ini sampai syurga-Nya.
11. Seluruh teman-teman Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta atas support, do’a dan kebersamaan yang indah
v
selama kita menempuh perkuliahan. Semoga kesuksesan selalu menyertai kita semua.
12. Dan untuk seluruh pihak yang berjasa pada penulis baik yang disadari ataupun tidak sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah dan skripsi ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan berbagai saran dan kritik sehingga dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam penelitian ini.
Demikian, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi para pendidik.
Tangerang, 20 November 2020
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5 C. Pembatasan Masalah ... 6 D. Rumusan Masalah ... 7 E. Tujuan Penelitian ... 7 F. Kegunaan Penelitian... 7 Bagi Guru ... 7 Bagi Siswa ... 8 Bagi Sekolah ... 8
BAB II KERANGKA TEORITIS ... 9
A. Kajian Teori ... 9 1. Evaluasi Program ... 9 2. Assessment Pembelajaran ... 14 B. Landasan Teoritis ... 33 C. Penelitian Relevan ... 34 D. Kerangka Berfikir... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 38
B. Metode Penelitian... 39
C. Sumber Data ... 39
D. Teknik Pengumpulan Data ... 40
vii
2. Wawancara ... 40
3. Dokumentasi ... 41
E. Teknik Analisis Data ... 41
1. Reduksi Data ... 41
2. Penyajian Data ... 42
3. Menafsirkan Data ... 42
4. Menyimpulkan dan verifikasi ... 42
F. Perencanaan Evaluasi ... 42
G. Instrumen Penelitian... 43
H. Meningkatkan Keabsahan Hasil Data ... 50
1. Kredibilitas (credibility) ... 50
2. Dapat Ditransfer ... 51
3. Dapat Dipercaya Kebenarannya (dependability)... 51
4. Dapat Dikonfirmasikan (confirmability) ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 52
1. Profil Sekolah ... 52
2. Sejarah Singkat Sekolah ... 52
3. Data Guru ... 53
4. Data Peserta Didik ... 54
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan Evaluasi Program Assessment Pembelajaran ... 54
1. Context (Konteks) ... 55
2. Input (Masukan) ... 58
3. Process (Proses) ... 64
4. Product (Produk) ... 69
C. Analisis Ketercapaian Program ... 73
D. Keterbatasan Evaluasi ... 81
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 82
A. Simpulan ... 82
viii
DAFTAR PUSTAKA ... 85 LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 88
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Prinsip Penilaian AUD ... 20
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir ... 37
Gambar 4.1 RPPH RA Daarul Ahsan ... 60
Gambar 4.2 Instrumen Penilaian ... 61
Gambar 4.3 Anak-anak Sedang Menulis Huruf D dan E di Papan Tulis ... 64
Gambar 4.4 Format Penilaian Hasil Karya ... 65
Gambar 4.5 Catatan Anekdot ... 66
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Skala Capaian Perkembangan Harian/Ceklis Harian ... 25
Tabel 2.2 Catatan Anekdot ... 28
Tabel 2.3 Hasil Karya ... 30
Tabel 3.1 Waktu Penelitian ... 38
Tabel 3.2 Perencanaan Evaluasi Program Assessment Pembelajran di RA Darul Ahsan ... 43
Tabel 3.3 Instrumen Wawancara Guru RA Daarul Ahsan ... 44
Tabel 3.4Instrumen Observasi Penelitian Kemampuan Guru RA Dalam Mengembangkan Rencana Pembelajaran Assessment ... 45
Tabel 4.1 Data Guru RA Daarul Ahsan ... 53
Tabel 4.2 Data Peserta Didik RA Daarul Ahsan Tahun Ajaran 2020/2021 ... 54
Tabel 4.3 Matriks Relevansi Penerapan Program Assessment Pembelajaran dengan Kebutuhan, Masalah dan Sasaran dari Sisi Context (Konteks) ... 55
Tabel 4.4 Matriks Rencana Penilaian, RPPH dan Kapabilitas Guru di RA Daarul Ahsan dari Sisi Input (Masukan)... 58
Tabel 4.5 Matriks Proses Penilaian di RA Daarul Ahsan dari Sisi Process ... 65
Tabel 4.6 Matriks Efektivitas Program Assessment dari Sisi Product ... 70
Tabel 4.7 Unit Analisis Ketercapaian Program Assessment Pembelajaran RA Daarul Ahsan ... 73
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak adalah makhluk kecil yang mempunyai potensi yang masih harus dikembangkan, setiap anak memiliki karakteristik dimana karakteristik tersebut berbeda dengan orang dewasa, Anak Usia Dini (AUD) bersifat egosentris, aktif, dinamis, antusias dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi.1 Setiap anak mempunyai keunikan tersendiri entah dari segi sikap, perilaku, minat maupun bakat yang beragam, dan dalam mengembangkan beragam keunikan tersebut dibutuhkannya stimulus yang tepat. Dalam memberikan stimulus pada AUD haruslah menyesuaikan karakteristik anak dan kebutuhan anak.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan untuk anak sejak lahir hingga usia enam tahun dengan memberi rangsangan pendidikan kepada anak untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak baik jasmani maupun rohani agar anak mampu melanjutkan pendidikan lebih lanjut.2 Tujuan diadakannya PAUD yaitu, untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapan perkembangan, untuk membimbing anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah, untuk menumbuhkan potensi anak yang tersembunyi, melakukan deteksi sejak dini terhadap kemungkinan gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu, tujuan PAUD adalah untuk memberi wawasan lebih luas kepada guru dan orang tua mengenai perkembangan anak usia dini. 3.
1
Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta Barat : PT Indeks Permata Puri Media, 2012), h. 6
2
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,” 2006.
3
Jadi, PAUD adalah lembaga pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun yang bertujuan untuk memberikan rangsangan pendidikan guna membantu perkembangan dan pertumbuhan anak dengan memberikan stimulus yang sesuai dengan usia anak agar anak siap melanjutkan ke tingkat pendidikan formal serta untuk mendeteksi kelainan pada pertumbuhan dan perkembangan anak.
Untuk melihat apakah ada kelainan pada pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dilihat dengan cara melakukan assessment. Assessment atau penilaian adalah suatu kegiatan untuk mengumpulkan bukti atau data guna melihat apakah terdapat kekurangan atau kemajuan pada suatu kegiatan atau proses agar dapat mengevaluasi apa saja yang harus ditingkatkan dari proses tersebut.
Assessment merupakan salah satu komponen utama dalam kurikulum 2013, Assessment digunakan sebagai dasar untuk melihat perkembangan siswa dalam proses pembelajaran serta digunakan untuk menentukan keputusan yang berkaitan dengan rencana kegiatan pembelajaran, minat dan bakat siswa.4
Sebagai guru PAUD yang berada di lingkungan AUD, harus memahami mengenai assessment AUD, dimana assessment AUD membutuhkan kerangka kerja yang jelas dimana kerangka tersebut harus sesuai dengan karakteristik peserta didik.5 Kerangka kerja tersebut dapat menjadi acuan guru dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran dan menilai bagaimana kemajuan yang dialami setiap anak didiknya. Kerangka kerja tersebut harus sesuai dengan standar kompetensi yang berlaku secara nasional dan akan mempengaruhi assessment anak.
