• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI TINJAUAN TEORI

ASUHAN KEBIDANAN

A: Neonatus cukup bulan usia 21 hari fisiologis

4.2 Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin

Pada pembahasan yang kedua, akan dijelaskan tentang kesesuaian teori dan kenyataan pada Intranatal Care. Berikut akan disajikan data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang Intranatal Care. Dalam pembahasan yang berkaitan dengan Intranatal Care maka dapat diperoleh data pada tabel berikut ini.

Tabel 4.2 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel INC Ny. “S”

di BPM Siti Rofi’atun, SST. Sambirejo, Jogoroto, Jombang.

KELUHAN KALA I KALA II KALA III KALA IV

Ibu mengatakan kenceng-kenceng dan keluar lendir bercampur darah sejak tanggal 18 Maret 2018 jam 22.00 wib Jam 23.00 wib TD: 120/80 mmHg N : 82x/mnt S : 36.5 oC P : 22x/ mnt His 4x30” DJJ 140x/mnt

Palpasi: TFU teraba pertengahan processus xyfoideus dan pusat (33 cm), pada fundus teraba

bulat tidak melenting (bokong) puki, letkep, kepala sudah masuk PAP (divergen) 2/5. VT: Ø 5 cm, effecement 50%, Ketuban utuh (+), presentasi kepala, Denominator : UUK kiri depan, tidak ada moulase, hodge II, Tidak teraba bagian terkecil janin (tangan / tali pusat) di samping kepala. Jam 00.30 wib Lama kala II ± 20 menit Bayi lahir spontan jam 00.50 wib, langsung menangis, gerak aktif, warna kulit kemerahan, dengan jenis kelamin laki-laki Jam 00.55 wib Lama kala III ± 10 menit plasenta lahir jam 01.00 wib, kotiledon lengkap 20 buah, selaput plasenta utuh, diameter 15 cm, tebal 2 cm, panjang tali pusat 30 cm. Jam 01.05 wib Lama kala IV 2 jam Perdarahan : ± 100 cc Observasi 2 jam post partum : TD : 110/70 mmHg N : 84x/mnt S : 36,60 C P : 20 x/mnt TFU : 2 jari bawah pusat UC : Baik Konsistensi : keras, kandung kemih kosong.

Berdasarkan fakta diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut: 1. Data Subyektif

a. Keluhan utama

Keluhan yang dirasakan Ny. ”S” kenceng-kenceng dan keluar lendir bercampur darah pada tanggal 18 Maret 2018 jam 22.00 WIB. Menurut peneliti kontraksi yang sering dirasakan oleh ibu yang mau bersalin merupakan hal yang fisiologis karena dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron, selanjutnya keluar lendir darah terjadi karena adanya pembuluh darah yang pecah akibat pendataran dan pembukaan servik. Ketuban pecah biasanya menjelang pembukaan lengkap. Prostaglandin juga diduga dapat menyebabkan kontraksi rahim yang banyak dihasilkan oleh lapisan dalam rahim. Hal ini sesuai dengan pendapat Sujiyatini (2011), dengan meregangnya otot rahim dalam batas tertentu menimbulkan kontraksi persalinan dengan sendirinya. Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.

2. Data Obyektif

Pada fakta diperoleh data pada Ny. ”S”, konjungtiva merah muda, sklera putih, Puting susu menonjol +/+, bersih, kolostrum sudah keluar +/+ . Pada abdomen TFU teraba pertengahan processus xyfoideus dan pusat (33 cm), pada fundus teraba bulat tidak melenting (bokong), pukI, letkep, kepala sudah masuk PAP (divergen) 2/5, his 4 kali selama 30 detik dalam 10 menit, DJJ 140x/menit, genetalia mengeluarkan lendir bercampur darah, anus tidak ada hemorroid, ekstermitas atas dan bawah tidak odem. Menurut peneliti pemeriksaan sangat penting dilakukan untuk mendeteksi adanya suatu

masalah, pemeriksaan yang dilakukan masih dalam batas normal. Hal ini sesuai dengan pendapat Romauli (2011), pemeriksaan fisik pada ibu bersalin meliputi muka tidak oedem, konjungtiva merah muda, sklera putih, payudara bersih, puting susu menonjol, kolostrum sudah keluar, pemeriksaan abdomen, DJJ (normalnya 120-160x/menit), pemeriksaan genetalia, dan ekstermitas atas dan bawah.

