TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
B. Tinjauan Kasus
IV. TINDAKAN SEGERA
4. Asuhan Kebidanan Nifas
Masa nifas (peurperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama nifas ini yaitu 6 minggu. (Saifuddin, 2009:122). Berdasarkan anamnesa didapatkan hasil bahwa ibu masih merasakan nyeri pada bekas jahitan pada jalan lahir, Hal ini bersifat fisiologis karena pada saat ini uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil ( Varney, 2008). Pada masa nifas Ny. L.S mendapatkan asuhan kebidanan sebanyak 3 kali pemeriksaan, Kunjungan nifas pertama dilakukan 1 kali 5 hari post partum . Kunjungan nifas kedua sebanyak 2 kali yaitu post 35 hari post partum dan 40 hari postpartum
Kunjungan nifas pertama (4- 28 hari). Dari hasil anamnesa ibu mengatakan tidak ada keluhan, ibu memakan makanan bergizi, tidak ada pantangan, dan ibu istirahat yang cukup, pengeluaran ASI lancar, ibu menyusui bayinya dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan bayi .(Sitti Saleha, 2010). Dari hasil pemantauan tidak ada kesenjangan antara teori. Pemeriksaan yang dilakukan diperoleh tanda-tanda vital normal, TFU Pertengahan Simfisis pusat, Lochea alba, HB Postpartum 11,0 gram persen, LILA 24 cm. Dari hasil pemeriksaan diperoleh Ny. L.S Postpartum 5 hari. Asuhan yang diberikan adalah menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal, memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat, memastikan ibu menyusui dengan baik, menganjurkan kepada ibu untuk tetap menjaga pola makan dengan gizi seimbang dan istirahat yang cukup, mengingatkan kembali kepada ibu untuk mengkonsumsi tablet Fe, menjelaskan kepada ibu tentang perawatan payudara dan menganjurkan kepada ibu untuk melakukan perawatan payudara, mengingatkan kepada ibu tentang
pemberian ASI eksklusif, Ibu mengerti dan bersedia mengikuti semua anjuran yang diberikan.
Kunjungan nifas kedua (29-42 hari). 4- 6 Minggu postpartum adalah Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu atau bayi alami. Memberikan konseling untuk KB secara dini (Sitti Saleha,2010). Hasil pemeriksaan pada Ny. L.S adalah Tinggi fundus uteri sudah tidak teraba lagi dan pengeluaran lochea alba yang berwarna keputihan. Menanyakan kembali kepada ibu tentang rencana berKB dan ibu ingin kontrasepsi MAL. Hasil pemantauan Tidak ada kesenjangan dengan teori. Selama masa nifas Ny. L.S tidak adanya penyulit dan komplikasi.
5. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana
Menurut teori, umur yang ideal (usia reproduksi sehat) adalah umur
20-35 tahun, dengan resiko yang makin meningkat bila usia dibawah 20 tahun alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap, sedangkan usia diatas 35 tahun rentan sekali dengan masalah kesehatan reproduksi (Tambunan, 2011). Dan pada Ny.L.S pada saat di kaji umur ibu yakni 26 tahun. Hal ini sesuai dengan terori dan tidak ada kesenjangan. Berdasarkan pengkajian didaptkan ibu ingin memakai KB suntik 3 bulan.
Melakukan komunikasi terapeutik pada pasien dan merencanakan asuhan kebidanan sesuai dengan kasus yang ada yang didukung dengan pendektan yang rasional sebagai dasar untuk mengambil keputusan sesuai langkah selanjutnya. Melakukan berkaitan dengan diagnosa masalah dan kebutuhan yakni memberikan informasi tentang hasi pemeriksaan pasien, memberikan informasi tentang indikasi dan kontraindikasi, memberikan informasi tentang keuntungan dan kerugian, memberikan informasi tentang cara penggunaan , memberikan informasi tentang efek samping, memberian informasi mengenai proses atau cara kerja alat kontrsepsi (Handayani, 2010). Penanganan yang dilakukan pada Ny. L.S yakni Menginformasikan efek samping dari KB suntik 3 bulan yakni amenorea (tidak dapat haid), Perdarahan Hebat atau Tidak Teratur, Pertambahan atau kehilangan berat badanMenginformasikan kepada ibu jika terdapat keluhan seperi keluar darah yang banyak dari jalan lahir segera ke Puskesmas atau segera konsultasi ke bidan. Hal ini sesuai dengan teori dan tidak ada kesenjanga
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Sesudah melakukan asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny L.S 35 tahun Tahun dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB yang di lakukan dengan pendekatan manejemen varney dan di
dokumentasikan dengan 7 langkah varney dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Mampu melakukan Asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny.L.S umur 35tahun G3P3A0AH2 usia kehamilan 38 minggu 5 hari , janin hidup, tunggal, letak kepala, intrauterin, ibu dengan KEK dan janin baik di puskesmas PENFUI , pemeriksaan ANC sebanyak 6kali dengan standar 10 T, yang tidak dilakukan dalam 10 T adalah pemeriksaan penyakit menular seksual dari hasil pengkajian dan pemeriksaan tidak didapatkan masalah
2. Mampu melakukan Asuhan kebidanan pada ibu bersalin Ny.L.S umur 35 tahun G3P2A0AH2 usia kehamilan 38 minggu 5 hari presentasi kepala inpartu kala I fase laten di RS. Dadari berjalan normal tanpa adanya komplikasi.
3. Melakukan asuhan kebidanan bayi baru lahir pada By.Ny.L.S jenis kelamin laki-laki berat badan 2600 gram, PB: 47 cm, tidak ditemukan adanya cacat serta tanda bahaya. Bayi telah diberikan salep matadan vit.neo K 1Mg/0,5 cc, dan telah diberikan imunisasi HB0 dan saat pemeriksaan dan pemantauan bayi sampai usia 4 minggu tidak ditemukan komplikasi atau tanda bahaya.
4. Melakukan asuhan kebidanan Nifas pada Ny. L.S 5 hari sampai 6 minggu postpartum, selama pemantauan masa nifas berlangsung dengan baik, KEK teratasi (LILA 23,5 cm) dan tidak ditemukan tanda bahaya atau komplikasi.
5. Melakukan asuhan kebidanan pada Ny.L.S dalam penggunaan KB pasca salin yaitu ibu bersedia mengikuti kontrasepsi AKDR.
B. Saran
Berdasarkan simpulan dan pengamatan selama penilitian, penulis menyadari bahwa hasil penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis menganggap perlu untuk memberi saran :
1. Tenaga Kesehatan Puskesmas Penfui
Meningkatkan pelayanan yang komprehensif pada setiap pasien/klien agar dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
2. Responden (klien)
Meningkakan kesehatan melalui pemeriksaan secara teratur di fasilitas kesehatan yang memadai.
3. Penulis selanjutnya
Perlu dilakukan penulisan lanjutan dan dikembangkan seiring
berkembangnya IPTEK tentang proses kehamilan, persalinan, BBL, nifas , maupun KB.