Guru PAUD berperan penting dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Peraturan
4
Mafaiz Saila, “IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2O13 DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS II DI MI NEGERI PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2015/2016” (IAIN Purwokerto, 2016).
5
Ikhsan Waseso, Mukti Amini, and Sri Tatminingsih, “Evaluasi Pembelajaran TK,” (Jakarta : Universitas Terbuka,2014), hlm 2.24.
Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28 menyatakan 4 kompetensi yang harus dikuasai yaitu; kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik menjadi salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru karena terdapat sub kompetensi yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satu sub kompetensi tersebut yaitu tentang assessment. 6 Jadi, seorang guru harus menguasai konsep dalam membuat kerangka kerja dan evaluasi dari kerangka tersebut, khususnya dalam menilai atau Assessment peserta didik.
Perkembangan anak selama proses pembelajaran berkaitan dengan proses assessment dan evaluasi, dimana proses assessment dan evaluasi bertujuan agar dapat melihat perkembangan perilaku anak secara alami tanpa adanya rekayasa. Kondisi tersebut yang dinamakan autentik sehingga assessment yang tepat digunakan untuk anak usia dini adalah assessment autentik.7
Penilaian harus memenuhi prinsip-prinsip penilaian dan harus mengarah pada tujuan penilaian. Wujud dari penilaian ini mengarah pada penilaian sikap, kompetensi atau skill dan penilaian pengetahuan.8 Penilaian sikap dilakukan agar peserta didik mampu berperilaku dan bersikap baik, sesuai dengan harapan dalam tujuan pembelajaran dan kompetensi inti. Kompetensi inti yang dinilai dalam penilaian sikap ini meliputi dua kompetensi, yaitu sikap spiritual dan sikap sosial.
Penilaian berikutnya adalah penilaian skill atau kompetensi. Penilaian ini diharapkan akan menjadikan peserta didik mampu berkreasi sesuai harapan. Penilaian skill ini dilakukan dengan penilaian praktik, proyek atau portofolio. Dan penilaian ketiga adalah penilaian pengetahuan, penilaian ini
6
Hilwatun Nahdia, “KEMAMPUAN ASESMEN GURU PAUD” (Penelitian Survey, Raudhatul Athfal kecamatan Tebet, Jakarta Selatan), 2016 http://repository.unj.ac.id/
7
Chusnul Chotimah and Muhammad Fathurrohman, “Paradigma Baru Sistem
Pembelajaran,” (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2018), h .361
8
akan menyentuh ranah kognitif.9 Jadi, prinsip sebuah penilaian harus meliputi semua aspek perkembangan siswa, baik dari aspek sikap, skill dan pengetahuan.
Assessment yang baik dan terencana akan menuntun guru dalam membuat laporan perkembangan anak pada orang tua atau raport akhir semester. Mengingat tidak sedikit pula pendidik AUD yang telah menempuh jenjang sarjana AUD, dimana seharusnya pendidik telah dapat menggunakan assessment sebagaimana yang telah pendidik pelajari pada waktu di bangku perkuliahan.
Dari semua penjelasan diatas penting untuk diteliti, bagaimana pelaksanaan program assessment di sekolah, apakah pelaksanaan program assessment pembelajaran AUD di sekolah sudah berjalan dengan baik sesuai dengan yang telah dikembangkan oleh pemerintah dan benar-benar efektif untuk meningkatkan mutu pendidikan, yang pada akhirnya menghasilkan output yang mampu memberi informasi tentang perkembangan anak secara objektif dan dapat membantu guru untuk mengajar lebih baik. Dan sekolah yang dipilih penulis untuk menjadi objek penelitian adalah RA Daarul Ahsan Tangerang Banten. RA Daarul Ahsan sudah menggunakan Kurikulum 2013 sejak tahun 2013 sampai sekarang tahun 2020, sebab itu peneliti memilih RA Daarul Ahsan sebagai objek penelitian dalam penelitian evaluasi program Assessment pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013.
Melihat fakta di lapangan dimana penulis melakukan pra riset, terdapat beberapa fenomena dan permasalahan yang menurut penulis harus menjadi pertimbangan dalam mengevaluasi program assessment pembelajaran AUD di RA Daarul Ahsan Tangerang Banten. Diantaranya adalah proses penerapan assessement pembelajaran AUD di sekolah belum berjalan dengan baik, dimana belum sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan pemerintah tahun 2014 no.137 tentang “standar
9
pendidikan AUD” dimana standar tersebut menjadi tolak ukur dalam penilaian anak usia dini. Selain proses penerapan assessement pembelajaran, hal yang mendukung permasalahan ini adalah masih adanya guru yang merasa kesulitan dalam menyusun dan mengembangkan assessement pembelajaran AUD.
Beberapa alasan tersebut yang mengunggah penulis untuk meneliti RA Daarul Ahsan sebagai tempat penelitian. Untuk mengetahui apakah penyelenggaraan program assessement pembelajaran AUD berjalan dengan baik, maka diperlukannya suatu penilaian atau evaluasi terhadap program tersebut. Untuk mengetahui lebih lengkap, penulis mengambil judul skripsi : “Evaluasi Program Assessment Pembelajaran di RA Daarul Ahsan
Tangerang Banten Berdasarkan 2013” B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan peneliti, peneliti menemukan beberapa permasalahan mengenai program Assessment pembelajaran AUD yang perlu diamati dan dievaluasi. Untuk dijadikan sebagai suatu bahan untuk mengetahui ketercapaian suatu program tersebut. Pelaksanaan penelitian evaluasi terhadap program assessement pembelajaran AUD dilaksanakan dengan pendekatan sistem yang mengacu pada komponen berikut, yaitu komponen konteks, komponen masukan, komponen proses dan komponen produk. Berdasarkan komponen tersebut, dapat diidentifikasi sejumlah permasalahan yang terkait dengan program assessemet pembelajaran AUD, yaitu :
1. Permasalahan pada komponen konteks berkaitan dengan relevansi tujuan program assessement pembelajaran AUD dengan kebutuhan, masalah dan sasaran.
2. Permasalahan pada komponen masukan berkaitan dengan kualitas strategi program yang dibangun dari sejumlah unsur masukan yang dikelompokan dalam raw input dan instrumental input :
a. Mutu assessment RA Daarul Ahsan Tangerang Banten. bagaimana mekanisme penyusunan dan pengembangan assessement di RA Daarel Ahsan Tangerang Banten.
b. Instrument penilaian yang ada di RA Daarul Ahsan.
3. Permasalahan pada komponen proses berkaitan dengan kesesuaian antara implementasi program dengan rencana program assessemet pembelajaran :
a. Kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan dalam mengembangkan RPPH.
b. Kinerja guru dalam menilai 6 aspek perkembangan anak
c. Kinerja guru dalam mengembangkan program assessemet pembelajaran AUD. Kapan dan bagaimana guru dalam mengasessement peserta didik selama kegiatan pembelajaran. 4. Permasalahan pada komponen produk berkaitan dengan hasil atau
keluaran program :
a. Hasil penilaian dan raport siswa
C. Pembatasan Masalah
Mengingat permasalahan yang berkaitan dengan program assessement pembelajaran cukup luas, maka masalah penelitian pada penelitian evaluasi perlu dibatasi. Maka dari itu, penelitian evaluasi dibatasi pada penilaian terhadap komponen-komponen program assessement pembelajaran AUD yang berpengaruh terhadap efektifitas pelaksanaan program assessement pembelajaran di RA Daarul Ahsan Tangerang Banten dengan menggunakan model evaluasi CIPP.