Sehingga tidak ditemukan adanya kesenjangan antara fakta dan teori 3. Analisa Data

Analisa data pada Ny.”S” adalah G2P1A0 UK 39 minggu dengan persalinan normal. Menurut peneliti berdasarkan pemeriksaan kebidanan dan teori tersebut maka dapat disimpulkan bahwa analisa data kebidanan pada

kehamilan Ny. “S” sudah sesuai dengan standart kebidanan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Roumaili (2011), penulisan analisa data pada ibu bersalin yaitu GPA UK... minggu, hidup, tunggal, presentasi..., keadaan jalan lahir normal, keadaan umum ibu dan janin baik dengan inpartu kala I fase.... Berdasarkan hal tersebut diatas, tidak ada penyimpangan antara fakta dan teori.

4. Penatalaksanaan a. Kala I

Berdasarkan fakta, lama kala I Ny ”S” dimulai dari Ø 5 cm sampai 10 cm berlangsung selama + 3 jam. Menurut peneliti lama kala 1 Ny. “S”

dalam batas normal dimana waktu yang dibutuhkan dari Ø 5 cm sampai 10 cm ± 2,5 jam sampai 3 jam dan kala I Ny. “S” berlangsung ± 3 jam, hal ini menunjukkan kala I (pembukaan) Ny. “S” dari Ø 5 cm ke 10 cm

berlangsung normal yaitu, 1cm/ 30 menit. Dan merupakan kehamilan kedua dan riwayat pada kehamilan pertama proses persalinan juga berlangsung cepat, kala I merupakan kala pembukaan dibagi menjadi 2 yaitu fase laten (pembukaan 1-3 cm) dan fase aktif (pembukaan 4-10 cm). Menurut Walyani (2016), diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/jam.

Berdasarkan hal diatas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. b. Kala II

Berdasarkan fakta, persalinan kala II Ny. ”S” berlangsung selama 20 menit, tidak ada penyulit selama proses persalinan dilakukan di PMB. Menurut peneliti proses ini fisiologis karena berlangsung ≤ 1 jam pada multigravida, kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap dan berakhir dengan lahirnya janin.

Menurut Walyani (2016), kala II pada primi berlangsung selama 1½-2 jam, pada multi ½-1 jam.

Berdasarkan hal diatas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. c. Kala III

Berdasarkan fakta, persalinan kala III Ny. ”S” berlangsung selama 10 menit, tidak ada penyulit. Menurut peneliti hal ini fisiologis terjadi pada ibu bersalin kala III karena berlangsung kurang dari 30 menit, kala III merupakan periode waktu dimulai ketika bayi lahir dan berakhir pada saat plasenta seluruhnya sudah keluar. Hal ini sesuai pendapat Sulistyowati (2010), setelah bayi lahir, kontraksi rahim beristirahat sebentar, beberapa

saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.

Berdasarkan hal diatas, tidak ada penyimpangan antara fakta dan teori.

d. Kala IV

Berdasarkan fakta, kala IV Ny.”S” yang meliputi observasi TTV, TFU, perdarahan 100cc, hasil kala IV dalam batas normal. Menurut peneliti kala IV adalah kala pemantauan TTV, his, perdarahan dan kandung kemih pada ibu, dari hasil pemeriksaan keadaan ibu dalam batas normal. Hal ini sesuai pendapat Sulistyowati (2010), observasi yang dilakukan: tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan, kontraksi uterus, terjadinya perdarahan). Perdarahan normal jika jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc.

Berdasarkan hal diatas, tidak ada penyimpangan antara fakta dan teori.

4.3 Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas

Pada pembahasan yang keempat akan dijelaskan tentang kesesuaian teori dan kenyataan pada post natal care. Berikut akan disajikan data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang asuhan kebidanan pada post natal care. Dalam pembahasan yang berkaitan dengan post natal care, maka dapat diperoleh data pada tabel berikut ini

Tabel 4.3 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel PNC Ny.