Penulis memberikan batasan terkait salah satu latar belakang masalah, seputar penerapan program assessement pembelajaran AUD yang memunculkan pertanyaan. Apakah assessement pembelajaran AUD berjalan dengan baik, sesuai dengan yang telah dikembangkan oleh pemerintah ? dengan mengikuti model evaluasi CIPP, maka komponen program yang dievaluasi adalah komponen konteks yang berkaitan dengan
relevansi tujuan program assessement pembelajaran AUD dengan kebutuhan, masalah dan sasaran, komponen masukan yang berhubungan dengan mutu assessement di sekolah, komponen proses yang berhubungan dengan kinerja guru dalam mengembangkan program assessement pembelajaran, dan komponen produk yang berhubungan dengan hasil penilaian dan raport siswa.
D. Rumusan Masalah
Masalah penelitian atau pertanyaan evaluasi pada penelitian ini adalah apakah penerapan program assessment pembelajaran di RA Daarul Ahsan Tangerang Banten berjalan dengan baik, sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini “Pedoman Penilaian”?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program assessemet pembelajaran di RA Daarul Ahsan Tangerang Banten berjalan dengan baik, sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia no.146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini “Pedoman Penilaian”
F. Kegunaan Penelitian
Ada beberapa kegunaan dari penelitian dengan Evaluasi Program Assesment AUD di RA Daarul Ahsan Tangerang Banten :
Bagi Guru
a. Guru dapat mengembangkan kemampuan dalam menerapkan Assesment yang lebih baik dan tepat.
b. Guru tidak menjadi fokus dalam menilai atau Assesment kognitif dan skill anak saja, namun juga dapat menilai sikap anak dengan baik.
c. Memberikan wawasan baru dan menambah ilmu pada guru dalam membuat dan menentukan penilaian siswa.
Bagi Siswa
a. Siswa mendapatkan feedback yang lebih jelas dan akurat dengan penilaian yang akurat dan jelas.
b. Siswa termotivasi ketika melihat Penilaian yang diberikan guru. c. Dapat mengembangkan intelektual dan skill anak.
Bagi Sekolah
a. Dengan menggunakan Assesment yang tepat akan mempermudah sekolah dalam menulis raport.
b. Dapat meningkatkan peringkat sekolah.
c. Dapat meningkatkan pembelajaran di sekolah yang lebih teratur dan kondusif.
9
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teori
1. Evaluasi Program
a. Pengertian Evaluasi Program
Menurut Brinkerhoff sebagaimana dikutip oleh Rusydi Ananda, Tien Rafida, and Candra Wijaya “evaluasi program adalah suatu proses untuk melihat dan mengetahui sejauh mana tujuan dan sasaran program atau proyek sudah terealisasi, guna memberikan informasi untuk pengambilan keputusan, membandingkan kinerja dengan standar atau patokan untuk mengetahui adanya kesenjangan, penilaian harga dan kualitas dan penyelidikan sistematis tentang nilai atau kualitas suatu objek”.10
Evaluasi program menurut Tyler sebagaimana dikutip oleh Rusydi Ananda, Tien Rafida, and Candra Wijaya “evaluasi program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan dalam program yang dibuat sudah dapat terealisasikan.”11
Sedangkan Menurut Arikunto “evaluasi program adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang direncanakan.”12
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, evaluasi program adalah suatu proses penyelidikan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan suatu program yang telah dibuat dan menghasilkan suatu informasi
10
Rusydi Ananda, Tien Rafida, and Candra Wijaya, “Pengantar Evaluasi Program
Pendidikan” (Medan : Perdana Publishing, 2017), h. 6
11
Ibid, h. 6
12
untuk mengambil keputusan tentang nilai atau kualitas suatu objek.
b. Tujuan Evaluasi Program
Purwanto dan Suparman memaparkan banhwa evaluasi bertujuan untuk mengkomunikasikan program kepada masyarakat, wadah informasi bagi pembuat keputusan, untuk menyempurnakan program yang sudah ada dan untuk meningkatkan partisipasi dan pertumbuhan. 13
Tujuan evaluasi menurut Scriven mempunyai dua fungsi yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif. Fungsi formatif yaitu evaluasi yang berfungsi untuk memperbaiki dan mengembangkan suatu program yang sedang berjalan (program/kegiatan, orang, produk dan sebagainya) sedangkan fungsi sumatif yaitu evaluasi yang berfungsi untuk mempertanggung jawabkan, menerangkan, menyeleksi program yang sudah ada. Dengan kata lain evaluasi bertujuan untuk membantu mengembangkan implementasi kebutuhan suatu program, memperbaiki suatu program, mempertanggungjawabkan suatu program, menyeleksi suatu program, memotivasi, menambah pengetahuan, dan mendukung semua yang terlibat dalam program tersebut.14
Sedangkan menurut Fuddin yang dikutip oleh Nani Mayadianti “evaluasi program secara umum tujuan dilaksanakannya evaluasi program adalah” :15
1) Pemenuhan peraturan Undang-undang dan pelaksanaannya. 13 Ibid. H.8-9 14 ibid 15
Nani Mayadianti, “Evaluasi Program Kelas Akselerasi Di SMP Negeri 3 Tangerang
Selatan,”skripsi pada pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta 2011.https://scholar.google.co.id/scholar?q=evaluasi+program+kelas+akselerasi&hl=id&as_sdt=0, 5. Diakses pada selasa, 14 April 2020 13:13
2) Mengukur efektifitas dan efisiensi suatu program. 3) Mengukur pengaruh efek samping suatu program. 4) Akuntabilitas pelaksanaan program.
5) Akreditasi program.
6) Alat untuk mengontrol pelaksanaan program. 7) Alat komunikasi dengan stakeholder program.
8) Keputusan mengenai program (diteruskan, di laksanakan di tempat lain, diubah atau di hentikan).
Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan evaluasi program adalah untuk mengukur, membandingkan sejauh mana program yang telah terlaksana, untuk menyempurnakan program yang sudah ada dan untuk memutuskan tentang program yang ada, apakah diteruskan, diubah atau dihentikan.
c. Model-Model Evaluasi Program
Terdapat beberapa macam model-model yang dapat digunakan dalam evaluasi program khususnya program pendidikan. Meskipun terdapat beberapa dalam setiap model, namun secara umum model-model tersebut memiliki persamaan, yaitu mengumpulkan data dan informasi dari objek yang akan dievaluasi sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Berikut beberapa macam model evaluasi program menurut Eko Putro Widyoko :16
1) Model Summatif-Formatif
Evaluasi formatif biasanya digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan kualitas suatu program. Tujuan evaluasi formatif adalah untuk menentukan apa saja yang harus ditingkatkan agar program tersebut lebih efektif, efisien dan sistematis.