”S” di PMB Siti Rofi’atun, SST. Sambirejo, Jogoroto, Jombang

Tanggal Kunjungan 19 Maret 2018 25 Maret 2018 22 April 2017

6 jam 7 hari 35 hari

Anamnesa Nyeri pada

genetalia

Tidak ada

keluhan

Tidak ada keluhan

Eliminasi BAK 3 x/ hari, warna kuning jernih Belum BAB BAK 4 x/ hari, warna kuning jernih BAB 1x/ hari, konsistensi lembek BAK 3 x/ hari, warna kuning jernih BAB 1x/ hari, konsistensi lembek Tekanan Darah 120/80 mmHg 110/70 mmHg 110/70 mmHg Laktasi

ASI sudah keluar,

tidak ada

bendungan, tidak

ada massa

abnormal

ASI keluar lancar,

tidak ada

bendungan, tidak

ada massa

abnormal

ASI keluar lancar,

tidak ada bendungan, tidak ada massa abnormal Involusi TFU

TFU 2 jari bawah pusat, kontaksi uterus baik

TFU pertengahan pusat dan simfisis

TFU tak teraba diatas simpisis

Lochea Lochea rubra Lochea

sanguinolenta

Lochea alba

Berdasarkan fakta diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut: 1. Data Subyektif

a. Keluhan

Berdasarkan fakta, pada 6 jam post partum Ny. “S” mengatakan adanya rasa nyeri pada genetalia. Menurut peneliti rasa nyeri tersebut berlangsung selama beberapa hari dan berangsur-angsur hilang seiring dengan proses penyembuhan. Nyeri tersebut dapat disebabkan oleh robekan jalan lahir akibat proses persalinan. Hal itu normal karena terjadi adanya discontinuitas jaringan akibat proses persalinan. Hal ini sesuai pendapat Mochtar (2011) yang menyatakan bahwa nyeri pasca persalinan merupakan efek samping yang harus diderita oleh mereka yang pernah menjalani persalinan.

Berdasarkan hal tersebut, tidak ada penyimpangan antara fakta dan teori.

2. Data Obyektif a. Laktasi

Berdasarkan fakta, ASI Ny. “S” sudah keluar lancar, tidak ada

bendungan, tidak ada massa abnormal. Menurut peneliti untuk mempercepat proses pengeluaran ASI maka dapat dilakukan dengan cara melakukan perawatan payudara dan merangsang putting dengan disusukan kepada bayi, hal ini merupakan hal yang fisiologis. Hal ini sesuai teori pada APN (2008), pada payudara, terjadi proses laktasi. Pada keadaan fisiologis, tidak terdapat benjolan, pembesaran kelenjar atau abses, ASI akan keluar dengan lancar dapat dipengaruhi oleh reflek hisapan bayi.

Proses laktasi pada Ny. “S” berdasarkan teori dan fakta diatas tidak

ditemukan adanya penyimpangan. b. Involusi

1) TFU

Berdasarkan fakta pada Ny. “S” pada 6 jam post partum TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, pada 7 hari post partum TFU pertengahan pusat dan simpisis, kontaksi uterus baik, pada 35 hari post partum TFU tidak teraba. Menurut penelitian hal ini normal terjadi pada ibu nifas, jika involusi berjalan dengan baik maka keadaan ibu juga akan baik. Hal ini sesuai pendapat Sulistyawati (2009), TFU setelah plasenta lahir sampai 1 minggu post partum 2 jari bawah pusat, 1-2 minggu post partum pertengahan pusat-symphisis,

2-6 minggu tak teraba, dan kontraksi uterus selalu baik dengan konsistensi keras.

Berdasarkan hal tersebut, tidak ada penyimpangan antara fakta dan teori.

2) Lochea

Berdasarkan fakta pada Ny. “S”, pada 6 jam post partum lochea rubra, pada 7 hari post partum lochea sanguinolenta, pada 35 hari post partum lochea alba. Menurut peneliti lochea pada ibu nifas akan berubah seiring dengan involusi, jika keadaan ibu baik maka involusi diharapkan juga berjalan dengan baik. Hal ini sesuai dengan teori Sulistyowati (2009) Lochea rubra : Berwarna merah, berlangsung selama 1-2 hari post partum., Lochea sanguinolenta : Warnanya merah kuning berisi darah dan lendir, terjadi pada hari ke 3-7 hari post partum, Lochea serosa : Berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 post partum, Lochea alba: Cairan putih yang terjadi pada hari setelah 2 minggu post partum.