16
Eko Putro Widoyoko, “Evaluasi Program Pembelajaran,” (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 238,2009). h.55-64
Evaluasi sumatif dilakukan pada akhir program untuk memberi informasi kepada pengguna/konsumen yang potensial tentang manfaat atau kegunaan program. Misalnya, sesudah paket kurikulum dikembangkan, evaluasi sumatif mungkin dilaksanakan untuk menentukan efektifitas paket tersebut pada tingkat nasional atas sampel sekolah khusus, guru dan siswa pada tingkat perkembangan tertentu. Penemuan hasil pada evaluasi sumatif ini akan diberikan kepada konsumen/ pengguna. 2) Model Stake
Model evaluasi program yang diperkenalkan oleh Stake dikenal dengan model Countenance atau model keseluruhan. Model ini juga disebut dengan model evaluasi pertimbangan. Tujuan dari model ini adalah untuk mempertimbangkan dan membandingkan suatu kondisi dari hasil evaluasi program yang terjadi di suatu tempat dengan program yang lain, dengan membandingkan objek sasaran yang sama dan dibandingkan dengan kondisi hasil pelaksanaan program dengan standar yang telah ditentukan.17
3) CSE-UCLA Model
CSE-UCLA adalah akronim dari Center for the Study of Evaluation University of California in Los Angeles. Model ini memiliki lima tahapan dalam melakukan evaluasi yaitu: perencanaan, pengembangan, implementasi, hasil dan dampak. Model ini bertujuan untuk mengevaluasi suatu program secara mendalam dengan melalui 5 tahapan untuk mengetahui hasil dari sebuah program sudah berjalan dengan baik atau belum.18
17
Ibid, h.55-64
18
4) Goal-Free Evaluation Approach
Evaluasi model goal free evaluation, berfokus pada perubahan perilaku yang terjadi pada suatu program sebagai dampak dari program yang dilaksanakan, untuk melihat efek sampingnya baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan, dan dibandingkan dengan program yang dilakukan sebelumnya. Evaluasi ini juga membandingkan antara hasil yang dicapai dengan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk program tersebut atau melakukan cost benefit analysis.19
5) Model CIPP ( Context, Input, Process, Product)
CIPP adalah model evaluasi dengan menggunakan pendekatan yang berorientasi pada manajemen. Model CIPP berpijak pada pandangan bahwa tujuan utama dari evaluasi program bukanlah untuk membuktikan, melainkan untuk meningkatkan. Maka dari itu, model ini juga dikategorikan sebagai pendekatan evaluasi yang berorientasi pada peningkatan program.20
Artinya, model CIPP diterapkan untuk mendukung pengembangan suatu program dan membantu semua pihak yang terkait dalam program tersebut mendapatkan masukan secara sistematis guna dapat memenuhi tujuan dan kebutuhan penting atau minimal, bekerja sebaik-baiknya dengan sumber daya yang ada.
Model CIPP dikembangkan oleh Stufflebeam Istilah CIPP adalah singkatan dari setiap komponen yaitu, komponen context (konteks), input (masukan), process (proses) dan
19
Ibid, h.64
20
Ihwan Mahmudi, “CIPP: Suatu Model Evaluasi Program Pendidikan,” At-Ta’dib 6, no. 1 (2011). https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/tadib/article/view/551 diakses pada Sabtu, 23 Januari 2021 pukul , 21:42
product (produk). Berikut penjelasan lebih jelas mengenai komponen-komponen CIPP:21
a) Context (konteks) : Evaluasi konteks yaitu menganalisis masalah yang berkaitan dengan lingkungan program atau kondisi objektif yang akan dilaksanakan.
b) Input (masukan) : Evaluasi input yaitu menganalisis mengenai personal yang berhubungan dengan bagaimana pengaplikasian sumber-sumber yang tersedia, alternatif-alternatif strategi yang harus dipertimbangkan untuk mencapai suatu program. c) Process (proses) : Evaluasi proses yaitu
mengidentifikasi permasalahan prosedur baik tatalaksana kejadian dan aktivitas.
d) Products (produk) : Evaluasi produk adalah evaluasi untuk mengukur keberhasilan atau pencapaian tujuan suatu program. Evaluasi ini merupakan catatan pencapaian hasil dan keputusan-keputusan untuk perbaikan dan aktualisasi program tersebut. Aktivitas evaluasi produk adalah mengukur dan menafsirkan hasil yang telah dicapai.
2. Assessment Pembelajaran a. Assessment dan Penilaian
Poerwanti berpendapat Assessment adalah suatu proses pengukuran dan non pengukuran untuk mendapatkan data karakteristik siswa melalui aturan tertentu. Arti dari pengukuran adalah suatu kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk memberikan nilai pada suatu gejala/peristiwa, atau benda, sehingga hasil pengukuran akan selalu berupa angka. Sedangkan
21
non pengukuran adalah suatu kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk mempertimbangkan situasi dan memberikan keterangan secara rinci dalam bentuk deskripsi.22
Menurut Gagne & Briggs assesment adalah alat ukur yang digunakan guru dan siswa untuk mengevaluasi diri mereka sendiri (self assesment) dalam meningkatkan keberhasilan dan inisiatif diri dalam proses belajar mengajar di sekolah.23 Sedangkan Hopkins & Antes (1990:31) berpendapat tentang assessment adalah alat ukur bagi guru dalam mengevaluasi, untuk mengetahui kemajuan siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran.24
Dapat disimpulkan bahwa assessment adalah alat ukur yang digunakan guru dalam mengevaluasi peserta didik untuk mengetahui sejauh mana kemajuan yang dicapai peserta didik selama proses pembelajaran di sekolah, dimana telah disesuaikan dengan program pembelajaran yang telah ditentukan.
Menurut Hasan Baharun Penilaian pada sistem pembelajaran adalah suatu proses kegiatan yang berkelanjutan mengenai pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai (assess) keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pengajaran.25
Menurut Zainal Arifin sebagaimana dikutip oleh Evi Nurjanah penilaian adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan
22
Endang Poerwanti, “Konsep Dasar Asesmen Pembelajaran” (Tersedia: http://www. scribd. com/doc/129983959/1-Konsep-Dasar-Asesmen …, 2015).hlm.1-4
23
Ririanti Rachmayanie, “Penggunaan Asesmen Portofolio Pada Pembelajaran Anak Usia Dini,”
2017.https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=penggunaan+portofolio+pada +pembelajaran+anak+usia+dini &btnG= diakses pada Selasa, 14 April 2020 14:55
24
Rachmayanie.Ibid.
25
Hasan Baharun, “Penilaian Berbasis Kelas Pada Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Di Madrasah,” MODELING: Jurnal Program Studi PGMI 3, no. 2 (2016): 204–16
secara sistematis dan berkesinambungan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan.26
Secara umum menurut Ana Assessment dan penilaian saling berkesinambungan, namun pada hakikatnya terdapat perbedaan antara Assessment dan penilaian. secara khusus Assessment menilai secara luas baik menyangkut kompetensi akademik dan non akademik siswa, perbaikan program pembelajaran, kurikulum, pengambilan keputusan dalam program pembelajaran, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah.27 Sedangkan penilaian menurut endang poerwanti hanya untuk menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang siswa.28
Assessment dan penilaian saling berkesinambungan, akan tetapi pada hakikatnya masing-masing mempunyai fungsinya tersendiri. Assessment berfungsi untuk menilai secara luas baik menyangkut kompetensi akademik maupun non akademik siswa, perbaikan program pembelajaran, kurikulum, maupun kebijakan sekolah. sedangkan penilaian berfungsi hanya sebatas untuk melihat hasil atau prestasi belajar siswa.
b. Pengertian Assessment Anak Usia Dini
Menurut Waseso dkk Assessment adalah proses pengumpulan data atau bukti guna menelaah kebutuhan, keunggulan, kemampuan/abilitas selama proses belajar peserta
26
Evi Nurjanah, “TEKNIK DAN INSTRUMEN ASESMEN PAUD RANAH AFEKTIF: TEKNIK NON TES” Jurnal Pendidikan Institut Ilmu Keislaman Sultan Hasan Genggong , 2017. https://ejournal.inzah.ac.id/
27
Ana Ratna Wulan, “Pengertian Dan Esensi Konsep Evaluasi, Asesmen, Tes, Dan
Pengukuran,” Jurnal, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, 2007. https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/34534033/pengertian_asesmen.pdf?responsec ontentdisposition=inline%3B%20filename%3DPENGERTIAN_DAN_ESENSI_KONSEP_EVAL UASI_AS.pdf
28
didik dalam kegiatannya di lembaga pendidikan anak usia dini, antara lain di TPA, KB Posyandu dan TK/RA anak dalam bentuk deskripsi pencapaian perkembangan.29
Menurut Carol S. Lizd dalam buku yang berjudul Early Childhood Assessment menyatakan bahwa penilaian adalah sebuah proses yang luas dan komprehensif, penilaian merupakan proses pengumpulan data untuk menginformasikan pembuatan keputusan.30 Menurut Dominic F.Gullo dalam bukunya yang berjudul Understanding assessment, assessment adalah sebuah prosedur yang digunakan untuk menentukan sejauh mana seorang anak individual memiliki sifat tertentu yang bertujuan untuk memahami perkembangan keseluruhan anak.31
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Assessment adalah proses pengumpulan data atau bukti yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan guna menelaah kebutuhan, keunggulan, kemampuan/abilitas anak agar penilai (guru) dapat menentukan sejauh mana perkembangan seorang anak secara individual dimana data tersebut akan menjadi informasi kepada para orangtua tentang perkembangan anak-anak mereka selama di sekolah untuk dijadikan evaluasi kedepannya.
c. Prinsip dan Hakikat Assessment Anak Usia Dini
Tahun 2014 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan peraturan Nomor 137 tentang “Standar Pendidikan Anak Usia Dini” dimana standar tersebut menjadi tolak ukur dalam penilaian anak usia dini. Standar tersebut menetapkan persyaratan formal dimana terdapat kriteria, metode, teknik dan
29
Waseso, Amini, and Tatminingsih, “Evaluasi Pembelajaran TK.” Op.cit
30
Carol S Lidz, Early Childhood Assessment (John Wiley & Sons, 2002). 2
31
Dominic F Gullo, Understanding Assessment and Evaluation in Early Childhood
proses seragam yang harus dipenuhi, dan standar tersebut merujuk kepada kurikulum 2013 PAUD.32 Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan atas dasar pengkajian landasan filosofi, sosiologis, teoritis, psikologis-pedagogis, dan yuridis yang sudah jelas teruji secara empiris.33
Standar PAUD yang berpacu pada kurikulum 2013 tersebutlah yang menjadi acuan guru dalam mengasesmen Anak Usia Dini, dimana standar PAUD terdiri atas delapan standar yaitu, (1) Standar Tingkat Pencapaian Anak (STPPA), (2) Standar Isi, (3) Standar Proses, (4) Standar Penilaian, (5) Standar Pendidikan dan Kependidikan, (6) Standar Pengelolaan, (7) Standar Sarana dan Prasarana, dan yang ke (8) Standar Pembiayaan 34. dari beberapa macam standar PAUD yang telah disebutkan di atas, tertulis Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA).
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak sebagaimana yang telah dijelaskan dalam pasal 1 Bab I Ketentuan Umum Permendikbud No. 137 tahun 2014 bahwa Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) adalah kriteria mengenai kemampuan yang dicapai anak pada seluruh aspek pertumbuhan dan perkembangan, dimana mencangkup aspek Nilai Agama dan Moral, Fisik Motorik, Kognitif, Bahasa, Sosial-emosional, serta Seni 35.
Tujuan pendidikan anak usia dini untuk mengembangkan segala aspek perkembangan anak baik dalam segi fisik maupun
32
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, “Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini: Apa, Mengapa, Dan Bagaimana” (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015).
33
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini and Tim Penulis, “Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini,” PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, 2015.
34
Dini, “Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini: Apa, Mengapa, Dan Bagaimana.”op.cit.
35
psikis dan untuk tercapainya kemajuan tersebut perlu adanya Assessment, dan Assessment anak usia dini berpacu pada Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA).
Assessment dalam pendidikan merupakan suatu proses pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan secara berulang dan sistematis guna mengukur hasil belajar siswa. Dalam proses pengumpulan dan pengolahan data tersebut dapat dilakukan dengan cara apapun yang sesuai dengan standar penilaian pendidikan. Hakikat Assessment Anak Usia Dini harus dilakukan secara nyata, berkelanjutan, berkesinambungan dan alami tanpa adanya rekayasa, dan penilaian atau assesment yang cocok untuk anak usia dini adalah Assessment autentik.
Kurikulum 2013 menjelaskan mengenai beberapa karakteristik pendidikan anak usia dini salah satu karakteristik pendidikan AUD adalah menggunakan penilaian autentik (authentic assessment). Penilaian autentik dilakukan secara komprehensif untuk menilai sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Autentik berarti keadaan sebenarnya, yaitu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh anak didik.36
Penilaian autentik (Authentic Assessment) dikembangkan karena sesuai dengan konteks dunia nyata dan menggambarkan kemampuan siswa secara menyeluruh.37 Assessment autentik adalah upaya mengevaluasi pengetahuan maupun keahlian
36
Ni Nyoman dkk., “Pengaruh Bimbingan Berkelanjutan Terhadap Kemampuan Melaksanakan Asesmen Autentik Pada Guru TK Jurusan Administrasi Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha Abstrak JP2 , Vol 3 No 1 , Tahun 2020” 3, no. 1 (2020): 84–94. https://ejournal.undiksha.ac.id/ diakses pada 9 februari 17:00
37
Mafaaiz Saila, “IMIPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2O13 DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS II DI MI NEGERI PURWOKERTO TAHUN
PELAJARAN 2015/2016” (IAIN Purwokerto, 2016)
http://repository.iainpurwokerto.ac.id/695/1/COVER_BAB%20I_BAB%20V_DAFTAR%20PUS TAKA.pdf di akses pada 19 Januari 2020 14:34.
peserta didik dalam konteks yang mendekati kehidupan nyata. Dimana dalam penilaian ini, siswa ditantang untuk menerapkan informasi dan keterampilan baru dalam situasi nyata untuk tujuan tertentu.38
Assesment autentik menghasilkan data deskriptif guna menganalisis tentang perkembangan dan hasil belajar peserta didik dan informatif sehingga guru dan orangtua mengetahui apakah ada kemajuan pada peserta didik atau tidak. Bentuk assesment berdasarkan pada keadaan individu yaitu dengan menyesuaikan kebutuhan peserta didik dengan cara membandingkan keadaan perkembangan anak itu sendiri dengan keadaan perkembangan sebelumnya.