Proses involusi berdasarkan lochea pada Ny. “S” tidak ditemukan adanya penyimpangan antara fakta dan teori

3. Analisa Data

Analisa data pada Ny.”S” adalah P2A0 6 jam post partum fisiologis. Menurut peneliti berdasarkan pemeriksaan kebidanan maka dapat disimpulkan bahwa analisa data kebidanan ibu nifas pada Ny.“S” sudah

pendapat Rimandini (2014) penulisan analisa data diagnosa ibu nifas yaitu Para Abortus post partum hari ke_ fisiologis.

Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemukan kesenjangan antara fakta dan teori, karena diagnosa kebidanan sesuai dengan analisa data yang dilakukan

pada Ny.”S”.

4. Penatalaksanaan

Penulis melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny.

”S” sebagaimana untuk ibu nifas normal karena tidak ditemukannya masalah,

seperti melakukan observasi pengeluaran pervaginam, tinggi fundus uteri, kontraksi, personal hygine, memberikan KIE tentang tanda bahaya nifas, nutrisi, dan kontrol ulang. Menurut peneliti penatalaksanaan yang dilakukan sudah sesuai dengan teori yaitu melakukan observasi, mengecek kontraksi yang bertujuan untuk mengetahui proses involusi uteri berjalan dengan baik atau tidak, memberikan KIE tentang tanda bahaya nifas bertujuan agar ibu mengetahui apa saja tanda bahaya masa nifas, ASI eksklusif yang bertujuan untuk pemberian nutrisi yang baik pada bayi baru lahir, nutrisi terhadap ibu nifas bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu nifas sehingga tenaga ibu cepat pulih, personal hygine yang bertujuan untuk kebersihan ibu nifas sehingga ibu tidak terjadi infeksi pada masa nifas, dan kontrol ulang bertujuan untuk mengetahui keadaan ibu bahwa masa nifas ibu berjalan normal atau tidak. Hal tersebut sesuai pendapat Rimandini (2014), seperti melakukan observasi pengeluaran pervaginam, tinggi fundus uteri, dan proses laktasi, memberikan KIE tentang tanda bahaya nifas, ASI eksklusif, nutrisi, dsb, dan kontrol ulang.

Berdasarkan hal tersebut, tidak didapatkan kesenjangan antara fakta dan teori.

4.4 Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir

Pada pembahasan yang ketiga akan dijelaskan tentang kesesuaian fakta dan teori pada bayi baru lahir. Berikut akan disajikan data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. Dalam pembahasan yang berkaitan dengan tentang bayi baru lahir, maka dapat diperoleh data pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel

Bayi Baru Lahir Bayi Ny.”S” di PBM Siti Rofi’atun, SST. Sambirejo, Jogoroto, Jombang.

Asuhan BBL 19 Maret 2018 NILAI

Penilaian awal 00.50 WIB Menangis spontan, warna kulit merah,

reflek baik.

Injeksi vit k 01.51 WIB Sudah diberikan

Salap mata BB PB 01.52 WIB 01.53 WIB 01.53 WIB Sudah diberikan 3500 gram 50 cm

SOB, FO, MO 01.54 WIB 32 cm, 33 cm, 35 cm

Lingkar dada 01.54 WIB 32 cm

Lila Injeksi HBO 01.54 WIB 08.07 WIB 10 cm Sudah diberikan 1. Data Subyektif a. Nutrisi

Berdasarkan fakta, bayi Ny. “S” sudah menyusu pada saat dilakukan IMD langsung setelah kelahiran. Menurut peneliti IMD penting agar bayi mendapatkan kolostrum yang kaya nutrisi dan membantu mencegah penyakit. Bayi setelah lahir harus langsung IMD hal tersebut dapat

menurunkan penyebab kematian bayi oleh karna hipotermi, dalam proses IMD bayi berada didada ibu maka kehangatan ibu akan memberikan kenyamanan pada bayi. Hal ini sesuai pendapat Wafi Nur Muslihatun (2010), anjuran ibu memberikan ASI dini (dalam 30 menit-1jam setelah lahir) dan eksklusif, prosedur pemberian ASI dijadwal siang malam (minimal 8 kali dalam 24 jam) setiap bayi menginginkan.