Dalam penilaian proses dan hasil belajar peserta didik di PAUD haruslah berdasarkan pada prinsip penilaian AUD, yaitu:39
Gambar 2.1 Prinsip Penilaian AUD
38
Harun Rasyid, “Pengembangan Instrumen Asesmen Autentik Bagi Perkembangan Anak Usia Dini,” in SEMINAR NASIONAL EVALUASI PENDIDIKAN II, 2015 http://repository.iainpurwokerto.ac.id/695/1/COVER_BAB%20I_BAB%20V_DAFTAR%20PUS TAKA.pdf di akses pada 15 Januari 2020 16:52.
39
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, “Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini,” 2014.
Mendidik Berkesinambungan Akuntabel Objektif Transparan Sistematis Menyeluruh Bermakna Prinsip
Prinsip penilaian dalam pendidikan Anak Usia Dini haruslah mencangkup delapan aspek yang terdapat di gambar. Tertulis bahwa dalam penilaian haruslah mendidik, yaitu dalam proses dan hasil penilaian dapat menjadi perbandingan dan acuan untuk memotivasi siswa agar dapat tumbuh dan berkebang secara optimal dan sesuai dengan tahapannya. Yang kedua adalah berkesinambungan, dalam sebuah penilaian haruslah tertata, terencana, dilakukan secara bertahap dan dilakukan setiap hari agar mendapatkan bayangan tentang tumbuh kembang anak. Yang ketiga penilaian harus bersifat objektif dimana harus didasari prosedur yang sesuai dan kriteria yang jelas dan tidak dipengaruhi oleh subjektivitas penilaian. keempat akuntabel, yaitu penilaian harus dilakukan sesuai dengan ketetapan yang telah ditentukan, jelas dan dapat dipertanggung jawabkan keasliannya tanpa adanya rekayasa. Kelima prinsip penilaian haruslah transparan, yaitu sebuah penelitian dapat dilihat oleh pihak-pihak yang berkaitan seperti orangtua, kepala sekolah atau anak itu sendiri guna dapat memotivasi orang tua dan siswa agar dapat memperbaiki yang masih belum berkembang. Keenam sistematis, dalam melakukan sebuah penilaian haruslah secara teratur dan terprogram dimana penilaian tersebut disesuaikan dengan kebutuhan anak yang mencangkup pertumbuhan dan perkembangan anak . Ketujuh yaitu adalah menyeluruh, dalam sebuah penilaian haruslah bersifat menyeluruh, khususnya dalam penilaian Anak Usia Dini haruslah mencakup enam aspek perkembangan anak. Dan yang terakhir adalah bermakna, sebuah penilaian haruslah bermanfaat bagi anak pendidik dan orangtua sebagai acuan dalam mendidik kedepannya.
d. Proses Penilaian Anak Usia Dini
Penilaian proses dan hasil kegiatan belajar merupakan salah satu proses untuk mengkaji informasi secara sistematis, terukur dan berkelanjutan.40
Sistem assessment terdiri dari dua komponen yaitu strategi assessment formal (tes standar) dan strategi asesmen informal. Assessment formal atau Tes standar adalah sebuah kegiatan penilaian yang dirancang untuk mengukur karakteristik individu. Pelaksanaan tes ini dapat dilakukan baik secara individual maupun secara kelompok. terdapat berbagai macam tujuan tes, salah satunya adalah untuk mengukur kemampuan, prestasi, minat, dan bakat serta karakteristik kepribadian. Assessment informal adalah sebuah kegiatan penilaian untuk mengakses kemajuan perkembangan anak.41
Dalam program Anak Usia Dini Assessment informal adalah Assessment yang lebih sering dipakai dalam proses pembelajaran di sekolah. terdapat berbagai macam jenis Assessment informal antaranya adalah, catatan ceklis, anekdot, hasil karya dan portofolio.
Enah Suminah mengatakan bahwa “proses penilaian dilaksanakan oleh guru, guru sebagai pelaksana dan asesor dalam kegiatan belajar mengajar. Maksud guru sebagai asesor adalah, guru menjadi pengamat untuk memberikan penilaian setiap perkembangan anak di sekolah dengan mengamati segala tingkah laku dalam setiap kegiatan yang dilakukan anak baik
40
Ardhani Dwi Kinasih, Faizatul Amalia, and Bayu Priyambadha, “Pengembangan Sistem Evaluasi Pembelajaran Paud ( Studi Kasus Di,” Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi
Dan Ilmu Komputer 2, no. 3 (2018): 1027, h. 2 http://j-ptiik.ub.ac.id. Diakses pada 20 april 2020
10:00
41
Suyadi Suyadi, “Perencanaan Dan Asesmen Perkembangan Pada Anak Usia Dini,”
Golden Age: Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini 1, no.1 (2016): 65–74,
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0,5&q=suyadi+perencanaan+dan+asesmen diakses pada 9 Januari 2020 pukul 18:27.
dalam segi sikap, bahasa, ekspresi wajah, gerakan maupun karya anak”. Dalam sebuah penilaian, mesti ada teknik dan instrumen untuk menilai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan anak.42
Guru harus mampu mengorganisasikan aspek perkembangan sesuai dengan karakteristik anak usia dini. Dengan menelaah aspek perkembangan sesuai dengan karakteristik anak usia dini, mampu mengelompokkan anak usia dini sesuai dengan kebutuhan pada berbagai aspek perkembangan, mampu mengidentifikasi kemampuan awal anak usia dini dalam berbagai bidang pengembangan, dan mampu mengidentifikasi kesulitan anak usia dini dalam berbagai bidang pengembangan.43
Kurikulum 2013 PAUD tertulis bahwa penilaian yang dilakukan oleh pendidik dalam Pendidikan Anak Usia Dini menggunakan penilaian autentik.44 Penilaian autentik adalah suatu kegiatan penilaian dengan cara melihat interaksi antara individu dengan lingkungannya dan kemampuan anak sesuai kebutuhan anak.45
Ketika melakukan pengamatan dalam penilaian, guru memerlukan pencatatan sebagai bukti dan pengingat dalam mengumpulkan data dimana catatan tersebut akan menjadi penilaian hasil pelaporan perkembangan anak. Terdapat berbagai macam teknik yang akan dipakai dalam
42
Enah Suminah et al., “Pedoman Penilaian Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini” (Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, 2015).
43
Reiska Primanisa and Nurul Zahriani Jf, “Tindak Lanjut Hasil Asesmen Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Anak Usia Dini Di Taman Kanak-Kanak ( TK ),” Jurnal Uin Sunan Kalijaga 2020. https://core.ac.uk/download/pdf/304914770.pdf
44
Ifat Fatimah Zahro, “Penilaian Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini,” Tunas Siliwangi:
Jurnal Program Studi Pendidikan Guru PAUD STKIP Siliwangi Bandung 1, no. 1 (2015): 92–111.
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=ifat+fatimah+&btnG= di akses pada 9 Januari 2020 17:59
45
mengumpulkan data yang akan diseleksi dan diubah menjadi sebuah bukti dalam mengetahui adanya kemajuan dalam perkembangan dan hasil belajar anak, teknik yang lazim digunakan dalam mengumpulkan data perkembangan anak usia dini adalah dengan teknik observasi dengan menggunakan pencatatan dalam penilaian antara lain catatan ceklis, catatan anekdot dan catatan hasil karya. Adapun teknik dan instrumen penilaian (assessment) yang dapat digunakan untuk anak usia dini Dalam Permendikbud No 146 tahun 2014 49 Lampiran V Tentang Kurikulum 2013 pendidikan anak Usia Dini.46 berikut penjelasan macam-macam jenis pencatatan penilaian satu persatu :
1) Ceklis
Ceklis adalah daftar suatu hal seperti benda, nama orang, baik secara konkrit maupun abstrak dimana daftar tersebut menjadi rujukan untuk mengetahui benar atau tidaknya tentang suatu hal.47 Ceklis adalah salah satu metode penilain dalam pendidikan untuk meninjau sejauh mana perkembangan yang dicapai siswa.
Sebuah ceklis akan menjadi kerangka dalam memantau perkembangan anak dan pengembangan kurikulum. Pencatatan melalui metode ceklis haruslah berdasarkan kurikulum atau karakteristik perkembangan anak. Untuk itu ketika merancang ceklis, guru haruslah menentukan kategori utama yang akan dijadikan indikator dalam ceklis, setelah itu guru harus mengidentifikasi keterampilan yang akan dimasukan kedalam ceklis, membuat sasaran yang harus dicapai anak,
46
Ulfiani Rahman, “Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini,” Lentera Pendidikan:
Jurnal Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan 12, no. 1 (2009): 46–57.
47
mengorganisasikan urutan ceklis dengan menyusun sesuai dengan tingkatan atau tahapan perkembangan dan kebutuhan peserta didik.48
Catatan ceklis harus menyesuaikan perkembangan dan karakteristik peserta didik, dimana indikator dalam ceklis harus mencangkup enam aspek perkembangan anak, dan sebelum menentukan indikator dalam penilaian, guru harus menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik baik dari segi fisik maupun psikisnya untuk mempermudah guru dalam menentukan kegiatan dan indikator.
Dalam penilaian ceklis terdapat empat skala dalam tingkat pencapaian, yaitu BB (Belum Berkembang), MB (Mulai Berkembang), BSH (Berkembang Sesuai Harapan), BSB (Berkembang Sangat Baik).49 Berikut contoh catatan ceklis :
Tabel 2.1 Skala Capaian Perkembangan Harian/Ceklis Harian
Nama : Aldi Kelompok : B
Minggu : 4 Tanggal : 27 Desember 2018
No Aspek Perkembangan KD Indikator Pencapaian Pencapaian BB MB BSH BSB 1 Nilai Agama Moral 1.1 ● Anak dapat mengenal tanaman buah sekitar sebagai ciptaan Tuhan ✔ 2 Fisik-Motorik 3.4- 4.4 ● Anak dapat mengetahui cara hidup sehat ✔ 48
Waseso, Amini, and Tatminingsih, op.cit, hal 6.17.
49
● Anak dapat menunjukan cara hidup sehat dalam berbagai kegiatan mengenal buah nanas ✔ 3 Kognitif 3.8- 4.8 ● Anak dapat mengenal bagian-bagian, manfaat dan cara menanam buah nanas ✔ 4 Sosial Emosional 2.7 ● Anak dapat menunjukan perilaku tidak mudah mengeluh ✔ 5 Bahasa 3.11- 4.11 ● Anak dapat mengungkapk an keinginan, perasaan dan pendapatnya tentang buah nanas dengan kalimat sederhana ✔ 6 Seni 3.15- 4.15 ● Anak dapat membuat hasil karya berhubungan dengan nanas ✔ 2) Catatan Anekdot
Catatan anekdotal adalah suatu catatan yang ditulis secara singkat mengenai suatu peristiwa atau kejadian penting, menarik dan bermakna dalam kehidupan
keseharian peserta didik di sekolah.50 Catatan anekdot dapat berisi kegiatan yang belum pernah berhasil dilakukan anak atau temannya dengan baik, anak membantu temannya, anak bertengkar, anak mengalami kecelakaan. Catatan tersebut dapat digunakan untuk mengetahui kreativitas anak baik yang bersifat positif maupun negatif yang kemudian ditafsirkan guru sebagai bahan penilaian semester.51
Catatan tersebut tertulis secara singkat dan rinci, hanya untuk mencatat kejadian yang jarang atau belum pernah dilakukan anak baik dalam segi positif maupun negatif. Karena dalam setiap tingkah laku peserta didik harus dicatat untuk melihat ada kemajuan atau kemunduran pada peserta didik.
Catatan anekdot adalah catatan guru yang terkait dengan indikator yang muncul dari perilaku anak. Catatan anekdot dibuat dengan menuliskan secara sederhana dan rinci tentang apa yang dilakukan atau dibicarakan anak secara akurat, spesifik tanpa memberikan label pada anak seperti : cengeng, malas, nakal, dll.52
50
Waseso, Amini, and Tatminingsih,op.cit, hal.6.11
51
Wahyu Purwasih, “TEKNIK PENILAIAN UNJUK KERJA DAN CATATAN ANEKDOT SEBAGAI UPAYA PEMANTAUAN PERKEMBANGAN ANAK DI PAUD AISYIYAH CABANG KARTASURA SUKOHARJO JAWA TENGAH” 2018, h.80 https://ejournal.iaiig.ac.id/
52
Tabel 2.2 Catatan Anekdot
Nama : Aldi Kelompok : B
Minggu : 4 Tanggal : 27 Desember 2018
Wakt u Nam a Ana k Peristiwa/ Perilaku Indikator Capaian Perkembang an Foto 09.00 Aldi Aldi berdiri kemudian menunjuk kerah wc. Aldi berkata “mau ke kamar mandi”. Lalu aldi berjalan menuju wc tanpa didamping i. 2.8 Aldi memiliki inisiatif untuk melakukan sesuatu tanpa harus dibantu orang lain sebagai cerminan sikap mandiri 3.14- 4.14 Aldi mengungkapk an yang dirasakan 3.4- 4.4 Aldi mampu menolong diri sendiri untuk hidup sehat dengan menggunakan toilet dengan benar tanpa bantuan BSH BSB BSH
3) Hasil Karya
Hasil karya adalah bentuk karya nyata yang berupa pekerjaan tangan, karya seni atau tampilan anak yang berupa gambar, lukisan, kolase, origami, tari dan hasil prakarya lainnya yang muncul dari buah pikir dan imajinasi anak. Hal-hal yang terkait dalam catatan hasil karya antaranya nama dan tanggal kapan hasil karya tersebut dibuat serta deskripsi hasil karya anak. Data ini diperlukan untuk melihat perkembangan hasil karya yang dibuat anak di waktu sebelumnya. ketika anak sudah menyelesaikan karyanya, guru dapat menanyakan tentang hasil karya tersebut. Tuliskan semua yang dikatakan oleh anak, hal ini untuk mengonfirmasi hasil karya yang telah dibuatnya agar tidak salah saat guru membuat interpretasi karya tersebut.53
Catatan hasil karya adalah catatan mengenai hasil dari suatu kegiatan seni yang dikerjakan oleh anak. Catatan hasil karya dapat mengetahui minat dan bakat peserta didik, untuk mengetahui perkembangan motorik halus anak dan membiarkan anak secara bebas berekspresi dan menuangkan buah pikir mereka. Selain itu hasil karya juga dapat menumbuhkan jiwa seni dan rasa percaya diri pada anak. Berbagai catatan dan hasil karya anak disimpan menjadi satu dalam portofolio untuk selanjutnya dianalisis oleh guru. Cara menganalisis hasil karya anak, guru dapat memilih karya yang terbaik bisa yang paling akhir atau dapat pula yang di pertengahan bulan, dimana karya
53
Suminah et al., “Pedoman Penilaian Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini.” Op.cit, h. 10
tersebut menunjukan tingkat perkembangan tertinggi yang diraih anak.54 Berikut contoh catatan hasil karya
Tabel 2.3 Hasil Karya
Nama : Aldi Kelompok : B
Minggu : 4 Tanggal : 27 Desember 2018
Hasil Karya Anak Hasil Pengamatan KD/Indikator Capaian Perkembangan
Karya Aldi “Nanas Kertas”
Aldi membuat nanas dengan membuat lipatan seperti kipas dan ditempel sampai membentuk lingkaran. Menggunting origami hijau untuk daun dan menggunting origami kuning membentuk lingkaran. Aldi terlihat sudah mampu mengkoordinasik an tangannya. ● 3.3- 4.3 Aldi terlihat terampil menggu nakan tangan kanan dan kiri dalam menggu nting dan menemp el BSB 54 Suminah et al.op.cit.