Berdasarkan data diatas, tidak ada penyimpangan antara fakta dan teori.

2. Data Obyektif a. Tanda-tanda vital

Berdasarkan fakta, tanda-tanda vital bayi Ny. “S” S: 36,5°C, P: 40x/menit, Denyut jantung: 140x/menit. Menurut peneliti tanda-tanda vital pada bayi dianggap masih normal jika S: 36,5oC - 37,5oC, Pernafasan: 30-60 kali/menit, Denyut jantung: diatas 100 dan dibawah 130-60 kali/menit. Hal tersebut sesuai pendapat Wafi Nur Muslihatun (2010), suhu bayi normal adalah antara 36,5oC - 37,5oC. Pernafasan bayi normal 30-60 kali/menit. Denyut jantung normal bayi antara 100-160 kali/menit.

Berdasarkan hal tersebut diatas, tidak ada penyimpangan antara fakta dan teori.

b. Antropometri

Berat badan lahir bayi Ny.”S” 3500 gram, panjang badan bayi 50 cm, lingkar dada 32 cm, lingkar kepala : SOB : 32 cm, MO : 35 cm, FO : 33 cm. Menurut peneliti lingkar kepala bayi Ny ”S” melebihi batas normal,

kebanyakan LK keluarga pasien melebihi batas normal.Hal ini sesuai pendapat putra (2012), pengukuran antropometri, minimal meliputi BB (2500-4000 gram), PB (48-52 cm), LK (33-35 cm), LD (30-38 cm). Berdasarkan hal diatas, tidak ada penyimpangan antara fakta dan teori. c. Pemeriksaan fisik

Pada bayi Ny. “S”, warna kulit merah muda, tidak ada kelainan pada anggota tubuh, anus ada, tidak ada kelainan pada ekstremitas. Menurut peneliti pemeriksaan yang telah dilakukan keadaan bayi dalam batas normal, hal ini fisiologis bayi lahir warna kulitnya merah muda dan menangis kuat. Hal ini sesuai pendapat Rukiyah (2014), prosedur pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir meliputi penerangan cukup dan hangat untuk bayi, memeriksa secara sistematis head to toe (kepala, muka, lengan, tangan, dada, abdomen, tungkai kaki, dan genetalia), mengidentifikasi warna dan mekonium bayi..

Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. 3. Analisa Data

Analisa data pada Ny.”S” adalah bayi baru lahir usia 1 jam fisiologis. Menurut peneliti berdasarkan pemeriksaan kebidanan dan teori tersebut maka dapat disimpulkan bahwa analisa data kebidanan pada bayi Ny. “S” sudah

sesuai dengan standart analisa data kebidanan. Hal tersebut sesuai dengan teori Rukiyah (2014), diagnosa asuhan kebidanan pada neonatus fisiologis yaitu: bayi baru lahir usia...hari fisiologis.

Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori, karena hal tersebut sesuai dengan teori diagnosa asuhan kebidanan BBL.

4. Penatalaksanaan

Pada asuhan bayi baru lahir, penulis melakukan penatalaksanaan pada Bayi Ny. “S” sebagaimana untuk BBL normal karena tidak ditemukan masalah. Asuhan yang diberikan yaitu IMD, menyuntikan vit K, merawat tali pusat, pemantauan TTV dan memberikan KIE, seperti KIE tentang menjaga agar tubuh bayi tetap hangat, imunisasi, ASI eksklusif, perawatan bayi sehari-hari dsb. Menurut peneliti keadaan bayi dalam batas normal, KIE diberikan secara bertahap agar ibu lebih mudah dalam memahami penjelasan yang diberikan. Hal ini sesuai pendapat Rukiyah (2010) penatalaksanaan pada BBL fisiologis, meliputi KIE tentang, imunisasi, ASI eksklusif, perawatan bayi sehari-hari dsb.

Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemukan kesenjangan antara fakta dan teori.