Karya Aldi “Bayangan nanas”
Membuat gambar buah nanas dari finger painting dengan menjiplak gambar buah nanas diatas kertas. Aldi terlihat sudah berkreasi sesuai dengan perintah. ● 3.10- 4.10 Aldi melaksan akan kegiatan kreasi sesuai dengan perintah yang disampai kan BSH
e. Pengelolaan Hasil Assessment Anak Usia Dini
Hasil assessment digunakan oleh pendidik sebagai tindak lanjut dalam memantau siswa dan menyempurnakan perencanaan program pembelajaran. Hasil assessment yang telah diperoleh selama proses kegiatan belajar di sekolah itulah yang dipergunakan oleh pendidik untuk menganalisis tindak lanjut untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembelajaran di sekolah terhadap perkembangan anak dan juga sebagai bahan bagi guru untuk menyusun laporan kepada orang tua tentang perkembangan anaknya.55
Pengelolaan hasil assessment anak berupa laporan kegiatan anak selama belajar di sekolah. laporan kegiatan tersebut berfungsi untuk mengkomunikasikan dan menjelaskan hasil penilaian perkembangan anak setelah mengikuti pembelajaran di lembaga PAUD.56 Pelaporan tersebut berupa deskripsi pertumbuhan fisik dan perkembangan kompetensi
55
Primanisa and Jf, Op.cit h. 5
56
sikap, pengetahuan, dan keterampilan anak.57 sebelum penulisan laporan guru harus mengkompilasi data.
Kompilasi data adalah kumpulan data akhir dimana Semua data yang telah diolah dan didapat akan dikumpulkan ke dalam satu format dimana format tersebut menjadi satu kesatuan tentang penilaian anak, sehingga mudah untuk dibaca hasil dari capaian kemampuan anak pada tiap kompetensi dasar.58 Cara mengkompilasi data penilaian adalah dengan cara melihat catatan penilaian yang dilakukan guru selama proses belajar mengajar yaitu dari hasil catatan ceklis, Anekdot, dan hasil karya.
Setelah guru mengkompilasi data secara keseluruhan, maka hal yang harus dilakukan guru adalah membuat laporan perkembangan anak. Terdapat dua macam pelaporan perkembangan anak, yaitu pelaporan berkala dan laporan insidental. Pelaporan berkala adalah laporan yang disesuaikan dengan kalender akademik atau dapat disebut laporan semester. Sedangkan pelaporan insidental adalah pelaporan apabila ada hal-hal yang terkait dengan perkembangan anak yang dianggap penting untuk segera dibicarakan bersama dengan orang tua. Laporan insidental dapat disampaikan secara lisan atau dicatat dalam buku penghubung.59
Laporan berkala atau laporan semester berkaitan dengan pelaporan perkembangan anak selama satu semester dimana laporan tersebut ditulis secara deskriptif. Laporan perkembangan anak terdiri dari pendahuluan setelah itu dilanjutkan dengan tabel pencapaian anak berdasarkan kompetensi dasar, dimana tabel tersebut merupakan hasil dari kompilasi data yang telah
57
Suminah et al, Op.cit,hal 19
58
Suminah et al. Op.cit,hal.17
59
guru kumpulkan dari berbagai catatan penilaian dan dijadikan satu menjadi kompilasi data perkembangan anak secara menyeluruh.
B. Landasan Teoritis
Teori yang melandasi penelitian ini adalah pemikiran dari Dominick F.Gullo dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia no.146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini “Pedoman Penilaian”.
Dominick F.Gullo dalam bukunya yang berjudul Understanding assessment, “ assessment adalah sebuah prosedur yang digunakan untuk menentukan sejauh mana seorang anak individual memiliki sifat tertentu yang bertujuan untuk memahami perkembangan keseluruhan anak.”60
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini “Pedoman Penilaian”. penilaian Proses dan Hasil kegiatan belajar PAUD dilaksanakan oleh pendidik pada satuan PAUD, teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian anak usia dini adalah observasi,penugasan, bercakap-cakap, unjuk kerja, penilaian hasil karya, anekdot, dan portofolio,61
Kedua teori diatas memberikan penjelasan tentang kewajiban yang harus dimiliki dan dilakukan pendidik dalam pelaksanaan Assessment AUD. Oleh karena itu teori Dominick F.Gullo dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia no.146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini “Pedoman Penilaian” menjadi landasan teori penelitian ini.
60
Dominic F Gullo, Op.cit h
61
C. Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan dengan topik yang akan dilakukan peneliti adalah :
1. Penelitian yang dilakukan Sri Nurhayati, M.Pd. dan Anita Rakhman, M.Pd di Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Pendidikan (STKIP) Siliwangi dengan judul “STUDI KOMPETENSI GURU PAUD DALAM MELAKUKAN ASESMEN PEMBELAJARAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI DI KOTA CIMAHI” bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai penguasaan kompetensi asesmen pembelajaran dan perkembangan AUD. Perolehan hasil penelitian ini adalah: 1) kualifikasi akademik tidak mendukung penguasaan kompetensi asesmen pembelajaran dan perkembangan AUD; 2) pendidik PAUD yang diteliti sebanyak 25 orang (89,3%) menyatakan mereka tahu kompetensi asesmen pembelajaran seperti yang disyaratkan oleh Permendiknas No. 58 Tahun 2009 dan hanya 3 orang (10,7%) yang menyatakan tidak tahu; 3) pendidik PAUD yang diteliti sebagian besar (96,5%) telah pernah mengikuti pelatihan asesmen pembelajaran, tetapi tingkat pemahaman dan penguasaan mereka tetap rendah; 4) terdapat fakta bahwa pemahaman dan penguasaan para pendidik terhadap asesmen pembelajaran tetap rendah meskipun mereka memenuhi kualifikasi akademik dan pernah mengikuti pelatihan.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ika Irayana pada tahun 2017 mahasiswi Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin yang berjudul “Pengembangan Screening assessment Untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Dalam Mengidentifikasi Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini”. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan screening assessment untuk mengetahui perkembangan bahasa pada anak usia dini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan uji Wilcoxon diketahui signifikansi yang diperoleh sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari pada signifikansi yang digunakan dalam